TINJAUAN PUSTAKA
menara, dam atau tanggul, dan sebagainya harus mempunyai pondasi yang dapat
tanah yang cukup kuat daya dukungnya. Untuk itu, pondasi bangunan harus
beban-beban yang bekerja, gaya-gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi, dan
lain-lain. Di samping itu tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang
diizinkan.
struktur;
dan dapat digunakan jika lapisan tanah kerasnya terletak dekat dengan permukaan
tanah. Sedangkan pondasi dalam digunakan jika lapisan tanah keras berada jauh
bagian. Pondasi dangkal dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu pondasi
telapak, pondasi cakar ayam, pondasi sarang laba-laba, pondasi gasing, pondasi
pondasi dalam terdiri dari pondasi sumuran, pondasi tiang, dan pondasi caisson.
Pada laporan tugas akhir ini, penulis memfokuskan pembahasan terhadap pondasi
tiang.
tanah yang sebenarnya pada suatu tempat dan juga hasil pengujian laboratorium
dari sampel tanah yang diambil dari berbagai kedalaman lapisan tanah dan
mungkin kalau ada perlu juga diketahui hasil pengamatan lapangan yang
ditinjau;
2. Untuk mendapatkan sampel tanah asli (undisturb) dan tidak asli (disturb)
pengujian laboratorium;
4. Untuk melakukan uji lapangan (in situ field test) seperti uji rembesan, uji
5. Untuk mengamati kondisi pengaliran air tanah ke dalam dari lokasi tanah
tersebut;
1. Memisahkan informasi yang telah ada dari bangunan yang akan didirikan.
2. Mengumpulkan informasi yang telah ada untuk kondisi tanah dasar setempat.
masalah tanah yang mungkin akan dijumpai pada saat pengeboran tanah yang
sebenarnya.
lokasi dan daerah sekitarnya, karena dalam banyak kasus informasi yang
diperoleh dari peninjauan lapangan seperti itu akan sangat berguna pada
perencanaan selanjutnya.
Pada tahap ini termasuk pelaksanaan beberapa uji pengeboran di lokasi dan
pengumpulan sampel tanah asli dan tidak asli dari berbagai kedalaman untuk
4. Vane Shear
properties
10
sondir yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudur 600 dan dengan luasan
ujung 1,54 in2 (10 cm2). Alat ini digunakan dengan cara ditekan ke dalam tanah
Dilihat dari kapasitasnya, alat sondir dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu sondir ringan (2 ton) dan sondir berat (10 ton). Sondir ringan digunakan
untuk mengukur tekanan konus sampai 150 kg/cm2 atau kedalaman maksimal 30
m, dipakai untuk penyelidikan tanah yang terdiri dari lapisan lempung, lanau, dan
pasir halus. Sondir berat dapat mengukur tekanan konus 500 kg/cm2 atau
Keuntungan utama dari alat ini adalah tidak perlu diadakan pemboran
tanah untuk penyelidikan. Tetapi tidak seperti pada pengujian SPT, dengan alat
sondir sampel tanah tidak dapat diperoleh untuk penyelidikan langsung ataupun
untuk uji laboratorium. Tujuan dari pengujian sondir ini adalah untuk mengetahui
perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah yang merupakan indikator
dari kekuatan tanahnya dan juga dapat menentukan dalamnya berbagai lapisan
11
1. Konus biasa, yang diukur adalah perlawanan ujung konus dan biasanya
digunakan pada tanah berbutir kasar dimana besar perlawanan lekatnya kecil;
2. Bikonus, yang diukur adalah perlawanan ujung konus dan hambatan lekatnya
berikut:
c) Putar engkol searah jarum jam, sehingga gigi penekan dan penekan
e) Putar engkol searah jarum jam dan jaga agar kecepatan penetrasi konus
12
pembacaan data.
Hal ini berlaku baik untuk sondir ringan ataupun sondir berat.
berlawanan arah jarum jam. Catat setiap penyimpangan pada waktu pengujian.
dalam bentuk grafik yang menyatakan hubungan antar kedalaman setiap lapisan
tanah dengan besarnya nilai sondir yaitu perlawanan penetrasi konus atau
perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan
luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus
Dari hasil sondir diperoleh nilai jumlah perlawanan (JP) dan nilai
perlawanan konus (PK), sehingga hambatan lekat (HL) dapat dihitung sebagai
berikut:
13
tanah terhadap kedalaman. Hasil akhir dari pengujian sondir ini dibuat dengan
menggambarkan variasi tahanan ujung (qc) dengan gesekan selimut (fs) terhadap
tiang, maka diperlukan harga kumulatif gesekan (jumlah hambatan lekat), yaitu
14
jumlah hambatan lekat (JHL). Bila hasil sondir dipergunakan untuk klasifikasi
tanah, maka cara pelaporan hasil sondir yang diperlukan adalah menggambarkan
tahanan ujung (qc), gesekan selimut (fs) dan ratio gesekan (FR) terhadap
kedalaman tanah.
