Anda di halaman 1dari 101

Pernahkah kalian mengamati antenna yang terpasang di atas rumah?

Atau antenna diatas


stasiun radio? Pernahkah kalian mencari tahu mengapa pada saat anda sedang telepon
seseorang tiba-tiba panggilan terputus? Pada bab ini akan dibahas perangkat apa saja yang
membuat koneksi suatu koneksi jaringan nirkabel dapat terhubung.

Sumber: platinum-computer.com

Gambar 3.1 Perangkat-perangkat jaringan nirkabel

Pada gambar 3.1 terdapat alur kerja dari perangkat-perangkat yang berperan dalam operasi
sebuah jaringan nirkabel, bisakah kalian menjelaskan ilustrasi gambar diatas? Jika belum, mari
kita bahas perangkat-perangkat tersebut.

51
1. Nirkabel Access Point
Pengertian Wireless Access Point yaitu perangkat keras yang memungkinkan perangkat
wireless lain (laptop, ponsel) untuk terhubung ke jaringan kabel menggunakan Wi-fi,
bluetooh atau perangkat standar lainnya. Wireless Access Point umumnya dihubungkan
ke router melalui jaringan kabel (kebanyakan telah terintegrasi dengan router) dan
dapat digunakan untuk saling mengirim data antar perangkat wireless (laptop, printer
yang memiliki wifi) dan perangkat kabel pada jaringan.

a. Fungsi Access Point


Access Point berfungsi sebagai pengatur lalu lintas data, sehingga memungkinkan
banyak Client dapat saling terhubung melalui jaringan. Sebagai Hub/Switch yang
bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel.

Access point dapat memancarkan atau mengirim koneksi data/internet melalui


gelombang radio, ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang
akan dijangkau, semakin besar kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau
mW) semakin luas jangkauannya.

Gambar 3.1 Access Point

b. Penerapan Nirkabel Acces Point


Hotspot merupakan salah satu penerapan Wireless Acces Point yang paling umum,
dimana klien nirkabel dapat terhubung ke internet tanpa memperhatikan jaringan
tertentu yang telah mereka sambungkan saat itu. Di kota-kota besar atau di daerah
tertentu hotspot umumnya disediakan dalam rumah makan, perpustakaan, stasiun,

52
atau daerah publik lainnya yang memungkinkan banyak orang untuk dapat terus
tersambung ke jaringan internet.

2. Nirkabel Router
Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau
internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses
routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack
protokol tujuh lapis OSI.

Router memiliki fasilitas DHCP (Dynamic Host Configuration Procotol), dengan men-
setting DHCP, maka kita dapat membagi IP Address, fasilitas lain dari Router adalah
adanya NAT (Network Address Translator) yang dapat memungkinkan suatu IP Address
atau koneksi internet disharing ke IP Address lain.

Gambar 3.2 Router

Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah


jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi
sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan
juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk
mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti
halnya router wireless yang pada umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer
dengan menggunakan radio, ia juga mendukung penghubungan komputer dengan
kabel UTP), atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari ethernet ke token ring.

a. Fungsi - Fungsi Router


 Fungsi utama router yaitu menghubungkan beberapa jaringan untuk
menyampaikan data dari suatu jaringan ke jaringan yang lain. Namun router
berbeda dengan switch, karena switch hanya digunakan untuk menghubungkan

53
beberapa komputer dan membentuk LAN (local area network). Sedangkan router
digunakan untuk menghubungkan antar satu LAN dengan LAN yang lainnya.

 Router juga berfungsi untuk menstran misikan informasi dari satu jaringan ke
jaringan lain yang sistem kerjanya seperti bridge.

 Router juga berfungsi untuk menhubungkan jaringan lokal kesebuah koneksi DSL
biasa juga disebut DSL router. Router ini umumnya memilki fungsi firewal untuk
melakukan penapisan paket berdasarkan sumber serta alamat tujuan paket
tersebut, namun tidak semua router memiliki fungsi yang sama.

b. Cara Kerja Router


Fungsi utama router adalah merutekan paket (informasi). Sebuah router memiliki
kemampuan routing, artinya router secara cerdas dapat mengetahui kemana rute
perjalanan informasi (paket) akan dilewatkan, apakah ditujukan untuk host lain yang
satu network ataukah berada di network yang berbeda.

Jika paket-paket ditujukan untuk host pada network lain maka router akan
meneruskannya ke network tersebut. Sebaliknya, jika paket-paket ditujukan untuk
host yang satu network maka router akan menghalangi paket-paket keluar.

3. Antenna Pengarah
Antena ini termasuk jenis antena directional. Antena pengarah bekerja dengan
menambah gain pada arah tertentu, sehingga kekuatan radiasinya hanya kuat pada
arah tertentu saja. Antena pengarah ini cocok untuk memancarkan radiasi televisi dan
radio. Antena dengan bentuk seperti ini memang mengandung resiko yaitu pancaran ke
arah lain diluar dari arah yang dituju menjadi kecil. Namun antena pengarah akan sangat
membantu ketika melakukan komunikasi jarak jauh, sehingga tidak diperlukan stasiun
relay di berbagai arah.

a. Antena Yagi
Antena ini ditemukan oleh Dr. H. Yagi dari Tokyo Univesity pada tahun 1926. Antena
Yagi atau antena Yagi-Uda RF digunakan secara luas dan merupakan salah satu antena
desain paling sukses atau banyak digunakan untuk aplikasi RF (Radio Frekuensi)
direktif. Antena Yagi digunakan untuk menerima atau mengirim sinyal radio. Antena
ini dulu banyak digunakan pada Perang Dunia ke 2 karena antena ini amat mudah
dibuat dan tidak terlalu rumit.

54
Antena Yagi adalah antena directional, artinya dia hanya dapat mengambil atau
menerima sinyal pada satu arah (yaitu depan), oleh karena itu antena ini berbeda
dengan antena dipole standar yang dapat mengambil sinyal sama baiknya dalam
setiap arah. Antena Yagi biasanya memiliki Gain sekitar 3 – 20 dBd.

Sumber: Wikipedia
Gambar 3.3 Antenna Yagi

b. Antena Grid
Antena Grid adalah alat yang dipakai untuk mengirim, menerima, memperkuat signal
wireless untuk melakukan koneksi point to point, atau point to multipoint dalam
bentuk antena. Antenna Grid ditujukan untuk hostspot diluar ruangan (outdoor).
Antenna Grid terbagi menjadi 2 macam dengan frekuensi yang berbeda yaitu:

 Grid Antena 2,4 GHz


 Grid Antena 5,8 GHz

Antenna Grid memiliki jarak tembak sinyal yang cukup jauh, yakni sekitar 15 KM.
Jangkauan sinyalnya sekitar 15-25 KM jika tidak ada hambatan. Antena Grid
merupakan salah satu antena wifi yg paling populer. Sudut pola pancaran antena ini
lebih fokus pada titik tertentu sesuai pemasangannya. Fungsinya adalah dimana
antena ini adalah menerima dan mengirim signal data dengan sistem gelombang radio
2,4 Mhz. Dimana data tersebut bisa dalam bentuk intranet atau internet.

55
Sumber: Wikipedia
Gambar 3.4 Antenna Grid

c. Antena Parabolic
Antena parabolic adalah sebuah antena berdaya jangkau tinggi yang digunakan
untuk komunikasi radio, televisi dan data dan juga untuk radiolocation (RADAR),
pada bagian UHF and SHF dari spektrum gelombang elektromagnetik. Panjang
gelombang energi (radio) elektromagnetik yang relatif pendek pada frekuensi-
frekuensi ini menyebabkan ukuran yang digunakan untuk antena parabola masih
dalam ukuran yang masuk akal dalam rangka tingginya unjuk kerja response yang
diinginkan baik untuk menerima atau pun memancarkan sinyal.

Antena parabola berbentuk seperti piringan. Antena parabola dapat digunakan


untuk mentransmisikan berbagai data, seperti sinyal telepon, sinyal radio dan sinyal
televisi, serta beragam data lain yang dapat ditransmisikan melalui gelombang.
Fungsi antena parabola yang umum diketahui oleh masyarakat di Indonesia adalah
sebagai alat untuk menerima siaran televisi.

Sumber: Wikipedia
Gambar 3.5 Antenna Parabolic

56
4. Antenna Omnidirectional

Biasanya antena jenis ini digunakan pada access point (AP). Antena jenis ini mempunyai
pola radiasi 360 derajat. Antena ini mempunyai sudut pancaran yang besar (wide
beamwidth) yaitu 3600. Dengan daya lebih meluas, jarak yang lebih pendek tetapi dapat
melayani area yang luas. Omni antena tidak dianjurkan pemakaian-nya, karena sifatnya
yang terlalu luas sehingga ada kemungkinan mengumpulkan sinyal lain yang akan
menyebabkan interferensi. Antena omnidirectional mengirim atau menerima sinyal
radio dari semua arah secara sama, biasanya digunakan untuk koneksi multiple point
atau hotspot. Sering digunakan untuk sambungan point to multi point dan mempunyai
penguatan sangat rendah yaitu 3 - 10 dBi.

Sumber: Wikipedia

Gambar 3.6 Antenna Omnidirectional

Antenna omni-directional digunakan ketika melingkupi semua arah sekitar poros


horizontal dari antenna dibutuhkan. Antenna omni-directional sangat efektif dimana
jangkauan besar dibutuhkan disekitar titik pusat. Sebagai contohnya, menempatkan
antenna omni-directional di tengan-tengah sebuah ruanga terbuka dan besar akan
melengkapi lingkupan yang bagus. Antenna omni-directional umumnya digunakan
untuk design point-to-multipoint dengan bentuk bintang

Penggunaan diluar ruangan, antenna omni-directional harus diletakkan di atas dari


struktur (misalnya bangunan) pada pertengahan lingkup area. Contohnya, pada sebuah
kampus, antenna bisa saja ditempatkan di pusat kampus untuk lingkup area yang
terbesar. Ketika digunakan di dalam ruangan, antenna harus ditempatkan di tengah
bangunan atau lingkup area yang diinginkan, dekat dengan langit-langit, untuk

57
jangkauan yang optimum. Antenna omnidirectional memancarkan jangkauan area yang
besar pada pola lingkaran dan cocok untuk warehouse atau tradeshows dimana
lingkupnya biasanya dari satu sudut bangunan ke sudut bangunan lain.

Access point dan Router memiliki fungsi yang hampir


sama. Bisakah kamu menemukan dimana perbedaannya?

Institute of Electrical and Electronics


Engineers (IEEE) adalah pembuat kunci
yang baku untuk kebanyakan berbagai hal
berhubungan dengan teknologi informasi
di Amerika Serikat. IEEE menciptakan
standard nya di dalam hukum yang
diciptakan oleh FCC. Berikut adalah
empat standard IEEE yang utama untuk
LAN wireless yang adalah salah satu
digunakan atau di format draft.

1. IEEE 802.11a
Standar 802.11a dipublikasikan pada tahun 1999 yang digunakan untuk mendefiniskan
jaringan Wireless dengan frekuensi 5 GHz Unlicensed National Information
Infrastrusture (UNII). Kecepatan jaringan ini lebih cepat dari standar 802.11 dan standar
802.11b pada kecepatan transfer sampai 54 Mbps. Kecepatan ini dapat lebih cepat lagi
jika menggunakan teknologi yang tepat. Untuk menggunakan standar 802.11a,
perangkat-perangkat komputer (devices) hanya memerlukan dukungan kecepatan
komunikasi 6 Mbps, 12 Mbps, dan 24 Mbps.

Kelebihan dari standar 802.11a adalah karena beroperasi pada frekuensi radio 5 GHz
sehingga tidak perlu bersaing dengan perangkat komunikasi tanpa kabel (cordless)
lainnya seperti telepon tanpa kabel (cordless phone) yang umumnya menggunakan
frekuensi 2,4 GHz. Standar 802.11a merupakan pilihan yang amat mahal ketika di
implementasikan. Hal ini disebabkan karena standar ini memerlukan lebih banyak

58
access point untuk mencapai kecepatan komunikasi yang tertinggi. Penyebabnya adalah
karena pada kenyataannya bahwa gelombang frekuensi 5 GHz memiliki kelemahan
pada jangkauan.

2. IEEE 802.11b
Bersama dengan 802.11a, IEEE mengesahkan 802.11b, yang merupakan ekstensi
kecepatan tinggi, ke standar direct sequence awal pada pita 2.4 GHz dengan kecepatan
data sampai dengan 11 Mbps. Access point 802.11b dan radio NIC telah tersedia sejak
tahun 1999, sehingga sebagian LAN nirkabel yang dipasang saat ini adalah 802.11b yang
selalu mengalah.

Keuntungan yang biasa didapat dari 802.11b adalah kelengkapan long range-nya.
802.11b memungkinkan anda mampu mencapai jarak 300 kaki pada sebagian besar
fasilitas indoor. Kelemahan dari 802.11b adalah anda dibatasi sampai tiga Channel non-
overlapping pada pita 2.4 GHz. Standar 802.11 menetapkan 14 Channel (hanya Channel
1 sampai 11 yang tersedia di Amerika Serikat) untuk mengonfigurasi access point.

Walaupun demikian, masing-masing channel menempati kira-kira sepertiga dari


keseluruhan pita 2.4GHz saat mengirim sebuah sinyal. Sebagian besar perusahaan
hanya menggunakan channel 1, 6, dan 11 untuk memastikan access point tidak
berinteferensi satu sama lain. Hal tersebut membatasi kapasitas 802.11b sehingga
menjadikannya paling sesuai untuk mendukung aplikasi performa medium, seperti e-
mail dan surfing.

3. IEEE 802.11g
Standar 802.11g pada dasarnya mirip dengan standar 802.11a yaitu menyediakan jalur
komunikasi kecepatan tinggi hingga 54 Mbps. Namun, frekuensi yang digunakan pada
standar ini sama dengan frekuensi yang digunakan standar 802.11b yaitu frekuensi
gelombang 2,4 GHz dan juga dapat kompatibel dengan standar 802.11b. Hal ini tidak
dimiliki oleh standar 802.11a.

Tidak seperti perangkat-perangkat pada standar 802.11a, perangkat-perangkat pada


standar 802.11g dapat secara otomatis berganti ke quadrature phase shift keying
(QPSK) untuk berkomunikasi dengan perangkat-perangkat pada jaringan Wireless yang
menggunakan standar 802.11b. Dibandingkan dengan 802.11a, ternyata 802.11g
memiliki kelebihan dalam hal kompatibilitas dengan jaringan standar 802.11b.

59
Kelebihan dari 802.11g adalah bahwa
standar tersebut merupakan
kompatibel terbalik dari 802.11b.
Perusahan dengan keberadaan
jaringan 802.11b biasanya dapat
meng-upgrade access point-nya
menjadi 802.11g melalui peng-
upgradean firmware sederhana.

Hal tersebut menyediakan jalur perpindahan yang efektif untuk LAN nirkabel.
Kelemahan 802.11g, seperti kemungkinan interferensi RF dan keterbatasan tiga
Channel non-overlapping, masih berlaku pada 802.11g dikarenakan pengerjaan di pita
2.4 GHz. Sebagai hasilnya, jaringan 802.11g memiliki pembatas kapasitas sebanding
dengan 802.11a.

