Anda di halaman 1dari 6

RUNTUHNYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Sebenarnya kerajaan majapahit muncul setelah karajaan singusari mengalami


kehancuran, karena akibat dari serangan karajaan Daha. Raja singusari pada waktu itu adalah
raja kartanegara sedangkan patihnya adalah Raden Wijaya.Setelah pertarungan kedua belah
pihak kerajaan Singusari akhirnya musnah pada tahun 1292[1].Sedangkan Raden Wijaya
mundur kearah utara dan mendapatkan perlindungan dari kerajaan Madura.Kemudian raden
Wijaya mengatur strategi untuk membalas kerajaan Daha atas kematian martua beliau yaitu
raja kartanegara dan dari sinilah terbentuklah kerajaan majapahit.
Dengan kerajaan Majapahit yang disahkan oleh Raden Wijaya dengan gelar sebagai
Prabu Kertajasa Jayawardana selapas dari kehancuran kerajaan Kendiri yang dimusnahakan
oleh pasukan dari china (Tiongkok) oleh Dinasti Ming yang ingin menyerang Prabu
Kertanegara namun dapat dipengarui oleh pemerintah Majapahit untuk menyerang Kendiri
dan akhirnya kerajaan kendiri di musnahkan. Setelah itu Majapahit berkembang dan muncul
sebagai kuasa besar di Asia Tenggara.Mengikut pandangan sarjarah Majapahit mengalami
tiga situasi pemerintahan.Pertama adalah zaman permulaan kedua adalah zaman
kegemilangan dan yang terakhir adalah zaman kemerosotan.
Zaman kegemilangan adalah semasa Majapahit diperintah oleh Hayam Wuruk[2].Dia
merupakan anak dari Puteri Djajawisnuwardani dengan Kertawardana. Sebelum kelahiran
dia, lahir seorang anak lagi yang akan menjadi nadi kegemilangan Majapahit yaitu
Mangkubumi Gajah Mada yang memainkan peranan penting dalam keagungan kerajaan
Majapahit. Hayam Wuruk yang mengunakan gelaran Rajasanegara merupakan pemerintahan
yang keempat Majapahit yang bermula pada tahun 1328-1389 M.
Zaman pemerintahan Hayam Wuruk yang dibantu oleh Mangkabuminya Patih Gajah
Mada mengalami puncak kegemilangan dimana seluruh kawasan nusantara di bawah
naungan kerajaan Majapahit. Dengan bantuan kebijaksanaan dan sumpah Mangkabuminya
yang dikenali sebagai sumpah palapa, dimana majapahit dapat menyatukan seluruh kerajaan
di Nusantara termasuk Pahang, Palembang, dan Temasik. Namun baliau telah meninggal
dunia semasa Majapahit diambang kemegahan, yaitu pada tahun 1363.
Setelah kehilang perdana menteri yang bijaksana maka politik kerjaan mengalami
perubahan karena jabatan yang dipegang mangkabumi tidak mampu
menanganinya.Selanjutnya jabatan yang dipegang olehnya dibagikan kepada beberapa adipati
untuk diperintah.Setelah itu mulai lemah kerajaan Majapahit walaupun tidak lagi menyeluruh
namun, sudah mulai ada kepincangan politik.Dan pada tahun 1389 M merupakan titik tolak
kemerosotan kerajaan Majapahit apabila Prabu Rajasanegara (Hayam Wuruk) telah
meninggal dunia.Disini keadaan digambarkan keruntuhan seratus tahun yang tidak dapat
membangun lagi.Kemangkatan Hayam Wuruk menjadikan kekuasan Majapahit semangkin
tidak terkendali akibat bermulanya perebutan tahta kerajaan dan kepincangan politik. Setelah
kemangkatan dua tokoh yang agung dalam kegemilangan kerajaan Majapahit yakni
Mangkabuminya yang merangkap perdana menteri majapahit Gajah Mada 1364 M dan
Hayam Wuruk 1389 M maka era selepas ini dinamakan sebagai zaman kemerosotan
majapahit yang akhirnya membawa keruntuhan kerajaan Majapahit.

