BAB IV
PEMBAHASAN
bangsal penyakit dalam RSUD Ulin Banjarmasin sejak tanggal 5 Juni 2019
HIV/ AIDS telah menjadi masalah darurat global dan jenis kelamin laki-laki
sebagian besar prevalensi HIV pada masyarakat umum masih rendah yaitu <1%,
kecuali di Thailand dan India Utara. Pada tahun 2012, di Asia Pasifik diperkirakan
terdapat 350.000 orang yang baru terinfeksi HIV dan sekitar 64% dari orang yang
berdasarkan jenis kelamin pada Oktober-Desember tahun 2017 yaitu 38% diderita
jenis kelamin yaitu, 36% pada perempuan dan 64% pada laki-laki.3
mengeluhkan BAB cair selama 1-2 bulan SMRS. BAB ± 3 kali sehari dengan sifat
kotoran cair, lender (-), darah (-), berbau amis (-). Pasien juga mengalami
penurunan nafsu makan sejak 1 minggu SMRS. Selain itu pasien juga
mengeluhkan demam sejak 2 bulan SMRS, demam turun naik. Keluhan lain yang
46
dirasakan pasien yaitu mual (+), muntah >3 kali, muntahan berisi cairan, dan nyeri
perut bagian atas (+), nyeri kepala (+). Pasien merupakan tahanan kepolisian
homoseksual.
Berdasarkan teori, faktor risiko infeksi HIV yaitu penjaja seks laki-laki
melakukan hubungan seksual tanpa pelindung dengan PSK, pernah tau sedang
darah, dan penggunaan suntikan atau tato dengan menggunakan alat non steril.
Dapat disimpulkan bahwa faktor risiko pada pasien ini adalah penggunaan
narkoba.12
Berdasarkan teori, gejala dan tanda klinis yang patut diduga infeksi HIV
terdiri dari penilaian umum, pemeriksaan pada kulit, penyakit infeksi, gangguan
pernafasan, dan gejala neurologis. Pada pasien sesuai teori karena pada keadaan
umum ditemukan demam yang berlangsung lebih dari satu bulan, diare yang lebih
dari satu bulan. Dan pada pasien juga ditemukan adanya infeksi jamur yaitu
kandidiasis oral dan ditemukan gejala neurologis yaitu penurunan fungsi kognitif.
penatalaksanaan HIV/AIDS. ODHA yang akan memulai terapi ARV dengan CD4
sebelum ARV. Hal tersebut berguna untuk mengkaji kepatuhan pasien dalam
47
minum obat dan menyingkirkan efek samping yang tumpang tindih antara
kotrimoksasol dengan obat ARV, mengingat bahwa banyak obat ARV mempunyai
membedakan apakah disebabkan oleh infeksi oportunistik otak atau oleh infeksi
sistemik lainnya. Dari puluhan penyebab infeksi otak oportunistik yang mungkin
HSV, meningitis bakterialis akut, abses serebri (bakterial) dan berbagai penyebab
lainnya memiliki frekuensi yang lebih jarang, namun perlu dipikirkan sebagai
matang atau dengan tertelannya ookista pada kotoran kucing secara tidak sengaja.
Sebagian besar penyakit pada manusia muncul akibat reaktivasi infeksi laten,
walaupun beberapa kasus terjadi akibat infeksi akut yang didapat saat dewasa.
Pasien yang terinfeksi HIV harus dites antibodi IgG terhadap toksoplasma untuk
di pastikan tiga hal, yaitu tes HIV positif, ODHA menunjukkan gejala klinis
neurologi yang progresif atau ada tanda klinis lesi fokal atau lesi desak ruang
gambaran lesi fokal. Pada pasien ini didapatkan anti HIV positif dan nilai anti
yang dialami pasien kemungkinan karena toxoplasmosis. Selain itu, pasien ini
secara jelas penyebab penurunan kesadaran yang dialami pasien, namun karena
dan klindamisin disertai dengan asam folinat diberikan selama 6 minggu. Setelah
Pasien juga mengeluhkan diare selama 1-2 bulan SMRS dengan frekuensi ≥
3 kali dalam sehari disertai nyeri perut. Diare kronik pada penderita HIV/AIDS
adalah buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi cair atau encer
minggu dengan gejala diare paling sedikit 4 minggu dan disertai atau tanpa
tenesmus.16 Pada pasien ini mendapatkan terapi antibiotik dan obat anti diare.
