SALINAN
I. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2018
TENTANG
KOORDINASI, PERENCANAAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN
PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL TENTANG KOORDINASI, PERENCANAAN,
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN
TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable
Development Goals yang selanjutnya disingkat TPB adalah
dokumen yang memuat tujuan dan sasaran global tahun
2016 sampai tahun 2030.
2. Peta Jalan Nasional TPB adalah dokumen rencana yang
memuat kebijakan strategis tahapan dalam pencapaian
TPB tahun 2017 hingga tahun 2030 yang sesuai dengan
sasaran pembangunan nasional.
3. Rencana Aksi Nasional TPB yang selanjutnya disingkat RAN
TPB adalah dokumen yang memuat program dan kegiatan
rencana kerja 5 (lima) tahunan untuk pelaksanaan
-4-
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a. tugas, tata kerja, dan tata cara penetapan susunan Tim
Pelaksana, Kelompok Kerja, dan Tim Pakar dalam Tim
Koordinasi Nasional Pelaksanaan TPB; dan
b. penyusunan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan Peta Jalan Nasional TPB, RAN TPB, dan RAD
TPB.
BAB II
TIM KOORDINASI NASIONAL PELAKSANAAN TPB
Bagian Kesatu
Tugas
Pasal 3
Tim Koordinasi Nasional Pelaksanaan TPB bertugas:
a. merumuskan dan merekomendasikan kebijakan serta
mengoordinasikan pelaksanaan pencapaian TPB; dan
b. mengoordinasikan penyusunan, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan Peta Jalan Nasional TPB, RAN TPB,
dan RAD TPB.
Pasal 4
Tim Koordinasi Nasional Pelaksanaan TPB terdiri atas:
a. Dewan Pengarah;
b. Tim Pelaksana;
c. Kelompok Kerja; dan
d. Tim Pakar.
Pasal 5
(1) Dewan Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf a merupakan Dewan Pengarah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 Peraturan Presiden Nomor 59
-6-
Pasal 6
(1) Koordinator Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (2) dilaksanakan oleh Menteri Perencanaan.
(2) Koordinator Pelaksana bertugas:
a. melaksanakan arahan Dewan Pengarah dalam
pencapaian TPB;
b. merumuskan dan merekomendasikan kebijakan serta
mengoordinasikan pelaksanaan pencapaian TPB;
c. memberikan arahan dalam penyusunan, pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan Peta Jalan
Nasional TPB, RAN TPB, dan RAD TPB;
d. mengoordinasikan diseminasi dan sosialisasi Peta
Jalan Nasional TPB, RAN TPB, dan RAD TPB kepada
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah serta
Pemangku Kepentingan dan Masyarakat;
e. mengoordinasikan strategi komunikasi dan advokasi
TPB kepada Pemangku Kepentingan dan Masyarakat;
f. mengoordinasikan pengembangan dan pemutakhiran
data untuk penyusunan, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan Peta Jalan Nasional TPB, RAN
TPB, dan RAD TPB;
g. memberikan arahan dan mengoordinasikan tugas
yang dilaksanakan oleh Tim Pelaksana;
h. memberikan arahan dalam pengelolaan sumber
pendanaan untuk pencapaian TPB yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, dan/atau sumber
lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
-7-
Pasal 7
(1) Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf
b diketuai oleh Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber
Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan
beranggotakan unsur Kementerian/Lembaga dan
Pemangku Kepentingan.
(2) Tim Pelaksana bertugas:
a. membantu Koordinator Pelaksana dalam
melaksanakan arahan Dewan Pengarah dalam
pencapaian TPB;
b. membantu Koordinator Pelaksana dalam merumuskan
dan merekomendasikan kebijakan serta
mengoordinasikan pelaksanaan pencapaian TPB;
c. membantu Koordinator Pelaksana dalam penyusunan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
Peta Jalan Nasional TPB, RAN TPB, dan RAD TPB;
d. membantu Koordinator Pelaksana dalam
mengoordinasikan diseminasi dan sosialisasi Peta
Jalan Nasional TPB, RAN TPB, dan RAD TPB kepada
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah serta
Pemangku Kepentingan dan Masyarakat;
e. membantu Koordinator Pelaksana dalam
mengoordinasikan strategi komunikasi dan advokasi
TPB kepada Pemangku Kepentingan dan Masyarakat;
f. membantu Koordinator Pelaksana dalam
mengoordinasikan pengembangan dan pemutakhiran
data untuk penyusunan, pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan Peta Jalan Nasional TPB, RAN
TPB, dan RAD TPB;
-8-
Pasal 8
(1) Kelompok Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf d terdiri atas 4 (empat) Pilar Kelompok Kerja,
meliputi:
a. Kelompok Kerja Pilar Pembangunan Sosial;
b. Kelompok Kerja Pilar Pembangunan Ekonomi;
c. Kelompok Kerja Pilar Pembangunan Lingkungan; dan
d. Kelompok Kerja Pilar Pembangunan Hukum dan Tata
Kelola.
(2) Kelompok Kerja bertugas:
a. membantu pelaksanaan tugas Tim Pelaksana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) sesuai
dengan Pilar Kelompok Kerja;
-9-
Pasal 9
Sub Kelompok Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(4) bertugas:
a. membantu pelaksanaan tugas Kelompok Kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) sesuai
dengan TPB;
b. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Tim
Pelaksana dan Ketua Kelompok Kerja; dan
c. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Ketua Tim
Pelaksana melalui Ketua Kelompok Kerja secara berkala
atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Pasal 10
(1) Tim Pakar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d
beranggotakan para ahli dan/atau profesional di bidang
yang terkait dengan pencapaian pelaksanaan TPB.
(2) Tim Pakar bertugas memberikan pertimbangan substansi
kepada Tim Pelaksana untuk menjamin pencapaian
pelaksanaan TPB.
Pasal 11
(1) Dalam pelaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 Tim Koordinasi Nasional TPB dibantu oleh
- 10 -
Pasal 12
(1) Pelaksanaan tugas sehari-hari Sekretariat dilaksanakan
oleh Pelaksana Tugas Sekretaris I dan Pelaksana Tugas
Sekretaris II.
(2) Pelaksana Tugas Sekretaris I sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bertugas membantu Ketua Tim Pelaksana dalam
memberikan dukungan kebijakan dan administratif.
(3) Pelaksana Tugas Sekretaris I melaporkan pelaksanaan
tugasnya kepada Ketua Tim Pelaksana.
Pasal 13
(1) Pelaksana Tugas Sekretaris II sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (1) bertugas membantu Ketua Tim
Pelaksana dalam memberikan dukungan substansi dan
teknis.
(2) Pelaksana Tugas Sekretaris II melaporkan pelaksanaan
tugasnya kepada Ketua Tim Pelaksana melalui Pelaksana
Tugas Sekretaris I.
Bagian Kedua
Tata Kerja
Pasal 14
(1) Pelaporan pelaksanaan tugas oleh unsur-unsur oleh Tim
Pelaksana, Kelompok Kerja, dan Tim Pakar TPB
dilaksanakan secara berjenjang.
- 11 -
Bagian Ketiga
Tata Cara Penetapan Susunan Tim Pelaksana, Kelompok Kerja,
dan Tim Pakar
Pasal 15
(1) Menteri Perencanaan selaku Koordinator Pelaksana
mengoordinasikan penyusunan susunan keanggotaan Tim
Pelaksana, Kelompok Kerja, dan Tim Pakar berkoordinasi
dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah,
Pemangku Kepentingan, dan Masyarakat.
(2) Keanggotaan Tim Pelaksana, Kelompok Kerja, dan Tim
Pakar yang berasal dari unsur nonpemerintah ditetapkan
secara bergilir setiap 2 (dua) tahun dengan memerhatikan
keterwakilan unsur nonpemerintah.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan keanggotaan Tim
Pelaksana, Kelompok Kerja, dan Tim Pakar ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Perencanaan selaku Koordinator
Pelaksana.
BAB III
TATA CARA KOORDINASI, PERENCANAAN, PEMANTAUAN,
EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN PETA JALAN
NASIONAL TPB, RAN TPB, DAN RAD TPB
Bagian Kesatu
Tata Cara Koordinasi, Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi, dan
Pelaporan Pelaksanaan Peta Jalan Nasional TPB
Pasal 16
(1) Peta Jalan Nasional TPB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf b bertujuan untuk menjadi acuan arahan
pelaksanaan pencapaian sasaran Nasional TPB (RAN TPB
- 12 -
Pasal 17
(1) Terhadap Peta Jalan Nasional TPB dapat dilakukan kaji
ulang apabila diperlukan.
(2) Kaji ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menghasilkan rekomendasi untuk melakukan perubahan
Peta Jalan Nasional TPB.
(3) Menteri Perencanaan menetapkan perubahan Peta Jalan
Nasional TPB sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Bagian Kedua
Tata Cara Koordinasi, Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi, dan
Pelaporan Pelaksanaan RAN TPB
Pasal 18
(1) RAN TPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b
bertujuan untuk:
a. mencapai sasaran nasional dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang
selaras dengan TPB tercantum dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai
pelaksanaan pencapaian TPB;
b. melaksanakan Peta Jalan Nasional TPB;
c. mengintegrasikan dan menyelaraskan perencanaan
pelaksanaan sasaran nasional dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Peta
- 13 -
Pasal 19
(1) Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan RAN TPB dilakukan
oleh Kementerian/Lembaga sesuai dengan kewenangannya.
(2) Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan RAN TPB
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh
Menteri Perencanaan.
(3) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali atau sewaktu-
waktu apabila diperlukan.
(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali atau sewaktu-
waktu apabila diperlukan.
- 14 -
Pasal 20
Menteri/Kepala Lembaga menyampaikan laporan pelaksanaan
RAN TPB kepada Menteri Perencanaan sekali dalam 1 (satu)
tahun dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Pasal 21
Dalam rangka perencanaan, pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan RAN TPB, Menteri Perencanaan berkoordinasi dengan
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Pemangku
Kepentingan, dan Masyarakat.
Pasal 22
(1) Terhadap RAN TPB dapat dilakukan kaji ulang paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun atau sewaktu-
waktu apabila diperlukan.
(2) Kaji ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menghasilkan rekomendasi untuk melakukan perubahan
RAN TPB.
(3) Menteri Perencanaan menetapkan perubahan RAN TPB
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Bagian Ketiga
Tata Cara Koordinasi, Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi, dan
Pelaporan Pelaksanaan RAD TPB
Pasal 23
(1) RAD TPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b
yaitu RAD TPB Provinsi.
- 15 -
Pasal 24
(1) Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan RAD TPB
dilakukan oleh Pemerintah Daerah di tingkat daerah
provinsi sesuai dengan kewenangannya.
(2) Pemantauan dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri.
(3) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali atau sewaktu-
waktu bila diperlukan.
(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali atau sewaktu-
waktu bila diperlukan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan RAD TPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 25
Gubernur menyampaikan laporan pelaksanaan RAD TPB
provinsi kepada Menteri Perencanaan dan Menteri Dalam Negeri
sekali dalam 1 (satu) tahun dan sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
- 16 -
Pasal 26
(1) Terhadap RAD TPB dapat dilakukan kaji ulang paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun atau sewaktu-
waktu apabila diperlukan
(2) Kaji ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menghasilkan rekomendasi untuk melakukan perubahan
RAD TPB.
(3) Gubernur menetapkan perubahan RAD TPB sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).
Bagian Keempat
Pelaporan Pelaksanaan Peta Jalan Nasional TPB, RAN TPB, dan
RAD TPB
Pasal 27
Menteri Perencanaan menyampaikan laporan pelaksanaan RAN
TPB dan RAD TPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dan
Pasal 25 kepada Presiden selaku Ketua Dewan Pengarah sekali
dalam 1 (satu) tahun dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
- 17 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 April 2018
MENTERI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL/
KEPALA BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BAMBANG P.S. BRODJONEGORO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2 Mei 2018
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
SALINAN
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL/
KEPALA BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
NOMOR 7 TAHUN 2018
TENTANG KOORDINASI, PERENCANAAN,
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN
PELAPORAN PELAKSANAAN TUJUAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
1 BAB I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
PELAKSANAAN
RENSTRA K/L PROGRAM
RPJPD RENSTRA
SKPD
1. RPJMN 2015-2019;
2. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan;
3. RPJMD, Renstra SKPD, RKPD;
4. Peraturan Gubernur tentang TPB/SDGs Provinsi masing-masing
daerah;
5. Laporan Pencapaian 15 tahun (2000-2015) Tujuan Pembangunan
Milenium di Indonesia;
6. Rencana Aksi Nasional TPB/SDGs;
7. Dokumen yang terkait dengan tugas fungsi pemerintah daerah;
8. Dokumen Kebijakan Lain yang terkait: (a) Dokumen global:
Transforming Our World: the 2030 Agenda for Sustainable
Development, (b) Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah
Kaca (RAD-GRK) 2014-2020, (c) Rencana Aksi Daerah Adaptasi
- 17 -
Tahun
Bulan Pada Tahun 2017
No Kegiatan 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
8 Pleno penyempurnaan Draf Final Renaksi TPB/SDGs
BAB I. PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Penjelasan penulisan:
1. BAB I. PENDAHULUAN
Pada bagian ini diuraikan keselarasan dan sinergi dari TPB/SDGs terhadap
Nawacita, RPJMN, dan RPJMD.
Pada bagian ini menjelaskan secara umum tentang MDGs dan capaiannya,
serta menunjukkan bahwa TPB/SDGs menyempurnakan MDGs secara lebih
luas, terintegrasi, komprehensif dan melibatkan semua pemangku
kepentingan.
- 24 -
Pada bagian ini dijelaskan target dan arah kebijakan Tujuan 1 sampai dengan
Tujuan 17 yang dilakukan dalam rangka pencapaian TPB/SDGs. Dituliskan
kebijakan yang dilakukan untuk masing-masing Tujuan sebagai arah
pelaksanaan kegiatan. Target setiap indikator ditampilkan sebagaimana
dicontohkan dalam matriks (tabel 2 format matriks bagian 1). Kebijakan
dirumuskan dengan mengacu pada RPJMN 2015-2019 dan/atau RPJMD
yang berlaku.
- 25 -
Berisi uraian tentang cara dan tahapan pemantauan dan evaluasi tujuan,
target dan indikator TPB/SDGs dan mekanisme umpan balik yang
dilakukan oleh setiap tim pelaksana dan pokja masing-masing pilar.
2) Mekanisme Pelaporan
Disamping itu, laporan ini juga akan berisikan uraian tentang program,
kegiatan, anggaran yang dilakukan oleh pemangku kepentingan lain,
meliputi Organisasi Kemasyarakatan dan Media, Filantropi dan Pelaku
Usaha serta Akademisi dan Pakar, serta dipublikasikan agar bisa diakses
oleh publik.
3) Waktu pelaksanaan.
5. BAB V. PENUTUP
Pada bagian ini diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan upaya dan proses
yang dilakukan dalam penyusunan Renaksi TPB/SDGs, termasuk
keterlibatan berbagai pihak dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Universal: Dilaksanakan oleh seluruh dunia terkait dengan tujuan dan
sasaran yang transformatif, berpusat pada manusia, komprehensif,
dan berjangka panjang
- 26 -
6. LAMPIRAN
Pada bagian ini berisi Program, Kegiatan, Output Kegiatan, Indikasi Anggaran,
sumber pendanaan, dan instansi pelaksana yang dilaksanakan oleh
pemerintah.
Pada bagian ini berisi Program, Kegiatan, Output Kegiatan, Indikasi Anggaran,
sumber pendanaan, instansi pelaksana, serta lokasi yang menjelaskan
tentang tempat kegiatan dilaksanakan (sesuai dengan wilayah administrasi
pelaksanaan kegiatan misalnya nama Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan)
yang dilaksanakan oleh organisasi non pemerintah.
NAMA TUJUAN
Sumber Data Satuan (5) Tahun Dasar Target Pencapaian (7)
Kode Indikator(1) Indikator (3)
(4) (6) 2016 2017 2018 2019
Target (2) BAG 1
TARGET DAN
INDIKATOR
TPB/SDGs
Satuan (2) Tahun Target Tahunan (4) Indikatif Alokasi Sumber Instansi
Program/Kegiatan/Output Kegiatan (1) Dasar (3) 2016 2017 2018 2019 Anggaran 5 tahun Pendanaan Pelaksana
(Rp Juta (5) (6) (7) BAG 2
PROGRAM PEMERINTAH
INDIKATOR TPB/SDGs 1: PROGRAM,
KEGIATAN,
PROGRAM 1: INDIKATOR
KEGIATAN YANG
1.1. Output Kegiatan DILAKSANAKAN
Kegiatan 1: PEMERINTAH
1.2. Output Kegiatan
b. Tabel Bagian 2:
- 29 -
c. Tabel Bagian 3:
5.1 Pengorganisasian
1. Tim Pengarah
Tim Pengarah terdiri atas:
Ketua : Menteri PPN/Kepala Bappenas
Anggota : Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri,
Menteri Keuangan, Kepala Staf Presiden.
2. Tim Pelaksana
Tim Pelaksana terdiri atas:
• Ketua : Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya
Alam, Kementerian PPN/Bappenas
• Wakil Ketua I : Deputi Bidang Pembangunan Manusia,
Masyarakat dan Kebudayaan, Kementerian
PPN/Bappenas
• Wakil Ketua II : Deputi Bidang Ekonomi, Kementerian
PPN/Bappenas
• Sekretaris : Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber
Daya Air, Kementerian PPN/Bappenas
• Anggota : Eselon I Kementerian/Lembaga terkait, wakil
OMS dan media, wakil filantropi dan pelaku
usaha, wakil akademisi dan pakar
3. Kelompok Kerja
Kelompok kerja (Pokja) terdiri atas:
a. Pokja I Pilar Pembangunan Sosial
• Ketua : Deputi Bidang Pembangunan Manusia,
Masyarakat dan Kebudayaan, Kementerian
PPN/Bappenas
• Wakil Ketua I : Deputi Bidang Kependudukan dan
Ketenagakerjaan, Kementerian
PPN/Bappenas
- 32 -
DEWAN PENGARAH
KOORDINATOR
PELAKSANA
Keterangan:
SEKRETARIAT Garis Komando
Garis Koordinasi
Tanggung
Jawab
Nama Pokja Organisasi Pokja
Setiap
TPB/SDGs
Wakil Ketua IV : Deputi Bidang pada Kementerian
Koordinator Perekonomian
Sekretaris : Direktur Perencanaan Makro dan
Analisis Statistik Kementerian
PPN/Bappenas
Anggota : Eselon 2 K/L terkait, wakil OMS
dan media, wakil filantropi dan
pelaku usaha, wakil akademisi
dan pakar
POKJA III Tujuan 6 Ketua : Deputi Bidang Kemaritiman dan
Pilar Tujuan 11 SDA, Kementerian PPN/Bappenas
Pembangunan Tujuan 12
Wakil Ketua I : Deputi Bidang Pengembangan
Lingkungan Tujuan 13
Regional, Kementerian
Tujuan 14
PPN/Bappenas
Tujuan 15
Wakil Ketua II : Deputi Bidang Koordinasi SDA
dan Jasa, Kementerian
Koordinator Kemaritiman
Sekretaris : Direktur Kehutanan dan Sumber
Daya Air, Kementerian
PPN/Bappenas
Anggota : Eselon 2 K/L terkait, wakil OMS
da media, wakil filantropi dan
pelaku usaha, wakil akademisi
dan pakar
POKJA IV Tujuan 16 Ketua : Deputi Bidang Politik, Hukum,
Pilar Pertahanan dan Keamanan,
Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas
Hukum dan Wakil Ketua I : Deputi Bidang Pemantauan,
Tata Kelola Evaluasi dan Pengendalian
Pembangunan, Kementerian
PPN/Bappenas
Wakil Ketua II : Deputi Bidang pada Kementerian
Koordinator Politik, Hukum dan
Hak Asasi Manusia
Sekretaris : Direktur Aparatur Negara,
Kementerian PPN/Bappenas
Anggota : Eselon 2 K/L terkait, wakil OMS
dan media, wakil filantropi dan
pelaku usaha, wakil akademisi
dan pakar
1. Tim Pengarah:
a. Memberikan arahan dalam pencapaian TPB/SDGs di Indonesia
2. Tim Pelaksana:
3. Kelompok Kerja:
a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan penyusunan Renaksi
TPB/SDGs sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Membuat jadwal dan rencana kerja kegiatan kelompok kerja
TPB/SDGs sesuai dengan bidang tugasnya;
c. Melakukan pencarian, pengumpulan bahan, data dan informasi
yang dibutuhkan termasuk melakukan studi kepustakaan dan
wawancara kepada pihak terkait dalam rangka penyusunan
Renaksi TPB/SDGs;
d. Melakukan analisa situasi perkembangan pencapaian TPB/SDGs
di tingkat nasional dan upaya-upaya yang telah dilakukan;
e. Melakukan identifikasi faktor-faktor penentu pencapaian
TPB/SDGs sesuai dengan bidang tugasnya;
f. Menyusun Renaksi TPB/SDGs sesuai dengan sistematika dan
diserahkan kepada sekretariat untuk dikonsolidasikan dengan
hasil pokja lainnya;
g. Melakukan sosialisasi Renaksi TPB/SDGs kepada seluruh
pemangku kepentingan.
ttd.
