PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
produk sesuai dengan batas-batas tertentu selama produk sesuai dengan batas-
batas tertentu selama penyimpanan dan penggunaannya atau umur simpan suatu
produk di mana produk tersebut masih mempunyai sifat dan karakteristik yang
sama seperti pada waktu pembuatan. Banyak faktor yang yang mempengaruhi
stabilitas dari sediaan farmasi antara lain stabilitas. Bahan aktif, interaksi antara
bahan aktif dengan bahan tambahan, proses pembuatan bentuk sediaan, kemasan,
pula faktor formulasi seperti ukuran partikel, pH, sifat dari air dan sifat pelarutnya
Stabilitas suatu sediaan farmasi merupakan salah satu kriteria yang amat
penting untuk suatu hasil produksi yang baik. Ketidakstabilan produk obat juga
juga dapat berubah menjadi toksik atau terjadinya perubahan penampilan sediaan
(warna, bau, rasa, konsistensi, dan lain-lain) yang akibatnya merugikan bagi si
sifat fisika, kimia, serta penampilan dari suatu sediaan farmasi. Besarnya
perubahan dari suatu sediaan farmasi ditentukan dari laju penguraian obat melalui
hubungan radiasi dan suatu obat jika dipandang dari segi kimia, stabilitas obat
dapat diketahui dan ada atau tidaknya penurunan kadar selama penyimpanan.
Oleh karena itu, maka dilakukanlah praktikum analisis farmasi dengan
percobaan stabilitas obat dengan tujuan untuk mengetahui sifat fisika dan kimia
1. Maksud percobaan
2. Tujuan percobaan
suhu
C. Prinsip percobaan
organoleptis, sifat kimia dan fisika, viskositas, daya sebar uji homogen dan uji
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori umum
Stabilitas obat adalah suatu pengertian yang mencakup masalah kadar obat
yang berkhasiat. Batas kadar obat yang masih tersisa 90% tidak dapat lagi atau
disebut sebagai sub standar waktu diperlukan hinggal tinggal 90% disebut umur
penggunaannya atau umur simpan suatu produk dimana produk tersebut masih
mempunyai siifat dan karakteristik yang sama seperti pada waktu pembuatan.
Banyak faktor yang mempengaruhi stabilitas dari sediaan farmasi, antara lain
stabilitas bahan aktif, interaksi antara bahan aktif dengan bahan tambahan, proses
cahaya dan udara (khususnya oksigen, karbon dioksida dan uap air) juga
pH, sifat dari air dan sifat pelarutnya dapat mempengaruhi stabilitas (syahputri,
2015; 58 ).
Stabilitas sediaan farmasi merupakan salah satu kriteria yang amat penting
untuk suatu hasil produksi yang baik. Ketidakstabilan produk obat dapat
(wama, bau, rasa, konsistensi dan lain-lain) yang akibatnya merugikan bagi si
perubahan kimia sediaan farmasi ditentukan dari laju peruraian obat melalui
hubungan antara kadar obat dengan waktu, atau berdasarkan derajat degradasi dari
suatu obat yang jika dipandang dari segi kimia, stabilitas obat dapat diketahui dari
ada atau tidaknya penurunan kadar selama penyimpanan. Secara fisiologis, larutan
(syahputri, 2015; 58 ).
isotropik dari dua cairan yang tidak saling tercampur, terdiri dari microdomains
dimana salah satu atau kedua. Distabilkan oleh selaput molekul surfaktan. Definisi
solusi cairan optik yang jelas, isotropik dan termodinamika stabil dari minyak, air
termodinamika dalam kisaran suhu antara 0º dan 40ºC, salinitas, tekanan konstan
selama penyimpanan, kapasitas solibilisasi yang rendah untuk obat dengan berat
Pada pembuatan obat harus diketahui waktu paro suatu obat. Waktu paro
suatu obat dapat memberikan gambaran stabilitas obat, yaitu gambaran kecepatan
ikatan, pergantian spesies, atau perpindahan atom-atom dan ion-ion jika dua
menerima dosis obat yang diresepkan dan bukan hasil ditemukan degradasi efek
wadah yang tepat untuk mengeluarkan obat tersebut, mengatisipai interaksi ketika
setiap perubahan yang mungkin terjadi setelah obat yang telah diberikan
(syahputri, 2015; 58 ).
dalam aktivitas mikroba yang lebih rendah. Dalam contoh beberapa produk
degredasi dari obat mungkin degredasi beracun suatu eksipien dapat menimbulkan
berlangsung lebih mudalam dalam keadaan cair daripada dalam keadaan padat
sehingga masalah stabilitas serius lebih umum ditemui dalam obat cair (syahputri,
2015; 58 ).
