Anda di halaman 1dari 33

NASKAH UJIAN

SKIZOFRENIA PARANOID

Dokter Pembimbing :
dr. Tendry Septa, Sp.KJ (K)

Disusun Oleh :

Siti Zahnia
1718012124

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Skizofrenia Paranoid. Adapun
penulisan naskah ujian ini merupakan bagian dari tugas Kepaniteraan Klinik di
Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr.Tendry Septa, Sp.KJ(K) selaku


pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam menyelesaikan naskah ujian
ini. Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penulisan naskah ujian ini.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan tulisan ini dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Juli 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

I. IDENTITAS...............................................................................................2
II. PEMERIKSAAN
PSIKIATRI................................................................2
III. STATUS
MENTAL..................................................................................7
IV. PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK...........................................................9
V. IKHTISAR
BERMAKNA.......................................................................10
VI. FORMULASI
DIAGNOSIS....................................................................11
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL.................................................................11
VIII. DAFTAR MASALAH..............................................................................13
IX. PROGNOSIS............................................................................................13
X. RENCANA TERAPI.............................................................................. 13
XI. DISKUSI....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iv

1
NASKAH UJIAN
iii

I. IDENTITAS PASIEN
Tn. R, usia 31 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir SMA, petani,
agama Islam, suku jawa, alamat Terusan Nunyai Lampung Tengah, belum
menikah, nomor rekam medis 01****, pasien rawat inap ruang Cendrawasih,
dilakukan pemeriksaan pada tanggal 4 Juli 2019.

II. PEMERIKSAAN PSIKIATRI


Diperoleh data pada tanggal 4 Juli 2019 dari autoanamnesis terhadap pasien dan
alloanamnesis dari Ny. H, 42 tahun, kakak pasien, pendidikan terakhir S1, PNS,
suku jawa, alamat tanjung anom-lampung tengah, tidak tinggal satu rumah dengan
pasien.

A. Keluhan Utama
Pasien mengamuk dan mudah marah sejak 6 bulan yang lalu.

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang diantar oleh keluarga pasien ke unit gawat darurat Rumah Sakit
Jiwa dengan keluhan mengamuk dan mudah marah sejak 6 bulan yang lalu.
Pasien mengaku perasaan gelisah dan kesal saat rokok yang sedang diisap tiba-
tiba hilang lalu muncul kembali. Lalu pasien merasa sulit tidur dikarenakan
perasaan gelisah dan kesal serta pasien mengaku suka melempar-lempar barang.
Selain itu pasien selalu teringat masalah saat mengkreditkan motor dimana
motor yang dikreditkan pasien tidak tuntas dibayar dan disita secara paksa oleh
pihak dealer. Pasien mengaku sekitar 2 tahun yang lalu diputuskan pacarnya dan

2
ditinggal menikah. Pasien mengatakan bahwa tidak ada yang menyuruh pasien
melakukan hal demikian (mengamuk) melainkan atas kemauannya. Pasien
mengatakan sering melihat sosok berbagai bentuk mahluk halus sejak tahun
2010 dan makin sering berinteraksi sejak 6 bulan yang lalu. Selain itu pasien
juga merasa mendengar bisikkan suara wanita muda yang mengajak untuk
bermain bersama misalnya memancing lalu pasien juga menyatakan sering
mencium bau amis yang tidak tahu asalnya. Pasien merasa diri nya selalu dibenci
oleh keluarga dan orang sekitarnya.

Ini merupakan pertama kalinya pasien dirawat inap di RSJ sebelumnya pasien
telah berobat melalui poliklinik RSJ. Dan pasien sudah seminggu di rawat inap
dan mengatakan ada perbaikan selama minum obat rutin. Pasien merasa rasa
gelisah, kesal dan sulit tidur mulai berkurang. Pasien tidak pernah memakai
narkoba namun pasien merokok dan minum alkohol sejak jaman awal masuk
SMK dengan teman-teman hingga sekarang.

C. Riwayat Penyakit Sebelumnya


1. Riwayat Penyakit Psikiatri
Saat ini adalah dua kalinya pasien dibawa ke RSJ dan baru pertama kali
dirawat inap di RSJ. Gejala ngamuk, bicara sendiri, sulit tidur, melempar
barang mulai tampak 6 bulan yang lalu.

2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


Menurut pengakuan pasien, ia tidak pernah memakai narkoba namun
meminum minuman keras pasien tidak menyangkal dan pasien mengaku
merokok sejak jaman SMK hingga sekarang.

3. Riwayat Penyakit Medis Umum


Pasien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, asma, diabetes mellitus,
trauma kepala, penurunan kesadaran dan kejang.

D. Riwayat Tumbuh Kembang

3
1. Periode Prenatal dan Perinatal
Menurut sepengetahuan pasien, pasien lahir cukup bulan dengan persalinan
normal ditolong oleh dukun di rumah. Selama kehamilan dan kelahiran
tidak terdapat masalah. Pasien merupakan anak ke terakhir dari 5 bersaudara

2. Periode Bayi dan Balita


Menurut sepengetahuan pasien, pasien lebih banyak diasuh oleh ibunya.
Perkembangan dan pertumbuhan pasien sesuai dengan anak-anak
seusianya.

3. Periode Masa Kanak-Kanak (6-12 tahun)


Menurut sepengetahuan pasien, masa kanak-kanak pasien tidak berbeda
dengan anak-anak lainnya. Pasien dapat bergaul dengan teman-temannya
dan tergolong sopan serta pandai beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

4. Periode Masa Remaja (12-18 tahun)


Selepas tamat SD pasien melanjutkan sekolahnya hingga SMK elektro kelas
2 tidak sampai lulus. Kemudian pasien bekerja sebagai petani menggarap
ladang orang tua.

