Anda di halaman 1dari 46

EPIDEMIOLOG

I BENCANA
Sistem Kewaspadaan Dini
Bencana 1
Kelompok 1
Annisa Fitri 1610713053 • Suci Wulandari 1610713122

• Riri Komala S 1610713094 • Salsabila Nadya 1610713139

• Siti Nurina F 1610713106

2
01
Risiko Benc
a na
Definisi Risiko Bencana
Adalah potensi kerugian yang ditimbulkan
akibat bencana pada suatu wilayah dalam
kurun waktu tertentu yang dapat berupa
kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya
rasa aman, mengungsi, kerusakan atau
kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat
-Perka BNPB No. 4 Tahun 2008
Pengurangan Risiko Bencana
Merupakan proses mengidentifikasi, mengkaji dan
mengurangi risiko-risiko bencana yang bertujuan untuk
mengurangi kerentanan-kerentanan sosial-ekonomi
terhadap bencana dan menangani bahaya lingkungan
maupun bahaya lain yang menimbulkan kerentanan.
Pengurangan Risiko Bencana
Tindakan-tindakan pengurangan risiko bencana selanjutnya
diwadahi dalam dokumen:

RAD RAD PRB


Pengurangan Risiko Bencana
Contoh Tabel Matrik Rencana Aksi Pengurangan Risiko Bencana

Dewan Ekonomi dan Sosial PBB mengeluarkan Resolusi nomor 63 tahun


1999 tentang Dekade Pengurangan Risiko Bencana Internasional.
Pengurangan Risiko Bencana
1. Meletakkan pengurangan risiko bencana sebagai
prioritas nasional maupun daerah.
5 prioritas 2. Mengidentifikasi, mengkaji dan memantau risiko bencana serta menerapkan sistem

pengurangan peringatan dini.

risiko bencana
3. Memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan pendidikan.
yang harus
dilakukan adalah: 4. Mengurangi faktor-faktor penyebab risiko bencana.

5. Memperkuat kesiapan menghadapi bencana pada semua tingkatan masyarakat

8
02
ANCAMAN
BENCANA
Ancaman bencana dapat
menimbulkan peristiwa
Ancaman bencana adalah suatu
kejadian atau peristiwa yang bisa kejadian potensial serta
menimbulkan bencana. (UU No. ancaman terhadap kesehatan,
24 Tahun 2007 tentang keamanan, atau kesejahteraan
Penanggulangan Bencana)
masyarakat.
Jenis Ancaman Bencana
• Bencana alam geologis Bencana alam klimatologis. Bencana alam ekstra-terestrial

Disebabkan oleh gaya- Merupakan bencana alam Adalah bencana alam yang
gaya yang berasal dari yang disebabkan oleh faktor terjadi di luar angkasa,
dalam bumi (gaya cuaca yaitu faktor angin dan contohnya hantaman/impact
endogen). Contoh dari hujan. Contohnya yaitu meteor. Bila hantaman benda-
bencana alam ini adalah banjir, badai, banjir benda langit mengenai
gempa bumi, letusan bandang, angin puting permukaan bumi maka akan
gunung berapi, dan beliung, kekeringan dan menimbulkan bencana alam
tsunami. kebakaran alami hutan yang dahsyat bagi penduduk
bumi. .
1. Gempa Bumi 2. Tsunami
Merupakan peristiwa goncangan yang mengguncang suatu daerah mulai dari tingkat rendah
Adalah ombak yang sangat besar sehingga dapat
sampai tingkat tinggi yang membahayakan.
Beberapa gempa bumi juga terjadi karena pergerakan magma dalam gunung berapi. Gempa bumi menyapu daratan yang diakibatkan adanya gempa
seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. bumi dilaut, tumbukan benda besar/cepat di laut dll.
.
3. Gunung Meletus 4. Banjir
Adalah bencana akibat curah hujan yang
Adalah gunung yang memuntahkan materi-materi dari
tinggi dan tidak diimbangi dengan saluran
dalam bumi seperti debu, awan panas, asap, kerikil,
pembuangan air yang memadai sehingga
batu-batuan, lahar panas, lahar dingin, magma dll.
merendam wilayah-wilayah yang tidak
dikehendaki.
5. Kebakaran Hutan 6. Longsor
Adalah kebakaran yang diakibatkan oleh faktor alam seperti Adalah tanah yang turun atau jatuh dari
sambaran petir, kekeringan yang berkepanjangan dll. tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Kebakaran hutan menyebabkan dampak yang luas akibat asap Jika terdapat permukiman yang berada diatas
kebakaran yang menyebar ke berbagai daerah di sekitarnya. tanah yang longsor atau dibawah tanah yang
jatuh, maka hal tersebut sangat membahayakan.
03
PENCEGAHAN
BENCANA
Pengertian Pencegahan Bencana
Adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
bencana, baik melalui pengurangan ancaman
bencana maupun kerentanan pihak yang
terancam bencana.
-UU NO 24 THN 2007-
Pencegahan Bencana, Meliputi :