Gambar 2.2. Cara Pelaporan Hasil Uji Sondir (Sardjono, H.S., 1988)
15
pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan. Uji SPT terdiri atas
uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah, disertai pengukuran
Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg, yang
dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 150 mm untuk masing-masing
tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk
tak terganggu pada tanah granuler. Pada pengujian SPT, sifat- sifat tanah
diperhatikan, bahwa hasil uji penetrasi hanya memberikan kuat geser saja. Oleh
berikut:
1. Lakukan pengujian pada setiap perubahan lapisan tanah atau pada interval
16
6. Ulangi 2), 3), 4) dan 5) sampai pada penetrasi 15 cm yang ke-dua dan ke-tiga;
8. Bila nilai N lebih besar dari 50 pukulan, hentikan pengujian dan tambah
9. Catat jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah batuan.
17
Nilai NSPT telah digunakan dalam korelasi dengan berat isi, kepadatan
relative tanah pasir, sudut geser dalam tanah dan kuat geser tidak terdrainase
berdasarkan hubungan empirik. Korelasi yang sering digunakan pada uji SPT
Tabel 2.1. Korelasi Derajat Kepadatan Relatif Tanah Pasir dengan Nilai N SPT,
qc dan Ø
18
data digital computer yang diperoleh dari strain transducer dan accelerometer
untuk memperoleh kurva gaya dan kecepatan ketika tiang dipukul menggunakan
19
tumbukan palu. Pile Driving Analyzer dikembangkan selama tahun 1960an dan
1. PDA-PAX
4. Wireless koneksi
5. Peralatan tambahan, antara lain bor tangan, gerinda, dan perlengkapan safety.
Pasang strain transducer dan accelerometer di sisi tiang saling tegak lurus
20
kepala tiang hingga diperoleh energy yang cukup dan teganan tidak terlampaui
agar kepala tiang tidak rusak. Saat pemukulan, beberapa variable tiang uji
termonitor.
Monitor PDA memberikan keluaran yang berasal dari strain tansduser dan
berikut:
pemukulan hammer.
Setiap impact atau tumbukan yang diberikan pada ujung atas tiang akan
sepanjang tiang dengan kecepatan suara di media materialnya, maka PDA dengan
alat sensornya yang ditempatkan pada tiang bagian atas akan dapat menganalisa
gelombang tersebut dan menghitung daya dukung tiang. Dalam analisa persamaan
gelombang (wave equation) impact yang diberikan pada kepala tiang adalah
simulasinya, maka dengan PDA ini impact tersebut adalah benar terjadi.
sensor yaitu transduser di bagian atas tiang pada sisi yang berlawanan untuk
21
dapat dilakukan.
II.3. Pondasi
II.3.1. Pendahuluan
lebar telapak kurang dari satu (D/B <1), disebut jug pondasi alas, pondasi
telapak- tersebar (spread footing) dan pondasi rakit. Terbuat dari beton dan
(Gambar 2.5.a)
jarak kolomnya sangat dekat di semua arah, bila memakai telapak, sisinya
22
4), meneruskan beban ke tanah keras atau batu, terletak jauh dari
tiang, dipakai bila lapisan tanah kuat letaknya relatif jauh. (Gambar 2.5.d)
kerasnya sangat dalam (Gambar 2.5.e), terbuat dari kayu, beton, baja.
(Bowles, 1991).
23
menjadi:
Pondasi tiang pancang jenis mini pile adalah pondasi yang dibuat untuk
menahan berat pada suatu bangunan bertingkat. Pondasi tiang pancang jenis
1. Triangle concrete pile dengan tulangan yang berbentuk segitiga sama sisi
24
pengerjaannya.
sebagai berikut:
Biaya yang dikeluarkan relatif lebih mahal dibandingkan pondasi bor pile,
pemancangan,
difabrikasi di pabrik.