5. Periode Masa Dewasa (18-40 tahun)


Pasien mulai mengenal minuman beralkohol saat berkumpul dengan
temannya dimulai saat masih sekolah SMK Elektro. Dan pada tahun 2011
pasien ingin menikahi pacarnya akan tetapi putus sehingga pasien merasa
kecewa dan putus asa

E. Riwayat Pendidikan
Pasien menempuh pendidikan sampai dengan SMK elektro kelas 2 tidak sampai
lulus. Pasien tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang selanjutnya karena
keadaan ekonomi.

4
F. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai petani lalu berhenti menjadi pengagguran
semenjak sakit.

G. Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat dengan kasus hukum. Pasien jarang bergaul dengan
lingkungan sekitar dan banyak berada di rumah

H. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah

I. Riwayat Militer
Pasien tidak memiliki riwayat tinggal di daerah yang terdapat konflik.

J. Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak pernah mengalami pelecehan seksual maupun seks di luar
pernikahan.

K. Riwayat Kehidupan Beragama


Pasien pemeluk agama islam. Pasien merupakan orang yang menjalankan nilai
agamanya sesuai keyakinan yang dianut.

L. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak terakhir dari kelima bersaudara. Ayah pasien sudah
meninggal dunia dan empat kakak kandung pasein sudah berkeluarga. Pasien
kini tinggal di rumah bersama dengan ibu, dua kakak kandung pasien berserta
kakak iparnya dan juga keponakan. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan
orang tua dan saudara-saudara kandungnya. Tidak ada riwayat penyakit
gangguan jiwa dalam keluarga pasien.

5
Gambar 1. Skema Genogram
Keterangan:

: Laki-laki : Tinggal satu rumah

:Wanita : Pasien

: Laki-laki meninggal

M. Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga


Sumber pendapatan didapatkan dari penghasilan kakak dan ibu pasien
dikarenakan pasien tidak bekerja selama mengalami gangguan sebelumnya
pasien bekerja sebagai seorang petani.

N. Situasi Kehidupan Sekarang


Pasien tinggal bersama ibu dan kakak kandung serta kakak ipar pasien. Saat ini
pasien tidak bekerja. Keadaan pasien tampak mulai berubah sejak sekitar dua
tahun sejak diputuskan pacarnya dan motor yang dikredit ditarik paksa dealer.
Sejak 6 bulan pasien menjadi mengamuk, kesal, bicara sendiri, sulit tidur dan

6
puncaknya pada 1 minggu yang sering kabur dari rumah, mengamuk membawa
golok di lingkungan sekitar dan melempar barang.

O. Mimpi, Fantasi dan Nilai-Nilai


Pasien memiliki penilaian tentang agama, sosial, dan budaya yang cukup baik.

III. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Seorang pria sesuai dengan usianya, berpenampilan cukup rapi memakai
baju rawat inap RSJ, perawatan diri cukup baik, perawakan tinggi, kurus,
berambut pendek, kulit sawo matang, dan kuku pendek.

b. Sikap Terhadap Pemeriksa


Sikap pasien terhadap pemeriksa kooperatif.

c. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor


Selama wawancara, pasien tampak duduk tenang. Pasien sesekali mengubah
posisi duduk, kontak mata dengan pemeriksa baik dan pasien banyak
bercerita tentang dirinya.

B. Pembicaraan
Selama wawancara, pembicaraan pasien spontan, lancar, volume sedang,
artikulasi jelas, intonasi sedang, kualitas baik, kuantitas cukup.

C. Keadaan Afektif
Mood : Eutymia
Afek : Normal
Keserasian : serasi

7
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Halusinasi auditorik (+), halusinasi visual (+) , Halusinasi
Olfactori (+)
2. Ilusi : tidak ada
3. Derealisasi : tidak ada
4. Depersonalisasi : tidak ada

E. Proses Berpikir
1. Bentuk Pikiran : non realistik
2. Arus Pikiran : koheren
3. Isi pikiran :waham rujukan (thought of broadcasting, delusi of control,
delusi of influence), waham curiga

F. Kesadaran dan Kognisi


1. Taraf kesadaran : compos mentis
2. Orientasi
a. Waktu : baik
b. Tempat : baik
c. Orang : baik
d. Situasi : baik
3. Daya Ingat : baik
4. Konsentrasi dan Perhatian : baik
5. Kemampuan Membaca dan Menulis : baik
6. Kemampuan Visuospasial : baik
7. Pikiran Abstrak : baik
8. Intelegensi : sesuai taraf pendidikan
9. Kemampuan Informasi : buruk

G. Pengendalian Impuls
Pasien dapat mengendalikan emosi selama wawancara. Pasien dapat
mengendalikan impuls untuk tetap kooperatif saat wawancara.

8
H. Daya Nilai
Norma sosial : Baik
Uji daya nilai : Baik
Penilaian realitas : Baik

I. Tilikan
Tilikan derajat 3 : Pasien paham memang sedang gelisah, kesal dan
mengamuk akan tetapi pasien menyalahkan akibat putus pacaran dan motor yg
dikreditkan diambil dealer.

J. Taraf Dapat Dipercaya


Secara umum semua jawaban dapat dipercaya dan masih ada beberapa jawaban
yang harus dikonfirmasi ke keluarga pasien.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


A. Status Internus
Keadaan umum baik. Fungsi pernafasan, kardiovaskular, dan gastrointestinal
dalam batas normal.

B.Tanda-tanda vital
Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, RR 18x/menit, suhu 36° C.

C.Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan mata, hidung, telinga, paru, jantung, abdomen, dan ekstremitas
tidak ditemukan kelainan.

D.Status Neurologis
Sistem sensorik, motorik dan fungsi luhur dalam batas normal.

