1.2. Maksud :
1.3. Tujuan :
2. TEORI DASAR
2.1. Serat Kapas
Komponen utama serat kapas adalah selulosa yang banyak terdapat di alam,
khususnya pada dinding sel dari tumbuhan.Selulosa juga terdapat pada kapas yang
tercampur dengan senyawa lainnya seperti hemiselulosa dan lignin pada serat kayu dan
bast. Bahan-bahan alam lainnya yang mengandung selulosa dapat dilihat pada Table
2.1.1 dibawah ini.
Bahan Kandungan
No Alam Selulosa
Mentah (%)
1 Kayu 40 – 50
2 Kapas 91
3 Flax 82
4 Rami 85
5 Jute 65 – 75
6 Kapuk 55 -65
Gambar 2.1.1 penampang membujur (kiri) dan melintang (kanan) serat kapas
Sumber : W. V. Bergen and W. Krauser , “Textile Fiber Atlas” p. 32, 1994
Poliester tahan asam lemah meskipun pada suhu mendidih dan tahan asam
kuat dingin. Poliester tahan basa lemah ,tetapi kurang tahan basa kuat. Poliester tahan
zat oksidasi ,alcohol keton ,sabun dan zat zat untuk pencucian kering polyester larut
dalam meta-kresol panas , asam triflouro asetat-orto-khlorofenol ,campuran 7 bagian
berat trikhlorofenol dan 10 bagian fenol dan campuran 2 bagian berat tetrakloro etana
dan 3 bagian fenol. Poliester merupakan serat sintetik yang bersifat hidrofob karena
terjadi ikatan hidrogen antara gugus – OH dan gugus – COOH dalam molekul
tersebut.Oleh karena itu serat polierter sulit didekati air atau zat warna.Serat ini dibuat
dari asam tereftalat dan etilena glikol.
Untuk dapat mendekatkan air terhadap serat yang hidrofob, maka kekuatan ikatan
hidrogen dalam serat perlu dikurangi. Kenaikan suhu dapat memperbesar fibrasi
molekul,akibatnya ikatan hidrogen dalam serat akan lemah dan air dapat mendekati
serat. Disamping sifat hidrofob, faktor lain yang menyulitkan pencelupan ialah
kerapatan serat poliester yang tinggi sekali sehingga sulit untuk dimasuki oleh
molekul zat warna.Derajat kerapatan ini alan berkurang dengan adanya kenaikan suhu
karena fibrasinya bertambah dan akibatnya ruang antar molekul makin besar
pula.Molekul zat warna akan masuk dalam ruang antar molekul . Kekuatan polyester
pada keadaan kering sama besar dengan kekuatan pada keadaan basah. Polyester
memiliki mempunyai kristalinitas yang tinggi, bersifat hidrofob dan tidak
mengandung gugusan-gugusan yang aktif, sehingga sukar sekali ditembus oleh
molekul-molekul yang berukuran besar ataupun tidak bereaksi dengan zat warna
anion atau kation. Untuk memperoleh hasil celup yang baik maka proses pendahuluan
(pretreatment) untuk polyester sangat perlu. Penggunaan alkali panas waktu proses
pencucian polyester sebaiknya dihindari, karena akan menyebabkan terkelupasnya
permukaan serat tersebut. Polyester juga memiliki titik leleh yang tinggi yaitu 280 oC,
juga daya tahan terhadap sobekan maupun gosokan dan elastisitas yang tinggi.
3.2. Resep
- DMDHEU : 150 g/L
- Pengeringan : 100⁰C, selama 2 menit
- Curing : 170⁰C, selama 2 menit
- Air : 50 mL (per kain)
-
3.3. Fungsi Zat
Drying Curing
Padding Drying
Pencucian
Larutan Penyempurnaan
4.2 Diskusi