4. IEEE 801.11n
IEEE 802.11n merupakan salah satu keluarga besar standart dari IEEE 802.11.
Sebelumnya ada 802.11a, 802.11b dan 802.11g. Masing-masing standart mempunyai
teknik modulasi, kecepatan serta sistem keamanan yang berbeda-beda. 802.11n adalah
amandemen baru yang meningkatkan atas standar 802,11 sebelumnya dengan
menambahkan multiple-input multiple-output (MIMO) dan banyak fitur-fitur baru
lainnya.

IEEE 802.11n dikeluarkan pada tahun


2009 dan baru diproduksi perangkat
maupun device nya baru-baru ini.
Standart ini secara teori mampu
mentrasferkan kecepatan data hingga
600 Mbps tetapi ketika di uji coba oleh
WiFi Alliance yaitu badan yang menguji
standart ini kecepatannya hanya
450Mbps.
Sumber: blog.3g4g.co.uk
Gambar 3.7 Infografik kecepatan 802.11n

60
Pada tabel dibawah ini merupakan perbandingan antar standart IEEE 802.11 yang sudah
ditetapkan dari IEEE 802.11a hingga 802.11n

Tabel 3.1 Perbandingan spesifikasi IEEE 802.11

1. Jaringan Nirkabel Ad Hoc


Definisi ad hoc network adalah desentraliasi dari jaringan nirkabel. Disebut ad hoc
network karena tidak bergantung pada infrastruktur yang sudah ada, seperti router
dalam jaringan kabel ataupun access point pada jaringan nirkabel. Dalam ad hoc
network, setiap node bertugas dalam me-routing data kepada node lain, jadi
penentuan node mana yang mengirimkan data dibuat secara dinamis berdasarkan
konektivitas dari jaringan itu sendiri.

Dalam jaringan ad hoc, tidak ada base station, dan tidak ada pengawas yang
memantau kinerja jaringan secara keseluruhan. Sensor yang digunakan di jaringan ad
hoc akan aktif dan mencoba untuk menentukan berapa banyak sensor aktif lainnya
yang berada dalam jangkauan komunikasi. Bersama-sama, sensor kemudian
mengumpulkan informasi apapun yang mereka butuhkan untuk melakukan tugas
kolektif mereka.

61
Sumber: Wikipedia
Gambar 3.8 Ilustrasi cara kerja Ad-Hoc

Karena perangkat genggam seperti smartphone ataupun tablet pc menjadi lebih


canggih dan diminati orang, prospek bahwa mereka dapat mengatur diri mereka
sendiri ke dalam ad hoc network juga menjadi lebih menarik.

Jaringan ad hoc dilihat dari sisi topologi jaringan merupakan kumpulan dari beberapa
node jaringan wireless multihop yang dinamis. Setiap node-nya mempunyai interface
wireless untuk berkomunikasi dengan node lainnya. Jaringan ad hoc mempunyai
infrastruktur node jaringan yang tidak permanen. Jaringan ini terdiri atas beberapa
node yang bersifat mobile dengan satu atau lebih interface pada setiap node-nya.

Sumber: Wikipedia
Gambar 3.9 Topologi Jaringan Ad-Hoc

62
a. Membuat jaringan Ad-Hoc
Konfigurasi ad-hoc dengan menggunakan operating system windows 7 dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Bukalah jendela Network and Sharing Center di Control Panel. Klik “Setup
a New Connection or Network”, maka akan ditampilkan jendela sebagai
berikut.

Sumber: Dokumen Pribadi


Gambar 3.10 Set Up a Connection or Network

2. Klik pada “Set up a wireless ad hoc (computer-to-computer) network”,


kemudian klik “Next”. Jendela “Set up an Ad hoc Network” akan tampil. Aturlah
network name, security type dan security key sesuai dengan yang diinginkan.
Beri tanda centang pada “Save this network”, kemudian klik “Next”. Klik
“Close”.

Sumber: Dokumen pribadi


Gambar 3.10 Set Up Ad-Hoc Network

63
3. Konfigurasi Ad-hoc selesai.

Note:

 Laptop yang telah diatur menjadi ad-hoc mode akan mem-broadcast jaringan
ad-hoc yang sudah dibuat dan akan menunggu laptop lain untuk koneksi ke ad-
hocter sebut, seperti pada tampilan di bawah ini.

Sumber: Dokumen pribadi


Gambar 3.11 Broadcast SSID adhoc_me

 Pada laptop user yang ingin koneksi ke jaringan ad-hoc, user memilih
SSID adhoc_me dan memilih “connect”. User diminta untuk memasukkan
security key yang telah diatur pada saat konfigurasi adhoc_me.

Sumber: Dokumen pribadi


Gambar 3.12 Koneksi user ke jaringan Ad-hoc

64
b. Keuntungan :
 Tidak memerlukan dukungan backbone infrastruktur sehingga mudah
diimplementasikan dan sangat berguna ketika infrastruktur tidak ada ataupun
tidak berfungsi lagi.

 Mobile node yang selalu bergerak (mobility) dapat mengakses informasi secara
real time ketika berhubungan dengan mobile node lain, sehingga pertukaran
data dan pengambilan keputusan dapat segera dilaksanakan.

 Fleksibel terhadap suatu keperluan tertentu karena jaringan ini memang bersifat
sementara.

 Dapat direkonfigurasi dalam beragam topologi baik untuk jumlah user kecil
hingga banyak sesuai dengan aplikasi dan instalasi (scalability).

c. Kerugian (Permasalahan) :
 Packet loss (kehilangan paket) akan terjadi bila transmisi mengalami kesalahan
(error).

 Seringkali terjadi disconnection, karena tidak selalu berada dalam area


cakupan.

 Bandwidth komunikasi yang terbatas, sehingga untuk dapat menghasilkan


koneksi yang optimal diperlukan bandwidth komunikasi yang tinggi.

 Lifetime baterai yang singkat. Karena area ad-hoc yang digunakan tidak selalu
berada dalam jangkauan terminal listrik sehingga perangkat yang terhubung
hanya menggunakan daya baterai pada saat beroperasi.

 Kapasitas kemampuan jangkauan mobile node yang terbatas dan bervariasi.


Perbedaan spesifikasi peralatan yang terhubung menyebabkan perbedaan juga
dalam penerimaan paket data.

65
2. Infrastuktur
Pada topologi ini semua komputer yang saling terhubung akan dikontrol ke dalam
access point. Access point itu sendiri akan terhubung langsung kepada sebuah
komputer yang berfungsi sebagai pusat pengendali. Metode akses ini sama halnya
dengan client server pada jaringan kabel.

Sumber: Wikipedia
Gambar 3.10 Mode infrastruktur

Jika komputer pada jaringan nirkabel ingin mengakses jaringan nirkabel atau
berbagi printer misalnya, maka jaringan tersebut harus menggunakan mode
infrastruktur gambar 3.11. Pada gambar tersebut access point berfungsi untuk
melayani komunikasi utama pada jaringan nirkabel. Access point mentransmisikan
data pada PC dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah. Penambahan dan
pengaturan letak access point dapat memperluas jangkauan dari WLAN.

Sumber : Sritrusta Sukaridhoto


Gambar 3.11 Ilustrasi cara kerja mode Infrastruktur

66
a. Karakteristik Jaringan Infrastruktur
Untuk penggunaan jaringan WLAN yang bekerja pada mode infrastruktur
dibutuhkan peralatan tambahan berupa Wireless Access Point (WAP) atau
dikenal dengan istilah lain Access Point (AP). Access point bekerja seperti hub
atau switch pada jaringan kabel, sehingga access point menjadi pusat dari
jaringan WLAN.

b. Kelebihan Jaringan Infrastruktur


 Dengan jaringan infrastruktur dapat berbagi koneksi internet dengan setiap
client, layanan ini yang paling banyak dan umum digunakan saat ini.

 Komputer pada jaringan LAN dan nirkabel dapat terhubung satu sama lain,
sehingga dapat digunakan untuk memperluas jaringan LAN, khususnya untuk
client yang nomaden atau berpindah-pindah.

 Jika jangkauan sinyal nirkabel tidak cukup untuk menjangkau seluruh area
kantor misalnya, maka bisa diperluas menggunakan access point untuk
memperluas coverage area jaringan nirkabel sehingga tidak perlu membuat
jaringan baru.

 Pada infrastrutktur jaringan dapat di set up seperti pada jaringan LAN, siapa
saja user yang dapat mengakses dan bagaimana autentifikasi keamanan yang
diberikan.

c. Kekurangan Jaringan Infrastruktur


 Dengan menggunakan wireless infrastructure, data rate akan lebih rendah
jika dibandingkan dengan ad-hoc maupun LAN, karena infrastructure mode
tidak point to point sebagaimana pada ad-hoc. Sedangkan jika dibandingkan
dengan LAN, media yang digunakan nirkabel adalah gelombang radio atau
udara sedangkan LAN menggunakan media kabel yang lebih cepat data rate-
nya.

 Untuk menyetel/setup jaringan nirkabel diperlukan pengetahuan dan


kemampuan routing serta manajemen server terutama jika terkoneksi
dengan sambungan internet. Karena untuk menyetel jaringan wireless
infrastructure tidak semudah menyetel jaringan ad-hoc. Bahkan jika untuk

67
yang advance dibutuhkan analisis jaringan wireless seperti pemiilhan channel
yang digunakan jika disekitar area tersebut ada jaringan wireless lainnya
untuk memaksimalkan sinyal dan juga transfer data wireless.

 Membangun wireless infrastructure membutuhkan perangkat access point


untuk menghubungkan dan manajemen client. Jika dibandingkan dengan ad-
hoc mode tentu jauh lebih mahal karena harus membeli perangkat access
point.

Pemahaman tentang channel sangat penting sebab hal ini berkaitan dengan kapasitas
secara keseluruhan dari WLAN. Channel merupakan sebuah bagian pada pita atau band
frekuensi radio. Ada sejumlah kecil bandwidth yang membawa data saat modulasi
frekuensi radio berada di band sebuah frekuensi. Bagian ini sangat penting agar setiap
frekuensi tidak saling bertumpuk (overlap), sehingga jaringan akan tersusun dalam
urutan data paket tertentu saat dikirimkan. Infrastruktur Wi-Fi IEEE 802.11b pada
dasarnya mempunyai jumlah channel yang sangat terbatas sekali. Pada jaringan yang
sangat padat, tidak semua channel dapat digunakan sekaligus untuk mengurangi
interferensi di infrastruktur. Berikut adalah channel pada frekuensi 2,4 MHz.

Tabel 2.1 Channel frekuensi 2,4 GHz

Channel Frekuensi (GHz)


1 2,412
2 2,417
3 2,422
4 2,427
5 2,432
6 2,437
7 2,442
8 2,447
9 2,452
10 2,457

68
11 2,462
12 2,467
13 2,472
14 2,484

Tidak semua channel dapat digunakan di semua Negara. Di Amerika Utara Amerika Serikat
dan Kanada hanya dapat menggunakan channel 1-11 saja. Di Eropa dapat menggunakan
channel 1-13. Jepang hanya menggunakan channel 14. Oleh karenanya sangat tergantung
pada peraturan masing-masing negara. Untuk Wi-Fi yang berbasis IEEE 802.11b yang
menggunakan modulasi Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS), kita akan melihat lebar
spektrum yang digunakan 22 MHz untuk setiap stasiun yang memancar.

69
dengan menggunakan beberapa AP, misalnya pada topologi EBSS.

A. Jenis-Jenis Perangkat Jaringan Nirkabel


1. Nirkabel Router
Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah
jaringan atau Internet menuju tujuannya. Fungsi utama Router adalah
merutekan paket (informasi). Router secara cerdas dapat mengetahui
kemana rute perjalanan informasi (paket) akan dilewatkan.

2. Nirkabel Access Point


Perangkat keras yang memungkinkan perangkat wireless lain (seperti laptop,
ponsel) untuk terhubung ke jaringan kabel menggunakan Wi-fi, bluetooh
atau perangkat standar lainnya. Access Point berfungsi sebagai pengatur lalu
lintas data, sehingga memungkinkan banyak Client dapat saling terhubung
melalui jaringan. Hotspot merupakan salah satu penerapan Wireless Acces
Point yang paling umum

3. Antena Pengarah
Antena ini termasuk jenis antena directional. Antena pengarah bekerja
dengan menambah gain pada arah tertentu, sehingga kekuatan radiasinya
hanya kuat pada arah tertentu saja. Antena pengarah ini cocok untuk
memancarkan radiasi televisi dan radio.

B. Standarisasi IEEE
1. 802.11a
Kecepatan jaringan ini lebih cepat dari standar 802.11 dan standar 802.11b
pada kecepatan transfer sampai 54 Mbps. Kecepatan ini dapat lebih cepat
lagi jika menggunakan teknologi yang tepat.
2. 802.11b
Keuntungan yang biasa didapat dari 802.11b adalah kelengkapan long
rangenya. 802.11b memungkinkan anda mampu mencapai jarak 300 kaki
pada sebagian besar fasilitas indoor.
3. 802.11g
Standar 802.11g pada dasarnya mirip dengan standar 802.11a yaitu
menyediakan jalur komunikasi kecepatan tinggi hingga 54 Mbps. Namun,
frekuensi yang digunakan pada standar ini sama dengan frekuensi yang
digunakan standar 802.11b yaitu frekuensi gelombang 2,4 GHz dan juga
dapat kompatibel dengan standar 802.11b.
4. 802.11n
Standart ini secara teori mampu mentrasferkan kecepatan data hingga 600
Mbps tetapi ketika di uji coba oleh WiFi Alliance yaitu badan yang menguji
standart ini kecepatannya hanya 450Mbps.

70
C. Bentuk Jaringan Nirkabel
1. Ad Hoc
Definisi ad hoc network adalah desentraliasi dari jaringan wireless,
disebut ad hoc network karena tidak bergantung pada infrastruktur
yang sudah ada, seperti router dalam jaringan kabel ataupun Access
Point pada jaringan nirkabel.

Node-node pada jaringan Ad Hoc tidak hanya berperan sebagai


pengirim dan penerima data, namun dapat berperan sebagai
penunjang node yang lainnya, misalnya mempunyai kemampuan
layaknya router.

2. Infrastruktur
Pada topologi ini semua komputer yang saling terhubung akan
dikontrol ke dalam Access Point.

Untuk penggunaan jaringan WLAN yang bekerja pada mode


infrastruktur dibutuhkan peralatan tambahan berupa Wireless Access
Point (WAP) atau dikenal dengan istilah lain Access Point (AP).

D. Nirkabel Channel
Channel merupakan sebuah bagian pada pita frekuensi radio. Ada
sejumlah kecil bandwidth yang membawa data saat modulasi frekuensi
radio berada di band sebuah frekuensi. Bagian ini sangat penting agar
setiap frekuensi tidak saling bertumpuk (overlap), sehingga jaringan akan
tersusun dalam urutan data paket tertentu saat dikirimkan.

