PEMBAHASAN
2.1 Permasalahan Makanan, Gizi pada Bayi, Balita, Anak Sekolah, Remaja, Dewasa, Pra
Hamil, Ibu Hamil, Ibu Nifas, Menyusui, Lansia
Gizi berperan besar dalam daur kehidupan. Semua orang sepanjang kehidupan
membutuhkan nutrien yang sama, namun dengan jumlah yang berbeda. Kebutuhan nutrisi
berubah terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan dalam masing-masing tahap
kehidupan.Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam
jangka waktu cukup lama. Keadaan gizi dapat bermanifestasi kurang atau lebih. Hal tersebut
dapat membuat berbagai permasalahan gizi dalam daur kehidupan.
Masalah gizi adalah gangguan pada perorangan atau masyarakat yang disebabkan oleh
tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Masalah gizi pada
hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat
dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Pada krisis moneter
seperi saat ini, masalah gizi, khususnya gizi kurang muncul karena masalah pokok yaitu
kemIskinan, kurang pendidikan dan kurang keerampilan dari masyarakat.
Ada sekelompok individu dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan
kesehatan atau rentan terkena penyakit akibat jumlah zat gizi dalam tubuhnya. Kelompok
rentan tersebut terdiri dari bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa, wanita pra hamil,
ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, serta lansia.
2. Marasmus
Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat.
Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak
terlihat lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit),
rambut mudah patah dan kemerahan, gangguan kulit, gangguan
pencernaan (sering diare), pembesaran hati dan sebagainya. Anak tampak
sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan, karena masih
3. Kwashiorkor
Penampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk (suger
baby), bilamana dietnya mengandung cukup energi disamping kekurangan
protein, walaupun dibagian tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat
adanya atrofi. Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung
kaki sampai seluruh tubuh.
1. Perubahan status mental : cengeng, rewel, kadang apatis
2. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah
dicabut. Pada penyakit kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat
rambut kepala kusam.
3. Wajah membulat dan sembab
4. Pandangan mata anak sayu
5. Pembesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba
dan terasa kenyal pada rabaan permukaan yang licin dan pinggir
yang tajam.
6. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan
berubah menjadi coklat kehitaman dan terkelupas
4. Obesitas
Obesitas kini menjadi epidemi sejak usia bayi. Hal ini menjadi
masalah karena berat badan yang berlebih berarti menyimpan bom waktu
2. Mengemut makanan
Adakalanya si kecil mengemut atau tidak mengunyak makanan yang
diberikan. Satu sendok makanan yang disuapkan ibunya bisa bertahan
Tipe Kwashiorkor
Kwashiorkor terjadi akibat kekurangan protein. Penyakit gangguan
gizi ini banyak dijumpai pada usia anak 1 – 3 tahun. Orangtua
biasanya tidak menyadari bahwa anaknya sakit. Hal ini disebabkan
kebutuhan energinya tercukupi sehingga berat badan menjadi
normal. Apalagi ditambah dengan adanya oedem (sembap) pada
badan anak karena kekurangan protein.
Gejalanya :
1. Oedema pada kaki dan muka (moon face)
2. Rambut berwarna jagung dan tumbuh jarang
3. Perubahan kejiwaan seperti apatis, wajah memelas, cengeng,
dan nafsu makan kurang
4. Muncul kelainan kulit mulai dari bintik-bintik merah yang
kemudian berpadu menjadi bercak hitam
Tipe Marasmus
3. Karies Gigi
Karies dentis sering terjadi pada anak karena sering makan cemilan
yang lengket dan banyak mengandung gula. Sifat lengket itu
Masalah timbul karena pada umur-umur ini anak sangat aktif bermain
dan banyak kegiatan, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah
tangganya. Di pihak lain anak kelompok ini kadang-kadang nafsu
makanan mereka menurun sehingga konsumsi makanan tidak seimbang
dengan kalori yang diperlukan. Ketidaktahuan akan gizi yang baik pada
anak maupun orang tua menyebabkan anak sekolah sering berperilaku
salah dalam mengonsumsi zat gizi. Beberapa perilaku gizi yang salah
pada anak sekolah:
Masalah gizi pada anak sekolah dapat berdampak pada prestasi belajar
dan pertumbuhan fisik anak SD. Beberapa masalah tersebut, yaitu:
1. Kurang Gizi
Permasalahan yang terjadi karena kurangnya mengonsumsi
makanan yang mengandung energi, protein yang bermutu tinggi (seperti
ikan, telur, daging) serta mineral terutama kalsium yang mudah diserap
oleh tubuh. Gizi kurang dapat pula disebabkan oleh cacingan yang
diderita 50% anak-anak. Gangguan pertumbuhan pada usia anak-anak ini
terjadi akibat berat badan bayi lahir rendah (BBLR) dan gizi kurang pada
usia balita. Kekurangan gizi secara umum ( makanan kurang dalam
kualitas dan kuantitas ) menyebabkan gangguan pada proses
pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi
otak, serta perilaku.
Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat
asupan gizi di bawah kebutuhan,maka ia akan lebih rentan terkena
penyakit dan kurang produktif. Untuk itu dianjurkan untuk banyak
mengkonsumsi banyak makanan yang banyak mengandung karbohidrat,
protein lemak, vitamin mineral dan lain sebagainya. Karena itu, pedoman
gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada setiap
golongan usia, status kesehatan dan aktivitas fisik.
4. Kurang vitamin A
Hal ini menyebabkan kebutaan, mengurangi daya tahan tubuh
sehingga mudah terserang infeksi. Kurang vitamin A atau yang sering
disebut KVA sering menyebabkan kematian pada anak-anak. Penyebab
KVA di Indonesia kebanyakan adalah kemiskinan dan kurangnya
pengetahuan tentang gizi.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 10
2. Bulimia Nervosa
Bulimia Nervosa adalah penyakit pengiring dari gejala obesitas
dimana keinginan atau psikologis yang menyebabkan rasa bersalah setelah
mengonsumsi makanan yang telah disantap. Hal ini terjadi karena
kecenderungan takut gemuk, ditandai dengan “binge eating” atau makan
yang banyak kemudian dikeluarkan lagi, misalnya muntah, olahraga
berlebihan, dll.