a. Penyebab Keruntuhan Kerajaan Majapahit


Selepas kemangkatan Hayam Wuruk pada tahun 1389 M, maka pemerintahan
kerajaan pengganti selanjutnya. Penganti tahta kerajaan sesudah Hayam Wuruk adalah
Wirakramawardani yang memerintah dari tahun 1389-1429 M merupakan menantu Hayam
Wuruk.Pada pemerintahan Wirakramawardani politik kerajaan mulai merosot akibat
ketidakpuasan hati dari saudara keturunan Rajasanegara yang membawa kelemahan kerajaan
Majapahit[3]. Perang saudara mula meletus akibat Virabumi tidak tunduk terhadap penguasa
Majapahit. Perang tercetus, ini mengakibatkan kepincangan politik Majapahit dan
menyebabkan daerah kawasan majapahit memecahkan diri.Hal ini dibuktikan dengan
pembebasan Palembang dari kekuasaan majapahit.Serta kemunculan Melaka pada kurun ke
15 M. Hal ini menunjukan kelemahan raja Majapahit menyebabkan banyak negeri tidak lagi
mengiktiraf kerajaan majapahit dan mencoba untuk membuat kerajaan sendiri[4].
Akibat daripada perang saudara diantara Virabumi dan Wirakramawardani
menyebabkan Virabumi terbunuh pada tahun 1406 M dan kota Varabumi ditawan. Namun
perang tersebut menyebebkan kematian pegawai China. Hal ini menyebabkan hubungan
dengan kerajaan china mulai renggang, walaupun hati maharaja cina dapat diredakan dengan
meminta ganti rugi yang dibayar oleh Wikramawardani untuk menebus kematian pegawai
cina dalam perang tersebut.Namun Cina menjaga perhubunganya dengan negeri di
timur.Pada tahun 1429 M raja Wikramawardani meninggal dunia dan pemerintahan
diwariskan kepada anaknya yaitu Ratu Suhita (1429-1447 M).
Pada pemerintah Ratu Suhita terjadi satu pemberontakan yang dipimpin oleh Bhre
Daha.Ini menunjukan lemahnya pemerintah yang mengakibatkan pemberontakan untuk
mengulingkan kerajaan.Selepas kematian Ratu Suhita pada tahun 1447 M tahta kerajaan
dipegang oleh Raja Kertavijaya yang merupakan saudara laki-laki Ratu Suhita. Ekonomi
kerajaan Majapahit semangkin lemah akibat kelemahan pemerintah Majapahit sendiri kerana,
banyak daerah yang dulunya menjadi nadi ekonomi majapahit mulai tidak berhubungan
dengan kota Majapahit seperti kalimantan timur dan pelembang.
Setelah pemerintahan Raja Kertavijaya kerajaan Majapahit diperintah oleh Seri
Radjasawardana pada tahun 1451-1453 M, namun selepas kematian tiada warisan yang
memerintah kerajaan Majapahit dan menyebabkan Majapahit tidak punya pemimpin.
Dicatatkan bahwa ketika tahun 1453-1456 M Majapahit tidak mempunyai Raja.Sehingga
kemunculan Hiang Purwawisjesa.Namun pada masa pemerintahan Hiang Purwawisjesa
Majapahit memindahkan pusat pemerintahan ke Tumapil.Hiang Purwawisjesa memerintah
selama sepuluh tahun (1465-1466).
Setelah itu kerajaan Majapahit diperintah oleh beberapa orang raja sehingga, tiga
orang raja terakhir yang memimpin tahta kerajaan Majapahit yaitu Bera Widjaja yang
berkuasa di Majapahit yang dikenal sebagai Prabu Adipati Udara dan Prabu Maharadja
Adipati Unus. Pemerintahan pusat semankin lemah apabila ketenteraan Majapahit mulai
lumpuh kerana tidak mampu menepis serangan dari luar lagi, ini menunjukkan betapa
lemahnya raja ketika memerintah Majapahit. Perkara ini dibuktikan semasa serangan yang
dilakukan oleh demak dalam era pemerintahan Bera Wijaya tidak mampu untuk menepis
serangan tersebut yang menyebabkan kota Majapahit di diruntuhkan.
Sehubungan dengan itu juga, kelemahan raja-raja Majapahit yang terakhir yakni Bira
Wijaya adalah tidak mampu mengawal perairan di selat Melaka. Pemerintah Majapahit
ketika itu jelas kelihatan runtuh dan terpaksa membuat perjanjian dengan Melaka.Perjanjian
yang di lakukan pada tahun 1518 M adalah peristiwa penting kerana terpaksa melakukan satu
perjanjian dengan Melaka. hal ini menunjukan kemerosotan Majapahit apabila melakukan
perjanjian dengan pemerintah yang dulunya dibewah kekuasaan Majapahit. Sebelum Negara
Majapahit lenyap di Nusantara juga merupakan akibat serangan dari Demak.Peristiwa ini
jelas menunjukan bahwa setelah zaman keemasan era pemerintahan Hayam Wuruk maka
pemerintah kerajaan menjadi yang lemah, tidak bijaksana dalam menangani permasalahan
politik yang menyebabkan kerajaan mejapahit kehilangan kewibawaan sehingga pemerintah
terakhir sebelum dimusnahkann oleh kerajaan Demak.Akhirnya kerajaan Majapahit jatuh dan
tidak dapat dibentuk lagi.