E. Laboratorium
Hb : 14,3 g/dL

9
Ht : 40 %
Eritrosit : 4,58 jt/mm3
Leukosit : 10.600 sel/mm3
Trombosit : 347.000 sel/mm3
Basofil :0%
Eosinofil :0%
Segmen : 51 %
Limfosit : 37 %
Monosit : 12 %
SGOT : 51 U/L (>)
SGPT : 37 U/L

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien Tn.R , usia 31 tahun, beragama Islam, suku Jawa, tinggal Bersama ibu dan
kedua kakak perempuan pasien. Keluhan utama pasien adalah mengamuk dan sulit
tidur sejak 6 bulan yang lalu.

Pasien mengaku perasaan gelisah dan kesal saat rokok yang sedang diisap tiba-tiba
hilang lalu muncul kembali. Lalu pasien merasa sulit tidur dikarenakan perasaan
gelisah dan kesal serta pasien mengaku suka melempar-lempar barang. Selain itu
pasien selalu teringat masalah saat mengkreditkan motor dimana motor yang
dikreditkan pasien tidak tuntas dibayar dan disita secara paksa oleh pihak dealer.
Pasien mengaku sekitar 2 tahun yang lalu diputuskan pacarnya dan ditinggal
menikah. Pasien mengatakan bahwa tidak ada yang menyuruh pasien melakukan
hal demikian (mengamuk) melainkan atas kemauannya. Pasien mengatakan sering
melihat sosok berbagai bentuk mahluk halus sejak tahun 2010 dan makin sering
berinteraksi sejak 6 bulan yang lalu. Selain itu pasien juga merasa mendengar
bisikkan suara wanita muda yang mengajak untuk bermain bersama misalnya
memancing lalu pasien juga menyatakan sering mencium bau amis yang tidak tahu
asalnya. Pasien merasa diri nya selalu dibenci oleh keluarga dan orang sekitarnya.

10
Ini merupakan pertama kalinya pasien dirawat inap di RSJ sebelumnya pasien telah
berobat melalui poliklinik RSJ. Dan pasien sudah seminggu di rawat inap dan
mengatakan ada perbaikan selama minum obat rutin. Pasien merasa rasa gelisah,
kesal dan sulit tidur mulai berkurang. Pasien tidak pernah memakai narkoba namun
pasien merokok dan minum alkohol sejak jaman awal masuk SMK dengan teman-
teman hingga sekarang.

Saat wawancara, keadaan umum pasien compos mentis, penampilan sesuai usia,
pasien duduk tenang, dapat menjawab pertanyaan dengan baik, kontak mata dengan
pemeriksa baik. Pasien bersikap kooperatif selama wawancara. Pembicaraan pasien
spontan, lancar, mannerism, volume sedang, artikulasi jelas, intonasi sedang,
kualitas baik dan kuantitas cukup. Pada pasien didapatkan mood eutymia, afek
terbatas, dan keserasian cukup serasi. Gangguan persepsi ditemukan berupa
halusinasi visual, auditorik dan olfaktori. Pada bentuk pikir non-realistik, arus pikir
koheren flight of idea dan isi pikir didapatkan adanya ide bersalah, waham curiga
dan waham rujukan. Daya konsentrasi baik. Daya ingat baik. Orientasi baik.
Kemampuan visuospasial, abstrak dan intelegensi baik dan infornasi buruk. Tilikan
derajat 3 dimana pasien mengerti dirinya sakit akan tetapi menyalahkan orang.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS


Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis dan pemeriksaan status mental, maka
kasus ini termasuk gangguan jiwa karena menimbulkan penderitaan (distress) pada
pasien serta terdapat hendaya (disability) dalam fungsi aktivitas sosial.

Berdasarkan data-data yang didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, demam tinggi atau
kejang sebelumnya ataupun kelainan organik lainnya yang dapat menimbulkan
disfungsi otak sebelum gangguan jiwa. Hal tersebut dapat menjadi dasar untuk
menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F0).

Dari anamnesis diketahui bahwa pasien tidak pernah menggunakan narkoba dan
hanya minum minuman keras pada saat tertentu ketika berkumpul dengan teman-

11
temannya. Ada kemungkinan pasien termasuk penderita gangguan mental dan
perilaku akibat penggunaan alkohol atau zat psikoaktif lainnya (F1).

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis pasien. Pada pasien ini didapatkan


halusinasi auditorik, visual dan olfactory (penghidu), waham curiga dan waham
rujukan. Keluhan halusinasi visual sudah ada sejak tahun 2010 dan keluhan
halusinasi audiotorik dan penghidu muncul sejak 1 tahun yang lalu dan makin
memberat sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit disertai waham.
Sebelumnya pasien tidak pernah menderita keluhan seperti ini. Hal ini dapat
menjadi dasar untuk mendiagnosis skizofrenia (F20) dengan bentuk halusinasi dan
waham yang menonjol mengarahkan diagnosis Aksis I ke skizofrenia paranoid
(F20.0).

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan fungsi kognitif


dan pengetahuan baik yang ditunjukkan dengan pasien mampu bersekolah hingga
SMK kelas 2 tidak sampai lulus karena faktor ekonomi, dan pada pasien tidak
ditemukan tanda-tanda gangguan kepribadian sehingga sampai saat ini belum ada
diagnosis Aksis II.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaaan fisik, dan pemeriksaan penunjang tidak


ditemukan tanda-tanda kelainan ataupun kondisi medis yang bermakna sehingga
belum ada diagnosis Aksis III.

