Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI

I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Keluarga Tn. S merupakan tipe inti (Nuclear family) yang terdiri
dari suami, Istri, dan 1 anak yang berusia 14 tahun dengan tahap
perkembangan anak usia remaja. Pada pertemuan pertama membangun
hubungan terapeutik yang didasarkan pada (rasa) saling percaya dan saling
menghormati dan mengenal masalah kesehatan dilakukan pengkajian,
wawancara dan observasi didapatkan bahwa lingkungan rumah Tn.S berada
dilingkungan yang padat penduduk. Pada saat pengkajian Tn. S mengatakan
mempunyai penyakit gastritis, tetapi hilang timbul. Tn.S mengatakan
mempunyai penyakit gastritis, jika gastritisnya timbul Tn. S langsung
berobat atau minum obat tradisional kunyit dan cacing. Pada pertemuan
kedua yaitu mengambil keputusan dengan dilakukan pendidikan kesehatan
tentang gastritis dan teknik relaksasi otot progresif. Pada pertemuan ketiga
keluarga sepakat akan dilakukan demonstrasi tekhnik relaksasi otot
progresif.

II. Rencana Keperawatan


a. Diagnosa keperawatan
 Nyeri akut pada Tn. S (00132)
b. Tujuan umum
Setelah dilakukan kunjungan selama 1x30 menit, diharapkan keluarga Tn.
S mampu mempraktekan cara tekhnik relaksasi otot progresif yang benar.
c. Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan
keluarga mampu :
- Mengetahui tentang pengertian tekhnik relaksasi otot progresif.
- Mengetahui manfaat teknik relaksasi otot progresif.
- Mengetahui cara teknik relaksasi otot progresif.
III. Rencana Kegiatan
a. Topik atau judul kegiatan
Melakukan teknik relaksasi otot progresif pada gastritis.
b. Metode
 Demonstrasi
c. Media
 Leaflet
d. Alat
 Kursi
e. Hari/tanggal : Kamis, 18 April 2019
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. S

f. Susunan acara
No Waktu Kegiatan implementasi Kegiatan peserta
1 5 menit Pembukaan : - Menjawab salam
- Memberi salam - Memperhatikan
- Menjelaskan tujuan dan mendengarkan
2 20 menit Demonstrasi : - Mengikuti dan
- Praktek mengenai mendengarkan
teknik relaksasi otot - Diskusi Tanya
progresif jawab
3 5 menit Penutup : Menjawab salam
Mengucapkan
terimakasih dan salam

IV. Kriteria Evaluasi


a. Kriteria struktur
 Menyiapkan laporan pendahuluan
 Keluarga dapat hadir 100%
 Menyiapkan alat/ media yang akan digunakan
 Membuat kontrak waktu dengan keluarga secara tepat sesuai rencana

b. Kriteria Proses
 Mahasiswa melakukan kunjungan sesuai dengan waktu yang telah
disepakati dengan keluarga pada bulan April 2019
 Keluarga menerima kunjungan mahasiswa
 Keluarga menyepakati kontrak kunjungan berikutnya
 Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
 Mahasiswa menjelaskan tujuan kunjungan yaitu pemberian teknik
relaksasi otot progresif.
 Mahasiswa menjelaskan dan mendemontrasikan teknik relaksasi otot
progresif dengan benar .
c. Evaluasi Hasil
- Tn. S mampu mengetahui tentang pengertian tekhnik relaksasi otot
progresif.
- Tn. S mampu mengetahui manfaat tekhnik relaksasi otot progresif.
- Tn. S mampu mengetahui cara tekhnik relaksasi otot progresif.

