Anda di halaman 1dari 10

BAB 2

FUNGSI YANG TERUKUR

𝝈-aljabar
Dalam membentuk integral Lebesgue, terlebih dahulu harus diperhatikan kelas fungsi
yang bernilai real yang didefinisikan dalam himpunan 𝑋. Dalam beberapa penerapannya,
himpunan 𝑋 bisa berupa unit interval 𝑰 = [0,1] yang memuat semua bilangan real 𝑥 yang
memenuhi 0 ≤ 𝑥 ≤ 1; bisa berupa himpunan bilangan asli ℕ = {1,2,3, … }; bisa berupa garis
bilangan real, bisa berupa semua bidang, atau bisa berupa beberapa himpunan lainnya.
Diberikan himpunan 𝑋, dan 𝑿 merupakan himpunan yang berisikan subset-subset dari
𝑋 yang well-behaved, untuk lebih jelasnya lagi, himpunan ini memuat himpunan kosong ∅,
dan himpunan 𝑋 itu sendiri, dan 𝑿 tertutup terhadap komplemen dan gabungan terhitung yang
didefinisikan sebagai berikut:

2.1 Definisi. Suatu family subset-subset 𝑿 dari sebuah himpunan 𝑋 disebut sebagai 𝜎-aljabar
(atau 𝜎-lapangan) jika memenuhi 3 syarat berikut:
i. ∅ dan 𝑋 termasuk anggota 𝑿,
ii. Jika 𝐴 merupakan anggota 𝑿, maka komplemen dari A, yaitu 𝐴𝑐 = 𝑋\𝐴, adalah
anggota 𝑿,
iii. Jika (𝐴𝑛 ) adalah barisan himpunan di 𝑿, maka ⋃∞
𝑛=1 𝐴𝑛 adalah anggota 𝑿.

Suatu pasangan terurut (𝑋, 𝑿) yang memuat sebuah himpunan 𝑋 dan 𝜎-aljabar 𝑿 dari
subhimpunan-subhimpunan 𝑋 disebut ruang terukur. Sebarang himpunan anggota 𝑿 disebut
himpunan terukur-𝑿, namun ketika 𝜎-aljabar 𝑿 telah ditentukan maka himpunan tersebut
biasanya disebut terukur.

Hukum De Morgan sebagai berikut:


𝑐 𝑐
𝑐 𝑐
(⋃ 𝐴𝛼 ) = ⋂(𝐴𝛼 ) , (⋂ 𝐴𝛼 ) = ⋃(𝐴𝛼 ) .
𝛼 𝛼 𝛼 𝛼

Berdasarkan hukum De Morgan, irisan dari barisan himpunan di 𝑿 adalah anggota dari 𝑿.

Diyah Septi Andryani 1|Page


Berikut ini merupakan contoh-contoh suatu himpunan 𝑋 berserta 𝜎-aljabar 𝑿 dari sub
himpunan-sub himpunan 𝑋.
a) Misalkan 𝑋 adalah sebuah himpunan dan 𝑿 adalah family semua subhimpunan-
subhimpunan dari 𝑿.
b) Misalkan 𝑿 adalah family dua subhimpunan dari 𝑋, yaitu ∅ dan 𝑋.
c) Misalkan 𝑋 = {1, 2, 3, . . }merupakan himpunan bilangan-bilangan asli dan misalkan 𝑿
terdiri dari subset-subset
∅, {1, 3, 5, … }, {2, 4, 6, … }, 𝑋
d) Misalkan 𝑋 adalah himpunan tak terhitung dan 𝑿 adalah koleksi sub himpunan-sub
himpunan 𝑋 yang terhitung atau komplemennya terhitung.
e) Jika 𝑋1 dan 𝑋2 adalah 𝜎-aljabar dari subhimpunan-subhimpunan 𝑋, dan 𝑿𝟑 = 𝑿𝟏 ∩
𝑿𝟐 , maka 𝑿𝟑 adalah 𝜎-aljabar dari subhimpunan-subhimpunan 𝑋.
f) Misalkan 𝑨 adalah koleksi tak kosong sub himpunan-sub himpunan dari 𝑋. Dapat
diketahui bahwa terdapat sebuah 𝜎- aljabar terkecil yang memuat 𝑨. Untuk melihat ini,
perhatikan irisan semua 𝜎- aljabar yang memuat 𝑨 merupakan 𝜎- aljabar yang memuat
𝑨. 𝜎- aljabar terkecil yang memuat 𝑨 ini disebut 𝝈- aljabar yang dibangun oleh 𝑨.
g) Misalkan 𝑋 adalah himpunan bilangan real. Aljabar borel adalah 𝜎- aljabar 𝑩 yang
dibangun oleh semua interval tebuka (𝑎, 𝑏) di 𝑹 (bilangan real). Dapat diketahui bahwa
aljabar borel 𝑩 adalah juga 𝜎- aljabar yang dibangun oleh semua interval tertutup di 𝑹.
h) Misalkan 𝑋 adalah himpunan 𝑹 bilangan real diperluas. 𝐸 adalah Borel subset dari 𝑹,
maka :
𝐸1 = 𝐸 ∪ {−∞}, 𝐸2 = 𝐸 ∪ {+∞}, 𝐸3 = 𝐸 ∪ {−∞, +∞ },
̅ menjadi koleksi semua himpunan 𝐸, 𝐸1, 𝐸2 , 𝐸3 , sebagai variasi 𝐸atas
dan misalkan 𝑩
𝑩. Hal ini mudah dilihat bahwa 𝐵 adalah aljabar sigma dan akan disebut Aljabar Borel
yang diperluas.