71
Pada saat anda sedang mengakses internet dan melihat di dekat anda terpasang sebuah
access point, apa yang anda pikirkan? Mengapa access point tersebut bisa terpasang disitu?
Hanya asal saja, atau memang sudah direncanakan demikian? Tentunya dalam merancang
koneksi nirkabel, kita tidak bisa asal dalam memasang titik-titik yang akan kita berikan access
point. Oleh karena itu, kita perlu rencana dalam merancang sebuah koneksi nirkabel. Hal ini
bukan tanpa sebab. Jika kita asal dalam merancang koneksi nirkabel, akan terjadi banyak
gangguan seperti interferensi/gangguan, sinyal hilang, dan sebagainya pada saat kita
mengggunakan jaringan tersebut. Oleh karena

Sumber: www.connectworld.net

Gambar 4.1 Contoh rancangan jaringan nirkabel

76
Survey lapangan dapat dilakukan dengan mengunjungi tempat (sites) dan melakukan
observasi bahwa lintasan radio yang akan dibangun bebas dari rintangan (line of sight, LOS)
Gangguan potensial terhadap interupsi lintasan radio di masa yang akan datang seperti
pepohonan, perencanaan bangunan atau perumahan perlu juga dipertimbangkan.

Tujuan dari survey lapangan adalah memetakan lokasi tertentu dengan menentukan
penempatan peralatan nirkabel yang disesuaikan dengan sifat, interferensi, serta jangkauan
frekuensi radio agar dapat mengimplementasikan jaringan nirkabel dengan baik. Site survey
merupakan langkah yang sangat penting dalam mengimplementasikan jaringan nirkabel.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan kegiatan site survey antara lain:

1. Menentukan koordinat Access Point


Cara mudah memulai kegiatan site survey adalah mengambil koordinat area tertentu
yang memerlukan jangkauan access point. Pilih bagian sudut ruangan, lalu pasangkan
sebuah access point. Survey jangkauannya hingga titik terjauh dari access point,
kemudian tandai titik tersebut. Kemudian, pindahkan access point yang semula
disimpan di sudut ruangan ke titik yang telah kita beri tanda sebelumnya. Kegiatan ini
mungkin perlu memindahkan access point beberapa kali supaya dapat menetapkan
lokasi terbaik. Setiap memutuskan lokasi terbaik access point, coba berpindah ke
sudut yang berbeda dan mengulangi proses seperti diatas. Di dalam sebuah ruang
yang sederhana, dapat mengulangi kegiatan di atas hingga empat kali. Jika ingin
pengguna tidak kehilangan sinyal ketika berpindah dari satu sel ke sel lainnya, maka
kita perlu merancang agar antar sel dapat saling membentuk irisan (overlap).

77
Sumber: web.norat.com

Gambar 4.2 Menentukan titik koordinat access point

2. Menentukan Pemilihan Channel


Ada 3 channel yang digunakan dalam overlapping. Perbedaan channel ini
dimaksudkan agar tidak terjadi suatu bentuk interferensi yang mungkin terjadi akibat
perpaduan frekuensi yang sama pada suatu wilayah tertentu. Supaya menghasilkan
data rate yang maksimal, kita dapat menggunakan ketiga channel tersebut. Dengan
menggunakan channel yang non-overlapping, maka access point tidak akan saling
berinterferensi satu dengan lainnya.

3. Menentukan Data Rate


Sebaiknya, kita mengetahui data rate minimum yang akan digunakan. Data rate yang
ditetapkan akan mempengaruhi hasil site survey yang kita lakukan. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan site survey antara lain:
 Proses dilakukan dengan metode trial and error.
 Umumnya, pengalaman akan sangat berperan.
 Koordinasi antar sesama engineer sangat diperlukan.
 Umumnya, solusi site survey lebih dari satu.

4. Memperkirakan Noise
Telepon, pemancar video, bluetooth, alat monitor bayi, dan bahkan microwave ovens
bersaing dengan jaringan data nirkabel untuk penggunaan sangat terbatas 2,4 GHz
band. Sinyal tersebut, serta jaringan nirkabel lokal lainnya, dapat menimbulkan
masalah besar terutama untuk sambungan nirkabel link jarak jauh. Berikut ini adalah
beberapa langkah yang dapat anda gunakan untuk mengurangi penerimaan sinyal
yang tidak diinginkan.

78
a. Meningkatkan penguatan antena pada kedua sisi dari sambungan point-to-
point. Antena tidak hanya untuk menambah penguatan sambungan, tetapi
mereka cenderung meningkat arah penangkapan sinyal dan menolak noise yang
ada sekitar sambungan. Dua parabola dengan penguatan tinggi yang diarahkan
satu sama lain akan menolak noise dari arah yang berada di luar jalur sambungan.

b. Gunakan beberapa antenna sektoral jangan menggunakan omnidirectional.


Dengan menggunakan beberapa antenna sektoral, anda dapat mengurangi noise
yang diterima di titik distribusi. Dengan membedakan kanal yang digunakan pada
setiap sektoral, anda juga dapat meningkatkan bandwidth yang tersedia untuk
klien anda.

Sumber : Sritrusta Sukaridhoto


Gambar 4.3 Omnidirectional vs Antena Sektoral

c. Gunakan channel terbaik yang ada. Ingat bahwa kanal 802.11b/g lebarnya 22
MHz, tetapi hanya dipisahkan oleh 5MHz. Lakukan site survey, dan pilih saluran
yang sedikit sekali gangguannya. Ingat bahwa penggunaan frekuensi nirkabel
dapat berubah sewaktu-waktu karena orang menambahkan perangkat baru
(cordless telepon, jaringan lain, dll). Jika sambungan anda tiba-tiba kesulitan
mengirimkan paket, anda mungkin perlu melakukan sebuah site survey lagi dan
memilih kanal yang lain.

79
Setelah memahami beberapa item dalam membangun sistem nirkabel, hal yang penting
lainnya adalah masalah topologi jaringan nirkabel yang optimal. Jaringan nirkabel mempunyai
sedikit perbedaan pada tipe topologinya. Langkah selanjutnya adalah memilih topologi yang
akan digunakan pada jaringan nirkabel yang akan dibuat. Pada jaringan nirkabel terdapat 3
macam topologi yaitu IBSS, BSS, dan ESS.

1. Independent Basic Service Sets (IBSS)


IBSS atau Ad-hoc adalah topologi WLAN yang menghubungkan antara beberapa klien
dari nirkabel tanpa menggunakan access point. Beberapa klien nirkabel yang
berkomunikasi dengan model IBSS memiliki beberapa kelemahan. Jika semakin
banyak kliennya maka prosesnya akan menjadi lambat yang disebabkan oleh
keterbatasaan dari perangkat nirkabel client.

Sumber: www.pintarkomputer.com
Gambar 4.4 topologi IBSS

Topologi IBSS mirip dengan model point to point dan juga point to multipoint pada
jaringan kabel LAN namun bedanya tidak adanya sebuah terminal (access point)
seperti halnya switch pada LAN yang berfungsi untuk membuat perangkat-perangkat
nirkabel klien saling terhubung. Kelemahan lain adalah karena tidak adanya access
point maka nirkabel client tidak bisa mengatur prioritas dari perangkat mana yang
harus didahulukan. Hal ini menyebabkan tabrakan atau collusion yang tentu dapat
membuat komunikasi jadi lambat.

80
2. Basic Service Sets (BSS)
BSS adalah kumpulan dari perangkat nirkabel yang terhubung satu sama lain dengan
perantaraan sebuah perangkat access point. Perangkat access point berfungsi sebagai
terminal pusat, semua klien nirkabel harus terhubung dahulu dengan access point
sebelum berkomunikasi dengan klien yang lain. Pada klien WLAN harus beroperasi
menggunakan mode Infrastructure Basic Service Set, jika tidak maka tidak bisa
berkomunikasi dengan access point. BSS lebih bagus dari topologi IBSS.

Sumber: www.pintarkomputer.com
Gambar 4.5 topologi BSS

3. Extended Service Sets (ESS)


Extended Service Sets (ESS) adalah kumpulan dari beberapa topologi BSS. Pada
topologi ESS terdapat lebih dari satu access point (AP), access point - access point
dalam topologi ESS terhubung satu sama lain melalui port uplink. Alasan utama
dipakainya model topologi ini adalah untuk memperluas daya jangkau AP dan juga
karena meningkatnya beban yang mesti dilayani oleh satu AP.

Sumber: www.pintarkomputer.com
Gambar 4.6 topologi ESS

81
User dapat melakukan roaming ke sel yang lain dengan cukup mudah tanpa
kehilangan sinyal. Extended service set (ESS) memperkenalkan kemungkinan
melakukan forwarding dari sebuah sel radio ke sel yang lain melalui jaringan kabel.
Kombinasi access point dengan jaringan kabel akan membentuk Distribution System
(DS)

Dari penjelasan topologi nirkabel diatas, bisakah kamu


memberikan contoh dimana penerapan topologi nirkabel
dalam kehidupan kita sehari-hari?

Pada sub bab ini akan dibahas frekuensi 2,4 GHz yang merupakan frekuensi yang paling
banyak digunakan oleh perangkat-perangat nirkabel saat ini. Sebenarnya frekuensi 2,4 GHz
masih dibagi lagi menjadi beberapa frekuensi yang lebih spesifik. Frekuensi 2,4 GHz dibagi
lagi menjadi beberapa channel, yang menentukan satuan terkecil dari frekuensi 2,4 GHz tadi.

Jika diperhatikan, antara satu channel dengan channel lainnya terpisah 0,005 GHz, kecuali
antara channel 13 dan channel 14 yang terpisah 0,014 GHz. Setiap channel memiliki
rentang channel sebesar 22 MHz atau 0,022 GHz. Ini mengakibatkan sinyal dari sebuah
channel masih akan dirasakan oleh channel lain yang bertetangga. Misalnya sinyal pada
channel 1 masih akan terasa di channel 2, 3, 4 dan 5. Karena rentang frekuensi yang saling
overlapping (menutupi) maka penggunaan channel yang berdekatan akan mengakibatkan
gangguan interferensi. Hal ini mirip yang terjadi pada pemancar Radio FM, suatu frekuensi
station radio tidak boleh berdekatan dengan frekuensi station radio lain, karena siaran radio
mereka akan saling mengganggu jika frekuensi yang mereka gunakan berdekatan. Secara
lengkap gambaran interferensi yang akan terjadi antar channel dapat dilihat pada gambar
berikut:

82
Sumber: www.pintarkomputer.com

Gambar 4.7 Interferensi pada Tiap Channel

Berdasarkan gambar di atas, kita bisa melihat bahwa interferensi channel akan terhindar jika
kita menggunakan aturan +5 atau -5 dengan frekuensi yang sudah digunakan. Sebagai
contoh, channel 6 tidak akan overlapping dengan channel 1 atau channel 11.

Contoh penerapan aturan +5 atau -5 ini misalnya pada saat kita akan mengkonfigurasikan
sebuah access point, ternyata disekitar kita sudah ada access point milik orang lain. Sebelum
menentukan channel yang akan kita gunakan di access point kita, cari tahu terlebih dahulu
channel yang digunakan oleh access point tetangga kita. Pengguna bisa menggunakan
aplikasi netstumbler untuk mesin Windows ataupun Airodumping untuk mesin Linux. Jika
ternyata tetangga kita menggunakan channel 8 pada access point-nya, maka channel yang
dapat digunakan pada access point adalah channel 3 atau channel 13.

Media yang digunakan dalam pertukaran data pada jaringan nirkabel berbeda dengan yang
ada pada jaringan kabel. Pada jaringan nirkabel media yang digunakan adalah gelombang
radio dengan menggunakan frekuensi radio tertentu, dengan media pertukaran data yang
berupa gelombang radio ini tentu kita tidak dapat sepenuhnya mengontrol sebagaimana
pada kabel. Interferensi atau gangguan yang ada pada nirkabel lebih banyak karena
menggunakan media publik yang dapat digunakan oleh siapa saja.

1. Teknik Mengatasi Interferensi


Pada operasional infrastruktur WI-Fi di outdoor, salah satu tantangan yang cepat atau
lambat tapi pasti akan kita hadapi access point bersama adalah berkurangnya
throughput, karena tingginya interferensi dan noise. Sinyal yang kuat tidak cukup
menjamin reliabilitas pada sebuah penerima wireless broadband. Sinyal level harus
secara konsisten jauh lebih besar dari pada noise yang diterima di penerima. Dengan

83
kata lain, perbandingan antara sinyal kepada noise, Signal To Noise Ratio (SNR) harus
setinggi mungkin. Untuk memperoleh SNR yang tinggi, ada dua kondisi yang harus penuhi
sekaligus yaitu:

a. Sinyal yang diterima oleh pesawat penerima harus lebih tinggi dari sensifitas
penerima.
b. Level noise di input penerima harus lebih rendah dari sinyal yang masuk. Noise
didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang bukan sinyal yang kita inginkan”.

Gambar 4.8 Ilustrasi interferensi sinyal

2. Memaksimalkan Level Sinyal yang Diterima


Kita sebenarnya mempunyai kemampuan mengontrol secara langsung proses untuk
memaksimalkan sinyal yang diterima. Beberapa prosedur standar yang biasa digunakan
adalah :

a. Link Budget - daya pancar yang cukup, sensifitas penerima, dan penguatan antena yang
cukup untuk mengatasi loss di kabel coax dan free space.

b. Line Of Sight - jalur LOS harus tanpa hambatan/penghalang dari ujung ke ujung.

c. Fresnel Zone - harus cukup daerah yang bebas tidak ada halangan.

d. Installation - pastikan antena dipasang dengan aman dan benar, arah yang benar,
konektor yang diisolasi tahan air, menggunakan konektor dan coax yang baik.

84
3. Meminimalisasi Interferensi Dan Noise
Kita biasanya tidak punya kemampuan mengatur/mengontrol sumber noise atau
interferensi. Beberapa sumber noise adalah :

a. Natural noise – noise dari atmosfir dan galaksi.

b. Manmade noise – sinyal RF yang diambil dari antena. Termasuk oven microwave,
telepon cordless dan indoor WI-FI serta beberapa peralatan medical/kedokteran.

c. Receiver noise – noise yang dihasilkan oleh rangkaian internal penerima.

d. Interferensi jaringan lain – interferensi yang disebabkan oleh jaringan nirkabel lain
yang bekerja pada band yang sama.

e. Interferensi jaringan kita sendiri – terjadi jika kita menggunakan frekuensi yang sama
lebih dari satu kali, menggunakan channel yang tidak mempunyai cukup
jarak/spasi antar channel atau menggunakan urusan frekuensi hopping yang tidak
benar.

f. Interferensi dari sinyal out of band – disebabkan oleh sinyal yang kuat di luar
frekuensi band yang kita gunakan, misalnya, pemancar AM, FM atau TV, pager.

85
 Site Survey
Site Survey RF merupakan proses yang dilakukan oleh surveyor. Tujuannya
adalah memetakan lokasi tertentu dengan menentukan penempatan
peralatan nirkabel yang disesuaikan dengan sifat, interferensi, serta jangkauan
(coverage) frekuensi radio agar dapat mengimplementasikan jaringan nirkabel
dengan baik.