Lampiran 1
Tekhnik Relaksasi Otot Progresif

A. Pengertian
Tehnik relaksasi otot progresif adalah relaksasi otot dalam yang tidak
memerlukan imajinasi, ketekunan, atau sugesti. Berdasarkan bahwa tubuh
manusia berespon pada kecemasan dan kejadian yang merangsang pikiran
dengan ketegangan otot. Teknik otot progresif memusatkan perhatian pada
suatu aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang menurunkan
ketegangan dengan melakukan tekhnik relaksasi untuk mendapatkan perasaan
rileks (Herodes, 2010).
Sedangkan menurut Soewondo (2012), relaksasi otot progresif
merupakan suatu keterampilan yang dapat dipelajari dan digunakan untuk
mengurangi atau menghilangkan ketegangan sehingga menimbulkan rasa
nyaman tanpa tergantung pada hal/subjek di luar dirinya. Relaksasi progresif
dipandang cukup praktis dan ekonomis karena tidak memerlukan imajinasi
yang rumit, tidak ada efek samping, mudah dilakukan, serta dapat membuat
tubuh dan pikiran menjadi tenang, rileks dan lebih mudah untuk tidur.
B. Manfaat Terapi Relaksasi Otot Progresif
Menurut Herodes (2010), manfaat dari teknik ini adalah untuk :
1) Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,
tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, metabolik.
2) Mengurangi disritmia jantung, kebutuhan oksigen.
3) Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan
tidak memfokuskan perhatian serta relaks.
4) Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
5) Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress.
6) Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia
ringan.
7) Membangun emosi positif dari emosi negatif.
C. Indikasi Terapi Relaksasi Otot Progresif
1. Klien yang mengalami gangguan tidur (insomnia)
2. Klien sering mengalami stres.
3. Klien yang mengalami kecemasan
4. Klien yang mengalami depresi.
D. Kontraindikasi Terapi Relaksasi Otot Progresif
1. Klien yang mengalami keterbatasan gerak, misalnya tidak bias
menggerakkan badannya.
2. Klien yang menjalani perawatan tirah baring.
E. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan
terapi relaksasi otot progresif :
1) Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri
sendiri.
2) Dibutuhkan waktu sekitar 20-50 detik untuk membuat otot-otot rileks.
3) dengan posisi berdiri.
4) Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.
5) Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua
kali.
6) Memeriksa apakah klien benar-benar rileks.
7) Terus-menerus memberikan instruksi.
8) Memberikan instruksi tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.

F. Tekhnik Terapi Otot Progresif


1. Persiapan
Persiapan alat dan lingkungan: kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang
dan sunyi.
2. Persiapan klien:
a. Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring dengan mata
tertutup menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk
dikursi dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri;
b. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu;
c. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya
mengikat ketat.
3. Prosedur
a. Gerakan 1: ditujukan untuk melatih otot tangan.
 Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
 Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan
yang terjadi.
 Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan rileks
selama 10 detik.
 Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien
dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan
rileks yang dialami.
 Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.
b. Gerakan 2: ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.
Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan
sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang,
jari-jari menghadap ke langit-langit. Gerakan melatih otot tangan bagian
depan dan belakang ditunjukkan pada gambar.
c. Gerakan 3: ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian
atas pangkal lengan).
 Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
 Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot biseps
akan menjadi tegang.
d. Gerakan 4: ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.
 Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga
menyantuh kedua telinga.
 Fokuskan atas, dan leher.
e. Gerakan 5 dan 6: ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti
otot dahi, mata, rahang, dan mulut).
 Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai
otot terasa dan kulitnya keriput.
 Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan disekitar mata dan
otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.
f. Gerakan 7: ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami
oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi
sehingga terjadi ketegangan disekitar otot rahang.
g. Gerakan 8: ditujukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut.
Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan
ketegangan di sekitar mulut.
h. Gerakan 9: ditujukan untuk merileksikan otot leher bagian depan
maupun belakang.
 Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian
otot leher bagian depan.
 Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
 Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa
sehingga dapat merasakan ketegangan dibagian belakang leher dan
punggung atas.
i. Gerakan 10: ditujukan untuk melatih otot leher begian depan.
 Gerakan membawa kepala ke muka.
 Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di
daerah leher bagian muka.
j. Gerakan 11: ditujukan untuk melatih otot punggung
 Angkat tubuh dari sandaran kursi.
 Punggung dilengkungkan.
 Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian
relaks.
 Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan
otot menjadi lemas.
k. Gerakan 12: ditujukan untuk melemaskan otot dada.
 Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara
sebanyak-banyaknya.
 dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
 Saat ketegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
 tegang dan relaks.
l. Gerakan 13: ditujukan untuk melatih otot perut.
 Tarik dengan kuat perut kedalam.
 Tahan sampai menjadi kencang dank eras selama 10 detik, lalu
dilepaskan bebas.
 Ulangi kembali seperti gerakan awal perut ini.
m. Gerakan 14-15: ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha
dan betis).
 Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
 Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga
ketegangan pindah ke otot betis.
 Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
 Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

Gambar 1 dan 2
Gambar 3

Gambar 4
Gambar 5

Gambar 6
Gambar 7
DAFTAR PUSTAKA

Setyoadi dan Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien


Psikogeriatrik. Jakarta : Salemba Medika

Alim. 2009. “Langkah-Langkah Relaksasi Otot Progresif”.

http//www.psikologizone.com/Langkah-Langkah-Relaksasi-Otot-Progresif, diakses
tanggal 14 April 2019

Hawari, D. (2008). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI

Herodes, R. (2010). Anxiety and Depression in Patient.

