BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Geriatri adalah orang yang berusia tua (secara biologis) yang beresiko akut
4 kelompok, yaitu:2
dikelompokkan menjadi:2
- Lanjut usia risiko tinggi (≥ 70 tahun atau usia ≥ 60 tahun dengan masalah
kesehatan)
fisis, dan kognitif, vitalitas, kualitas hidup keseluruhan, dan panjangnya usia. Status
4
nutrisi memiliki dampak utama pada timbulnya penyakit dan hendaya pada usia
lanjut. Nutrisi adalah modulator penting kesehatan dan kesejahteraan pada orang
penyakit dan dianggap sebagai salah satu faktor risiko kejadian sarcopenia dan
kelemahan. Selain itu kondisi nutrisi yang baik juga penting karena dapat mencegah
sejak dari janin, bayi, balita, remaja, dewasa hingga masa tua. Proses menua
akan menyebabkan perubahan anatomi, fisiologi dan biokimia pada jaringan tubuh
individu, karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal
sindroma lepas jabatan, perasaan sedih dan sendiri, perubahan status sosial sangat
mempengaruhi proses menua karena seluruh aktivitas sel atau metabolisme dalam
tubuh memerlukan zat-zat gizi yang cukup. Sementara itu perubahan biologis pada
lanjut usia merupakan faktor internal yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
status gizi.
5
jumlah cairan tubuh sehingga kulit terlihat mengerut dan kering, wajah
terhadap rasa manis dan asin biasanya berkurang, ini menyebabkan lanjut usia
pada proses menua. Nafsu makan dan kemampuan penyerapa zat- zat gizi juga
seperti perut kembung, nyeri perut, dan susah buang air besar. Hal ini dapat
makan.
- Kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga berkurang,
sehingga dapat terjadi pengenceran natrium. Selain itu pengeluaran urin diluar
Kebutuhan gizi pada lanjut usia spesifik, karena terjadinya perubahan proses
fisiologi dan psikososial sebagai akibat proses menua. Kebutuhan gizi lanjut usia
Umur
Pada lanjut usia kebutuhan energi dan lemak menurun. Setelah usia 50 tahun,
vitamin dan mineral tetap yang berfungsi sebagai regenerasi sel dan antioksidan
untuk melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas yang dapat merusak sel.
Jenis kelamin
protein dan lemak) dibandingkan pada wanita, karena postur, otot dan luas
permukaan tubuh laki-laki lebih luas dari wanita. Namun kebutuhan zat besi (Fe)
pada wanita cenderung lebih tinggi, karena wanita mengalami menstruasi. Pada
wanita yang sudah menopause kebutuhan zat besi (Fe) turun kembali.
Kecukupan zat gizi seseorang juga sangat tergantung dari pekerjaan seharihari:
ringan, sedang, dan berat. Makin berat pekerjaaan seseorang makin besar zat gizi
yang dibutuhkan. Lanjut usia dengan pekerjaaan fisik yang berat memerlukan zat
Postur tubuh
Postur tubuh yang lebih besar memerlukan energi lebih banyak dibandingkan
Iklim/suhu udara
Kebutuhan gizi setiap individu tidak selalu tetap, tetapi bervariasi sesuai
dengan kondisi kesehatan seseorang pada waktu tertentu. Stress fisik dan stressor
psikososial yang kerap terjadi pada lanjut usia juga mempengaruhi kebutuhan gizi.
kebutuhan gizi.
Lingkungan.
Lanjut usia yang sering terpapar di lingkungan yang rawan polusi (pabrik,
vitamin dan mineral untuk melindungi sel-sel tubuh dari efek radiasi.
Pada prinsipnya kebutuhan gizi pada lanjut usia mengikuti prinsip gizi
seimbang. Konsumsi makanan yang cukup dan seimbang bermanfaat bagi lanjut
usia untuk mencegah atau mengurangi risiko penyakit degeneratif dan kekurangan
Menua (aging) merupakan proses normal yang dimulai sejak konsepsi dan
daripada proses regenerasi sel. Akibat yang timbul adalah hilangnya sel – sel yang
individu sangat bervariasi tergantung pada tingkat aktivitas dan status gizi mereka.