 Topologi Jaringan Nirkabel


Pada jaringan nirkabel terdapat 3 macam topologi yaitu:
1. Independent Basic Service Sets (IBSS)
2. Basic Service Sets (BSS)
3. Extended Service Sets (ESS)

 Kondisi Channel
Perangkat WLAN bekerja dengan gelombang elektromagnetik, sehingga
perangkat ini akan beroperasi pada frekuensi tertentu. Karena akan digunakan
oleh pengguna secara luas, maka frekuensi yang dipilih adalah frekuensi yang
sudah digratiskan yaitu frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz.

 Interferensi
Untuk mengatasi interferensi pada frekuensi ada beberapa cara yang dapat
dilakukan yaitu:
1. Memaksimalkan Level Sinyal yang Diterima
2. Meminimalisasi Interferensi Dan Noise
3. Strategi Mengalahkan Interferensi

86
Dikehidupan sehari-hari kita tentunya sering melihat antena yang terpasang di atap rumah
dan kabel yang menghubungkan perangkat elektronik kita. Pernahkah kita mencari tahu
sistem kerja bagaimana antena bisa menangkap sinyal? Apa saja yang mencakup pemasangan
antenna? Bagaimana cara pemasangan atau fungsi kabel yang menghubungkan agar suatu
informasi dapat tersampaikan? Pada bab ini kita akan membahas pertanyaan-pertanyaan
diatas tentang pemasangan perangkat jaringan nirkabel.

Sumber: www.elutions.net

Gambar 5.1 Ilustrasi pemasangan perangkat jaringan nirkabel

91
Antena merupakan suatu alat yang digunakan untuk merubah sinyal frekuensi yang tinggi
dalam suatu saluran transmisi (kabel atau waveguide) ke dalam gelombang propagasi di
udara. Berikut ini adalah kategori umum dari antena :

 Omni-directional
 Semi-directional
 Highly-directional

1. Antena omni-directional (Dipole)


Yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal kesegala arah dengan daya yang
sama. Untuk menghasilkan cakupan area yang luas, gain dari antena omni directional
harus memfokuskan dayanya secara horizontal (mendatar), dengan mengabaikan
pola pemancaran ke atas dan kebawah, sehingga antena dapat diletakkan ditengah-
tengah base station. Dengan demikian keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat
melayani jumlah pengguna yang lebih banyak. Namun, kesulitannya adalah pada
pengalokasian frekuensi untuk setiap sel agar tidak terjadi interferensi

Gambar 5.2 Antena Dipole

Radiasi dari antena dipole sama-sama dalam semua arah di setiap sumbu axis-nya,
tetapi radiasinya tidak terlalu panjang dari kawatnya sendiri. Gambar bagian samping
dari radiator antena dipole seperti gelombang radiasi pada gambar 5.2. Gambar ini

92
juga mengilustrasikan bentuk antena dipole ”gambar 5.3” dalam bentuk-bentuk
radiasinya jika digambarkan dari samping seperti antena yang tegak lurus.

Sumber : Sritrusta Sukaridhoto

Gambar 5.3 Gambar Samping Antena Dipole

Sumber : Sritrusta Sukaridhoto

Gambar 5.4 Cakupan area dengan penguatan terbesar antena omni-directional

Antena omni-directional umumnya digunakan untuk desain point-to-multipoint


dengan menggunakan topologi star (Lihat gambar 5.5).

Sumber : Sritrusta Sukaridhoto

Gambar 5.5 Hubungan Point-to-multipoint

93
2. Antena semi-directional

Antena Semi Directional terdiri dari bermacam-macam bentuk dan jenis. Beberapa
tipe antena Semi Directional yang sering digunakan bersama wireless LAN adalah
antena Patch, Panel dan Yagi. Pada Gambar 2.6 menunjukkan contoh antena Semi
Directional.

Sumber: Sritrusta Sukaridhoto

Gambar 5.6 Contoh antena Semi-Directional

Antena Semi directional sering memancarkan dalam bentuk hemispherical atau pola
lingkup silinder seperti yang diperlihatkan pada Gambar 5.7.

Sumber: Sritrusta Sukaridhoto

Gambar 5.7 Pola radiasi antena Semi Directional

Selanjutnya pada Gambar 5.8 menggambarkan hubungan antara dua bangunan yang
menggunakan antena semi directional.

Sumber: Sritrusta Sukaridhoto

94
Gambar 5.8 Hubungan point-to-point menggunakan antena semi-directional

3. Antena Highly-directional
Antena highly directional memiliki daerah pancaran sinyal yang terbatas dari tipe
antena apapun dan mempunyai gain yang besar dari ketiga group antena tetapi
antena jenis ini mempunyai beamwidth yang sangat terbatas dan harus ditujukan
secara akurat satu sama lain. Pada Gambar 5.8 menunjukkan bentuk pola radiasi
antena highly directional.

Sumber: Sritrusta Sukaridhoto


Gambar 5.9 Pola radiasi antena Highly Directional

Antena highly directional secara khusus berbentuk cekung atau berbentuk piringan
satelit. Contoh dari antena highly directional, yakni antena parabolic dan antena grid,
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.9. Antena jenis ini cocok untuk jarak jauh
dan untuk hubungan wireless point-to-point dan memancarkan pada jarak hingga 25
mil (42km)

Gambar 5.10 Contoh Antena Highly Directional

Dalam menghubungkan jaringan disebuah instansi yang


terdapat banyak gedung, antena apakah yang efektif digunakan
untuk menangkap sinyal wireless LAN antar gedung? Jelaskan
alasannya

95
1. Untuk dapat menentukan antena yang cocok, kita harus memahami konsep yang terkait
dengan antena.
a. Polarisasi
Polarisasi atau Peng-kutuban adalah orientasi fisik dari antena pada posisi
horizontal dan vertical. Bagian electric paralle dengan element pancaran elemen
antena merupakan bagian logam dari antena yang melakukan pekerjaan
memancar. Jadi, bila antena-nya vertical, maka kutubnya vertical.

 Kutub horizontal – bagian electric parallel dengan tanah


 Kutub vertical – bagian electric vertical dengan tanah.

Untuk mentransfer daya maksimum antara antena pemancar dan antena


penerima, kedua antena harus mempunyai orientasi ruang yang sama, pengertian
polarisasi yang sama, maupun rasio aksial yang sama. Kalau antena tidak
diluruskan atau tidak mempunyai polarisasi sama, akan ada penurunan di
pemindahan energi antara kedua antena. Penurunan dalam pemindahan energi
ini akan mengurangi efisiensi sistem dan kinerja keseluruhan. Ketika antena
pemancar dan penerima secara linear terpolarisasi, ketidak cocokkan fisik
antena akan menghasilkan kehilangan ketidakseimbangan polarisasi.

Sumber: Sritrusta Sukaridhoto


Gambar 5.11 Ilustrasi Polarisasi

96
Gambar 5.12 Polarisasi Gambar 5.13 Polarisasi Vertical
Horizontal

b. Gain
Antena merupakan sebuah perangkat pasif. Dengan bentuk fisik yang sesuai,
antena dapat mempengaruhi faktor penguatan. Penguatan antena dihasilkan
dari pemusatan pancaran sinyal radio frekuensi. Antena gain ditetapkan dalam
satuan dBi, yang berarti decibel direferensi ke sebuah radiator isotropic. Radiator
isotropic merupakan sebuah lingkaran yang memancarkan kekuatan yang sama ke
semua arah secara simultan. Antena tidak bersifat menguatkan, tetapi bertugas
membentuk daerah radiasi untuk memperpanjang atau memperpendek jarak
penyebaran gelombang yang berjalan. Penguatan antena yang lebih tinggi akan
menyebabkan gelombang dapat disebarkan lebih jauh.

c. Beamwidth
Beamwidth antena biasanya dipahami sebagai lebar beam saat daya setengah.
Puncak intensitas radiasi ditemukan dan lalu ujung kedua puncak yang
melambangkan setengah daya intensitas puncak ditemukan. Jarak bersiku di
antara ke dua ujung daya setengah di definisikan sebagai beamwidth. Setengah
daya yang diekspresikan dalam decible adalah -3dB, sehingga beamwidth
setengah daya kadang-kadang dirujuk sebagai beamwidth 3dB. Beamwidth
horisontal maupun vertikal biasanya dipertimbangkan. Dengan asumsi bahwa
sebagian besar daya yang dipancarkan tidak dibagi-bagi ke dalam sidelobe, gain
kedepan akan berbanding terbalik dengan beamwidth. Pada saat beamwidth
berkurang, gain ke depan bertambah.

97
Tabel 5.14 Beamwidth di tiap tipe antena

Sumber : Sritrusta Sukaridhoto

d. Propagasi
Propagasi gelombang radio dapat diartikan sebagai proses perambatan
gelombang radio dari pemancar ke penerima. Transmisi sinyal dengan media non-
kawat memerlukan antena untuk meradiasikan sinyal radio ke udara bebas dalam
bentuk gelombang elektromagnetik (em). Gelombang ini akan merambat melalui
udara bebas menuju antena penerima dengan mengalami peredaman sepanjang
lintasannya, sehingga ketika sampai di antena penerima, energi sinyal sudah
sangat lemah.

Gelombang (em) dalam perambatannya menuju antena penerima dapat melalui


berbagai macam lintasan. Jenis lintasan yang diambil tergantung dari frekuensi
sinyal, kondisi atmosfir dan waktu transmisi. Ada 3 jenis lintasan dasar yang dapat
dilalui, yakni melalui permukaan tanah (gelombang tanah), melalui pantulan dari
lapisan ionosfir di langit (gelombang langit), dan perambatan langsung dari antena
pemancar ke antena penerima tanpa ada pemantulan (gelombang langsung).

 Propagasi gelombang tanah


Gelombang tanah merambat dekat permukaan tanah dan mengikuti
lengkungan bumi, sehingga dapat menempuh jarak melampaui horizon.
Perambatan melalui lintasan ini sangat kuat pada daerah frekuensi 30 kHz
– 3 MHz. Di atas frekuensi tersebut permukaan bumi akan meredam sinyal
radio, karena benda-benda di bumi menjadi satu ukuran dengan panjang
gelombang sinyal.
Sumber: Sritrusta Sukaridhoto
Gambar 5.15 Propagasi Gelombang Tanah

 Propagasi gelombang udara


Gelombang tanah merambat dekat permukaan tanah dan mengikuti
lengkungan bumi, sehingga dapat menempuh jarak melampaui horizon.
Perambatan melalui lintasan ini sangat kuat pada daerah frekuensi 30 kHz
– 3 MHz. Di atas frekuensi tersebut permukaan bumi akan meredam sinyal
radio, karena benda-benda di bumi menjadi satu ukuran dengan panjang
gelombang sinyal.

Sumber: Sritrusta Sukaridhoto


Gambar 5.16 Propagasi Gelombang udara

 Line of Sight
Komunikasi LOS paling banyak digunakan pada transmisi sinyal radio di atas
30 MHz yakni pada daerah VHF, UHF, dan microwave. Pemancar FM dan
TV, menggunakan propagasi ini. Untuk mengatasi jarak jangkau yang
pendek, digunakan repeater, yang terdiri dari receiver dengan sensitivitas
tinggi, transmitter dengan daya tinggi, dan antena yang diletakkan di lokasi
yang tinggi.
Sumber: Sritrusta Sukaridhoto
Gambar 5.17 Gambar Propagasi Line of Sight

2. Aksesori Antena
a. RF Connector
RF konektor adalah spesifikasi tipe dari device koneksi yang digunakan untuk
mengkoneksikan kabel ke evice atau device ke device. Secara umum konektor N,
F, SMA, BNC, & TNC (atau derivatives) digunakan untuk RF konektor dalam
wireless LAN. Ada beberapa tipe konektor yang digunakan untuk instalasi WLAN,
yaitu:

 N-Female biasanya digunakan pada sisi antena atau anti petir.

Sumber: amazon.com
Gambar 5.18 Konektor N-Female

 N-male sambungan di kabel coax yang akan menghubungkan ke antena


Sumber: amazon.com
Gambar 5.19 Konektor N-Male

 Konektor SMA male right hand polarization biasanya dihubungkan ke kabel


coax kecil (pig tail) untuk dihubungkan ke konektor pada card WLAN.

Sumber: amazon.com
Gambar 5.20 Konektor SMA-Male

Konektor SMA-female right hand polarization biasanya terpasang pada card


WLAN.

Sumber: amazon.com

Gambar 5.21 Konektor SMA Female

Untuk menyambungkan card WLAN yang terpasang konektor SMA untuk coax
kecil, ke kabel coax LMR atau Heliax yang diameter-nya lebih besar. Biasanya
dibuatkan kabel penghubung dengan konektor yang berbeda (N & SMA). Kabel
ini di kenal sebagai pig tail.
Sumber: amazon.com
Gambar 5.22 Kabel Pig Tail

b. RF Cable
Dibawah ini ada beberapa kriteria yang harus di pertimbangkan dalam memilih
kabel yang cocok untuk jaringan wireless anda.
 Panjang pendek kabel yang dibutuhkan.
 Rencanakan untuk membeli kabel yang pre-cut length dengan konektor pre-
installed. Meminimalkan kemungkinan terburuk antara konektor dan kabel.
 Carilah kabel lowest loss yang tersedia pada keterangan range harga. Tabel 5.2
mengilustrasikan loss yang dikenali dengan menambahkan kabel pada
wireless LAN.
 Belilah kabel yang mempunyai impedansi yang sama dengan semua
komponen wireless LAN anda.
 Respon frekuensi dari kabel, seharusnya di pertimbangkan sebagai factor
pengambilan keputusan yang sangat utama dalam pembelian. Dengan 2.4
GHz wireless LAN, kabel yang dihitung setidaknya 2.5 GHz. Dengan 5 GHz
wireless LAN, kabel yang dihitung setidaknya 6 GHz.

Tabel 5.2 Rating peredam kabel coaxial

Sumber: Sritrusta Sukaridhoto


c. RF Amplifier
Sebuah RF Amplifier akan digunakan untuk amplify atau menaikkan amplitude
dari sebuah sinyal RF. Sebuah amplifier akan digunakan ketika mengganti
kerugian untuk loss yang terjadi oleh sinyal RF, meskipun kaitan jarak antara
antena atau panjang dari kabel dari peralatan infrastruktur wireless ke antena itu
sendiri.

RF amplifier dibagi menjadi 2 tipe yaitu unidirectional dan bi-directional.


Unidirectional amplifier compensate untuk sinyal loss incurred over long kabel RF
dengan menaikkan level dari sinyal sebelum akan di-inject ke dalam antena
transmitting. Amplifier bidirectional menaikkan sensitifitas secara efektif dari
receiving antena dengan mengeraskan sinyal yang diterima sebelum diberikan ke
access point, bridge, atau client device. Amplifier bidirectional seharusnya
diletakkan sedekat mungkin dengan antena sehingga akan memungkinkan
penggantian kerugian secara efektif untuk kabel yang loss antara antena dan
receiver (access-pint atau bridge) untuk penerimaan sinyal. Kebanyakan amplifier
digunakan dengan wireless LAN yang bi-directional.

