Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KEGIATAN DOKTER MUDA PSIKIATRI

KUNJUNGAN RUMAH

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Oleh :

Michelle Anne Anthonysamy

1702612161

Pembimbing :

dr. IA Kusuma Wardani, Sp.KJ(K), MARS

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


DI DEPARTEMEN PSIKIATRI
RSUP SANGLAH/ FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan Laporan Kunjungan Rumah ini tepat pada
waktunya.

Laporan ini dibuat sebagai prasyarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya
(KKM) di Departemen Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar. Dalam
penyusunan laporan kali ini, Penulis memperoleh banyak bimbingan, petunjuk dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. dr. Ketut Putri Ariani, Sp.KJ selaku ketua Bagian/SMF Psikiatri FK


UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
2. Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, Sp.KJ (K) selaku koordinator
pendidikan Bagian/SMF Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
3. dr. IA Kusuma Wardani, Sp.KJ, MARS selaku pembimbing dalam
penyusunan laporan Kunjungan Rumah ini.
4. Residen di Departemen Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar yang
turut membantu dalam penyelesaian laporan Kunjungan Rumah ini.
5. Semua pihak yang telah membantu pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan, diharapkan
adanya saran demi penyempurnaan karya ini. Semoga bisa memberikan sumbangan
ilmiah bagi dunia kedokteran dan manfaat bagi masyarakat. Terima kasih.

Denpasar, Juli 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
I. IDENTITAS PASIEN .................................................................................. 1
II. ANAMNESIS ............................................................................................... 1
III. LINGKUNGAN KELUARGA .................................................................. 14
IV. LINGKUNGAN RUMAH ......................................................................... 15
V. DENAH RUMAH ...................................................................................... 15
VI. LINGKUNGAN SOSIAL .......................................................................... 16
VII. PEMERIKSAAN FISIK ............................................................................. 16
VIII. RESUME .................................................................................................... 19
IX. DIAGNOSIS ............................................................................................... 19
X. USULAN TERAPI ..................................................................................... 17
XI. PROGNOSIS .............................................................................................. 17
XII. SIMPULAN ................................................................................................ 22
XIII. SARAN....................................................................................................... 22
XIV. DOKUMENTASI ....................................................................................... 23

iii i
1

LAPORAN KEGIATAN DOKTER MUDA PSIKIATRI KUNJUNGAN RUMAH


DEPARTEMEN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Tanggal Kunjungan : Kamis, 4 Juli pk. 17.00 WITA


Pembimbing : dr. IA Kusuma Wardani, Sp.KJ, MARS
Nama : Michelle Anne Anthonysamy
NIM : 1702612161

I. IDENTITAS
Nama : KSS
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 24 tahun
Pendidikan : Akademi
Pekerjaan : Pegawai Swasta (Housekeeping)
Status perkawinan : Belum kawin
Agama : Hindu
Suku/bangsa : Bali/Indonesia
Alamat : Dusun Tegllenga Kalisada Seririt Buleleng
Tanggal pemeriksaan : Jumat, 28 Juni 2019 pukul 17.02 WITA

II. HASIL KUNJUNGAN RUMAH


Kunjungan rumah dilakukan pada hari Kamis, 4 Juli 2019, di rumah pasien di
Glogor Carik GG Kangguru No 7b. Sebelumnya, telah dibuat perjanjian dengan
pasien dan orang tua pasien. Kunjungan dilakukan pada pukul 17.00 WITA.
Kunjungan diterima oleh pasien dan ibu pasien.

A. KELUHAN UTAMA
Autoanamnesis : Tenang
Heteroanamnesis : Tenang
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
AUTOANAMNESIS
2

Pasien diwawancara dalam posisi duduk berhadapan dengan pemeriksa di teras


rumah pasien. Pasien menggunakan baju kaos warna hijau, lengan pendek, dan
memakai celana pendek berwarna hitam. Pasien tampak rapi, dengan rambut
tampak sedikit berantakan tidak tersisir rapi seperti orang bangun tidur, berwarna
hitam, kuku-kuku tangan dan kaki terpotong rapi dan bersih, tidak tercium bau yang
tidak sedap baik dari mulut maupun tubuh pasien. Pasien diwawancara
menggunakan Bahasa Indonesia. Sebelum memulai wawancara, pemeriksa
menyapa pasien dan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Wawancara dengan
pasien dilakukan menggunakan bahasa Indonesia. Saat wawancara berlangsung,
pasien tampak tenang serta tidak ada gerakan tubuh yang aneh, kooperatif,
memperhatikan pemeriksa dengan baik, mau menjawab pertanyaan pemeriksa.
Pada saat wawancara, pasien dapat menjawab nama dan usianya dengan benar,
mengetahui lokasi dan waktu wawancara serta orang-orang yang ada di rumah.
Pasien mengingat nama pemeriksa yang sudah disebutkan sebelumnya, makanan
terakhir yang dimakan pasien pada siang hari adalah tipat dan lauk yang di masak
oleh ibunya. Kegiatan selama beberapa bulan terakhir yaitu bekerja menjadi
karyawan di katering ibunya sejak 3 bulan yang lalu. Pasien dapat menyebutkan
dengan benar sekolahnya dari SD hingga perguruan tinggi. Pasien dapat menjawab
dengan benar pengurangan kelipatan 7 dari angka 100 sebanyak 5 kali berturut-
turut, perbedaan dan persamaan antara bola tenis dan buah jeruk, melanjutkan
peribahasa “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian” dan mengetahui
artinya. Pasien dapat menjawab dengan benar kapan hari kemerdekaan Indonesia
dan siapa presiden Indonesia sekarang.
Pasien saat ini mengatakan dirinya baik, dan tidak memiliki keluhan. Pasien
mengatakan emosinya sudah stabil, tidak ingin marah dan saat pemeriksaan
mengatakan senang. Pasien mengatakan senang karena tidak ada emosi lagi, dank
karena besok diijinkan pulang oleh dokter. Pasien mengatakan bosan di rumah sakit
karena tidak bisa berbuat apa. Pasien mengatakan aktifitasnya di rumah saki hanya
tiduran, main handphone, dan kadang berbincang dengan ibunya, Mirah,pasien
RSUP Sanglah. Pasien mengatakan dirinya sudah tidak ada yang mengendalikan.
Pasien mengatakan bahwa memang dirinya ada yang tidak beres, tidak stabil
3