Berdasarkan anamnesis yang dilakukan terhadap pasien, pasien memiliki masalah


ekonomi dimana saat itu pasien mengkreditkan motor akan tetapi tidak sanggup
membayar sehingga ditarik pihak dealer secara paksa dan pasien juga mempunyai
masalah pribadi karena putus dengan pacarnya dan ditinggal menikah. Sehingga
Aksis IV berupa masalah pada ekonomi dan masalah pribadi

Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya


menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada pasien ini
didapatkan Aksis V, pada saat dilakukan wawancara, skor GAF Current 51-60

12
(gejala berat , disabilitas berat). Hal ini ditandai dengan pasien sudah mampu
melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri disertai gejala positif yang mulai
berkurang walaupun halusinasi visual dan auditorik masih ada. GAF HLPY
(Highest Level Past Year) 50-41 Disabilitas berat jika tidak minum obat gejala
positif pasien aktif.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I : F 20.0 Skizofrenia Paranoid dd Skizofrenia simpleks
Aksis II : Belum ada diagnosis
Aksis III : Belum ada diagnosis
Aksis IV : Masalah ekonomi dan Masalah Pribadi
Aksis V : GAF 51-60 (Current) yaitu gejala berat, disabilitas berat
GAF 50-41 (HLPY) yaitu beberapa disabilitas dalam hubungan
dengan realita terutama halusinasi visual dan auditorik

VIII. DAFTAR MASALAH


a. Organobiologik
Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, namun diduga terdapat
ketidakseimbangan neurotransmiter.
b. Psikologik
Pada pasien ditemukan adanya halusinasi audiotorik dan halusinasi visual flight
of idea, waham curiga dan waham rujukan.
c. Sosiologik
Pada pasien ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial dan stigma buruk
pada pasien. Selain itu juga beban masalah ekonomi dan masalah pribadi pasien
serta peran keluarga yang kurang membuka ruang diskusi

IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad dubia
Quo ad sanationam : Dubia ad dubia

13
X. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka
Haloperidol 1x5 mg
Risperidone 2x2 mg
Trihexyphenidyl 3x1 mg

2. Psikoterapi
a. Ventilasi : Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
keluhan dan isi hati sehingga pasien menjadi lega.
b. Konseling : Memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya dan
memahami kondisinya lebih baik serta menganjurkan untuk berobat teratur.
c. Psikoedukasi : Memberikan penjelasan pada pasien dan orang sekitar pasien
untuk memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan yang kondusif.

XI. DISKUSI
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang bermakna
sehingga menimbulkan distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam
pekerjaan dan kehidupan sosial pasien. Adanya distress (penderitaan) dan disability
(hendaya) tersebut dapat diartikan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.

Berdasarkan data-data yang didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, demam tinggi atau
kejang sebelumnya ataupun kelainan organik lainnya yang dapat menimbulkan
disfungsi otak sebelum gangguan jiwa. Hal tersebut dapat menjadi dasar untuk
menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F0). Dari anamnesis diketahui
bahwa pasien tidak pernah menggunakan narkoba dan hanya minum minuman
keras pada saat tertentu ketika berkumpul dengan teman-temannya. Ada

14
kemungkinan pasien termasuk penderita gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan alkohol atau zat psikoaktif lainnya (F1).

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis pasien. Pada pasien ini didapatkan


halusinasi audiotorik dan halusinasi visual, fligh of idea , waham curiga dan waham
rujukan. Keluhan ini sudah dialami pasien sejak 1 bulan yang lalu dan memberat
sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien belum pernah di rawat inap di
RSJ.

A. Diagnosis
PPDGJ III
Pedoman diagnostik :
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut yang amat jelas (dan biasanya dua gejala
atau lebih bila gejala-gejala berikut kurang tajam atau kurang jelas):
1. Thought echo, yaitu isi pikiran diri sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama,
namun kualitasnya berbeda; atau
- Thought insertion or withdrawal, yaitu isi pikiran asing dari luar masuk ke
dalam pikirannya atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar
dirinya; dan
- Thought broadcasting, yaitu isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang
lain mengetahuinya
2. Waham, yaitu suatu kepercayaan palsu yang menetap yang tak sesuai dengan
fakta dan mungkin aneh, dan tetap dipertahankan meskipun telah
diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya.
- Delusion of control, yaitu wahm tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
- Delusion of influence, waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
- Delusion of passivity, yaitu waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar

15
- Delusional perception, yaitu pengalaman inderawi yang tak wajar, sangat
khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mujizat.
3. Halusinasi auditorik:
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap perilaku
pasien, atau
- Mendiskusikan perihal pasien sendiri.
- Suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
4. Waham lain, misalnya mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan
makhluk asing dengan dunia lain.

Atau paling sedikit dua gejala berikut yang harus selalu ada secara jelas:

5. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai waham
tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai ide-ide berlebihan yang
menetap, apabila terjadi dapat setiap hari selama berminggu-minggu atau
berbulan-bulan terus-menerus.
6. Arus pikiran terputus atau mengalami sisipan, berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme.
7. Perilaku katatonik, seperti gaduh delisah, posturing, fleksibilitas cerea,
negativism, mutisme, dan stupor.
8. Gejala negatif, seperti sangat apatis, bicara jarang,respons emosional
menumpul atau tidak wajar, penarikan diri dan menurunnya kinerja social;
tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasi neuroleptika.

Gejala-gejala tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau
lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal); harus ada suatu
perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa
aspek perilaku pribadi yang bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri
secara sosial.

16
F20.0 Skizofrenia Paranoid

Pedoman diagnostik:
 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
 Halusinasi dan/atau waham harus menonjol:
- Suara halusinasi yang mengancam atau memerintah, atau bunyi pluit,
mendengung, tawa.
- Halusinasi pembauan atau pengecapan, seksual, halusinasi visual jarang.
- Waham paling khas dikendalikan, dipengaruhi, passivity, dikejar-kejar.
 Gangguan afektif, kehendak dan pembicaraan, katatonik tidak menonjol.