2. Tiang Bor
25
dan diikuti dengan pengisian material beton ke dalam lubang bor tersebut.
volume tanah yang relative besar. Termasuk dalam tiang perpindahan besar
adalah tiang kayu, tiang beton pejal, tiang beton prategang (pejal atau
contohnya: tiang beton berlubang dengan ujung terbuka, tiang beton prategang
berlubang dengan ujung terbuka, tiang baja H, tiang baja bulat ujung terbuka,
tiang ulir.
tanah dengan car menggali atau mengebor tanah. Termasuk dalam tiang tanpa
26
pembuatannya serta cara pemasangannya, seperti diperlihatan pada Tabel 2.2. dan
Tabel 2.3.
Tabel 2.2. Macam- Macam Tipe Pondasi Berdasarkan Kualitas Material dan Cara
Pembuatan
27
konstruksi adalah:
A. Cetak di tempat ( cast in place); tiang jenis ini terdiri atas tipe:
1. Franki Piles
28
B. Pondasi Precast
bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian
setelah cukup kuat atau keras lalu diangkat dan dipancangkan atau ditekan.
Pondasi tiang beton ini dapat memikul beban lebih besar dari 50 ton untuk
reinforced concrete pile dapat berupa lingkaran, segi empat dan segi delapan.
2. Dapat diperhitungkan baik sebagai end bearing pile ataupun friction pile;
3. Tahan lama dan tahan terhadap pengaruh air ataupun bahan- bahan korosif
4. Karena tidak berpengaruh oleh muka air tanah, maka tidak memerlukan
oleh karena itu precast reinforced concrete pile dibuat di tempat pekerjaan;
2. Tiang beton ini baru dipancang apabila sudah cukup keras, hal ini berarti
29
4. Bila panjang tiang kurang dan karena panjang tiang tergantung pada alat
pancang (pile driving) yang tersedia, makan akan sukar untuk melakukan
5. Apabila dipancang atau ditekan di sungai atau laut, tiang akan bekerja
sebagai kolom terhadap beban vertical dan dalam hal ini akan ada tekuk
Instalasi tiang sangat berpengaruh terhadap perilaku tiang, oleh sebab itu
1. Jenis material
3. Kondisi lapangan
5. Kedalaman pemancangan
berikut:
Pengangkatan tiang
30
Kalendering
Pada proyek Pembangunan Pabrik PKO PTPN III Sei Mangkei ini, alat
Drop Hammer adalah alat pancang yang terdiri dari palu baja yang berat
dan digerakkan oleh kabel baja. Hammer diangkat dengan kabel dan akan dilepas
dari dan ke atas kepala pondasi. Gerakan Hammer bebas dari atas ke bawah,
sehingga terjadi gesekan kecil pada pengarah palu. Drop Hammer dibuat dalam
standar ukuran yang bervariasi atara 500 lb sampai 300 lb dan tinggi jatuh
bervariasi antara 5 ft sampai 20 ft. Jika energi yang diperlukan besar diperlukan
Hammer dengan berat yang lebih besar dengan tinggi jatuh yang kecil
dibandingkan dengan hammer ringan dengan tinggi jatuh yang besar. Pada
umumnya alat ini digunakan untuk memancang mini pile dengan ukuran
a. Investasi yang rendah (harga mobilisasi dan demobilisasi alat murah dan
31
Daya dukung ijin pondasi tiang untuk beban aksial, Qa atau Qall,
diperoleh dengan membagi daya dukung ultimit, Qu atau Qult dengan suatu faktor
menerapkan faktor keamanan pada daya dukung selimut tiang dan pada tahanan
ujungnya. Karena itu daya dukung ijin tiang dapat dinyatakan sebagai berikut:
Qa = ………………………………………………………………….…….(2.3)
Qa = …………………………………………..…..….…….(2.4)
Dimana:
SF = faktor keamanan
32
Uji sondir atau Cone Penetration test (CPT) pada dasarnya adalah untuk
memperoleh tahanan ujung qc dan tahanan selimut tiang fs. Untuk tanah non –
kohesif, Vesic (1967) menyarankan tahanan ujung tiang per satuan luas (fb)
kurang lebih sama dengan tahanan konus (qc). Tahanan ujung ultimit tiang
Qb = Ab x qc ……….........................................................................................(2.5)
Dimana :
dengan qc rata – rata dihitung dari 8d di atas dasar tiang sampai 4d di bawah dasar
tiang. Bila belum ada data hubungan antara tahanan konus dengan tahanan tanah
ujung sebesar 0, 5.
Qb = ω x Ab x qc ……….................................................................................(2.6)
Untuk tahanan ujung tiang berdasarkan hasil uji sondir ini, Heijnen (1974),
DeRuiter dan Beringen (1979) menyarankan nilai faktor ω seperti pada Tabel 2.4
berikut ini.
