Anda di halaman 1dari 11

LAM JALALLAH

ASSALAMUALAIKUM WR WB

Semau Amalan Di Dalam Halaman ini Haruslah Mendapat Ijazahnya Dari Mahaguru Samson
Samada Dengan Menghadiri Kursus Tenaga Dalam & Kebatinan Di Bengel Metafizik
Quantum Himah atau mengikuti Syarat-Syarat Yang Telah Ditetapkan dengan Menghubungi
Kami.

APA ITU LAM JALALLAH

Lam Jalalah adalah simbol lam kembar dalam tulisan “ALLAH”.Berikut ini
pengupasannya:
Setelah diperinci maka akan didapatkan simbol

Sedangkan lam jalalah itu sendiri singkatan dari “LA HAULA WA LA QUATA ILLA BILLAH”
yang berarti “Tidak ada Daya Dan Upaya Dan Tidak Ada Kekuatan Kecuali Dengan
Bantuan Allah”.

Sedangkan jalalah itu sendiri adalah Kebesaran Allah,maka Lam Jalalah adalah
lambang Kebesaran Allah.Didalamnya terkandung rahasia asma Allah Al-Jalal yang
berarti Maha Tinggi dan Al-Jaliil yang berarti Yang Maha Agung dan Mulia.

Allah s.w.t. telah berfirman yang bermaksud:

"ALLAH mempunyai Asmaa-Ul-Husna (nama-nama yang agung yang sesuai dengan sifat-
sifat ALLAH S.W.T.) maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaa-ul-husna itu."
- (Surah Al-A'raf:180)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, 'la haula wa la quwwata illa


billah' adalah salah satu dari sekian banyak perbendaharaan surga." (HR. an-Nasa-i)
Abu Dzar Al-Ghifari berkata:” Aku dibimbing olehnya untuk selalu mengucapkan la
haula wala quwwata illa billah (yakni tidak ada daya upaya dan tidak ada kekuatan
kecuali dengan bantuan Allah), karena kalimat ini adalah simpanan perbendaharaan
yang diletakkan di bawah Arsy Allah”. (HR. Ahmad dalam Musnadnya jilid 5 hal. 159).

Karena banyaknya perselisihan dalam umat islam itu sendiri,maka simbol Lam Jalalah
menjadi usang dimakan waktu. Banyak dari kita tidak mengetahui dan tidak mau tahu.
Sebenarnya umat ini telah mendapatkan warisan spiritual yang dengannya tidak perlu
mengeluarkan belanja sepeserpun. Simbol ini hanya satu-satunya karena itu adalah
sifat-Nya yang Maha Esa. Dengan-Nya kita mendapatkan nikmat dan anugerah yang tiada
terkira.
LAM JALALAH... Pecahan daripada Rahsia ALLAH, ADAM dan MUHAMMAD. Dikatakan LAM
JALALAH mempunyai banyak kegunaan yang di antaranya adalah:

1) Boleh digunakan untuk memagar kawasan daripada sebarang kezaliman zahir dan
batin;

2) Boleh digunakan untuk mengikat makhluk halus;

3) Boleh digunakan untuk mengunci pergerakan musuh;

4) Boleh digunakan untuk memukau lawan;

5) Boleh digunakan untuk mengunci dan membuang penyakit;

6) Boleh digunakan untuk memulihkan santau;


7) Boleh digunakan untuk pagar diri dari sebarang kezaliman orang dan makhluk yang
hasad.

Dan macam-macam lagi. Ianya boleh menjadi berdasarkan niat seseorang. Tetapi ada
satu KUNCI LAM JALALAH iaitu IMAN dan TAQWA... IKHLAS dan REDHA... Kebanyakan
pengamal LAM JALALAH selalu menggunakan LAM JALALAH kepada Makhluk halus dan
sebagainya (Lebih kepada urusan duniawi) tetapi lupa bahawa LAM JALALAH sepatutnya
digunakan untuk MEMBERSIHKAN DIRI SENDIRI daripada sifat-sifat MAZMUMAH... Inilah
INTI UTAMA pelajaran

LAM JALALAH...