SALINAN
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL/
KEPALA BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
NOMOR 7 TAHUN 2018
TENTANG KOORDINASI,
PERENCANAAN, PEMANTAUAN,
EVALUASI, DAN PELAPORAN
PELAKSANAAN TUJUAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
BAB I
PENDAHULUAN
TPB/SDGs terdiri dari 17 Tujuan dan 169 Target yang tercakup dalam
dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan secara terintegrasi. Seluruh tujuan
tersebut adalah sebagai berikut :
Tujuan SDGs
17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Sementara itu, terdapat enam indikator MDGs yang belum dapat dicapai
pada akhir tahun 2015 yaitu: 1) kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan
nasional, 2) Angka Kematian Ibu, 3) prevelansi HIV dan AIDS, 4) tutupan
lahan, 5) air minum layak perdesaan, dan 6) sanitasi layak perdesaan.
Pencapaian MDGs inilah yang diteruskan oleh Pemerintah Indonesia dalam
pelaksanaan SDGs.
TPB/SDGs tidak hanya mencakup Tujuan dan Target, namun juga Cara
Pelaksanaan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan meliputi
kebijakan, pendanaan, teknologi dan peningkatan kapasitas, serta
ketersediaan data untuk memastikan tercapainya semua Tujuan. Disamping
itu, sumber pembiayaan TPB/SDGs tidak hanya bertumpu pada anggaran
pemerintah, namun diperluas dengan sumber-sumber dari pihak swasta dan
sumber-sumber lain yang tidak mengikat dan sejalan dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
Sumber Lain yang Sah dan Tidak Mengikat. Pembiayaan inovatif kini
juga dikembangkan untuk pembiayaan TPB/SDGs misalnya melalui PINA
(Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah), KPBU (Kerja sama
Pemerintah dan Badan Usaha), pembiayaan melalui pasar modal (mis: Kehati
Index) dan pasar uang (green bond), pembiayaan berkelanjutan melalui
Lembaga Keuangan (Bank, LKM, modal ventura, dll), mekanisme debt swap
to SDGs, mekanisme impact investing, crowd financing, serta pembiayaan
inovatif melalui blended finance (Pemerintah, Swasta, Filantropi).
BAB II
KONDISI PENCAPAIAN DAN TANTANGAN PELAKSANAAN SDGs
14
12 Rata-rata = 9,54
Persentase Kenaikan
10
Tahunan (%)
8
6
4
2 6,98 9,06 12,13 11,02 10,01 11,56 11,22 10,12 11,37 6,92
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Desil Pengeluaran
Stunting Balita
50 36,8 37,2
35,6 33,6
40
Proporsi (%)
30
20
10
0
2007 2010 2013 2016*
Stunting Baduta
50
40 36,8
Proporsi (%)
32,9
30 26,1
20
10
0
2007 2013 2016*
Produksi sumber protein hewani asal ternak yaitu daging sapi, daging
ayam, dan daging lainnya rata-rata setiap tahun meningkat sebesar 4,27%
dan telur (ayam ras, ayam kampung, itik/bebek, dan puyuh) sebesar 6,35%.
Produksi sumber protein hewani asal ikan pertumbuhannya meningkat
pesat, yaitu untuk perikanan tangkap rata-rata per tahun sebesar 4,06% dan
perikanan budidaya sekitar 18,30% (Pusat Data dan Statistik Pertanian,
Kementan; dan Pusat Data, Statistik, dan Informasi KKP).
Mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI). Salah satu upaya kunci yang
dilakukan pemerintah untuk mengurangi AKI adalah memastikan setiap
persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan. Menurut SDKI, persalinan di
fasilitas kesehatan meningkat dari 46% (2007) menjadi 63,2% (2012).
Selanjutnya, data Susenas menunjukkan peningkatan menjadi 77,6% (2015)
dan 79,7% (2016). Proporsi kelahiran yang dibantu oleh tenaga medis
profesional berdasarkan SDKI juga meningkat dari 73% (2007) menjadi 83%
(2012). Pada akhir pelaksanaan MDGs (2015), AKI telah menurun dari 346
kematian (SP 2010) menjadi 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup
(SUPAS 2015), yang berarti penurunan sebesar 2,4% setiap tahun (Annual
Reduction Rate/ARR). Target RPJMN pada tahun 2019 sebesar 306 kematian
ibu per 100.000 kelahiran hidup telah tercapai. Dibutuhkan ARR sebesar
9,5% untuk mencapai target TPB/SDGs AKI yaitu kurang dari 70 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2030.
Mengakhiri Kematian Bayi dan Balita. Angka Kematian Bayi (AKB) dan
Balita (AKBa) terus menurun, walaupun melambat sejak tahun 2002.
Sementara itu, Angka Kematian Neonatal (AKN) mengalami stagnasi sejak
tahun 2007, dengan ARR sebesar 0,5% per tahun. Dibutuhkan ARR sebesar
3% untuk mencapai target TPB/SDGs sebesar 12 per 1.000 kelahiran hidup
pada 2030. Sementara, data SDKI dan Riskesdas menunjukkan cakupan
- 66 -
70 66,0
59,0 59,2
60 52,0 53,8
Cakupan (%)
50 41,6
40
30
20
10
0
2002 2007 2010 2012 2013
SDKI Riskesdas
orang (2016). Hasil survei khusus prevalensi tuberculosis (TB) dengan metode
mikroskopis menunjukkan bahwa prevalensi TB menurun dari 297 (2013)
menjadi 257 per 100.000 penduduk (2016). Diperlukan upaya keras untuk
mencapai target RPJMN pada tahun 2019 sebesar 245 per 100.000 penduduk.
Kemajuan yang signifikan dicapai dalam upaya mengakhiri epidemi malaria,
kusta dan filariasis. Kecenderungan angka kesakitan malaria berdasarkan
Annual Paracite Incidence (API) menurun dari 1,75 (2011) menjadi 0,85 per
1000 penduduk (2015). Sampai dengan Oktober 2017, sebanyak 262
kabupaten/kota telah menerima sertifikat eliminasi malaria dan masuk
dalam tahap pemeliharaan/bebas penularan malaria. Provinsi dengan
eliminasi kusta meningkat dari 20 provinsi (2014) menjadi 23 provinsi (2016).
Jumlah kabupaten/kota yang eliminasi filariasis meningkat dari 8
kabupaten/kota (2014) menjadi 12 kabupaten/kota (2016).
meningkat dari 75,5% (2014) menjadi 81,57% (2016). Untuk menjamin mutu
dan keamanan obat yang beredar, pengawasan obat terus ditingkatkan.
Tantangan ke depan adalah: 1) peningkatan kualitas dan profesionalisme
tenaga kesehatan; 2) pengembangan skema penempatan tenaga kesehatan
terutama untuk Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK); 3)
meningkatkan kemandirian bahan baku obat; dan 4) meningkatkan
penggunaan obat rasional dan memperkuat sistem pengawasan obat.
Membaca
500 383 420 402 382 410 396 386 409 397
400
300
200
100
0
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-Laki
Laki-Laki
Laki-Laki
Total
Total
Total
2009 2012 2015
Matematika
500 371 372 371 377 373 375 385 387 386
400
300
200
100
0
Laki-Laki
Perempuan
Laki-Laki
Perempuan
Laki-Laki
Perempuan
Total
Total
Total
0 20 40 60 80 100 120
60 57,9
53,11 53,76
55
55,45 51,3
50 52,54
50,96
49,47
45
PNS GTY GTT Honda
Sertifikasi Belum Sertifikasi
163.537 orang atau sekitar 68% dari total 249.385 dosen perguruan tinggi
umum maupun keagamaan (Gambar 11). Sedangkan untuk dosen
berkualifikasi S3, jumlahnya baru mencapai sekitar 31.789 orang atau 13%.
Pemerintah melalui Kemristekdikti, terus berupaya meningkatkan jumlah
dosen berkualifikasi S2 dan S3 melalui penyediaan beasiswa program
Pascasarjana di dalam dan di luar negeri.
13%
19%
S1 S2 S3
68%
100%
52.519 20.115 12.726
50%
120.190 34.339 21.156
0%
SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat
95 91,03
89,42 89,52 90,07 90,19 90,34
90
85
80 IPG
IDG
75 70,68 70,83
70,07 70,46
68,15 69,14
70
65
2010 2011 2012 2013 2014 2015
menunjukkan sekitar 22,4% perempuan usia 20-24 tahun yang pernah kawin,
menikah pertama kali sebelum usia 18 tahun. Angka tersebut lebih rendah
dibandingkan tahun 2008 sebesar 27,4%. Penurunan yang lebih cepat terjadi
pada usia perkawinan pertama kurang dari 15 tahun, yaitu menjadi 1,1%
dari sekitar 3% pada periode yang sama (Susenas, BPS). Menurunnya
prevalensi perkawinan usia anak tersebut meningkatkan median umur kawin
pertama perempuan dari 19,8 tahun pada tahun 2007 menjadi 20,1 tahun
pada 2012. Peningkatan umur kawin pertama tersebut berkorelasi positif
dengan meningkatnya pendidikan perempuan (SDKI, BPS). Sejak tahun 2011,
rasio APK perempuan terhadap laki-laki pada jenjang
SMA/SMK/MA/sederajat mencapai sekitar 100, yang berarti partisipasi
perempuan pada jenjang sekolah menengah sama dengan laki-laki.
Selanjutnya, penurunan perkawinan usia anak dan peningkatan median usia
kawin pertama perempuan menurunkan angka kelahiran pada perempuan
umur 15-19 tahun, dari 62 tahun 1997 menjadi 48 tahun 2012.
keberlanjutan layanan sumber daya air baik untuk pemenuhan air minum
dan sanitasi maupun irigasi, guna menunjang ketahanan air dan pangan.
Target yang harus dicapai adalah meningkatnya akses terhadap layanan air
minum yang layak dan berkelanjutan bagi semua.
Pada saat ini, penyediaan air minum dan sanitasi sebagai layanan dasar
belum menjangkau seluruh penduduk Indonesia. Pada tahun 2015, yang
merupakan tahun akhir pelaksanaan Tujuan Pembangunan Milenium
(Millennium Development Goals - MDGs), proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap sumber air minum layak, perkotaan dan perdesaan
adalah 70,97%. Angka ini melampaui target MDGs sebesar 68,87%. Namun
demikian, capaian air minum untuk kawasan perdesaan adalah 60,58%,
masih di bawah target MDGs sebesar 65,81%. Menurut Laporan yang sama,
persentase rumah tangga dengan akses air minum layak sejak tahun 2000
sampai 2015 menunjukkan peningkatan meskipun tidak terlalu signifikan,
bahkan sampai tahun 2010 perkembangannya memperlihatkan
kecenderungan menurun. Sejak tahun 2012 sampai 2015 terjadi perubahan
pencapaian yang positif setelah dilakukan koreksi BPS terhadap definisi
tentang akses air minum layak. Proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap fasilitas sanitasi dasar layak, baik di perkotaan
maupun perdesaan adalah 62,14%, masih sedikit di bawah target MDGs
sebesar 62,41%. Peningkatan akses sanitasi layak sejak tahun 2000 tidak
menunjukkan peningkatan yang berarti.
100
80 72,0
67,7 68,1 71,0 71,1
67,2 67,9
63,5 65,1 61,1
Akses (%)
20
0
2000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Gambar 14. Akses Air Minum dan Sanitasi Layak, 2000 – 2017
58,3 50,7 45
60,8 43,7 32,3
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
ribu barrel setara minyak (SBM) per hari, namun kemudian turun menjadi
1.182 ribu SBM per hari pada tahun 2016. Meskipun demikian, pertumbuhan
penggunaan gas masih dapat dipenuhi oleh produksi gas yang meningkat dari
56% pada tahun 2015 menjadi 59% pada tahun 2016. Peningkatan
penggunaan gas tidak lepas dari peningkatan pembangunan jaringan
distribusi gas untuk rumah tangga (jargas).
35%
Energi Baru dan Terbarukan (EBT). EBT
seperti panas bumi masih mengalami Batubara Minyak Bumi Gas Bumi EBT
hambatan dalam pengembangan pembangkit
Gambar 16. Bauran
listrik. Potensi panas bumi untuk pembangkit
Energi pada Tahun 2017
listrik mencapai 29.000 MW, namun sampai Sumber: Kebijakan Energi
Nasional, 2014
saat ini energi panas bumi yang dimanfaatkan
untuk membangkitkan listrik hanya sebesar 1.346 MW (4,8%). Dalam lima
tahun terakhir, penambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) hanya mencapai 157 MW. Lapangan panas bumi umumnya
terletak di kawasan hutan lindung dan konservasi, sehingga menimbulkan
konflik lahan dalam proses pengembangan. Saat ini, insentif dan instrumen
- 84 -
fiskal telah diterapkan, baik berupa penyiapan dana eksplorasi terbatas guna
memitigasi sebagian risiko eksplorasi, maupun feed-in tariff. Selain konflik
lahan, pengembangan lapangan panas bumi juga mengalami hambatan dari
perizinan, birokrasi dan non-teknis lainnya. Pemanfaatan Bahan Bakar
Nabati (BBN) sebagai alternatif bahan bakar terkendala pada harga indeks
BBN yang lebih rendah dari harga pasar internasional. Demikian pula
pengembangan EBT lain juga memerlukan subsidi harga untuk mendorong
produksi dan pasokan EBT.
96,60
92,75 93,90
91,16
87,50
84,10
80,51
76,56
72,95
67,15
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Reali Tar
sasi get
Gambar 17. Rasio Elektrifikasi
Sumber: Evaluasi Paruh Waktu RPJMN Tahun 2015-2019
fuel dan losses kilang minyak nasional saat ini mencapai 84 ribu bph atau
sekitar 8,1% terhadap produksi kilang minyak sedangkan efisiensi proses
konversi gas alam ke LNG di Kilang LNG rata-rata 84%.
(a) Pertumbuhan Ekonomi (%) (b) PDB per Kapita Atas Dasar Harga
Berlaku (Ribu Rupiah)
6,22% 6,17%
6,03%
45.176,247.967,40
41.900,4
5,56% 38.365,9
32.363,7 35.105,2
28.778,2
5,01% 5,02%
4,88%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Walaupun terjadi
4,65% 4,55%
peningkatan PDB per 4,12%
3,63% 3,52%
kapita setiap tahunnya,
namun kondisi ini tidak
sejalan dengan laju
pertumbuhannya. Laju
2011 2012 2013 2014 2015
pertumbuhan PDB per
kapita tahun 2015 terus Gambar 19. Laju Pertumbuhan PDB per
Kapita
mengalami penurunan 1,13% Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah dari berbagai
tahun
- 87 -
7,14% 7,48%
7,000 6,13% 6,17% 6,18% 8%
5,94%
Ribu Orang
5,61%
5,000 6%
3.337 3.593
2.834
3,000 1.867 4%
1.463
1,000 256 191 2%
4,0 3,29
Meskipun tingkat
Juta Orang
60%
67%
Agustus 2014 menjadi 42,40% pada
50% Agustus 2016. Sebagian besar
40%
pekerja formal sekitar 30 juta orang
30%
20% 38% 40% 40% 41% 42% 42% berada pada sektor jasa dan lainnya,
33%
10% disusul oleh sektor industri
0%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 pengolahan dan sektor pertanian.
Formal Informal
Persentase jumlah pekerja informal
Gambar 23. Persentase juga menurun dari 59,38% pada
Penduduk Bekerja Formal/Informal
Agustus 2014 menjadi 57,6% pada
(Agustus)
Sumber: Badan Pusat Statistik, Agustus 2016. Sebagian besar
diolah dari berbagai tahun
pekerja informal mencapai 49%
berada pada sektor pertanian. Walaupun terjadi penurunan pekerja informal,
tetapi masih terdapat hampir setengah penduduk yang bekerja pada sektor
informal dengan produktivitas, kondisi kerja, dan perlindungan pekerja yang
lebih rendah daripada sektor formal. Meningkatnya persentase tenaga kerja
formal diharapkan dapat memberikan kepastian perlindungan yang lebih
baik bagi tenaga kerja.
%
35
29,7 29,6
mendorong kepastian berusaha dan 30
non-migas terjadi penurunan upah riil pada tahun 2014, hal ini bersamaan
dengan momentum lemahnya harga komoditas pertambangan di pasar global
beberapa tahun terakhir ini. Namun, lain halnya pada sektor pariwisata,
meningkatnya promosi pariwisata Indonesia mendorong peningkatan
permintaan tenaga kerja sektor perhotelan dan upah riil.
14.000 18%
12.000 16%
14%
10.000 10,74% 10,29% 10,22%
9,42% 12%
Ribu Orang
9,24% 10,69%
8.000 10%
7,19%
6.000 5,16% 8%
6%
4.000
4%
2.000 2%
7.003 7.650 8.044 8.802 9.435 10.407 11.519 12.696
0 0%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Nov-17
Kunjungan Wisman ke Indonesia Pertumbuhan (%)
60000,0 53883,0 95
49744,0 93,95
50000,0 43783,0 92,95
39026,0 90,82
40000,0 90
30000,0 87,72
20000,0 85
10000,0
82,27
,0
80
2005 2008 2011 2014
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Desa dengan Transportasi darat
melalui Jalan Aspal/Beton Kondisi Mantap Jalan (%)
Gambar 29. Jumlah Desa dengan Akses Jalan dan Kondisi Mantap
Jalan Nasional
Sumber: BPS dan Kementerian PUPR (2015)
- 97 -
Koefisien Gini
0,413 0,414
0,406 0,402
0,394 0,391
0,388
0,378
0,367
Untuk mencapai target Koefisien Gini sebesar 0,36 pada tahun 2019
diperlukan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, perluasan lapangan kerja
dan perluasan akses terhadap sarana prasarana pendukung ekonomi di
daerah-daerah terpencil.
0,46
0,44
0,42
0,40
2017
0,38
0,36
0,34
0,32
0,30
0,30 0,35 0,40 0,45
2014
9,00
8,50
8,36
8,00
7,50
7,00 6,64
6,31 6,33
%
6,50
6,00
6,00 5,52
5,50
5,25
5,00
4,50
4,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
tangga yang dikepalai perempuan dan yang dikepalai laki-laki ini juga
cenderung semakin meningkat sejak tahun 2014.
18
16
14
12
%
10
8
6
4
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Perempuan 7,9 13,7 14,5 12 15,7 14,6 16,1
Laki-Laki 7,6 13,4 14,2 11,7 15,4 13,8 15,3
Total 7,7 13,6 14,3 11,9 15,5 14,2 15,7
20
18
16
14
%
12
10
8
6
4
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
RT dikepalai Laki-laki 7,7 13,6 14,2 11,8 15,4 14 15,4
RT dikepalai Perempuan 7,7 13,7 15,1 12,4 17,3 16,4 17,7
Total 7,7 13,6 14,3 11,9 15,5 14,2 15,7
meningkat dari kisaran 5-6% dari total anggaran pada periode 2012-2014
(APBN 2012-2014, APBN-P 2016, APBN-P 2017, APBN 2018).
26,20 00
22,633 08
19,275 06
16,10 00
dalam juta
14,042 59
14,571 79
8,40 00
6,682 22
4,946 40
1,379 07 1,70 00
,286 07
1250482,60
1096886,60
978629,230 978629,230
Kecil
710963,0
PDRB
612554,0 Sedang
544853,130
478714,310
430919,430 430919,430 Besar
269807,0 310112,0
Metropolitan
200604,0 346253,490
301355,270 301355,270 310777,050
225798,0
4480,0 5567,0 6402,750 7344,510 9466,790 10631,470
keberlanjutan dan kualitas lingkungan hidup (Target 11.5 dan 11.6). Dalam
kurun waktu 2009-2014 (Tabel 6) kualitas lingkungan hidup meningkat,
namun kualitas udara semakin memburuk yang kemungkinan besar
disebabkan jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat.
banking), serta (6) penerapan efisiensi energi, industri hijau, dan pariwisata
ramah lingkungan oleh berbagai instansi.
2500 100%
85% 90%
81% 12
karakteristik yang mirip dengan Proper yang dilaksanakan oleh KLHK. Kedua
program tesebut perlu dilakukan sinkronisasi agar memberi nilai tambah bagi
industri.
2500
2239,0
2001,0
2000
1644,0
1558,0
1500
1028,0 1035,0
1000 873,0
794,0
500
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sistem label ramah lingkungan dalam pengadaan barang dan jasa ramah
lingkungan ditujukan untuk mendukung dan mendorong perubahan perilaku
dari sisi konsumsi maupun produksi. Dari sisi konsumsi (demand)
perubahan operasional di pihak pemerintah diindikaasikan menjadi lebih
ramah lingkungan termasuk yang terkait dengan mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim. Sementara pada sisi produksi (supply) diarahkan untuk
mendorong pelaku usaha/kegiatan beralih menghasilkan barang dan jasa
ramah lingkungan, menumbuhkan pasar hijau, mengembangkan circular
economy, dan mendapatkan insentif.