2. Anemia
Perempuan lebih rentan terhadap anemia dibandingkan dengan
laki-laki.Kebutuhan zat besi pada perempuan adalah 3 kali lebih besar dari
laki-laki. Setiap bulan perempuan mengalami menstruasi yang secara
otomatis mengeluarkan darah, di mana kehilangan zat besi ± 1,3 mg
perhari.Itulah sebabnya perempuan membutuhkan zat besi untuk
mengembalikan kondisi tubuhnya ke keadaan semula.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 11
Beberapa faktor kebiasaan dan sosial budaya turut memperburuk di
kalangan perempuan Indonesia. Contohnya kurang mengonsumsi
makanan hewani, kebiasaan diet untuk mengurangi berat badan, budaya
atau kebiasaan di keluarga sering menomorduakan perempuan dalam hal
makanan. Tanda tanda anemia : mudah lelah, muka pucat, tidak
bersemangat, mudah mengantuk, dan mudah pusing.
2. Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah penyakit pada arteri koroner
jantung yang terutama disebabkan oleh proses aterosklerosis yang
merupakan suatu kelainan degeneratif, walaupun dipengaruhi juga oleh
faktor-faktor lain. Penyakit ini dapat menyerang di usia produktif.
Penyakit ini dapat menyebabkan kematian mendaadak.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 12
3. Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan ketika tekanan darah di atas normal. Tekanan
darah normal orang dewasa rata-rata sebesar 120/80 mmHg., risiko
terhadap penyakit jantung koroner, stroke, dan gangguan ginjal akan
meningkat. Olahraga secara teratur dapat mencegah kenaikan tekanan
darah akibat bertambahnya usia dan dapat menurunkan tekanan darah.
Tekanan darah usia dewasa dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Kurang gizi pada calon ibu bisa berdampak pada kesehatan ibu dan
juga janin yang dikandungnya, baik jangka pendek atau jangka panjang.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 13
Karena itu, sebelum hamil seorang perempuan harus memiliki status gizi
yang baik. Jika sebelum hamil sang ibu kurang gizi dan selama
kehamilan tidak diperbaiki, bisa berdampak BBLR dan anaknya beresiko
terkena penyakit kronik.
Kurang gizi pada ibu dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yakni
malnutrisi dan kurang zat gizi mikro. Malnutrisi terkait dengan
kurangnya asupan energi, terutama protein dan karbohidrat, dari makanan
dalam waktu lama. Akibatnya si ibu akan mengalami kondisi kurang
berat.
Sementara itu defisiensi zat gizi mikro adalah kurangnya asupan zat
mikro tertentu yang diperlukan untuk pertumbuhan dan fungsi organ.
Misalnya kurang kalsium yang berdampak pada pertumbuhan tulang dan
gigi, atau kurang zat besi yang bisa menyebabkan hipertensi dan
perdarahan saat persalinan.
Gejala:
Dampak:
1. Bagi ibu
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 14
Resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: Anemia,
perdarahan, berat badan ibu bertambah dan terkena penyakit
infeksi sehingga akan meningkatkan kematian ibu.
2. Pada janin
3. Saat persalinan
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 15
2.1.7.1. Permasalahan makan pada ibu hamil
Pada saat hamil, pola makan ibu mulai berubah. Berikut ini masalah
makan pada ibu hamil:
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 16
proses persalinan dimana dapat mengakibatkan persalinan sulit dan
lama, premature, perdarahan setelah persalinan, kurang gizi juga
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat janin bayi lahir rendah
(Zulhaida, 2005).
1. Anemia
Anemia adalah kondisi dimana kadar HB kurang dari normal ( <
11 gr% ). Zat besi sangat diperlukan ibu hamil untuk pembentukan
sel-sel darah. Selama kehamilan volume sirkulasi darah akan
meningkat hingga 30-40 persen. Pada wanita hamil terjadi hemodilusi
yaitu pertambahan volume cairan darah yang lebih banyak daripada
sel darah, sehingga kadar hemoglobin (Hb) wanita hamil berkurang.
Penyebab:
3. Gestational diabetes
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 17
Gestational diabetes adalah gangguan pada toleransi glukosa pada saat
hamil atau penyakit metabolik yang berlangsung kronik prosesif yang
mengenai seluruh organ tubuh karena kekurangan insulin.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 18
d. Anemia berat : < 7 gr%
Penyebab masalah Anemia Gizi Besi (AGB) adalah kurangnya daya beli
masyarakat untuk mengkonsumsi makanan sumber zat besi, terutama dengan
ketersediaan biologic tinggi (asal hewan), dan pada umumnya perempuan
ditambah dengan kehilangan darah pada persalinan. Anemia Gizi Besi (AGB)
menyebabkan penurunan kemampuan fisik atau produktifitas kerja, penurunan
kemampuan berpikir dan penurunan antibody sehingga mudah terserang infeksi.
2. Kekurangan vitamin A
Pada ibu menyusui, Vitamin A berperan penting untuk memelihara
kesehatan ibu selama masa menyusui. Buta senja pada ibu menyusui, suatu
kondisi yang kerap terjadi karena Kurang Vitamin A (KVA).
Rendahnya status vitamin A selama masa kehamilan dan menyusui
berasosiasi dengan rendahnya tingkat kesehatan ibu. Pemberian suplementasi
vitamin A dosis rendah setiap minggunya, sebelum kehamilan, pada masa
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 19
kehamilan serta setelah melahirkan telah menaikkan konsentrasi serum retinol ibu,
menurunkan penyakit rabun senja, serta menurunkan mortalitas yang berhubungan
dengan kehamilan hingga 40 %.
Semua anak, walaupun mereka dilahirkan dari ibu yang berstatus gizi baik
dan terlahir dengan cadangan vitamin A yang terbatas dalam tubuhnya hanya
cukup memenuhi kebutuhan untuk sekitar dua minggu. Pada bulan-bulan pertama
kehidupannya, bayi sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat dalam ASI.
Oleh sebab itu, sangatlah penting bahwa ASI mengandung cukup vitamin A.
Anak-anak yang sama sekali tidak mendapatkan ASI akan berisiko lebih tinggi
terkena Xeropthalmia
Cara untuk mengatasi defisiensi vitammin A pada ibu menyusui dapat di
lakukan dengan menambah asupan makanan yang mengandung vitamin A
diantaranya adalah wotel, pepaya, tomat. Sumber vitamin A lain juga bisa
didapatkan dengan suplementasi vitamin A 200.000 SI oleh tenaga kesehatan
setelah melahirkan dan kedua selambat-lambatnya 6 minggu setelah mengonsumsi
tablet yang pertama.