LAM JALALAH , ALIF LAM LAM HA

LAM JALALLAH

Yang sebenar benarnya AKU itu nyata pada DIRIMU, kepada Sifat yang disifatkan, Maka
karamkanlah DIRIMU dalam lautan tidak bertepi itu niscaya yang ada bukan lagi
ENGKAU atau AKU MU tetapi AKU DZAT yang melahirkan segalanya, Aku dalam rupamu
Yakni SifatKu Yang Nyata dalam KelakuanMu, Engkau Tiada UPAYA dan KEKUATAN untuk
melakukan segala gerak itu malahan Engkau melakukan atas Kurnia dan Rahmatku
semata-mata

Kenapa engkau masih merasa ada kewujudan dalam hidup ini sedangkan WUJUD itu adalah
Aku semata-mata, Yang mengerjakan kelakuanmu itu Aku atas Kudrat dan IradatKu, Yang
menentukan waktu pun Aku, Aku punya Ilmu, Tanpa itu Engkau Tiada, Aku sengaja
menyatakan DIRIKU padamu dan Aku memuji DiriKu diatas lidahmu.

Jangan sekali-kali ada rasa didalam hatimu bahwa engkau mempunyai kemampuan untuk
memujiKu, Ketahuilah bahwa engkau adalah hambaKu yang FAKIR berhak menerima
PemberianKu dengan kasih dan sayangKu akan kupersembahkan sedikit rahasia tentang
DIRIKU pada MU
Sebenarnya lafas ALIF-LAM-LAM-HA mengandungi seribu satu rahasia tersirat, hanya
yang mengaji dan mengkaji jualah yang mengerti rahasia sebenarnya, Kata Para Wali
dan Alim Ulama bahwa lafas ALLAH inilah yang sebenar-benarnya rahasia, terletak ia
didalam dirimu

1. LA ( Lam Alif ) :

Ucapan bagi Tubuhmu, menjaga kulit dan bulumu, Qalbi kepada Baitullah

2. ILAAHA ( Alif Lam Ha ) :

Ucapan bagi Hatimu, penjaga daging dan darahmu, Qalbi kepada Baitul makmur

3. ILLA ( Alif Lam Alif ) :

Ucapan bagi Nyawamu, penjaga urat dan tulangmu, Qalbi kepada Arasy

4. Allah ( Alif lam Lam Ha ) :

Ucapan kepada Rahasiamu, penjaga urat dan sumsum Mu, Qalbi kepada Allah

Nafas guna hidung dengan kalimah HU, kemudian tahan, disaat menahan baca dalam hati
kalimah ini
“USALLI LAM JALALLAH, Ruh aku ruh Allah, rahasiaku rahasia Allah, kedudukanku
mengadap Qiblat Baitullah, ALLAH HU LAA ILAAHA ILLALLAHU MUHAMMADUR RASULULLAHI”

kemudian hembuskan nafas dgn mulut dengan kalimah ALLAH, amalkan 2x dalam 24
jam(siang 1x, malam 1x)

ALIF itu adalah AHDIAH DZAT :

LA TAAYUN pun aku, SIRRULLAH pun aku juga, Inilah ASAL NIAT yang tiada huruf dan
tiada suara, Inilah USALLI artinya Aku sifatnya NAFSI WUJUD

ALIF itu dalil menyatakan maknanya DZAT, mertabat INSAN dan AHADIAH, Dengan
kebesaran ALIF ini maka jadilah LAM yakni dengan kebesaran dan kekayaan SIFAT DZAT,
Artinya ESA pada pihak TANZIL

. AWAL atau ALIF DIATAS :

Adapun ALIF DI-ATAS itu dalil menyatakan SIFAT huruf ALIF diatas, Maka jadilah LAM
AWAL maknanya SIFATKU SEMATA-MATA, mertabatnya WAHDAH Yakni TA’AYUN AWAL, Artinya
NYATA AKU YANG PERTAMA Yakni TAJALLI SIFATKU (Allah), Menjadi NUR MUHAMMAD – AIN
SABITAH – WUJUD IDHAFI – INSAN KAMIL pun aku juga, Menanggung NamaNya ALLAH,

Inilah asal yang sebenarnya SIFAT MAANI

LAM ALIF AKHIR atau ALIF DIBAWAH :

Adapun ALIF Di-bawah itu dalil menyatakan ASMA’KU, Huruf ALIF dibawah menjadi LAM
AKHIR maknanya ASMA’ Martabat WAHIDIAH yang bernama ALLAH Yakni TA’AYUN TSANI,
Artinya NYATA YANG KEDUA Maka Tajallilah RUH ADAM dengan kebesaranku, kelimpahan
Ruh inilah menjadi Tubuh Adam daripada huruf Alif Di-Atas