emosinya sehingga perlu minum obat. Ketika pasien menceritakan hal tersebut,
pasien bercerita dengan intonasi yang datar, dan pasien hanya sedikit tersenyum.
Saat pemeriksa menanyakan mengapa pasien dibawa ke RSUP Sanglah, Pasien
mengatakan karena ia mengamuk. Pasien mengatakan mengamuk karena ia tidak
menemukan motornya saat ia sedang ingin keluar untuk jalan-jalan. Pasien
kemudian merasa kesal dan tidak bisa menahan emosinya sehingga pasien marah,
membanting semua benda yang ada di sekitarnya termasuk helm, kursi dan barang-
barang lain. Pasien juga mengatakan hampir memukul ayahnya karena ayahnya
yang membawa sepeda motornya. Pasien mengatakan emosi, karena merasa motor
itu miliknya dan tidak ada yang bilang kepadanya kalau motornya dipakai. Pasien
mengatakan emosinya saat itu mendadak muncul. Pasien merasa bosan di rumah,
karena tidak bisa melakukan apa-apa sehingga ia ingin keluar. Pemeriksa kemudian
menayakan apakah pasien mengetahui mengapa ayahnya membawa motor pasien,
pasien menjawab “Kata Ibu, ayah ingin membelikan bensin motor, karena sudah
habis”. Pasien mengatakan bahwa sebenarnya apa yang dilakukan ayahnya baik,
namun saat ditanya mengapa pasien tetap marah, pasien menjawab karena saat itu
tidak bisa mengontrol emosi. Pasien mengatakan tidak ada yang menyuruh pasien
untuk marah, maupun mengendalikan pasien untuk marah. Saat kejadian, pasien
mengatakan tidak sadar kalau perbuatannya salah, namun saat ini pasien
mengatakan sadar dan menyesal akan perbuatannya. Pasien mengatakan bahwa ia
sayang dengan ayahnya. Namun pasien mengatakan pernah kesal kepada ayah
karena ayah tidak mau melukat, padahal ayahnya disuruh menjadi pemangku. Saat
ditanya siapa yang menyuruh ayah pasien menjadi pemangku, pasien mengatakan
bahwa ada roh yang memberitahukan kepada pasien bahwa ayahnya adalah
pemangku dan disuruh melukat. Pasien mengatakan bahwa ia merasa diberitahu
oleh roh yang mengikutinya. Saat ditanya bagaimana cara roh itu memberi tahu,
pasien mengatakan bahwa dirinya diikuti oleh roh yang melindungi, namun ia tidak
dapat melihat, dan hanya merasakan. Pasien menyangkal roh tersebut memberi tahu
dalam mimpi maupun dibisikkan. Pasien mengatakan merasakan hal tersebut dari
2-3 minggu sebelum pemeriksaan. Tetapi pasien saat ini tidak merasakan ada roh
yang mengikutinya lagi. Pasien menceritakan hal tersebut dengan intonasi datar,
dan hanya sedikit ekspresi.
4