4. Kekurangan vitamin D
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 20
Kebutuhan kalsium meningkat selama menyusui karena digunakan
untuk memproduksi ASI yang mengandung kalsium tinggi. Fungsi utama
vitamin D pada ibu menyusui adalah membantu pembentukan dan
pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan C. Vitamin D diperoleh
tubuh melalui sinar matahari dan makanan. Apabila asupan kalsium tidak
mencukupi maka ibu akan mengalami pengeroposan tulang dan gigi
karena cadangan kalsium dalam tubuh ibu di gunakan untuk produksi asi.
Dari diagram diatas terlihat bahwa prosentase IMD tertinggi di provinsi Nusa Tenggara
Barat (NTB) sebesar 52,9 %, sedangkan terendah di provinsi Papua Barat sebesar 21,7%.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 21
Secara Nasional sebesar 34,5 %, sehingga terdapat 15 provinsi yang kondisinya di atas
angka Nasional.
Lansia Menurut WHO adalah pria dan wanita yang telah mencapai usia 60-74
tahun. Lanjut usia (lansia) merupakan periode akhir dari rentang kehidupan
manusia.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 22
Prevalensi hipertensi diperkirakan akan terus meningkat, dan
diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 2025 sebanyak 29% orang dewasa
diseluruh dunia menderita hipertensi, sedangkan di Indonesia angkanya
mencapai 31,7%. Hipertensi dikenal dengan tekanan darah tinggi dan
sering disebut sebagai “sillent killer” karena terjadi tanpa tanda dan
gejala, sehingga penderita tidak mengetahui jika dirinya terkena
hipertensi, dari hasil penelitian mengungkapkan sebanyak 76,1% tidak
mengetahui dirinya terkena hipertensi.(KEMENKES, 2013).
Sebagai suatu kategori budaya yang penting, ahli-ahli antropologi melihat makanan
mempengaruhi dan berkaitan dengan banyak kategori budaya lainnya. Meskipun
mereka mengakui bahwa makanan adalah yang utama bagi kehidupan, yaitu diatas
segalanya merupakan suatu gejala fisiologi, para ahli antropologi budaya paling sedikit
menaruh perhatian khusus terhadap peranan makanan dalam kebudayaan sebagai
kegiatan ekspresif yang memperkuat kembali hubungan-hubungan social, sanksi-sanksi,
kepercayaan-kepercayaan dan agama, menentukan banyak pola ekonomi dan menguasai
sebagian besar dari kehidupan sehari-hari.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 23
2.2.1. Kebudayaan Menentukan Makanan
1. Thoughts and feeling (pemikiran dan perasaan), wujud pikiran dan perasaan
antara lain:
a. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain
b. Kepercayaan diperoleh turun-temurun tanpa ada pembuktian
c. Sikap dan nilai diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain yang
dekat. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu berwujud
tindakan, penyebabnya karena situasi pada saat itu mengacu pada
pengalaman orang lain. Banyak atau tidaknya pengalaman seseorang, dan
nilai yang menjadi pegangan dalam bermasyarakat.
Contoh : perasaan dari seseorang ketika makan makanan yang hanya untuk
mengenyangkan perut tanpa memperhatikan nilai gizi yang dikarenakan
perekonomian keluarga yang kurang.
2. Personal references (orang penting sebagai referensi atau panutan) antara lain :
a. Ulama
b. Kepala desa
c. Kepala adat, dan
d. Guru
Contoh : dalam keluarga, orang tua telah membiasakan anggota keluarganya untuk
makan seadanya sesuai dengan apa yang diperolehnya hari ini.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 24
a. Perilaku salah satu aspek dari kebudayaan dan
b. Kebudayaan sangat berpengaruh pada perilaku
Contoh : adanya kebudayaan seperti makan tidak makan tetap kumpul.
Bagi para anggota tiap masyarakat, makanan dibentuk secara budaya; bagi sesuatu
yang akan dimakan, ia memerlukan pengesahan budaya, dan keaslian. Tidak ada
suatu kelompok pun bahkan dalam keadaan kelaparan yang akut, akan
mempergunakan semua zat gizi yang ada sebagai makanan. Karena pantangan
agama, tahayul, kepercayaan tentang kesehatan, dan suatu peristiwa yang
kebetulan dalam sejarah, ada bahan-bahan makanan bergizi baik yang tidak boleh
dimakan, mereka diklasifikasikan sebagai “bukan makanan”.
2.2.2. Contoh mitos dan tabu yang terjadi pada daur kehidupan
Pada dasarnya ibu hamil dan yang akan bersalin dilindungi secara adat,
religi, dan moral dengan tujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi.
Mereka menganggap masa tersebut adalah masa kritis karena bisa
membahayakan janin atau ibunya. Masa tersebut direspons oleh
masyarakat dengan strategi-strategi, seperti dalam berbagai upacara
kehamilan, anjuran, dan larangan secara tradisional
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 25
Dalam ancaman bahaya ini terdapat kesan magis, yaitu adanya kekuatan
superpower yang berbau mistik yang akan menghukum orang-orang yang
melanggar pantangan atau tabu tersebut. Tampaknya berbagai pantangan
atau tabu pada mulanya dimaksudkan untuk melindungi kesehatan anak-
anak dan ibunya, tetapi tujuan ini bahkan ada yang berakibat sebaliknya,
yaitu merugikan kondisi gizi dan kesehatan.
Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur
karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena
akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Sementara di salah satu
daerah di Jawa Barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan
sengaja harus mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil
dan mudah dilahirkan.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 26
Masyarakat Kalimantan Barat juga mempunyai pandangan dan budaya
tentang makanan secara spesifik. Ada pantangan tertentu yang tidak bisa
diberikan kepada ibu hamil dan menyusui karena berbagai keyakinan.
Padahal jika ditinjau dari segi kebutuhan gizi, makanan tersebut
diperlukan untuk menunjang pertumbuhan janin dan balita. Selain itu ada
jenis yang diajurkan untuk dikonsumsi secara terus menerus dalam
jumlah banyak. Namun dari segi kandungan gizi tidaklah mencukupi
(George, 2007).
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 27
tidak aman bisa dicegah dengan pertolongan bidan atau tenaga medias
lain. Komplikasi seperti ini menyumbang 6% dari angka kematian (Peter
Salker. 2008: 17).