Maka huruf ini Maknanya DZAT ALIF Di-Atas Maka jadilah LAM AWAL, Maknanya Sifat
ALIF dibawah Maka jadilah LAM AKHIR maknanya ASMA’ ALIF didepan Maka jadilah
maknanya AF’AL, Maka 4 huruf itu adalah empat Sifat ALIF LAM LAM HA

RUH JASMANI Yaitu TUBUHKU Yakni DIRI TAJALLI

Ke Dua RUH RUHANI Yaitu HATIKU Yakni DIRI TERPERI

Ke Tiga RUH IDHAFI Yaitu NYAWAKU Yakni DIRI YANG TERPERI

Ke Empat RUH AL-QUDDUS Yaitu RAHASIAKU Yakni DIRI YANG WUJUD

Adapun Nama ALLAH itu jadi TUBUH padamu, Tubuh kepada ALLAH itu jadi NYAWA padamu,
Hati kepada Allah itu jadi NYAWA kepadamu, Nyawa kepada Allah itu jadi RAHASIA
kepadamu

Maka Adapun yang bernama TUBUH itu PERBUATAN yang datang daripada HATI, Perbuatan
Hati datang daripada Nyawa, Perbuatan Nyawa datang daripada Rahasia, Perbuatan
Rahasia datang daripada AF’ALKU (Allah)

Maka Adapun yang bernama MATA itu ialah untuk MELIHAT, dan orang yang melihat itu
tempatnya pada MATA HATI pada JANTUNG,

Didalam Jantung ada FUAD,

Didalam Fuad ada CAHAYA,


Didalam Cahaya ada RAHASIA,

Didalam Rahasia itu adalah Seperti Firman Allah yang berbunyi :

“Al Insanu Sirri… Wa Ana Sirruhu,

Insan itu adalah rahasiaKu dan Akulah rahasianya”


INNI ANA DZATULHAQQ INALLAH
INNI ANA SIFATULHAQQ INALLAH
INNI ANA ASMAULHAQQ INALLAH
INNI ANA AFAALULHAQQ INALLAH
TIADA SATU NAFAS PUN TERLEPAS DARIPADAKU MELAINKAN DI SITU PULA ADA QADAR YANG
BERLAKU DI ATAS MU, karena hakikat nafas itu adalah penyatuan antara pencinta
dengan yang dicintai, inilah yang dikatakan makna sholat yang berkekalan, sebab
sholat itu adalah MIKRAJNYA bagi orang yang mukmin, maka dari itu ikutilah gerak
nafasmu sampai kepada yang dicintai yaitu Allah, inilah peringkat yang terpuji
karena pada peringkat inilah yang dikatakan : “SHOLATLAH ENGKAU KEPADA DIRIMU
SENDIRI, SEBAB YANG ADA PADA DIRIMU HANYALAH PENYEMBAHAN PADA DIRIMU, TIADA LAIN
DIRIMU ITU MELAINKAN DIRIKU JUA ADANYA”

Maksudnya ialah tukarlah arah pandanganmu atau hadapmu dari Kiblat Kaabah kepada
yang Haq, lakukan ini semasa turun naiknya Nafas, ITULAH SHOLAT YANG BERKEKALAN,
maka dari itu turun naiknya nafas mu disebut dengan “ASH0LATU DAIMULHAQ” maksudnya
adalah SHOLAT DIAM tetap tanpa gerakan, dilakukan terus menerus sepanjang hidup,
itu jugalah yang disebut SHALAT ABADI karena menuju ALAM KEABADIAN

NIAT NYA dalam hati mu adalah SH0LAT DAIM UNTUK SELAMA HIDUP, karena
BERDIRI itu adalah hakikatnya HIDUP mu,
RUKU itu adalah hakikatnya PENGLIHATAN mu
IKTIDAL itu adalah hakikatnya PENDENGARAN mu
SUJUD itu adalah hakikatnya PENCIUMAN mu
BACAAN AYAT itu adalah hakikatnya UCAPAN mu
DUDUK itu adalah hakikatnya IMAN mu
PUJIAN itu adalah hakikatnya KELUAR MASUK NAFAS mu
DZIKIR itu adalah hakikatnya INGATAN mu
KIBLAT itu adalah hakikatnya RENUNGAN mu
Jadi FARDHU itu adalah hakikatnya MENJALANKAN YANG WAJIB LANTARAN KUDRATku,
PASRAHnya engkau KEPADA DZATku yang maha HIDUP, KARENA YANG DEMIKIAN ITU TELAH
BERDIRInya engkau PADA ZAT, SIFAT dan PERBUATANku