Hal ini dapat menjadi dasar untuk mendiagnosis skizofrenia (F20) dengan bentuk
halusinasi dan waham yang menonjol mengarahkan diagnosis Aksis I ke
skizofrenia paranoid (F20.0).

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan fungsi kognitif


dan pengetahuan baik yang ditunjukkan dengan pasien mampu menyelesaikan
pendidikan hingga SD, dan pada pasien tidak ditemukan tanda-tanda gangguan
kepribadian sehingga sampai saat ini belum ada diagnosis Aksis II.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda


kelainan ataupun kondisi medis yang bermakna sehingga belum ada diagnosis
Aksis III.

Berdasarkan anamnesis yang dilakukan terhadap pasien, pasien memiliki masalah


terhadap kurangnya pemahaman keluarga akan penyakit pasien dan juga kehidupan
ekonomi dimana penghasilan pasien belum cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Dan memiliki masalah pada keluarga inti pasien (istri pertamanya) yang
berprofesi sebagai PSK dan ia merasa tersinggung jika ada orang menghina nya.
Oleh karena itu pada Aksis IV berupa masalah pada keluarga intinya (istrinya) dan
kurangnya pemahaman keluarga terhadap penyakit pasien.

17
Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya
menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada pasien ini
didapatkan Aksis V, pada saat dilakukan wawancara, skor GAF Current 50-41
(gejala berat, disabilitas berat). Hal ini ditandai dengan pasien sudah mampu
melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri disertai gejala positif yang masih
ada. GAF HLPY (Highest Level Past Year) 40-31, yaitu beberapa disabilitas dalam
hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.

Penatalaksanaan pada pasien ini diberikan psikoterapi dan farmakoterapi.


Farmakoterapi yang diberikan berupa Risperidone 2x2 mg. Risperidon merupakan
golongan anti psikostik atipikal (APG-II) dengan mekanisme kerja adalah
memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya di
sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor antagonists) dan
juga berafinitas terhadap “Serotonin 5 HT2 Receptors” (Serotonin-dopamine
antagonists), sehingga efektif untuk gejala positif maupun negatif. Efek samping
yang terjadi dapat berupa sedasi dan inhibisi psikomotor (rasa mengantuk,
kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif
menurun), dan gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik,
mulut kering, kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan
intraokuler meninggi, gangguan irama jantung), gangguan ekstrapiramidal
(dystonia akut, akathisia, sindrom Parkinson seperti tremor, brdikinesia, rigiditas),
gangguan endokrin, hematologik biasanya pada pemakaian jangka panjang.
Kekuatan antagonis D2 dari risperidone lebih rendah bila dibandingkan dengan
haloperidol, sehingga efek samping ekstrapiramidalnya juga lebih rendah. Sediaan
risperidone tersedia dalam bentuk tablet 1mg, 2mg, 3mg; ada juga dalam bentuk
depo (long acting) yang digunakan setiap 2 minggu secara IM. Dengan rentang
dosis 2-6mg/hari. Pada pasien ini, diberikan risperidon dengan dosis 2x2mg, maka
dapat disimpulkan dosis dan indikasi pemberian risperidon sudah sesuai (PDSKJI,
2011; Sadock dan Sadock , 2010).

Psikoterapi pada pasien diberikan dengan beberapa pendekatan,diantaranya:

18
a. Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan
dan isi hati sehingga pasien menjadi lega.
b. Konseling: Memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya dan
memahami kondisinya lebih baik serta menganjurkan untuk berobat teratur.
Membiasakan diri untuk menceritakan setiap permasalahan.
c. Psikoedukasi: Memberikan penjelasan pada pasien dan orang sekitar pasien
(Keluarga dan Tetangga) untuk memberikan dorongan dan menciptakan
lingkungan yang kondusif. Membiasakan untuk memusyawarahkan apabila
terdapat permasalahan. Menurut penelitian pengobatan tidak cukup hanya
dengan pengobatan secara farmakologi tetapi harus diiringi dengan lingkungan
keluarga yang mendukung. Pada pasien ini diperlukan dorongan dari keluarga
dan lingkungan untuk mengurangi faktor pencetus. Dimana diharapkan dengan
terapi tersebut tidak terjadi kekambuhan (relaps) dan akan memberikan
kesembuhan total kepada pasien (Maramis WF, 2010; Sadock dan Sadock,
2010).

Ciri Prognosis Baik V/X


Onset akut dengan faktor pencetus yang jelas X
Riwayat hubungan social dan pekerjaan yang baik V
Adanya gejala afekstif (depresi) X
Subtipe paranoid V
Subtipe katatonik X
Sudah menikah V
Banyak simptom positif V
Kebingungan X
Tension, cemas hostilitas X

Ciri Prognosis Buruk V/X

19
Onset perlahan-lahan dengan factor pencetus tidak jelas V
Riwayat hubungan social dan pekerjaan buruk X
Menarik diri, tingkah laku yang artristik V
Tipe hebepenik dan tipe tak tergolongkan X
Belum manikah X
Riwayat skizofrenia dalam keluarga X
Adanya gejala neurologik X
Banyak simptom negatif X
Tidak ada gejala afektif atau hostilitas yang jelas V
Sumber: (Maramis WF, 2010)

Bentuk skizofrenia reaktif dan proses mungkin secara etiologi (secara biologi)
berbeda. Meskipun ada variabilitas yang besar, tipe disorganisasi secara umum
mempunyai prognosis yang buruk, tetapi tipe paranoid (dan beberapa katatonik)
mempunyai prognosis yang baik. Prognosis menjadi lebih buruk bila pasien
menyalahgunakan zat atau hidup dalam keluarga yang tidak harmonis (Elvira dkk,
2014)

Prognosis vitam pasien mengarah pada arah mungkin baik karena tidak didapatkan
keinginan untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri. Sedangkan pda prognosis
functionam dan sanationam mengarah ke buruk karena dipengaruhi oleh faktor
onset terjadi pada usia muda, pasien belum menyadari sakitnya, pemahaman dan
dukungan keluarga pasien yang kurang akan penyakit pasien, dan lingkungan
sekitar rumah yang kurang kondusif.