Keadaan ini seringkali pula diperberat oleh faktor geografis, dimana jarak
rumah si ibu dengan tempat pelayanan kesehatan cukup jauh, tidak
tersedianya transportasi, atau oleh faktor kendala ekonomi dimana ada
anggapan bahwa membawa si ibu ke rumah sakit akan memakan biaya
yang mahal. Selain dari faktor keterlambatan dalam pengambilan
keputusan, faktor geografis dan kendala ekonomi, keterlambatan mencari
pertolongan disebabkan juga oleh adanya suatu keyakinan dan sikap
pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan
takdir yang tak dapat dihindarkan.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 28
Kenyataannya, perempuan mana pun dapat mengalami komplikasi
kehamilan, kaya maupun miskin, di perkotaan atau di perdesaan, tidak
peduli apakah sehat atau cukup gizi. Ini artinya, kita harus
memperlakukan setiap persalinan sebagai satu potensi keadaan darurat
yang mungkin memerlukan perhatian di sebuah pusat kesehatan atau
rumah sakit, untuk penanganan cepat. Pengalaman internasional
menunjukkan bahwa sekitar separuh dari kematian ibu dapat dicegah
oleh bidan terampil, sementara separuhnya lainnya tidak dapat
diselamatkan akibat tidak adanya perawatan yang tepat dengan fasilitas
medis memadai (KPA, 2006: 13).
2.2.2.2. Mitos dan Tabu Terhadap Bayi atau Pola Asuh Anak
Usia 1-3 tahun adalah periode emas untuk masa tumbuh kembang anak.
Oleh sebab itu sangat penting pola asuh dan status gizi anak diperhatikan
oleh para orang tua. Pola asuh anak mencakup “pola asuh makan” dan
“pola asuh perawatan”. Orang tua yang mampu memberikan pola asuh
yang baik maka status gizi anaknya juga akan baik. Menurut Prof Ali
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 29
Khomsan, salah satu faktor yang menentukan kualitas gizi anak adalah
pola asuh, dimana para ibu memegang peranan penting dalam
pengasuhan anak, yaitu sebesar 94% (Redaksi Go4healtylife.com. 2010:
5).
Pada suku Sasak di Lombok, ibu yang baru bersalin memberikan nasi
pakpak (nasi yang telah dikunyah oleh ibunya lebih dahulu) kepada
bayinya agar bayinya tumbuh sehat dan kuat. Mereka percaya bahwa apa
yang keluar dari mulut ibu merupakan yang terbaik untuk bayi.
Sementara pada masyarakat Kerinci di Sumatera Barat, pada usia sebulan
bayi sudah diberi bubur tepung, bubur nasi nasi, pisang dan lain-lain. Ada
pula kebiasaan memberi roti, pisang, nasi yang sudah dilumatkan ataupun
madu, teh manis kepada bayi baru lahir sebelum ASI keluar. Demikian
pula halnya dengan pembuangan kolostrum (ASI yang pertama kali
keluar). Di beberapa masyarakat tradisional, kolostrum ini dianggap
sebagai susu yang sudah rusak dan tak baik diberikan pada bayi karena
warnanya yang kekuning-kuningan. Selain itu, ada yang menganggap
bahwa kolostrum dapat menyebabkan diare, muntah dan masuk angin
pada bayi. Padahal, kolostrum sangat berperan dalam menambah daya
kekebalan tubuh bayi.
Peran orang tua terutama ibu dalam pengasuhan anak bawah lima tahun
sangat besar. Balita belum mampu mengatur pola makannya sendiri,
sehingga peran ibu sangat penting disini. Namun, keterbatasan
pengetahuan ibu dan adanya pengaruh budaya setempat menjadi kendala
dalam pengasuhan anak. Dalam setiap masyarakat ada aturan-aturan yang
menentukan kuantitas, kualitas dan jenis-jenis makanan yang seharusnya
dan tidak seharusnya dikonsumsi oleh anggota-anggota suatu rumah
tangga, sesuai dengan kedudukan, usia, jenis kelamin dan situasi-situasi
tertentu. Misalnya, ibu yang sedang hamil tidak diperbolehkan atau
dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tertentu, ayah yang bekerja
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 30
sebagai pencari nafkah berhak mendapat jumlah makanan yang lebih
banyak dan bagian yang lebih baik daripada anggota keluarga yang lain,
atau anak laki-laki diberi makan lebih dulu daripada anak perempuan.
Walaupun pola makan ini sudah menjadi tradisi ataupun kebiasaan,
namun seharusnya yang paling berperan mengatur menu setiap hari dan
mendistribusikan makanan kepada keluarga adalah ibu, dengan kata lain
ibu mempunyai peran sebagai gate- keeper dari keluarga.
Pola asuh yang dipengaruhi kebiasaan atau budaya setempat tidak hanya
dalam hal makanan. Pola asuh dalam merawatan anak yang sakit juga
tidak lepas dari pengaruh budaya. Persepsi terhadap penyebab penyakit
akan menentukan cara pengobatannya. Penyebab penyakit dapat
dikategorikan ke dalam dua golongan yaitu personalistik dan naturalistik.
Penyakit- penyakit yang dianggap timbul karena adanya intervensi dari
agen tertentu seperti perbuatan orang, hantu, mahluk halus dan lain-lain
termasuk dalam golongan personalistik. Sementara yang termasuk dalam
golongan naturalistik adalah penyakit- penyakit yang disebabkan oleh
kondisi alam seperti cuaca, makanan, debu dan lain-lain. Perbedaan
pandangan terhadap penyebab penyakit inilah yang menyebabkan
perbedaan dalam mencarian pengobatan.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 31
menganggap bahwa diare yang sering diderita oleh bayi dan anak-anak
disebabkan karena pengaruh udara, yang sering dikenal dengan istilah
“masuk angin”. Karena persepsi terhadap penyebab penyakit berbeda-
beda, maka pengobatannyapun berbeda-beda. Misalnya, di suatu daerah
dianggap bahwa diare ini disebabkan karena “masuk angin” yang
dipersepsikan sebagai “mendinginnya” badan anak maka perlu diobati
dengan bawang merah karena dapat memanaskan badan si anak.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 32
Di Bali kaum perempuan tidak boleh memasuki hutan karena hutan
dianggap suci, sementara perempuan telah ternodai oleh adanya darah
haid. Berbagai larangan dalam berbagai masyarakat muncul disebabkan
oleh hubungan menstruasi dengan polusi yang dibawa perempuan yang
dianggap dapat merusak kesuburan dan mengganggu kesucian. Dalam
banyak kasus, terjadi pengucilan terhadap perempuan yang sedang haid
dengan menempatkan mereka pada gubug-gubug yang terpisah dari
masyarakat dan disertai larangan- larangan mereka. Misalnya, tidak boleh
makan makanan tertentu atau tidak boleh melintas di tegal yang ditanami
tanaman laki- laki seperti tales.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 33
ditegaskan dalam berbagai pranata merupakan mekanisme sistematis
untuk mengekang atau membatasi otoritas perempuan dewasa agar tidak
menggugat kekuasaan laki-laki. Keterlibatan perempuan dalam kegiatan
publik merupakan ancaman bagi laki-laki. Dengan penjinakan melalui
konstruksi sosial, menstruasi menyebabkan perempuan tidak memiliki
kekuasaan pada tingkat komunitas.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 34
Mereka mengatakan jika kelor tersebut dimakan maka badannya akan
pegal – pegal dan loyo.