Inilah Al Qur’an Sejati, sebagai tanda HAKIKAT semua SH0LAT, inilah HAKIKAT SH0LAT
DAIM yakni sholat yang sejati, tanpa dihalangi waktu, tidak mempunyai hitungan
rakaat, SH0LAT DAIM inilah yang boleh sambil kerja, duduk dengan berdiri, berdiri
dengan duduk, lari dengan berhenti, membisu dengan bercerita, bepergian dengan
tidur, tidur dengan terjaga seperti itulah ibaratnya, sebab HAKIKAT SH0LAT DAIM itu
tanpa SUJUD dan RUKUK, yakni hanya berada dalam RASA HIDUP mu semata

Inilah Sholatul Daim yang dinamakan Sholat yang berkekalan, Wahdah Fil Kasrah yaitu
pandang satu kepada yang banyak, maka yang dinamakan Nafas itu yang keluar masuk
daripada mulut, maka yang dinamakan Nupus itu yang keluar masuk daripada hidung,
maka yang dinamakan Tanapas itu yang keluar masuk daripada telinga, maka yang
dinamakan Ampas itu yang keluar masuk daripada mata, maka Napas itulah yang menuju
kepada HAQ, karena itu hendaklah engkau ketahui Ilmu Nafas, yaitu Ilmu Ghaibul
Ghuyub, karena itu adalah salah satu daripada ibadahnya Muhammad

Nafasmasuk HU-Muahammad, Nafas tertahan HU-Ahmad, Nafas keluar HU-Ahad, Maka amalan
inilah yang dinamakan Syuhudul Wahdah Fil Kasrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah, dari
Allah, dengan Allah dan untuk Allah, Dari Allah mengerakkan Ruhaniah,dari ruhaniah
mengerakan Al-Hayat, dari Al-Hayat menggerakkan nafas dan dari nafas menggerakkan
jasad dan pada hakikatnya itu Allah jua yang menggerakkan sekaliannya sebagaimana
firmaNya: “Ya Muhammad, bukanlah engkau yang melontar ketika engkau melontar, akan
tetapi Allah lah yang melontar ketika engkau melontar”

Jadi pada pandangan dzahirnya perbuatan hamba, tetapi pada pandangan mata hati
adalah perbuatan Allah jua adanya, itulah yang dikatakan hubungan antara hamba
dengan Allah dan Allah dengan hamba ialah umpama matahari dengan cahaya yang tidak
bersekutu atau bersatu dan tidak bercerai antara cahaya itu dengan zat matahari,
Cahaya itu bukan matahari dan bukan lain daripada matahari, Contoh yang lain pula
seperti api dengan asap, asap itu menunjukkan adanya api dan asap itu bukan api dan
tidak lain daripada api yang tidak bercerai dan tidak bersekutu, begitulah juga
hamba dengan Allah, tidak bercerai dan tidak bersatu, maka ketika itu akal kita
akan berkata: “Alangkah ajaibnya, bagaimana boleh berhimpun kedua-duanya (hamba
dengan Allah) yang berlawanan padahal kedua-duanya tidak sah berhimpun antara satu
sama lain.” Sebagaimana di isyaratkan Nabi Artinya: “Tidak bercerai antara nafi dan
isbat, siapa yang menceraikannya kafir, siapa yang menyatukanNya kufur”

Kata pepatah: “Tak kenal maka tak cinta, tak cinta maka tak dekat, tak dekat maka
tak belajar, tak belajar maka tak mengerti, tak mengerti maka tak paham, tak paham
maka tak mengetahui, tak mengetahui maka tak berkata, tak berkata maka tak merasa,
tak merasa maka Lenyaplah manusia, karena Rasa dirasa adalah sama, tidak terpisah
dari dahulu kala, hanya nafsu menutup pintunya, sungguh Dia telah lama bertahta
disana, dicarinya Dia jauh dibalik gunung, tidak disadari dirinya meraung,
menjerit-jerit minta di tenung, supaya bertemu kekasih yang dikandung”

