Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN

PROSES PENYEMPURNAAN LIPATAN PERMANEN DENGAN VARIASI KAIN


KAPAS,POLIESTER DAN T/C

NAMA/NRP : MUHAMMAD AKMAL JAKA


MUHAMMAD HADZBILLAH
NADYA AMELIA
GRUP : 2K3
DOSEN : WULAN S.,S.ST,M.T.
ASISTEN : MIA K.,S.ST
DESRIANA

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2019
1. MAKSUD DAN TUJUAN
1.1. Latar Belakang

1.2. Maksud :

Melakukan proses penyempurnaan lipatan permanen dengan variasi kain


kapas,poliester dan poliester kapas

1.3. Tujuan :

1. Menganalisis pengaruh penyempurnaan lipatan permanen dengan variasi kain


2. Mengevaluasi hasil penyempurnaan lipatan permanen pada kain kapas,poliseter dan
poliester kapas dengan pengujian Crease Recovery Angle

1.4. Identifikasi Masalah

2. TEORI DASAR
2.1. Serat Kapas
Komponen utama serat kapas adalah selulosa yang banyak terdapat di alam,
khususnya pada dinding sel dari tumbuhan.Selulosa juga terdapat pada kapas yang
tercampur dengan senyawa lainnya seperti hemiselulosa dan lignin pada serat kayu dan
bast. Bahan-bahan alam lainnya yang mengandung selulosa dapat dilihat pada Table
2.1.1 dibawah ini.

Tabel 2.1.1 KANDUNGAN SELULOSA BAHAN ALAM

Bahan Kandungan
No Alam Selulosa
Mentah (%)
1 Kayu 40 – 50
2 Kapas 91
3 Flax 82
4 Rami 85
5 Jute 65 – 75
6 Kapuk 55 -65

Sumber: Gascoigne & Gascoigne : Biological Degradation of Cellulose“The Chemistry


and Physics of Cellulose”, p. 1, 1960
Struktur Fisik Serat Kapas
Bentuk memanjang serat kapas adalah pipih seperti pita terpilin dan penampang
melintangnya bervariasi dari pipih sampai bulat tergabtung dari tingkat kedewasaan serat,
tetapi pada umumnya berbentuk seperti ginjal. (lihat 3ilico II.2.1). Bentuk dan ukuran
penampang melintang serat kapas juga dipengaruhi oleh tingkat kedewasaan serat yang
dapat dilihat dari tebal tipisnya dinding sel. Serat makin dewasa dinding selnya makin
tebal. Untuk menyatakan kedewasaan serat dapat dipergunakan perbandingan antara
tebal dinding dengan diameter serat. Serat dianggap dewasa apabila tebal dinding lebih
dari lumennya.
Pada satu biji kapas banyak sekali serat, yang saat tumbuhnya tidak bersamaan
sehingga menghasilkan tebal dinding yang tidak sama. Seperlima dari jumlah serat kapas
normal adalah serat yang belum dewasa. Serat yang belum dewasa adalah serat yang
pertumbuhannya terhenti karena suatu sebab,misalnya kondisi pertumbuhan yang jelek,
letak buah pada tanaman kapas dimana bnuah yang paling atas tumbuh paling akhir,
kerusakan karena serangga dan udara dingin, buah yang tidak dapat membuka dan lain-
lain. Serat yang belum dewasa kekuatannya rendah dan apabila jumlahnya terlalu
banyak, dalam pengolahan akan menimbulkan limbah yang besar.

Gambar 2.1.1 penampang membujur (kiri) dan melintang (kanan) serat kapas
Sumber : W. V. Bergen and W. Krauser , “Textile Fiber Atlas” p. 32, 1994

Struktur Kimia Serat Kapas


Apapun sumbernya 3ilicon3 selulosa secara prinsif memiliki struktur kimia yang
sama. Hal ini 3ili terlihat pada analisa hidrolisis, asetolisis dan metilasi yang menunjukan
bahwa selulosa pada dasarnya mengandung residu anhidroglukosa. Subsequent tersebut
menyesun molekul glukosa(monosakarida) dalam bentuk β-glukopironase dan berikatan
bersama-sama yang dihubungkan pada posisi 1 dan 4 atom karbon molekulnya. Formula
unit pengulanganya menyerupai selobiosa (disakarida) yang kemudian membentuk
selulosa (polisakarida).