33
tiang beton adalah 2 kali tahanan gesek dinding mata sondir (qf), atau :
Tahanan gesek satuan antara dinding tiang dan tanah, secara empiris dapat
pula diperoleh dari nilai tahanan konus yang diberikan oleh meyerhoff sebagai
berikut :
Dimana :
kompresibilitas dan adhesi antara tanah dan mata sondir. Dalam hitungan
Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis hanya akan memfokuskan pada
dan Bagemann.
34
..............................................................................(2.11)
Dimana :
......................................................................................(2.12)
Dimana :
.................................................................................................(2.13)
.......................................................................................................(2.14)
35
didasarkan pada kekuatan bahan tiang. Daya dukung tiang ini dirumuskan sebagai
berikut :
................................................................................. (2.15)
……..……….(2.16)
………..…….……………………....……(2.17)
dimana :
.................................................................................(2.18)
…..…………………………..….....……......(2.19)
dimana :
α …….....………….………………………..……(2.20)
36
Qu = Qp + Qs ……………………………………………………........(2.21)
dimana :
dimana :
jika telah diperoleh mutu rekaman cukup baik pada komputer dan energi
tumbukan (EMX) relatif cukup tinggi. Kualitas rekaman yang baik tergantung dari
37
efisiensi hammer yang dipakai. Hasil uji dinamis PDA dianalisis lebih lanjut
Keluaran hasil dari pengujian tiang (output) PDA adalah: jumlah pukulan
(BN), daya dukung tiang (RMX), gaya tekan maksimum (FMX), energi
panjang tiang tertanam (LP), panjang tiang di bawah instrument (LE). Hasil
berdiri sendiri (Single Pile), akan tetapi kita sering mendapatkan pondasi tiang
pancang dalam bentuk kelompok (Pile Group) seperti dalam Gambar 2.6. Untuk
38
Gambar 2.6. Pola-pola kelompok tiang pancang khusus : (a) Untuk kaki tunggal,
(b) Untuk dinding pondasi (Sumber : Bowles, 1991)
Dasar pengaturan jarak antar tiang mini pile pada dasarnya sama dengan
tiang pancang jenis lannya. Berdasarkan pada perhitungan daya dukung tanah
39
D = Diameter Tiang
2. Bila S > 3 D
biasanya setelah jumlah tiang pancang dan jarak antara tiang-tiang pancang
yang diperlukan kita tentukan, maka kita dapat menentukan luas poer yang
diperlukan untuk tiap-tiap kolom portal. Bila ternyata luas poer total yang
diperlukan lebih kecil dari pada setengah luas bangunan, maka kita gunakan
Dan bila luas poer total diperlukan lebih besar daripada setengah luas
bangunan, maka biasanya kita pilih pondasi penuh (raft fondation) di atas
tiang-tiang pancang.
40
Jika kelompok tiang dipancang dalam tanah lempung lunak, pasir tidak
padat, atau timbunan, dengan dasar tiang yang bertumpu pada lapisan kaku, maka
geser umum, asalkan diberikan faktor aman yang cukup terhadap bahaya
keruntuhan tiang tunggalnya. Akan tetapi, penurunan kelompok tiang masih tetap
untuk jarak tiang-tiang yang dekat. Pada tiang yang dipasang pada jarak yang
besar, tanah di antara tiang-tiang bergerak sama sekali ketika tiang bergerak ke
bawah oleh akibat beban yang bekerja. Tetapi, jika jarak tiang-tiang terlalu dekat,
41
turun.
Pada kondisi ini, kelompok tiang dapat dianggap sebagai satu tiang besar
dengan lebar yang sama dengan lebar kelompok tiang. Saat tanah yang
keruntuhannya disebut keruntuhan blok. Jadi, pada keruntuhan blok, tanah yang
Mekanisme keruntuhan yang demikian dapat terjadi pada tipe-tipe tiang pancang
Umumnya model keruntuhan blok terjadi bila rasio jarak tiang dibagi
bahwa keruntuhan blok terjadi pada jarak 1,5d untuk kelompok tiang yang
berjumlah 3x3, dan lebih kecil dari 2,25d untuk tiang yang berjumlah 9x9.
Qg = Eg . n . Qa .................................................................................................(2.23)
dimana :
(ton)
42
mengabaikan panjang tiang, variasi bentuk tiang yang meruncing, variasi sifat
Disini disyaratkan :
…………………………..………...……………………(2.24)
…………...…….……………...……….(2.25)
dimana :
……..(2.26)
dimana :
43
Pada tiang pancang, baik pada tiang gesekan maupun tiang tahanan ujung
dengan s 3,0 D, daya dukung kelompok tiang dapat diambil sama besar
Pada tiang pancang jenis tiang gesekan dengan s < 3,0 D, gunakan salah satu
formula di atas.