KESEMPURNAAN DIRI

Ketahui RAHASIA ini : “Barang siapa tidak mengetahui tentang ilmu pernafasan maka
dia tidak akan mengetahui, Syahadat, Istinja, Junub dan janabat”

Walaupun dia ahli Fikih.. ahli Tauhid.. ahli Tasawuf.. kalau masih belum mengenal
ilmu hakekat diri yang asli yaitu “turun naik nafas” , dan masih berpegangan kepada
nama dan bacaan maka masih belum sempurna ilmunya yang Haq

“MAN ABDAL ISMU’U NAL MA’NA FAHAU KAFIRUN” Barang siapa menyembah Nama tiada
mengetahui yang punya nama orang itu kafir

“MAN ABDAL ISMU’U NAL MA’NA FAHUA BATILUN”

Barang siapa menyembah nama tiada mengetahui nama hukumnya batil yaitu sia-sia
belaka

Jadi bukan nama, bukan bacaan namun yang lebih wajib adalah hakekat asal kejadian
diri kita yang sebenar-benarnya

Ketahuilah RAHASIA ini : “Ujud Allah yaitu nafas yang LAISA, tidak ada umpamanya,
Karena Allah itu hanya nama kebesaran diri nabi kita MUHAMMAD S.A.W”
Kita harus sungguh-sungguh mengenal diri dzahir dan batin, Barang siapa tidak
mengenal Allah dari awalnya.. Barang siapa tidak mengenal Allah dari akhirnya…
Barang siapa tidak mengenal Allah dari dunia dan akhirat.. Barang siapa tidak
mengenal Allah dari hidupnya.. Niscaya tidak mengenal juga di negeri akhirat

Apabila kita mampu Mengenal Diri kita yang sebenar-benarnya, maka kita tidak
terdindingi dengan Nabi kita MUHAMMAD S.A.W. karena tiada lain diri kita bertubuh
NUR MUHAMMAD dzahir dan bathin

Barang siapa kenal dengan dirinya tentu kenal dengan Rasullullah S.A.W. PASTI, akan
melihat kebesaran Jalal dan Jamalnya Rasullullah S.A.W

Itulah nama kebesaran ALLAH yang disebut SUBHANAHUWATA’ALA, Yang tidak lain adalah
diri “HU.. “ diri nabi kita Muhammad S.A.W, Itulah yang sebenarnya LAISA bernama
HUAJIBUL UJUD

“yang dikatakan laisa kamislihi itu sudah jelas, pandang yang banyak pada yg Esa..
pandang yang Esa pada yang banyak.. bukan dengan pandanganmu.. namun pandangan-
Nya..bukan dengan rasamu namun dengan rasa-Nya”

Kosong itulah yang disebut LAISA yang bernama Wajibul ujud, Tajjali sendiri menjadi
Nur Muhammad bernama titik zarrah, Dari titik menjadi Alif yaitu terjadinya alam
semesta

Kosong nafas turun menahan itulah kesempurnaan syahadat, adanya denyut kita, Titik
adalah rahasia Nabi kita ‘Nur Salasia’ yang ter-rahasia yaitu : Dua nama satu
wujud, yaitu rahasia titik dan kosong itulah adanya, Alif waktu keluar nafas kita,
kodrat dan iradatnya, bernama Allah Ta’ala, semata-mata asma dan af’al

Kembali dari asalku (dzahir dan batin), Asal Alif dari pada bapak (Hak Allah), Jadi
tubuh kita HAKULLAH (sudah diterima oleh ibu), Kenyataannya, nama dan yang punya
nama memuji nama, Jadi yang berkata dan yang bersuara ‘Nur Salasia’ Itulah nama
Allah yang ter-rahasia, Itulah yang menggenapkan 99 nama Allah menjadi 100

ALLAH adalah Kalamullah dan Qadim.. MUHAMMAD adalah kamulah dan qadim.. Dua nama
tidak terpisah.. satu kesatuan
Kalau dua nama dikatakan terpisah,
Maka.. Binasalah akidahnya.. Binasalah imannya.. Binasalah islamnya.. dan binasalah
ihsanya…
akan termasuk orang yang jahil… juga Yang mengatakan Nur Muhammad Muhadast

Binasalah amalnya, Binasalah segala perbuatannya.. Beribadah seperti musyrik saja..