Sumber: wireless.udata.com
Gambar 5.23 RF Amplifier
d. RF Attenuator (Peredam RF)
RF Attenuator adalah peralatan yang menyebabkan loss (dalam dB) dapat diukur
secara teliti dalam sebuah sinyal RF. Sementara sebuah amplifier akan menaikkan
sinyal RF, maka sebuah attenuator akan mengurangi hal itu. RF attenuator
tersedia untuk fixed-loss atau variabel loss. Seperti variabel amplifier, variabel
attenuator mengijinkan administrator untuk mengkonfigurasi banyaknya loss
yang disebabkan dalam sinyal RF dengan tepat. Gambar 5.24 menampilkan
sebuah contoh dari fixed-loss RF attenuator dengan konektor BNC (kiri) dan
konektor SMA (kanan). Gambar 5.24 menampilkan contoh dari RF step
attenuator.

Sumber: wireless.udata.com
Gambar 5.24 fixed-loss RF attenuator Gambar 5.25 RF Step Attenuator

e. Lighting Protector (Penangkal petir)


Sebuah lighting arrestor digunakan untuk melangsir arus transient ke dalam tanah
yang disebabkan karena petir. Lighting arrestor digunakan untuk melindungi
hardware wireless-LAN anda seperti access-point, bridges, dan kelompok dari
bridge yang tercantum ke line transmisi Lighting arrestor dapat melangsir
gelombang secara tidak langsung dari 5000 Amperes hingga 50 volts. Fungsi dari
lighting arrestor (tergantung tipenya) adalah sebagai berikut :

 Petir menyambar object yang dekat.


 Arus transient yang di induksikan ke dalam antena atau Line transmisi coaxial.
 Lighting arrestor mengenali arus ini dan secara cepat mengurai udara secara
internal untuk menyebabkan hubungan pendek secara langsung ke tanah.

Gambar 5.26 menunjukkan beberapa tipe dari lighting arrestor. Pertama pada
sebelah kanan, melangsir arus transient ke tanah dengan karakteristik fisik dari
lighting arrestor itu sendiri selama mengijinkan sinyal RF yang cocok untuk
melewatkannya.
Sumber: wireless.udata.com

Gambar 5.26 Lighting Arrestor

f. RF Splitter
RF Splitter adalah peralatan yang mempunyai konektor single input dan konektor
multiple output. RF splitter digunakan untuk tujuan membagi sinyal single menjadi
sinyal RF multiple independen. Splitter dapat digunakan untuk menyimpan track
dari power output dalam link wireless-LAN. Dengan menyertakan power meter ke
salah satu output dari splitter dan RF antena pada salah satu sisinya, maka seorang
administrator dapat memonitor secara aktif output setiap saat.

Sumber: wireless.udata.com
Gambar 5.27 Splitter
Pointing adalah proses pengarahan antena stasiun bumi menuju posisi satelit sehingga
didapat sinyal yang maksimum. Untuk dapat melakukan pointing maka perlu adanya
pengaturan sudut azimuth dan elevasi, sudut azimuth adalah sudut yang menghasilkan
dengan memutar sebuah sumbu yang tegak lurus dengan bidang horizontal searah putaran
jarum jam , dengan titik utara sejati sebagai titik referensi (nol perhitungan). Sedangkan sudut
elevasi sudut yang dihasilkan dengan memutar sebuah sumbu sejajar dengan bidang
horizontal, dengan bidang horizontal sebagai titik fererensi (nol perhitungan).

Sumber: Wikipedia
Sumber: Wikipedia

Gambar 5.28 Sudut azimuth Gambar 5.29 Sudut Elevasi

Diperlukan kecermatan pada saat melakukan pengarahan antena (pointing). Para teknisi
pointing pada umumnya memiliki bakat berupa insting yang tajam untuk menentukan arah
antena. Alat bantu seperti kompas dan GPS atau software RMW, hanya berfungsi sebagai
petunjuk awal. Berikut adalah urutan langkah dalam proses pointing antena.

1. Untuk keperluan pointing umumnya antena dipasang dengan polarisasi


horizontal.

2. Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS (kompas secara
umum lebih akurat – GPS lebih banyak digunakan untuk menentukan koordinat
lokasi untuk dipetakan di dalam perhitungan link budget di software RMW), arah
ini kita anggap titik tengah arah (center beam)
3. Geser antena dengan arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center beam, satu
per satu pada setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi ½ spesifikasi beam
width antena untuk setiap sisi. Misalnya antena 24 db, biasanya memiliki beam
width 12 derajat maka, maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center
beam adalah 6 derajat.

4. Beri tanda pada setiap perubahan


arah dan tentukan skornya,
penentuan arah terbaik dilakukan
dengan cara mencari nilai average
yang terbaik. Parameter utama yang
harus diperhatikan adalah signal
strenght, noise dan stabilitas link yang
bisa dicek misalnya dengan
continuous ping dengan beban packet
tertentu.
Sumber: Wikipedia
Gambar 5.30 Proses pointing antenna

5. Karena kebanyakan perangkat radio Wireless AP/CPE tidak memiliki utility grafis
untuk merepresentasikan signal strenght, noise dsb. (kecuali statistik dan PER)
melalui console maka agar lebih praktis, untuk pointing gunakan perangkat radio
standar 802.11b/g yang memiliki utility grafis (saat ini sudah jarang karena pada
umumnya interface yang tersedia berbasis web, kecuali Mikrotik)

6. Selanjutnya bila diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dengan klino


meter sesuai sudut antena pada station lawan, hitung berdasarkan perhitungan
kelengkungan bumi dan bandingkan dengan kontur pada peta topografi serta
hasil pemetaan pada perhitungan link budget di software RMW

7. Ketika arah dan elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka apabila
diperlukan dapat dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke
vertical untuk mempersempit beam width dan meningkatkan fokus transmisi,
syaratnya kedua titik mempergunakan antena yang sama (grid parabolic) dan di
kedua titik polarisasi antena harus sama (artinya di sisi lawan polarisasi antena
juga harus dibalik menjadi vertical)
A. Macam-macam Antena
1. Omni-directional
Antena omni-directional umumnya digunakan untuk desain point-to-multipoint
dengan menggunakan topologi star. Sinyal dari suatu antena omni-directional
radiasinya 360 derajat. Penguatan tertinggi, terlihat saat tekanan berada di
puncak bagian donat.

2. Semi-directional
Antena semi directional terdiri dari bermacam-macam bentuk dan jenis.
Beberapa tipe antena semi directional yang sering digunakan bersama wireless
LAN adalah antena patch, panel. Antena semi directional sering memancarkan
dalam bentuk hemispherical atau pola lingkup silinder.

3. Highly-directional
Antena highly directional memiliki daerah pancaran sinyal yang terbatas dari
tipe antena apapun dan mempunyai gain yang besar dari ketiga group antena
tetapi antena jenis ini mempunyai beamwidth yang sangat terbatas dan harus
ditujukan secara akurat satu sama lain.

B. Konektor dan Konsep Antena


1. Konsep Antena
Untuk dapat menentukan antena yang cocok, kita harus memahami konsep
yang terkait dengan antena. Ada beberapa konsep yang terkait dengan antena
antara lain: Polarisasi, Gain, Beamwidth, dan Propagasi

2. Aksesori antena
Pada antena terdapat aksesori yang merupakan komponen yang menyusunnya.
Aksesori tersebut antara lain: RF Connector, RF Cable, RF Attenuator, RF
Amplifier, Lighting Protector, RF Splitter.

C. Pointing Antena
Pointing adalah proses pengarahan antena stasiun bumi menuju posisi satelit
sehingga didapat sinyal yang maksimum. Untuk dapat melakukan pointing maka
perlu adanya pengaturan sudut azimuth dan elevasi.
Pada saat mengoperasikan pc kita dan ingin terkoneksi pada suatu jaringan wifi ada langkah-
langkah yang harus kita ketahui pada saat mengatur setting dari properties jaringan tersebut.
Untuk mengatur access point kita juga perlu memperhatikan dengan cermat langkah-langkah
dalam mengatur setting access point. Jika kita salah mengatur setting access point, atau ada
poin yang terlewat maka konfigurasi juga akan gagal, sehingga access point tidak dapat
terkoneksi dengan klien. Pada bab ini kita akan mempelajari tiap langkah dalam
mengkonfigurasi jaringan nirkabel pada klien dan accest point.

Langkah konfigurasi Klien pada jaringan nirkabel adalah:

1. Pastikan perangkat wireless adapter telah dikenali oleh sistem Windows.

2. Klik pada ikon Network Wireless Connection pada taskbar, akan ditampilkan nama
jaringan yang tersedia. Pilih WIFI klik tombol connect.

Sumber: Dokumen pribadi


Gambar 6.1 Jaringan yang tersedia
3. Menampilkan proses menghubungkan dengan jaringan Wifi, tunggu proses beberapa
saat sampai selesai.

Sumber: Dokumen pribadi


Gambar 6.2 Proses menghubungkan koneksi

4. Apabila proses telah selesai akan ditampilkan PC klien telah terhubung dengan
jaringan Wifi.

Sumber: Dokumen pribadi


Gambar 6.3 Terhubung dengan Wifi
5. Agar dapat terhubung dengan jaringan Wi-Fi, atur alamat IP pada pada pc klien. Klik
kanan pada jaringan pilih status.

Sumber: Dokumen pribadi


Gambar 6.4 Menampilkan status pada jaringan

6. Menampilkan kotak dialog Wireless Network Connection Status, klik tombol


Properties.

Sumber: Dokumen pribadi


Gambar 6.5 Kotak dialog Wireless Network Connection Status
7. Menampilkan kotak dialog Wireless Network Connection Properties > pilih IP v4.

Sumber: Dokumen pribadi


Gambar 6.6 Kotak Dialog Wireless Connection

8. Apabila pada access point mengaktifkan DHCP server maka pilih obtain an IP address
automatically. Pilihan ini akan menggunakan alamat IP yang disediakan dari DHCP
server dari access point. Klik OK untuk menyetujui pengaturan alamat IP.

Sumber: Dokumen pribadi


Gambar 6.7 Kotak Dialog IP4 Properties

9. Sedangkan apabila pada access point tidak mengaktifkan DHCP server, maka harus
memberikan alamat IP statik dengan memilih use the following IP address. Masukkan
alamat IP yang satu kelas dengan alamat IP AP. Klik Ok untuk menyetujui
pengalamatan IP.
Sumber: Dokumen pribadi
Gambar 6.8 Mengisi alamat dan Subnet Mask

10. Apabila pada access point mengaktifkan DHCP server maka akan dapat melihat IP yang
diberikan oleh access point pada klien dengan cara klik kanan pada jaringan coba pilih
status, pada kotak dialog Wireless Network Connection Status, klik tombol details.

11. Pada kotak dialog Network Connection Details akan ditampilakan alamat IP yang
diberikan oleh DHCP server dari access point.

Sumber: Dokumen pribadi


Gambar 6.9 Detail connections
12. Untuk memastikan bahwa antara PC klien telah terhubung dengan jaringan Wifi,
lakukan cek koneksi antara PC klien dengan access point. Untuk melakukan cek
koneksi pada PC klien, buke jendela Command Prompt. Ketik ping alamat IP access
point, jika pesan yang ditampilkan Reply from 192.168.43.230 maka telah terhubung.
Tetapi jika pesan yang ditampilkan Reply from 192.168.43.230 Destination Host
Unreachable maka belum terhubung.

Sumber: Dokumen pribadi


Gambar 6.10 Cek koneksi dengan ping

13. Apabila antara access point dengan PC klien belum terhubung, maka harus
mengaktifkan terlebih dahulu Network Discovery dan File Sharing yang ada pada PC
klien. Untuk mengaktifkan Network Discovery dan File Sharing adalah klik kanan pada
ikon jaringan dan pilih Open Network and Sharing Center.

Sumber: Dokumen pribadi


Gambar 6.11 Open Network dan Sharing Center
14. Selanjutnya akan ditampilkan jendela Network and Sharing Center. Klik pada bagian
Change advance sharing settings.

Sumber: Dokumen pribadi


Gambar 6.12 Jendela Network dan Sharing Center

15. Pada bagian Network discovery, pilih Turn on network discovery dan pada bagian File
Sharing, pilih Turn on File and printer sharing dan kemudian klik Save Changes untuk
menyimpan perubahan yang sudah dilakukan.

Sumber: Dokumen pribadi


Gambar 6.13 Jendela Advanced Sharing Setting

16. Apabila PC klien telah terhubung dengan jaringan Wifi, maka PC dapat berkomunikasi
dan bertukar data dengan semua PC yang juga terhubung dengan jaringan Wifi.
Untuk melakukan konfigurasi jaringan nirkabel mode infrastruktur, semua PC yang akan
dihubungkan dengan jaringan nirkabel harus memiliki wireless adapter atau untuk laptop
sudah dilengkapi dengan wireless adapter dan diperlukan juga perangkat access point. Access
point berfungsi seperti hub atau switch pada jaringan kabel, sehingga access point akan
menjadi pusat dari jaringan nirkabel. Alat dan bahan yang diperlukan dalam konfigurasi access
point antara lain:

 Access Point TP-LINK TL-WA701ND


 1 unit laptop atau PC
 Kabel UTP dengan konfigurasi straight

Untuk memulai konfigurasi access point ini, lakukan langkah-langkah berikut secara
sistematis:

1. Pasang antena pada access point, pastikan pemasangan benar dan terpasang dengan
sempurna.

2. Hubungkan perangkat access point dengan LAN card yang terpasang pada PC dengan
menggunakan kabel UTP dengan konektor RJ45.

3. Hubungkan perangkat access point dengan adaptor sebagai sumber tegangan.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 6.14 Access Point TPLINK TL-WA701ND
4. Tombol reset untuk mengembalikan pengaturan access point menjadi default.

5. Tombol power.

6. Sama seperti mengkonfigurasikan access point lainnya, langkah awal yang perlu
dilakukan adalah menyamakan address antara access point dengan sebuah laptop
sehingga alamatnya berada pada satu network. Pada access point yang digunakan
tertera IP 192.168.0.254 dan netmask 255.255.255.0.