Pada tiang bor, dimana tahanan gesek dominan dengan jarak s = 3,0 D, nilai
efisiensi berkisar antar 0,67 hingga 0,75, tetapi pada tiang bor jenis tahanan
Beban lateral dan momen dapat bekerja pada pondasi tiang akibat gaya
gempa, gaya angin pada struktur atas, beban statistik seperti misalnya tekanan
aktif tanah pada abutment jembatan atau soldier piles, gaya tumb ukan kapal dan
lain- lain. Dalam analisis kepala tiang dibedakan menjadi kondisi kepala tiang
bebas (free head) dan kepala tiang terjepit (fixed head atau restrained).
44
Beban lateral ijin ditentukan dengan membagi beban ultimit dengan suatu
faktor keamanan
45
(tiang elastis).
Pada pondasi tiang pendek, sumbu tiang masih tetap lurus pada kondisi
terbebani secara lateral. Kriteria penentuan tiang pendek dan tiang panjang
diasumsikan konstan terhadap kedalaman tanah. Dalam hal ini digunakan faktor
berikut:
........................................................................................................(2.27)
dimana:
dengan alat geser tak terdrainase dari tanah lempung seperti diberikan pada Tabel
2.5.
46
Pada tanah lempung lunak yang terkonsolidasi normal dan tanah berbutir
kasar, nilai modulus subgrade tanah umumnya meningkat secara linier terhadap
.....................................................................................................(2.28)
di mana:
……………………..………………………..………………………(2.29)
di mana:
Nilai :
47
dimana:
nilai ultimit.
48
Hanya berlaku untuk lapisan tanah yang homogen, yaitu tanah kohesif saja
II.6.2.1 Metode Broms untuk Kondisi Kepala Tiang Bebas (Free Head)
Tiang Pendek
memen lentur pada tiang panjang dan pendek, untuk tanah yang memiliki
yang terjadi akibat tekanan tanah lebih kecil daripada momen maksimum yang
dapat ditahan tiang (Mmak < My). Tiang pendek dianggap dapat berotasi di
dekat ujung bawah tiang, tekanan yang terjadi di tempat ini dianggap dapat
digantikan oleh gaya terpusat yang bekerja pada ujung bawah tiang.
Hu = ……………..……………………………………………..(2.31)
L/d dan Hu/(Kp d3) yang ditunjukkan dalam Gambar 2.10 (a).
49
di mana:
dan
f = 0,82 ……………………..…………………………………….(2.33)
Tiang Panjang
menghasilkan Mmak > My, maka tiang akan berkelakuan sebagai tiang
panjang. Besarnya nilai Hu diperoleh dari persamaan (2.33) dan (2.34), yaitu
Hu dalam tiang panjang diplot dalam grafik hubungan Hu/(Kp d3) dan
II.6.2.2 Metode Broms untuk Kondisi Kepala Tiang Terjepit (Fixed Head)
Tiang Pendek
Untuk tiang ujung terjepit yang kaku, keruntuhan tiang akan berupa translasi,
50
Gambar 2.11(a). Gambar tersebut hanya berlaku jika momen negative yang
bekerja pada kepala tiang lebih kecil dari tahanan momen tiang (My). Momen
Tiang Panjang
Jika tiang berkelakuan sebagai tiang panjang seperti yang ditunjukkan Gambar
Hu = ………....…...…………………..……………………..…….(2.37)
Dari Persamaan (2.37) dapat diplot grafik yang ditunjukkan dalam Gambar
2.11 (b)
51
52
Untuk tiang dalam tanah granuler (pasir, kerikil), defleksi akibat beban
………....…...…………………..…………...…………..…….(2.38)
Tiang ujung bebas dan dan ujung jepit dianggap sebagai tiang pendek
(kaku), bila L < 2. Sedangkan jika tang ujung bebas dan ujung jepit dianggap
53
tahun.
54
kondisi di atas, tetapi kondisi tanah bervariasi dan tidak tersedia data
pengujian tiang.
3. Pengendalian Kurang : Tidak ada uji pembebanan, kondisi tanah sulit dan
lebih tinggi daripada kondisi beban aksial tekan karena keruntuhan akibat beban
tarik umumnya bersifat tiba- tiba. Karena itu dianjurkan untuk menggunakan
faktor keamanan sebesar 1.5 kali dari nilai yang diberikan dalam Tabel 2.8.
55