Pasien juga mengatakan dirinya mudah merasa bosan dan tidak nyaman sejak
2 minggu terakhir. Pasien mengatakan sering pulang pergi dari Denpasar ke
Singaraja, hampir setiap hari. Saat ditanya, pasien mengatakan karena bosan. Di
Denpasar dan di Singaraja pasien mengatakan hanya makan, kemudian ketemu
temannya, kemudian pulang kembali ke Denpasar. Pasien mengatakan tidak tahan
lama-lama, selain karena bosan, pasien mengatakan bahwa orang-orang yang ia
temui jahat dan tidak suka dengan pasien. Saat ditanya apa yang dilakukan oleh
temannya, pasien mengatakan tidak ada yang dilakukan, pasien menyangkal
temannya mengomentari atau meengejek, maupun melukasi pasien. Saat ditanya
kembali kenapa pasien merasa temannya tidak suka, pasien menjawab karena
dirinya merasa. Pemeriksa kemudian berkata kepada pasien bahwa teman-teman
pasien tidak melakukan apa-apa kepada pasien, berarti temannya tidak jahat.
Namun kemudian pasien menjawab dirinya merasa temannya jahat sehingga pasien
merasa tidak nyaman. Pasien mengatakan dirinya tidak merasa lelah saat setiap hari
pulang pergi Denpasar-Singaraja, tidak ada merasa mengantuk. Pasien mengatakan
hal itu karena dirinya dikendalikan oleh roh yang melindungi pasien, sehingga
pasien tidak lelah. Pasien mengatakan tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak
pergi. Setelah pasien pulang-pergi, pasien merasa puas dan senang. Namun tidak
lama kemudia pasien merasa bosan kembali.
Pasien mengatakan akhir-akhir ini memang masih kepikiran cintanya di tolak
sekitar awal bulan april. Pasien mengatakan megutarakan cinta ke seorang
perempuan yang bernama Lenny. Pasien mengatakan kenal dengan lenny karena
merupakan pegawai di catering kakaknya. Menurut pasien, lenny cantik dan baik
sehingga ia menyukainya. Namun pasien ditolak ketika menyatakan cintanya.
Pasien mengatakan hal ini dialami ketiga kalinya. Yang perta adalah tahun 2012,
dan tahun 2017. Pasien ingin memilkiki pacaran, tapi 3 kali ia ditolak dari 3 kali
pasien mengutarakan cintanya. Pasien mengatakan sempat sedih karena ditolak
cintanya. Pasien menyangkal masih sedih karena ditolak cintanya saat pasien
mengamuk, namun hanya masih kepikiran saja. Pasien mengatakan tidak pernah
menceritwakan hal tersebut baik kepada ibu maupun keluarga lainnya.
Pasien menyangkal adanya riwayat melihat gambaran/bayangan yang tidak
dilihat oleh orang lain, maupun melihat gambaran/bayangan aneh dari suatu benda
5

yang dilihat. Pasien juga menyangkal mendengan suara-suara yang tidak didengar
oleh orang lain, maupun merasakan sensasi/perasaan aneh dalam dirinya. Pasien
menyangkal bahwa ia tidak mengenal lingkungan dimana ia berada, baik itu di
rumah maupun ditempat lain. Pasien juga menyangkal adanya perasaan bahwa ia
bukanlah bagian dari dirinya.
Pasien menceritakan ini merupakan kali ke 2 pasien masuk RS pada tahun
2018. Pada bulan April, pasien mengatakan dirawat selama 1 minggu di Sanglah
karena mengamuk. Setelah itu pasien mengatakan tetap kontrol setiap 2 minggu dan
minum obat teratur. Pasien juga mengatakan pernah dirawat pada tahun 2012 dan
2017 dengan keluhan sama. Namun saat itu pasien mengatakan tidak lanjut berobat
(hanya lanjut 6 bulan) karena merasa sudah tidak ada keluhan. Riwayat pasien
merasa sangat sedih, tidak bersemangat, mudah lelah, sulit konsentrasi, ingin bunuh
diri, susah tidur disangkal.
Pada saat di wawancara pasien mengatakan bahwa saat ini merasa senang
bahwa kondisi dirinya sudah lebih baik. Pasien sudah tidak pernah mengamuk
seperti kejadian sebelumnya. Pasien masih memutuskan untuk mulai bekerja di
katering ibunya setelah galungan.
Pasien mengatakan tidak mendengar suara-suara, memilki pikiran-pikiran
aneh, dan tidak ada ide bunuh diri. Pasien mengatakan sudah dapat tidur dengan
nyenyak selama 1 bulan terakhir. Tidak ada kesulitan memulai tidur, terbangun saat
tengah tidur, maupun terbagun lebih awal. Tidak ada mimpi buruk selama pasien
tidur. Setiap hari pasien tidur dari jam 10 malam dan bangun pada pukul 05.00 pagi.
Pasien makan sehari 3 kali, dan tidak ada rasa tidak mau makan. Pasien mandi
sehari 2 kali dan menggosok gigi pada pagi dan malam hari. Pasien tidak melakukan
aktivitas lainnya di rumah kecuali main handphone. Pasien mengatakan rutin
meminum obatnya dan kontrol ke dokter 2 kali, yaitu 3 minggu setelah keluar dari
rumah sakit dan yang terakir 1 bulan setelah keluar.

HETEROANAMNESIS (Ibu Pasien)


Sejak kecil pasien merupakan seorang yang pendiam, dan minder. Aktifitas
yang dilakukan lebih banyak di dalam rumah. Walaupun demikian pasien tetap
memiliki teman, walaupun tak terlihat teman dekat. Pasien jika ada masalah tidak
6

pernah menceritakan kepada orang tua, dan orang tua hanya menebak jika pasien
ada masalah dari raut wajah pasien. Jika ada masalah pasien cenderung diam
menyendiri, dan melamun. Ibu pasien mengatakan jika dibandingkan dengan
ayahnya, pasien cenderung lebih dekat dengan dirinya. Pasien dikatakan jarang
dimarahi oelh orang tua, dan orang tua mengatakan tidak terlalu mengatur anak,
cenderung membebaskan. Orang tua tidak ada menuntut anak. Dalam hal memilih
sekolah maupun pekerjaan, orang tua membebaskan.

