Anda di halaman 1dari 7

Proposal

Kelas Kardiovaskular: Pelatihan


Electrocardiography (EKG) Tahap II

Minggu,
10 Maret 2019
(Aula RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh)

Diselenggarakan oleh :
IDI Cabang Aceh Barat
Bekerjasama dengan Laboratorium Riset Meulaboh
PROPOSAL KEGIATAN WORKSHOP
Kelas Kardiovaskular: Pelatihan
Electrocardiography (EKG) Tahap II

I. Latar Belakang

Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu organ jantung dan


sistem pembuluh darah, seperti otot (miokarditis, kardiomiopati, gagal
jantung), klep atau katub (penyakit jantung rematik, klep bocor atau klep
menyempit), syaraf atau gangguan irama jantung, selaput jantung
(perikarditis), pembuluh darah koroner (penyakit jantung koroner), kelainan
jantung bawaan (VSD, ASD (sekat bocor). Penyakit jantung koroner
merupakan penyakit yang paling sering diderita manusia. Penyakit ini
menyerang pembuluh darah dan dapat menyebabkan serangan jantung.
Serangan jantung dikarenakan pembuluh darah koroner yang tersumbat atau
menyempit berat, yang menghambat penyaluran oksigen dan nutrisi ke
jantung, sehingga otot jantung kekurangan oksigen dan nutrien. Proses
ini dapat mengakibatkan komplikasi yang fatal.
Memasuki usia 40 tahun bagi pria, mulai perlu mewaspadai adanya
resiko terhadap penyakit jantung koroner. Saat ini mulai didapatkan penderita
laki laki mulai banyak mengalami serangan jantung di usia 30 tahun. Bagi
wanita, memasuki usia 50 tahun menjelang atau setelah menopause mulai
menyusul pria dalam hal resiko penyakit jantung koroner. Riwayat
penyakit jantung dalam keluarga atau secara genetik atau keturunan yaitu
mempunyai orang tua yang menderita penyakit jantung koroner pada usia yang
lebih dini. Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena
meningkatnya kadar gula darah, namun karena kondisi komplikasi jantung.
Resiko penyakit jantung yang lain yaitu merokok, tekanan darah tinggi
(hipertensi), hiperkolesterolemia, kegemukan (obesitas sentral / perut buncit
adalah bentuk dari kegemukan), gaya hidup buruk, stress.
Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian
tertinggi di dunia maupun di Indonesia. Data dari WHO menunjukkan bahwa
sekitar 1.5 juta orang pertahun di dunia meninggal karena penyakit jantung
dan pembuluh darah. Di Indonesia belum ada angka yang tepat, tetapi data
dari RS.Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Nasional “Harapan Kita” rata-
rata hampir sekitar 15-20 pasien dirawat tiap harinya dan sekitar 350-400 yang
berobat ke poliklinik. Pasien yang dilakukan pemeriksaan kateterisasi sekitar
25-30 pasien per hari, operasi bypass koroner rata-rata 4 per hari, operasi
katup jantung 2 per hari, kelainan bawaan pada bayi/anak 2-4 per hari.
Pengobatan terhadap penyakit jantung tentu saja tidaklah murah,
bisa menghabiskan biaya puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah.
Serangan jantung adalah puncak bencana dari proses yang berlangsung
kronis atau lama. Tanda-tanda peringatan dini tidak mudah untuk dilihat
jika hanya berdasarkan pemeriksaan sederhana. Biasanya, setelah menilai
faktor resiko dan mengenali gejala-gejala yang dirasakan, maka akan
dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang seperti EKG dan pemeriksaan
enzim jantung untuk mengetahui adanya kelainan pada jantung.
Dalam era globalisasi dimana arus informasi dan pengetahuan mengalir
dengan deras diharapkan seorang dokter memiliki kompetensi minimal yang
diharapkan mampu mengembangkan profesionalisme dokter. Sebagai seorang
praktisi medis, terutama dokter dimana dalam menangani pasien-pasien
dengan keluhan yang mengarah pada penyakit jantung dibutuhkan
kemampuan dan keterampilan dalam interpretasi elektrokardiografi sebagai
salah satu pemeriksaan penunjang. EKG (elektrokardiogram atau
elektrokardiograf) merupakan salah satu penunjang diagnostik yang penting
dalam dunia kedokteran. EKG mampu merekam aktivitas gelombang listik
jantung dari beberapa sudut pandang yang terjadi akibat perbedaan potensial
listrik dalam sel jantung. EKG dalam penerapannya dalam dunia medis
memiliki manfaat yang tinggi dan tidak mahal. EKG dapat memberikan
data yang membantu dalam diagnosis keluhan nyeri dada, pembesaran
jantung, mengenali aritmia, gangguan konduksi, mendeteksi infark miokard
dan beberapa gangguan elektrolit.
Manfaat EKG yang cukup banyak tentunya tidak mengesampingkan
perannya sebagai alat penunjang dignostik, sehingga mengenali keadaan
pasien dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang benar tentu tidak
dapat diabaikan. Karena EKG dapat membantu dalam penegakan diagnosa,
maka dokter umum perlu memahami dan mengerti dalam pembacaan EKG.
Oleh karena, penyakit jantung merupakan penyakit yang mematikan dan
berbiaya sangat tinggi, maka optimalisasi peran dokter umum melalui
peningkatan kompetensi dan skill dirasakan sangat penting. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka IDI Aceh Barat akan mengadakan kegiatan
“Kelas Kardiovaskular: Pelatihan Electrocardiography (EKG) Tahap II”,
yang akan berlangsung selama 1 (satu) hari secara intensif.

