Para pakar biokimia dalam Kongres Internasional Kimia Murni dan Terapan (International Congress of Pure and
Applied Chemistry) bersepakat memberi definisi bahwa yang termasuk ke dalam golongan lipid yaitu memiliki
karakteristik fisika sebagai berikut:
Tidak larut dalam air, tapi larut dalam satu atau lebih dari pelarut organik seperti contohnya eter, aseton,
benzena, dan atau kloroform.
Terdapat hubungan dengan asam-asam lemak lainnya.
Bisa digunakan atau dimanfaatkan oleh organisme uniseluler.
Molekul lemak mempunyai nama lain yaitu triasilgliserol atau trigliserida, dan pada tubuh manusia, trigliserida
ini disimpan pada sel lemak khusus, yaitu adipocytes, yang membentuk jaringan yang disebut dengan
jaringan adipose. (Baca: Fungsi Hormon Leptin dan Ghrelin)
Asam lemak adalah asam karboksil yang menjadi sumber bahan bakar penting (selain karbohidrat) untuk
hewan, karena ketika dirombak, asam lemak akan menghasilkan banyak energi ATP. Banyak tipe-tipe sel yang
bisa menggunakan glukosa atau asam lemak untuk energi. Asam lemak bisa dibedakan menurut panjang
rantainya dan derajat kejenuhannya. Menurut kejenuhannya, asam lemak dibagi menjadi :
Adalah ketika hanya ada satu ikatan antara rantai hidro karbon. Pada asam lemak jenuh, banyak atom hidrogen
yang menempel pada rangka karbon. Asam lemak jenuh mempunyai ‘ekor’ yang lurus, jadi molekul lemak
dengan ekor yang jenuh bisa membungkus erat antara satu sama lain. Hal ini menghasilkan lemak yang
berbentuk padat pada suhu ruangan. Contoh dari asam lemak jenuh yang umum adalah asam butirat, asam
stearat, asam palmitat, dan asam kaproat. (Baca: Bagian-Bagian Usus Halus)
Adalah ketika rantai hidrokarbon memiliki ikatan ganda. Pada asam lemak tidak jenuh, atom hidrogen yang
menempel pada karbon lebih sedikit. Jika hanya mempunyai satu ikatan ganda pada asam lemak,
disebut monounsaturated, sedangkan jika ada banyak ikatan ganda, disebut polyunsaturated. Asam lemak tidak
jenuh cenderung berbentuk cair pada suhu ruangan. kita mungkin familiar menyebuat asam lemak tidak jenuh ini
sebagai minyak. Contoh dari asam lemak tidak jenuh ini adalah asam linoleat, asam linolenat, dan asam oleat.
(Baca: Ciri-Ciri Bunga Matahari)
Metabolisme Lemak
Metabolisme asam lemak (sama seperti metabolisme lainnya) terdiri dari proses katabolik yang menghasilkan
energi, dan proses anabolik yang membuat molekul penting seperti trigliserida, second messenger, hormon lokal,
dan badan keton. Metabolisme lemak adalah proses kompleks dalam tubuh organisme yang mempunyai
beberapa reaksi dan jalurnya tersendiri. Berikut adalah beberapa metabolisme yang melibatkan molekul lemak
dalam tubuh organisme. (Baca: Jenis Jenis Enzim)
Reaksi 1: Pembentukan heksanoil koenzim A yang berlangsung dengan katalis enzim asil KoA sintesase atau
disebut juga tiokinase.
Reaksi 2: Pembentukan senyawa tidak jenuh dengan oksidasi. Reaksi ini membentuk enoil KoA dengan cara
oksidasi. Enzim yang berperan sebagai katalis dalam reaksi ini adalah Enzim asil KoA dehidrogenase.
Reaksi 3: Hidrasi. Dalam reaksi ini, enzim enoil KoA hidratase berperan sebagai katalis dan menghasilkan L-
hidroksiasil koenzim A. Reaksi ini reaksi hidrasi terhadap ikatan rangkap antara C-2 dan C-3.
Reaksi 4: Oksidasi. Reaksi ini adalah reaksi oksidasi yang mengubah hidroksiasil koenzim A menjadi ketoasil
koenzim A. Enzim katalis dalam reaksi ini adalah L-hidroksiasil koenzim A dehidrogenase.
Reaksi 5: Butiril koenzim A. Reaksi pemecahan ikatan C – C, sehingga menghasilkan asetil koenzim A dan asil
koenzim A. Asil koenzim A yang terbentuk pada reaksi ini mengalami metabolsime lanjutan melalui reaksi tahap
2 hingga tahap 5, demikian seterusnya sampai rantai karbon (C) pada asam lemak dirombak menjadi molekul
molekul asetil koenzim A. Selanjutnya asetil koenzim A ini teroksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus
Krebs atau digunakan untuk reaksi-reaksi yang membutuhkan asetil koenzim A. (Baca: Fungsi Asetilkolin)
Asam asetoasetat ini terbentuk dari asetil koenzim A dari 3 tahap reaksi, yaitu:
Tahap 1: 2 molekul asetil koenzim A berkondensasi membentuk asetoasetil koenzim A. Enzim katalis dalam
reaksi ini adalah enzim ketotiolase.