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pasien pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya pada tahun 2012, 2017
dan 2019. Pada tahun 2012 pasien dikatakan mengamuk, dan berjalan kaki dari
Denpasar ke Singaraja, hingga kakinya luka. Pasien saat itu dikatakan tidak merasa
lelah, dan pasien mengatakan saat itu dikendalikan oleh roh yang menurut pasien
menjaganya. Pasien dibawa berobat ke RSJ Bangli, dirawat sekitar 10 hari. Pasien
kemudian putus berobat setelah 6 bulan karena merasa sudah tidak sakit. Pada saat
2012, pasien mengatakan ditolak cintanya. Pada tahun 2013-2017 Pasien dikatakan
baik dan sehat, tidak terdapat gejala aneh. Pasien dapat bekerja dan bersekolah
dengan baik. Pada pertengahan tahun 2017, pasien dikatakan kumat dengan gejala
pergi keliling naik sepeda motor, namun setelah itu sepedanya ditinggalkan. Pasien
juga mengamuk. Pada saat itu pasien dikatakan di PHK dari kerjanya sebagai house
keeping, dan tidak berselang lama, pasien mengaku ditolak cintanya. Pasien dibawa
berobat ke sanglah, dan dirawat inap. Pasien dikatakan rutin kontrol selama 6 bulan,
diberikan 2 obat yang dikonsumsi pagi dan malam, namun pasien dan keluarga
lupa nama dan bentuk obat. Pasien putus berobat karena merasa sudah baikan dan
tidak ada gejala. Sejak saat itu pasien dapat bekerja, namun dikatakan sering tidak
cocok pekerjaanya dan berganti. Pasien dikatakan kumat kembali pada akhir april.
Pasien dikatakan mengamuk karena tidak ada motor. Pasien dirawat di Sanglah
selama 1 minggu, dan rutin kontrol setiap 2 minggu ke Poli. Pasien tidak pernah
memilki riwayat kejang demam, kejang eplipsi, trauma kepala, riwayat operasi,
penyakit asma, penyakit kulit maupun lambung.

D. RIWAYAT PENGOBATAN
7

Pasien mengkonsumsi 2 jenis obat berwarna putih yang dikonsumsi 2


kali yaitu pagi dan malam. Pasien mengatakan rutin minum obat. Namun ibu
pasien dan kakak pasien yang tinggal bersama pasien tidak mengetahui pasti
apakah pasien mengkonsumsi obat.
Selama perawatan di RSUP Sanglah pada tanggal 28 Juni – 4 Juli 2019,
pasien diberikan pengobatan Risperidone 2 mg tiap 12 jam dan asam valproat
500mg tiap 12 jam

E. RIWAYAT PENGGUNAAN NAPZA


Pasien mengatakan mengkonsumsi kafein berupa kopi sebanyak 2
gelas/hari, namun jarang. Pasien ada riwayat minuman beralkohol sebanyak 3
gelas/ hari, namun jarang dan tidak menggunakan obat-obatan terlarang.

F. RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara. Di keluarga pasien
tidak ada yang memiliki keluhan/gangguan yang serupa dengan pasien maupun
gangguan jiwa lain serta tidak ada riwayat penggunaan alcohol maupun obat-
obatan terlarang. Pasien tinggal serumah bersama dengan ibu, dan kakaknya.
Pasien sejak kecil lebih sering bersama ibunya, dan lebih merasa dekat dan
nyaman untuk menceritakan apa yang pasien rasakan pada ibunya. Ayah
pasien dikatakan lebih sering menghabiskan waktu untuk bekerja ketika pasien
masih anak-anak, sehingga hanya memilki waktu bersama pasien pada saat
malam hari jika pasien belum tidur. Hubungan antara pasien dengan orang tua
dikatakan baik, pasien tidak pernah terdapat pertengkaran dengan orang tua.
Berdasarkan cerita pasien, orang tua pasien, terutama ayah pasien sangat jarang
memarahi pasien, dan selalu memberi apa yang menjadi keinginan pasien.
Hubungan pasien dengan adiknya dikatakan baik, namun pasien mengatakan
tidak terlalu dekat dengan adiknya karena perbedaan umur dengan kakaknya.
Pasien dikatakan sesekali bertengkar dengan adiknya karena hal-hal yang kecil
seperti masalah makanan, bermain, namun pertengkaran berlangsung cepat dan
hubungan terjalin baik kembali. Tidak ada perasaan iri hari, benci, maupun
8

dendam pasien kepada adiknya. Riwayat penyakit metabolik dalam keluarga


seperti diabetes, hipertensi, asma dan penyakit jantung disangkal oleh pasien.

G. RIWAYAT SOSIAL
Pasien saat ini tidak bekerja, namun sedang mencari pekerjaan yang
cocok. Pasien selama 1 tahun terakhir berganti 3-4 kali pekerjaan karena alasan
b osan, tidak nyaman, dan gaji sedikit. Sebelumnya pasien bekerja sebgai
housekeeping selama 3 tahun dari 2014-2016, namun pasien di PHK karena
ada pengurangan pegawai. Pasien dikatakan suka bermain game di handphone
yaitu bermain game sepak bola, dan mengabiskan waktu 2-3 jam sehari. Sejak
1 bulan terakhir pasien dikatakan sering bepergian ke luar menemui temannya
di Singaraja maupun di Denpasar. Tapi orang tua pasien tidak mengetahui siapa
temannya. Pasien sejak kecil/sekolah dikatakan seorang yang pendiam, dan
pemalu. Pasien hanya melakukan aktifitas di rumah. Diantara episode sakit
2012, 2017, dan 2019 dikatakan pasien dapat melakukan aktifitas seperti
kuliah, bekerja dengan baik. Pasien dikatakan aktif dan selalu memngikuti
kegiatan persembayangan baik di rumah maupun pura. Namun dikatakan oleh
keluarga, pasien jarang kumpul dengan pemuda di daerah tempat tinggalnya.
Hal ini di karenakan karena mobilitas pasien yang tinggi yaitu di Singaraja, dan
Denpasar, selain itu juga karena pekerjaan pasien sebelumya yangb
menghabiskan banyak waktu pagi hingga malam. Pasien tidakpernah terlibat
dalam perkelahian, atau masalah hukum. Pasien tidak memilki kebiasaan
minum-minum alcohol baik sendiri maupun dengan teman-temannya.
Walaupun demikian, pasien mengenal dan mulai mencoba merokok karena
meniru teman dan kakaknya. Pasien mengatakan sudah 3 kali ingin pacaran
dengan perempuan, namun 3 kali pasien ditolak.

H. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. PRENATAL DAN PERINATAL
Pasien merupakan anak yang diinginkan, terutama karena pasien merupakan
anak pertama paska keguguran ibu pasien pada kehamilan pertama. Ketika ibu
pasien sedang mengandung pasien, tidak ada masalah emosional maupun kesehatan
9

apapun. Ibu tidak mengkonsumsi alkohol ataupun obat-obatan terlarang selama


masa kehamilan. Pasien kemudian dilahirkan di praktik bidan, lahir secara normal,
cukup bulan, dan langsung menangis. Berat lahir pasien saat itu dikatakan ± 3,8
kilogram. Pasien lahir tanpa ada cacat bawaan.

2. MASA KANAK-KANAK AWAL (0-3 TAHUN)


Pasien dikatakan diberi minum ASI sampai usia 2 tahun, dan diberikan
makanan tambahan sejak umur 5-6 bulan. Pasien dikatakan tidak memiliki masalah
dalam hal makan maupun minum, dan mau makan makanan yang diberikan oleh
ibunya. Perkembangan pasien dikatakan normal dan sama dengan anak-anak
diusianya, tidak ada keterlambatan maupun lebih cepat. Pada saat pelatihan buang
air, pasien dikatakan dapat belajar dengan baik, dan dapat menahan buang air
hingga pada tempat yang benar. Pasien mendapatkan vaksinasi/imunisasi secara
lengkap pada masa itu. Pasien dikatakan tidak terdapat gerakan yang aneh maupun
gerakan yang berulang-ulang dilakukan. Selama usia 0-3 tahun, pasien lebih sering
bersama dengan ibunya.

3. MASA KANAK-KANAK MENENGAH (3-11 TAHUN)


Perkembangan pasien dikatakan normal, dan sama dengan teman-teman
seusianya. Pasien gemar bermain “kasir-kasiran” sejak kecil. Hal I I dikatakan
karena pasien meniru aktivitas yang dilakukan oleh ibunya ketika pergi ke pasar.
Pasein bergaul dengan anak-anak seusianya di lingkungan sekitar rumah bila ada.
Namun jika teman-temannya tidak pergi ke luar rumah/bermain, pasien lebih
senang bermain sendiri. Tidak ada mimpi/fantasi yang berulang dialami pasien.
Pasien juga bermain bersama adiknya ketika berusia 4 tahun.
Pasien mulai bersekolah jenjang SD pada usia 7 tahun. Pada awalnya pasien
malu-malu ketika sekolah. Dalam mengikuti pelajaran, pasien dikatakan sangat
padai, tidak pernah mendapat nilai yang jelek dan selalu mendapat ranking 1
maupun 2 di kelasnya. Pasien mulai diketahui beberapa kali mengalami sakit
batuk/demam ketika akan menghadapi ulangan, dan segera membaik ketika
ulangan selesai. Dikatakan pasien takut tidak bisa mengerjakan ulangan dan
mendapat nilai jelek. Pasien dikatakan tidak pernah membolos selama sekolah.
10

Pasien dapat mudah bergaul dengan teman-teman sekolahnya, dan tidak pernah
mengalami masalah baik dengan guru maupun dengan teman-teman. Pasien dapat
begaul dengan semua temannya, namun lebih sering bermain dengan teman
perempuan Orang tua pasien mengatakan tidak pernah menuntut pasien untuk
mendapat nilai yang bagus, dan sangat bangga dengan prestasi yang di raih
anaknya. Orang tua pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah meminta sesuatu
yang berlebih, sehingga orang tua dapat memberikan semua keinginan pasien.

4. MASA REMAJA
Pasien mengatakan dapat bergaul dengan sebayanya, melanjutkan sekolah SMP
hingga SMK dengan lancar. Pasien terus menjadi peringkat 1 atau 2 selama sekolah.
Pasien memilki sahabat yang akrab selam sekolah, dan tidak pernah mengalami
masalah dalam pergaulam maupun pendidikan. Pasien sesekali pergi jalan-jalan
bersama teman-teman sekolahnya. Pasien merupakan orang yang selalu
memprioritaskan tugas sekolahnya, dan baru akan bermain jika tugas dan
belajarnya telah usai. Setlah lulus SMK, pasien bekerja untuk mendapatkan
penghasilan.