Contoh 𝝈- aljabar
Contoh 1
Apakah koleksi berikut merupakan aljabar sigma?
a. Ω = { A ⊆ X : A berhingga atau – A berhingga }, dengan 𝑋={1,2,3,4,...}.
b. Misalkan C adalah himpunan semua interval {−∞, 𝑥}, 𝑥 ∈ 𝑅. Apakah koleksi
himpunan C merupakan aljabar sigma.
c. Misalkan 𝜎 (C) adalah himpunan yang dibangun oleh koleksi C

Diyah Septi Andryani 2|Page


Jawab :
Suatu himpunan merupakan aljabar sigma jika dan hanya jika ∀𝐴, 𝐵 ∈ 𝑨 , berlaku 3 syarat
berikut:
1. 𝐴 ∪ 𝐵 ∈ 𝑨
2. 𝐴𝑐 ∈ 𝑨
3. (𝐴 ∪ 𝐵)𝑐 ∈ 𝑨 ⇔ 𝐴 ∪ 𝐵 ∈ 𝑨
a. Ω = {𝐴 ∈ 𝑋 : 𝐴 berhingga atau – 𝐴 atau −𝐴𝑐 berhingga }, dengan 𝑋 ={1,2,3,4,...}.
Misalkan 𝐴 ∈ 𝑋 maka 𝐴𝑐 ∈ 𝑋
Karena Ω ∈ 𝐴 dan Ω𝑐 ∈ 𝐴, maka Ω ∈ 𝑋 sehingga memenuhi syarat ke dua.
Karena Ω ∈ 𝐴 maka ⋃𝑛𝑖=1 Ω ∈ 𝐴, dank arena 𝐴 ∈ 𝑋 maka ⋃𝑛𝑖=1 𝐴 ∈ 𝑋 sehingga
memenuhi syarat pertama dan ketiga.
Sehingga terbukti Ω merupakan 𝜎-aljabar.

b. Misalkan 𝐶 koleksi himpuan bagian dari 𝑋, maka terdapat aljabar-σ terkecil R yang memuat 𝐶,
Bukti :
Misalkan 𝐹 koleksi himpunan bagian 𝑋 yang berupa aljabar-σ yang memuat 𝐶,
Didefinisikan R⋂𝐵∈𝐹 𝐵
Karena 𝑅 ⊂ 𝐵, ∀𝐵 ∈ 𝐹 dan 𝐵 adalah aljabar 𝜎 yang memuat 𝐶, maka 𝑅 memuat 𝐶.
Selanjutnya akan dibuktikan apakah 𝑅 merupakan 𝜎-aljabar.

Misalkan (𝐴𝑖 ) barisan himpunan pada R. Karena (𝐴𝑖 ) berada pada R, maka (𝐴𝑖 )
∈ 𝐵 untuk setiap 𝐵 ∈ 𝐹. Karena (𝐴𝑖 ) ∈ 𝐵 untuk setiap 𝐵 ∈ 𝐹 dan 𝐵 adalah 𝜎-
aljabar
Maka ⋃𝑛
𝑖=1 𝐴 ∈ 𝐵 untuk setiap 𝐵 ∈ 𝐹, jadi
𝑛

⋃ 𝐴 ∈ ⋂ 𝐵 = {𝐵|𝐵 ∈ 𝐹} = 𝑅
𝑖=1 𝐵∈𝐹

𝜎-aljabar terkecil yang memuat 𝐶 disebut 𝜎-aljabar yang dibangun oleh 𝐶,


Contoh Jika 𝐶 adalah himpunan pada interval {-∞, 4}, yang memiliki koleksi
himpunan – himpunan 𝑅𝑖 yaitu {-∞, −10}, , {-9, −5}, {8,0}, dan {0, 4} maka
∪ 𝑅𝑖 ∈ 𝐶 dan 𝑅𝑖 𝑐 ∈ 𝐶 sehingga koleksi himpunan C merupakan aljabar sigma.