Diet sehari penuh memerlukan 1800 kalori tetapi sekali lagi tergantung pada status
kesehatan. Kebutuhan protein orang dewasa tua yang sehat sama dengan orang
dewasa lainnya. Kebutuhan dasar adalah 0,8-1,0 g protein / kg berat badan. Sayuran
berdaun hijau, sayuran lain dan buah-buahan segar kaya akan mineral dan vitamin
sehingga dapat melindungi dari penyakit. Penggunaan berlebihan lemak nabati dan
natrium yang lebih tinggi menyebabkan ekskresi kalsium yang lebih besar yang
mengungkapkan dampak buruk dari asupan garam yang tinggi pada pembuluh
darah, tekanan darah, tulang dan saluran pencernaan. Asupan garam dalam populasi
kita umumnya melebihi kebutuhan. Seharusnya tidak lebih dari 6 g per hari. Garam
dan B12 dan seng meningkat. Adapun sumber nutrisi dan efeknya terhadapt tubuh
Diet yang terdiri dari kelompok makanan yang menyediakan semua nutrisi
dan kanker. Buah-buahan segar bergizi lebih baik dari jus buah. Individu yang
kelebihan berat badan dan obesitas berada pada peningkatan risiko komorbiditas
termasuk diabetes tipe 2, penyakit hati berlemak, batu empedu, kolesterol darah
beragam makanan untuk memastikan diet seimbang. Makanan olahan yang kaya
akan lemak, garam, gula dan pengawet dapat menimbulkan risiko kesehatan jika
dikonsumsi secara teratur. Air adalah nutrisi paling penting dari semua dan
membantu dalam pemeliharaan kesehatan kita. Pedoman asupan air yang memadai
adalah 1,0 ml air / energi kkal yang dikonsumsi (misalnya, 1,8 L untuk asupan 1.800
kalori), atau 25-30 ml / kg berat badan bagi kebanyakan orang. Konsep makanan
sehat dan baik dalam proses memasak adalah dasar untuk menjaga kesehatan.
Individu lanjut usia membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral agar tetap
sehat dan aktif. Lansia harus mencoba mengkonsumsi berbagai makanan kaya
fisik. Makan makanan banyak dibagi porsi dalam sehari. Makanan dengan lebih
Gerakan tubuh sangat penting pada orang tua dalam bentuk latihan teratur
seperti berjalan, yoga dan lain-lain. Hal ini dapat mengontrol berat badan dan
darah tinggi, penyakit jantung, osteoporosis, radang sendi dan jenis kanker tertentu.
Ini juga membantu dalam membangun otot yang kuat, tulang dan sendi
kesejahteraan dan harga diri. Pria di atas 40 dan wanita di atas 50 juga harus
Penyebab kurangnya gizi pada lansia terdiri atas penyebab primer dan
sekunder. Penyebab primer terdiri dari isolasi sosial (hidup sendiri, kehilangan
gairah hidup, kehilangan pasangan hidup, tidak ada keinginan untuk memasak),
ketidaktahuan (dapat terjadi sejak kecil atau karena pengetahuan yang rendah),
Proses perawatan gizi untuk orang tua terdiri dari beberapa langkah yang
didasarkan pada skrining sitematis untuk menilai kekurangan gizi. Jika didapatkan
indikator risiko gizi, rinci penilaian harus mengikuti dan memperkuat diagnosis
jenis dan keparahan gizi buruk dan penyebab mendasarnya serta pada preferensi
individu (mengenai makanan dan minuman serta enteral dan PN) dan sumber daya
tingkat keparahan penyakit, dan prognosis umum) untuk terapi nutrisi. Pemantauan
dan berat badan/ BMI harus diidentifikasi, dan perawatan gizi individu harus
kedokteran. Semua aspek seerti aspek fisik, mental / psikis, sosial, klinis dan etika
terkoordinasi. Proses intervensi perlu dipantau, dan penilaian ulang harus dilakukan
secara berkala, misalnya beberapa hari setelahnya untuk memeriksa apakah tujuan
tercapai.5,15
Masalah gizi pada lanjut usia merupakan rangkaian proses masalah gizi sejak
usia muda yang manifestasinya terjadi pada lanjut usia. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa masalah gizi pada lanjut usia sebagian besar merupakan
masalah gizi lebih yang merupakan faktor risiko timbulnya penyakit degeneratif
seperti penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi, gout rematik, ginjal,
perlemakan hati, dan lain-lain. Namun demikian masalah kurang gizi juga banyak
terjadi pada lanjut usia seperti Kurang Energi Kronik (KEK), anemia dan
Keadaan ini iasanya disebabkan oleh pola konsumsi yang berlebihan, banyak
metabolisme yang menurun pada lanjut usia, bila tidak diimbangi dengan
peningkatan aktifitas fisik atau penurunan jumlah makanan, sehingga jumlah kalori
16
yang berlebih akan diubah menjadi lemak yang dapat mengakibatkan kegemukan.
