Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIK NETWORK
SEMESTER V TH 2016/2017

JUDUL

Routing Rip Versi 1 Menggunakan Cisco Packet Tracer

S1-TERAPAN
PROGRAM STUDI BROADBAND MULTIMEDIA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


2016
PEMBUAT LAPORAN : DICKY PUTRA PRATAMA (4314030023)

N I L A I :..........

KETERANGAN : .................................................

..................................................

..................................................
I. TUJUAN
1. Dapat memahami metode routing dinamis yaitu Rip Versi 1 menggunakan Cisco
Packet Tracer.
2. Dapat melakukan konfigurasi routing Rip Versi 1 menggunakan Cisco Packet Tracer.

II. TOPOLOGI JARINGAN


Pada praktikum kali ini menggunakan Cisco Packet Tracer sebagai alat untuk
mensimulasikan jaringan LAN antar router. Pada topologi kali ini sgunakannya 6
laptop sebagai end device, 3 switch , dan 3 router Topologi Topologi yang di
simulasikan seperti gambar dibawah ini.

Gambar.1 Topologi Jaringan LAN

III. ALAT DAN KOMPONEN

No
Alat Jumlah
.
1. Personal Computer 1
2. Software Cisco Packet Tracer 1
Lapotop/PC sebagai end device pada
3. 6
simulasi
4. Switch 2950T pada simulasi 3
5. Router 2811 pada simulasi 3
6. Modul WIC2T pada simulasi 3

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Menjalankan program Cisco Packet Tracer pada personal computer.
2. Membuat simulasi dengan topologi jaringan seperti gambar pada
bagian II. Topologi Jaringan.
3. Memberikan alamat ip pada laptop sebagai end device dan
interface serta port pada router
4. Melakukan routing dinamis yaitu Rip Versi 1 pada router dalam
topologi jaringan yang akan disimulasikan pada Cisco Packet Tracer.

V. DASAR TEORI
RIP adalah Sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan area
lokal dan luas. Karena itu diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protokol (IGP).
Ini menggunakan thedistance-vektor algoritma routing. Protokol telah diperpanjang
beberapa kali, sehingga RIP Versi 2. Kedua versi ini masih digunakan hari ini,
bagaimanapun, mereka dianggap usang oleh teknik teknis lebih maju, OpenShortest
Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan
dalam jaringan IPv6, sebuah standar yang dikenal sebagaiRIPng (RIP generasi
berikutnya). Algoritma routing yang digunakan dalam RIP, algoritma Bellman-Ford,
pertama kali digunakan dalam jaringan komputer pada tahun 1967, sebagai awal dari
algoritma routing ARPANET.

RIP adalah routing vektor jarakprotokol, yang mempekerjakan hop sebagai rute
metrik .RIP mencegah routing loop dengan menerapkan batas pada jumlah hop
diperbolehkan dalam path dari sumber ke tujuan. Jumlah maksimum hop yang
diperbolehkan untuk RIP adalah 15. Batas ini hop, bagaimanapun, juga membatasi
ukuran jaringan yang dapat mendukung RIP. Sebuah hop 16 adalah dianggap jarak
yang tak terbatas dan digunakan untuk mencela Rute tidak dapat diakses, bisa
dioperasi, atau tidak diinginkan dalam proses seleksi.
RIP versi 1
Spesifikasi asli RIP, menggunakan routing yang classful. Update routing periodik
tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk subnet mask panjang
variabel (VLSM). Keterbatasan ini membuat tidak mungkin untuk memiliki subnet
berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet
dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Ada juga ada dukungan
untuk otentikasi router, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.

RIP versi 2
RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan terakhir di 1998.It standar
termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung
Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas mundur, hop
batas 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan
spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar
ditentukan. Selain itu, fitur kompatibilitas memungkinkan saklar halus penyesuaian
interoperabilitas. Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu pada host
yang tidak berpartisipasi dalam routing, RIPv2 multicasts seluruh tabel routing ke
semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan RIPv1 yang
menggunakan siaran. Unicast menangani masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus.
(MD5) otentikasi untuk RIP diperkenalkan pada tahun 1997. Rute tag juga
ditambahkan dalam RIP versi 2. Fungsi ini memungkinkan untuk rute harus
dibedakan dari rute internal untuk rute didistribusikan eksternal dari protokol EGP.

VI. TABEL PERCOBAAN

VI.1.Tabel penempatan alamat IP dan Network jaringan


Dalam penempatan alamat ip dan network untuk laptop dan Router port fa0/0
sebagai gateway jaringan pada laptop untuk terhubung ke jaringan lan antar router
seperti pada table dibawah ini;
Device Network Subnet Alamat IP
Laptop 1 192.168.15.0 255.255.255.0 192.168.15.1
Laptop 2 192.168.15.2
Router 2 port 192.168.15.25
Fa0/0 4
Laptop 3 192.168.27.1
Laptop 4 192.168.27.2
192.168.27.0 255.255.255.0
Router 4 port 192.168.27.25
Fa0/0 4
Laptop 5 192.168.4.1
Laptop 6 192.168.4.2
192.168.4.0 255.255.255.0
Router 5 port
192.168.4.254
Fa0/0
Tabel 1. Alamat ip Laptop dan Gateway jaringan LAN