Diyah Septi Andryani 3|Page


c. Misalkan 𝜎(𝐶) adalah himpunan yang dibangun oleh koleksi 𝐶
Jika 𝜎(𝐶) adalah himpunan yang dibangun oleh koleksi 𝐶 berhingga yang
anggota – anggotanya 𝐶1 , 𝐶2 , 𝐶3 , … , 𝐶𝑛 ∈ 𝐶 maka jelas
𝐶1𝑐 , 𝐶2𝑐 , 𝐶3𝑐 … , 𝐶𝑛𝑐 ∈ 𝐶 . Dan ⋃𝑛𝑖=1 𝐶𝑖 ∈ 𝐶 dan ⋃𝑛𝑖=1 𝐶𝑖𝑐 ∈ 𝐶 sehingga 𝜎(𝐶)
adalah 𝜎-aljabar yang dibangun oleh 𝐶
Contoh 2
Diberikan himpunan X dibawah ini
𝑋 = { 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑} 𝐹1 = {𝑋, ∅, { 𝑎} } 𝐹2 = {𝑋, ∅, {𝑎}, {𝑏, 𝑐, 𝑑} }
Akan dibuktikan 𝐹1 bukan aljabar atas 𝑋 ( bukan 𝜎-aljabar
), namun 𝐹2 adalah 𝜎-aljabar.
 Membuktikan 𝐹1 bukan aljabar atas 𝑋 ( bukan 𝜎-aljabar )
Untuk {𝑎} ∈ 𝐹1 , {𝑎}𝑐 ∉ 𝐹1.
Syarat kedua tidak terpenuhi.
∴ 𝐹1 bukan 𝜎-aljabar
 Membuktikan 𝐹2 𝜎-aljabar
Diketahui bahwa 2 = {𝑋, ∅, {𝑎}, {𝑏, 𝑐, 𝑑} } , akan dibuktikan ketiga syarat berlaku :
1. ∅, 𝑋 ∈ 𝐹2
2. 𝑋c = ∅ ∈ 𝐹2
∅c = 𝑋 ∈ 𝐹2
{𝑎} c = {𝑏, 𝑐, 𝑑} ∈ 𝐹2
{𝑏, 𝑐, 𝑑} c = {𝑎} ∈ 𝐹2
3. Untuk mengecek terpenuhinya syarat ketiga, pengecekan akan melibatkan barisan
gabungan elemen-elemen dalam 2 , yakni sebanyak 6 buah pasangan.
𝑋∪∅= 𝑋
𝑋 ∪ {𝑎} = 𝑋
𝑋 ∪ {𝑏, 𝑐, 𝑑} = 𝑋
∅ ∪ {𝑎} = {𝑎}
∅ ∪ {𝑏, 𝑐, 𝑑} = {𝑏, 𝑐, 𝑑}
{𝑎} ∪ {𝑏, 𝑐, 𝑑} = 𝑋

Semua barisan gabungan ∈ 𝐹2.


Karena 1, 2, 3 maka 𝐹2 adalah 𝜎-aljabar

Diyah Septi Andryani 4|Page


2.3 Definisi. Fungsi f di 𝑋 ke 𝑹 dikatakan X-terukur (atau terukur dengan sederhana) jika
untuk setiap bilangan α himpunan
(2.3) {𝑥 ∈ 𝑋 ∶ 𝑓(𝑥) > 𝑎}
anggota 𝑿.
Lemma berikut ini menunjukkan bahwa kita dapat memodifikasi bentuk dari himpunan yang
terdefinisi keterukurannya.