Setelah itu nyalakan access point. Perhatikan adaptor yang digunakan, apakah
voltage-nya sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada label access point atau
tidak. Jika tidak, maka sebaiknya jangan menyalakan access point tersebut dengan
adaptor yang tidak sesuai. Setelah itu koneksikan access point dengan laptop dengan
menggunakan kabel straight. Buka sebuah web browser pada laptop, kemudian
ketikkan alamat IP default dari access point tersebut yaitu 192.1680.254 lalu tekan
enter pada keyboard. Setelah itu akan muncul sebuah kotak dialog Authentication
Required. Isikan username dengan admin dan isikan password dengan admin.
Kemudian Klik OK.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 6.15 Dialog Authentication

7. Kemudian akan muncul sebuah halaman web pertama sebagai berikut

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 6.16 Halaman awal pengaturan
8. Setelah muncul seperti tampilan diatas, klik next. Lalu akan muncul pilihan apa yang
akan di atur, pada langkah ini pilih access point. Klik Next.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 6.17 Pilihan konfigurasi

9. Setelah itu menuju ke tab wireless setting, dimana nama dari jaringan menggunakan
nama default dari access point yaitu TP-LINK_57335F. Klik Next.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 6.18 Setting awal
10. Setelah tab wireless setting selesai, lalu ke network setting. Disini mengatur jaringan
seperti menentukan IP, pada pengaturan ini menggunakan IP default dari access point
yaitu 192.168.0.254 dan subnet mask 255.255.255.0.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 6.19 Pengaturan Network

11. Konfigurasi diatas merupakan pengaturan cepat pada access point. Untuk
menentukan IP yang bisa digunakan pada jaringan adalah caranya sebagai berikut.
Dengan memilih setting DHCP.
 Start IP Address: Merupakan alamat IP awal DHCP server.
 End IP Address: Merupakan alamat IP akhir DHCP server.
 Address Lease Time: Merupakan jumlah waktu perangkat terhubung dengan
jaringan menggunakan IP DHCP server. Jumlah waktu dalam hitungan menit.
 Default Gateway: Merupakan alamat IP gateway.
 Default Domain: Merupakan nama domain dalam jaringan.
 Primary DNS: Merupakan alamat IP DNS primer, alamat IP DNS disediakan
oleh ISP.
 Secondary DNS: merupakan alamat IP dari server DNS lain apabila ISP
menyediakan dua server DNS.

DHCP Server: Apabila di pilih Disable maka DHCP server akan dinonaktifkan. Semua
PC klien yang terhubung dengan jaringan melalui access point harus menggunakan
alamat IP Static. Sedangkan apabila di pilih Enable maka DHCP server akan diaktifkan.
Semua PC klien yang terhubung dengan jaringan melalui access point dapat
menggunakan alamat IP otomatis yang telah disediakan oleh DHCP server.
Untuk login tidak perlu diubah.
Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide
Gambar 6.20 DHCP Settings

12. Setelah selesai akan muncul halaman dari pengaturan yang sudah dilakukan. Apabila
tidak ada perubahan lagi pada pengaturan, klik System Tools > Reboot.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 6.21 Konfigurasi yang sudah dipilih

13. Sistem access point akan restart dalam beberapa saat yang diindikasikan oleh
persentasi seperti gambar berikut.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 6.22 Proses restart

IP yang bisa digunakan adalah mulai dari 192.168.0.100 hingga 192.168.0.199 lalu klik
save. Untuk menguji apakah jaringan nirkabel bisa digunakan, maka perlu laptop lain
untuk terhubung dengan jaringan tersebut. Pilih jaringan TP-LINK_3F56B7. Setelah itu
tunggu hingga tersambung.
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.23 Menghubungkan ke jaringan yang sudah dibuat

Karena pada jaringan tersebut menggunakan mode keamanan WPA2-PSK


maka akan muncul kotak dialog untuk memasukkan password, lalu ketikkan di
password aditya07. Tunggu prosesnya.

Sumber: Dokumen Pribadi


Gambar 6.24 Memasukkan password

Untuk melihat apakah tersambung dengan jaringan maka lihat properties pada
jaringan tersebut.

Sumber: Dokumen Pribadi


Gambar 6.25 Detail jaringan
 Pada pengaturan klien untuk jaringan nirkabel perlu diperhatikan apakah AP
mengaktifkan DHCP. Jika access point tersebut mengaktifkan DHCP maka klien perlu
memasukkan alamat IP yang bisa digunakan
 Terdapat beberapa metode keamanan untuk AP yaitu MAC filtering, WEP, WPA, dan
EAP.
di internet yang bisa dimanfaatkan
oleh para hacker untuk tujuan tidak
baik, seperti bom mail, pengacak-
acakan home page, pencurian data,
pasword ataupun nomor kartu kredit,
dll. Untuk menanggulangi hal tersebut,
diperlukan sistem keamanan yang
dapat menanggulangi dan mencegah
kegiatan-kegiatan yang mungkin
menyerang sistem jaringan kita.

Sumber: www.acsata.com

Seorang hacker dapat melakukan beberapa tindakan yang tujuannya adalah untuk
memperoleh hak akses secara paksa dari suatu WLAN. Beberapa metode yang digunakan
hacker antara lain:

1. Serangan Pasif
Serangan pasif menggunakan akses yang bukan haknya dan tidak melakukan
perubahan content atau isi paket data. Serangan pasif berupa penyadapan atau
penganalisaan lalu lintas jaringan (traffic) yang sering disebut traffic low analysis.
Terdapat dua jenis serangan pasif, yaitu:

Sumber: teknologi.news.viva.co.id
Gambar 7.1 Ilustrasi penyadapan
 Penyadapan atau eavesdropping, dimana penyerang melakukan pemonitoran
transmisi serta isi dari pesan. Sebagai contoh, seseorang mencoba mendengarkan
transmisi antara dua workstation wireless dan base station.

 Analisa Traffic, penyerang menggunakan cara yang tidak dirasakan pihak


yang diserang dengan menggunakan metode pemonitoran yang lebih canggih
untuk membuat pola komunikasi pihak yang diserang. Sejumlah informasi dapat
dirangkai dan didapatkan melauli aliran pesan di antara bagian-bagian yang saling
berkomunikasi.

2. Serangan Aktif
Penyerang yang sebenarnya tidak berhak atas akses jaringan akan melakukan
modifikasi data, aliran data, atau file. Serangan ini mudah sekali dideteksi, akan tetapi
tipe ini sangat sulit untuk dihindari. Serangan aktif dapat berupa kombinasi dari
keempat serangan aktif, yaitu masquerading, replay, modifikasi pesan, dan DoS.

Sumber: Sritusta Sukaridhoto


Gambar 7.2 Ilustrasi serangan aktif

 Masquerading, penyerang akan menyamar sebagai user yang mempunyai hak


untuk menggunakan jaringan sehingga dapat memanfaatkan resource jaringan
pihak yang diserang.
 Replay, penyerang akan memonitor transmisi (serangan pasif) terlebih
dahulu, kemudian akan melakukan transmisi ulang pesan tersebut selayaknya
user yang berhak memanfaatkan jaringan.
 Modifikasi pesan, penyerang akan mengubah pesan asli dengan cara
menghapus, menambah, dan melakukan penyusunan ulang pesan.
 Denial of Service, Serangan terhadap sebuah komputer atau server di dalam
jaringan internet dengan cara menghabiskan sumber (resource) yang dimiliki
oleh komputer tersebut sampai komputer tersebut tidak dapat menjalankan
fungsinya dengan benar sehingga secara tidak langsung mencegah pengguna
lain untuk memperoleh akses layanan dari komputer yang diserang tersebut.

Sumber : Sritusta Sukaridhoto


Gambar 7.3 Denial of Service

3. Jamming Attack
Merupakan metode yang dapat mematikan supply tegangan pada suatu jaringan.
Contohnya:

Sumber: wnss.sv.cmu.edu
Gambar 7.4 Ilustrasi Jamming Attack
4. Man in the middle attack
Peningkatan keamanan dengan teknik enkripsi dan authentikasi masih dapat ditembus
dengan cara mencari kelemahan operasi protokol jaringan tersebut. Salah satunya
dengan mengeksploitasi Address Resolution Protocol (ARP) pada TCP/IP
sehingga hacker yang cerdik dapat mengambil alih jaringan wireless tersebut.

Gambar 7.5 Ilustrasi Man in the middle attack

5. Meningkatkan Keamanan Nirkabel


Pencurian data, penyadapan, akses internet
gratis tanpa izin, dan hal negatif lain
merupakan beberapa contoh dampak
negatif yang ditimbulkan karena
membiarkan masalah keamanan jaringan
Wifi anda. Berikut adalah cara-cara untuk
mengamankan jaringan nirkabel:

a. Ganti Pasword Administrator Default


Pusat dari jaringan Wifi anda adalah access point atau wireless router. Untuk masuk
ke menu setting access point/wireless router, pengguna harus login dengan username
dan password. Secara umum vendor sudah men-set username dan password yang
mudah ditebak oleh pengguna. Maka dari itu anda perlu menggantinya, supaya orang
lain tidak dengan mudah masuk dan mengutak-atik setting-an access point/wireless
router anda.
b. Ganti dan Matikan Broadcast SSID
SSID (Service Set Identifier) berfungsi untuk memberikan nama suatu jaringan Wifi
secara default SSID ini di-set broadcast. Artinya perangkat komputer lain bisa melihat
nama dan keberadaan jaringan Wifi anda. Jika broadcast SSID ini dinonaktifkan,
komputer lain tidak akan mengetahui nama SSID jaringan Wifi anda. Proteksi tingkat
pertama ini akan membuat hacker “repot” untuk mencari tahu terlebih dahulu SSID
jaringan Wifi anda.

c. Aktifkan MAC Address Filtering


Pada access point/wireless router biasanya terdapat fitur untuk menyaring akses dari
piranti yang terhubung kepadanya. Identifikasi ini berdasarkan alamat fisik yaitu MAC
Address. Dengan fitur ini kita bisa mengatur komputer/piranti mana yang boleh
terhubung ke jaringan Wifi anda.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 7.6 Pengamanan pada MAC Filtering

d. Menggunakan kunci WAP-PSK dan WAP2-PSK


WPA merupakan teknologi keamanan sementara yang diciptakan untuk
menggantikan kunci WEP. Ada dua jenis yakni WPA personal (WPA-PSK), dan WPA-
RADIUS. Saat ini yang sudah dapat di crack adalah WPA-PSK, yakni dengan metode
brute force attack secara offline. Brute force dengan menggunakan mencoba-coba
banyak kata dari suatu kamus. Serangan ini akan berhasil jika passphrase yang yang
digunakan wireless tersebut memang terapat pada kamus kata yang digunakan si
hacker. Untuk mencegah adanya serangan terhadap keamanan wireless
menggunakan WPA-PSK, gunakanlah passphrase yang cukup panjang.
e. Gunakan Alamat IP Statis
Menggunakan fitur DHCP memang memberikan anda kemudahan karena dengan
DHCP anda tidak perlu men-setting ip pada komputer/perlalatan mobile untuk
terhubung ke jaringan Wifi. Tetapi dengan adanya fitur DHCP ini memudahkan hacker
untuk mendapatkan alamat ip yang valid pada jaringan Wifi anda, sehingga semakin
mudahlah mereka untuk mendapat akses ke jaringan Wifi anda.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 7.7 DHCP Settings

f. Letakan Access Point atau Wireless pada lokasi yang aman


Sinyal Wifi secara normal bisa menjangkau ke daerah yang tidak anda perlukan,
kerumah tetangga misalnya. Sinyal yang mencapai ketempat lain beresiko tinggi untuk
diakses oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab. Maka dari itu jangan diletakkan
di tempat yang tidak tepat, seperti di dekat jendela misalnya.

Dari macam-macam jenis serangan aktif pada jaringan


nirkabel, bisakah kamu sebutkan kasus nyatanya dalam
kehidupan sehari-hari?
Hampir setiap wireless access point maupun router difasilitasi dengan keamanan MAC
Filtering. Hal ini sebenarnya tidak banyak membantu dalam mengamankan komunikasi
wireless, karena MAC address sangat mudah di-spoofing atau bahkan dirubah.
Tools ifconfig pada OS Linux/Unix atau beragam tools seperti network utilities, regedit, smac,
machange pada OS windows dengan mudah digunakan untuk spoofing atau mengganti MAC
address.

Teknik ini digunakan untuk menyeleksi semua user yang akan melakukan koneksi ke access
point sehingga user yang tidak memenuhi syarat yang ada dalampengaturan access point
tersebut tidak dapat melakukan koneksi. Teknik ini juga membantu menyaring client mana
saja yang bisa masuk ke jaringan setelah proses Open System Authentication dan Shared Key
Authentication.

Dibawah ini merupakan urutan pengamanan menggunakan MAC pada konfigurasi access
point TP-LINK TL-WA701ND.

 Allow: Mengijinkan perangkat yang tidak ada dalam daftar untuk mengakses access
point.
 Deny: Menolak perangkat yang tidak ada dalam daftar untuk mengakses access point.
 Klik add new untuk memasukkan daftar perangkat yang diijinkan/ditolak mengakses
access point.

1. Koneksikan access point dengan PC/Laptop menggunakan kabel straight.

2. Setelah itu masukkan alamat IP access point pada browser di PC/Laptop.

3. Masuk ke mode pengaturan wireless dan pilih “MAC Filtering”.


Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide
Gambar 7.7 MAC Filtering pada access point

4. Setelah itu ganti status menjadi enable pada MAC filtering, lalu add new. Berikut
merupakan tampilan pengisian/format add new Mac Filtering.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 7.8 Tampilan pengisian format Add New
5. Kemudian isi dengan MAC address sebuah PC/Laptop agar tidak dapat terhubung
dengan access point.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 7.9 Pengisian format Add New

6. Setelah itu, klik “SAVE”, dan hasilnya sebagai berikut:

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 7.10 Hasil pengaturan Mac Filtering
1. WEP (Wired Equivalent Privacy).
Teknik pengaman jaringan wireless ini adalah standar keamanan pada 802.11. Teknik
ini akan membuat jaringan nirkabel mempunyai keamanan yang hampir sama dengan
apa yang ada dalam jaringan kabel. WEP menggunakan sistem enkripsi untuk
memproteksi pengguna wireless LAN dalam level yang paling dasar. WEP
memungkinkan administrator jaringan wireless membuat encription key yang akan
digunakan untuk mengenkripsi data sebelum data dikirim. Encryption key ini biasanya
dibuat dari 64 bit key awal dan dipadukan dengan algoritma enkripsi RC4.

Pada prinsipnya terdapat dua level enkripsi WEP, 64 bit dan 128 bit. Semakin tinggi bit
enkripsi, semakin aman jaringannya, namun kecepatan menjadi menurun. Untuk
menggunakan WEP, kita harus memilih bit enkripsi yang diinginkan, dan masukkan
passphrase atau key WEP dalam bentuk heksadesimal. WEP menggunakan urutan nilai
heksadesimal yang berasal dari enkripsi sebuah passphrase.

Gambar 7.11 Ilustrasi alur proses WEP

Ketika fasilitas WEP diaktifkan, maka semua perangkat wireless yang ada di jaringan
harus dikonfigurasi dengan menggunakan key yang sama. Hak akses dari seseorang
atau sebuah perangkat akan ditolak jika key yang dimasukkan tidak sama.
Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide
Gambar 7.12 Autentifikasi WEP pada AP

2. WPA (Wi-Fi Protected Access)

WPA merupakan teknik mengamankan jaringan wireless LAN yang menggunakan


teknik enkripsi yang lebih baik dan tambahan pengaman berupa autentifikasi dari
penggunanya. Ada dua model enkripsi pada jenis ini, yaitu TKIP dan AES. TKIP
(Temporal Key Integrity Protocol) menggunakan metode enkripsi yang lebih aman dan
juga menggunakan MIC (Message Integrity Code) untuk melindungi jaringan dari
serangan. Sedangkan AES (Advanced Encryption System) menggunakan enkripsi 128
bit blok data secara simetris.