5. MASA DEWASA
Pasien sempat kuliah di Universitas Maha Saraswasti Denpasar di jurusan
Akuntansi. Pasien bekerja sampingan selama kuliah agar dapat membiayai
kuliahnya. Pasien bekerja pada pagi hingga sore, daan kuliah pada sore dan malam
hari setiab hari Senin, Rabu, Kamis. Pasien mengatakan dapat mengimbangi kuliah
sambil bekerja. Pasien dapat mengikuti perkuliahan dengan baik, namun pasien
mengaku pernah mengulang 1 matakuliah karena tidak puas mendapat nilai C pada
mata kuliah tersebut. Pasien mengganggap bahwa ia mampun dalam bidang
tersebut, namun mendapat nilai jelek karena terlambat mengumpulkan tugas karena
kelupaan akibat menyelesaikan pekerjaan. Menurut pasien, ia tidak harus
mengulang mata kuliah tersebut, namun ia mengulang karena tidak mau ada nilai
C dalam transkrip. Ia mengatakan malu dengan nilai C dan takut sulit mendapatkan
pekerjaan.
11

Pasien bekerja sejak lulus dari SMK. Hingga saat ini, pasien telah 3 kali
berganti pekerjaan karena merasa tidak nyaman dengan atasan pasien dan merasa
tidak puas dengan gaji pasien, walaupun pasien mengatakan menyenangi apa yang
ia kerjakan dan teman kerjanya baik.

a. RIWAYAT PEKERJAAN
Pasien saat ini tidak bekerja, namun sedang mencari pekerjaan yang
cocok. Pasien selama 1 tahun terakhir berganti 3-4 kali pekerjaan karena alasan
bosan, tidak nyaman, dan gaji sedikit. Sebelumnya pasien bekerja sebgai
housekeeping selama 3 trahun dari 2014-2016, namun pasien di PHK karena
ada pengurangan pegawai. Sebelumnya pasien pernah 2 kali bekerja sebagai
SPG perusahaan. Namun tidak dilanjutkan karena merasa tidak cocok dengan
atasannya yang memarahi pasien, dan dengan jumlah upah yang dibayarkan.
Pasien juga tidak mau melanjutkan pekerjaan tersebut, karena ijazah SMKnya
harus diserahkan kepada perusahaan, sehingga pasien merasa tidak aman.

b. RIWAYAT PERKAWINAN
Pasien belum pernah menikah.

c. AGAMA
Pasien beragama Hindu dan taat melakukan ibadah / persembayangan
sebelum atau setelah mengalami gangguan. Pasien merasa bahwa kegiatan
sembayang/upacara-upacara merupakan hal yang penting dan harus dilakukan
untuk keselamatan bersama. Persembayangan dilakukan pasien setiap hari,
baik di lingkungan sekitar pasien maupun di kampung halaman orang tua.

d. AKTIVITAS SOSIAL
Pasien memiliki banyak tema, tidak terdapat permasalahan dalam
pergaulan. Pasien sering jalan-jalan atau pergi makan bersama dengan
temannya, baik teman kantor maupun teman sekolah. Hubungan pertemanan
pasien sejak SMP/SMA masih terjalin baik saat ini. Sebagian teman pasien
12

adalah perempuan, namun juga terdapat teman laki-laki. Tidak terdapat teman
yang mencolok dalah aktivitas sosial pasien.

e. RIWAYAT PSIKOSEKSUAL
Pasien memiliki orientasi seksual yang normal yaitu menyukai lawan
jenisnya (heteroseksual).

f. RIWAYAT HUKUM
Pasien tidak pernah terlibat dalam masalah hukum.

III. LINGKUNGAN KELUARGA


Pasien merupakan anak pertama dari 2 anak orang tuanya. Adik pasien
seorang perempuan dan berbeda usia 6 tahun dengan pasien. Pasien tinggal
bersama keluarga intinya, dan tidak terdapat masalah keluarg yang dialami oleh
pasien. Ayah pasien merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara. Sementara ibu pasien
merupakan anak ke 4 dari 6 bersaudara
Silsilah Keluarga

Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan

: Pasien
13

IV. LINGKUNGAN RUMAH


Pasien tinggal di Jalan Hayam Wuruk Gg Mawar I/25. Pasien tinggal di sebuah
kos-kosan bersama orang tua dan adiknya. Pasien dan keluarga menyewa 2 kama, 1
kamar untuk orang tua, dan 1 kamar untuk pasien dan adiknya. Lokasi kos-kosan
berada di depan rumah bos ayah pasien. Jalan menuju rumah pasien cukup sempit dan
hanya dapat dilewati oleh 1 mobil dan 1 motor. Secara umum, rumah kos-kosan pasien
terdiri dari 5 kamar, dan terdapat halaman parker di depan kamar.Dinding kosan pasien
terbuat dari batu bata dicat dengan warna putih. Kondisi kamar pasien penuh barang
dan cukup rapi Teras kamar kosan digunakan sebagai tempat untuk memasak keluarga
pasien. Terdapat 1 kamar mandi di masing-masing kamar. Instalasi air menggunakan
air sumur bor dan dikatakan cukup bersih tidak berbau, sementara untuk listrik,
masing-masing kamar memilki daya 900 kWH. Kamar kos terdapat ventilasi yang
cukup, pencahayaan yang baik, dan terdapat kipas angin setiap kamar.