Maka.. Sangat perlu dipahami lagi, Hakekatnya dua nama itu dua wujud atau satu
wujud…?

Bahwa, HU… Didalam ilmu Makrifat dinamakan ISMUL JALALLAH, yaitu nama tentang
keadaan Maha Tunggi yang awal-awal telah ada dengan sendirinya, yaitu yang LAISA
adanya.

Bahwa, HU.. Didalam Ilmu Hakekat bermakna tentang keadaan yang Maha Esa yang awal-
awal telah ada.

Bahwa, HUWA.. Adalah diri Muhammad (AHMAD)

yang awal-awal telah ada yakni Al Insanul Kamil yang Maha Suci.

Keadaan Allah yang sebenarnya ini sungguh-sungguh sangat dirahasiakan, Bahwa Allah
hanya nama Kebesaran Puji bagi Al Insanul Kamil … “AINUL MUHAMMAD” Berpeganglah
pada pendirianmu… tetap… jangan berubah lagi.. sampai akhir hayat.

Yang menjadi pokok pembahasan ilmu Makrifat pada mulanya adalah dari surah Al-Iklas

“QULHU ALLAHU AHAD…” Dimaknakan mejadi :

“Katakan hai Muhammad Allah itu Esa” Dari makna inilah timbul pendapat bahwa
Muhammad Rasulullah itu manusia biasa, atau pesuruh Allah di dunia untuk
menyelamatkan manusia dari pada kemusyrikan dan kemunafikan.

QUL + HUWA = berkata HUWA domirnya ialah ANTA, kalau Anta tidak ada maka tidak ada
yang menyatakan : “Qulhu Allahu Ahad”

Maka, Anta dalam Ilmu Makrifat ada dua makna yaitu :

1. Anta yang Dzahir

2. Anta yang Batin

Adapun Anta yang dzahir adalah Al Insan Nabi kita Muhammad SAW, maka insan itu
adalah alat komunikasi atau sebagai jarum jam diri orang Mukmin yang bergerak
setiap detik, Tiada huruf dan tiada suara, di ingat tidak di ingat, bergerak terus
memuji DiriNya sendiri, 1X24 jam = 28.000 pujiNya, di ingat atau tidak di ingat

Adapun Anta yang Batin yakni Sirrul Insan adalah Muhammad SAW jua, maka HUWA dan
ANTA hanya satu saja yaitu Huwa Muhammad atau Huwa Ahmad, Anta Muhammad dinamakan
Mubtadi yaitu kalimat yang menjadi pokok perhatian di dalam Ilmu Makrifat

Dan Allah itu dinamakan Kabar Awal yaitu Kabar pertama menerangkan tentang keadaan
HUWA, Sedangkan Allah (Tuhan) kabar yang umum pada yahudi dan nasranipun
memakainya, namun Al-Quran menerangkan dengan kalimat : “WAMA HUM BI MU’MININ” Dan
tiadalah mereka itu orang yang beriman”

Sebenarnya karena mereka tidak yakin dengan kalimat syahadat : “WA ASHADU ANNA
MUHAMMADARRASULULLAH”

Tahukah kalian…, Bahwa didalam kitab Nasrani sekarang nama Allah sangat banyak
disebutkan, demikian pula “HU” ada 6000 lebih banyaknya.

Dan bagi kita, kitab itu tidak bisa di imani karena nama nabi Muhammad SAW telah di
hilangkan

Maka demikian juga bila kita ada mengenal ilmu batin yang hanya mengenal Allah saja
dan tidak mengenal Nabi Muhammad SAW, itu sama saja dengan ilmu batinnya Yahudi dan
Nasrani
Ingat ..!!

Bukan kita menghilangkan nama Allah sama sekali, bahwa Allah tetap ada, namun yang
dikenal dengan Allah hanya Rasulullah SAW.

Inti Makrifat adalah mengenal diri yang sebenar-benarnya, Bahwa kita berasal dari
Allah (Qadim) kemudian kembali kepada Qadim (Allah), dengan kalimat : INNALILLAHI
WAINNAILAIHI ROJI’UN

3 faktor penting dalam Makrifat adalah :

PERTAMA :

La ta’yin = Belum ada ketentuan

Ahadiyah = Maha Tunggal

Dzatul Buhti = Dzat yang kekal

Penjelasan :

Disini Allah di umpamakan laut yang tiada bergelombang.. Dia-lah Tuhan yang maha
suci dan maha tinggi, tiada martabat diatasNya lagi.