Isu perubahan iklim merupakan isu yang tak perlu lagi diperdebatkan
kebenarannya. Laporan akhir dari IPCC Assessment Report 5 (AR5) dengan
beberapa skenario perubahan iklim Representative Concentration Pathways
(RCP) telah menjelaskan bukti-bukti bahwa perubahan iklim telah benar-
benar terjadi. Dalam kurun waktu satu abad terakhir, suhu bumi telah
- 115 -
Kehutanan
Infrastrukt
Ketahanan
Perkebuna
Kesehatan
Ekosistem
Perkotaan
Perubahan
Pangan
Pesisir
Energi
Perubahan Iklim
ur
Iklim
n
Permukima
Kehutanan
Infrastrukt
Ketahanan
Perkebuna
Kesehatan
Ekosistem
Perkotaan
Perubahan
Pangan
Pesisir
Energi
Perubahan Iklim
ur
Iklim
n
Perubahan pola perkembangan
populasi dan migrasi hama dan √
penyakit tumbuhan
Kekeringan akibat jumlah
√ √ √ √ √ √ √
presipitasi yang defisit
Penurunan ketersediaan air (PKA)
akibat jumlah presipitasi yang √ √ √ √ √ √ √ √ √
defisit
Banjir akibat peningkatan jumlah,
√ √ √ √ √ √ V
durasi, dan intensitas hujan
Cura
Tanah longsor √ √ √ √ √ √ √ √
h hujan (CH)
Penurunan produksi pertanian
√ √
akibat perubahan curah hujan
Meningkatnya populasi nyamuk
√ √ √ √ √
akibat banyaknya genangan air
Meningkatnya penyebaran penyakit
melalui medium udara dan √ √ √ √ √
genangan air
Terjadinya tahun kering secara
Kejad √ √
berturut-turut
ian iklim
Perubahan/pergeseran pola hujan
ekstrem √ √ √ √
musiman
ENSO
Peningkatan peluang terjadinya
IOD/DMI
hujan lebat, angin kencang, badai √ √ √
PIO/IPO
dan gelombang badai
Meningkatnya frekuensi dan
Kejad intensitas erosi dan abrasi (akibat
ian cuaca perubahan arus sejajar dan tegak
√ √ √
ekstrem lurus pantai) sehingga
Hujan lebat menyebabkan perubahan garis
Badai pantai
Angin Meningkatnya peluang kejadian
kencang banjir rob akibat badai dan √ √ V √ √ √ √ √
Gelombang gelombang badai
badai Meningkatnya kerusakan pada
√ √ √ √ √ √
sarana dan prasarana publik
Sumber: Bappenas, 2014 - RAN API dengan updating data
pembangunan tahunan (RKP). Selain itu, Indonesia juga berperan aktif dalam
melaksanakan komitmen global dalam penanganan perubahan iklim. Secara
reguler, dokumen bukti kontribusi terhadap penanganan perubahan iklim
disampaikan ke UNFCCC, baik dalam bentuk National Communication
maupun Biennial Update Report (BUR).
24 unit KPHL dan terbentuk 89 unit KPHK serta telah beroperasinya 57 unit
KPHK nonTaman Nasional. Kehadiran KPH sangat penting untuk mengatasi
berbagai permasalahan pengelolaan hutan di tingkat tapak, yaitu illegal
activities (logging, hunting, encroaching), pencurian plasma nutfah, kebakaran
hutan dan lahan masih terus berlangsung di dalam kawasan hutan yang
berdampak pada rusaknya ekosistem hutan. Upaya lainnya untuk
peningkatan kinerja tata kelola kehutanan adalah dengan peningkatan aset
kehutanan melalui upaya restorasi dan rehabilitasi untuk meningkatkan
proporsi tutupan hutan terhadap luas lahan keseluruhan. Pada periode 2011-
2015, telah dilakukan kegiatan rehabilitasi hutan seluas 2.326.812 hektar,
dan pemberian izin konsesi untuk restorasi ekosistem seluas 623.075 hektar.
unit dari 551 unit kawasan konservasi yang mempunyai nilai indeks METT
minimal 70 di akhir tahun 2019.
Salah satu wujud dari upaya menjamin akses keadilan untuk semua
adalah penanganan pengaduan pelanggaran HAM. Jumlah pengaduan
semakin meningkat, sebagaimana diterima oleh Kementerian Hukum dan
HAM (c.q. Ditjen HAM) dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM) yang sejalan dengan Paris Principles dan terakreditasi A. Dalam 5 (lima)
tahun terakhir, pengaduan yang disampaikan kepada Komnas HAM
mencapai angka di atas 6.000 berkas per tahun, artinya tiap bulan terdapat
sekitar 500 berkas pengaduan masyarakat tentang dugaan pelanggaran HAM
ke Komnas HAM. Berkas pengaduan tersebut merupakan berkas pengaduan
yang disampaikan baik oleh pengadu (dari dalam negeri dan luar negeri)
maupun oleh pihak yang diadukan.
tahun 2015 yaitu 85,37% K/L, 64,71% provinsi, dan 14,53% kabupaten/kota.
Secara spesifik peningkatan skor SAKIP dipengaruhi antara lain: (1)
keterlibatan langsung pimpinan K/L dan daerah dalam melakukan
pemantauan dan evaluasi kinerja, melalui kegiatan telaah realisasi anggaran
dan kinerja secara triwulanan yang semakin meningkat; (2) turunan
(cascading) sasaran nasional ke dalam visi-misi organisasi sampai pada
tingkatan terendah (indikator kinerja individu) telah diperbaiki; (3)
penggunaan teknologi informasi dalam peningkatan kinerja dan pelayanan
yang mulai optimal.
100
90
80 84 86
Jumlah Kegiatan 70
60
50 57
40
30
20 26
10
0
kinerja pada tahun 2016 sebesar 0,22% dan seiring dengan kenaikan harga
komoditas, kinerja ekspor Indonesia kembali meningkat pada tahun 2017,
dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,83%.
BAB III
TARGET DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN TPB/SDGs
(5) penguatan pelaksanaan dan pengawasan regulasi dan standar gizi dan
keamanan pangan; (6) penguatan integrasi intervensi gizi spesifik dan gizi
sensitif dengan dengan fokus utama pada 1000 hari pertama kehidupan,
remaja, calon pengantin dan ibu hamil; (7) perbaikan gizi bagi ibu hamil, ibu
menyusui, balita, remaja perempuan, dan kelompok rawan gizi lainnya; (8)
penguatan sistem surveilans pangan dan gizi termasuk pemantauan
pertumbuhan; (9) pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS);
(10) peningkatan jangkauan dan kualitas layanan kesehatan masyarakat; dan
(11) penyaluran bantuan pangan bagi masyarakat rawan pangan kronis
(berpendapatan rendah) dan transien (darurat bencana).
Tabel 10. Target Pencapaian Indikator Tujuan 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Angka prevalensi
penggunaan metode
kontrasepsi (CPR) semua
3.7.1.(a) SDKI dan SKAP % 61,9 (2012) 65,4 65,6a 65,8 66
cara pada Pasangan Usia
Subur (PUS) usia 15-49
tahun yang berstatus kawin.
Angka penggunaan metode
3.7.1.(b) kontrasepsi jangka panjang SDKI dan SKAP % 18,3 (2012) 21,19 21,7a 22,3 23,5
(MKJP) cara modern).
Angka kelahiran pada Kelahiran per
perempuan umur 15-19 SENSUS, SUPAS 1000
3.7.2* 48 (2012) 44 42a 40 38
tahun (Age Specific Fertility SDKI, dan SKAP perempuan 15-
Rate/ASFR). 19 tahun
Jumlah anak
SENSUS, SUPAS,
3.7.2.(a) Total Fertility Rate (TFR). per WUS (15- 2,6 (2012) 2,36 2,33a 2,31 2,28
SDKI dan SKAP
49 tahun)
Target 3.8. Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar yang baik, dan akses terhadap obat-
obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua orang.
Unmet need pelayanan
3.8.1.(a) Susenas BPS % 4,66 (2015) 4,33a PM PM 1
kesehatan.
BPS, BPJS
Cakupan Jaminan Kesehatan,
3.8.2.(a) % 61,5 66,5a 71,8a 85 85
Kesehatan Nasional (JKN). Kementerian
Sosial
- 158 -
lingkungan belajar yang baik bagi siswa; dan (9) Peningkatan tata kelola
pendidikan dan efisiensi pembiayaan pendidikan.
Target 4.2. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki memiliki akses terhadap perkembangan dan pengasuhan anak usia dini, pengasuhan,
pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas, sehingga mereka siap untuk menempuh pendidikan dasar.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
4.2.2.(a) Pendidikan Anak Usia Dini Susenas BPS % 48,52 47,45a 72,97 75,07 77,23
(PAUD).
Target 4.3. Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik, kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk
universitas, yang terjangkau dan berkualitas.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
4.3.1.(a) Susenas BPS % 78,02 80,89a 88,14 89,74 91,63
SMA/SMK/MA/sederajat.
- 164 -
Target 4.4. Pada tahun 2030, meningkatkan secara signifikan jumlah pemuda dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang relevan, termasuk keterampilan teknik dan
kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan.
% remaja
Proporsi remaja dan dewasa 51,83 58,21a PM PM PM
(15-24)
4.4.1* dengan keterampilan teknologi Susenas BPS
informasi dan komunikasi (TIK). % dewasa
27,40 31,83a PM PM PM
(15-59)
Target 4.5. Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan, dan menjamin akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan
kejuruan, bagi masyarakat rentan termasuk penyandang cacat, masyarakat penduduk asli, dan anak-anak dalam kondisi rentan.
Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki di (1) SD/MI/sederajat; (2) SMP/MTs/sederajat; (3) SMA/SMK/MA/sederajat; dan Rasio Angka
Partisipasi Kasar (APK) perempuan/laki-laki di (4) Perguruan Tinggi.
kelompok keluarga remaja; dan (4) peningkatan jumlah dan kompetensi SDM
pemberi pelayanan.
Tabel 13. Target Pencapaian Indikator Tujuan 6 Air Bersih dan Sanitasi Layak
Kabupaten/
Kota (Skala 206 197a 158a 165 89
Komunal)
Proporsi rumah tangga yang terlayani Kementerian
6.2.1.(f) sistem pengelolaan air limbah Pekerjaan Umum dan % 2 PM PM PM 12,5
terpusat. Perumahan Rakyat
Target 6.3 Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan meminimalkan pelepasan material dan bahan
kimia berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan kembali barang
daur ulang yang aman secara global.
Jumlah kabupaten/kota yang
ditingkatkan kualitas pengelolaan Kementerian
Kabupaten/
6.3.1.(a) lumpur tinja perkotaan dan Pekerjaan Umum dan 37 53a 65 52 41
Kota
dilakukan pembangunan Instalasi Perumahan Rakyat
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Kementerian PM PM PM 72,5
Proporsi rumah tangga yang terlayani
6.3.1.(b) Pekerjaan Umum dan % 60,14
sistem pengelolaan lumpur tinja.
Perumahan Rakyat
Kementerian
Danau
6.3.2.(a) Kualitas air danau. Lingkungan Hidup 0 (2014) 6 9 12 15
Prioritas
dan Kehutanan
Kementerian
Kualitas air sungai sebagai sumber
6.3.2.(b) Lingkungan Hidup Sungai 0 (2014) 6 9 12 15
air baku.
dan Kehutanan
Target 6.4 Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan efisiensi penggunaan air di semua sektor, dan menjamin penggunaan dan pasokan air tawar yang
berkelanjutan untuk mengatasi kelangkaan air, dan secara signifikan mengurangi jumlah orang yang menderita akibat kelangkaan air.
Pengendalian dan penegakan hukum
6.4.1.(a) Kementerian ESDM PM PM PM PM PM PM
bagi penggunaan air tanah.
- 178 -
sistem dan teknologi hemat energi terutama di kawasan industri; serta (vi)
Optimalisasi instrumen kebijakan konservasi energi seperti yang
tercantum pada PP No. 70 tahun 2009 tentang Konservasi Energi;
Tabel 14. Target Pencapaian Indikator Tujuan 7 Energi Bersih dan Terjangkau
1. RKP 2017
2. Kementerian
7.1.1.(a) Konsumsi listrik per kapita. ESDM : Statistik kWh 918 956a 1.012 1.129 1.200
Ketenagalistrikan,
2016
SR
Jumlah sambungan jaringan gas (Sambungan 306.000* 374.000*
7.1.2.(a) RKP 2017 20.363 88.915a 41.934
untuk rumah tangga* Rumah 80.000** 80.000**
Tangga)
Target 7.2 Pada tahun 2030, meningkat secara substansial pangsa energi terbarukan dalam bauran energi global.
RKP 2017
7.2.1* Bauran energi terbarukan. Rancangan RKP % (Persen) 5,8 7a 15 15 16
2018
Target 7.3 Pada tahun 2030, melakukan perbaikan efisiensi energi di tingkat global sebanyak dua kali lipat.
SBM (Setara
7.3.1* Intensitas energi primer. RPJMN 2015-2019 Barrel 501 440,3a 472,6 467,8 463,2
Minyak )
Keterangan: “a” adalah data realisasi
- 185 -
(2) sektor ekonomi yang kokoh, serta (3) pembangunan ekonomi yang inklusif
dan berkeadilan yang secara rinci dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 15. Target Pencapaian Indikator Tujuan 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Target Pencapaian
Kode Indikator Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2015)
2016 2017 2018 2019
Target 8.1 Mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai dengan kondisi nasional dan, khususnya, setidaknya 7 persen pertumbuhan produk domestik bruto per
tahun di negara kurang berkembang
Laju
8.1.1* pertumbuhan BPS % (Persen) 3,52 3,7a PM PM PM
PDB per kapita
BPS
8.1.1.(a) PDB per kapita Juta Rupiah 45,2 47,957a 51,89a 64,721 72,217
(Statistik indonesia)
8.2 Mencapai tingkat produktivitas ekonomi yang lebih tinggi, melalui diversifikasi, peningkatan dan inovasi teknologi, termasuk melalui fokus pada sektor yang memberi nilai
tambah tinggi dan padat karya.
Laju
pertumbuhan
PDB per tenaga
BPS 4,70
kerja/Tingkat
8.2.1* (Statistik Indonesia; % (Persen) (Tahun dasar 1,85a 2,80a 2,79 PM
pertumbuhan
Sakernas) 2010)
PDB riil per
orang bekerja
per tahun
Target 8.3 Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.
Proporsi
lapangan kerja 43,37 43,09a
43,75a
informal sektor BPS Laki-laki: 40,66 Laki-laki: 40,02
8.3.1* % (Persen) Laki-laki: 40,3 PM PM
nonpertanian, (Sakernas) Perempuan: Perempuan:
Perempuan: 49,04
berdasarkan 47,84 47,80
jenis kelamin
Persentase
BPS
8.3.1.(a) tenaga kerja % (Persen) 42,2 42,4a 42.97a 48 51
(Sakernas)
formal
Persentase 87,12 88,59a
89,50a
tenaga kerja BPS Laki-laki: 83,73 Laki-laki: 85,32
8.3.1.(b) % (Persen) Laki-laki: 85,69 PM PM
informal sektor (Sakernas) Perempuan: Perempuan:
Perempuan: 93,59
pertanian 93,19 94,32
- 193 -
Target Pencapaian
Kode Indikator Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2015)
2016 2017 2018 2019
Persentase
akses UMKM
(Usaha Mikro, Bank Indonesia
25,76a
8.3.1.(c) Kecil, dan (SSKI); BPS-Kemen % (Persen) 22,6 25,74a 25 25
(April 2017)
Menengah) ke KUKM
layanan
keuangan
Target 8.5 Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki, termasuk bagi pemuda dan penyandang
difabilitas, dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Upah rata-rata BPS Rupiah
8.5.1* 11.388,56 13.888,50a PM PM PM
per jam pekerja (Sakernas)
Tingkat % (Persen) 6,18 5,6a 5,0-5,3 4,0-5,0
pengangguran Laki-laki: 6,07 Laki-laki: 5,50a
terbuka Perempuan: 6,37 5,70Perempuan: Laki-laki: 5,53
8.5.2* berdasarkan BPS(Sakernas) Usia 15-24: 5,45 Perempuan: 5,44
jenis kelamin 22,59 Usia 15-24: Usia 15-24: 20,44
dan kelompok Usia 25+: 2,91 19,45 Usia 25+: 2,68
umur Usia 25+: 2,83
Persentase % (Persen)
BPS
8.5.2.(a) setengah 8,48 7,58a 7,55a PM PM
(Sakernas)
pengangguran
Target 8.6 Pada tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi usia muda yang tidak bekerja, tidak menempuh pendidikan atau pelatihan.
8.6.1* Persentase usia BPS % (Persen) 24,77 23,19a 21,81a PM PM
muda (15-24) (Sakernas)
yang sedang
tidak sekolah,
bekerja atau
mengikuti
pelatihan
(NEET)
Target 8.8 Melindungi hak-hak tenaga kerja dan mempromosikan lingkungan kerja yang aman dan terjamin bagi semua pekerja, termasuk pekerja migran, khususnya pekerja
migran perempuan, dan mereka yang bekerja dalam pekerjaan berbahaya
8.8.1.(a) Jumlah Kementerian Perusahaan 700 848 901 480 500
perusahaan Ketenagakerjaan
yang
menerapkan
norma K3.
- 194 -
Target Pencapaian
Kode Indikator Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2015)
2016 2017 2018 2019
Target 8.9 Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan
budaya dan produk lokal.
8.9.1* Proporsi
kontribusi
BPS % (Persen) 4,25 4,25a PM 6,5 8
pariwisata
terhadap PDB
8.9.1.(a) Jumlah BPS (Statistik Juta Orang
12,7a
wisatawan Pariwisata) 10,4 11,52a 17 20
(per November 17)
mancanegara
8.9.1.(b) Jumlah BPS (Statistik Juta Orang
kunjungan Pariwisata)
255 263a PM 270 275
wisatawan
nusantara.
8.9.1.(c) Jumlah devisa BPS Triliun Rupiah
sektor (Statistik Pariwisata) (Kurs Rp12.000) 163,7 163,8a PM 223 260
pariwisata
8.9.2* Jumlah pekerja BPS
pada industri (Nesparnas)
pariwisata
% (Persen) 9,03 10,37a PM PM PM
dalam proporsi
terhadap total
pekerja
Target 8.10 Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk mendorong dan memperluas akses terhadap perbankan, asuransi dan jasa keuangan bagi semua.
8.10.1* a. Jumlah ATM Bank Indonesia Unit 53 55a 55a PM PM
per 100.000 (SSKI) (per November 17)
penduduk
dewasa
8.10.1* b. Jumlah Bank Indonesia Unit 16 16a 16a PM PM
kantor bank (SSKI) (per November 17)
per 100.000
penduduk
dewasa
8.10.1.(a) Rata-rata jarak BPS Km Rata-rata Daerah
lembaga (Podes) Tertinggal: 45,02
keuangan (Bank (2011)
PM PM PM PM
Umum) Rata-rata
Nasional: 24,92
(2011)
- 195 -
Target Pencapaian
Kode Indikator Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2015)
2016 2017 2018 2019
8.10.1.(b) Proporsi kredit Bank Indonesia % (Persen) 19,89 19,98a 20,12a
UMKM terhadap (Data UMKM) (per April 2017) PM PM
total kredit
Keterangan: “a” adalah data realisasi
- 196 -
Tabel 16. Target Pencapaian Indikator Tujuan 9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur
Tiga isu utama kesenjangan yang berusaha diatasi oleh Pemerintah dan
tertuang dalam berbagai dokumen perencanaan pemerintah yaitu
kesenjangan antarkelompok pendapatan, kesenjangan antarwilayah, dan
kesenjangan kepemilikan aset tanah. Kebijakan untuk mengatasi tiga isu
utama tersebut perlu dipadukan untuk mendukung pemberdayaan ekonomi
masyarakat kurang mampu melalui penguatan kebijakan ketenagakerjaan,
- 205 -
peningkatan akses terhadap lahan dan modal bagi penduduk miskin dan
rentan, peningkatan konektivitas antarwilayah terutama antara wilayah
perkotaan dan perdesaan, serta wilayah-wilayah tertinggal dan khusus pada
kantong kemiskinan.
iklim dan peningkatan kualitas informasi iklim dan kebencanaan: dan (2)
penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana.
Tabel 18. Target Pencapaian Indikator Tujuan 11. Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan.
Target 11.1 Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan dasar, serta menata kawasan kumuh
Proporsi rumah
tangga yang
memiliki akses Kementerian Pekerjaan Umum
11.1.1.(a). % PM PM PM PM 100
terhadap hunian dan Perumahan Rakyat
yang layak dan
terjangkau.
Jumlah kawasan
perkotaan
Kawasan
metropolitan yang Kementerian Pekerjaan Umum
11.1.1.(b). Perkotaan PM 3 3 3 2
terpenuhi standar dan Perumahan Rakyat
Metropolitan
pelayanan perkotaan
(SPP).