Kontrol Pemantauan Penataan


Identifikasi
terhadap penggunaaan ruang dan
dan
penguasaan teknologi pengelolaan
pengenalan
dan lingkungan
bencana
pengeolalaan hidup;
sumber daya
alam
17
Upaya-upaya Pencegahan Bencana Alam

Memberikan
Membuat pos Membiasakan pendidikan
peringatan hidup tertib tentang
bencana dan disiplin lingkungan
hidup
Program Pencegahan Bencana di Indonesia dan Jepang
04
Peta Rawan
Bencana dengan
GIS
Pengertian Geographic Information System (GIS)/
Sistem Informasi Geografis (SIG)
• Adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia
yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukkan,
menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola,
memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan
menampilkan data dalam suatu informasi berbasis
geografis.
• Dalam hubungannya dengan penentuan
kawasan rawan bencana, SIG dapat digunakan
untuk menentukan daerah atau lokasi dimana
rawan bencana kemungkinan terjadi. Dalam hal
ini digunakan analisis query spatial dan analisis
tumpangsusun peta melalui sistem pembobotan
(Demers, 1997; Borrough, 1988)
Komponen utama SIG
• Hardware • Software

• Brainware • Data Spasial


Subsistem SIG
• Pengumpulan dan • Manajemen data atau
pemasukan data pembentukan data
dasar

• Analisis • Penerapan dan


keluaran
Pemasukan Data
Add an image
Scanning (pelarikan atau penyiaman)
Yaitu proses pengubahan data grafis kontinu menjadi data grafis
diskret yang terdiri atas sel-sel penyusun gambar (pixel)

Digitasi
Yaitu proses pengubahan data grafis analog menjadi data grafis
digital, dalam format vektor, menggunakan digitizer.

Tabulasi
Yaitu sebagai informasi dari peta atau kawasan yang dimasukkan.
Add an image

Manipulasi &Analisis
Data Manajemen Data
Penyuntingan untuk
• 01
pemutakhiran data meliputi semua operasi
penyimpanan,
Interpolasi Spasial • 02 pengaktifan,
penyimpanan kembali
Tumpang susun Peta dan • 03
dan pencetakan semua
data yang diperoleh
dari masukan data.
Pemodelan • 04
Keluaran
Keluaran utama dari suatu kegiatan SIG adalah
informasi spasial baru. Informasi ini perlu untuk
disajikan dalam bentuk tercetak (hard copy)
supaya dapat dimanfaatkan dalam kegiatan
operasional. Informasi baru juga dapat disajikan
dalam bentuk tidak tercetak (soft copy) untuk
tujuan analisis lebih lanjut.
Peta Rawan Bencana Berbasis GIS
• Adalah suatu sistem yang diaplikasikan untuk
memperoleh, menyimpan, menganalisa dan
mengelola data yang secara spasial mengacu
pada keadaan bumi. SIG adalah suatu alat
yang dapat mendukung penetapan keputusan
dalam semua fase siklus bencana.
• mengidentifikasi resiko yang ditimbulkan
• identifikasi kerentanan orang-orang, hewan, struktur bangunan dan asset terhadap
bencana
• menentukan wilayah yang menjadi prioritas utama
• menentukan besarnya jaminan keselamatan terhadap masyarakat
• mengidentifikasi sumber bencana
• mengidentifikasi area yang terkena bencana
• menentukan lokasi sebagai tempat perlindungan di luar zone bencana
• mengidentifikasi rute pengungsian
• perkiraan jumlah makanan, air, obat, kedokteran dan lain lain misalnya untuk
penyimpanan barang atau logistik
Contoh Peta Rawan Bencana di Indonesia
05
Sumber Daya :
Tenaga, dana,
sarana dan
prasarana
Sarana dan Prasarana
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Balai
Teknis Kesehatan Lingkungan Pemberantasan Unit Pelaksana
• .
Penyakit Menular merupakan unit-unit
pelaksana teknis Depkes di daerah. Teknis
Obat dan Perbekalan
Kesehatan
Pengaturan dan Pendistribusian Obat &
Perbekalan Kesehatan
1. Posko Kesehatan langsung meminta obat dan
perbekalan kesehatan kepada Dinas Kesehatan
setempat
2. Obat dan Perbekalan Kesehatan yang tersedia di Pustu dan
Puskesmas dapat langsung dimanfaatkan untuk melayani korban
bencana, bila terjadi kekurangan minta tambahan ke Dinkes
Kab/Kota (Instalasi Farmasi Kab/Kota).
3. Dinkes Kab/Kota (Instalasi Farmasi Kab/Kota) menyiapkan obat dan
perbekalan kesehatan selama 24 jam untuk seluruh sarana kesehatan
yang melayani korban bencana baik di Puskesmas, pos kesehatan, RSU,
Sarana Pelayanan Kesehatan TNI dan POLRI maupun Swasta.