Tahap 2: Asetoasetil koenzim A bereaksi dengan asetil koenzim A dan air, menghasilkan 3-hidroksi-3-
metilgluratil koenzim A. Enzim katalis dalam reaksi ini adalah hidroksi-metilguratil koenzim A sintetase.
Tahap 3: Perombakan 3-hidroksi-3-metilgluratil koenzim A menjadi asetil koenzim A dan asam asetosetat.
Beberapa karakteristik yang bisa kita amati dalam sintesis asam lemak ini adalah:
Sintesis asam lemak terjadi dalam sitoplasma, sedangkan oksidasi terjadi pada mitokondria.
Senyawa-senyawa antara dalam sintesis asam lemak terikat pada ACP (acyl carrier protein), sedangkan pada
pemecahan asam lemak, senyawa antara terikat pada koenzim A.
Beberapa enzim yang bekerja sebagai katalis pada sintesis asam lemak adalah termasuk dari bagian kompleks
multi enzim yang disebut asam lemak sintetase. Pada pemecahan asam lemak, tidak terdapat sistem multi
enzim.
Perpanjangan rantai karbon pada sintesis asam lemak adalah penambahan 2 atom karbon secara berturut-turut
yang berasal dari asetil koenzim A. Senyawa yang berfungsi sebagaia donor unit 2 atom karbon ini
adalah malonil ACP.
Dalam sintesis asam lemak, NADPH berfungsi sebagai reduktor.
Jadi, lemak adalah salah satu makronutrisi penting untuk organisme uniseluler, selain karbohidrat dan protein.
Fungsi utama lemak adalah sebagai cadangan sumber energi pengganti karbohidrat, dan metabolisme lemak
dalam tubuh organisme ini berhubungan dengan metabolisme karbohidrat. Untuk menunjang proses
metabolisme, dibutuhkan protein yang bisa mengkatalis (mempercepat atau memperlambat) reaksi-reaksi,
protein ini disebut enzim. Enzim memainkan peran sentral dalam proses metabolisme, baik itu metabolisme
karbohidrat atau metabolisme lemak.
Biosintesis Asam lemak
Tahap pertama dimulai dengan reaksi antara asetil koenzim A dengan gugus SH
(sulfhidril) dari molekul ACP (acyl carrier protein) merupakan reaksi pemul dalam
mekanisme biosintesisi asam lemak. Reaksi ini dikatalisis oleh salah satu dari enam
enzim sintetase kompleks, ACP-asiltransferase, dengan persamaan reaksi :
Reaksi selanjutnya adalah pemindahan gugus asetil dari ACP ke gugus SH dari
enzim beta-ketoasil-ACP-sintase, menghasilkan asetil S-beta-ketoasil-ACP-sintase,
disingkat asetil-S-sintase.
Dengan telah terikatnya gugus asetil pada enzim pertama dari enam enzim
kompleks sintetase asam lemak tersebut, dapatlah dimulai mekanisme
pemanjangan rantai asam lemak dengan penambahan dua atom karbon pada
malonil koenzim , secara berturut-turut sampai terbentuknya asam palmitat.
Pada tahap ketiga ini, terdapat dua reaksi reduksi asetoasetil-SACP. Pada reaksi
reduksi yang pertama, aseoasetil-S-ACP diredukis dengan NADPH dan enzim beta-
ketoasil-ACP-reduktase menghasilkan D-β-hidroksibutiril-S-ACP, yang selanjutnya
mengalami dehidratasi dengan enzim enoil-ACP-hidratase menghasilkan krotonil-
ACP. Reaksi reduksi yang kedua adalah hidrogenasi krotonil-ACP dengan enzim
enoil-ACP-reduktase yang menghasilkan butiril-ACP. Seperti juga reaksi reduksi
yang pertama, reaksi ini menggunakan NADPH-NADP+ (bukan NADH-NAD+ seperti
yang dipakai pada proses oksidasi asam lemak) sebagai sistem koenzimnya.
Dengan terbentuknya butiril-ACP, selesailah satu dari tujuh daur yang dilakukan
oleh enzim kompleks sintetase untuk menghasilkan palmitoil-CoA. Untuk memulai
daur yang berikutnya, gugus butiril dipindahkan dari ACP ke enzim β-ketoasil-ACP-
sintase dan ACP mengambil satu gugus malonil dari molekul malonil Co-A yang
lainnya. Selanjutnya daur diulangi dengan reaksi kondensasi antara malonil-ACP
dengan butiril-S-β-ketoasil-ACP sintase menghasilkan β-ketoheksanoil-S-ACP dan
CO2. Demikianlah setelah tujuh kali mekanisme daur berlangsung dengan enzim
kompleks sintetase asam lemak, terbentuklah palmitoil-ACP sebagai hasil akhir.