Lampiran 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENYULUHAN TENTANG PENYAKIT GASTERITIS PADA KELUARGA

Tn. D DI DESA MARGASARI RT/RW 03/04 KECAMATAN KARAWACI

KOTA TANGERANG TAHUN 2018

Hari/Tanggal : Mei 2018

Waktu : 30 Menit

Topik : Penyuluhan Penyakit Gasteritis

Tempat : Rumah Keluarga Tn. D

A. Latar Belakang Kegiatan


Kasus dengan gasteristis merupakan salah satu jenis kasus yang
umumnya diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini
meningkat pada kalangan mahasiswa, disebabkan oleh berbagai kalangan
factor misalnya tidak teraturnya pola makan, gaya hidup yang salah dan
meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut
tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan malas untuk makan
(Fahrur, 2009).
Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alcohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan
(18%) dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun
2009 gasteristis juga bias disebabkan karena infeksi bakteri, stress,
penyakit autoimun, radiasi dan Chron’s Disease.
Salah satu penyebab dari gasteristis adalah infeksi dari bakteri
Helicobacter Pylori (H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang
hidup di lambung. Bakteri ini dapat berinfeksi lambung sejak anak-anak
dan menyebabkan penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih
dari 50 % penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan
akan menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007).
Badan penelitian kesehatan dunia WHO tahun 2012 mengadakan
tinjauan terhadap beberapa Negara di dunia hasil persentase dari angka
kejadian gasteristis di dunia, diantaranya : Inggris 22%, China 31%, Jepang
14,5%, Kanada 35%, Prancis 29,5%. Di dunia penyakit gasteristis terjadi
sekitar 1,8-2,1 juta dari setiap jumlah penduduk setiap tahunya. Sedangkan
di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunya
menderita penyakit gasteristis (Zhaoshen, 2014)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah peserta penyuluhan mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30
menit diharapkan keluarga Tn. D dapat memahami dan mengerti tentang
penyakit gasteristis.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang gasteristis. Ny. S
diharapkan dapat :
a. Memahami pengertian gastristis
b. Memahami jenis-jenis gastristis
c. Memahami penyebab gastristis
d. Memahami tanda dan gejala gastristis
e. Memahami cara pencegahan gastristis
f. Memahami cara perawatan dan pengobatan yang dilakukan

C. Materi Gastritis
1. Pengertian gastritis
2. Tanda dan gejala gastritis
3. Penyebab gastritis
4. Dampak gastritis
5. Pencegahan gastritis
6. Penanganan jika terserang gastritis

D. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

Waktu Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Kegiatan Peserta


5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan
penyuluhan memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan

20 Pelaksana :
menit Menjelaskan tentang : Memperhatikan
1. Pengertian penyakit gastritis Penjelasan
2. Tanda dan gejala gastritis
3. Penyebab gastritis
4. Pencegahan gastritis Memperhatikan dan
5. Penanganan gastritis menjelaskan
6. Memberi kesempatan peserta untuk pertanyaan
bertanya
15 Evaluasi :
menit 1. Menanyakan kepada peserta Menjawab
tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan, reinforcement kepada
peserta yang dapat menjawab
peserta.
5 menit Terminasi :
1. Mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan
peran peserta.
2. Mengucapkan salam penutup. Menjawab salam

E. Metode
1. Ceramah dan Tanya jawab
2. Leaflet

F. Media
Leaflet Gastritis

G. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan :
1. Apa pengertian gastritis?
2. Jelaskan penyebab gastritis?
3. Sebutkan tanda dan gejala gastritis?
4. Jelaskan pengobatan untuk gastritis?
5. Jelaskan komplikasi gastritis?
6. Jelaskan pencegahan gastritis?

Anda mungkin juga menyukai