Jumlah kota sedang
Kementerian Pekerjaan Umum Kota Sedang &
11.1.1.(c). dan kota baru yang PM 8&5 8&5 8&5 8&5
dan Perumahan Rakyat Kota Baru
terpenuhi SPP.
Target 11.2 Pada tahun 2030, menyediakan akses terhadap sistem transportasi yang aman, terjangkau, mudah diakses dan berkelanjutan untuk semua,
meningkatkan keselamatan lalu lintas, terutama dengan memperluas jangkauan transportasi umum, dengan memberi perhatian khusus pada kebutuhan mereka
yang berada dalam situasi rentan, perempuan, anak, penyandang difabilitas dan orang tua.
Persentase
pengguna moda
11.2.1.(a). Kementerian Perhubungan % 24 26 28 30 32
transportasi umum
di perkotaan.
Jumlah sistem
angkutan rel yang Kementerian Pekerjaan Umum
11.2.1.(b). Kota Besar 3 5 7 7 10
dikembangkan di dan Perumahan Rakyat
kota besar.
- 215 -
Target 11.3 Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta kapasitas partisipasi, perencanaan penanganan permukiman yang
berkelanjutan dan terintegrasi di semua negara.
Jumlah kota sedang
di luar Jawa yang
diarahkan sebagai 43 kota belum
20 Kota
pengendali (buffer) Kementerian Pekerjaan Umum optimal
11.3.1.(a). Kota Sedang 5 10 15 dioptimalkan
arus urbanisasi dan dan Perumahan Rakyat perannya
perannya
sebagai pusat (2014)
pertumbuhan
utama.
Jumlah Metropolitan
baru di luar Jawa
Kementerian Pekerjaan Umum
11.3.1.(b). sebagai Pusat Metropolitan baru 2 (2014) 2 3 3 3
dan Perumahan Rakyat
Kegiatan Nasional
(PKN).
Rata-rata institusi
yang berperan
secara aktif dalam
11.3.2.(a). Forum Dialog Kementerian PPN/Bappenas PM PM PM PM PM PM
Perencanaan
Pembangunan Kota
Berkelanjutan.
Jumlah lembaga
11.3.2.(b). pembiayaan Kementerian Keuangan PM PM PM PM PM PM
infrastruktur.
Target 11.4 Mempromosikan dan menjaga warisan budaya dunia dan warisan alam dunia.
Jumlah kota pusaka
di kawasan
Kementerian Pekerjaan
perkotaan
11.4.1.(a). Umum dan Perumahan Kota Pusaka PM PM PM PM PM
metropolitan, kota
Rakyat
besar, kota sedang
dan kota kecil.
- 216 -
cakupan program Proper yang mengarah pada industri yang lebih ramah
lingkungan;
2. Mengelola limbah dan bahan B3, melalui kebijakan operasional: (a)
menerapkan standar/aturan mengenai limbah dan bahan B3; dan (b)
memperkuat pengawasan limbah dan bahan B3.
3. Meningkatkan pengelolaan sampah yang terpadu, melalui kebijakan
operasional: (a) pengembangan upaya 3R (reduce,reuse, dan recycle); (b)
pengembangan bank sampah dan pengomposan; (c) pengembangan sistem
pengolahan sampah yang terpadu, baik skala komunal maupun nasional;
(d) peningkatan kerjasama pemerintah, swasta, dan masyarakat melalui
“Gerakan Tiga Jari” pengelolaan sampah.
Tabel 19. Target Pencapaian Indikator Tujuan 12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
Lebih jauh lagi, khusus untuk perubahan iklim, terdapat sasaran dan
arah kebijakan dalam pembangunan lintas bidang yaitu:
1. Menurunnya emisi GRK untuk lima sektor prioritas: kehutanan dan lahan
gambut, pertanian, energi dan transportasi, industri dan limbah,
mendekati 26% pada tahun 2019.
Tabel 20. Target Pencapaian Indikator Tujuan 13. Penanganan Perubahan Iklim.
Tata Kelola Kehutanan. Tata kelola hutan yang baik (good forest
governance) menjadi prinsip dalam pengelolaan sumber daya hutan
berkelanjutan. Untuk menuju hal tersebut, arah kebijakan sektor kehutanan
adalah mempercepat kepastian status hukum kawasan hutan melalui
inventarisasi sumber daya hutan, penyelesaian tata batas kawasan dan tata
batas fungsi kawasan hutan dengan melibatkan semua pemangku
kepentingan, percepatan penyelesaian pemetaan dan penetapan seluruh
kawasan hutan, pembentukan dan operasionalisasi KPH, meningkatkan
keterbukaan data dan informasi sumber daya hutan, dan mempermudah
perizinan dalam melakukan investasi di sektor kehutanan.
Target 15.5 Melakukan tindakan cepat dan signifikan untuk mengurangi degradasi habitat alami, menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati, dan,
pada tahun 2020, melindungi dan mencegah lenyapnya spesies yang terancam punah.
Persentase populasi 25 jenis Kementerian Lingkungan
15.5.1*. satwa terancam punah Hidup dan Kehutanan % 2 4 6 8 10
prioritas. (KLHK)
Target 15.6 Meningkatkan pembagian keuntungan yang adil dan merata dari pemanfaatan sumber daya genetik, dan meningkatkan akses yang tepat
terhadap sumber daya tersebut, sesuai kesepakatan internasional.
Tersedianya kerangka
legislasi, administrasi dan PIC 1 3 5 7 10
Kementerian Lingkungan
kebijakan untuk
15.6.1*. Hidup dan Kehutanan
memastikan pembagian
(KLHK) Unit 1 1 1 1 1
keuntungan yang adil dan
merata.
Target 15.7 Melakukan tindakan cepat untuk mengakhiri perburuan dan perdagangan jenis flora dan fauna yang dilindungi serta mengatasi permintaan dan
pasokan produk hidupan liar secara ilegal.
Persentase penyelesaian
tindak pidana lingkungan Kementerian Lingkungan
15.7.1.(a). hidup sampai dengan P21 Hidup dan Kehutanan % 75 75 75 75 75
dari jumlah kasus yang (KLHK)
terjadi.
Jumlah penambahan
spesies satwa liar dan Kementerian Lingkungan
15.7.1.(b). tumbuhan alam yang Hidup dan Kehutanan Spesies 2 4 6 8 10
dikembangbiakan pada (KLHK)
lembaga konservasi.
Target 15.8 Pada tahun 2020, memperkenalkan langkah-langkah untuk mencegah masuknya dan secara signifikan mengurangi dampak dari jenis asing invasif
pada ekosistem darat dan air, serta mengendalikan atau memberantas jenis asing invasif prioritas.
Rumusan kebijakan dan Dokumen
15.8.1.(a). rekomendasi karantina Kementerian Pertanian Karantina 3 3 3 3 3
hewan dan tumbuhan, Hewan
- 246 -
Tabel 23. Target Pencapaian Indikator Tujuan 16 Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh
Target 16.3 Menggalakkan negara berdasarkan hukum di tingkat nasional dan internasional dan menjamin akses yang sama terhadap keadilan bagi semua.
Proporsi korban kekerasan Robinops
16.3.1.(a) dalam 12 bulan terakhir yang SOPS Persentase 43,58 (BPS) PM PM PM PM
melaporkan kepada polisi. PPA
Jumlah orang atau kelompok litigasi
litigasi 8.005a; litigasi 6.365; litigasi 6.375;
masyarakat miskin yang BPHN (Kementerian ligasi 3.450; 3.021;
16.3.1.(b) Orang nonlitigasi nonlitigasi nonlitigasi
memperoleh bantuan hukum hukum dan HAM) nonlitigasi 259 nonlitigasi
1.188a 7.245 7.250
litigasi dan non litigasi. 3.645
sidang di
sidang di luar sidang di luar sidang di luar
sidang di luar luar gedung
gedung gedung gedung
gedung pengadilan
Jumlah pelayanan peradilan pengadilan pengadilan pengadilan
pengadilan dan 55.665;
bagi masyarakat miskin melalui 111.611a; 113.702a; dan
Pos layanan pembebasan
sidang di luar gedung Badilag, Badilum dan pembebasan pembebasan pembebasan
16.3.1.(c) Perkara hukum biaya
pengadilan; pembebasan biaya Badimiltun MA biaya perkara biaya perkara biaya perkara
119.175; perkara
perkara; dan Pos Layanan 139.599a; pos 114.080a; Pos 945; Pos
pembebasan 3.200; Pos
Hukum. layanan layanan layanan
biaya perkara layanan
hukum hukum hukum
114.122 hukum
197.137a 158.610a 24.171
96.500
Proporsi tahanan yang melebihi Ditjen
16.3.2. (a) masa penahanan terhadap Pemasyarakatan Persentase 2,6 2,9a 3,1a Menurun Menurun
seluruh jumlah tahanan. (Kemenkumham)
Target 16.5 Secara substansial mengurangi korupsi dan penyuapan dalam segala bentuknya.
Target 16.6 Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan transparan di semua tingkat.
Persentase keterwakilan
Eselon I =
perempuan sebagai
20,66 dan
16.7.1.(b) pengambilan keputusan di BKN; Sakernas BPS Persentase Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
Eselon II =
lembaga eksekutif (Eselon I dan
16,39 (2014)
II).
BPS dan Kemenko
16.7.2.(a) Indeks Lembaga Demokrasi. Indeks 66,87 62,05a 77 78 79
Polhukam
BPS dan Kemenko
16.7.2.(b) Indeks Kebebasan Sipil. Indeks 80,30 76,45a 85 86 87
Polhukam
BPS dan Kemenko
16.7.2.(c) Indeks Hak-hak Politik. Indeks 70,63 70.11a 66 67 68
Polhukam
Target 16.9 Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, termasuk pencatatan kelahiran.
Proporsi anak umur di bawah 5
tahun yang kelahirannya
16.9.1* dicatat oleh lembaga Susenas (BPS) Persen 74,27a 74,5a 75.41a NA NA
pencatatan sipil, menurut
umur.
Persentase kepemilikan akta
Basis Data Terpadu 77,4
16.9.1.(a) lahir untuk penduduk 40% Persen NA NA NA NA
(Kementerian Sosial) (RPJMN)
berpendapatan bawah.
Persentase anak yang memiliki
16.9.1.(b) Susenas (BPS) Persen 79,92 81,68a 83,33a 82 85
akta kelahiran.
Target 16.10 Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi kebebasan mendasar, sesuai dengan peraturan nasional dan kesepakatan internasional.
Komnas HAM :
Komnas HAM
Jumlah penanganan Komnas HAM; Ditjen 4.295
Berkas Komnas HAM : : 2.176a
16.10.1.(a) pengaduan pelanggaran Hak HAM (Kemenkum Kemenkumham 7.000 7.000
Pengaduan 3.751a Kemenkumha
Asasi Manusia (HAM). HAM) :
m : 780a
658
Jumlah penanganan
16.10.1.(b) pengaduan pelanggaran Hak Komnas Perempuan Persentase 88,75 90,78a 80,7a 90 90
Asasi Manusia (HAM)
- 255 -
Target Tujuan 17 terdiri atas (i) mobilisasi sumber daya domestik; (ii)
kerjasama multipihak termasuk kemitraan global dan kerjasama antara
pemerintah dengan swasta; (iii) peningkatan dan saling berbagi dalam bidang
teknologi khususnya informasi dan komunikasi; (iv) perdagangan
internasional yang menitikberatkan pada ekspor dan peranannya dalam
stabilitas makroekonomi; dan (v) monitoring, akuntabilitas serta ketersediaan
data. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-target tersebut
dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh
pemerintah maupun organisasi nonpemerintah.
Selain itu, penerimaan negara yang berasal dari remitansi didukung oleh
upaya memperbesar pemanfaatan jasa keuangan bagi pekerja dengan
perluasan jaringan cabang bank dan ATM bank untuk memudahkan rumah
tangga pekerja migran menerima remitansi.
2015-2019 yang terkait bidang ini adalah meningkatkan peran serta badan
usaha dalam pembangunan infrastruktur melalui (1) pengarusutamaan
skema KPS sebagai salah satu pendekatan pembangunan infrastuktur; (2)
penguatan proses pengambilan keputusan kebijakan KPS; (3) pengembangan
alternatif pembiayaan infrastuktur; (4) peningkatan kapasitas SDM dan
kelembagaan yang terlibat dalam pelaksanaan KPS; (5) pengembangan proyek
dan daftar proyek (Project Development and Pipelines); (6) Kerjasama
Pemerintah dan Swasta skala kecil dan menegah; (7) implementasi prinsip
Value for Money (VFM); dan (8) realisasi proyek investasi swasta strategis.
Kelima, sejalan dengan arah RPJMN 2015 – 2019 yang terkait dengan
pembangunan statistik, arah kebijakan antara lain mencakup (i) peningkatan
ketersediaan data dan informasi statistik yang berkualitas; (ii) peningkatan
koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang
diselenggarakan pemerintah dan swasta; (iii) peningkatkan hubungan dengan
responden dan pengguna data; (iv) peningkatan jumlah dan kompetensi SDM
statistik yang profesional, integritas, dan amanah; serta (v) peningkatan
kualitas, kuantitas, dan penggunaan sarana dan prasarana TIK dalam
kegiatan statistik.
Tabel 24. Target Pencapaian Indikator Tujuan 17 Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan
BAB IV
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
Dewan Pengarah
Pelaporan
6
Penugasan
Koordinator Koordinasi
Pelaksana
2 1
Tim Pelaksana
Bappenas Kementrian/
Bappenas
(Deputi Monev) Lembaga
(Deputi KSDA)
3 4
4 3
3 1
Kelompok
Sekretariat
Kerja
Dewan Pengarah
Pelaporan
6
Arahan/Penugasan
Koordinator Koordinasi
Pelaksana
3 2
Tim Pelaksana 1 1
Bappenas Kementrian/
Bappenas BPS
(Deputi Monev) Lembaga
(Deputi KSDA)
4
4 3
1
1
Kelompok
Sekretariat
Kerja
1
- 270 -
Dewan Pengarah
Pelaporan 7
Arahan/Penugasan
Koordinator
Koordinasi Pelaksana
6
5
Tim Pelaksana
(Ketua: Deputi KSDA)
4
4 5
Kelompok
Sekretariat 3
Kerja
4
BAPPENAS
Kemendagri
1 (Deputi Monev
(Ditjen Bina Bangda
Bappenas )
Pusat
Daerah 2
1
1
Sekretariat Pokja TPB
Gubernur WPP
TPB Provinsi Provinsi
1
1 1
Bupati/Walikota
Dewan
Pengarah
Pelaporan 4
Arahan/Penugasan
Koordinasi Koordinator
Pelaksana
Tim
Pelaksana
Kelompok
Kerja 1
Voluntary Self
Sekretariat Assesment Ormas &
Media, Pelaku Usaha
dan Filantropi
Gambar 51. Alur Informasi Monitoring Organisasi nonPemerintah
BAB V
PENUTUP
ttd.
ttd.
SALINAN
ANAK LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL/
KEPALA BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
NOMOR 7 TAHUN 2018
TENTANG KOORDINASI, PERENCANAAN,
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN
PELAPORAN PELAKSANAAN TUJUAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
INDIKATOR SDGs: 1.2.1* Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur.
Dasarnya di Wilayah
Pesisir, Pulau-Pulau
Kecil dan
Perbatasan Antar
Negara (Rehabilitasi
Rumah Tidak Layak
Huni (RTLH) di
Pesisir, PPK dan
PAN)
1.2 Terlaksananya
bantuan pangan Semua Kementerian
APBN
non tunai di seluruh 98 Kota Kota Sosial
Kota dan sebagian dan dan
Kabupaten dengan Kab/Kota 0 0 44 Kota 217 Sebagia -
cakupan sekitar 10 Kabupa n Besar
juta Keluarga ten Kabupa
Penerima Manfaat ten
(KPM).
1.2. Pelayanan
Kementerian
terpadu pencatatan Daerah 548 548 548 548 548 83.361.513 APBN
Dalam Negeri
sipil
1.7 Jumlah
dukungan sarana Kementerian
usaha pemasaran Unit 65 - - - - 58.500 APBN Koperasi dan
revitalisasi pasar UKM
melalui koperasi
1.10 Koperasi
pengelola pasar
Kementerian
rakyat yang
Unit - 75 - - - 86.542,8 APBN Koperasi dan
mendapatkan
UKM
pendampingan
manajemen
1.11 Pedagangan
skala mikro
informal/ pedagang Kementerian
kaki lima yang di UMI - 40 - - - 1.885,7 APBN Koperasi dan
fasilitasi penataan UKM
lokasi, sarana usaha
dan promosi
1.13 Revitalisasi
pasar rakyat yang di
Kementerian
kelola koperasi di
Unit - - 14 25 25 67.500 APBN Koperasi dan
daerah tertinggal,
UKM
perbatasan dan
pasca bencana
- 292 -
1.14 Pedagangan
skala mikro
Kementerian
informal/ pedagang
Orang - - 380 1000 1000 26.360 APBN Koperasi dan
kaki lima yang di
UKM
fasilitasi penataan
lokasi dan promosi
1.15
Meningkatkanya
volume usaha dan
tenaga kerja
koperasi produksi/
sentra usaha mikro
yang diperkuat
sistim bisnis dan
kapasitas produksi Koperasi/
Kementerian
di bidang pertanian Sentra
103 - - - - APBN Koperasi dan
tanaman pangan Usaha
UKM
dan hortikultura, Mikro
kehutanan dan
perkebunan,
perikanan dan
peternakan,
industri, kerajinan,
dan pertambangan,
ketenagalistrikan
dan aneka usaha
- 293 -
1.16
Meningkatkanya
volume usaha dan
tenaga kerja
koperasi produksi
yang diperkuat
kapasitasnya dalam
pengadaan sarana
Koperasi/
produksi, pertanian, Kementerian
Sentra
peternakan, 15 - - - - - APBN Koperasi dan
Usaha
perkebunan, dan UKM
Mikro
perikanan
pendampingan,
pendataan, skema
manajemen,
penguatan
kapasitas,
pendampingan,
pendataan
1.16 Meningkatnya
volume usaha dan
tenaga kerja Koperasi/
Kementerian
koperasi Sentra
6 - - - - - APBN Koperasi dan
pengelolaan jasa Usaha
UKM
wisata yang Mikro
ditingkatkan
kapasitas usahanya
- 294 -
1.17 Koperasi/
Koperasi/
sentra usaha mikro/ Kementerian
Sentra
kecil yang diperkuat - 53 - - - 7.396,6 APBN Koperasi dan
Usaha
sistim bisnisnya UKM
Mikro
1.18 Koperasi/
sentra usaha mikro/ Koperasi/
Kementerian
kecil yang di Sentra
- 109 - - - 11.571,9 APBN Koperasi dan
fasilitasi penerapan Usaha
UKM
teknologi tepat guna Mikro
1.19 Koperasi/
sentra usaha mikro/
Koperasi/
kecil yang di Kementerian
Sentra
fasilitasi - 5 - - - 1.031,4 APBN Koperasi dan
Usaha
pengembangan jasa UKM
Mikro
pertanian dan aneka
jasa
1.20 Koperasi /
sentra usaha mikro Koperasi/
Kementerian
tanaman pangan Sentra
- - 20 11 11 2.869,7 APBN Koperasi dan
yang diperkuat Usaha
UKM
sistem bisnis Mikro
- 295 -
1.21 Koperasi /
sentra usaha mikro Koperasi/
Kementerian
holtikultura yang Sentra
- - 10 5 5 1.206,2 APBN Koperasi dan
diperkuat sistem Usaha
UKM
bisnis Mikro
1.22 Koperasi /
sentra usaha mikro Koperasi/
Kementerian
perkebunan yang Sentra
- - 10 9 9 3.430 APBN Koperasi dan
diperkuat sistem Usaha
UKM
bisnis Mikro
1.23 Koperasi /
sentra usaha mikro Koperasi/
Kementerian
perikanan yang Sentra
- - 20 8 8 2.658,2 APBN Koperasi dan
diperkuat sistem Usaha
UKM
bisnis Mikro
1.24 Koperasi /
sentra usaha mikro Koperasi/
peternakan yang Kementerian
Sentra
diperkuat sistem - - 20 8 8 2.487,4 APBN Koperasi dan
Usaha
bisnis UKM
Mikro
- 296 -
1.25 Koperasi /
sentra usaha mikro
Koperasi/
pengolahan hasil Kementerian
Sentra
perikanan dan - - 12 6 6 1.851 APBN Koperasi dan
Usaha
peternakan yang UKM
Mikro
diperkuat sistem
bisnis
1.26 Koperasi /
sentra usaha mikro Koperasi/
industri manufaktur Kementerian
Sentra
yang diperkuat - - 25 16 16 3.692,3 APBN Koperasi dan
Usaha
sistem bisnis UKM
Mikro
1.27 Koperasi /
sentra usaha mikro Koperasi/
industri kreatif yang Kementerian
Sentra
diperkuat sistem - - - 11 11 556,5 APBN Koperasi dan
Usaha
bisnis UKM
Mikro
1.28 Koperasi /
sentra usaha mikro Koperasi/
jasa dan aneka Kementerian
Sentra
usaha yang - - 25 10 10 2.495,9 APBN Koperasi dan
Usaha
diperkuat sistem UKM
Mikro
bisnis
- 297 -
1.30 Fasilitasi
KUKM untuk Kementerian
partisipasi pada KUKM 412 - - - - - APBN Koperasi dan
pameran nasional UKM
dan regional
1.35 Fasilitasi
Kementerian
promosi dan
Bulan - 12 12 12 12 25.596,6 APBN Koperasi dan
pemasaran produk
UKM
KUKM
2.4 Wirausaha
Kementerian
pemula yang Wirausah
8362 - - - - - APBN Koperasi dan
mendapatkan start a Pemula
UKM
up capital
2.5 Wirausaha
Kementerian
pemula yang di
Orang - 400 1200 1831 2000 98.850,3 APBN Koperasi dan
dukung modal awal
UKM
usaha
5.2 Penggabungan,
Kementerian
peleburan, dan
Koperasi - - 1256 1000 1000 3.323,2 APBN Koperasi dan
pembubaran
UKM
koperasi
- 301 -
5.5 Peningkatan
Kementerian
manajemen koperasi
Koperasi - - - 200 150 2.657,8 APBN Koperasi dan
perkotaan dan
UKM
pedesaan
5.6 Jumlah
Pengesahan Akte Kementerian
Pendirian Koperasi Akta 75 - - - - 1.186,6 APBN Koperasi dan
dan PAD yang di UKM
proses
INDIKATOR SDGs: 1.3.1.(a) Proporsi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Kesehatan.