II. Tujuan Kegiatan

Tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan pengetahuan dan


keterampilan dokter umum dalam deteksi dini dan early treatment pada
penyakit jantung koroner serta pelaksanaan EKG dalam praktek dokter
umum dan paramedis. Melalui peningkatan kompetensi pada dokter umum
dan paramedic maka diharapkan angka kematian akibat penyakit jantung
koroner dapat berkurang.

III. Metode Kegiatan

1) Ceramah, metode ini dilakukan dengan memberikan materi oleh


narasumber.
2) Diskusi, metode ini dilakukan untuk menggali informasi lebih mendalam.
3) Latihan Soal dan Postest.
IV. Hasil yang diharapkan

Tersedianya 50 dokter umum yang memiliki peningkatan pengetahuan dan


keterampilan terhadap deteksi dini dan early treatment penyakit jantung
koroner bersama EKG.

V. Narasumber dan Instruktur

Narasumber sekaligus instruktur adalah Dr.Marwan Nasri, M.Ked (Card),


Sp.JP

VI. Materi Kegiatan

Materi I Mengenal Anatomi, Elektrofisiologi Dan Sistem


Konduksi
Jantung
Materi II EKG pada Sindroma Koroner Akut
Materi III EKG pada penderita Hipertensi

Materi IV EKG pada Aritmia


Materi V EKG yang mengancam nyawa
Materi VI Simulasi Kasus

VII. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari : Minggu
Tanggal : 10 Februari 2019
Tempat : Aula RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
VIII. Pelaksana Kegiatan

Pelaksana kegiatan adalah IDI Cabang Aceh Barat bekerjasama dengan


Laboratorium Riset Meulaboh.

IX. Anggaran Biaya Pengeluaran

No. Jenis Jumlah Harga Keterangan


1. Honor Narasumber 1 Orang Rp. 2.500.000,- Rp. 2.500.000,-
sekaligus instruktur

2. Snack Narasumber dan 51 Orang Rp. 6.000,- Rp. 306.000,-


peserta
2. Makan siang narasumber 51 Orang Rp. 25.000,- Rp. 1.275.000,-
dan peserta

3. Biaya sewa tempat 1 unit Rp. 300.000,- Rp. 300.000,-


4. Biaya spanduk 1 unit Rp. 250.000,- Rp. 250.000,-
5. Biaya Poster 1 unit Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
6. Seminar Kit 50 unit Rp. 25.000,- Rp. 1.250.000,-
JUMLAH Rp. 5.981.000,-
X. Penutup

Penyakit jantung koroner merupakan penyakit mematikan yang dapat


dikurangi angka kematiannya. Ini tidak dapat dilakukan hanya dengan pemeriksaan
sederhana namun dengan memanfaatkan teknologi pemeriksaan EKG yang
memerlukan pengetahuan dan skill khusus. Dengan adanya workshop ini, maka
diharapkan dokter umum memiliki peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang
kuat untuk melakukan deteksi dini dan early treatment pada penderita penyakit jantung
koroner sehingga angka kematian akibat penyakit ini dapat dikurangi.

Anda mungkin juga menyukai