Bahwa manusia sudah ada sejak dahulu dan tiada terpisah dengan Tuhannya, Bahwa kita
sudah berada dalam rahasia Allah SWT, namun karena Allah belum ada nampak maka kita
belum juga di tampakkanNya, jadi sejak La ta’yin manusia sudah tetap dalam rahasia
Allah tetapi belum ada pengakuan apa-apa karena belum nampak dan belum ditampakkan

KEDUA :

Ta’yin awal = Ketentuan yang pertama

Wahdah = Tunggal

Hakekatul Muhammadiyah = Asal mula segala yang ada

Penjelasan :

Disini Tuhan telah menampakkan diriNya, maka ditampakkan-Nyalah manusia itu dahulu
(titik) didalam dirinya sendiri seraya melihat dan berkata : ALASTU BIRABBIKUM?
Maka di jawab dengan : BALA SYAHIDNA

Setelah pengakuan ini terjadi maka Tuhan berkata : “Saat ini Aku akan mengambil
empat anasar dari tubuhmu Ku jadikan alam agar engkau menetap kelak”, maka kita
menjawab dengan kalimat : ‘LA HAULA WALA KUATA ILLABILLAH’

Setelah itu diambillah :

– Dari Rahasia dijadikan Api

– Dari Ruh dijadikan Angin


– Dari Hati dijadikan Air

– Dari Tubuh dijadikan Tanah

Maka jadilah Alam semesta dengan segala isinya,

Selanjutnya “titik” itu mengembang menjadi banyak, tumbuh dan besar menjadi ALIF.

KETIGA :

Ta’yin tsani = Ketentuan kedua

Wahdiyah = Mentauhidkan

Hakekatul Adam = Asal mula manusia

Penjelasan :

Bahwa Alif pada Dzat menyelubungi semua rahasia yang ada, Disini Allah seumpama
laut dengan gelombangnya, sesungguhnya Allah SWT Tuhan yang maha suci lagi maha
tinggi diumpamakan laut, sedangkan semua yang ada diumpamakan gelombang, adapun
gelombang itu tiada terpisah dari laut adanya.

Bahwa : Ketiga martabat diatas semuanya adalah Qadim, Yang terdahulu atau
terbelakang hanya lah sebutan saja, bukan karena waktu. Ketika kita mengatakan
Ahdah (maha tunggal), Wahdah (tunggal), Wahdiyah (menunggalkan Atau.. Ketika kita
mengatakan La Ta’yin (belum tentu), Ta’yin awal (sudah tentu), Ta’yin tsani
(ketentuan berikutnya) Maka.. Ketiga martabat itu semua adalah Qadim.

Sedangkan yang awal dan yang akhir hanya perkataan saja, bukan karena waktu namun
karena sesungguhnya laut yang tiada bergelombang, disitu juga terdapat satu
gelombang (titik), maka dari titik itu berkembang menjadi banyak, itulah yang
dinamakn ALIF, pada hakekatnya satu saja namun tiga dalam sebutan.

Mengertilah akan hal ini betul-betul.. Jadikan dasar pegangan dalam hati sanubari,
Bahwa tiada terpisah kita dengan Allah SWT, Dari awal yang tiada berawal hingga
akhir yang tiada berakhir, Inilah satu pemahaman Makrifat yang sempurna,

Nur Salasiah itulah yang benar-benar LAISA, Nur yang awal-awal muncul karena
kedzahiran nabi Muhammad SAW yang luar biasa, semata-mata hanya ikhtibar bagi kita
umat Rasulullah SAW. “Aku adalah seperti kamu jua..” ini perkataan ikhtibar saja,
Rasulullah SAW itu ‘U’ Ahad

Ke dzahiran kita manusia Muhammad namanya, Laki-laki dan perempuan, Adam dan Hawa,
tiada lain adalah dari satu titik noktah, Itulah yang dikatakan satu kesatuan,
Itulah ujud hakiki Rasulullah SAW Sudah Nampak..? jangan di pahami lagi

HU awal mula mengucap, HU nikmat awal terjalin, HU ma’nikam asal aku jadi, Muhamad
aminullah nama tuhanku, Muhammad rasulullah nama nyawaku, Muhammadiah nama hambaku,
Wujud-berwujud wujud Allah
MUHAMMAD ….