V. DENAH RUMAH

5
3

4
2

Gambar 1. Gambar Denah Kamar kosan Pasien


Keterangan denah rumah:
1. Nomor 1 : Teras rumah
2. Nomor 2 : Dapur
3. Nomor 3 : Tempat tidur
4. Nomor 4 : Tempat tidur
5. Nomor 5 : Kamar mandi
14

VI. LINGKUNGAN SOSIAL


Pasien tinggal di daerah permukiman padat penduduk dan dekat dengan tempat
wisata. Tidak ada anak yang seumuran dengan pasien di lingkungan rumah pasien
sehingga pasien tidak pernah bergaul dengan warga sekitar. Walaupun di wilayah
tersebut terdapat perkumpulan teruna-teruni banjar. Hubungan dengan tetangga kos
juga tidak akrab karena jarang bertemu dengan tetangga kos. Teman-teman pasien
lebih banyak berasal dari teman sekolah dan teman bekerja.
Pasien tergolong dalam keluarga kelas ekonomi kebawah. Pekerjaan ayah pasien
adalah pegawai serabutan, sementara ibu pasien bekerja sebagai pengrajin layangan.
Namun dikatakan usaha kerajinnannya dalam kondisi menurun saat ini. Kondisi
ekonomi tersebut mendorong pasien untuk bekuliah sambil bekerja. Kebutuhan
ekonomi keluarga yang utama ditanggung oleh ayah pasien, namun kaang pasien
membantu orang tua melalui penghasilan pasien

VII.PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Denyut Nadi : 86 x/mnt
Laju Respirasi : 18 x/mnt
Temperatur Axilla : 36,5 oC
Skala Nyeri : 0/10
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 165 cm
BMI : 21,31 (Normal)
STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephali
Mata : Anemis -/-, Ikterik -/-, Reflek Pupil +/+ bulat isokor
THT : Kesan tenang
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-/-),
Thoraks
Cor : S1S2 normal, reguler, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
15

Abdomen : Distensi (-), BU (+) normal, nyeri tekan epigastirum (-)

Ekstremitas : Hangat + + Edema - -


+ + - -

STATUS NEUROLOGIS
GCS : E4 V5 M6
Kaku Kuduk : tidak ada
Reflek Fisiologis TDE
Reflek Patologis : - -
- -

Tenaga : 555 555


555 555
Tonus :N N
N N
Tropik :N N
N N
Gerakan Involunter : Negatif
Tremor : Negatif

STATUS PSIKIATRI
Kesan umum
o Penampilan : penampilan tidak wajar
o Sikap terhadap pemeriksa : kontak verbal dan visual cukup

Sensorium dan kognisi

o Kesadaran : Jernih
o Orientasi : Baik (waktu, tempat, orang)
o Daya ingat :
Segera : Baik
16

Jangka Pendek : Baik


Menengah : Baik
Jangka Panjang : Baik
o Konsentrasi dan perhatian : Baik
o Berpikir abstrak : Baik
o Intelegensia : Baik

Mood/afek/keserasian

o Senang/Tumpul/Inappropriate
Proses pikir

o Bentuk pikir : Non Logis Non realis


o Arus pikir : Koheren
o Isi pikir : Waham (+) kebesaran, kendali, curiga

Pencerapan

o Halusinasi : Halusinasi (-)


o Ilusi : Ilusi (-)
o Depersonalisasi :-
o Derealiasasi :-
Dorongan Instingtual

o Insomnia : (-)
o Hipobulia : (+) riwayat
o Raptus : (-)
Psikomotor : Tenang saat pemeriksaan
o Tilikan : 4 (empat)

VIII. RESUME
Pasien perempuan, berusia 22 tahun, kewarganegaraan Indonesia, suku bali,
agama hindu, pendidikan terakhir S1, bekerja sebagai pegawai accounting swasta,
tinggal di Jalan Hang Tuah Gg Mawar I/25 Depasar. Pasien merupakan pasien
poliklinik jiwa RSUP Sanglah yang kontrol setelah keluar dari perwatan rumah
sakit dan sudah berobat selama 1 bulan.
17

Pada saat wawancara pasien dalam posisi duduk, berpenampilan wajar,


emnggunakan atasan biru muda dan celana pendek ungu, tidak tercium bau tidak
sedap selama wawancara. Pasien diwawancara menggunakan bahasa Indonesia dan
dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik.
Pasien memilki riwayat mengamuk sehingga di bawa ke UGD RSUP
Sanglah. Pasien memilki riwayat kepercayaan bahwa ia dikendalikan oleh sesuati
yang tidak dapat ia kontrol, mendengar suara-suara banyak orang yang tidak ia
kenal yang memerintahkan dia untuk melakukan sesuatu, serta merasa bahwa ada
yang menempel pada bahunya yang tidak dapat ia ketahui dan lihat sehingga ia
merasa sangat berat. Sebelum hal tersebut terjadi dikatakan pasien memilki
masalah dengan pekerjaan yaitu takut kepada bos di tempat kejanya yang menurut
pasien suka menambahkan pekerjaan pasien dan memarahi pegawai. Hal itu
membuat pasien kepikiran, takut sehingga membuat pasien tidak bisa untuk tidur
atau mempertahankan tidur, penurunan nafsu makan, menangis, cemas, berdebar
dan pusing. Hal tersebut telah dialami oleh pasien selama kurang lebih 6 bulan.
Pasien merupakan pribadi yang mudah cemas dan perfeksionis sejak kecil.
Sejak sekolah, pasien beberapa kali sakit ketika akan menghadapi ujian karena
ketakutan. Pasien dikatakan tidak pernah mendapat marah oleh orang tua.
Hubungan pasien dengan teman, keluarga dikatakan baik. Pasien dikatakan
merupakan seorang yang taat beragama dan dikenal sebagai anak yang pandai dan
bertanggung jawab.
Saat pemeriksaan, pasien mengatakan dirinya sudah lebih baik. Saat ini
sudah tidak ada merasakan bahwa dirinya dikontrol, tidak mendengar suara-suara,
serta tidak merasa ada yang menempel pada bahunya. Tidak ada pikiran-pikiran
maupun ide aneh yang lain. Nafsu makan pasien sudah kembali seperti biasa, pasien
mandi 2 kali sehari, tidak terdapat gangguan dalam memulai maupun
mempertahankan tidur. Pasien saat ini sudah dapat beraktivitas dengan baik, namun
masih cuti dari bekerja dan berencana mengundurkan diri buklan depan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan status interna dan neurologi dalam batas
normal. Dari status psikiatri didapatkan penampilan wajar, kontak verbal dan visual
cukup, kesadaran jernih, orientasi baik, konsentrasi/perhatian baik, mood
eutimia/appropriate, bentuk pikir logis dan realis, arus pikir koheren, isi pikir
18