PROGRAM 1: PENGUATAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)/KARTU INDONESIA SEHAT (KIS)
- 302 -
PROGRAM 2: PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN KESEHATAN DAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)/ KARTU INDONESIA SEHAT (KIS)
Kegiatan 1: 1.1
Penataan kelembagaan jaminan Terselenggaranya
sosial (SJSN) monitoring dan
persen 100 100 100 100 100 Kementerian
evaluasi terpadu
Koordinator
jaminan kesehatan
Bidang
nasional
107.800 APBN Pembanguna
n Manusia
1.2 Tersusunnya
dan
studi dan kajian di
Kebudayaan
bidang sosial untuk Dokumen 5 5 5 5 5
memperkuat
pelaksanaan SJSN
INDIKATOR SDGs: 1.3.1.(b) Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan.
PROGRAM 2: PENGEMBANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENINGKATAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
1.8 Peningkatan
koordinasi
bulan - 12 - - -
antarlembaga dalam
perluasan
antarlembaga dalam
perluasan
1.10 Peningkatan
koordinasi
orang - - - 1480 1480
antarlembaga dalam
perluasan
1.11 Analisis
pengupahan dan
Naskah 2 2 2 3 3
jaminan sosial
tenaga kerja
1.12 Informasi
pengupahan dan
Naskah 1 1 1 1 1
jaminan sosial
tenaga kerja
1.2 Jumlah
sosialisasi
penerapan
pengawasan norma wilayah - 34 34 34 34
jaminan sosial
tenaga kerja sebagai
implementasi SJSN
INDIKATOR SDGs: 1.3.1.(c) Persentase penyandang disabilitas yang miskin dan rentan yang terpenuhi hak dasarnya dan inklusivitas.
PROGRAM 1: PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN SOSIAL
pelatihan, buku
cerita) dan
peraturan
INDIKATOR SDGs: 1.3.1.(d) Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan tunai bersyarat/Program Keluarga Harapan.
INDIKATOR SDGs: 1.4.1.(a) Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan.
1.2 Persentase
6.988 (Telah di tag
Puskesmas yang Kementerian
% 84,1 86,1 84 87 90 di indikator 3.1.2 APBN
melaksanakan kelas Kesehatan
(a))
ibu hamil
1.3 Persentase
Puskesmas yang
melakukan orientasi Kementerian
% 79,6 89,75 88 95 100 - APBN
Program Kesehatan
Perencanaan
Persalinan dan
- 310 -
Pencegahan
Komplikasi (P4K)
2.2 Persentase
kabupaten/kota
60 Kementerian
dengan kesiapan % 70 80 90 95 APBN**
(2015) Kesehatan
akses layanan
rujukan
2.3 Jumlah RS
Rujukan Regional
yang memenuhi 50 Kementerian
RS 125 125 125 125 APBN**
sarana parasarana (2015) Kesehatan
dan alat (SPA)
sesuai standar
INDIKATOR SDGs: 1.4.1.(b) Persentase anak umur 12-23 bulan yang menerima imunisasi dasar lengkap.
1.4.1.(c) Prevalensi penggunaan metode kontrasepsi (CPR) semua cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun yang berstatus
INDIKATOR SDGs:
kawin.
1.2 Persentase
Faskes yang
Mendapat Sarana
Pelayanan KB
(Jumlah faskes Direktorat
pemerintah dan Bina
Telah di-tag di
swasta yang Kesertaan KB
% 47 60 73 87 100 indikator APBN**
terpenuhi sarananya Jalur
3.7.1(a)dan tujuan 6
dibandingkan Pemerintah,
dengan target faskes BKKBN
yang harus dipenuhi
sarananya pada
2019 = 45.340
faskes)
1.3 Cakupan
pembinaan
33 34 34 34 34
kesertaan ber-KB
provinsi provinsi provinsi provins provinsi
dan peningkatan
(100% (100% (100% i (100% (100% Telah di-tag di Perwakilan
kualitas pelayanan
% dari dari dari dari dari indikator 3.7.1(a) APBN** BKKBN
KB yang sesuai
jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah dan tujuan 7 Provinsi
dengan standarisasi
kab/Kot kab/Kota kab/Ko kab/Ko kab/Ko
pelayanan KB
a) ) ta) ta) ta)
diseluruh tingkatan
wilayah
- 314 -
4.2 Persentase
Telah di-tag di
masyarakat yang Direktorat
indikator
memahami isi pesan % 6,7 15 20 30 50 APBN** Advokasi dan
3.7.1(a)dan tujuan
program KKPBK dari KIE,BKKBN
10
berbagai media
- 315 -
4.3. Persentase
stakeholders/mitra
kerja dan
masyarakat di Telah di-tag di
Direktorat
seluruh tingkatan indikator
% 30 45 60 70 80 APBN** Advokasi dan
wilayah yang 3.7.1(a)dan tujuan
KIE,BKKBN
mendapat 11
pembinaan advokasi
dan KIE program
KKBPK
INDIKATOR SDGs: 1.4.1.(d) Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sumber air minum layak dan berkelanjutan.
1.4 Jumlah
Sambungan Rumah 1,449 3,660 256000 297856
SR -
(SR) di Perdesaan (Desa)* (desa)* 0 0
berbasis masyarakat
1.5 Jumlah
Sambungan Rumah
SR 152000 221600
(SR) di kawasan
kumuh perkotaan
1.6 Jumlah
40
Sambungan Rumah
SR (kawasa 15990 21027
(SR) di kawasan 246 351
n)* &
nelayan (Kawasa (Kawasa
234
n)* n)*
(ltr/deti
1.7 Jumlah
k)*
Sambungan Rumah
(SR) di kawasan
rawan SR 352000 409280
air/perbatasan/pula
u
terluar
1.1.1 Perluasan
SPAM melalui
pemanfaatan idle
capacity SPAM Kementerian
jiwa PM PM PM APBN
terbangun dari Keuangan
1763476 783470 970262
sistem
* *
IKK/PDAM/Komuna
l
1.1.2 Peningkatan
SPAM melalui
penambahan
Kementerian
kapasitas dan/atau jiwa PM PM PM APBN
Keuangan
volume dari sarana
dan prasarana
SPAM terbangun
1.2. Pembangunan
Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM)
baru bagi daerah Kementerian
jiwa PM 1428702 381896 590157 PM PM APBN
yang belum memiliki Keuangan
* *
layanan air minum
(SPAM JP dan SPAM
BJP)
- 318 -
INDIKATOR SDGs: 1.4.1.(e) Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak dan berkelanjutan.
1.3 Jumlah
kota/kab yang Kementerian
terlayani Pekerjaan
infrastruktur limbah Kota/Kab 22* 15* 19* 37 17 - APBN Umum dan
dengan sistem Perumahan
terpusat skala Rakyat
kawasan
1.5 Pembangunan
Kementerian
MCK Kombinasi Jiwa NA 217515 57731 PM PM PM APBN
Keuangan
IPAL
1.4 Pembangunan
ruang 1452 621 424 2000 2000
Perpustakaan SD
1.5 Siswa SD
106856 1036061 103606 103606 103606
penerima bantuan orang
13 4 14 14 14
KIP
3.5 Rehabilitasi
ruang pembelajaran Paket 130 999 3298 2000 2100 519.420
SMK
INDIKATOR SDGs: 1.4.1.(j) Persentase penduduk umur 0-17 tahun dengan kepemilikan akta kelahiran.
1.3 Tersedianya
kebijakan
pemenuhan hak 129,3 (Telah di tag
Kementerian
sipil, informasi dan Kebijakan 1 - - - - di indikator APBN
Dalam Negeri
partisipasi anak 16.9.1(a)
yang lengkap dan
harmonis
1.4 Terlaksananya
sosialisasi di 34
provinsi tentang hak 2.978.037 (Telah di
Kementerian
anak untuk Daerah - - 548 548 548 tag di indikator APBN
Dalam Negeri
memperoleh akta 16.9.1(a)
kelahiran secara
gratis
INDIKATOR SDGs: 1.4.1.(k) Persentase rumah tangga miskin dan rentan yang sumber penerangan utamanya listrik baik dari PLN dan bukan PLN.
Kementerian
1.3 Subsidi Listrik Triliun 58.60 59.23 52.28 80,6 89,41
ESDM
2.2. Fasilitasi
pembangunan
Gardu Induk Kementerian
MVA 5655 15971 14280 - - APBN
(kapasitas ESDM
terpasang) (APBN &
Non APBN) (MVA)
2.3. Fasilitasi
17.710 (Telah di tag
pembangungan
indikator 7.1.1*)
Jaringan Transmisi Kementerian
KMS 2525 8295 15377 12681 13410 APBN
(panjang terpasang) ESDM
(APBN & Non APBN)
(KMS)
2.4. Perencanaan
Program Kementerian
Dokumen 1 1 1 1 1 APBN
Ketenagalistrikan ESDM
(RUPTL)
2.7 Instalasi
Pembangkit Tenaga Kementerian
% 59.94 86,32 100 90 90 APBN
Listrik yang Laik ESDM
Operasi
2.8 Instalasi
Penyaluran Tenaga Kementerian
% 8.31 34,19 100 90 90 APBN
Listrik Yang Laik ESDM
Operasi
PROGRAM 2: PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
1.5.1* Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak bencana per 100.000 orang
INDIKATOR : 1.5.1.(b) Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana sosial.
6.2 Jumlah
penilaian kerusakan
13819 (Telah di-tag
dan kerugaian serta Laporan 1 1 100 - - APBN
di indikator 11.5.1*)
kebutuhan
pascabencana
6.3 Jumlah
dokumen
penyusunan
10965 (Telah di-tag
rencana aksi Dokumen 1 4 3 - - APBN
di indikator 11.5.1*)
rehabilitasi dan
rekonstruksi
pascabencana
1.2 Jumlah
dokumen rencana Dokumen - - 26 17 17 37,400 APBN
kontijensi tersusun
BNPB
1.3 Jumlah lokasi
rambu yang Lokasi - - 14 10 10 21,360 APBN
terpasang
2.3 Standarisasi
pengurangan risiko Dokumen 5 5 3 2 2 6,625 APBN
bencana
2.5 Jumlah
dokumen
pengelolaan risiko Dokumen - - - 15 15 11,800 APBN
bencana yang
disusun
INDIKATOR SDGs: 1.5.1.(d) Jumlah daerah bencana alam/bencana sosial yang mendapat pendidikan layanan khusus.
1.3 Pengerahan
Kementerian
taruna siaga orang - - - 32947 - - APBN
Sosial
bencana
- 339 -
1.5. Jumlah
kegiatan monitoring 39.100 (Telah di-tag
dan evaluasi kegiatan 3 3 3 3 3 di indikator
kesiapsiagaan 11.5.1(a))
1.2. Jumlah
32.700 (Telah di-tag
dokumen rencana
dokumen 10 17 19 19 19 di indikator
penanggulangan
11.5.1(a))
bencana
1.6. Jumlah
dokumen pedoman 7.300 (Telah di-tag
dan standardisasi dokumen 5 4 5 5 5 di indikator
pengurangan risiko 11.5.1(a))
bencana
- 341 -
1.9. Jumlah
28.100 (Telah di-tag
dokumen forum PRB
dokumen 6 8 10 12 14 di indikator
11.5.1(a))
1.11. Jumlah
18.500 (Telah di-tag
dokumen pedoman
dokumen 3 3 3 3 3 di indikator
pemberdayaan
11.5.1(a))
masyarakat
1.12. Jumlah
kegiatan monitoring 39.100 (Telah di-tag
dan evaluasi kegiatan 3 3 3 3 3 di indikator
pemberdayaan 11.5.1(a))
masyarakat
- 342 -
1.5.2 Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana terhadap GDP global
INDIKATOR
1.5.2 (a) Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana.
PROGRAM 1:
PENANGGULANGAN BENCANA
1.3. Standarisasi
pengurangan risiko 6.625 (Telah di-tag
dokumen 5 5 3 2 2
bencana di indikator 13.1.1*)
1.4. Jumlah
dokumen
11.800 (Telah di-tag
pengelolaan risiko dokumen - - - 15 15
di indikator 13.1.1*)
bencana yang
disusun
INDIKATOR SDGs: 1.a.1* Proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh pemerintah secara langsung untuk program pemberantasan kemiskinan.
Kegiatan 1: Kementerian
1.1 Produksi padi juta t 75,36 76,20 81,2 82,5 84,1 APBN,
Peningkatan produksi padi, Pertanian
APBD,
jagung, dan kedelai.
SWADAY
1.2. Produksi Kementerian
juta t 19,61 21,35 26 30 33 39.703.830 A
Jagung Pertanian
(anggara
n total
1.3. Produksi Kementerian
juta t 0,96 1,50 0,68 2,2 2,8 program)
kedelai Pertanian
Kegiatan 1: APBN,
Peningkatan produksi gula tebu. APBD
1.1 Produksi gula Kementerian
juta t 2,62 2,80 2,95 3,30 3,80 39.703.830* (anggara
kristal putih Pertanian
n total
program)
APBN,
Kegiatan 1: APBD
1.1 Produksi daging ribu t Kementerian
Peningkatan produksi daging 556 589 640 695 755 19.199.570 (anggara
sapi dan kerbau karkas Pertanian
sapi dan kerbau n total
program)
Kegiatan 2:
Peningkatan akses dan 1.2. Jumlah Toko Unit/ 406/81 500/10 500/10 APBN, Kementerian
20 1000 -
pemanfaatan pangan dan gizi Tani Indonesia (TTI) tahun 2 00 00 APBD Pertanian
- 346 -
INDIKATOR SDG : 2.2.1* Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak balita.
2.2.1.(a) Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta
2.1.2* Prevalensi kekurangan gizi (underwight) pada anak balita
2.2.2* Prevalensi malnutrisi (berat badan/tinggi badan) pada anak balita, berdasarkan tipe.
2.2.2.(a) Prevalensi anemia pada ibu hamil
2.2.2.(b) Persentase bayi usia < 6 bulan yang mendapatkan ASI ekslusif
1.6. Persentase
balita kurus yang
% 46,4 36,8 80 85 90
mendapat makanan
tambahan
2.4. Persentase
puskesmas yang
melaksanakan % 56,9 73,5 60 65 70
penjaringan peserta
didik kelas 1 (%)
- 348 -
2.5. Persentase
Puskesmas yang
melaksanakan
% 48,5 65,1 50 55 60
penjaringan peserta
didik kelas 7 dan
kelas 10
2.6. Persentase
Puskesmas yang
menyelenggarakan % 33,3 45,6 35 40 45
kegiatan kesehatan
remaja
1.1 Persentase
lembaga PAUD
Kegiatan 1: 6.876,7
pembina
Penyelenggaraan Layanan % - 0 20 50 70 (anggaran total APBN
menyelenggarakan
Pendidikan Anak Usia Dini kegiatan)
PAUD holistik
Kementerian
integratif
Pendidikan
dan
Kegiatan 2: 2.1 Jumlah lembaga
Kebudayaan
Penyediaan Layanan Pendidikan menyelenggarakan
Keluarga pendidikan untuk
lembaga - - 1750 22471 22471 - APBN
intervensi
penurunan
prevalensi stunting
1.2 Jumlah
Kegiatan 2: Keluarga Katolik
Kementerian
Pengelolaan dan Pembinaan yang mengikuti juta - - 13 13 13 - APBN
Agama
Urusan Agama Katolik pembinaan keluarga
bahagia
1.3 Jumlah
Kegiatan 3:
pembinaan keluarga
Peningkatan kualitas pembinaan Kementerian
sukinah juta - - 5 5 5 - APBN
dan pengelolaan Urusan Agama Agama
Hindu
a. Kawasan kawasan - - 21 37 17
b. Kab/Kota kab/kota - - 21 24 17
- 354 -
INDIKATOR SDG: 2.2.2 (c) . (i) Kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH) ; (ii) Tingkat konsumsi ikan per kapita
Kegiatan 2:
APBN,
Pengembangan
2.1. Jumlah lokasi APBD
penganekaragaman konsumsi Lokasi/ Kementerian
pemberdayaan 4410 2894 1691 2300 2500 1.088.090 (anggara
dan keamanan pangan tahun Pertanian
lahan pekarangan n total
kegiatan)
Kegiatan 1: Kementerian
1.1 Produksi ikan APBN,
Peningkatan produksi ikan Juta ton 6,5 6,45 6,63 9,45 6,98 - Kelautan dan
tangkapan APBD
Perikanan
Kementerian
1.2. Produksi ikan APBN,
Juta ton 4,37 8,35 9,41 7,91 11,78 - Kelautan dan
budidaya APBD
Perikanan
INDIKATOR SDG: 2.5.1* Jumlah varietas unggul tanaman dan hewan untuk pangan yang dilepas.
PROGRAM 1:
Hortikultura dan
Perkebunan)
INDIKATOR SDG: 2.5.2* Proporsi hewan ternak dan sejenisnya, diklasifikasikan menurut tingkat risiko kepunahan: berisiko, tidak berisiko, dan risiko yang
tidak diketahui.
PROGRAM 1: PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN (Lampiran Renstra Kementan Revisi hal.310)
1.3 Jumlah
teknologi
peternakan dan Teknologi 34 34 34 34 34
veteriner berbasis
bioindustri,
- 358 -
bioscience dan
bioengineering
PROGRAM 1: PROGRAM BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (Matriks KL/II.M.L.024-13)
2.2 Persentase
Puskesmas yang Kementerian
% 84,1 86,1 84 87 90 6.988 APBN
melaksanakan kelas Kesehatan
ibu hamil
2.3 Persentase
Puskesmas yang
melakukan orientasi
Program Kementerian
% 79,6 89,75 88 95 100 - APBN
Perencanaan Kesehatan
Persalinan dan
Pencegahan
Komplikasi (P4K)
2.2 Persentase
kabupaten/kota 60 Kementerian
% 70 80 90 95 APBN**
dengan kesiapan (2015) Kesehatan
- 361 -
akses layanan
rujukan
2.3 Jumlah RS
Rujukan Regional
yang memenuhi 50 Kementerian
RS 125 125 125 125 APBN**
sarana parasarana (2015) Kesehatan
dan alat (SPA)
sesuai standar
1.2 Persentase
keberhasilan
pengobatan TB % 84 85 87 89 90 Kementerian
2.960.000 APBN**
(Success Rate ) Kesehatan
minimal 85 persen
1.3 Persentase
cakupan penemuan 78,39
% 85 88 91 95
kasus baru kusta (2015)
tanpa cacat
- 363 -
2.2 Jumlah
kabupaten/kota 375
Kab/Kota 400 375 390 400
dengan API (2015)
<1/1.000 penduduk
2.3 Jumlah
Kementerian
kab/kota endemis 2.940.000 APBN**
Kesehatan
yang melakukan 147
Kab/Kota 180 140 114 105
pemberian obat (2015)
massal pencegahan
(POMP) Filariasis
2.4 Jumlah
Kabupaten/Kota
endemis Filaria
34
berhasil Kab/Kota 45 55 65 75
(2015)
menurunkan angka
mikrofilaria menjadi
< 1%
INDIKATOR SDGs: 3.4.1(a) Persentase merokok pada penduduk umur ≤18 tahun
3.4.1 (b) Prevalensi tekanan darah tinggi
3.4.1 (c) Prevalensi obesitas pada penduduk umur ≥ 18 tahun
3.a.1* Persentase merokok pada penduduk umur ≥15 tahun
- 364 -
INDIKATOR SDGs: 3.4.2* Angka kematian (insidens rate) akibat bunuh diri
3.4.2(a) Jumlah kabupaten/kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa
INDIKATOR SDGs: 3.5.1 (a) Jumlah penyalahguna narkotika dan pengguna alkohol yang merugikan, yang mengakses layanan rehabilitasi medis
3.5.1 (b) Jumlah yang mengakses layanan pasca rehabilitasi.