MIM = Wal Mim ul awwalu yadullu nara siha

HA = Wal Ha ul yadullu ala dzohiri

MIM = Wal Mim us tsani yadullu ala surati

DAL = Wad Dallu yadullu ala qoda mihi

HU …… Awal nabi kita Muhammad SAW atau yang LAISA mengucapKan nama “ALLAH”

ALIF = ibarat Dzat kepada nabi kita, itulah Rahasia yang tersirat bernama Muhammad
Aminullah

LAM AWAL = ibarat Sifat kepada nabi kita, itulah Nyawa yang bernama Muhammad
Rasulullah

LAM AKHIR = ibarat Asma kepada nabi kita, itulah Hati yang bernama Muhammad Nurani

HA = ibarat Af’al kepada nabi kita, itulah Rupa yang bernama Muhammad Jasmani

Pandanglah ke dalam.. Kembalikan.. Tidak lain satu kesatuan adanya.. Apa jua pun…
Karena, Dzat Allah gaib pada alam Ruh, Sifat Allah gaib pada alam Misal, Asma Allah
gaib pada alam Ajsam, Af’al Allah gaib pada alam Insan

Dan, Dzat Allah pada alam Ruh bernama Nur, Sifat Allah pada alam Misal bernama Ke-
dzahiran, Asma Allah pada alam Ajsam bernama Mu-dzahir, Af’al Allah pada alam Insan
bernama Manusia

Ingatlah.!!

Kesemuanya tiada bercerai dari pada asal.. Maujud-lah Dzat-Sifat-Asma-Af’al, itulah


MUHAMMAD, Kuasa sendirnya, Wujudnya Makrifat, Lakunya Suci, Jalannya SEMPURNA,
Tempatnya halus, Sifatnya Syukur,

Hendaklah jangan perkataan ini diasa-asakan lagi, Jangan pula tanyakan pada
sembarang orang, Belajarlah pada ahlinya agar bertambah IMAN di dada dan SEMPURNA
ilmunya.

Nafsiah, Salbiyah, Ma’ani, Ma’nawiyah, Jalal, Jamal, Kohar dan Kamal, itulah adanya
kesempurnaan Sifat 20, Itulah yang sebenar-benarnya menerangkan tentang ke-LAISA-an
diri nabi kita Rasulullah SAW, yaitu diri ‘HU’

20 Sifat dipecah menjadi satu, 19 (Sembilan belas) Sifat kepunyaan Haq Tuan Nabi
SAW yang LAISA, tajjalinya Dzat Hua jibul ujud (bernama Allah) yang sebenarnya Nur
Muhammad SAW jua pelakunya.

1 (satu) tersedia pada diri kita yaitu ujud ada mustahil tidak ada, maksudnya
adanya nafas kita yaitu ALIFULLAH yang tesedia pada diri seluruh manusia

Takbiratul Ihram, adalah saat dimana kita memesrakan nama Nabi kita Muhammad SAW
yang di dalam diri, yang meliputi seluruh tubuh kita, bernama yang hidup tiada lain
Dzat Hayyun, yaitu nafas yang keluar masuk, Dari Sifat 20, himpun sifat Salbiyah,
diperkecil menjadi sifat Ma’ani atau sifat 7, kembali sifat 7 waktu mesranya
menjadi empat nasab saja yaitu : pendengaran, penciuman, penglihatan, pengrasa

Pendengaran nur, penciuman nur, penglihatan nur, pengrasa nur himpun menjadi SATU
RAHASIA semua, Himpun lagi terakhir ujud ada mustahil tiada

Setiap orang sudah berada pada jalurnya, dan setiap jalur menurut pandagan orang
tersebut adalah benar, ini tidak berbicara salah dan benar, karena setiap orang
pasti akan memandang lurus pada jalur yang di laluinya.

Adanya jalur karena adanya kehidupan, berpeganglah kepada hidupmu, hidup itulah
Nyawa, Nyawa itulah MUHAMMAD, jangan engkau ragu dengan jalurmu.

LA ILAHA ILLA ALLAH

LA = Hidup

ILAHA = Ruh

ILLA = Nafas

ALLAH = Nyawa

*WASSALAM MUALAIKUM WR WB*

Anda mungkin juga menyukai