DAFTAR PUSTAKA

20
American Psychiatric Association. 2013. Diagnostic and StatisticalManual of
Mental Disorders: Fifth Edition (DSM-V).United States ofAmerica:APA;
591-643

Elvira, Sylvia D dan Gitayanti Hadisukanto. 2014. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta:
Badan Penerbit FK UI

Maramis WF. 2010. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi II. Surabaya: FK Unair.

Maslim R. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan


DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya

Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia. 2011. Konsensus


Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia. Jakarta: AstraZeneca

Pratami, Yusi Nurlianti. 2013. Skizofrenia Paranoid Pada Seorang Wanita dengan
Faktor Psikososial Sebagai Stressor.Vol 1 no 4: Medula

Sadock BJ, Sadock VA. 2010. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi
2. Jakarta: EGC.

21
LAMPIRAN

22
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Tahun 2010 Tahun 2011 Januari 2019 Juni 2019

 Masalah kredit  Pasien putus  Pasien sulit tidur,  Pasien mengaku


motor pasien dengan gelisah dan kesal sudah bosan
dimulai dan pacarnya dan minum obat dan
serta tidak mau
ditarik secara ditinggal mulai
bekerja. Pasien
paksa oleh meninggalkan obat
pacarnya untuk juga mengaku bisa selama 10 hari.
dealer. menikah melihat mahluk
dengan pria halus dan kerap  Pasien semakin
 Pasein jadi lain. berbicara sendiri gelisah, kesal dan
murung dan mengamuk
sedih serta  Pasien sudah  Pasien dibawak ke membawa golok
pasien mengaku mulai emosi poliklinik RSJ dan kabur dari rumah
bisa melihat tidak stabil dinyatakan rawat
mahluk halus jalan  Pasien mendengar
suara wanita yang
tak dikenal selalu
mengajak bermain
dan melihat
bayangan hitam
seorang laki-laki

 Pasien mengamuk
membawa golok
keliling kampung
sehingga dibawa
oleh keluarga dan
petugas desa ke
UGD RSJ untuk
dirawat inapkan

23
Autoanamnesis Tanggal 12 Februari 2019

Keterangan :
Dokter Muda (DM)
Pasien (P)

DM : Permisi, perkenalkan saya dokter muda zahnia, maaf pak sebelumnya, nanti
saya akan menayakan beberapa hal terkait kondisi bapak, apakah bapak
bersedia?
KP : Iya bersedia
DM : Nama bapak siapa pak?
KP : Nama saya R
DM : Umur bapak sekarang berapa?
P : 31 tahun
DM : Bapak ingat tidak tanggal lahir bapak?
P : Ingat mbak tahun 1988 bulan 9
DM : Alamat rumahnya dimana pak?
P : Di terusan nunyai, Lampung tengah
DM : Bapak gimana kabarnya hari ini?
P : Ya lumayan lah mba, udah mendingan. Saya udah bisa tidur sekarang mba.
DM : Bapak sekolah sampai mana? Tamat ga? Naik kelas?
P : sampai SMK Kelas 2 mbak karena terbentur biaya
DM : Bapak kemarin kenapa pak masuk sini?
P : iya saya ngerasa gelisah, kesal dan sulit tidur mbak dan maunya selalu
marah-marah sama siapa pun. Saya juga kemaren tiba-tiba ada suara yg
nyuruh bawak golok keliling kampung.
DM : Siapa pak yang nyuruh bawak golok keliling kampung ?
P : ada suara perempuan mba di telinga saya buat suruh-suruh bawak golok dan
suruh mancing mbak.
DM : selain suara-suara ada lagi nggak pak sesuatu yang buat bapak sulit tidur
atau mengamuk ?

24
P : ada mba saya kalau mau tidur atau mau ke kamar mandi selalu melihat
bayangan hitam seperti lelaki mbak.
DM : selain bayangan hitam lihat apalagi pak?
P : saya bisa lihat mahluk halus mbak ini disekitar kita ada mahluk halusnya
hehe
DM : oh iya pak mau nanya, di rumah ada masalah nggak pak sama keluarga ?
P : enggak ada mbak tapi saya merasa keluarga kesal dan curiga dengan saya
mbak dan juga saya rasa pikiran saya bisa dibaca sama tetangga sekitar
DM : jadi begitu ya pak, oh iya ada sesuatu yang berubah pak dari diri bapak atau
dari barang disekitar atau lingkungan bapak ?
P : ga ada perubahan apa-apa mbak tapi keluarga saya takut melihat saya dan
selalu menghindar.
DM : hmm begitu ya pak, pak mau tanya sebelum perasaan kesal, bisa melihat
mahluk halus, mengamuk ada masalah nggak pak ?
P : ada mbak saya dulu kecewa sama keluarga karena saya kredit motor tapi pas
lagi nunggak keluarga ga ada yg mau bantuin bayar jadi motor saya ditarik
paksa mbak dari situ saya susah tidur dan bisa mahluk halus.
DM : tahun berapa pak kalo ingat kejadiannya ?
P : tahun 2010 mbak
DM : ada lagi pak masalah lain yang bapak bisa ceritain saya siap dengarkan..?
P : saya putus dan gagal nikah mbak karena pacarnya milih orang lain mbak,
selalu teringat mbak dan saya merasa ada wanita yang bisikkan saya mbak
DM : tahun brapa itu pak?
P : 2011 Mbak
DM : Oke pak, pak sudah berapa kali dirawat disini?
P : baru pertama kali mbak saya dirawat
DM : bapak tahu ini kita dimana?
P : di RSJ kata keluarga disini saya bisa menenangkan jiwa mbak
DM : Iya benar pak, dikasih obat nggak pak disini?
P : dikasih mbak sehari 2 kali disuruh minum kata nya biar hati nya bisa tenang
DM : Gimana reaksi setelah minum obat pak..?
P : Tenang mbak dan sering ngantuk mbak