b. Keadaan Setelah Gajah Mada dan Hayam Wuruk
Kematian gajah mada pada tahun 1364 M adalah titik tolak kemerosotan politik di
pusat pemerintahan Majapahit.Sebelum beliau meninggal dunia keadaan Majapahit yang
begitu gemilang kerana Majapahit diambang kejayaan.Namun setelah beliau meninggal,
maka jabatan beliau tidak ada yang mampu memikul dan terpaksa diserahkan kepada
beberapa adipati, ini mengambarkan tiada yang mampu menlanjutkan kedudukan Gajah
Madah.Kematian beliau menyedihkan Prabu Hayam Wuruk sebelum wafat kerana tiada yang
mampu mengantikan kebijaksanaanya. Hal ini menyebabkan jabatan Gajah Mada dipimpin
oleh empat orang adipati kerajaan, yaitu Warda Menteri (menteri sapuh), Bernama Pu
Tading, Tumenggug (mantjanegera) Pu Nala, Menteri Anom Patih dan Perdana Menteri.
Perkara ini mengambarkan bahwa setelah kemangkatan Gajah Madah, politik
kerajaan Majapahit mengalami perubahan yang begitu besar.Majapahit terpaksa berusaha
mencari yang terbaik untuk mengantikan jabatan yang ditinggalkan oleh Gajah Mada dan
kesan dari kejadian tersebut maka bermulalah kemerosotan Majapahit walaupun tidak lagi
nyata hingga kemangkatan Prabu Hayam Wuruk.
Dalam keadaan Majapahit yang menghampiri kemerosotan, akhirnya bermula setelah
kematian Hayam Wuruk pada 1389 M setelah dua puluh lima tahun kematian Gaja Madah.
Kematiannya membawa kemerosotan Majapahit setelah tahta kerajaan beliau DIwariskan
kepada menantunya yakni Wikramawardana.Hal ini mengakibatkan bibit-bibit pergolakan
politik bermula walaupun pada permulaanya tidak berlaku.Sehingga timbul persoalan siapa
yang berhak menguasai tahta kerajaan dari anak silirnya Wirabumi.
c. Pergolakan Politik dan Perang Saudara
Faktor lain yang membawa kemerosotan kerajaan majapahit adalah disebabkan oleh
perang saudara yang terjadi sesudah kematian Hayam Wuruk. Perang saudara yang dikenal
sebagai perang Paregreg itu akibat daripada persoalan warisan pemerintahan yang lebih
layak memimpin kerajaan Majapahit.[5]Perang saudara terjadi akibat dari keinginan untuk
menduduki tahta kerajaan. Pada masa Hayam Wuruk masih hidup, dia telah mewasiatkan
bahwa sesudah beliau wafat tahta kerajaan akan diteruskan oleh menantunya yakni
Wirakramawardana suami dari puteri Kasumawardani. Namun Hayam Wuruk juga
meningalkan warisan dari selirnya yang bernama Raja Wirabumi yang ditempatkan disebelah
timur Jawa. Maka wujud dua keluarga dari keturunan yang sama. Hal ini menyebabkan
berlaku pergolakan politik diantara kuasa pusat yang diperintah oleh Wirakramawardana dan
kuasa peringkat daerah yang diperintah oleh Wirabumi dan akhirnya terjadi perang
saudara.[6]
Wirabumi tidak patuh terhadap kerajaan pusat kerana Wirakramawardana hanyalah
menantu Hayam Wuruk, sedangkan Wirabumi adalah anak dari selir dari Prabu Hayam
Huruk.Ini merupakan awal Wirabumi tidak tunduk kepada kerajaan yang berpusat di
Majapahit.Maka setelah pergolakan diantara dua keluarga maka, terjadilah perang saudara
pada tahun 1404-1406 M yang dikenal sebagai perang Paregreg.