2.4 Lemma
Pernyataan berikut ini adalah ekuivalen untuk fungsi f pada 𝑋 ke ℝ
a. Untuk setiap 𝛼 ∈ 𝑹, himpunan 𝐴𝛼 = {𝑥 ∈ 𝑋 ∶ 𝑓(𝑥) > 𝛼} milik 𝑿
b. Untuk setiap 𝛼 ∈ 𝑹 himpunan 𝐴𝛼 = {𝑥 ∈ 𝑋 ∶ 𝑓(𝑥) ≤ 𝛼} milik 𝑿
c. Untuk setiap 𝛼 ∈ 𝑹, himpunan 𝐴𝛼 = {𝑥 ∈ 𝑋 ∶ 𝑓(𝑥) ≥ 𝛼} milik 𝑿
d. Untuk setiap 𝛼 ∈ 𝑹, himpunan 𝐴𝛼 = {𝑥 ∈ 𝑋 ∶ 𝑓(𝑥) < 𝛼} milik 𝑿

Bukti :
𝐵∝ dan 𝐴∝ adalah complements, pernyataan (a) adalah setara dengan pernyataan (b).
Demikian pula, pernyataan (c) dan (d) yang setara.
Jika (a) berlaku, maka 𝐴∝−1/𝑛 / anggota 𝑿 untuk setiap n jika

𝐶∝ = ⋂ 𝐴∝−1/𝑛 ,
𝑛=1

Ini berarti bahwa𝐶∝ ∈ 𝑿. Oleh karena (a) berakibat (c),


𝐴∝ = ⋃∞
𝑛=1 𝐶∝−1/𝑛 ,

Ini berarti bahwa (c) berakibat (a)

Diyah Septi Andryani 5|Page


BAB 3

UKURAN

Kita telah membahas gagasan tentang ruang terukur (𝑋, 𝑿) yang terdiri dari sebuah
himpunan 𝑋 dan sebuah 𝜎-aljabar 𝑿 dari subhimpunan-subhimpunan 𝑋. Sekarang kita akan
membahas suatu fungsi yang terdefinisi di 𝑿 dan bernilai bilangan real atau bilangan real yang
diperluas.

3.1 Definisi
Ukuran adalah suatu fungsi 𝜇 dengan domain sebuah 𝜎-aljabar 𝑿 dan kodomain himpunan
bilangan real yang diperluas dimana memenuhi 3 syarat berikut:
i. 𝜇(∅) = 0,
ii. 𝜇(𝐸) ≥ 0, ∀𝐸 ∈ 𝑿,
iii. 𝜇 merupakan penjumlahan terhitung (countably additive) jika (𝐸𝑛 ) adalah
sembarang barisan himpunan yang saling disjoint di X (artinya 𝐸𝑛 ∩ 𝐸𝑚 =
∅ dimana 𝑚 ≠ 𝑛), maka
∞ ∞

𝜇(⋃ 𝐸𝑛 ) = ∑ 𝜇(𝐸𝑛 )
𝑛=1 𝑛=1
Karena 𝜇 diperbolehkan hingga +∞, maka nilai +∞ pada persamaan (3.1) berarti (𝜇(𝐸𝑛 ) =
+∞ untuk suatu 𝑛 atau sumasi dari nonnegativenya divergent. Jika sebuah ukuran (measure)
tidak mencapai +∞, maka 𝜇 disebut ukuran finite (berhingga). Secara umum, Jika terdapat
sebuah barisan berisi himpunan-himpunan (𝐸𝑛 ) di X dengan 𝑋 = ⋃ 𝐸𝑛 dan sedemikian
sehingga 𝜇(𝐸𝑛 ) < +∞ untuk semua 𝑛, maka 𝜇 disebut 𝝈-finite.

Berikut ini merupakan beberapa jenis measure, yaitu:


a. Finite Measure (Ukuran Berhingga)
Suatu ukuran 𝜇 dikatakan berhingga (finite) jika untuk suatu 𝜎 −aljabar 𝑿 dari
himpunan 𝑋, 𝜇(𝐸𝑛 ) ≠ ∞, 𝐸𝑛 ∈ 𝑿.

b. 𝜎 −finite (𝜎 −berhingga)
Suatu ukuran 𝜇 dikatakan 𝝈 −finite jika terdapat barisan himpunan (𝐸𝑛 ) di 𝑿 dengan 𝑋 =
⋃∞
𝑛=1 𝐸𝑛 dan 𝜇(𝐸𝑛 ) < +∞, ∀ 𝑛.