Berikut adalah penggunaan mode keamanan WPA pada access point TPLINKWA701ND

a. WPA/WPA2 Personal
WPA2 personal menggunakan Pre-Shared Key sebagai password-nya, namun bisa di
sadap dengan metode dictionary attack/brute force attack. Karena itu WPA2
personal ini tidak cocok digunakan untuk sistem pengamanan perusahaan besar.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 7.13 WPA2 Personal
 Version: Pada pilihan version, menentukan piihan jenis WPA/WPA2. Terdiri dari
tiga pilihan, yaitu : Automatic, WPA, dan WPA2.

 Encryption: Merupakan jenis autentikasi, pilihannya adalah Automatic, TKIP atau


AES sebagai enkripsi.

 Password: Pengguna dapat memasukkan password antara 8 sampai 63 karakter.

 Group Key Update Period: Menentukan group key update. Nilai dapat berupa 0
atau sekurang-kurangnya 30. Masukkan 0 untuk menonaktifkan update. Nilai yang
digunakan menggunakan satuan detik.

b. WPA/WPA2 Enterprise
Sebelum masuk ke WPA2 enterprise, berikut ini sedikit penjelasan mengenai WPA2.
WPA2 merupakan sertifikasi produk yang tersedia melalui wi-fi alliance. Update dari
WPA2 ini diantaranya adalah WPA2 Enterprise dan WPA2 Personal. Untuk WPA2
enterprise ini memiliki 3 bagian utama yang terlibat, diantaranya adalah suppicant
(client), authenticator dan authentication server. WPA2 enterprise menggunakan
802.1 x sebagai passwordnya dengan protocol EAP (contohnya EAP-TLS dan EAP-TTLS).

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 7.14 WPA Enterprise

 Version: Pada pilihan version, tentukan pilihan jenis WPA/WPA2. Terdiri dari tiga
pilihan, yaitu : Automatic, WPA, dan WPA2.

 Encryption: merupakan jenis autentikasi, pengguna dapat memilih salah satu:


Automatic, TKIP, atau AES sebagai enkripsi.

 Radius Server IP: isi dengan alamat IP dari radius server.

 Radius Port: isi dengan port yang digunakan.

 Radius Password: isi dengan password yang digunakan.


1. EAP

802.1x adalah standar yang terkait dengan port level security yang diratifikasi IEEE.
Ratifikasi ini pada awalnya dimaksudkan untuk menstandarisasi keamanan pada port
jaringan kabel, tetapi juga dapat diaplikasikan pada jaringan nirkabel. Extensible
Authentication Protocol (EAP) adalah protokol keamanan (MAC address layer). Layer kedua
yang berada di tahap otentikasi pada proses keamanan menyediakan layer ketiga dan
terakhir dari keamanan untuk jaringan nirkabel. Dengan menggunakan 802.1x saat piranti
membutuhkan akses ke access point, maka langkah-langkah berikut tampak pada EAP:

 Access point membutuhkan informasi autentikasi dari klien.

 Pengguna selanjutnya menyuplai informasi autentikasi yang dibutuhkan.

 Access point kemudian meneruskan informasi autentikasi yang disuplai oleh


klien ke RADIUS server standar untuk autentikasi dan otorisasi.

 Pada otorisasi dari RADIUS server, klien diizinkan untuk mengoneksikan dan
mentransmit data.

Gambar 7.14 EAP Autentikasi


Metode EAP yang sekarang sering digunakan adalah:

a. EAP-MD5
EAP-MD5 menitikberatkan pada MD5 hash dengan username dan kata kunci untuk
melewatkan informasi autentikasi pada RADIUS server. EAP-MD5 tidak menawarkan
pembangkitan key management atau dynamic WEP key, dengan demikian static WEP
key perlu digunakan.

b. EAP-Cisco Wireless (dikenal sebagai LEAP)


EAP-Cisco Wireless atau lebih dikenal sebagai LEAP adalah standar yang
dikembangkan oleh Cisco dengan menyesuaikan pada standar 802.1x dan berbasis
pada sebagian besar versi EAP yang telah diratifikasi.

c. EAP-TLS
Microsoft mengembangkan EAP-TLS yang diuraikan dalam RFC 2716. Sebagai ganti
kombinasi username/password. EAP-TLS menggunakan sertifikat X.509 untuk
menangani autentikasi. EAP-TLS mengandalkan transport layer security untuk
melewatkan informasi PKI ke EAP. Seperti LEAP, EAP-TLS menawarkan hal sebagai
berikut:
 Pembangkitan dynamic one-time WEP key
 Autentikasi mutual

d. EAP-TTLS
Wireless access point mengidentifikasi dirinya pada klien dengan serifikat klien, tetapi
kini pengguna mengirim kredensial mereka dengan username/password. EAP-TTLS
selanjutnya melewatkan sejumlah kredensial dengan mekanisme challenge-response
yang ditetapkan oleh administrator (PAP, CHAP, MS-CHAPv1. MSCHAPv2, PAP/Token
card, atau EAP).
Internet telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari sebagai salah satu media
komunikasi dalam bisnis maupun untuk privat. Tetapi di balik itu masih banyak lubang
kelemahan sistem di internet yang bisa dimanfaatkan oleh para hacker untuk tujuan
tidak baik. Beberapa metode yang digunakan hacker antara lain: Serangan pasif,
serangan aktif, jamming attack dan Man in the midde attack.

A. MAC Filtering
Teknik ini digunakan untuk menyaring semua station yang akan melakukan
koneksi ke access point sehingga station yang MAC address tidak terdapat
dalam pengaturan access point tersebut tidak dapat melakukan koneksi.

B. Autentifikasi Jaringan Nirkabel Dengan EAP


Protokol keamanan (MAC address layer) Layer kedua yang berada di tahap
otentikasi pada proses keamanan, menyediakan layer ketiga dan terakhir dari
keamanan untuk jaringan nirkabel.

C. Autentifikasi Jaringan Nirkabel Dengan WEP dan WPA


 WEP
Teknik ini akan membuat jaringan nirkabel, akan mempunyai keamanan
yang hampir sama dengan apa yang ada dalam jaringan kabel. WEP
menggunakan sistem enkripsi untuk memproteksi pengguna wireless LAN
dalam level yang paling dasar.
 WPA
WPA merupakan teknik mengamankan jaringan wireless LAN yang
menggunakan teknik enkripsi yang lebih baik dan tambahan pengaman
berupa autentifikasi dari penggunanya.
Wireless Distribution System, atau WDS, adalah sebuah sistem murah dan mudah untuk
memperluas jangkauan jaringan wireless anda. Disebut murah, karena anda tidak perlu
menggunakan kabel untuk menghubungkan setiap access point. Anda hanya perlu
menggunakan WDS, dan setiap AP akan berkomunikasi melewati jalur wireless.

Intinya adalah, radio wireless bisa kita jadikan sebagai station (menerima) dan sekaligus bisa
kita jadikan sebagai acess point (mengirim). Memang dalam teori seperti ini, kita anggap
sepele, namun pada prakteknya dilapangan, hal ini sangatlah bermanfaat besar.

Gambar 8.1 Ilustrasi WDS


1. Pengertian WDS
Wireless Distribution System (WDS) adalah suatu sistem perluasan jaringan nirkabel,
dimana dengan WDS memungkinkan kita bisa membangun infrastruktur wireless
tanpa harus membangun backbone kabel jaringan sebagai interkoneksi antar bridge.
WDS bisa mendistribusikan data dengan Wi-Fi lain. Mudahnya saja, WDS bekerja
seperti repeater, tetapi cara koneksinya menggunakan MAC address dan masing-
masing router bisa mempunyai SSID yang berbeda. Pada WDS, MAC address dipakai
sebagai pengenal untuk “berbicara dalam dua arah” dengan sesama router. Masing-
masing router anggota WDS juga tetap memancarkan SSID dan dapat dikoneksi oleh
Wi-Fi lain (client).

Sumber: www.sylbek.eu

Gambar 8.2 Alur proses WDS


2. Syarat-syarat dalam membangun Wireless Distribution System (WDS) :
a. Perangkat jaringan nirkabel terutama pada nirkabel router maupun access point
utama maupun access point repeater harus memiliki atau mendukukung fitur WDS.
Pastikan untuk router fungsi WDS sudah di aktifkan.

b. IP Address masing-masing perangkat jaringan nirkabel tidak boleh sama.

c. Metode enkripsi/authentication (tanpa enkripsi, WEP atau WAP). Sebagian besar


authentication access point yang didukung dalam WDS adalah WEP 64/128 bit. Dan
semua access point yang terlibat dalam 1 koneksi harus menggunakan metode
enkripsi/ authentication yang sama persis.

d. Service Set Identifiers (SSID) yang berbeda sebagai identitas masing-masing


perangkat wireless.

e. Channel Radio yang digunakan harus sama. Misal: Channel 11.

3. Keuntungan dan Kelemahan WDS


Keuntungan
a. Hemat biaya. Tidak diperlukan biaya tambahan dalam kaitan dengan
menambahkan link wireless kepada sebuah AP yang telah dipasang.
Menambahkan suatu link WDS tidak memerlukan konfigurasi ulang dari AP, tanpa
menambah biaya untuk penambahan kartu PC

b. Fleksibel. Pengembangan suatu jaringan infrastruktur yang ada dilengkapi dengan


menambahkan cakupan area yang lebih luas untuk ruangan kantor yang tidak
berdampingan dengan kantor yang ada sehingga dapat dengan mudah dicapai,
menyediakan fleksibilitas yang besar.

Kelemahan WDS

a. Enkripsi. Tidaklah mungkin untuk menggunakan enkripsi dengan penugasan yang


dinamis dan kunci-kunci yang berputar, di dalam link WDS. Hanya WEP yang
ditugaskan telah ditetapkan, dapat digunakan untuk menyediakan enkripsi.

b. Kinerja. Seperti aliran lalu lintas menunjukkan frame mengalami pergi terus
menerus ke udara tiga kali, karena menggunakan teknologi CSMA/CA dan
kenyataan bahwa suatu kartu PC (dan suatu saluran) digunakan, keluaran end to
end akan mencapai maksimum sekitar sepertiga nilai yang dapat dicapai.

4. Konfigurasi WDS
a. Masuk ke halaman manajemen TP-LINK wireless router. Jika anda tidak yakin
tentang bagaimana melakukan ini, silakan klik di sini.

b. Masuk ke Wireless -> Wireless Setting. Periksa Aktifkan WDS (Aktifkan WDS
bridging). Maka halaman akan menampilkan seperti dibawah ini.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 8.3 Mengaktifkan WDS Bridging

c. SSID di atas halaman adalah nama jaringan nirkabel lokal router ini. Anda dapat
nama apapun yang anda suka.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 8.3 Memasukkan SSID
d. Klik Search/Survey. Pada jendela pop-up, menemukan SSID dan saluran AP root
anda, dan tekan Connect.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 8.4 List saluran AP

e. SSID akar AP dan BSSID (MAC Address) akan diisi secara otomatis. Kemudian
silahkan masukan pengaturan keamanan nirkabel dan saluran nirkabel untuk
mencocokkan orang-orang di AP root. Klik Save.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 8.5 Pengaturan Keamanan
f. Pergi ke halaman Wireless Security untuk mengamankan jaringan nirkabel lokal
dari router itu sendiri. Pengaturan enkripsi sini bisa berbeda dengan router root.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 8.6 Menu pengaturan keamanan

g. Klik DHCP-> Halaman DHCP Settings. Pilih Nonaktifkan DHCP Server, dan klik
tombol Save.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 8.7 DHCP Settings

h. Pergi ke Network-> LAN-> Memodifikasi LAN IP Address dari router - Save.


Catatan: Disarankan untuk mengubah router IP Address berada di jaringan yang
sama dari root network. Contoh, jika akar anda router IP Address adalah
192.168.1.254, IP Range 192.168.1.1 ~ 192.168.1.100, sedangkan kami router
standar LAN IP Address adalah 192.168.0.1, kita perlu mengubah router kita IP
Address menjadi 192.168.1.X.
Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide
Gambar 8.8 Mengubah LAN IP Address

i. Silakan pergi ke Sistem Tools -> Halaman Reboot untuk reboot unit.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 8.9 Reboot PC

j. Periksa apakah anda bisa mendapatkan internet ketika terhubung ke router kita
jaringan. Jika tidak, disarankan untuk daya siklus AP akar utama dan router kami
dan mencoba internet. Dua perangkat bisa kompatibel dalam mode bridge WDS
jika internet masih tidak bekerja setelah power bersepeda mereka.

Suatu perangkat yang dipasang di titik-titik tertentu dalam jaringan untuk memperbarui
sinyal-sinyal yang di transmisikan agar mencapai kembali kekuatan dan bentuknya yang
semula, guna memperpanjang jarak yang dapat di tempuh. Ini di perlukan karena sinyal-sinyal
mengalami pelemahan dan perubahan bentuk selama transmisi.

Repeater merupakan alat yang dapat menerima sinyal digital dan memperkuatnya untuk
diteruskan kembali. Repeater juga dapat memperjauh jarak transmisi data. disamping itu,
repeater dapat memperkecil noise pada sinyal transmisi yang datang.

Repeater dimana access point berkomunikasi satu sama lain dan juga dengan wireless clients
atau Station (STA). Wireless repeater, sebuah device yang mengirim dan menerima sinyal
untuk memperluas area jangkauan. Kekurangan repeater adalah bisa mengurangi
performansi LAN nirkabel. Repeater harus menerima dan mengirim setiap frame pada kanal
radio yang sama, mengakibatkan terjadinya penggandaan jumlah traffic pada jaringan. Hal ini
terjadi jika digunakan banyak repeater.

Sumber: www.pintarkomputer.com

Gambar 8.10 Mode Repeater

Bridge, komunikasi dua arah antara access point Wireless Distribution System satu dengan
access point lainnya (antar access point) akan tetapi tidak membolehkan wireless clients atau
Station (STA) untuk mengaksesnya. Pada bridge terdapat 2 mode yaitu:

1. Bridge Point to point


Dalam mode ini, anda dapat menggunakan router broadband ini sebagai bridge
jaringan nirkabel dan mengijinkan semua komputer yang terhubung ke port LAN
kedua Access Point router nirkabel tersebut untuk berkomunikasi dengan satu sama
lain. Mode ini hanya mendukung satu titik access point nirkabel, artinya komunikasi
tersebut hanya terjadi antara dua unit router nirkabel sebagai bridge (jembatan).
Sumber: kb.netgear.com
Gambar 8.11 Birdge Point to Point

2. Bridge Point to Multi Point


Pada wireless mode Bridge Point to Multi Point Access Point 1, Access Point 2, dan
Access Point 3 dapat terhubung satu sama lain. Pada mode Bridge Point to Multi Point
yang kita lakukan ini access point 1 akan bertindak sebagai setral dari ketiga access
point. Untuk ilustrasi gambaran dari bridge point to multi point adalah seperti berikut:

Sumber: kb.netgear.com
Gambar 8.12 Bridge Point to Multipoint
Wireless Distribution System (WDS) adalah suatu sistem perluasan jaringan nirkabel, dimana
dengan Wireless Distribution System memungkinkan kita bisa membangun infrastruktur
wireless tanpa harus membangun backbone kabel jaringan sebagai interkoneksi antar bridge.
Dalam WDS terdapat 2 mode yang dapat digunakan yaitu:

1. Repeater
Suatu perangkat yang dipasang di titik-titik tertentu dalam jaringan untuk
memperbarui sinyal-sinyal yang di transmisikan agar mencapai kembali kekuatan dan
bentuknya yang semula, guna memperpanjang jarak yang dapat di tempuh.