1. Mitos Berpenyakitan
Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh
berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses
menua. (Lanjut usia merupakan masa berpenyakitan dan kemunduran).
2. Mitos Senilitas
Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh
kerusakan bagian otak. Banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan daya ingat.
3. Mitos Aseksualitas
Ada pandangan bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun,
minat, dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya seks berkurang.
4. Mitos Ketidakproduktifan
Lanjut usia dipandang sebagai usia tidak produktif.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 35
2. Mitos Senilitas
Pandangan ini keliru karena tidak semua lansia mengalami pikun
(senile). Pikun ini adalah penyakit (patologis) pada orang tua, yang
ditandai dengan dengan menurunnya daya ingat jangka pendek. Dalam
kehidupan manusia daya ingat akan berubah sesuai dengan usia,
sehingga setelah orang menjadi lansia ia tidak cepat dapat mengingat
sesuatu, terutama hal yang baru. Namun anggapan bahwa lansia sama
dengan pikun merupakan suatu kekeliruan. Banyak cara menyesuaikan
diri dengan perubahan daya ingat dan banyak hal yang mempengaruhi
daya ingat manusia, pada usia berapa saja daya ingat tersebut akan
berkurang ketajamannya jika orang tersebut dalam keadaan lelah, stress,
cemas, khawatir, depresi, sakit atau jiwanya tidak tenang.
3. Mitos Aseksualitas
Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia normal saja.
Memang frekuensi hubungan seksual menurun, sejalan dengan
meningkatnya usia tetapi masih tetap tinggi.
Fungsi psikis setiap orang baik fungsi kognitif, afektif dan konatif
(psikomotorik) serta kombinasi-kombinasinya, selama hayat masih
dikandung badan masih tetap berfungsi. Proses pikir, perasaan dan
kemauannya tetap berfungsi dengan baik, apalagi bila sering mendapat
stimulasi secara teratur dalam kehidupannya. Bahkan relasi seksualpun
tetap berjalan bila masih memiliki pasangan. Oleh karena itu, adalah
tindakan yang keliru jika lansia dianjurkan untuk mengisolasi diri agar
tidak memiliki pikiran yang menyusahkan dirinya ataupun keinginan-
keinginan yang menyusahkan orang lain. Agar gairah hidup tetap
berkobar lansia perlu berinteraksi dengan orang-orang muda untuk
berdiskusi, berkomunikasi atau bersuka ria. Sayangnya seringkali orang
muda tidak tertarik untuk melakukan hal itu.
4. Mitos Ketidakproduktifan
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 36
Umumnya lansia di negara-negara berkembang dan negara-negara yang
belum memiliki tunjangan sosial untuk hari tua, akan tetap bekerja
untuk memenuhi tuntutan hidup maupun mencukupi kebutuhan
keluarga yang menjadi tanggungannya. Jadi tidaklah sepenuhnya benar
jika dikatakan lansia tidak produktif.. Mereka memiliki banyak
pengalaman dalam kehidupannya, sehingga dalam keseharian kita
sering menjumpai bahwa lansia tidak mau tinggal diam, ada saja yang
ingin dikerjakannya. Terkadang memang ada yang menjadi loyo atau
pasrah, mereka ini umumnya lansia yang pada masa mudanya sudah
terkuras oleh tugas-tugas berat dan tingkat pendidikan yang relatif
rendah, sehingga dalam masa lansia tidak berdaya.
2.3. Pola Asuh Gizi Ibu Hamil dan Anak dalam Keluarga
2.3.1. Pengertian Pola Asuh, Pola Asuh Gizi dan Keluarga
Pola asuh gizi merupakan asupan makan dalam rangka menopang tumbuh
kembang fisik dan biologis balita secara tepat dan berimbang (Eveline & nanang
D, 2010, p.11). Pola asuh makan adalah cara makan seseorang atau sekelompok
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 37
orang dalam memilih makanan dan memakannya sebagai tanggapan terhadap
pengaruh fisiologi, psikologi budaya dan sosial (Waryana, 2010). Menurut Marian
Zeitien (2000), pola asuh gizi adalah praktek di rumah tangga yang diwujudkan
dengan tersedianya pangan dan perawatan kesehatan serta sumber lainnya untuk
kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak. Jadi dapat
disimpulkan, pola asuh gizi adalah cara pemberian makanan yang sesuai dengan
kebutuhan anak yang diberikan dengan penuh kasih sayang demi tercapainya
tumbuh kembang fisik maupun biologis secara sempurna.
Bentuk perawatan bagi anak dimulai sejak bayi lahir sampai dewasa misal sejak
bayi lahir yaitu memotong pusar bayi, pemberian makan dan sebagainya.
Perlindungan bagi anak berupa pengawasan waktu bermain dan pengaturan tidur.
2) Pemberian ASI
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 38
Menyusui adalah proses memberikan ASI pada bayi. Pemberian ASI berarti
menumbuhkan kasih sayang antara ibu dan bayinya yang akan sangat
mempengaruhi tumbuh kembang dan kecerdasan anak dikemudian hari. ASI
diberikan setelah lahir biasanya 30 menit setelah lahir. ASI diberikan kepada bayi
paling tidak sampai usia 24 bulan. Kolostrum merupakan salah satu kandungan
ASI yang sangat penting yang keluar 4 -6 hari pertama. Kolostrum berupa cairan
yang agak kental dan kasar serta berwarna kekuning-kuningan terdiri dari banyak
mineral (natrium, kalium, dan klorida) vitamin A, serta zat-zat anti infeksi
penyakit diare, pertusis, difteri, dan tetanus. Sampai bayi berumur 6 bulan hanya
diberi ASI saja tanpa tambahan bahan makanan dan minuman lain.
Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan lebih, dapat
menurunkan berat badan bayi, dan bayi tidak dapat zat immunoglobulin yang
terkandung dalam kolostrum yang menyebabkan bayi mudah terserang berbagai
penyakit menular, termasuk infeksi telinga, diare, penyakit pernafasan dan
memiliki riwayat sering sakit. Selain itu, bayi yang tidak diberi ASI memiliki 21
persen lebih tingkat kematian.Di daerah kota dan semi perkotaan ada
kecenderungan rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini
pada ibu-ibu yang bekerja (Soekirman, 2001 dalam Rasni, 2009). Disebutkan pula
adanya mitos ataupun kercayaan/adat-istiadat masyarakat tertentu yang tidak
benar dalam pemberian makanan sebelum ASI, yaitu pemberian air kelapa, air
tajin, air teh, madu dan pisang.
Tujuan pemberian makanan tambahan pada bayi usia lebih dari 6 bulan adalah
untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 39
dapat mencukupi kebutuhan bayi yang semakin meningkat, seiring dengan
bertambahnya umur dan berat badan.
4) Penyiapan Makanan
Makanan akan memengaruhi pertumbuhan serta perkembangan fisik dan mental
anak. Oleh karena itu makanan harus dapat memenuhi kebutuhan gizi anak.
Makin bertambah usia anak makin bertambah pula kebutuhan makanannya, secara
kuantitas maupun kualitas. Untuk memenuhi kebutuhannya tidak cukup dari susu
saja. Saat berumur 1-2 tahun perlu diperkenalkan pola makanan dewasa secara
bertahap, disamping itu anak usia 1-2 tahun sudah menjalani masa penyapihan.
Penyapihan adalah proses memperkenalkan anak dengan sumber pangan dewasa
dan perlahan-lahan menghentikan pemberian air susu ibu. Sumber pangan dewasa
yang diperkenalkan pada anak merupakan menu gizi seimbang yang terdiri dari :
a) Sumber Karbohidrat, terdapat pada nasi, roti, makaroni, mie, jagung,
singkong, dan lainnya
b) Sumber Protein, terdapat pada susu, daging, ikan, tahu, tempe, keju, dan
kacang – kacangan
c) Sumber Vitamin dan Mineral, terdapat pada sayur-sayuran : bayam,
kangkung, buncis, wortel, dll serta buah-buahan : papaya, pisang, melon, air jeruk
dan lainnya.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 40
Masa balita merupakan awal pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan
zat gizi. Kecukupan energi bayi dan balita yaitu 0-1 tahun membutuhkan energi
110-120 Kkal/Kg BB, umur 1-3 tahun membutuhkan energi 100 Kkal/Kg BB, dan
umur 4-6 tahun memerlukan 90 Kkal 90 Kkal/kg BB.
Protein digunakan untuk membangun sel jaringan tubuh, mengganti sel jaringan
tubuh yang rusak atau aus, membuat air susu, protein darah dan untuk menjaga
keseimbangan asam basa dari cairan tubuh. Kecukupan protein bayi dan balita
dalam sehari untuk umur 0-1 tahun memerlukan 2,5 Gr/Kg BB, 1-3 tahun
memerlukan 2 Gr/Kg BB, dan 4-6 tahun memerlukan 1,8 Gr/Kg BB. Semakin
bertambah usia, air semakin banyak dibutuhkan. Umur 3-10 hari membutuhkan
air 80-150 ml/KgBB/hari, 3-9 bulan membutuhkan 125-160 ml/Kg/Hari dan umur
1-5 tahun membutuhkan 100-135 ml/Kg/BB .
5) Pengasuhan Psiko-Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya tidak hidup sendiri-sendiri tetapi
saling membutuhkan antar sesama dalam kehidupan sehari-hari. Pengasuhan
psiko-sosial terwujud dalam pola interaksi dengan anak. Interaksi timbal balik
antara anak dan orang tua akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak
akan terbuka kepada orangtuanya, sehingga komunikasi bisa dua arah dan segala
permasalahan dapat dipecahkan bersama karena adanya kedekatan dan
kepercayaan antara orangtua dan anak.
Pengasuhan psiko-sosial antara lain terdiri dari cinta dan kasih sayang serta
interaksi antara ibu dan anak. Salah satu hak anak adalah untuk dicintai dan
dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang
tuanya. Pengasuhan psiko-sosial ini didasarkan pada frekuensi interaksi antara ibu
dan anak.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 41
lingkungan yang sehat. Hal ini menyangkut dengan keadaan bersih, rapi, dan
teratur. Oleh karena itu, anak perlu dilatih untuk menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dalam kehidupannya. Contoh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
adalah sebagai berikut :
a. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun;
b. Makan sayur, buah dan daging;
c. Mandi dua kali sehari;
d. Menyikat gigi sebelum tidur;
e. Membuang sampah pada tempatnya;
f. Buang air kecil dan buang air besar pada tempatnya atau WC.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 42
2.3.3. Pola Asuh Gizi Seimbang Pada Anak Usia Sekolah
Gizi dibutuhkan oleh anak untuk “pertumbuhan dan perkembangan”, energi,
berpikir, beraktivitas fisik, dan daya tahan tubuh. Zat gizi yang dibutuhkan anak
adalah seluruh zat gizi yang terdiri dari zat gizi makro seperti karbohidrat, protein,
lemak, serta zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral. Zat gizi yang dibutuhkan
disesuaikan dengan usia, berat badan, dan tinggi badan anak. Ada enam
rekomendasi dalam pola asuh gizi seimbang pada anak, yaitu :
1. Konsumsi gizi seimbang
Ketika mengonsumsi makanan sehari – hari kita harus berpedoman pada
menu gizi seimbang seperti yang diperlihatkan oleh piramida makanan. Piramida
tersebut menunjukkan bahwa mulai dari dasar piramida lalu mengarah ke puncak
piramida yang merupakan urutan jenis makanan dan jumlah makanan yang
seharusnya kita konsumsi.
Untuk memenuhi gizi seimbang anak diperlukan sumber karbohidrat
seperti nasi, pasta, roti sebanyak 3-8 porsi, sayuran 2-3 porsi, buah – buahan 3-5
porsi, protein hewani seperti ikan, daging, telur sebanyak 2-3 porsi, protein nabati
2-3 porsi dan terakhir makanan berlemak, makanan manis, garam dalam jumlah
yang dibatasi dan hanya bila perlu saja kita konsumsi suplemen (zat gizi tertentu
bisa saja vitamin, mineral dan asam lemak).
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 43
3. Selalu sarapan pagi
Sarapan pagi merupakan pasokan energi untuk otak yang paling baik.