terdapat riwayat waham kendali, ide aneh tidak ada, tidak terdapat halusinasi namun
terdapat riwayat halusiansi audiotorik dan taktil, tidak ada ilusi. Tidak terdapat
insomnia namun riwayat insomnia tipe campuran ada, tidak terdapat hipobulia dan
raptus,namun terdapat riwayat hipobulia dan raptus, psikomotor tenang saat
pemeriksaan dan tilikan derajat 6.

IX. DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
1. Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0)
2. Skizofrenia paranoid (F20.0)

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0)
Aksis II : Ciri Kepribadian Skizoid, MPE : isolasi, denial,
fantasi schizoid, represi
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
Aksis V : GAF saat ini 60-51

X. USULAN TERAPI
Riseperidone 2 mg tiap 12 jam (PO)
Asam Valproate 250 mg tiap 12 jam (PO)
Psikoterapi suportif
Psikoedukasi

XI. PROGNOSIS
1. Diagnosis : Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
(F.25.0) Buruk
2. Onset umur : Usia muda Buruk
3. Perjalanan penyakit : Kronik Buruk
4. Faktor genetik : Tidak ada Baik
5. Pendidikan : D1 Baik
19

6. Status menikah : Belum menikah Buruk


7. Perhatian keluarga : Cukup Baik
8. Lingkungan sosial ekonomi : Cukup Baik
9. Faktor pencetus : Jelas Baik
10. Kepatuhan akan terapi : Baik Baik
11. Ciri kepribadian : Skizoid Buruk
12. Insight :5 Baik
13. Penyakit organik : Tidak ada Baik

Berdasarkan beberapa kriteria diatas pada kasus ini prognosis penderita


adalah dubius ad bonam (cenderung baik).

XII. SIMPULAN
1. Pasien perempuan, 22 tahun, suku Bali beralamat di Jalan Hayam Wuruk Gg
Mawar I/25, Denpasar, pasien didiagnosis dengan gangguan psikotik lir
skizofrenia akut dengan mendapatkan pengobatan risperidone 1 mg tiap 24
jam pada pagi hari dan 2 mg tiap 24 jam malam hari. Saat ini pasien sudah
tidak merasakan ada gejala/keluhan dan pasien rutin meminum obat.
2. Pasien memiliki riwayat mengamuk, mempercayai bahwa dirinya
dikendalikan oleh suatu hal, mendengarkansuara-suara yang memerintah
pasien serta merasa ada yang menempel pada bahunya.
3. Pasien memiliki rasa tidak suka dan takut kepada bos pekerjaannya karena
sering memberi pasien tugas tambahan dan marah-marah kepada pegawainya.
Pasien merasa tidak nyaman, dan takut akan dimarahi oleh bos pasien karena
pekerjaan yang tidak baik menurut bos pasien.
4. Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan adiknya. Pada keluarga pasien
tidak ada yang memiliki riwayat gangguan jiwa.
5. Pasien saat ini bekerja sebagai pegawai accounting pada toko swasta namun
saat ini sedang cuti dan berencana untuk mengundurkan diri. Aktivitas yang
dilakukan pasien saat ini adalah pekerjaan rumah.
20

XIII. SARAN
Adapun saran yang dapat saya berikan kepada pasien dan keluarga pasien
ialah sebagai berikut:
1. Pasien agar rutin kontrol ke poliklinik jiwa. Dan rutin untuk mengkonsumsi
obat. Pasien disarankan membuat pengingat minum obat melalui handphone
pasien.
2. Pasien dan keluarga memahamin gejala efek samping yang diakibatkan oleh
obat yang dikonsumsi pasien.
3. Pasien disarankan menceritakan apapun yang sedang menjadi beban
pikirannya baik pada keluarga maupun teman pasien. Tidak terlalu
memikirkan hal-hal kecil yang dapat mengganggu pikiran pasien dengan
cara melakukan hal-hal yang disenangi.
4. Pasien agar mengatur waktu untuk kontrol. Jika terbentur oleh kesibukan
atau acara tertentu, sebaiknya datang sebelum tanggal kontrol atau
diwakilkan oleh anggota keluarga lain untuk mengantar pasien.
5. Pasien disarankan untuk sementara beristirahat dari pekerjaannya agar dapat
menenangkan diri dengan baik terlebih dahulu.
XIV. DOKUMENTASI
21

Anda mungkin juga menyukai