2. Bridge
Bridge, komunikasi dua arah antara access point Wireless Distribution System satu
dengan access point lainnya (antar access point) akan tetapi tidak membolehkan
wireless clients atau Station (STA) untuk mengaksesnya. Pada bridge terdapat 2 mode
yaitu:
a. Bridge Point to Point
Dalam mode ini, anda dapat menggunakan router broadband ini sebagai bridge
jaringan nirkabel dan mengijinkan semua komputer yang terhubung ke port LAN
kedua Access Point router nirkabel tersebut untuk berkomunikasi dengan satu
sama lain.
b. Bridge Point to Multipoint
Pada wireless mode Bridge Point to Multi Point Access Point 1, Access Point
2, dan Access Point 3 dapat terhubung satu sama lain. Pada mode Bridge
Point to Multi Point yang kita lakukan ini Access Point 1 akan bertindak
sebagai setral dari ketiga Access Point.
1. Multipath
Diartikan sebagai karangan dari sinyal utama yang ditambahkan dengan duplikat atau
echo gelombang bidang yang disebabkan pantulan dari gelombang jauh objek antara
pemancar dan penerima. Delay antara sinyal utama sesaat datang dan sinyal direfleksi
terakhir datang disebut sebagai delay spread.

163
Sumber: Sritusta Sukaridhoto
Gambar 9.1 Multipath

Multipath dapat menyebabkan beberapa kondisi-kondisi yang berbeda, semua dari


yang dapat mempengaruhi transmisi dari sinyal RF dengan cara yang berbeda. Kondisi
tersebut meliputi:

a. Downfade
Pada saat gelombang RF tiba di penerima, banyak gelombang pantul yang tiba
dalam waktu yang sama dari arah yang berbeda. Kombinasi dari amplitudo
gelombang ini adalah aditif RF terhadap gelombang yang utama. Gelombang yang
dicerminkan jika tidak pada satu fase dengan gelombang utama, dapat
menyebabkan amplitudo sinyal akan berkurang saat diterima, seperti
digambarkan di Gambar 9.2. Kejadian ini biasanya dikenal sebagai downfade dan
harus dipertimbangkan dengan seksama ketika pelaksanaan suatu survei
penglihatan dan antena pemilihan yang sesuai.

Sumber: Sritusta Sukaridhoto


Gambar 9.2 Downfade

164
b. Korupsi
Sinyal hilang yang ada kaitannya dengan multipath dapat terjadi sebagai hasil yang
sama dari gejala yang menyebabkan amplitudo berkurang, tetapi untuk tingkat
yang lebih besar. Gelombang pantul tiba atau tidak pada satu fase penerima
dengan gelombang yang utama, seperti digambarkan di Gambar 9.3, dapat
menyebabkan gelombang tersebut berkurang di amplitudonya.

Sumber: Sritusta Sukaridhoto


Gambar 9.3 Ilustrasi gangguan Korupsi

Dalam beberapa kasus, sinyal untuk menyiarkan perbandingan (SNR) secara


umum sangatlah rendah, di mana sinyal itu sendiri sangat dekat. Penerima tidak
mampu dengan jelas menerjemahkan sinyal informasi, menyebabkan data yang
diterima tersebut hanya ada yang hilang. Korupsi dari data ini akan menugaskan
pemancar untuk mengirimkan kembali data, meningkatkan dan mengurangi
throughput pada LAN nirkabel.

c. Nulling Sinyal
Kondisi yang dikenal sebagai kondisi nulling batal terjadi ketika satu atau lebih
gelombang pantul tiba di penerima out-of-phase dengan gelombang yang utama
dengan amplitudonya. Seperti digambarkan di Gambar 9.4, kapan gelombang
pantul menuju out of-phase dengan gelombang yang utama di penerima, kondisi
dapat dibatalkan atau "null" keseluruhan dalam sinyal RF, mencakup gelombang
yang utama.

165
Sumber: Sritusta Sukaridhoto
Gambar 9.4 Nulling Sinyal

Ketika nulling terjadi, melakukan transimisi ulang tidak akan menyelesaikan


masalah. Transmitter, Receiver, dan obyek harus dipindahkan. Satu atau lebih
diantaranya harus di relokasi untuk menghindari efek dari nulling.

d. Upfade
Upfade adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan ketika multipath
menyebabkan sinyal RF menjadi semakin kuat. Upfade, seperti digambarkan di
Gambar 9.5 terjadi pada sinyal yang dipantulkan yang datang di penerima dengan
sinyal utama. Sama halnya dengan sinyal yang berkurang/turun, semua
gelombang ini aditif pada sinyal utama. Selain itu multipath tidak menyebabkan
sinyal yang menjangkau penerima lebih kuat daripada yang dipancarkan sinyal
ketika sinyal meninggalkan alat pemancar. Jika multipath terjadi demikian maka
dapat membuat aditif pada sinyal utama, total sinyal yang menjangkau penerima
akan menjadi lebih kuat dari sinyal yang terjadi tanpa adanya multipath.

Penting dipahami bahwa sinyal RF yang diterima tidak lebih besar daripada sinyal
yang ditransmisikan pada free space (istilah ini sering disebut sebagai path loss).
Path loss merupakan akibat dari hilangnya amplitudo pada sinyal pada saat
ditransmisikan pada ruang terbuka.

166
Sumber: Sritusta Sukaridhoto
Gambar 9.5 Upfade

2. Kesalahan pada Access Point


Router, atau yang dalam hal ini adalah access point nirkabel, menjadi hal yang vital
dalam jaringan nirkabel bermode infrastruktur. Router menjadi semacam orang
ketiga yang menghubungkan sebuah jaringan LAN ke berbagai macam komputer klien.
Oleh karena itu, jika router mengalami masalah, jaringan nirkabel juga tidak akan
dapat bekerja secara optimal. Berikut adalah berbagai masalah yang sering terjadi
pada router dan solusinya.

a. Access point nirkabel bekerja dengan lambat dan tidak seperti biasanya.
Kebanyakan access point nirkabel bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dan beberapa
peralatan rumah tangga seperti oven mikrowave, telepon nirkabel dan monitor
mengeluarkan sinyal dengan frekuensi yang sama sehingga dapat mengganggu
jaringan. Solusinya adalah perlu mematikan atau menjauhkan peralatan-peralatan
elektronik tersebut.

167
Pada frekuensi 2,4 GHz juga terdapat beberapa channel Wi-Fi yang bisa digunakan.
Namun, pada praktiknya umumnya hanya tiga channel saja yang bisa digunakan
yaitu 1, 6, dan 11. Penggunaan channel yang sama seperti yang digunakan oleh
jaringan lain mungkin saja
terjadi sehingga tumpang
tindih dan menyebabkan
access point bekerja dengan
sangat lambat. Solusinya
adalah bisa menggunakan
channel yang lain sehingga
jalur koneksinya akan berjalan
lebih lancar. Penyebab lain
lambatnya kinerja access point
nirkabel adalah penggunaan
set default dari vendor pada
masing-masing jaringan
(channel yang digunakan pasti
sama)
Sumber: www.lifehacker.com

b. Tidak Dapat Mengakses Menu/Fitur yang Ada pada Access Point Nirkabel.
Solusinya adalah dapat mengatur kembali peralatan access point sehingga kembali
ke default awal dan dapat mengakses segala fitur yang ada pada access point.
Pada berbagai peralatan access point biasanya terdapat tombol reset di bagian
belakang, di dekat port LAN dan colokan daya, yang bisa digunakan untuk
mengatur kembali peralatan.

Gambar 9.6 Tombol Reset pada Sebuah Access Point Nirkabel


c. Timbul Titik Mati (Dead Spot) pada Jangkauan Sinyal Access Point Nirkabel.
Pengguna yang berada di lokasi dead spot tidak dapat melakukan koneksi. Hal ini
terjadi pada access point yang menggunakan mode 802.11g. Untuk mengatasinya,
biasanya digunakan wireless router tambahan atau wireless extender untuk
memperkuat serta memperbesar jangkauan sinyal.

d. Rusak atau Tidak Berfungsi Sama Sekali.


Penyebabnya, penggunaan access point secara terus menerus selama 24 jam.
Sebaiknya mematikan access point ketika tidak sedang digunakan agar peralatan
access point tetap awet dan dapat digunakan lebih lama.

e. Pesan Error Koneksi Internet Tidak Dapat Dilakukan.


Masalah ini bisa terjadi karena topologi jaringan yang digunakan tidak tepat.
Pengguna bisa mengatur ulang topologi jaringan yang digunakan agar
mendapatkan lokasi serta posisi yang tepat untuk access point.

f. Sinyal kurang bagus.

Salah satu faktor yang menyebabkan sinyal access point nirkabel kurang bagus
adalah jangkauan antena yang tidak maksimal. Solusinya adalah bisa mengganti
antena pada access point nirkabel dengan jenis antena yang memberikan
jangkauan sinyal lebih jauh, atau menggunakan repeater yang berfungsi sebagai
perelai dan penyebar sinyal dari AP nirkabel ke komputer klien.

Gambar 9.8 Penyebaran sinyal mode repeater


3. Kesalahan pada Wifi
Teknologi nirkabel memang bagus untuk menghubungkan antara daerah yang jauh.
Namun, teknolgi ini mempunyai kelemahan. Umumnya, gangguan yang sering
dijumpai dalam teknologi WiFi antara lain :

Gambar 9.9 Jaringan Wifi

a. Jaringan Wi-Fi Tetangga


Sumber gangguan terbesar saat ini adalah jaringan Wi-Fi tetangga. Permasalahan
terletak pada, peralatan Wi-Fi paling banyak beredar beroperasi di pita 2.4GHz.
Jika user memakai router 2.4GHz juga, jaringan Wi-Fi tetangga dipastikan
mengganggu user.

b. Manusia
Tubuh manusia sebagian besar terbuat dari air dengan persentase 45-75%,
tergantung usia dan tingkat kebugaran. Air bisa menghambat kecepatan Wi-Fi.
Selain itu, kelembaban bisa mempengaruhi kecepatan Wi-Fi juga.

c. Pengaturan Keamanan
Pada beberapa router low-end, pengaturan keamanan bisa mempengaruhi
kinerja. Beberapa tahun terakhir, WPA (Wireless Protected Access) dan protokol
WPA2 menggantikan WEP (Wireless Encryption Protocol) tua dan kurang aman.
Namun, pada perangkat yang lebih kuat umumnya memiliki hardware yang
dirancang khusus untuk WPA dan enkripsi WPA2. Alhasil, protokol keamanan kuat
tak memperlambat kecepatan Wi-Fi router high-end.
Gambar 9.10 Pengaturan keamanan dengan WEP dan WPA

d. Firmware Lama
Memperbarui firmware router bisa meningkatkan kinerja dan memberi satu atau
dua fitur baru. Kapanpun ketika router bermasalah, periksa apakah firmware tak
bermasalah. Terkadang, ada sedikit bug dan produsen router telah telah memiliki
perbaikannya.

e. Noise/Sinyal Pengganggu
Noise yang merupakan pengganggu yang terberat dalam dunia Wi-Fi. Noise atau
interferensi adalah sesama sinyal gelombang radio juga yang beroperasi pada
frekuensi, interval dan area yang sama, akibatnya device client akan mengalami
error saat menerjemahkan kode informasi yang sama. Ibaratnya saat kita
berbicara dengan teman kita di tempat sepi dibandingkan berbicara di tempat
yang ramai.

f. Jarak dari sumber Wi-Fi


Jarak juga termasuk dalam penyebab gangguan Wi-Fi. Sebab apabila kita berada
kita berada pada jarak yang dekat dengan sumber Wi-Fi maka, kecepatan transfer
data-nya akan semakin meningkat. Dan sebaliknya jika kita berada jauh dengan
sumber Wi-Fi, kecepatan transfer data-nya berkurang.
Fungsi backup adalah untuk menyimpan semua konfigurasi dari access point ke dalam
komputer dalam bentuk file. Fungsi restore adalah untuk mengembalikan konfigurasi access
point yang sudah diubah.

1. Gambar dibawah ini adalah contoh dari setting backup dan restore pada access point
TP LINK TL-W701ND.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 9.11 Menu Backup & Restore

2. Setelah klik backup, lalu akan muncul kotak dialog untuk menyimpan hasil konfigurasi
access point dalam bentuk file. Format dari file backup berekstensi (.bin).

3. Untuk melakukan restore, klik tombol pilih file. Lalu pilih file backup setelah itu klik
restore.
Memperbarui perangkat lunak serta firmware access point harus secara teratur. Access
point merupakan perangkat lunak yang biasanya menyertai perangkat nirkabel dan akan
selalu diperbarui secara reguler oleh vendor peralatan tersebut. Beberapa vendor telah
menyediakan pembaruan firmware terbaru pada situs web resmi sehingga dapat
mengunduh dan melakukan pembaruan dengan lebih mudah. Setelah melakukan
pembaruan, biasanya perlu mereset peralatan access point untuk mengembalikannya ke
nilai default.

Upgrade firmware memberikan hasil yang sangat memuaskan, yaitu DHCP server dapat
berfungsi dengan baik dan tersedianya fasilitas tambahan/baru yaitu perangkat wireless
sekarang fungsinya menjadi tiga jenis:

1. Access Point (fungsi default)


2. Client Bridge Mode
3. Repeater Mode

Pada Gambar 9.17 merupakan update firmware access point TPLINK TL-W701ND, caranya
adalah dengan klik menu tab system tools lalu pilih firmware upgrade, setelah berhasil
masuk pada halaman tersebut lalu klik tombol Choose File dan pilih file update yang
sebelumnya sudah diunduh melalui web TPLINK. Setelah selesai klik Upgrade, lalu tunggu
proses update hingga selesai.

Sumber: TPLINK TL-WA701ND User Guide


Gambar 9.12 Menu Update Firmaware
A. Jenis-jenis kesalahan pada nirkabel
1. Multipath
Didefinisikan sebagai karangan dari sinyal utama ditambahkan dengan
duplikat atau echo gelombang bidang yang disebabkan oleh refleksi dari
gelombang jauh objek antara pemancar dan penerima. Multipath dapat
menyebabkan beberapa kondisi-kondisi yang berbeda, antara lain:
a. Downfade
b. Korupsi
c. Nulling Sinyal
d. Upfade

B. Backup and Restore


Fungsi backup adalah untuk menyimpan semua konfigurasi dari access point ke
dalam komputer dalam bentuk file. Fungsi restore adalah untuk memperbarui
konfigurasi access point yang sudah diubah.

C. Update Firmware
Access point merupakan perangkat lunak yang biasanya menyertai perangkat
nirkabel dan akan selalu diperbarui secara reguler oleh vendor peralatan tersebut.
Beberapa vendor telah menyediakan pembaruan firmware terbaru pada situs web
resmi sehingga dapat mengunduh dan melakukan pembaruan dengan lebih
mudah.

Anda mungkin juga menyukai