Ketika bangun pagi, gula darah dalam tubuh rendah karena selama tidur tidak
makan. Sarapan dapat memperbaiki kemampuan memecahkan masalah, daya
ingat, konsentrasi, persepsi visual, dan berpikir kreatif menurut Dr. Joanne Lunn,
ahli gizi senior dari British Nutrition Foundation.Untuk menyediakan sarapan
bergizi, minimal harus ada 3 kelompok makanan yang mengandung energi,
protein, lemak, vitamin-mineral.
4. Pelihara otak
Otak merupakan alat vital tubuh karena seluruh aktivitas dikendalikan
oleh otak. Cara memelihara otak dapat dengan cara sebagai berikut:
a. Sarapan pagi
b. Tidak makan berlebih
c. Tidak mengonsumsi gula berlebih yang akan mengganggu penyerapan
protein
d. Tidak merokok
e. Menjauhi polusi udara dengan memakai masker
f. Tidur cukup
g. Mengurangi stress
h. Berpikir positif
i. Olahraga teratur
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 44
5. Hindari makanan beresiko
- Anak harus menghindari makanan manis berlebih yang dapat
menyebabkan rasa kenyang dan menurunkan nafsu makan sehingga nilai
gizi makanan yang dikonsumsi menjadi berkurang. Selain itu makanan
manis mempunyai efek pada kesehatan gigi (karies gigi) dan obesitas.
- Kurangi makanan junk food , makanan siap saji ini lebih banyak
mengandung lemak jenuh, kurang serat, banyak gula dan garam yang
berakibat obesitas, hipertensi, jantung dan stroke
- Hindari makanan penyedap seperti vetsin. Namun anak sekolah belum
menyadari seberapa sering mereka mengonsumsinya karena jajanan
sekolah banyak menjual makanan mengandung vetsin
- Kurangi makanan yang terlalu asin
- Hindari makanan yang mengandung pewarna yang dijual oleh pedagang
makanan dan minuman yang menggunakan pewarna untuk menggugah
selera anak – anak
- Hindari makanan yang mengandung pengawet
- Kurangi makanan berkafein
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 45
oleh faktor gizi. Masukan gizi yang tepat, baik dalam jumlah maupun
jenisnya berpengaruh terhadap proses tumbuh.
Sumber :
1. Protein
Protein adalah bagian dari seluruh sel hidup dan merupakan bagian terbesar kedua
setelah air. Protein dibutuhkan untuk membangun dan memelihara otot, darah,
kulit, tulang dan jaringan serta organ-organ tubuh lain. Angka Kecukupan Protein
(AKP) anak usia sekolah umur 7-9 tahun : 400 mg untuk anak laki-laki dan
perempuan, umur 10-12 tahun : 400 mg untuk anak laki-laki dan 350 mg untuk
anak perempuan. Disarankan untuk memberi protein sebanyak 1,5-2 g/kg berat
badan bagi anak sekolah.Sumber protein terdapat di bahan makanan hewani
seperti susu, daging, dan ikan. Sumber protein nabati adalah kacang, kedelai dan
lainnya.
Protein diperlukan untuk menyediakan energi. Protein terbuat dari asam amino
dan diantaranya ada asam amino yang tidak dapat dibuat dalam tubuh, sehingga
harus diperoleh dari makanan sehari-hari. Asam amino yang demikian disebut
dengan asam amino esensial. Kecukupan protein juga esensial untuk membangun
antibodi sebagai pelindung dari penyakit infeksi.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 46
2. Lemak
Fungsi utama lemak adalah menghasilkan energi yang diperlukan tubuh,
mempunyai fungsi pembentuk struktur tubuh, dan mengatur proses yang
berlangsung dalam tubuh. Lemak merupakan zat gizi esensial yang berfungsi
untuk penyerapan beberapa vitamin dan memberikan rasa enak dan kepuasan
terhadap makanan. Selain itu, lemak juga sangat esensial untuk pertumbuhan,
terutama untuk komponen membran sel dan komponen sel otak.
3. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi makanan yang terdiri dari gula atau
monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) atau disakarida (glukosa, laktosa,
dan maltosa), tepung, dan serat makanan. Fungsi utama karbohidrat adalah
menyediakan keperluan energi tubuh, selain itu juga diperlukan dalam
kelangsungan proses metabolisme lemak.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 47
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional. Berikut tabel kecukupan gizi wanita pada
umumnya serta tambahan gizi yang dibutuhkan saat hamil (per orang per hari)
1) Energi
Energi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, jaringan
payudara dan cadangan lemak serta untuk metabolisme. Peningkatan kebutuhan
energi dan zat gizi terjadi selama usia kehamilan, diperlukan energi sebesar
80.000 kalori. Kebutuhan energi tambahan ibu hamil pada tiap trimester adalah
sebesar 300 kal/hari. Jika mengacu pada Angka Kecukupan Gizi 2013 yang
menyebutkan bahwa wanita tidak hamil berusia 19-29 tahun membutuhkan 2.250
kal/hari, maka wanita hamil membutuhkan sekitar 2.430 kal pada timester ke-1
dan 2.250 pada timester ke-2 dan ke-3.
2) Karbohidrat
Karbohidrat dapat memenuhi 55-75% dari total kebutuhan energi. AKG
merekomendasikan saat hamil setiap harinya harus mengonsumsi sekitar 394 g
karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan glukosa bagi perkembangan otak janin.
Karbohidrat berperan penting dalam perkembangan sel pada proses hipertrofi
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 48
yang akan memengaruhi perkembangan BB bayi, terutama pada trimester ke-3
kehamilan.
3) Protein
Total protein yang dianjurkan berdasarkan AKG 2013 adalah 76 g protein/hari,
sekitar 12% dari total energi. Protein juga berperan dalam pertumbuhan plasenta
dan cairan amnion (air ketuban). Selama kehamilan ibu mengalami berbagai
perubahan fisiologis, protein yang berperan dalam pembentukan jaringan dan
regenerasi sel memiliki peran penting, terutama untuk perbanyak sel payudara,
rahim, dan volume plasenta.
Protein juga dapat menjadi cadangan makanan yang dipakai untuk persiapan
persalinan, masa sehabis melahirkan, dan menyusui. Sebaiknya 2/3 bagian dari
protein yang dikonsumsi berasal dari sumber protein dengan nilai biologi tinggi,
yaitu sumber protein hewani seperti daging tak berlemak, ikan, telur,dan susu.
Terjadinya kelahiran prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah yaitu < 2500
gram, dan risiko kematian bayi yang tinggi terkait dengan kurangnya asupan
energi dan protein.
