47
JVK 4 (1) (2018) hlm. 46 - 50
Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa meng- sayur mengandung oksalat tidak berisiko mengenai
konsumsi sumber protein tidak berisiko mengenai kejadian batu saluran kemih.
kejadian batu saluran kemih, 33,3% yang konsumsi
Tabel 2. Analisa Bivariat Faktor Risiko Kejadian Batu Saluran Kemih Di Poliklinik Urologi
RSUD Dr. Soedarso Pontianak
Berdasarkan tabel 2 di atas di ketahui bahwa ada yang dilakukan oleh Krisna (2011), yang menunjukan
2 variabel yangberhubungan dengan kejadian batu bahwa ada hubungan antara konsumsi sumber protein
saluran kemih yakni konsumsi sumber protein dengan dengan kejadian batu ginjal dengan nilai P Value =
pvalue (0,051), konsumsi sayur mengandung oksalat 0,001. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
dengan p value (0,040), yang dilakukan oleh Daman (2012), yang menunju-
Hubungan Antara Konsumsi Sumber Protein kan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
Dengan Kejadian Batu Saluran Kemih. Konsumsi konsumsi sumber protein dengan kejadian batu salu-
protein hewani dalam makanan akan meningkatkan ran kemih dengan nilai p-value = 0,258.
kadar kalsium dalam air kemih. Kadar kalsium mer- Hal ini sesuai dengan teori Khan and Canales
upakan kandungan mineral yang tidak dapat terlarut (2009) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kalsi-
dengan mudah oleh tubuh, sehingga membuat ginjal um terkonsumsi terbukti kian tinggi pula ekskresinya
tidak dapat menyerap kembali, hal ini mengakibatkan sekaligus menambah pembentukan kristalisasi gar-
ginjal tidak berfungsi dengan baik karena ginjal ha- am-garam kapur. Tingginya kadar kalsium dalam air
rus bekerja lebih cepat untuk filtrasi protein-protein kemih dinamakan hiperkalsiuria, yaitu kadar kalsium
yang dikonsumsi (Purnomo, 2011). Gangguan kesim- dalam darah normal namun ekskresi dalam air kemih
bangan kadar kalsium akan mengakibatkan penyer- dapat mencapai 200-350 miligram (mg) perhari. Hal
apan kalsium menjadi terhambat dan menyebabkan ini yang menyebabkan terjadinya batu ginjal (Khan
kalsium menjadi tidak larut. Akibatnya, kalsium and Canales, 2009).
mengendap di ginjal dalam bentuk kristal kompleks. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpul-
Endapan kristal inilah yang lama-kelamaan membe- kan bahwa konsumsi sumber protein melebihi batas
sar dan menjadi batu ginja (Sulistiyowati, 2013). konsumsi sehari-hari akan mengakibatkan pengkris-
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian talisasi, untuk itu disarankan agar mengurai frekuansi
48
Elly Trisnawati & Jumenah, Konsumsi Makanan yang Berisiko Terhadap KejadianJVK
Batu4 Saluran
(1) (2018) hlm. 98 - 102
Kemih
49
JVK 4 (1) (2018) hlm. 46 - 50
50