Anda di halaman 1dari 7

PENGANTAR

BIMBINGAN IBADAH
BAGI PASIEN
PENDAHULUAN

 Setiap orang, baik saat senang maupun


susah, sehat maupun sakit tetap wajib
beribadah kepada Allah SWT, terutama
ibadah shalat fardhu yang lima waktu.
 Allah dan Rasulullah memberikan kemudian
dalam menjalankan setiap ibadah sesuai
kesanggupannya.
 Allah SWT memberikan kemudahan
(RUKHSAH) dalam menjalankan ibadah
shalat bagi orang yang sedang sakit.
 “Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut
kesanggupanmu (QS. 64: 16)
 “ Dan Sesekali Allah tidak mau menyusahkan kamu.” (QS.Al
Maidah: 6)
 “Sesungguhnya Islam itu mudah dan tidak membebankan
atau memberatkan melainkan orang-orang Islam itu sendiri
yang memberatkan diri mereka, maka dampingilah ia,
dekatilah ia (Islam) dan sampaikanlah kabar gembira serta
dirikanlah sholat pada waktu- waktu yang ditetapkan” (HR
Bukhari)
 ”Apabila Kamu sekalian aku perintahkan suatu perintah,
maka kerjakanlah menurut kesanggupannya”. (Al-Hadist)
RUKHSAH
 Secara Bahasa =
Mempermudah/Meringankan.
 Secara istilah = Keringanan atau pengecualian
yang dikaruniakan ALLAH SWT dalam
melakukan ibadah yang telah di syariatkan
pada setiap muslim karena sebab-sebab
tertentu (keuzuran).
 Dalilnya : Q.S. Al-Baqarah : 185
‫يريد هللا بكم اليسر وال يريد بكم العسر‬
 Q.S. Al-Hajj : 78
‫وما جعل عليكم فى الدّين من حرج‬
“dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama”
RUKHSAH DALAM IBADAH SYAUM

 Ketika puasa di bulan Ramadhan,


kemudian kita sakit atau sedang perjalanan
(musafir), maka kita diperbolehkan untuk
berbuka puasa. Namun wajib diganti
(qadha) di bulan yang lainnya.
 Bagi yang berat menjalankan puasa
(Lansia, Hamil, dan ibu menyusui). Boleh
tidak puasa. Namun wajib membayar
fidyah.
RUKHUSAH DALAM WUHDU

 Bagi pasien yang tidak bisa mengambil air wudhu ke


tempatnya (secara normal) maka bisa menggunakan alat
bantu botol spray yang telah disediakan oleh pihak rumah
sakit. Botol Spray dapat digunakan untuk memudahkan
membantu orang sakit dalam berwudhu.
 Pasien yang tidak mampu berwudhu sendiri dapat
dibantu oleh orang lain (petugas Bimrohis, perawat atau
keluarga pasien) untuk membantu mewudhukan dirinya.
Bagi petugas yang bukan mahram (lawan jenis) dapat
menggunakan sarung tangan ketika membantu wudhu
pasien.
 jika pasien tidak bisa berwudhu karena ada sebab-sebab
yang menghalanginya, (ada luka dibagian tubuh atau
adanya kekhawatiran jika bersuci dengan air akan
membahayakan badan atau semakin lama sembuh dari
sakit, dsb).
RUKHSAH DALAM SHALAT

 Orang sakit selama ia mampu melakukan shalat


dengan berdiri, hendakalah berdiri.
 Jika tidak mampu berdiri, maka boleh dilakukan
dalam keadaan duduk (dengan cara yang paling
mudah bagi pasien yang bersangkutan), bias di
atas tempat tidur atau di kursi.
 Jika tidak mampu duduk, maka boleh dengan
berbaring miring menghadap kiblat.
 Jika tidak bisa miring menghadap kiblat, maka
boleh dalam keadaan berbaring (kearah mana saja
menghadap).
 Jika tidak sama sekali bergerak, maka cukup
dengan isyarat anggota badannya (mata, bibir,
dan yang lainnya yang bias di isyaratkan).

Anda mungkin juga menyukai