4) Zat Besi
Zat besi adalah komponen pembentuk hemoglobin darah yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen. Zat besi juga sangat diperlukan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh ibu dan kekebalan janin terhadap penyakit infeksi, serta membantu
pertumbuhan dan perkembangan otak janin. Asupan makanan selama kehamilan
umumnya sulit untuk memenuhi kebutuhan akan zat besi. Oleh karena itu, zat besi
dianjurkan dikonsumsi dalam bentuk suplemen. Ketika asupan besi kurang, maka
kebutuhan untuk janin biasanya diperoleh dari tubuh ibu, akibatnya simpanan besi
dalam tubuh ibu dikorbankan.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 49
Sumber Fe yang baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil adalah dari sumber
hewani karena bernilai biologis yang tinggi. Zat besi banyak terdapat pada daging,
hati, dan sayuran hijau seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun papaya,
dan sebagainya.
6) Asam folat
Asam folat termasuk golongan vitamin B9 yang diperlukan untuk sintesis
asam nukleat dan asam lemak yang berfungsi untuk perkembangan otak. Folat
bersifat larut dalam air dan mudah hilang selama proses pemasakan, sehingga
sebaiknya bahan pangan sumber folat seperti buah dan sayuran dikonsumsi dalam
kondisi segar.
Sintesis DNA dan pematangan sel darah merah juga sangat tergantung pada
asupan asam folat, sehingga akibat kekurangan asam folat dapat menyebabkan
anemia. Kekurangan asam folat dapat meningkatkan risiko cacat pada janin,
persalinan kurang bulan, serta berat badan lahir rendah. Selain itu, kekurangan
folat selama kehamilan dapat berdampak pada perkembangan organ janin yang
abnormal yang berakibat pada cacat bawaan. Jenis makanan yang mengandung
asam folat yaitu ragi, hati, brokoli, kacang-kacangan, daging, jeruk dan telur.
7) Air
Diperlukan tetapi sering dilupakan pada saat pengkajian. Air berfungsi untuk
membantu sistem pencernaan makanan dan membantu proses transportasi. Air
menjaga keseimbangan sel, darah, getah bening, dan cairan vital tubuh lainnya.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 50
Sebaiknya membatasi minuman yang mengandung kafein seperti teh, cokelat,
kopi, dan minuman yang mengandung pemanis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa masalah gizi merupakan hal yang
kompleks di Indonesia. Gizi adalah zat-zat yang penting yang dibutuhkan tubuh untuk
kelancaran proses metabolisme dan kelangsungan hidup sel-sel tubuh itu sendiri. Dimana ketika
terjadi kekurangan gizi tubuh akan memiliki masalah yang berawal dari masalah gizi itu sendiri
kemudian merembet kepada masalah-masalah lain, seperti sakit. Masalah gizi utama di Indonesia
yaitu Gizi Buruk, Kurang Energi Protein (KEP), Gizi Lebih, Anemia, Kekurangan Vitamin A,
dll.
Banyak faktor yang memengaruhi asupan gizi masyarakat tersebut. Dari hari ke hari angka
dari masalah-masalah di atas terus meningkat, yang secara otomatis juga meningkatkan angka
kematian penduduk. Hal ini disebabkan oleh diantaranya kekurangan pangan, penyakit infeksi,
lingkungan yang kurang bersih serta penyebab pola asuh orang tua
Masalah gizi yang terjadi di masyarakat memang cukup memprihatinkan, namun keadaan ini
dapat dicegah dan diatasi dengan memberikan pengajaran mengenai pentingnya pola asuh zat
gizi bagi tubuh manusia. Pengajaran ini dapat dilakukan langsung kepada remaja, orang tua,
lansia, ataupun melalui tokoh masyarakat yang terjun langsung di masyarakat.
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 51
3.2 Saran
Untuk mengurangi angka kematian akibat masalah-masalah gizi diatas, sebaiknya pemerintah
mengadakan program yang lebih efektif dan berkesinambungan seperti, membuat masyarakat
sadar betapa pentingnya gizi yang baik, sehingga penyuluhan mengenai pentingnya zat gizi ini
penting untuk sering dilakukan mengingat banyak masyarakat yang masih belum mengerti cara
menciptakan dan mengatasi masalah gizi buruk bila memang terjadi. Juga meningkatkan upaya
kesehatan ibu untuk mengurangi bayi dengan berat lahir rendah, meningkatkan program gizi
berbasis masyarakat dan memperbaiki sektor lain yang terkait (pertanian, air dan sanitasi,
pemberdayaan masyarakat) sehingga sedikit demi sedikit angka akibat masalah gizi di atas dapat
dikurangi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Irwan. 2002. Jurnal: Mitos Menstruasi :Kontruksi Budaya Atas Realitas Gender. Vol
XIV no.1 2002.
ACC/SCN. 2007. Fourth Report on The World Nutrition Situation. WHO, Geneva
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Dieny, Fillah Fithra. 2014. Permasalahan Gizi Pada Remaja Putri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Foster dan Anderson. 2009. Antropologi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-
Press)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18927/1/ikm-des2006-10%20(5).pdf (dikunjungi
pada 13 Maret 2017 11:30)
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 52
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30073/4/Chapter%20II.pdf
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:GNzVgLBQwRQJ:jurnal.akbiduniska.ac.id/index.php/AKU/article/download/22/21+&
cd=26&hl=id&ct=clnk&client=firefox-b
I dewa nyoman supariasa, bachyar bakri, ibnu fazar.cetakan 1 2002. Penilaian status gizi
Jurnal : David H. Simanjuntak,Etti Sudaryati “Gizi Pada Ibu Hamil Dan Menyusui “ Staf
Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
KEMENKES.Pedoman Gizi Seimbang.2014.Jakarta:Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Khasanah, nur. 2011. Jurnal: Dampak Persepsi Budaya terhadap Kesehatan Reproduksi Ibu dan
Anak di Indonesia. Vol II no.3 2011
Nirmala, Devi. 2012. Gizi Anak Sekolah. Jakarta: Kompas
Sukandar, Dadang. 2007. Jurnal: Taboo Food in Jeneponto South Sulawesi. Fakultas Ekologi
Manusia IPB, Bogor
Web http://www.gizi.net
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 53
wiryo,Sp.A,DR.Dr.Hananto.2002.Gizi Untuk Praktisi Kesehatan.Jakarta:ECG
M a s a l a h M a k a n a n d a n G i z i P a d a D a u r K e h i d u p a n | 54