3.5.1 (c) Jumlah korban penyalahgunaan NAPZA yang mendapatkan rehabilitasi sosial di dalam panti sesuai standar pelayanan
3.5.1. (d) Jumlah lembaga rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA yang telah dikembangkan/dibantu
dalam kehidupan
bermasyarakat
INDIKATOR SDGs: 3.6.1 Angka kematian akibat cedera fatal kecelakaan lalu lintas (indikator global yang akan dikembangkan)
INDIKATOR SDGs: 3.7.1* Proporsi perempuan usia reproduksi (15-49 tahun) atau pasangannya yang memiliki kebutuhan keluarga berencana dan
menggunakan alat kontrasepsi metode modern;
3.7.1.(a) Angka prevalensi penggunaan metode kontrasepsi (CPR) semua cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun yang
berstatus kawin;
3.7.1.(b) Angka penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) cara modern;
3.7.2* Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR);
3.7.2.(a) Total Fertility Rate (TFR).
1.2 Persentase
faskes jalur
pemerintah yang Direktorat
bekerja sama Bina
dengan BPJS Kesertaan KB
% 27 45 63 82 100 - APBN**
Kesehatan yang Jalur
memenuhi standar Pemerintah,
pelayanan KB BKKBN
(15.798 faskes
pemerintah
1.3 Persentase
Faskes yang
Mendapat Sarana
Pelayanan KB
(Jumlah faskes Direktorat
pemerintah dan Bina
swasta yang Kesertaan KB
% 47 60 73 87 100 - APBN**
terpenuhi sarananya Jalur
dibandingkan Pemerintah,
dengan target faskes BKKBN
yang harus dipenuhi
sarananya pada
2019 = 45.340
faskes)
- 370 -
1.4 Cakupan
pembinaan
33 34 34 34 34
kesertaan ber-KB
provinsi provinsi provinsi provins provinsi
dan peningkatan
(100% (100% (100% i (100% (100% Perwakilan
kualitas pelayanan
% dari dari dari dari dari - APBN** BKKBN
KB yang sesuai
jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah Provinsi
dengan standarisasi
kab/Kot kab/Kota kab/Ko kab/Ko kab/Ko
pelayanan KB
a) ) ta) ta) ta)
diseluruh tingkatan
wilayah
2.2 Persentase
remaja yang
Direktorat
mengakses Pusat
Bina
Informasi dan
% 22,8 24 26 28 30 - APBN** Ketahanan
Konseling/PIK (dari
Remaja,
yang pernah
BKKBN
mendengar tentang
PIK)
2.3 Persentase
kabupaten/kota Direktorat
% 100 100 100 100 100 - APBN**
yang melaksanakan Bina
Ketahanan
- 371 -
bawah (poster,
leaflet, lembar balik,
banner, media
tradisional)
4.1 Persentase
stakeholders/
pemangku
kepentingan tingkat Direktorat
pusat maupun % 82 84 86 88 90 - APBN** Advokasi dan
provinsi dan KIE,BKKBN
kabupaten kota
yang terpapar
program KKBPK
- 373 -
4.2 Persentase
masyarakat yang Direktorat
memahami isi pesan % 6,7 15 20 30 50 - APBN** Advokasi dan
program KKPBK dari KIE,BKKBN
berbagai media
4.3. Persentase
stakeholders/mitra
kerja dan
masyarakat di
Direktorat
seluruh tingkatan
% 30 45 60 70 80 - APBN** Advokasi dan
wilayah yang
KIE,BKKBN
mendapat
pembinaan advokasi
dan KIE program
KKBPK
1.2. Meningkatnya
persentase
pencapaian target
% - 90 - - - 5,000
verifikasi
pengangkutan
limbah B3.
1.3. Meningkatnya
persentase
pencapaian target
% - 90 - - - 5,000
verifikasi
pemanfaatan limbah
B3
1.4. Meningkatnya
persentase
pencapaian target
% - 80 - - - 5,000
verifikasi
pengolahan limbah
B3.
1.5. Meningkatnya
persentase
pencapaian target
% - 60 - - - 5,000
kegiatan verifikasi
penimbunan limbah
B3.
1.6. Meningkatnya
persentase % - 90 - - - 5,000
pencapaian target
- 376 -
kegiatan verifikasi
dumping limbah B3
1.7. Meningkatnya
persentase
pencapaian target
% - 30 - - - 5,000
kegiatan penetapan
limbah B3 dan
limbah non B3
1.8. Meningkatnya
persentase
pencapaian target
% - 95 - - - 5,000
kegiatan notifikasi
limbah B3 dan
limbah non B3
1.9. Meningkatnya
volume dan Jenis
limbah yang ton dan 196.000
- - - - 20,000
dimanfaatkan jenis dan 35
sebagai sumber
daya setiap tahun
izin dan
rekomendasi
2.2. Teranalisisnya
jumlah limbah B3
juta ton - 75100 - - - 40,000
terkelola setiap
Kementerian
sektor
Lingkungan
APBN
Hidup dan
2.3. Tersedianya
Kehutanan
data limbah B3 cair
dan padat yang
dimanfaatkan ton - 601,498. - - - 20,000
sebagai bahan bakar 50
alternatif pada
setiap sektor
2.4. Pengelolaan
limbah medis dari
fasilitas - - 1 1 2 -
fasilitas pelayanan
kesehatan
- 378 -
2.5. Peningkatan
pemanfaatan limbah
B3 dan limbah non
unit - - 1 6 5 -
B3 sebagai sumber
energi atau bahan
baku
2.6. Peningkatan
kinerja pengelolaan
industri - - 400 400 400 -
limbah B3 dan
limbah non B3
3.2. Lahan
1 Kementerian
Terkontaminasi
ekoregio Lingkungan
Limbah B3 APBN
Ekoregion - n - - - 50,000 Hidup dan
terinventarisasi dan
(Sumater Kehutanan
teridentifikasi setiap
a)
tahun
3.3. Lahan
terkontaminasi
Limbah B3 yang ton - - - - 100,000
90,000
dipulihkan oleh
penanggungjawab
usaha/kegiatan
- 379 -
meningkat setiap
tahun
3.4. Lahan
terkontaminasi
Limbah B3 yang
difasilitasi ton - - - - 100,000
4,500
pemulihannya
meningkat setiap
tahun
3.6. Pemulihan
lahan
terkontaminasi ton - - 500 1 lokasi 1 lokasi -
meningkat sebesar
500 ton
3.7. Pemulihan
lahan
terkontaminasi oleh
penanggung jawab ton - - 100,00 100,00 100,00 -
usaha/kegiatan 0 0 0
meningkat sebesar
100,000 ton
- 380 -
3.9. Penerapan
sistem tanggap dokumen - - 2 2 2 -
darurat limbah B3
INDIKATOR SDGs: 3.b.1 (a) Persentase ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas
INDIKATOR SDGs: 4.1.1* Proporsi anak-anak dan remaja: (a) pada kelas 4, (b) tingkat akhir SD/kelas 6, (c) tingkat akhir SMP/kelas 9 yang mencapai standar
kemampuan minimum dalam: (i) membaca, (ii) matematika
PROGRAM 1: PROGRAM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (Matriks KL/II.M.L.023-23) 5.194.328 APBN
PROGRAM 2: PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA (Matriks KL/II.M.L.023-37)
PROGRAM 1: PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (Matriks KL/II.M.L.023-1)
Kegiatan 2: Pendidikan
Peningkatan Akses, Mutu, dan Islam
Relevansi Madrasah
2.2 Jumlah MA
Kementerian
Penyelenggara
Agama, Ditjen
Program Madrasah 0 0 5 20 20 66.500 APBN
Pendidikan
Keterampilan yang
Islam
diberikan penguatan
2.7 Jumlah
perpustakaan MTs Madrasah 100 75 0 0 0 38.224 APBN Kementerian
yang dibangun Agama, Ditjen
- 389 -
Pendidikan
Islam
Pembinaan
SMK
n, Dit
Pembinaan
SMK
1.5 Dukungan
layanan pendidikan
Layanan - - - 229 - 39.775
katolik (buku SMAK
)
Pendidikan
Islam
INDIKATOR SDGs: 4.1.1(g) Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 tahun
4.2.2(a) Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
PROGRAM 1: PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NON FORMAL DAN INFORMAL(Matriks KL/II.M.L.023-16)
1.2 Jumlah
Kemdikbud,
Kabupaten / Kota
Ditjen PAUD
yang
dan Dikmas
menyelenggarakan kab/kota - 10 40 100 200
Direktorat
penuntasan PAUD
Pembinaan
minimal 1 Tahun
PAUD
pra SD - APBN
Pembinaan
PAUD
1.3 Dukungan
layanan pendidikan
Layanan - - - 229 - 39.775
katolik (Taman
Seminari)*
INDIKATOR SDGs: 4.3.1(b) Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT)
4.5.1* Rasio Angka Partisipasi Kasar (APK) perempuan/laki-laki di Perguruan Tinggi
Pendidikan
Tinggi
2.2 Jumlah
Kementerian
Mahasiswa Mahasisw
4554 5474 5743 13014 Riset,
Penerima Beasiswa a -
20.377.468 APBN** Teknologi dan
Afirmasi-DIKTI
Pendidikan
Tinggi
2.3 Jumlah
Mahasiswa
Penerima Beasiswa Mahasisw
123792 120000 280000 340000
Peningkatan a -
Prestasi Akademik
(PPA)
1.8 Penyediaan
Sarana dan
Lembaga 22 23 21 25.400
Prasarana pada PTA - -
Katolik
1.11 Dukungan
layanan pendidikan Layanan 2 14.574
- - - -
tinggi katolik
1.3 Jumlah
Mahasiswa
mahasisw
Penerima Beasiswa 1000 15000 12500 13000 15000
a
Peningkatan
Prestasi Akademik
1.4 Jumlah
Mahasiswa mahasisw
- 2000 2000 2000 2000
Penerima Beasiswa a
Tahfidz Qur'an
1.5 Jumlah
mahasiswa mahasisw
- - 1000 2000 2000
penerima beasiswa a
pada prodi langka
1.6 Jumlah
lembaga 2 - 2 - -
Pendirian PTKI baru
1.10 Mahasiswa
Kementerian
yang mengikuti
orang - - 17600 - - 4.400.000 APBN Agama:
Program Pengabdian
Bimas Kristen
Masyarakat
1.5 Bantuan
Peningkatan
orang - 500 600 700 800 136.572.800
Prestasi Akademik
(PPA)
1.7 Kualifikasi S3
orang 97 120 140 160 180 45.500.000
Dosen
1.8 Tunjangan
Profesi Dosen Non orang - - 45 - - 115.853.400
PNS
1.9 Lembaga
Pendidikan Tinggi lembaga - - 156 - - 231.742.500
Hindu Yang Dibina
1.11 Pengabdian
lokasi - - 750 - - 30.781.700
Masyarakat
1.14 Sertifikasi
orang - 100 100 100 125
Dosen -
- 417 -
1.15 Tunjangan
Fungsional Dosen orang - - 48 - -
-
Non PNS
INDIKATOR SDGs: 4.4.1* Proporsi dewasa (15-59) dengan keterampilan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
INDIKATOR SDGs: 4.6.1(a) Persentase angka melek aksara penduduk umur ≥15 tahun
4.6.1(b) Persentase angka melek aksara penduduk umur 15-24 tahun dan umur 15-59 tahun
PROGRAM 1: PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NON FORMAL DAN INFORMAL(Matriks KL/II.M.L.023-16)
Keaksaraan
dan
Kesetaraan
INDIKATOR SDGs: 4.a.1* Proporsi sekolah dengan akses ke: (a) listrik (b) internet untuk tujuan pengajaran, (c) komputer untuk tujuan pengajaran, (d)
infrastruktur dan materi memadai bagi siswa disabilitas, (e) air minum layak, (f) fasilitas sanitasi dasar per jenis kelamin, (g) fasilitas cuci
tangan (terdiri air, sanitasi, dan higienis bagi semua (WASH)
PROGRAM 1: PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA (Renstra Kemendikbud/ 01)
- 420 -
1.2 Jumlah
Kementerian
kumulatif satuan
Pendidikan
pendidikan yang
Sekolah - 110260 113016 115842 118738 - APBN dan
mengakses dan atau
Kebudayaan,
memanfaatkan e-
Pustekkom
pembelajaran
INDIKATOR SDGs: 4.b.1* Jumlah bantuan resmi Pemri kepada Mahasiswa Asing Penerima Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang.
INDIKATOR SDGs: 4.c.1* Persentase guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan PLB yang bersertifikat pendidik
berkualifikasi
D4/S1
1.3 Pengawas
pendidikan agama
katolik yang Orang - 0 120 120 - 885
meningkat
kompetensinya
- 425 -
1.4 Guru PA
Berkualifikasi orang 57 75 100 125 150 1.137.500
S1/D4 dan S2
INDIKATOR SDGs: 5.1.1* Jumlah kebijakan yang responsif gender mendukung pemberdayaan perempuan.
diharmonisasikan
menjadi responsif
gender*
Perempuan di
Lembaga Legislatif
INDIKATOR SDGs: 5.2.1* Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan (umur 15-64 tahun) mengalami kekerasan (fisik, seksual, atau emosional) oleh
pasangan atau mantan pasangan dalam 12 bulan terakhir
5.2.1(a) Prevalensi kekerasan terhadap anak perempuan
5.2.2* Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan (umur 15-64 tahun) mengalami kekerasan seksual oleh orang lain selain
pasangan dalam 12 bulan terakhir
1.1 Survei
Kegiatan 1: kekerasan terhadap Kementerian
Survei 1 1 1 1 - 26.000 APBN
Peningkatan ketersediaan data perempuan dan PP dan PA
gender dan anak anak*
2.2 Jumlah
dokumen profil
Kementerian
perlindungan Dokumen 1 1 1 1 1 600 APBN
PP dan PA
perempuan dari
tindak kekerasan*
- 433 -
2.3 Jumlah
pelaksanaan
kegiatan KIE
tentang pelaksanaan Kementerian
Kegiatan 2 2 2 2 2 1.190 APBN
kebijakan PP dan PA
perlindungan
perempuan dari
tindak kekerasan*
- 434 -
2.4 Jumlah
rekomendasi hasil
Pemantauan dan
Evaluasi
Kementerian
perlindungan Dokumen 2 2 2 2 2 2.550 APBN
PP dan PA
perempuan dari
tindak kekerasan
yang
ditindaklanjuti*
- 435 -
1.2 Jumlah
dokumen profil
950 (Telah di tag di Kementerian
perlindungan Dokumen 2 3 3 3 3 APBN
indikator 16.2.1(b)) PP dan PA
kekerasan terhadap
anak*
- 439 -
1.3 Jumlah
pelaksanaan 3.150 (Telah di tag
Kementerian
kegiatan KIE Kegiatan 5 7 6 6 6 di indikator APBN
PP dan PA
pelaksanaan 16.2.1(b))
kebijakan
perlindungan
- 440 -
kekerasan terhadap
anak*
dari pornografi di 9
provinsi**
1.4 Jumlah
rekomendasi hasil
pemantauan dan
evaluasi
2.750 (Telah di tag
pelaksanaan Kementerian
Dokumen 6 6 6 6 6 di indikator APBN
kebijakan PP dan PA
16.2.1(b))
Perlindungan
Kekerasan Terhadap
Anak yang
ditindaklanjuti*
1.2 Desa/Kelurahan
yang difasilitasi
4.100 (Telah di tag
dalam Pencegahan 36 Kementerian
desa 36 36 46 46 di indikator APBN
Kekerasan dan (2017) PP dan PA
16.2.1(b))
Ekploitasi terhadap
Anak
PROGRAM 3: PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NON FORMAL DAN INFORMAL (Matriks KL/II.M.L.023-16)
1.2 jumlah
pengguna layanan
usia 15-64 tahun
yang mendapatkan
Komnas
manfaat dari Orang - 100 100 100 100 500 APBN
Perempuan
informasi dan
pengetahuan
mengenai kekerasan
terhadap perempuan
1.3 jumlah
pengguna layanan
usia 18-24 tahun
yang mendapatkan
Komnas
manfaat dari Orang - 100 100 100 100 500 APBN
Perempuan
informasi dan
pengetahuan
mengenai kekerasan
terhadap perempuan
- 446 -
1.4 Pengembangan
konsep penanganan Komnas
Konsep - 1 1 1 1 2000 APBN
Korban Kekerasan Perempuan
terhadap Perempuan
1.6 Jumlah
Pengadua Komnas
pengaduan yang - 10 10 10 10 1000 APBN
n Perempuan
ditindaklanjuti
kerja perempuan
pembela HAM
1.2 Jumlah
rekomendasi
pelaksanaan prinsip
Rekomen Komnas
dan hukum ham - 2 2 2 2 1000 APBN
dasi Perempuan
internasional yang
diterima oleh
Indonesia
INDIKATOR SDGs: 5.2.2(a) Persentase korban kekerasan terhadap perempuan yang mendapat layanan komprehensif
Kegiatan 1: 1.1
Penanganan kekerasan terhadap Terselenggaranya
Perempuan kebijakan
Komnas Hak
penanganan KtP di
Kebijakan - 1 1 1 1 250 APBN Asasi
institusi keagamaan
Manusia
dan institusi
kemasyarakatan
lainnya
masyarakat yang
ditindaklanjuti
1.3 Tersedianya
Komnas Hak
sistem pengaduan
Sistem - 1 1 1 1 200 APBN Asasi
online dan database
Manusia
pengaduan
PROGRAM 5: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Sekretariat Negara
INDIKATOR SDGs: 5.3.1* Proporsi perempuan umur 20-24 tahun yang berstatus kawin atau berstatus hidup bersama sebelum umur 15 tahun dan sebelum
umur 18 tahun
5.3.1(a) Median usia kawin pertama perempuan pernah kawin umur 25-49 tahun
5.3.1(b) Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR)
1.2 Persentase
faskes jalur
pemerintah yang Direktorat
bekerja sama Bina
dengan BPJS Kesertaan KB
% 27 45 63 82 100 - APBN**
Kesehatan yang Jalur
memenuhi standar Pemerintah,
pelayanan KB BKKBN
(15.798 faskes
pemerintah
1.3 Persentase
Faskes yang
Mendapat Sarana
Direktorat
Pelayanan KB
Bina
(Jumlah faskes
Kesertaan KB
pemerintah dan % 47 60 73 87 100 - APBN**
Jalur
swasta yang
Pemerintah,
terpenuhi sarananya
BKKBN
dibandingkan
dengan target faskes
yang harus dipenuhi
sarananya pada
- 452 -
2019 = 45.340
faskes)
1.4 Cakupan
pembinaan
33 34 34 34 34
kesertaan ber-KB
provinsi provinsi provinsi provins provinsi
dan peningkatan
(100% (100% (100% i (100% (100% Perwakilan
kualitas pelayanan
% dari dari dari dari dari - APBN** BKKBN
KB yang sesuai
jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah Provinsi
dengan standarisasi
kab/Kot kab/Kota kab/Ko kab/Ko kab/Ko
pelayanan KB
a) ) ta) ta) ta)
diseluruh tingkatan
wilayah
2.2 Persentase
remaja yang
Direktorat
mengakses Pusat
Bina
Informasi dan
% 22,8 24 26 28 30 - APBN** Ketahanan
Konseling/PIK (dari
Remaja,
yang pernah
BKKBN
mendengar tentang
PIK)
4.1 Persentase
stakeholders/ Direktorat
pemangku % 82 84 86 88 90 - APBN** Advokasi dan
kepentingan tingkat KIE,BKKBN
pusat maupun
provinsi dan
- 455 -
kabupaten kota
yang terpapar
program KKBPK
4.2 Persentase
masyarakat yang Direktorat
memahami isi pesan % 6,7 15 20 30 50 - APBN** Advokasi dan
program KKPBK dari KIE,BKKBN
berbagai media
4.3. Persentase
stakeholders/mitra
kerja dan
masyarakat di
Direktorat
seluruh tingkatan
% 30 45 60 70 80 - APBN** Advokasi dan
wilayah yang
KIE,BKKBN
mendapat
pembinaan advokasi
dan KIE program
KKBPK
INDIKATOR SDGs: 5.3.1* Proporsi perempuan umur 20-24 tahun yang berstatus kawin atau berstatus hidup bersama sebelum umur 15 tahun dan sebelum
umur 18 tahun
5.3.1(c) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/ sederajat
dan
Kesetaraan
INDIKATOR SDGs: 5.5.1* Proporsi kursi yang diduduki perempuan di parlemen tingkat pusat, parlemen daerah dan pemerintah daerah
PROGRAM 3: PROGRAM PEMBINAAN POLITIK DAN PEMBERDAYAAN PEMERINTAHAN UMUM (DITJEN POLPUM, KEMENDAGRI)
PROGRAM 4: PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN DEMOKRASI DAN PERBAIKAN PROSES POLITIK (KPU)
- 462 -
Perempuan di
Lembaga Legislatif
INDIKATOR SDGs: 5.6.1* Proporsi perempuan umur 15-49 tahun yang membuat keputusan sendiri terkait hubungan seksual, penggunaan kontrasepsi, dan
layanan kesehatan reproduksi.