Diyah Septi Andryani 6|Page


c. Unit Measure (Satuan Ukuran)
Suatu ukuran 𝜇 merupakan unit measure jika terdapat pasangan terurut (𝑋, 𝑿) dengan 𝑋
merupakan himpunan tak kosong dan 𝑿 merupakan 𝜎-aljabar dari himpunan semua
subset di 𝑋, dan kita misalkan 𝑝 ∈ 𝑋, maka 𝜇 didefinisikan untuk 𝐸 ∈ 𝑿 sebagai:
𝜇(𝐸) = 0, jika 𝑝 ∉ 𝐸
𝜇(𝐸) = 1, jika 𝑝 ∈ 𝐸
Berdasarkan uraikan diatas terlihat bahwa 𝜇 merupakan ukuran berhingga, hal tersebut
merupakan satuan ukuran (unit measure) yang berpusat di 𝒑.

d. Counting Measure
Misalkan 𝑋 = ℕ = {1,2,3, … }, 𝑿 merupakan 𝜎 −aljabar dari himpunan semua subset di
ℕ. Suatu ukuran 𝜇 dikatakan counting measure on ℕ jika 𝜇(𝐸) = 𝐸 dengan 𝐸 ∈ 𝑿.
Catatan: 𝜇 merupaka 𝜎 −finite, bukan merupakan finite.

e. Lebesgue (Borel) Measure (Ukuran Lebesgue (Borel))


Jika 𝑋 = 𝑹 dan 𝑿 = 𝑩, aljabar Borel (ini akan ditunjukkan pada Chapter 9) maka terdapat
sebuah ukuran yang unik yaitu 𝜆 yang didefinisikan pada 𝑩 sebagai panjang interval buka.
(Berdasarkan hal tersebut artinya jika 𝐸 merupakan interval tak kosong (𝑎, 𝑏), maka
𝜆(𝐸) = 𝑏 − 𝑎). Ukuran unik ini biasanya disebut Lebesque (Borel) measure. Ini bukan
ukuran berhingga tetapi 𝜎-finite.

f. Borel-Stieltjes Measure
Jika 𝑋 = 𝑹, 𝑿 = 𝑩, dan 𝑓 merupakan fungsi yang meningkat secara terus menerus
(monoton), maka ini akan ditunjukkan pada Chapter 9 bahwa terdapat ukuran yang unik
yaitu 𝜆𝑓 yang didefinisikan pada 𝑩 sedemikian sehingga jika 𝐸 = (𝑎, 𝑏), maka 𝜆𝑓 (𝐸) =
𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎). Ukuran 𝜆𝑓 ini disebut Borel-Stieltjes measure generated by 𝒇 (ukuran
Borel-Stieltjes yang dibangun oleh 𝒇).

Contoh measure:
Misalkan 𝑋 merupakan himpunan tak kosong dan 𝑿 merupakan 𝜎-aljabar dari himpunan semua
subset di 𝑋, ambil 𝜇1 yang didefinisikan sebagai:
𝜇1 (𝐸) = 0, ∀𝐸 ∈ 𝑿

Diyah Septi Andryani 7|Page


Dan 𝜇2 yang didefinisikan sebagai:
𝜇2 (∅) = 0, 𝜇2 (𝐸) = +∞, jika 𝐸 ≠ ∅
𝜇1 dan 𝜇2 merupakan measure walaupun tidak ada yang menarik dari keduanya. Perhatikan
bahwa 𝜇2 bukan merupakan finite maupun 𝜎 −finite.

Definisi . Himpunan terukur

Jika diberikan sembarang himpunan X, suatu himpunan 𝐸 ⊂ 𝑋 dikatakan terukur, jika untuk
semua 𝐴 ⊂ 𝑋 dipenuhi.

𝜇(𝐴) = 𝜇(𝐴 ∩ 𝐸) + 𝜇(𝐴 − 𝐸)

Contoh :

Himpunan tertutup [a,b] adalah himpunan terukur.

Contoh :

𝐴1 dan 𝐴2 adalah himpunan terukur, apakah 𝐴1 ∩ 𝐴2 dan 𝐴1 ∪ 𝐴2 himpunan terukur?

Jawab :

Misalkan (𝑋, Σ) adalah ruang terukur dan 𝐴1 , 𝐴2 ∈ Σ.