Gambar 2.1.2 Struktur kimia (a) selobiosa, (b) selulosa


Sumber: Gascoigne & Gascoigne, Biological Degradation of Cellulose “The Chemistry
and Physics of Cellulose”, p. 3. 1960 )

Sifat Fisika Serat Kapas


- Warna
Warna serat kapas secara umum adalah putih cream, tetapi sesungguhnya terdapat
bermacam-macam warna putih. Pengaruh mikroorganisme menyebabkan warna kapas
menjadi suram. Dalam kondisi cuaca yang jelek , warna kap[as menjadi sangat gelap
abu-abu kebiruan. Kapas yang pertumbuhannya terhenti akan berwarna kekuningan.
Warna kapas merupakan salah satu factor penentu grade.
- Kekuatan
Kekuatan serat kapas terutama dipengaruh oleh kadar selulosa dalam serat, panjang
rantai dan orientasinya. Kekutan serat kapas perbundel rata- rata adalah 96.700 pound per
inci2 dengan minimum 70.000 dan maksimum 116.000 pound per inci 2. Kekuatan serat
bukan kapas pada umumnya menurundalam keadaan basah, tetapi sebaliknya kekuatan
serat kapas dalam keadaan basah makin tinggi.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila gaya diberikan pada kapas serat kering, distribusi
tegangan pada serat tidak merata karena bentuk serat kapas yang terpuntir dan tak teratur.
Dalam keadaan basah serat menggelembung berbentuk silinder diikuti dengan kenaikan
derajat orientasi, sehingga distribusi tegangan lebih merata sehingga kekuatannya naik.
- Mulur
Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi diantara serat-serat selulosa alam, kira-kira
dua kali mulur rami. Diantara serat alam hanya sutera dan wol yang mempunyai mulur
lebih tinggi dari kapas. Mulur serat kapas berkisar antara 4 – 13 % bergantung pada
jenisnya dengan mulur rata-rata 7 %.
- Kekakuan
Kekakuan didefinisikan sebagai daya tahan terhadap perubahan bentuk, dan untuk tekstil
biasanya dinyatakan sebagai perbandingan antara kekuatan saat putus dengan mulur saat
putus. Kekuatan dipengaruhi oleh berat molekul, kekakuan rantai selulosa, derajat
kristalinitas dan terutama derajat orientasi rantai selulosa.
- Moisture Regain
Serat kapas mempunyai afinitas yang besar terhadap air, dan air mempunyai pengaruh
yang nyata pada sifat-sifat serat. Serat kapas yang sangat kering bersifat kasar, rapuh dan
kekuatannya rendah. Moiture regain serat kapas pada kondisi standar berkisar antara 7 –
8,5 %.

Sifat Kimia Serat Kapas


Serat kapas sebagian besar tersusun atas selulosa maka sifat-sifat kimia kapas sama
dengan sifat kimia selulosa. Serat kapas umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan,
pengolahan dan pemakaian yang normal, tetapi beberapa zat pengoksidasi dan
penghidrolisa menyebabkan kerusakan dengan akibat penurunan kekuatan
Kerusakan karena oksidasi dengan terbentuknya oksiselulosa biasanya terjadi dalam
proses pemutihan yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab atau pemanasan
yang lama suhu diatas 140 oC.
2.2 Serat Poliester
Serat polyester di kembangkan oleh J.R.Whinfield dan J.T Dickson dari calico
Printers Association.Serat ini merupakan pengembangan dari polyester yang telah di
temukan oleh Carothers. I.C.I di Inggris memproduksi serat polyester dengan nama
Terylene dan kemudian du pont di Amerika pada tahun 1953 juga membuat serat
polyester berdasarkan patent dari Inggris dengan nama Dacron.
Serat polyester adalah serat sintetik yang dibuat dari molekul polimer
polyester linier dengan susunan paling sedikit 85 % etilena glikol (HO-CH2-CH2-
OH) dan asam tereftalat (C6H4(COOH)2) melalui proses polimerisasi kondensasi.
Serat poliester merupakan suatu polimer yang mengandung gugus ester dan memiliki
keteraturan struktur rantai yang menyebabkan rantai-rantai dapat saling berdekatan,
sehingga gaya antar rantai polimer poliester dapat bekerja membentuk struktur yang
teratur.