25
DM : Suara yg bisikkan masih ada? Lalu melihat bayangan masih ada juga nggak
pak?
P : Suaranya sudah mulai hilang pak tapi kalau bayangan hitam masih ada
mbak.
DM : oh iya pak selama ini Bapak pernah merasa ada yang mengejar-ngejar bapak
ga?
P : ga ada mbak
DM : Bapak pernah minum minuman keras atau pakai narkoba gak?
P :Kalau narkoba demiallah aja mba saya gak pernah nyentuh-nyentuh barang
itu. Kalo minuman keras saya akuin saya minum tapi gak tiap hari mba pas
lagi kumpul-kumpul aja sama kawan-kawan.
DM : Kalau merokok berapa banyak pak?
P : Saya kuat kalo ngerokok mba, bisa 1-2 bungkus sehari
DM : Bapak pernah merasa punya kelebihan yang ga dimiliki orang lain ga?
P : ya , ada kayaknya mba saya bisa lihat mahluk halus
DM : Bapak pernah di kamar terus tiba-tiba suasananya berubah seperti di tempat
lain gitu ga pak?
P : Gak pernah mba
DM : Kalau merasa tangannya ada yang aneh? Misalnya kayak tiba-tiba panjang
atau berubah jadi tangan monster gitu?
P : Ga mba, biasa aja tangan saya
DM : bapak pernah jatuh atau kecelakaan sampai ga sadarkan diri ga pak?
P : ga pernah mbak, kakak saya pelit tidak boleh dipinjamkan motornya
DM : Sekarang kalau mandi, makan, dll bisa sendiri pak?
P : Bisa lah mba, dari dulu juga sendiri
DM : Pak sekarang bapak ada di mana?
P : Di RSJ ini mba
DM : Kalau ruangannya tau pak?
P : cendrawasih mbak
DM : Bapak makan berapa kali sehari?
P : tiga kali sehari mba
Dm : Bapak lihat keluar jendela coba, kira-kira jam berapa sekarang ya?

26
P : Hmm.. jam setengah sepuluh
DM : Kalau di rumah sakit ada orang pake seragam putih-putih biasanya kerja apa
itu pak?
P : Bidan mba
DM : Pak saya sebutin 3 benda nanti bapak inget ya. Pena, buku, kertas
P : Pena, buku, kertas
DM : Tadi pagi sarapan pake apa pak?
P : Pagi tadi sih makan pake nasi goreng, ikan , campuran sayur
DM : Kemaren kesini dianter sama siapa ya pak?
P : Sama kakak-kakak saya ada 4 orang
DM : Bapak masih inget temen-temen SD bapak?
P : masih , agus, eko, darmawan dll
DM : Nah coba bapak sebutin 3 benda tadi
P : yang mana mba? Yang nama saya itu ya?
DM : bukan pak, coba bapak inget-inget lagi
P : gak tau ah mba lupa
DM : Pak ini yang saya pegang apa? (Pulpen)
P : Pena
DM : Buat apa ini pak?
P : Nulis lah
DM : Sekarang bapak coba tulis nama bapak
P : (Pasien menulis namanya)
DM : coba bapak gambar lingkaran sama tiruin gambar saya ya
P : (pasien menggambar oval dan salah meniru gambar)
DM : Tolong bapak eja nama bapak dari belakang
P : (Pasien mampu melakukan perintah)
DM : Bapak sekarang baca dan lakukan apa yang saya tulis ya. (ANGKAT
TANGAN)
P : (Pasien mengangkat tangannya)
DM : Pak kita berhitung ya. 100-7=…
P : 93
DM : Kurang 7 lagi?

27
P : 86
DM : Kurang 7 lagi?
P : 79
DM : Pak panjang tangan artinya apa ya?
P : suka mencuri mba
DM : Persamaannya motor dan mobil apa pak?
P : ya mobil kan rodanya 4 kalau motor rodanya 2
DM : Bapak suka nonton tv? Berita yang lagi heboh sekarang apa sih pak?
P : suka mba, saya nontonnya patrol
DM : Bapak tau bulan hasil sidang MK presiden pak?
P : ndak guna ngurusin itu mbak mending tidur
DM : Terus siapa lawannya pak Jokowi?
P : pak prabowo mbak
DM : Kalo bapak denger ibunya bapak sakit perasaannya gimana pak?
P : Sedih lah mba
DM : Kalo bapak nemu dompet di jalan, apa yang akan bapak lakukan?
P : Balikin ke orangnya lah mba
DM : Kalau orangnya ga ketemu?
P : kalo gak ada ktp nya saya kasih pak ustadz biar kalo ada yang nyari biar pak
ustadz yang ngasih atau disumbangin ke masjid.
DM : Oke pak tanya jawabnya cukup dulu ya. Terimakasih sudah mau diajak
ngobrol disini. Bapak yg rajin minum obatnya, kalau udah keluar nanti juga
rutin kontrol ya.
P : Iya mba sama-sama