5.6.1(a) Unmet need KB (Kebutuhan Keluarga Berencana/KB yang tidak terpenuhi).
melalui SJSN
Kesehatan (PBI)
1.2 Persentase
faskes yang
mendapatkan
pemenuhan sarana,
Direktorat
alokon sesuai
Bina
dengan standar
Kesertaan
pelayanan KB (85%
Keluarga
dari 53.342 Faskes % - 43,3 57,2 71,1 85 3.338.692 APBN**
Berencana
yang diasumsikan
Jalur
bekerjasama dengan
Pemerintah,
SJSN Kesehatan
BKKBN
sampai dengan
tahun 2019 =
45.340 Faskes s/d
tahun 2019)
Kesehatan memiliki
1 dokter dan atau 1
bidan
terstandarisasi/kom
peten)
3.2 Persentase
Kelompok Sasaran
(poktan/BKB-BKR- 20%
15% 25%
BKL-UPPKS dan dari
10% dari dari dari
PPKS) yang 265.04 Direktorat
265.045 265.04 265.04
mendapatkan 5 Kesehatan
% - kelompo 5 5 8.982 APBN**
promosi dan kelomp Reproduksi,
k kelomp kelomp
konseling ok BKKBN
sasaran ok ok
kesehatan, serta sasara
sasaran sasaran
hak-hak reproduksi n
yang berkualitas
(memenuhi standar)
1.2 Persentase
Puskesmas yang
Direktorat
melakukan orientasi
Kesehatan
Program
% - 83 88 95 0 6.550,3 APBN** Keluarga,
Perencanaan
Kementerian
Persalinan dan
Kesehatan
Pencegahan
Komplikasi (P4K)
INDIKATOR SDGs: 5.6.1 (b) Pengetahuan dan pemahaman Pasangan Usia Subur (PUS) tentang metode kontrasepsi modern
5.6.2* Undang-undang atau Peraturan Pemerintah (PP) yang menjamin perempuan umur 15-49 tahun untuk mendapatkan pelayanan,
informasi dan pendidikan terkait kesehatan seksual dan reproduksi.
3.2 Persentase
Faskes yang
melakukan promosi
Perwakilan
dan konseling
% - 27 47 66 85 196.069,06 APBN* BKKBN
Kesehatan dan hak-
Provinsi
hak Reproduksi di
Provinsi dan
Kab/Kota
- 473 -
3.3 Persentase
Stakeholders/mitra
kerja dan
masyarakat
Perwakilan
diseluruh tingkatan
% 30 45 60 70 80 310.566 APBN* BKKBN
wilayah yang
Provinsi
mendapat
Pembinaan Advokasi
dan KIE program
KKBPK
PROGRAM 2: PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BKKBN (Matriks KL/II.M.L.068-8)
INDIKATOR SDGs: 1.2.1* Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur.
INDIKATOR SDGs: 1.3.1 (a) Proporsi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Kesehatan
Kegiatan 1: 1. 1 jumlah
donasi
membantu biaya penduduk yang LAZISMU,
orang - 100 100 100 100 400 masyarakat Seluruh Indonesia
pengobatan pasien dibantu MPKU
(I=Tersedia)
miskin
1.3 Persentase
KAPAL
organisasi mitra
Perempuan ,
yang meningkat
Program Sulsel, NTB, NTT, YKPM,
kapasitasnya dalam
MAMPU - Jawa Timur, LPSDM,
memahami modul Persen - 80 - - - 35
DFAT Sumbar, DKI KPS2K,
pemantauan
(I=Tersedia) Jakarta Pondok
responsif gender,
Pergerakan,
inklusif, dan
PBT
transformatif
- 478 -
Pergerakan,
PBT
3.10 Jumlah
KAPAL
kegiatan verifikasi
Perempuan ,
dan validasi data
Program Sulsel, NTB, NTT, YKPM,
hasil pemantauan
MAMPU - Jawa Timur, LPSDM,
responsif gender, kegiatan - - - 6 - 15
DFAT Sumbar, DKI KPS2K,
inklusif dan
(I=Tersedia) Jakarta Pondok
transformatif (AGBK
Pergerakan,
Tahap 2) di 6
PBT
propinsi
- 483 -
INDIKATOR SDGs: 1.3.1.(c) Persentase penyandang disabilitas yang miskin dan rentan yang terpenuhi hak dasarnya dan inklusivitas.
Kegiatan 1: 1. 1 Jumlah
Workshop dan Public kegiatan yang donasi
Hearing tentang dilaksanakan LAZISMU,
kegiatan 1 1 100 masyarakat Seluruh Indonesia
masyarakat penyandang MPS, MPM
(I=Tersedia)
sosial
Kegiatan 2: 2. 1 Jumlah
Memberikan kelompok yang donasi
kelompo LAZISMU,
pendampingan bagi didampingi 20 20 200 masyarakat Seluruh Indonesia
k MPS, MPM
masyarakat penyandang (I=Tersedia)
sosial
Kegiatan 3: 3. 1 Jumlah
donasi
Memberikan pembinaan kelompok yang kelompo LAZISMU,
20 20 200 masyarakat Seluruh Indonesia
bagi masyarakat dibina k MPS, MPM
(I=Tersedia)
penyandang sosial
1.3. Jumlah
penggerakkan ke
Mitra -
masyarakat Seknas &
PELKESI-
mengenai % - - - 25 50 4 kabupaten Pelkesi
Gereja (I=
aksesibititas layanan Wilayah I-V
Tersedia)
kesehatan bagi
kelompok disabilitas
PROGRAM 3: Advokasi sistem dan kebijakan layanan kursi roda dalam mendukung akses perkotaan dan transportasi publik yang aksesibel
1.4.1 (a) Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan (kelompok penduduk
INDIKATOR SDGs:
40% terbawah)
fasilitas kesehatan
Rumah Zakat
INDIKATOR SDGs: 1.4.1 (b) Persentase anak umur 12-23 bulan yang menerima imunisasi dasar lengkap (kelompok penduduk 40% terbawah)
1.4.1.(c) Prevalensi penggunaan metode kontrasepsi (CPR) semua cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun yang
INDIKATOR SDGs:
berstatus kawin. (kelompok penduduk 40% terbawah)
PROGRAM 2: Assessment Pengetahuan dan Cakupan Program Layanan Kesehatan Reproduksi di 9 Propinsi
Kegiatan 1: 1.1 jml copy copies Yayasan WRI Propinsi Papua, Yayasan WRI
Penelitian di 9 Provinsi dokumen - - - - -
(soft file) (budget Papua Barat, (budget
indikatof dan Maluku, Maluku indikatof dan
- 489 -
Kegiatan 2: 2.1 jml partisipan target Lihat Utara, Sulawesi target Lihat
Seminar untuk pelatihan pada Goals 5 Selatan, Jawa pada Goals 5
Palladium &
Memaparkan Hasil indikator 5.6.1 Timur, Jawa indikator
orang - - - - - USAID
Assessment di Jakarta dan 5.6.1(b) Tengah, Jawa 5.6.1 dan
(I=Tersedia)
Barat & DKI 5.6.1(b)
Jakarta
PROGRAM 3: Pembentukan & Pendampingan Kelompok Remaja untuk memperkuat Pengetahuan dan Akses Program Layanan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja di
Kabupaten Gunung Kidul, Bandung & DKI Jakarta
PROGRAM 4: Penelitiaan tentang Pengetahuan dan Akses Program Layanan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja di Kabupaten Gunung Kidul, Bandung & DKI Jakarta
kespro bagi
masyarakat
PROGRAM 7: Family Learning Center (FLC) sebagai pusat belajar keluarga yang bebas dari KDRT
1.2. deseminasi
Twin Sharing
panduan FLC terkait
Pemerintah
pola relasi keluarga
dan NA (III- Nasyiatul
yang sehat, bebas provinsi - 0 0 15 34 - Seluruh Indonesia
Belum Aisyiyah
tekanan dan sadar
tersedia
gender di setiap
sumber)
provinsi
- 493 -
PROGRAM 8: Mengatasi persoalan remaja dengan posyandu remaja PASHMINA (Pelayanan Remaja Sehat Milik NA)
1.4.1.(d) Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sumber air minum layak dan berkelanjutan. (kelompok penduduk 40%
INDIKATOR SDGs:
terbawah)
Kemitraan
(I=Tersedia)
PROGRAM 3:
INDIKATOR SDGs: 1.4.1.(e) Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak dan berkelanjutan. (kelompok penduduk 40% terbawah)
- 500 -
PROGRAM 3:
INDIKATOR SDGs: 1.4.1.(f) Persentase rumah tangga kumuh perkotaan. (kelompok penduduk 40% terbawah)
INDIKATOR SDGs: 1.4.1.(g) Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/sederajat. (kelompok penduduk 40% terbawah)
1.4.1.(h) Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/sederajat. (kelompok penduduk 40% terbawah)
1.4.1.(i) Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/sederajat. (kelompok penduduk 40% terbawah)
PROGRAM 4: Beasiswa
INDIKATOR SDGs: 1.4.1. (j) Persentase penduduk umur 0-17 tahun dengan kepemilikan akta kelahiran. (kelompok penduduk 40% terbawah)
mendapatkan akta
kelahiran
INDIKATOR SDGs: 1.5.1* Jumlah korban meninggal, hilang, dan terkena dampak bencana per 100.000 orang.
Kegiatan 1: 1. 1 Jumlah
Edukasi tentang kegiatan yang donasi
kebencanaan kepada dilaksanakan LAZISMU,
kegiatan - 4 4 4 4 160 masyarakat Seluruh Indonesia
masyarakat di lokasi LPB
(I= Tersedia)
rawan bencana
daerah bencana/konflik
sosial
PROGRAM 9: Peningkatan kapasitas Nasyiah dalam menghadapi bencana alam dan sosial
PROGRAM 12: Bantuan Kebutuhan Dasar dan Psikososial terhadap Korban Bencana
11.2 Jumlah
dokume
dokumen kajian - 4 4 4 4
n
risiko
- 521 -
12.2 Jumlah
Dokumen kajian
risiko berbasis dokume
- 4 4 4 4
teknologi informasi n
di 4 (empat)
kabupaten
12.3 Jumlah
kabupaten yang
mengadopsi
dokumen kajian kabupat
- 4 4 4 4
risiko berbasis en
teknologi informasi
di 4 (empat)
kabupaten
13.3 Jumlah
pemerintah
kabupaten yang Pemerin
mengadopsi tah
- 4 4 4 4
dokumen sistem kabupat
peringatan dini en
banjir di 4 (empat)
kabupaten
banjir di 4 (empat)
kabupaten
3.2 Jumlah
sekolah/madrasah kabupat
- 50 50 50 50
yang mendapatkan en
sosialisasi
4.2 Jumlah
sekolah/madrasah kabupat
- 50 50 50 50
yang mendapatkan en
sosialisasi
5.2 Jumlah
sekolah/madrasah kabupat
- 50 50 50 50
yang mendapatkan en
sosialisasi
INDIKATOR SDGs: 1.5.3* Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat nasional dan daerah.
PROGRAM 1
3.2 rekomendasi
kebijakan berbasis
bukti atau
peningkatan layanan
yang muncul dari
rencana aksi Rekome
- - 0 6 13 -
masyarakat yang ndasi
dipresentasikan
kepada pemerintah
daerah / pengambil
keputusan mengenai
perlindungan anak
- 532 -
INDIKATOR SDGs: 2.1.2.(a) Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di bawah 1400 kkal/kapita/hari.
peningkatan gizi di
Indonesia
Persatuan
Pusat
menyediakan
sarapan yang
bernutrisi bagi
keluarga
INDIKATOR SDGs: 2.2.1* Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak balita.
2.2.1 (a) Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta.
2.2.2* Prevalensi malnutrisi (berat badan/tinggi badan) anak pada usia kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe.
Childhood Care
Development)
PROGRAM 5: Children from conception to 2 years old of age (the first 1000 days) exposed to quality program in MIYCN
INDIKATOR SDGs: 2.2.2.(b) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif.
PROGRAM 2: Mendukung pemberian ASI Eksklusif kepada setiap bayi yang baru lahir, selama minimal 6 bulan
1.2. Prosentase
alokasi biaya 5 kabupaten (
Mitra -
kesehatan tingkat DeliSerdang, Seknas &
prosenta PELKESI-
desa - 5 10 10 10 Katingan, Sumba Pelkesi
se Gereja (I=
Barat, Purworejo, Wilayah
Tersedia)
Tanah Toraja)
1.2. diseminasi
panduan materi ajar Yayasan
kesehatan (III-Belum Pendidikan
11
reproduksi berbasis provinsi - - 11 34 20 tersedia Nasional Kesehatan
propinsi
gender dan HAM ke sumber) Perempuan
akademi bidan di (YPKP)
Indonesia
keterampilan Perempuan
kepemimpinan (YPKP)
PROGRAM 5: Preventable newborn deaths is reduced through equitable access to quality services from pre-pregnancy, pregnancy, intrapartum up to post partum period, with
specific focus on life saving intervention for maternal and neonatal emergencies
INDIKATOR SDGs: 3.1.2.(a) Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan.
INDIKATOR SDGs: 3.2.1* Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran hidup.
INDIKATOR SDGs: 3.2.2* Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 kelahiran hidup.
INDIKATOR SDGs: 3.2.2.(a) Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup.
- 556 -
PROGRAM 2: Preventable newborn deaths is reduced through equitable access to quality services from pre-pregnancy, pregnancy, intrapartum up to post partum period, with
specific focus on life saving intervention for maternal and neonatal emergencies
INDIKATOR SDGs: 3.2.2.(b) Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap pada bayi.
diimunisasi dasar
lengkap
Persentase
keberhasilan
pengobatan dari Aisyiyah
Global Fund
kasus TB - Wilayah,
Perlu diisi nama persenta (III- Belum 23 provinsi
bacteriologically - 90 86 90 - - daerah,
kegiatannya se tersedia (159 kota/kab)
confirmed plus cabang dan
sumber)
clinically diagnosed - ranting
hasil rujukan dari
komunitas
cabang dan
ranting
Number of
Aisyiyah
bacteriologically
Global Fund Wilayah,
Perlu diisi nama confirmed TB 4802 14 provinsi
orang - - - - 75.749 - (II= masih daerah,
kegiatannya patients whose 3 (130 kota/kab)
diusulkan) cabang dan
household contacts
ranting
screened for TB
Number of notified
Aisyiyah
TB cases (all forms)
Global Fund Wilayah,
Perlu diisi nama contributed by non- 4001 14 provinsi
orang - - - - 63.123,84 - (II= masih daerah,
kegiatannya national TB program 9,17 (130 kota/kab)
diusulkan) cabang dan
providers –
ranting
community referrals
PROGRAM 3 : Laskar
Peduli TB-Muslimat NU
INDIKATOR SDGs: 3.4.1 Kematian akibat penyakit jantung, kanker, diabetes, atau penyakit pernapasan kronis. (INDIKATOR YANG DIKEMBANGKAN)
Kegiatan 1: 1.1.
Peluncuran Kampanye Menyelenggarakan perkiraa
Danone,
Pangan Aman, Hidup berbagai kegiatan n
4,5 8,9 1,5 1 Danone (I= BPOM, Ahli
Sehat kepada Media bersama media jumlah 0 - Indonesia (digital)
juta juta juta juta Tersedia) Gizi, KOL
dengan ibu yang
(Ibu), Media
menghadirkan pihak terpapar
eksternal
2.2. Membuat
infografis Pangan
artikel Danone (I= Danone,
Aman, Hidup Sehat 0 0 3 5 3 - Indonesia (digital)
media Tersedia) Media
untuk disebarkan
sebagai edukasi
PROGRAM 10:
PROGRAM 11:
- 570 -
INDIKATOR SDGs: 3.4.1.(a) Persentase merokok pada penduduk umur ≤18 tahun.
madiyah(
AMM)
INDIKATOR SDGs: 3.4.1.(c) Prevalensi obesitas pada penduduk umur ≥18 tahun.
3.7.1.(a) Angka prevalensi penggunaan metode kontrasepsi (CPR) semua cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun yang berstatus
INDIKATOR SDGs: kawin.
PROGRAM 2: Assessment Pengetahuan dan Cakupan Program Layanan Kesehatan Reproduksi di 9 Propinsi
Kegiatan 1: 1.1 jml copy copies Yayasan WRI Propinsi Papua, Yayasan WRI
Penelitian di 9 Provinsi dokumen - - - - -
(soft file) (budget Papua Barat, (budget
indikatof dan Maluku, Maluku indikatof dan
- 579 -
Kegiatan 2: 2.1 jml partisipan target Lihat Utara, Sulawesi target Lihat
Seminar untuk pelatihan pada Goals 5 Selatan, Jawa pada Goals 5
Palladium &
Memaparkan Hasil indikator 5.6.1 Timur, Jawa indikator
orang - - - - - USAID
Assessment di Jakarta dan 5.6.1(b) Tengah, Jawa 5.6.1 dan
(I= Tersedia)
Barat & DKI 5.6.1(b)
Jakarta
PROGRAM 3: Pembentukan & Pendampingan Kelompok Remaja untuk memperkuat Pengetahuan dan Akses Program Layanan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja di
Kabupaten Gunung Kidul, Bandung & DKI Jakarta
PROGRAM 4: Penelitiaan tentang Pengetahuan dan Akses Program Layanan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja di Kabupaten Gunung Kidul, Bandung & DKI Jakarta
kespro bagi
masyarakat
PROGRAM 7: Family Learning Center (FLC) sebagai pusat belajar keluarga yang bebas dari KDRT
1.2. deseminasi
Twin Sharing
panduan FLC terkait
Pemerintah
pola relasi keluarga
dan NA (III- Nasyiatul
yang sehat, bebas provinsi - 0 0 15 34 - Seluruh Indonesia
Belum Aisyiyah
tekanan dan sadar
tersedia
gender di setiap
sumber)
provinsi
- 583 -
PROGRAM 8: Mengatasi persoalan remaja dengan posyandu remaja PASHMINA (Pelayanan Remaja Sehat Milik NA)
Kegiatan 1: 1.1
Yayasan
Pelaksanaan Bakti Pengobatan/Tindaka Yayasan
Orang 31 76 80 84 1.218 Nasional Buddha Tzu
Sosial Kesehatan Skala n Operasi Penyakit Buddha Tzu
Chi Indonesia
Besar Bibir Sumbing Chi
(Tzu Chi
- 586 -
1.3
Pengobatan/Tindaka
Orang 1113 849 890 936
n Operasi Penyakit
Katarak
1.4 Pengobatan
Penyakit /Tindakan Orang 270 250 262 275
Operasi Pterygium
1.5 Pengobatan
Penyakit/Tindakan Orang 134 56 59 62
Operasi Hernia
Kegiatan 1: 1. 1 Jumlah
donasi LAZISMU,
pengadaan Kapal untuk pengadaan kapal
unit - 1 1 1 1 6.000 masyarakat Seluruh Indonesia SAMUDERA
digunakan sebagai
(I=Tersedia) INDONESIA
klinik apung
kesehatan,
perbaikan gizi dll
PROGRAM 1:
1.3 Sosialisasi ke
masyarakat untuk swadaya (III-
terlibat dalam Belum
kegiatan - - - - - - Nasional YKP
pengawasan program tersedia
pemerintah sumber)
selanjutnya
2.3. Memberikan
MAMPU (III-
masukan perbaikan
Belum
layanan JKN kepada kegiatan - - 15 - - - 15 daerah YKP & JP2K
tersedia
Dinas Kesehatan dan
sumber)
Dinas BPJS Daerah
3.3. Jumlah
kegiatan-kegiatan di
MAMPU (III-
komunitas dalam
Belum
rangka pemenuhan kegiatan - - 15 - - - 15 daerah YKP & JP2K
tersedia
layanan Kespro yang
sumber)
berkualitas yang
ditanggung BPJS
INDIKATOR SDGs: 3.9.1 Angka kematian akibat rumah tangga dan polusi udara ambien. (INDIKATOR YANG DIKEMBANGKAN)
Program 1: Sampling, Analisis Dan Monitoring Kualitas Udara Ambient, Indoor Air Quality, Kebisingan Dan Emisi Serta Kajiannya
mengetahui kualitas
udara
INDIKATOR SDGs: 3.9.2 Angka kematian akibat air tidak aman, sanitasi tidak aman, dan tidak higienis. (INDIKATOR YANG DIKEMBANGKAN)
Program 1: Sampling, Analisis Dan Monitoring Kualitas Air Permukaan, Konsumsi, Limbah Dan Air Laut
INDIKATOR SDGs: 3.a.1* Persentase merokok pada penduduk umur ≥15 tahun.
1.4 Sosialisasi
Pertemu IISD/Angkata
Bupati /walikota - - - 30 70 - Jaringan TC Nasional
an n
tentang TAPS ban (III- Belum
MudaMuham
- 601 -
tersedia madiyah(
sumber) AMM)
INDIKATOR SDGs: 3.d.1 Kapasitas Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) dan Kesiapsiagaan darurat kesehatan.