Penampang Membujur Penampang Melintang

Poliester tahan asam lemah meskipun pada suhu mendidih dan tahan asam
kuat dingin. Poliester tahan basa lemah ,tetapi kurang tahan basa kuat. Poliester tahan
zat oksidasi ,alcohol keton ,sabun dan zat zat untuk pencucian kering polyester larut
dalam meta-kresol panas , asam triflouro asetat-orto-khlorofenol ,campuran 7 bagian
berat trikhlorofenol dan 10 bagian fenol dan campuran 2 bagian berat tetrakloro etana
dan 3 bagian fenol. Poliester merupakan serat sintetik yang bersifat hidrofob karena
terjadi ikatan hidrogen antara gugus – OH dan gugus – COOH dalam molekul
tersebut.Oleh karena itu serat polierter sulit didekati air atau zat warna.Serat ini dibuat
dari asam tereftalat dan etilena glikol.
Untuk dapat mendekatkan air terhadap serat yang hidrofob, maka kekuatan ikatan
hidrogen dalam serat perlu dikurangi. Kenaikan suhu dapat memperbesar fibrasi
molekul,akibatnya ikatan hidrogen dalam serat akan lemah dan air dapat mendekati
serat. Disamping sifat hidrofob, faktor lain yang menyulitkan pencelupan ialah
kerapatan serat poliester yang tinggi sekali sehingga sulit untuk dimasuki oleh
molekul zat warna.Derajat kerapatan ini alan berkurang dengan adanya kenaikan suhu
karena fibrasinya bertambah dan akibatnya ruang antar molekul makin besar
pula.Molekul zat warna akan masuk dalam ruang antar molekul . Kekuatan polyester
pada keadaan kering sama besar dengan kekuatan pada keadaan basah. Polyester
memiliki mempunyai kristalinitas yang tinggi, bersifat hidrofob dan tidak
mengandung gugusan-gugusan yang aktif, sehingga sukar sekali ditembus oleh
molekul-molekul yang berukuran besar ataupun tidak bereaksi dengan zat warna
anion atau kation. Untuk memperoleh hasil celup yang baik maka proses pendahuluan
(pretreatment) untuk polyester sangat perlu. Penggunaan alkali panas waktu proses
pencucian polyester sebaiknya dihindari, karena akan menyebabkan terkelupasnya
permukaan serat tersebut. Polyester juga memiliki titik leleh yang tinggi yaitu 280 oC,
juga daya tahan terhadap sobekan maupun gosokan dan elastisitas yang tinggi.

2.3 Penyempurnaan Lipatan Permanen


Penyempurnaan merupakan pengerjaan secara kimia dengan menggunakan resin
sintetik yaitu senyawa organik yang rumit dan memiliki berat molekul tinggi, yang biasa
dilakukan terhadap kain selulosa seperti kapas. Pengerjaan ini bertujuan meningkatkan
mutu kain terutama sifat untuk mempertahankan lipatan yang terjadi. Sifat yang didapat
sesungguhnya adalah kombinasi antara ketahanan ( resistance ), yaitu kemampuan untuk
menahan kekusutan dan pengembalian ( recovery ) yaitu kemampuan untuk kembali dari
kekusutan.
Penyempurnaan lipatan permanen merupakan suatu proses pemberian lipatan yang
bersifat permanen pada kain tertentu untuk keperluan tertentu. Proses lipatan permanen
merupakan salah satu proses penyempurnaan tekstil menggunakan resin yang juga
memberikan sifat tahan kusut, kestabilan dimensi,dan lain sebagainya.
Pada proses penyempurnaan resin harus dibentuk di dalam serat karena resin pada
permukaan akan menyebabkan kekakuan bahan yang tinggi. Resin terbentuk bila sejumlah
molekul-molekul sederhana dengan berat molekul rendah bergabung dengan molekul yang
jauh lebih panjang, baik linier maupun siklik. Pada saat berlangsungnya reaksi
penggabungan (polimerisasi) dapat terbentuk cabang-cabang atau ikatan-ikatan silang.
Agar polimer terbentuk di dalam serat mula-mula serat direndam peras dalam larutan
monomer resin atau molekul-molekul resin yang ukurannya masih kecil (prakondensat)
sehingga memungkinkannya masuk ke dalam serat. Setelah itu pembentukan resin dapat
dilanjutkan dengan memberikan kondisi polimerisasi yang sesuai
3. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
Alat : - Mesin padder
- Gelas kimia 500 mL
- Batang pengaduk Bahan :
- Pipet volume 10 mL - Kain contoh uji kapas,poliester
- Gelas ukur 100 mL dan T/C
- Baki / Nampan plastik - DMDHEU
- Mesin stenter - Air
- Mesin hotplate

3.2. Resep
- DMDHEU : 150 g/L
- Pengeringan : 100⁰C, selama 2 menit
- Curing : 170⁰C, selama 2 menit
- Air : 50 mL (per kain)
-
3.3. Fungsi Zat

3.4 Diagram Alir


3.5 Skema Proses Anti Mengkeret

Drying Curing
Padding Drying
Pencucian
Larutan Penyempurnaan

3.6 Cara Kerja


- Menyiapkan Alat dan bahan.
- Menghitung kebutuhan zat dan bahan.
- Membuat larutan penyempurnaan lipatan penyempurnaan Kain
dimasukkan ke dalam baki kemudian ditambahkan larutan
penyempurnaan.
- Dilakukan padding sebanyak 2 kali putaran.
- Dekeringkan pada mesin stenter pada suhu 100°C selama 2 menit.
- Dilakukan proses curing pada suhu 170°C selama 2 menit.
- Kain dilakukan evaluasi CRA

3.7 Perhitungan Resep


4. HASIL & PEMBAHASAN
4.1 Hasil Evaluasi Crease Recovery Angle
Variasi 1 2 3
Kapas
Poliester
T/C

4.2 Diskusi

Anda mungkin juga menyukai