A. Pengertian Euthanasia
Istilah euthanasia berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu dan thanatos. Kata eu
berarti baik, tanpa penderitaan dan thanatos berarti mati, maka dari itu dalam
Secara umum, kematian adalah suatu hal yang ditakuti oleh masyarakat
luas. Namun, tidak demikian dalam kalangan medis dan kesehatan. Dalam konteks
kesehatan modern, kematian tidaklah selalu menjadi sesuatu yang datang secara
tiba-tiba. Kematian dapat dilegalisir menjadi sesuatu yang definit dan dapat
dan dapat diprediksi waktu dan tempatnya itulah yang selama ini disebut dengan
euthanasia, pembunuhan yang sampai saat ini masih menjadi kontroversi dan belum
bisa diatasi dengan baik atau dicapainya kesepakatan yang diterima oleh berbagai
pihak. Di satu pihak, tindakan euthanasia pada berbagai kasus dan keadaan memang
diperlukan. Sementara di lain pihak, tindakan ini tidak diterima karena bertentangan
16
17
B. Bentuk Euthanasia1
akan adanya beberapa sifat fundamental yang melekat secara mutlak pada diri
seseorang yang baik dan bijaksana, yaitu kemurnian niat, kesungguhan dalam
bekerja, kerendahan hati serta integritas ilmiah dan sosial yang tidak diragukan.
of Genewa pada bulan September 1948. Dan juga kewajiban dokter tersebut
tercantum pula dalam Bab II Pasal 10 dari Kode Etik Kedokteran Indonesia, yang
434/Men.Kes/SK/X/1983, 1988:8.2
dan ini juga termasuk salah satu tugas dari seorang dokter, maka menurut etik
pengalaman tidak mungkin akan sembuh lagi (euthanasia). Di dalam ranah ilmu
berpindah ke alam baka dengan tenang dan aman, tanpa penderitaan, buat yang
beriman dengan nama Allah SWT di bibir; Kedua, pada waktu hidup akan berakhir,
pengertian yakni:
1. Berpindah ke alam baka dengan tenang dan aman, tanpa penderitaan, untuk yang
penenang.
3. Mengakhiri derita dan hidup seseorang yang sakit dengan sengaja atas
Kode Etik Kedokteran tentang proses dan Eksistensi Kematian pasien dengan
Euthanasia sebagai aktif dan pasif mendasarkan pada cara Euthanasia itu
dilakukan.
Euthansaia pasif, baik atas permintaan ataupun tidak atas permintan pasien, yaitu,
ketika dokter atau tenaga kesehatan lain secara sengaja tidak (lagi) memberikan
bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup kepada pasien (catatan bahwa
terakhirnya diberikan).3
euthanasia aktif. Dengan kata lain, dokter tidak boleh bertindak sebagai Tuhan
(don’t play god). Medical ethics must be pro life, not pro death. Dokter adalah orang
kehidupan itu sendiri (life savers, not life judgers). Euthanasia aktif langsung dapat
malpractice) jika perbuatan tersebut memenuhi unsur aduan pidana (batin, alasan
Indonesia ini tetap dilarang. Larangan ini terdapat Kitab Undang-undang Hukum
20
Pidana (KUHP) yang mengatur tentang tindak pidana terhadap nyawa yang
Berdasarkan dari beberapa bunyi pasal tersebut yang paling mendekati dengan
Euthanasia yang secara aktif dilakukan yang atas permintaan sendiri dengan
kesungguhan hati, sehingga 344 KUHP ini sulit diterapakan dalam hal
pembuktiannya Oleh karena itulah, maka sebaiknya bunyi pasal 344 KUHP tersebut
medis.3
DAFTAR PUSTAKA