Kurang atau hilangnya nafsu makan yang berkepanjangan pada lanjut usia, dapat
menyebabkan penurunan berat badan. Pada lanjut usia kulit dan jaringan ikat mulai
keriput, sehingga makin kelihatan kurus. Disamping kekurangan zat gizi makro,
sering juga disertai kekurangan zat gizi mikro. Beberapa penyebab KEK pada lanjut
usia yaitu makan tidak enak karena berkurangnya fungsi alat perasa dan penciuma,
faktor psikososial
Biasanya menyertai lanjut usia dengan KEK, namun kekurangan zat gizi mikro
dapat juga terjadi pada lanjut usia dengan status gizi baik. Kurang zat besi, Vitamin
Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko
penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner pada mulanya disebabkan oleh
17
koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti
- Hipertensi
Berat badan yang berlebih akan meningkatkan beban jantung untuk memompa
darah ke seluruh tubuh. Akibatnya tekanan darah cenderung menjadi lebih tinggi.
Selain itu pembuluh darah pada lanjut usia sering mengalami aterosklerosis (lebih
tebal dan kaku), sehingga tekanan darah akan meningkat. Bila terjadi sumbatan di
pembuluh darah otak akan memacu timbulnya stroke. Bila sumbatan terjadi di
jantung dapat menyebabkan serangan jantung berupa nyeri dada atau kematian otot
jantung (angina pektoris atau infark miokard) yang dapat menyebabkan kematian.
- Diabetes mellitus
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa
darah yang melebihi nilai normal (gula darah puasa ≥ 126 gr/dl dan atau gula darah
sewaktu diatas 200 gr/dl). Diabetes umumnya disebabkan oleh kerusakan sel beta
dapat juga terjadi karena gangguan fungsi insulin dalam glukosa ke dalam sel. Pada
orang dengan berat badan lebih, hiperglikemia terjadi karena insulin yang
Massa tulang mencapai maksimum pada usia sekitar 35 tahun untuk wanita dan 45
tahun untuk pria. Bila konsumsi kalsium kurang dalam jangka waktu lama akan
18
timbul keropos tulang (osteoporosis), dan pada wanit menopause akan lebih rentan
karena pengaruh penurunan hormon estrogen. Akibatnya tulang menjadi rapuh dan
- Arthritis gout
rasa nyeri dan bengkak sendi. Pada penderita gout perlu pembatasas konsumsi
lemak, protein, purin, untuk menurunkan kadar asam urat. Selain itu juga
Adapun diet makanan yang sesuai dengan penyakit penyerta dapat dilihat
pada tabel 2.2, sedangkan contoh menu pilihan untuk jadwal makan sehari-hari
dapat dilihat pada tabel 2.3. Di Indonesia sendiri Kemenkes RI menerbitkan brosur
yang berjudul makanan sehat untuk lansia guna mengedukasi dan meningkatkan
status gizi lansia di Indonesia, brosur dapat dilihat pada gambar 2.2
Tabel 2.3 Contoh pemilihan menu diet pada lansia di Asia Selatan16
Sarapan Konsumsi roti dan sereal kaya serat,
buah-buahan berwarna, cukupi
kebutuhan protein. Selain itu juga
dapat mengkonsumsi yogurt dengan
beri, telur dadar, dan selai kacang
Makan siang Konsumsi makanan yang dapat
memenuhi kebutuhan energi sampai
malam hari seperti lentil merah, bayam,
kacang polong, kari ayam, yougurt,
salad, nasi, pisang
Cemilan Konsumsi kacang almond, kismis, dan
buah-buahan. Selain itu juga produk
susu, apel, dan sayuran
Makan malam Salad sayuran, roti kering coklat/ keju,
salmon panggang
20