mencapai 80-90% kasus pada masa pre-ARV. Sebagian besar kasus disebabkan
oleh Candida albicans dan paling sering didapatkan pada jumlah sel T CD4+
berwarna putih seperti krim yang dapat dikerok dengan punggung skalpel dan
ditemukan plak berwarna putih di palatum durum dan mukosa gigi. Untuk
Pada pasien ini dapat disimpulkan bahwa pasien menderita HIV stadium 4
atau AIDS. Adapun kriteria pada pasien yang mendukung klasifikasi AIDS yaitu
HIV wasting syndrome (penurunan berat badan > 10% dengan wasting yang jelas
casal kanul (k/p), diet lunak tinggi kalori tinggi protein 1700 kkal dengan tinggi
kalium, IVFD RL: D5%: Aminofluid = 2:1:1 (30 tpm), metoklopramid 3x 10mg
(k/p). Obat peroral terdiri dari Atripla 1x1, lansoprazole 1x30mg, kotrimoxazole
1x960mg, loperamide 3x1 tab (k/p BAB cair), nystatin drop 3x1 ml, curcuma 3x1
Pada pasien diberikan diet tinggi kalori tinggi protein dan tinggi kalium
guna memperbaiki keadaan nutrisi pasein karena keadaan gizi pasien sekarang
underweight (IMT 18,3 kg/m2) atau pada HIV tergolong HIV wasting syndrome.
Diet tinggi kalium diberikan karena selama menjalani perawatan nilai kalium
pasien rendah (hipokalemi) yaitu 1,9 Meq/L, selain diet tinggi kalim juga pasien
mendapat KSR tab 3x600mg. Adapun terapi supportif lainnya yaitu lansoprazole
loperamide guna mengurangi keluhan BAB cair pasien. Pasien juga mendapat
Untuk terapi HIV pasien mendapatkan atipla 1x1, atripla berisi efavirenz,
yang digunakan pasien merupakan panduan pilihan lini pertama pada tatalaksana
50
HIV. Selain itu, sebelum memulai terapi ARV pasien diberikan kotrimoxazole
1x960 mg. Untuk ODHA yang akan memulai terapi ARV dalam keadaan jumlah
(1x960mg sebagai pencegahan IO) 2 minggu sebelum terapi ARV. Hal ini
dan obat ARV, mengingat bahwa banyak obat ARV mempunyai efek samping
yang sama dengan efek samping kotrimoksasol. Selain itu, kotrimoksasol pada
pasien ini juga berguna untuk penatalaksaan diare yang dialami pasien. Adapun
panduan penatalaksanaan HIV untuk pasien dewasa dapat dilihat pada tabel 4.1
Panduan pilihan TDF + 3TC (atau FTC) + EFV dalam bentuk KDT
pirimetamin 1x50mg yang diawali dengan loading dose 200mg dan klindamisin
4x600mg selama 6 minggu. Hal ini sesuai dengan teori, setelah pengobatan fase
klindamisin + asam folinat selama CD4 <200sel/mm3 dengan dosis setengah dari
dosis fase akut. Selain itu, penatalaksanaan kandidiasis yang didapat pasien yaitu
kandidiasis yang didapat pasien kurang sesuai karena terapi yang sesuai adalah
fluconazole kapsul 4x100-400mg/ hari selama 7-14 hari, sedangkan pada pasien
51
ini dosis yang didapat kurang yaitu 1x150mg. Terapi kandidiasis yang sesuai