Gambar 1. Biosintesis asam lemak. (guweb2.gonzaga.edu)
Selanjutnya gugus palmitoil ini dapat mengalami beberapa kemungkinan,
tergantung kondisi dalam sel dan jenis jasadnya. Kemungkinan itu adalah, pertama,
gugus palmitoil dilepaskan dari enzim sintetase kompleks, dengan bantuan enzim
tioesterase, menghasilkan asam palmitat bebas, kedua, gugus palmitoil dipindahkan
dari ACP ke CoA, ketiga, gugus palmitoil digabungkan langsung ke dalam asam
fosfatidat dalam proses biosintesis fosfolipid dan triasil gliserol. Gambar 1.
menunjukkan mekanisme reaksi keseluruhan proses biosintesis asam lemak dari
asetil-CoA.
METABOLISME LEMAK
MACAM LEMAK
ABSORPSI LEMAK
Lemak diet diserap dalam bentuk: kilomikron → diabsorpsi usus halus masuk ke limfe (ductus
torasikus) → masuk darah
Kilomikron dalam plasma disimpan dalam jaringan lemak (adiposa) dan hati
Proses penyimpananya: kilomikron dipecah oleh enzim lipoprotein lipase (dalam membran sel) →
asam lemak dan gliserol
Didalam sel asam lemak disintesis kembali jadi trigliserida (simpanan lemak)
Asam lemak bebas (FFA= free fatty acid) → ada dalam plasma darah dan terikat dengan albumin
Kolesterol, trigliserida dan fosfolipid → dalam plasma berbentuk lipoprotein
1. Kilomikron
2. VLDL: very low density lipoprotein
3. IDL: intermediate density lipoprotein
4. LDL: low density lipoprotein
5. HDL: high density lipoprotein
Bila lemak sel akan digunakan untuk energi → simpanan lemak (trigliserida) dihidrolisis menjadi
asam lemak dan gliserol (oleh enzim lipase sel)
Asam lemak berdiffusi masuk aliran darah sebagai asam lemak bebas (Free Fatty Acid) dan
berikatan dengan albumin plasma
METABOLISME LEMAK
Ada 3 fase:
1. β oksidasi
2. Siklus Kreb
3. Fosforilasi Oksidatif
BETA OKSIDASI
KETOSIS
Degradasi asam lemak → Asetil KoA terjadi di Hati, tetapi hati hanya mengunakan sedikit asetil
KoA → akibatnya sisa asetil KoA berkondensasi membentuk Asam Asetoasetat
Asam asetoasetat merupakan senyawa labil yang mudah pecah menjadi: Asam β hidroksibutirat
dan Aseton.
Ketiga senyawa diatas (asam asetoasetat, asam β hidroksibutirat dan aseton) disebut BADAN
KETON.
Badan keton merupakan racun bagi otak → mengakibatkan Coma, karena sering terjadi pada
penderita DM → disebut Koma Diabetikum
Ketosis terjadi pada keadaan :
Kelaparan
Diabetes Melitus
Diet tinggi lemak, rendah karbohidrat
RANTAI RESPIRASI
H adalah hasil utama dari siklus Krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi NADH
H dari NADH ditransfer ke → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c →sitokrom aa3
→ terus direaksikan dengan O2 → H2O + Energi
Rangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut Rantai respirasi
Rantai Respirasi terjadi didalam mitokondria → transfer atom H antar carrier memakai enzim
Dehidrogenase → sedangkan reaksi H + O2 memakai enzim Oksidase
Urutan carrier dalam rantai respirasi adalah: NAD → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c →
sitokrom aa3 → direaksikan dengan O2 → H2O + Energi
FOSFORILASI OKSIDATIF
Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energi yang tinggi → energi tsb ditangkap oleh ADP untuk
menambah satu gugus fosfat menjadi ATP
Fosforilasi oksidatif adalah proses pengikatan fosfor menjadi ikatan berenergi tinggi dalam proses
rantai respirasi
Fosforilasi oksidatif → proses merubah ADP → ATP (dengan menngunakan energi hasil reaksi H2
+ O2 → H2O + E)
Bila KH dalam asupan lebih banyak dari yang dibutuhkan → KH diubah jadi glikogen dan
kelebihanya diubah jadi trigliserida → disimpan dalam jaringan adiposa
Tempat sintesis di hati, kemudian ditransport oleh lipoprotein ke jaringan disimpan di jaringan
adiposa sampai siap digunakan tubuh
SINTESIS TRIGLISERIDA DARI PROTEIN
Penggunaan lemak tubuh terjadi pada saat kita gerak badan berat
Gerak badan berat menyebabkan pelepasan epineprin dan nor epineprin
Kedua hormon diatas mengaktifkan lipase trigliserida yang sensitif hormon → pemecahan
trigliserida → asam lemak
Asam lemak bebas (FFA) dilepas ke darah dan siap untuk dirubah jadi energi
ARTERIOSKLEROSIS
Jika kadar kolesterol tinggi dalam darah → endapan lipid yang disebut: plak ateroma/ endapan
kolesterol
Pada stadium penyakit fibroblast menginfiltrasi ateroma → sklerosis
Ca juga mengendap bersama → plak kalsifikasi
Kedua proses diatas menyebabkan arteri menjadi sangat keras → arteriosklerosis