Akibat perang saudara mengakibatakan saling menjatuhkan antara saudara satu
dengan yang lainnya.Keadaan ini terbukti pada Ratu Suhita menaiki tahta kerajaan Majapahit
pada tahun 1429M. Pemerintahannya berat sebelah karena golongan yang dulu melawan
Wirabumi.Hal ini menunjukandendam dikalangan keluarga pemerintah kerajaan yang
mengakibatkan pemerintahan pusat tidak lagi aman.
d. Berdirinya Pecahan Kerajaan Mejapahit
Munculnya Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Fatah telah mengalahkan
pertahanan Majapahit, banyak faktor yang membawa kemenangan Demak terhadap
Majapahit. Faktor-faktor yang mempengarui terhadap kemenangan Demak adalah disebabkan
oleh, fungsi Demak dapat mengusai perdagangan di dua pelabuhan utama yaitu pelabuhan
Japara dan Gerisik.Dengan menguasai pelabuhan, Demak dapat menguasai kawasan dataran
penanaman padi yang terbentang luas di kawasan tersebut.Kekuasan kerajaan Demak
diteruskan oleh Raden Fateh yakni Pati Yunus dia tidak memerintah lama lalu digantikan
oleh saudaranya yaitu Teranggana.Pada pemarintahan Teranggana Demak diambang
kegemilangan dan telah mengunakan gelaran sultan.
Kemunculan Demak sebagai kerajaan islam di tanah Jawa menyebabkan Majapahit
semakin terhimpit dalam situasinya yang semakin dalam. Majapahit tidak mampu
mempertahankan kewibawaanya dari semua serangan luar.Pada pemerintahan raja terakhir
Majapahit, yakni Raja Udara pada tahun 1518 M Majapahit diserang oleh Dipati Yunus yang
berkuasa di Demak yang meruntuhkan pusat kerajaan Majapahit. Perkara ini menunjukan
Majapahit tidak lagi berdaya untuk mempertahankan kerajaanya walaupun di serang kerajaan
kecil yang tidak mempunyai pasukan yang banyak, ini mengambarkan kemerosotan
Majapahit yang tidak mampu lagi.[7]
Selain itu, juga diakibatkan munculnya Melaka pada tahun 1400 M. juga karena
faktor kemerosotan dan keruntuhan kerajaan Majapahit. Melaka yang disahkan oleh raja
Palembang yaitu Paramiswara merupakan anak Sang Aji yang telah membebaskan diri dari
lingkungan kerajaan Majapahit setelah dia berkeyakinan akan dapat mewujudkan kerajaan
Sriwijaya. Mulai kelihatan kemerosotannya, dia merupakan wakil kerajaan Majapahit untuk
memerintah Palembang disamping itu dia adalah menantu Hayam Wuruk.Paramiswara yang
telah melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit dengan melakukan penyucian diri yang
dikenal sebagai abheseka.Melalui penyucian tersebut Paramiswara telah mengelarkan dirinya
sebagai Sri Tri Buana yang membawa makna Maharaja Tiga Buana. Dengan itu Majapahit
menyerang paramiswara ketika di Palembang, lalu melarikan diri ke Temasik (pulau
Singgapura) untuk mendapatkan perlindungan dari pemerintah temasik yang merupakan
wakil kerajaan Ayudhya di Thailand. Namun beliau akhirnya berpindah ke Muar
dimanadia mendapatserangan dari tentera Ayudhya karena beliau telah membunuh
pemerintah Temasik ketika menjadi wakil kerjaan Majapahit. Sehingga sampai ke muara di
Bertam lalu mendirikan kerajaan disana.
Setelah beberapa lama akhirnya Melaka muncul sebagai satu kerajaan yang unggul di
selat Melaka dan terkenal sebagai pusat perdagang.Kerajaan Malaka mengukuhkan diri
dengan bekerjasama terhadap kerajan Cina, hal ini menyebabkan tidak ada kerajaan lain yang
berani menyerang Melaka ketika itu termasuklah Majapahit. Kunjungan wakil Maharaja
Yung-Lo ke Melaka pada tahun 1404 M mengukuhkan kedudukan Melaka.Perkara ini
menandakan bahwa kerajaan Majapahit telah hilang pengaruh di selat Melaka dalam kegiatan
perdagangan.Melaka yang terkenal dengan pelabuhan enterpotnya menyebabkan ekonomi
Majapahit sudah menurun kerana pelabuhan yang dibawahi kekuasan Majapahit tidak lagi
menjadi perhatian oleh para pedagang kerana pelabuhan di bawah Kerajaan Melaka.

Anda mungkin juga menyukai