pilihan formulasi, bahan kemasan, dan atau proses pembuatan dalam eksperimen
jangka pendek. Setelah formulasi akhir dan proses pembuatan ditetapkan, pabrik
menentukan masa edar dan kondisi penyimpanan. Uji stabilitas jangka panjang
harus dimulai pada waktu yang sama untuk tujuan pembuktian (syahputri, 2015;
58 ).
intensitas cahay dan tekanan uap parsial pada produk. Oleh karena itu, suhu
kinetic rata-rata atau suhu kinetic efektif lebih mencerminkan kondisi yang
bentuk sediaan, khususnya bentuk sediaan cair dan semi padat, rancangan
pengujian perlu ditambahkan pada suhu dibawah 0°C, sebagai contoh pada suhu -
10°C sampai -20°C (kondisi beku), siklus beku-cair (sediaan dibekukan dan
dicairkan berulang-ulang, freeze thaw cycles) atau pada rentang suhu 2-8°C
urutan reaksi, yang diperoleh secara eksperimental dengan mengukur laju reaksi
sehubungan dengan tiap reaktan itu eksponen dari istilah konsentrasi individu
mempertahankan keutuhan kimiawi dan potensi zat aktif yang tertera pada etiket
yang bermakna selama aktu simpan (tidak terbentuk senyawa epi dan anhidro
Suatu obat dapat dipengaruhi juga oleh pH, dimana reaksi penguraian dari
larutan obat dapat dipercepat dengan penambahan asam (H+) atau basa (OH-)
bereaksi dan tidak mempengaruhi hasil dari reaksi. Kestabilan dari suatu zat
merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam mebuat formulasi suatu sediaan
dan peruraian, terhindari dari pengaruh udara, panas dan cahaya. Obat yang
mudah menyerap lembab harus disimpan dalam wadah tertutup rapat berisi kapur
tohor. Keadaan kebasahan udara dinyatakan dengan tekanan uap air relative yaitu
Stabilitas sediaan farmasi tergantung pada profil sifat fisika dan kimia
pada sediaan yang dibuat (termasuk eksipien dan sistem kemasan yang digunakan
untuk formulasi sediaan) dan fraksi lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan
Nama lain : Aquadest, air murni, air baterai, air suling, pure
water
Rumus struktur :
mempunyai rasa
terbakar
Rumus struktur :
Nama lain : etil asetat, ester asetat, eter asetat, asam asetat
Rumus struktur :
Rumus struktur :
Kegunaan : Sampel
METODE KERJA
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu beaker glass
(iwaki), blender, batang pengaduk, Erlenmeyer (iwaki), gelas ukur (iwaki), kaca
preparat, kulkas, ph indikator, kuvet, labu tentukur (iwaki), lumpang dan alu,
oven, pipet tetes, sendok tanduk, spatel, spindle, stopwatch, tabung reaksi (iwaki),
viscometer (iwaki).
2. Bahan
(merck), aluminium foil (merck), asam sulfat (merck), etil asetat (merck), krim
B. Cara kerja
1. Uji Organoleptis
Disiapkan alat dan bahan, kemudian diamati warna dan bentuk dari krim
acyclovir serta bau dari krim menggunakan panca indra, setelah itu dicatat hasil
pengamatan.
2. Pengukuran pH
3. Pengukuran Viskositas
Disiapkan alat dan bahan, kemudian diatur nomor spindle dan kecepatan
atas kaca preparat. Setelah itu ditutup dengan kaca preparat yang lain, diberikan
bobot atau beban hingga 125 gram, diukur diam dan catat hasil pengamatan
5. Uji Homogenitas
Disiapkan alat dan bahan, kemudian dioelskan 1 gram aciclovir pada kaca
preparat kemudian ditutup dengan deg glass. Seetelah itu diamati pada
permukaannya apakah homogeny atau tidak dan halus merata atau tidak dan
Disiapkan alat dan bahan kemudian ditimbang acyclovir 7,5 mg, kemudian
dimasukkan dalam corong yang sesuai. Setelah itu ditambahkan 50 ml H2SO4 0,5
campuran cucian dengan lapisan air dengan H2SO4 0,5 ml hingga 100 ml.
dan pipet 10 ml filtrat ke dalam labu tentu ukur 50 ml. setelah itu diukur beberapa
sampel dengan panjang ggelombang maksimum pada 255 nm dengan pipet tetes
A. Tabel pengamatan
4,5 cm
2. Uji daya sebar 4,75 cm
5
3. pH 6
tidak Homogen,
tidak Homogen,
4. Uji homogenitas terdapat butiran
terdapat butiran
B. Perhitungan
1. Pengenceran Asam Sulfat 0,5 M dan 1 M
Dik : M1 = 1 M
M2 = 0,5 M
V2 = 50 ml
Dit : V1?
Penyelesaian :
M1 X V1 = M2 X V2
5 X V1 = 0,5 X 50
1 X V1 = 25
V1 = 25 ML
C. Pembahasan
Stabilitas obat adalah suatu pengertian yang mencakup masalah kadar obat
yang berkhasiat. Batas kadar obat yang masih tersisa 90% tidak dapat lagi atau
disebut sebagai sub standar waktu diperlukan hinggal tinggal 90% disebut umur
Alasan penggunaan asam sulfat dan etil asetat karena acyclovir yang tidak
larut dalam air asam nitrat. Salah satu dari asam mineral adalah asam sulfat
(deviarny, 2012; 73). Alasan penggunaan anak timbangan yaitu agar dapat
menekan sampai hingga dapat dilihat diameter dalam tekstur sediaan (deviarny,
2012; 73).
Alasan penggunaan spindle untuk uji viskositas karena bentuk krim yang
padat semakin kecil dan padat suatu sediaan maka semakin kecil spindle yang
sediaan krim yang akan digunakan tidak terdapat butiran-butiran saat digunakan
pada permukaan kulit (triastuti, 2014; 10). Alasan uji daya sebar ialah untuk
permukaan kulit (triastuti, 2014; 10). Alasan uji viskositas ialah untuk mengetahui
kekentalan krim sehingga diketahui uji viskositas beberapa basa krim dapat
untuk mengetahui krim asam asetat tidak akan mengurangu kulit saat digunakan
Hasil yang didapatkan yaitu pada uji organoleptik pada krim acyclovir
sebelum penyimpanan yaituh putih, halus dan harum. Setelah penyimpanan putih,
agak kekuningan lengket dan kaku serta berbau harum. Uji daya sebar sebelum
penyimpanan yaitu memiliki diameter ±4,75 cm dan setelah penyimpanan
berdiameter 4,5 cm. pH krim acyclovir sebelum penyimpanan yaitu 6 dan setelah
tidak homogen dan terdapat butiran dan setelah penyimpanan juga tetap tidak
Dari hasil yang didapatkan, terlihat pada uji organoleptik terjadi sedikit
perubahan, warna dan tekstur yang berubah. Hal ini disebabkan oleh penyimpanan
sampel pada suhu 5°C sehingga sediaan tersebut membeku dan mengakibatkan
perubahan organoleptik. Begitupun pada uji daya sebar, terlihat memiliki diameter
yang tidak jauh dari diameter awal sebelum penyimpanan. Hal ini disebabkan
sediaan sebelum dipasarkan. Suatu sediaan harus melewati uji stabilitas yang
bertujuan untuk produk sediaan yang dibuat apakah layak digunakan dan tetap
Faktor kesalahan pada praktikum ini yaitu kurangnya alat yang akan
digunakan menyebabkan beberapa uji tidak dapat dilakukan sehingga tidak dapat
Ayat yang berhubungan dengan percobaan ini yaitu pada surah Al-maidah
ayat 88 :
“Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki
yang halal dan baik dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-
nya”
Dari ayat tersebut dikatakan bahwa makanlah apa yang telah Allah berikan
kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik. Begitupun dengan suatu zat untuk
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu hasil yang didapatkan pada
uji organoleptik sebelum penyimpanan yaitu putih, halus dan harum. Setelah
penyimpanan putih agak kekuningan, lengket dan berbau harum. Uji daya sebar
cm. uji sifat fisika yaitu sebelum penyimpanan memiliki pH 6 dan setelah
B. Saran
1. Laboratorium
Sebaiknya alat dan bahan lebih dilengkapi lagi sehingga praktikum dapat
2. Asisten
Mahdi Jufri, Effionora Anwar dan Putri Margaining Utami. Uji Stabilitas Sediaan
Mikroemulsi Menggunakan Hidrolisat Pati (DE 35–40) sebagai Stabilizer,
Majalah Ilmu Kefarmasian Departemen Farmasi-FMIPA Universitas
Indonesia. 2017
Moechtar. Farmasi fisika; bagian larutan dan sistem dispersi. Gadjah mada
university press.yogyakarta. 2017
Syahputri, Mimi V dan July Manurung. Pemastian mutu obat. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. 2015
Triastuti Rahayu. Kualitas VCO Berdasarkan Kadar Protein, Kadar Air dan
Logam Berat (Fe dan Pb) Berbagai Produk VCO (Virgin Coconut Oil),
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi. 2014
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
1. Pengamatan Organoleptik
Catat Hasil
2. Pengukuran ph
Alat dan Bahan
Disiapkan kertas pH
Viscometer spide 4
5. Uji Homogenitas
Alat dan Bahan
Timbang acyclovir
1. Uji Organoleptik
LABORATORIUM KIMIA ANALISIS
2. Uji Pengukuran Ph
4. Uji Homogenitas
OLEH:
LABORATORIUM C
NIRMALASARI HUSAIN
JURUSAN FARMASI
SAMATA-GOWA
2019