VI.2 Tabel penempatan alamat IP dan Network jaringan LAN antar Laptop
Dalam penempatan alamat ip dan network untuk LAN pada router digunakannya IP
classfull yaitu kelas A karena pada routing Rip Versi 1 hanya mendukung ip classfull
seperti pada table dibawah ini;
Router Dan
Network Subnet Alamat Ip
Port
Router 2 port
10.27.9.1
Se0/0/0
10.27.9.0 255.0.0.0
Router 4 port
10.27.9.2
Se0/3/0
Router 4 port
11.27.9.1
Se0/3/1
11.27.9.0 255.0.0.0
Router 5 port
11.27.9.2
Se0/3/0

Tabel 2. IP Jaringan Back Bone

VII. PEMBAHASAN DAN ANALISA

VII.3. Memasukan IP pada Laptop sebagai end device


Pada praktikum ini digunakannya simulasi dengan cisco packet tracer tahapan
pemberian ipnya seperti gambar dibawah ini

Gambar diatas adalah contoh memasukan alamat ip pada Laptop 1. Untuk


memasukan ip pada laptop yang lain digunakannya cara seperti diatas sesuai dengan
alamat ip yang akan diberikan.

VII.4. Memasukan IP pada Router sebagai gateway jaringan laptop untuk terhubung ke
jaringan LAN antar Router menggunakan laptop sebagai console seperti perintah di
bahawah ini;
Pada gambar diatas adalah contoh memasukan ip pada router 1 port Fa0/0 dengan
menggunkanan Laptop 1 sebgagai consolnya. Interface Fa0/0 pada router diberikan
alamat ip yaitu 192.168.254 dan subnet mask yaitu 255.2555.255.0. Untuk
memasukan ip pada router yang lain digunakannya cara seperti diatas sesuai dengan
alamat ip yang akan diberikan.

VII.5. memasukan ip untuk router pada serial port yang terhubung pada jaringan LAN
antar router menggunkana laptop sebagai console seperti gambar dibawah ini;
Pada gambar diatas adalah contoh memasukan ip pada router 2 port Se0/3/0 dengan
menggunkanan Laptop 2 sebgagai consolnya. Untuk memasukan ip pada serial port
router yang lain digunakannya cara seperti diatas sesuai dengan alamat ip yang akan
diberikan

VII.6. Routing RIP versi 1


Routing RIP versi 1 dilakukan pada laptop yang berfungsi sebagai consol.
Menggunkan command pada Terminal seperti gambar di bawah ini.
Routing RIP versi 1 dilakukan pada terminal pada laptop yang berfungsi sebagai
console. Pada gambar di atas digunakan Laptop 1 sebagai console untuk routing
Router 1. Router satu memiliki Network major yaitu 10.27.9.0 dan 192.168.15.0
sehingga command di tulis seperti gambar di atas.

VI.7. Pengujian jaringan


Pada praktikum kali ini, untuk menguji koneksi jaringan apakah sudah terhubung
dengan baik adalah dengan cara ping. seperti gambar dibawah ini.
Pada contoh diatas Laptop 1 yang memiliki ip address 192.168.15.1 melakukan ping
ke Laptop 5 yang memiliki ip address 192.168.4.1.Proses ping mengirimkan 4 packet
data. ketika ping packet data pertama mengalami Request Time Out yang artinya
adalah ketika komputer server tidak merespon/menjawab permintaan koneksi dari
klien setelah beberapa lama/waktu time out yang bervariasi. Lalu untuk packet data
lainnya berhasil dengan mendapatkan balasan seperti gambar di atas. Dari 4 packet
data yang dikirim ketika proses ping 1 mengalami lost dan 3 lainnya berhasil terkirim
sehingga lostnya 25% dengan kecepatan maximum 14ms, minumun 11ms, dengan
rata-rata 12ms. Meskipun mengalami lost packet tetapi dengan informasi balasan
seperti gambar diatas dapat disimpulkan bahwa koneksi telah terhubung dan dapat
melakukan komunikasi.
Dalam Cisco Packet Tracer juga dapat menguji jaringan menggunakan simulasi
dengan cara seperti gambar dibawah ini.

Cara melakukannya dengan mengklik gambar amplop sebagai data pada laptop yang
menjadi sumber, lalu mengklik pada laptop yang menjadi tujuan. Status pengiriman
dapat dilihat pada gambar amplop yang berjalan dan pada layar proses simulasi
seperti gambar di atas.

VIII. KESIMPULAN
Metode routing Rip versi 1 dapat dilakukan simulasinya pada Cisco Packet Tracer.
Rip versi 1 hanya mendukung pada ip classfull. Pengujian jaringan dapat
menggunakan simulasi pada Cisco Packet Tracer dan melakukan Ping.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Andhika, P. 2011. Konfigurasi Dynamic Route Ripv.1 Dan Rip V.2. Semarang:
UNES.

Anda mungkin juga menyukai