Akan dibuktikan :

1. 𝐴1 ∪ 𝐴2 ∈ Σ
2. 𝐴1 ∩ 𝐴2 ∈ Σ

Bukti :

1. 𝐴1 ∪ 𝐴2 ∈ Σ

Karena Σ adalah sigma aljabar di 𝑋 dan 𝐴1 , 𝐴2 ∈ Σ, berdasarkan syarat ketiga dari sebuah
sigma aljabar, maka :

𝐴1 , 𝑛 = 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙
⋃∞
𝑛=1 𝐴𝑛 = 𝐴1 ∪ 𝐴2 ∪ 𝐴1 ∪ 𝐴2 ∪ … ∪ … ∈ Σ → 𝐴𝑛 = { 𝐴2 , 𝑛 = 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝
Maka 𝐴1 ∪ 𝐴2 ∈ Σ

∴ 𝐴1 ∪ 𝐴2 ∈ Σ

Diyah Septi Andryani 8|Page


2. 𝐴1 ∩ 𝐴2 ∈ Σ

Telah dibuktikan bahwa 𝐴1 ∪ 𝐴2 ∈ Σ , untuk 𝐴1 , 𝐴2 ∈ Σ.

𝐴1 ∈ Σ → 𝐴1 𝑐 ∈ Σ

𝐴2 ∈ Σ → 𝐴2 𝑐 ∈ Σ

𝐴1 𝑐 ∪ 𝐴2 𝑐 ∈ Σ → (𝐴1 𝑐 ∪ 𝐴2 𝑐 )𝑐 ∈ Σ

↔ 𝐴1 ∩ 𝐴2 ∈ Σ

∴ 𝐴1 ∩ 𝐴2 ∈ Σ

Definisi. Ruang Terukur ( Measure Space)

Sebuah ruang terukur (measure space) adalah triple 𝑋, 𝑿, 𝜇) yang terdiri dari sebuah himpunan
𝑋, sebuah 𝜎-aljabar 𝑿 dari sub himpunan - sub himpunan 𝑋, dan sebuah ukuran (measure)
yang didefinisikan pada 𝑿.

Ada masalah terminologis yang perlu disebutkan dan yang akan dipekerjakan di bawah ini. kita
akan mengatakan bahwa proposisi tertentu memenuhi 𝜇-almost everywhere jika ada subset 𝑁
∈ 𝑋 dengan 𝜇(𝑁) = 0 sehingga proposisi berlaku pada komplemen dari 𝑁. Jadi kita
mengatakan bahwa dua fungsi 𝑓, 𝑔 adalah equal 𝜇-almost everywhere atau bahwa mereka
adalah sama untuk 𝜇 hampir semua 𝑥 (equal for 𝜇- almost all 𝑥 ) dalam kasus 𝑓 (𝑥) = 𝑔 (𝑥)
ketika 𝑥 ≠ 𝑁, untuk beberapa 𝑁 ∈ 𝑋 dengan 𝜇(𝑁) = 0. Dalam kasus ini , kita tulis
𝑓 = 𝑔 , 𝜇 − 𝑎. 𝑒

dengan cara seperti, kita katakan bahwa urutan (𝑓𝑛 ) dari fungsi pada 𝑋 konvergen 𝜇 -almost
everywhere (atau konvergen untuk 𝜇 almost all 𝑥) jika terdapat satu himpunan 𝑁 ∈ 𝑋 dengan
𝜇(𝑁) = 0. sehingga 𝑓(𝑥) = lim 𝑓𝑛 (𝑥) untuk 𝑥 ∉ 𝑁. Dalam kasus ini kita tulis
𝑓(𝑥) = lim 𝑓𝑛 (𝑥), , 𝜇 − 𝑎. 𝑒
Tentu saja, jika ukuran 𝜇 dipahami, kita akan mengatakan "almost everywhere” bukannya 𝜇-
almost everywhere

Diyah Septi Andryani 9|Page


Contoh :

Misalkan 𝑋 = {1,2,3,4,5}, maka 𝑿 = {∅, {1,3,5}, {2,4}, {1,2,3,4,5}} merupakan suatu 𝜎–aljabar.

(𝑋, 𝑿) dimana 𝑋 = {1,2,3,4,5}, dan 𝑿 = {∅, {1,3,5}, {2,4}, {1,2,3,4,5}} disebut sebagai measurable
space (ruang terukur) dengan ∅, {1,3,5}, {2,4}, {1,2,3,4,5} sebagai himpunan terukur.

Daftar Acuan :

Bartle, R. G. 1966. The Elements of Integration. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Zaanen, A. C. 1953. Linear Analysis: Measure and Integral, Banach and Hilbert Space, Linear
Integral Equations. New York: Interscience Publishers, Inc.
Golberg, Richard R. 1983. Method of Real Analysis. New York: John Wiley & Sons

Jain, P. K., & Gupta, V. V. 1986. Lebesgue Measure and Integration. New Delhi: Wiley
Eastern Limited

Diyah Septi Andryani 10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai