PEMBAHASAN
diperoleh umur responden 20-25 tahun sebanyak 10 orang (31,25 %), usia26-30
tahun sebanyak 13 orang (40,63%), usi 31-35 tahun sebanyak 7 orang, dan usia
semakin baik cara pandang terhadap diri dan lingkungannya. Semakin tinggi
45
46
dapat diketahui bahwa dari 32 sampel ibu balita yang memiliki tingkat
sebesar 28,13%, dan yang memiliki tingkat pengetahuan rendah ada 4 sampel
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan
belajar, dengan belajar akan dapat terjadi perubahan tingkah laku. Perubahan
tingkah laku tersebut bisa mengarah yang lebih baik jika individu tersebut
kepada tingkah laku yang lebih buruk jika individu menganggap objek yang
sampel balita memiliki status gizi yang baik yakni sebanyak 28 sampel dengan
47
persentase sebsear 87,49%, sedangkan balita dengan status gizi kurang ada 3
sampel dengan persentase 9,38%, balita dengan status gizi lebih 1 sampel dengan
Status gizi dapat diartikan sebagai suatu keadaan tubuh manusia akibat
dari konsumsi suatu makanan dan penggunaan zat-zat gizi dari makanan tersebut
yang dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih11. Di Wilayah
kerja Puskesmas Tanah Jambo Aye kabupaten Aceh Utara masih dijumpai adanya
masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi lebih, namun pada beberapa bulan
sebelumnya juga pernah ada didapatkan kasus gizi buruk. Hal tersebut mungkin
disebabkan oleh faktor langsung yaitu asupan makanan ataupun penyakit infeksi
yang mungkin dialami oleh balita tersebut. Akan tetapi faktor tidak langsung pun
juga mungkin dapat mempengaruhi status gizi dari balita antara lain seperti
yang kurang bisa memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, pola asuh
anak yang salah serta kesehatan lingkungan yang sangat kurang padahal pada usia
ini, balita biasanya sudah mulai main di tanah, lingkungan yang kotor sehingga
ketersediaan pangan atau zat-zat gizi tertentu tetapi juga dipengaruhi kemiskinan,
sanitasi lingkungan yang kurang baik, sosial ekonomi dan ketidaktahuan ibu
terhadap gizi.10
6.1.5 Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi balita
pengetahuannya tinggi dan status gizi pada balitanya Baik sebanyak 18 responden
(59,4%), ibu yang tingkat pengetahuannya sedang dan status gizi pada balitanya
baik sebanyak 8 responden (25,0%), dan ibu yang tingkat pengetahuannya rendah
dan status gizi pada balitanya Baik sebanyak 2 responden (6,3%). Ibu yang
memiliki balita dengan gizi kurang ada pada ibu dengan tingkat pengetahuan
sedang dan rendah yaitu masing-masingnya sebanyak 1 balita dan 2 balita dengan
menggunakan SPSS dnegan uji Chi Square dengan nilai p value sebesar 0,036 (p
dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Tanah Jambo Aye
Kabupaten Aceh Utara. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian dari Kurniawati
ibu tentang gizi dengan status gizi balita di Kelurahan Baledono Kecamatan
Purworejo. Selain itu, sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Yudi
(2008), dimana nilai p adalah 0,026 maka terdapat hubungan antara pengetahuan
ibu dengan status gizi anak usia 6-24 bulan di Kecamatan Medan Area.21,22
49
dan pengalaman yang telah diproses oleh akal budi dan timbul secara sepontan.
Sedangkan untuk sifat dari pengetahuan itu sendiri terdiri dari tiga hal, yaitu
spontan, intuitif, dan subjektif. Selain itu pengetahuan juga bersifat benar karena
sesuai dengan realitas yang ada (Suryana, 2015), menurut Surjaweni (2014)
hal yang berkaitan dengan pencarian jawaban atas pertanyaan yang ada, seperti
Menurut Yudi (2008) perhatian orang tua terhadap gizi balita akan
membuat orang tua lebih mengerti akan pemenuhan gizi yang seimbang untuk
balita. Pengetahuan orang tua akan gizi balita dapat berubah sewaktu-waktu
dari bidan desa, kader posyandu, dokter, maupun halhal informatif seperti media
tua.21,22
yang sangat besar dalam menciptakan generasi yang bermutu dimasa yang akan
kecerdasan pada usia dini tergantung pada asupan gizi yang diterima. Gizi kurang
atau buruk pada masa bayi dan anak-anak terutama pada umur kurang dari 5 tahun
Status gizi yang baik merupakan syarat utama terwujudnya sumber daya manusia
atau kekurangan gizi pada usia dini akan mengganggu tumbuh kembang,
oleh kurangnya asupan gizi, infeksi dan yang paling penting adalah kurangnya