Standar Pelayanan Kebidanan
Standar Pelayanan Kebidanan
Ruang lingkup standar kebidana meliputi 24 standar yang dikelompokkan sebagai berikut:
1. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
3. Standar Pertolongna Persalinan (4 standar)
4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar)
KEPUASAN PELANGGAN
Pembelian atau penggunaan jasa memutuskan memberikan suatu penilaian terhadap
produk atau jasa dan bertindak atas dasar itu. Apakah pembeli puas setelah
membelanjakan tergantung kepada penampilan yang ditawarkan dalam hubungannya
dengan harapan pembeli.
Philip Kotler dalam bukunya “Marketing Management” , memberikan definisi tentang
kepuasan pelanggan (customer satisfaction): “Kepuasan adalah tingkat keadaan yang
dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan pemampilan atau
outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya denagn harapan seseorang”.
Tingkat kepuasan adalah suatu fungsi dari perbedaan antara penampilan yang dirasakan
dan harapan.
Ada 3 tingkat kepuasan :
a. Bila penampilan kurang dari harapan pelanggan tidak dipuaskan
b. Bila penampilan sebanding dengan harapan, pelanggan puas
c. Apabila penampilan melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang
Kepuasan pelanggan pengguna jasa pelayanan kesehatan (pasien/ klien) dipengaruhi
oleh beberapa faktor
1. pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan diterimanya, dalam
hal ini aspek komunikasi memegang peranan penting
2. Empati (sikap peduli) yang ditunjukan oleh para petugas kesehatan, kemudahan
dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan
para pelanggan. Sikap ini akan menyentuh emosi pasien. Faktor ini akan
berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien (compliance)
3. Biaya (cost), tingginya biaya pelayanan dapat dianggap sebagai sumber moral
hadap pasien dan keluarganya, “yang penting sembuh” sehingga menyebabkan
mereka menerima saja jenis perawatan dan teknologi yang ditawarkan petugas
kesehatan. Akibatnya, biaya perawatan menjadi mahal. Informasi terbatas yang
dimiliki pasien dan keluarganya tentang perawatan yang diterima dapat menjadi
sumber keluhan pasien. Sistem asuransi kesehatan dapat mengatasi masalah biaya
kesehatan.
4. Bukti langsung penampilan fisik (tangibility); meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi
5. Jaminan keamamnan yang ditunjukkan petugas kesehatan (assurance);
kemampuan kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas
dari bahaya, risiko dan keragu-raguan, ketepatan jadwal pemeriksaan dan
kunjungan dokter dsb
6. Kehandalan (reliability); merupakan kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera dan memuaskan
7. Daya tanggap / kecepatan petugas dalam memberi tanggapan terhadap keluhan
pasien (responsiveness); keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan
memberikan pelayanan dengan tanggap
EFISIENSI PELAYANAN KESEHATAN
1. Efisiensi mutu pelayanan kesehatan merupakan dimensi penting dari mutu karena
efisiensi akan mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan, apalagi sumber daya
pelayanan kesehatan pada umumnya terbatas.
2. Pelayanan yang efisien akan memberikan perhatian yang optimal daripada
memaksimalkan pelayanan kepada pasien dan masyarakat
3. Petugas akan memberikan pelayanan yang terbaik dengan sumber daya yang
dimiliki
4. Pelayanan yang kurang baik karena norma yang tidak efektif atau pelayanan yang
salah harus dikurangi atau dihilangkan, dengan cara ini kualitas dapat
ditingkatkan sambil menekan biaya.
5. Pelayanan yang kurang baik, disamping menyebabkan risiko yang tidak perlu
terjadi dan kurang nyamannya pasien, seringkali mahal dan memakan waktu yang
lama untuk memperbaiki
6. Peningkatan kualitas memerlukan tambahan sumberdaya, tetapi dengan
menganilisefisiensi, manajer program kesehatan dapat memilih intervensi yang
paling cost – effective.
Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang
optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan
berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif,
membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima. Sebagai contoh untuk
menyelesaikan sebuah tugas, cara A membutuhkan waktu 1 jam sedang cara B
membutuhkan waktu 2 jam, makacara A lebih efisien dari cara B. Dengan kata lain
tugas tersebut dapat selesai menggunakan cara dengan benar atau efisiensi.
EFEKTIFITAS PROGRAM
Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat
dari serangkaian alternative atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa
pilihan lainnya. Efektifitas bias juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam
pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah
ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.
a. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan
b. Pentingnya cara penyelesaian masalah
c. Sensitifitas cara penyelesaian masalah
Efektifitas adalah melakukan tugas yang benar sedangkan efisiensi adalah melakukan
tugas dengan benar. Penyelesaian yang efektif belum tentu efisien begitu juga
sebaliknya. Yang efektif bisa saja membutuhkan sumber daya yang sangat besar
sedangkan yang efisien barang kali memakan waktu yang lama. Sehingga sebisa
mungkin efektivitas dan efisiensi bias mencapai tingkat optimum untuk kedua-duanya.
C. Sistem Untuk peningkatan kineja bidan
Kinerja bidan : proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi
dalam memberikan jasa atau produk kepada pelanggan
Sekumpulan prinsip-prinsip pedoman untuk kegiatan di mana pekerjaan setiap individu
memberikan sumbangan bagi perbaikan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
“Bagaimana saya dapat membantu orang lain untuk memahami arti pekerjaan bagi
keseluruhan”
8 PRINSIP PERBAIKAN MUTU
1. Keinginan untuk Berubah
Tidak hanya menemukan praktek yang tidak benar
Nyatakan secara terbuka keinginan untuk bekerja dalam kemitraan untuk
meningkatkan pelayanan
2. Mendefinisikan Kualitas
Kemampuan pelayanan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
3. MengukurKualitas
Menggunakanmetodestatistik yang tepatuntukmenafsirkanhasilpengukuran.
Perluinformasi atas proses, kebutuhanpelanggan, dan kualitaspenyedia
4. Memahami Saling Ketergantungan
Fragmentasitanggungjawabakanmenimbulkansuboptimaze “saya
bekerjadenganbaik yang laintidak”
5. Memahami Sistem
Kesalahan yang terjadi disebabkan oleh sistem (85%) dan manusia (15%)
6. Investasi Dalam Belajar
Seluruh pakar menekankan pentingnya pelatihan/ pembelajaran. Mencari penyebab
lalu mendapatkan pengalaman utk perbaikan
7. Mengurangi Biaya
Mengurangi kerja sia-sia, duplikasi, kompleksitas yang tak perlu
8. Komitmen Pemimpin
Menunjukkan segala sesuatu baik itu dengan kata-kata maupun perbuatan atas
komitmen yang telah ditetapkan terutama untuk mutu
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK)
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) adalah rumusan tentang penampilan atau nilai
diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan yaitu
standar pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem
pelayanan yang bertujuan untuk meningkatan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2001: 53).
Manfaat Standar Pelayanan Kebidanan
Standar pelayanan kebidanan mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut:
1) Standar pelayanan berguna dalam penerapan norma tingkat kinerja yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan
2) Melindungi masyarakat
3) Sebagai pelaksanaan, pemeliharaan, dan penelitian kualitas pelayanan
4) Untuk menentukan kompetisi yang diperlukan bidan dalam menjalankan praktek
sehari-hari.
5) Sebagai dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan
pengembangan pendidikan (Depkes RI, 2001:2)