4. Bila persediaan obat di Dinkes Kab/Kota mengalami kekurangan dapat


segera meminta kepada Dinkes Provinsi dan atau Depkes c.q Pusat
Penanggulangan Krisis berkoordinasi dengan Ditjen Binfar dan Alkes.
Prinsip dasar dari pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan
pada situasi bencana adalah harus cepat, tepat dan sesuai
kebutuhan.
Prinsip utama yang harus dipenuhi dalam proses pemberian
bantuan obat dan perbekalan kesehatan mengacu kepada
“Guidelines for Drug Donations”
Alur Permintaan dan Pendistribusian Obat dan Perbelkes Saat
Terjadi Bencana.
Tenaga
Pada saat terjadi bencana perlu adanya
mobilisasi SDM kesehatan yang tergabung dalam
suatu Tim Penanggulangan Krisis yang meliputi:
1. Tim Reaksi Cepat
2. Tim RHA
3. Tim Bantuan Kesehatan
Tim Reaksi Cepat
Tim yang diharapkan dapat segera bergerak dalam waktu 0–24 jam setelah ada informasi
kejadian bencana, terdiri dari:
1. Pelayanan Medik
Dokter Umum/BSB : 1 orang
Dokter Sp. Bedah : 1 orang
Dokter Sp. Anestesi: 1 orang
  Perawat Mahir (Perawat bedah, gadar) : 2 orang
Tenaga Disaster Victims Identification(DVI): 1 orang
Apoteker/Ass. Apoteker : 1 orang
Sopir Ambulans : 1 orang

2. Surveilans Epidemiolog/Sanitarian: 1 orang 


3. Petugas Komunikasi : 1 orang
Tim RHA
Tim yang bisa diberangkatkan bersamaan
dengan Tim Reaksi Cepat atau menyusul dalam
waktu kurang dari 24 jam, terdiri dari:
1. Dokter Umum : 1 org
2. Epidemiolog : 1 org
3. Sanitarian : 1 org
Tim Bantuan Kesehatan

Tim yang diberangkatkan berdasarkan kebutuhan setelah Tim Reaksi Cepat dan Tim RHA
kembali dengan laporan hasil kegiatan mereka di lapangan, terdiri dari:
1. Dokter Umum
2. Apoteker dan Asisten Apoteker
3. Perawat (D3/ S1 Keperawatan)
4. Perawat Mahir
5. Bidan (D3 Kebidanan)
6. Sanitarian (D3 kesling/ S1 Kesmas)
7. Ahli Gizi (D3/ D4 Kesehatan/ S1 Kesmas)
8. Tenaga Surveilans (D3/ D4 Kes/ S1 Kesmas)
9. Entomolog (D3/ D4 Kes/ S1 Kesmas/ S1 Biologi)

Kebutuhan tenaga kesehatan selain yang tercantum di atas, disesuaikan dengan jenis bencana
dan kasus yang ada
Dana
Untuk seluruh kebutuhan pra bencana, dana yang
dibutuhkan dari anggaran BNPB dari APBN yang
sudah ditetapkan untuk didistribusikan kepada
bagian daerah(Provinsi/Kabupaten/Kota) sesuai
dengan kebijakan pada periode tahun tersebut.
Pada tahun 2018, dana keseluruhan yang di
dianggarkan untuk BNPB sebesar 748 miliar rupiah.
Questions
1. Novaditya : apakah memiliki standar ganda
yang sama atau tidak?
2. Shalzaviera : contoh quary spatial?
3. Nurlaela : contoh orang yang berwenang
dalam mengontrol pencegahan bencana?

Anda mungkin juga menyukai