Alloanamnesis Tanggal 12 Januari 2019

28
Keterangan :
Dokter Muda (D)
Keluarga Pasien (K)

D : Assalamu’alaikum. Selamat sore ibu, benar dengan ibu H? Keluarganya


bapak R?
K : Iya benar.
D : Perkenalkan ibu, saya petugas dari Rumah Sakit Jiwa, kebetulan ingin
melengkapi data bapak R. mungkin saya akan bertanya tentang bapak R
nya ya bu, boleh ya bu?
K : Iya boleh silahkan mba.
D : Sebelumnya, ibu umur nya berapa?
K : Umur saya 42 tahun
D : Pendidikan terakhirnya apa bu?
K : S1
D : Pekerjaan sekarang?
K : PNS
D : Alamatnya dimana bu? Ibu serumah tidak dengan bapak R?
K : saya gak serumah mba tapi rumah saya dekat dengan rumah pak R, Adik
saya itu tinggal dengan ibu saya dan 2 adik saya perempuan, kami 5
saudara dan kebetulan adik saya yang laki-laki itu paling bungsu
D : Baik, bapak R waktu itu kenapa ya bu dibawa ke IGD?
K : Karena kemaren dia emosi dirumah mbak marah-marah sama semua orang
dirumah padahal rokok sudah dibeliin dan makan juga sudah dikasih, lalu
tiba-tiba dia ke dapur dan ambil golok lalu kabur dari rumah mbak. Jadi
saya bersama pamong desa berusaha buat menangkap dan alhamdulillah
mau ikut pulang dan goloknya dilepas mbak. Akhirnya saya berunding
sama keluarga dan pamong desa lalu sepakat bawak ke UGD RSJ agar ada
tindakan yang aman.
D : Dirumah udah berapa lama mba kayak gini?

29
K : muncul-muncul awalnya sih udah tahunan mbak dia ngaku bisa melihat
mahluk halus tapi saya ga ada curiga karena ya saya nilai itu hal biasa di
kampung mbak. Tapi 6 bulan yang lalu makin parah terutama sulit tidur
dan emosional mbak akhirnya baru beberapa hari ini dia ngamuk hebat dan
bawak golok keliling kampung.
D : Pak R pernah cerita gak kalau denger suara-suara bisikan atau lihat
makhluk aneh gitu?
K : Pernah mba. Dia sering banget ngeliat-ngeliat hantu gitu kayak kuntilanak
dll. Tapi saya selalu pesenkan sama dia kalo itu semua gak nyata dan suara
perempuan yg di dengar itu ga ada
D : Kalau dirumah bapak R suka ngomong sendiri gak bu?
K : ya mba, udah dari Tahun lalu dia suka ngomong sendiri. Awalnya saya
kira dia baca doa jadi gak terlalu saya hirauin pas dari bulan januari itu
saya baru tau pas mergokin dia ngomong sendiri dan kalau ditegor di
marah hebat mbak
D : Maaf bu, bapaknya ngerokok ya? Berapa banyak pak rokok nya sehari?
K : Wah sudah gak ukuran lagi itu, waktu dia sehat mah 1 bungkus lah sehari.
Pas dia sakit ini adalah sampe 2 bungkus sehari
D : Pak R suka minum alkohol atau narkoba gak pak?
K : Setau saya kalau alkohol pernah mbak saat dia SMA tapi klo sekarang saya
ga bisa kontrol lagi mbak. Tapi kalo narkoba di nggak pake mbak
D : Pak Y ini pernah berurusan sama polisi gak pak?
K : Alhamdulilah sih mba, keluarga kami gak ada yang pernah berurusan sama
polisi. Masalah kemaren aja kita yang ditelpon salah satu warga ngelihat
pak R bawak golok keliling kampung
D : Terakhir pendidikannya SMK kelas 2 ya bu?
K : Iya sampai SMK kelas 2 mbak dia males kata nya mbak dan enak bantu
orang tua di ladang kata nya
D : Sebelumnya pak R punya masalah gak sih bu?
K : Punya mba, dulu masalah kredit motor mbak jadi dulu bapak saya ambil
motor kredit tapi meninggal mbak baru dua kali bayar kredit motor dan
diteruskan cicilan nya ke adik saya itu pak R akan tetapi karena dia ga punya

30
uang untuk bayar dan kondisi kami juga sedang sulit maka motor ditarik
paksa dealer mbak, nah semenjak dari situ kata nya dia (Pak R) bisa melihat
mahluk gaib lalu kondisi normal lagi mbak sampai tahun 2011 dia (pak R)
diputuskan pacarnya yang memang niat mau dinikahi karena keburu di
lamar sama orang jadilah pak R banyak murung sampai mogok makan dan
mulai ngomong sendiri dan diam di kamar
D : Bapak R ini anak ke 5 dari 5 bersaudara ya bu?
K : Iya mba. Benar saya kakak kandung pertama nya mbak
D : Kalau pergaulannya bapak R ini gimana bu?
K : Kalau pergaulannya sih saya rasa gak ada masalah ya mba, soalnya dia itu
dari dulu emang banyak temannya tapi semenjak putus sama pacarnya dia
lebih banyak diam di kamar dan pergi ke ladang lalu sering juga marah-
marah sama ibu atau keponakkanya
D : Bapak R pernah kecelakaan ga bu sampai pingsan misalnya?
K : Tidak pernah mbak karena kami tidak mau meminjamkan motor mbak
karena kondisi diri nya yang tidak sanggup takut ada apa-apa
D : Kalau penyakit seperti darah tinggi atau kencing manis ada ga bu?
K : Ga pernah mba. Terus kondisi sekarang gimana mba?
D : Untuk kondisi sekarang saya kurang tahu bu, karena saya hanya diminta
untuk melengkapi data saja. Mungkin sudah cukup ya bu data nya,
terimakasih banyak atas penjelasannya bu. Wassalamuallaikum.
K : Walaikumussallam.

31

Anda mungkin juga menyukai