Anda di halaman 1dari 8

PEMETAAN GEOMEDIK (GEOMEDIC MAPPING)

Sumber Referensi:
Pusat Penanggulangan Krisis
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Tahun 2014

A. LATAR BELAKANG

Latar belakang pentingnya pemetaan geomedik yaitu:

1. Otonomi daerah di bidang kesehatan

Pemberian kewenangan kepada daerah untuk merumuskan dan

mengembangkan sistem kesehatan didaerahnya.

2. Penyusunan geomedik dapat merupakan acuan dalam melaksanakan

pelayanan kesehatan khususnya kesiapsiagaan (preparedness) kegawat-

daruratan.

B. PENGERTIAN ISTILAH DALAM PEMETAAN GEOMEDIK

1. Hazard (Bahaya)

- Setiap fenomena (alam, buatan manusia/teknologi, konflik sosial) yang

mempunyai potensi untuk menimbulkan ancaman terhadap penduduk

dan lingkungan.

Atau

- Suatu ancaman kehidupan (life), kesejahteraan (well being), harta benda

(material goods), dan lingkungan yang diakibatkan oleh proses ekstrim

dari kejadian alam, buatan manusia/teknologi.

1
2. Vulnerability (Kerentanan)

Dampak sejumlah faktor yang memperbesar kemungkinan ketidak

mampuan masyarakat menahan atau mengatasi suatu keadaan kedaruratan

(emergency) atau bencana.

Terdapat 2 aspek:

a. Susceptibility (tingkat pemaparan masyarakat terhadap hazard)

Contoh :

Banjir dipengaruhi faktor perencanaan tata ruang, IMB

pemukiman, dll.

b. Resilience (Kapasitas atau kemampuan masyarakat menghadapi/

mengatasi kerusakan yang disebabkan keadaan darurat atau terjadinya

bencana)

Contoh :

Adanya “contigency plan” berupa tersedianya SDM/

masyarakat terlatih di daerah rawan bencana, ada monitoring

serta evaluasi yang dilakukan secara teratur

C. MANFAAT PENYUSUNAN

Manfaat penyusunan peta geomedik antara lain:

1. Terdapat keterpaduan konsep penyusunan pelayanan kesehatan dalam

penanggulangan bencana.

2
2. Memudahkan mobilisasi sumber daya (SDM, logistik medik, ambulans)

sehingga penanganan bencana dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan

cermat.

D. TUJUAN PENYUSUNAN

1. Tujuan Umum

a. Memberi gambaran kekuatan (SDM, sarana, prasarana, fasilitas

kesehatan)

b. Mendapat gambaran lokasi bencana di kabupaten/kota/provinsi

2. Tujuan Khusus

a. Daerah dapat melakukan identifikasi kekuatan dalam dalam upaya

preparedness.

b. Daerah mengetahui potensi bencana dan penanggulangannya

c. Pembuatan keputusan didaerah dapat mengambil langkah dengan

potensi yang ada di daerahnya dalam penanggulangan bencana

d. Sebagai pedoman pada kegawat daruratan bencana.

E. PRINSIP PENYUSUNAN

1. Dibuat oleh dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota

2. Disusun potensi ancaman kegawat daruratan didaerah

3. Bagaimana penanggulangan potensi saat ini dan yang akan datang

4. Gunakan simbol yang seragam agar tidak tterjadi miskomunikasi

5. Didistribusikan/ sosialisasikan kejajarannya

3
6. Termasuk sarana penunjang (Transportasi dan komunikasi)

7. Tentukan koordinasi intra sektor dan lintas sektor

8. Tentukan kerjasama didaerah perbatasan wilayah

9. Lakukan pembaharuan setiap 6 bulan

10. Tetapkan bersama pusat informasi dan sosialisasikan

11. Penyusunan adalah kerja lintas sektor, perlu komitmen pihak terkait

F. KOMPONEN PETA GEOMEDIK

1. Resource Map

Yaitu peta informasi sumber daya di suatu wilayah administratif, SDM,

sarana, Prasarana

2. Hazard Map

Yaitu peta informasi jenis dan karakteristik hazard disuatu wilayah

administratif.

3. Risk Map

Yaitu peta sama dengan hazard map yang menunjukkan kemunkinan akan

terjadinya suatu hazard

- Vulnerability map (peta distribusi elemen masyarakat : demografi,

kultur, ekonomi, infrastruktur, lingkungan yang dapat mengalami akibat

hazard.

4. Community and Environmental Map

Yaitu peta info rinci tentang komunitas disuatu area geografis, kepadatan

penduduk, institusi pelayanan untuk masyarakat, jejaring transportasi, dll.

4
Contoh:

1. Peta Wilayah dan Demografi

2. Peta hazard

5
3. Resource Map

G. LANGKAH PENYUSUNAN

1. Data Dasar

Yaitu data umum dimulai dari tingkat kecamatan sampai kabupaten/ kota.

Antara lain:

a. Demografi dan komposisi penduduk

b. Geografis dan epidemilogi

c. Prevalensi 10 besar penyakit dan 10 besar kematian

d. Lokasi sarana dan prasarana kesehatan

e. Jumlah, jenis dan kualifikasi tenaga kesehatan

f. Potensi tenaga non kesehatan berpotensi dalam penanggulangan

bencana

2. Data Potensi Bahaya

Dibuat dengan mempertibangkan faktor spesifik

6
a. Local Specific

Contoh :

Yogyakarta dengan hazard mapping gunung berapi, Sumatera

Utara dengan daerah banjir dan tanah longsor

b. Identifikasi hazard dan lokasinya

Seperti banjir, longsor, angin topan, kecelakaan kereta api, kecelakaan

lain, kecelakaan sungai, kerusuhan sosial, rawan kebakaran, dll.

c. Identifikasi vulnerabel group dan lokasinya

Seperti anak batita, anak balita, ramaja, ibu hamil, usila, keluarga

miskin, dll.

3. Analisis Data

Analisis data dasar dan data potensi bahaya dengan mempertibangkan

keadaan “local-specific”

a. Potensi ancaman/hazard

Seperti malnutrisi, dampak industri, social disaaster

b. Saverity hazard

Seperti potensi pertentangan antar etnis, potensi letusan gunung, berapi,

potensi kecelakaan kereta api, potensi banjir, dll.

c. Potensi penanggulangan bencana

Seperti sumber daya kesehatan, sumber daya non kesehatan, sistem

yang berlaku

7
4. Display Data

a. Data yang dikumpulkan dan dianalisa lalu dibuat display untuk setiap

tingkat/ wilayah administasi mulai kecamatan, kabupaten/kota sampai

tingkat provinsi.

b. Data display harus dapat di akses dalam 24 jam.

Anda mungkin juga menyukai