- 602 -
PROGRAM 4: Beasiswa
pendidikan santri
tahfidz
PROGRAM 14:
- 610 -
INDIKATOR SDGs: 4.2.2. (a) Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
1.3 Kebijakan
ditingkat nasional
Jumlah Plan Yayasan Plan
dan ditingkat lokal NTT (akan di
kebijaka - - - 4 4 - International International
yang mendukung scale-up nasional)
n (I= Tersedia) Indonesia
pelaksanaan PAUD
HI.
INDIKATOR SDGs: 4.3.1 (b) Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT).
PROGRAM 2: Mengembangkan sistem dan strategi implementasi pendidikan tinggi Muhammadiyah yang holistik integralistik (menyeluruh dan terpadu), dan berta-takelola
baik menuju Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berwawasan islam berkemajuan.
PROGRAM 3:Mengembangkan sistem manajemen dan kepemimpinan yang dinamis, produktif dan berdaya saing dalam meningkatkan kualitas Catur Dharma (Pendidikan
dan Pengajaran, Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Al Islam-Kemuhammadiyahan (AIK) di Perguruan Tinggi Muhammadiyah
PROGRAM 4: Meningkatkan sinergi antara PTM dengan : PTM, Pimpinan Persyarikatan disegala tingkat (PW,PD,PC,PR), pemerintah, PerguruanTinggi Dalam Negeri, dan
memperluas jejaring PTM dengan PergururuanTinggi di Luar Negeri.
PROGRAM 5: Mengembangkan sistem dan strategi implementasi pendidikan tinggi Muhammadiyah yang holistik integralistik (menyeluruh dan terpadu), dan berta-takelola
baik menuju Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berwawasan Islam berkemajuan
PROGRAM 6: Meningkatkan mutu dan jumlah PTM yang memenuhi kualifikasi akreditasi institusi, akreditasi prodi dan akreditasi internasional, dengan meningkatkan
sistem penjaminan mutu perguruan tinggi Muhammadiyah, serta menampilkan identitas pendidikan Muhammadiyah
studi, institusi,
internasional
PROGRAM 12:
INDIKATOR SDGs: 4.4.1 * Proporsi remaja dan dewasa dengan keterampilan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
INDIKATOR SDGs: 4.6.1(a) Persentase angka melek aksara penduduk umur ≥15 tahun
4.6.1(b) Persentase angka melek aksara penduduk umur 15-24 tahun dan 15-59 tahun.
PROGRAM 1: Pelatihan/Kursus Bahas Arab Bagi Ulama study lanjut keluar Negeri
- 628 -
PROGRAM 3: Perpustakaan
PROGRAM 6: Pemberian Mata Pelajaran Budi Pekerti Bagi Seluruh Siswa/i Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi & Tzu Chi School
PROGRAM 8:
- 632 -
INDIKATOR SDGs: 4.a.1* Proporsi sekolah dengan akses ke: (a) listrik (b) internet untuk tujuan pengajaran, (c) komputer untuk tujuan pengajaran, (d) infrastruktur
dan materi memadai bagi siswa disabilitas, (e) air minum layak, (f) fasilitas sanitasi dasar per jenis kelamin, (g) fasilitas cuci tangan (terdiri air,
sanitasi, dan higienis bagi semua (WASH)
INDIKATOR SDGs: 4.b.1* Jumlah bantuan resmi Pemri kepada Mahasiswa Asing Penerima Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang
INDIKATOR SDGs: 4.c.1* Persentase guru (TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan PLB) yang bersertifikat pendidik
- 634 -
INDIKATOR SDGs: 5.1.1* Jumlah kebijakan yang responsif gender mendukung pemberdayaan perempuan
PROGRAM 1: Peningkatan Kapasitas Bagi Perempuan, Laki-laki (masyarakat), pendamping, dan Pemerintah (Desa, Kabupaten, Provinsi )
- 635 -
perkumpulan
Pena)
PROGRAM 5: Pelatihan Kesetaraan Gender/Pemberdayaan Perempuan dan Dampak Korupsi pada Perempuan
PROGRAM 6: Mempromosikan Kesetaraan Gender: Memberdayakan Perempuan untuk Melakukan Advokasi Berbasis Data & Mempromosikan Transparansi yang Lebih Luas
pada Pemberian Izin Konsesi di Riau
PROGRAM 7: Studi Mendalam terkait Perbedaan Dampak Korupsi pada Sektor Kesehatan antara Laki-laki dan Perempuan di Banten dan Maluku Utara
PROGRAM 8: Peningkatan kapasitas perangkat daerah dalam merumuskan gender budget statement dalam pembuatan alokasi anggaran daerah
PROGRAM 9: Memperkuat Kapasitas Perempuan untuk Membangun Ketahanan Komunitas dalam Periode Asap dengan Menggunggakan Global Forest Watch
1.2
Menyelenggarakan
Workshop Penguatan Institut
Kapasitas Akademisi KAPAL
MAMPU
Universitas Dokume Perempuan,
- - - 1 - 20,45 DFAT NTB
Hamzanwadi untuk n LPSDM dan
(I=Tersedia)
pembentukan Pusat Universitas
Kajian Gender dan Hamzanwadi
Pembangunan
Berkelanjutan
- 643 -
1.3 Menandatangani
nota kesepahaman Institut
dengan Universitas KAPAL
MAMPU
Hamzanwadi, LPSDM Dokume Perempuan,
- - - 1 - 9 DFAT NTB
dalam pembentukan n LPSDM dan
(I=Tersedia)
Pusat Kajian Gender Universitas
dan Pembangunan Hamzanwadi
Berkelanjutan
1.4 Memfasilitasi
penguatan kapasitas
tim Pusat Kajian
Institut
Gender dan Belum ada
KAPAL
Pembangunan pendanaan
Perempuan,
Berkelanjutan untuk Kegiatan - - - 2 2 - (III=Belum NTB
LPSDM dan
memastikan Tersedia
Universitas
pelaksanaan dari Sumber)
Hamzanwadi
road map yang telah
disusun periode
2018 sampai 2023
1.6 Menyiapkan
Institut
konsep dan model
KAPAL
kerjasama
MAMPU Perempuan,
Pengembangan
Kegiatan - - 2 2 14,6 DFAT Sulawesi Selatan YKPM dan
Kajian Perlindungan
(I=Tersedia) Universitas
Sosial dan Gender di
Negri
Universitas Negri
Makassar
Makassar
1.7
Menyelenggarakan Institut
Workshop Penguatan KAPAL
Kapasitas Akademisi MAMPU Perempuan,
Dokume
Universitas Negri - - - 1 26,72 DFAT Sulawesi Selatan YKPM dan
n
Makassar untuk (I=Tersedia) Universitas
Pengembangan Negri
Kajian Perlindungan Makassar
Sosial dan Gender
1.8 Menandatangani
Institut
nota kesepahaman
KAPAL
dengan Universitas
MAMPU Perempuan,
Negri Makassar, Dokume
- - - 1 30 DFAT Sulawesi Selatan YKPM dan
YKPM dalam n
(I=Tersedia) Universitas
Pengembangan
Negri
Kajian Perlindungan
Makassar
Sosial dan Gender
- 645 -
1.9 Memfasilitasi
penguatan kapasitas
Institut
tim Pengembangan
Belum ada KAPAL
Kajian Perlindungan
pendanaan Perempuan,
Sosial dan Gender
Kegiatan - - - 2 2 - (III=Belum Sulawesi Selatan YKPM dan
untuk memastikan
Tersedia Universitas
pelaksanaan dari
Sumber) Negri
road map yang telah
Makassar
disusun periode
2018 sampai 2023
1.10 Melakukan
koordinasi serta
monitoring dan - - - - - - - - -
evaluasi secara
periodik
1.2 Presentase
kelompok sasaran
yang memberikan
respons terhadap
kampanye publik
40% dana
pencegahan dan
EM2030 dan
penghapusan KAPAL
% - - 50 50 50 - Swadaya (II- Nasional
perkawinan anak Perempuan
masih
melalui publikasi
diusulkan)
media (menulis di
media cetak
nasional, media
sosial, wawancara
radio dan televisi)
1.3 Pelaksanaan
dialog untuk
mendesak
pemerintah agar
menerbitkan
PERPPU Pencegahan
dan Penghapusan
Swadaya (II-
Perkawinan anak KAPAL
kegiatan - - 5 5 5 - masih Nasional
atau peraturan Perempuan
diusulkan)
lainnya (advokasi ini
dilakukan atas nama
jaringan yang
diinisiasi oleh Koalisi
Perempuan
Indonesia
bekerjasama dengan
Deputy Tumbuh
- 647 -
Kembang Anak-KPP-
PA)
1.4 Presentase
jaringan organisasi
perempuan di
Swadaya (II-
berbagai wilayah KAPAL
% - - 80 80 80 - masih Nasional
yang aktif terlibat Perempuan
diusulkan)
dalam sosialisasi dan
diskusi penajaman
draft usulan PERPPU
- 648 -
1.5 Presentase
keterlibatan publik
terutama perempuan
dari kalangan akar 20% dana
rumput untuk DFAT
menulis 1.000 surat Program KAPAL
% - - 80 80 80 - Nasional
kepada Presiden RI MAMPU (II- Perempuan
agar memberikan masih
kebijakan diusulkan)
penghentian
perkawinan anak di
Indonesia
2.3 Presentase
jaringan nasional
yang dapat diperluas
untuk memberikan
Swadaya (II-
dukungan terhadap KAPAL
% - - 50 50 50 - masih Nasional
advokasi RUU PPRT Perempuan
diusulkan)
melalui jaringan
Indonesia BERAGAM
dan GENDERANG
Perdamaian
3.3 Presentase
kelompok sasaran
yang merespons
Swadaya (II-
kampanye melalui KAPAL
% - - 50 50 50 - masih Nasional
media sosial, surat Perempuan
diusulkan)
kabar, radio dan
televisi tentang
pentingnya UU KKG
4.2 presentase
sasaran yang
merespons
kampanye yang
Swadaya (II-
dilakukan melalui KAPAL
% - - 50 50 50 - masih Nasional
media sosial, surat Perempuan
diusulkan)
kabar, radio dan
televisi tentang
pentingnya
pengarusutamaan
gender dalam
- 651 -
pendidikan formal
maupun non formal
1.3 Jumlah
pelaksanaan
sosialisasi kebijakan
melalui media sosial,
surat kabar, radio
Swadaya (II-
dan televisi tentang
kegiatan - - 12 12 12 masih Nasional MUI
Pencegahan dan
diusulkan)
Penghapusan
Perkawinan Anak di
pesantren,
madrasah, dan
sekolah
- 653 -
Kegiatan 2: 2.1.Jumlah
Terlibat Advokasi pelaksanaan
Kebijakan untuk kampanye
Pencegahan dan penghapusan
Penghapusan perkawinan anak SAPA
Swadaya (II-
Perkawinan Anak dengan jaringan INDONESIA
Kegiatan - - - - - - masih Nasional
bersama Jaringan AKSI AKSI REMAJA dan Jaringan
diusulkan)
Remaja Indonesia Indonesia melalui AKSI Remaja
konferensi pers, aksi
damai, publikasi
media sosial dan
media cetak, radio
- 655 -
PROGRAM 14: Pemantauan terhadap Kebijakan Responsif Gender dan Kebijakan yang Membatasi Pemberdayaan Perempuan Adat
pemberdayaan
perempuan adat
PROGRAM 15:
INDIKATOR SDGs: 5.2.1* Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan (umur 15-64 tahun) mengalami kekerasan (fisik, seksual, atau emosional) oleh pasangan
atau mantan pasangan dalam 12 bulan terakhir
5.2.1(a) Prevalensi kekerasan terhadap anak perempuan
5.2.2* Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan (umur 15-64 tahun) mengalami kekerasan seksual oleh orang lain selain pasangan dalam
12 bulan terakhir
Kegiatan 1: 1.1 Anak yang Plan NTB & DKI Yayasan Plan
Pemberdayaan Anak berpartisipasi dalam Jumlah
- - - 550 650 - International Jakarta (akan di International
perlindungan anak Anak
(I= Tersedia) scale-up nasional) Indonesia
kesehatan
reproduksi
1.2 Anak
(perempuan & laki-
Plan Yayasan Plan
laki) yang Jumlah 4778 7332 NTT (akan di scale-
- - - - International International
mendapatkan hak Anak 4 0 up nasional)
(I= Tersedia) Indonesia
pengasuhan orang
tuanya
PROGRAM 4: Membangun kesadaran dan komitmen untuk penghapusan kekerasan terhadap perempuan melalui ormas lintas agama dan berpartisipasi dalam Musrenbang
tingkat Desa sampai Kabupaten
1.2 Memfasilitasi
ormas perempuan 75% dana
untuk mendorong APBN dan
terlaksananya 25% dana
kegiatan - - - 100 100 200 200 desa MUI
Musrenbang Pendamping
Perempuan di (II-masih
tingkat diusulkan)
Desa/Kabupaten
PROGRAM 5: Membangun kesadaran dan komitmen untuk penghapusan kekerasan terhadap perempuan melalui media elektronik dan cetak berbasis ormas dan pondok
pesantren
PROGRAM 5: Membangun sinergi antar pemangku kepentingan dalam pencegahan dan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
- 663 -
PROGRAM 6: Penguatan Dukungan Masyarakat Sipil dan Partisipasi Anak untuk Menegakkan Kewajiban Negara dalam Pemenuhan Hak-Hak Anak dari Resiko Migran,
Exploitasi dan Perdagangan Anak
1.5 Terjadinya
perubahan prilaku
anak khususnya
anak yang putus
- - - - - -
sekolah untuk
kembali mengenyam
pendidikan (desa
stabelan)
1.6 adanya
perubahan budaya
bahwa dulu ada
kesadaran menjadi
pekerja seks
merupakan sesuatu
- - - - - -
yang perlu
dibanggakan. saat ini
orangtua mendorong
untuk anak
mengenyam
pendidikan
PROGRAM 7: Penyusunan instrumen dan uji coba asesment Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Trafiking
- 666 -
PROGRAM 8 :
INDIKATOR TPB 5.2.2(a) : Persentase korban kekerasan terhadap perempuan yang mendapat layanan komprehensif
PROGRAM 1:
Membangun kesadaran
dan komitmen untuk
penghapusan kekerasan
terhadap perempuan
- 667 -
melalui "Sekolah
Perempuan" di 78 desa
PROGRAM 3: Peningkatan Pemahaman, kemampuan, dan peran advokasi Nasyiah pada persoalan KtPA
Kegiatan 2: 2.1
Pelatihan Advokasi mensosialisasikan
kasus kekerasan pentingnya provinsi
Twin Sharing
terhadap perempuan pendampingan kasus (jumlah
Pemerintah
dan anak kekerasan terhadap provinsi
dan
perempuan dan anak yang NASYIATUL
- 4 10 18 34 - Nasyiatul Seluruh Indonesia
2.2 terbentuknya melakuk AISYIAH
Aisyiyah (II-
kader nasyiatul an
masih
aisyiyah yang pelatiha
diusulkan)
terampil melakukan n)
advokasi prihak KtPA
anak dan perempuan
PROGRAM 4:
PROGRAM 5: Pemantauan terhadap layanan komprehensif yang bisa diakses oleh Perempuan Adat
dalam Sistem
Pengaduan
INDIKATOR SDGs: 5.3.1* Proporsi perempuan umur 20-24 tahun yang berstatus kawin atau berstatus hidup bersama sebelum umur 15 tahun dan sebelum umur 18
tahun
PROGRAM 1: Membangun kesadaran dan komitmen untuk melakukan pencegahan dan penghapusan perkawinan anak"Sekolah Perempuan" di 78 desa
PROGRAM 2:
5.3.2. Persentase anak perempuan dan perempuan berusia 15-49 tahun yang telah menjalani FGM/C, menurut kelompok umur
INDIKATOR SDGs:
(INDIKATOR YANG DIKEMBANGKAN)
- 674 -
PROGRAM 1:
Membangun kesadaran
dan komitmen untuk
penghapusan sunat
perempuan melalui
"Sekolah Perempuan" di
78 desa
1.3. Presentase
anggota Sekolah
Perempuan yang
memiliki kesadaran
dan komitmen untuk % 60 60 60 60 877
melakukan upaya
pencegahan dan
penghapusan sunat
perempuan
1.4. Jumlah
pertemuan anggota
Sekolah Perempuan
untuk pembahasan kegiatan 234 234 234 234 702
materi pencegahan
dan penghapusan
sunat perempuan
1.6. Prosentase
kasus sunat
perempuan yang % 100 100 100 100 60
didata oleh anggota
Sekolah Perempuan
- 676 -
1.7. Melakukan
koordinasi dan
Dana DFAT
monev secara KAPAL
kegiatan 3 3 3 3 100 Program Nasional
periodik (bulanan, 3 Perempuan
MAMPU
bulanan, 6 bulanan
dan 1 tahunan)
2.3. Prosentasi
masyarakat di
% 25 25 25 25 60
komunitas yang
mendapatkan
sosialisasi
- 677 -
penghapusan sunat
perempuan
2.4. Prosentase
masyarakat yang
memahami isi dari
% 40 40 40 40 60
sosialisasi
penghapusan sunat
perempuan
2.5. Melakukan
koordinasi dan
Dana DFAT
monev secara KAPAL
kegiatan 3 3 3 3 100 Program Nasional
periodik (bulanan, 3 Perempuan
MAMPU
bulanan, 6 bulanan
dan 1 tahunan)
5.4.1. Proporsi waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan rumah tangga dan perawatan, berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur
INDIKATOR SDGs:
dan lokasi (INDIKATOR YANG DIKEMBANGKAN)
PROGRAM 1: Pemahaman tentang Proporsi waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan rumah tangga dan perawatan, berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur, dan lokasi
- 678 -
PROGRAM 2: Membangun kesadaran dan komitmen untuk memahami beban kerja perempuan yang diakibatkan oleh pembagian kerja berdasar jenis kelamin dan
memberikan beban pekerjaan rumah tangga yang tidak berbayar kepada perempuan melalui "Sekolah Perempuan" di 78 desa
1.3. Presentasi
peserta yang
memahami dampak
dari pekerjaan
% 80 80 80 80 702
rumah tangga dan
perawatan yang
dibebankan kepada
perempuan
1.4. Melakukan
koordinasi dan
Dana DFAT
monev secara KAPAL
kegiatan 3 3 3 3 100 Program Nasional
periodik (bulanan, 3 Perempuan
MAMPU
bulanan, 6 bulanan
dan 1 tahunan)
- 680 -
2.3. presentase
anggota Sekolah
Perempuan yang
percent 40 40 40 40 720
melakukan
pengumpulan data
tentang beban kerja
- 681 -
2.5. Melakukan
koordinasi dan
Dana DFAT
monev secara KAPAL
kegiatan 3 3 3 3 100 Program Nasional
periodik (bulanan, 3 Perempuan
MAMPU
bulanan, 6 bulanan
dan 1 tahunan)
INDIKATOR SDGs: 5.5.1* Proporsi kursi yang diduduki perempuan di parlemen tingkat pusat, parlemen daerah dan pemerintah daerah.
PROGRAM 1: Representasi Politik Perempuan Indonesia: Kebijakan Afirmasi Partai Politik untuk Pemilihan Mendatang Tahun 2019
PROGRAM 1: Meningkatkan Kapasitas Kepemimpinan Perempuan PGRI dan Partisipasi aktif dalam forum organisasi
1.2 Meningkatnya
partisipasi
perempuan PGRI - - - - - -
dalam forum dan
kegiatan organisasi
PROGRAM 2: Membangun kesadaran dan komitmen untuk berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan pembangunan (Musrenbang) melalui "Sekolah
Perempuan" di 78 desa "Sekolah Perempuan" di 78 desa/kelurahan
- 684 -
1.3. Presentase
anggota Sekolah
Perempuan yang
memiliki
kemampuan
merumuskan isu-isu
perempuan yang
penting diusulkan
dalam Musrenbang
(penghapusan
percent - 20 20 20 20 13,5
perkawinan anak,
kekerasan terhadap
perempuan, sunat
perempuan, beban
ganda perempuan,
meningkatkan
partisipasi
perempuan dalam
pengambilan
keputusan)
1.4. Presentase
anggota Sekolah
Perempuan yang
percent - 20 20 20 20 54
memahami cara
mengawal usulan
dalam Musrenbang
- 686 -
1.5. Presentase
anggota Sekolah
Perempuan yang
memahami arti
penting
mendesakkan percent - 50 50 50 50 54
Musrenbang
Perempuan sebagai
strategi mempercepat
advokasi isu-isu
perempuan
1.6. Melakukan
koordinasi dan
Dana DFAT
monev secara KAPAL
kegiatan - 3 3 3 3 100 Program Nasional
periodik (bulanan, 3 Perempuan
MAMPU
bulanan, 6 bulanan
dan 1 tahunan)
2.3. presentase
delegasi Sekolah KAPAL
Perempuan yang 60% dana Perempuan,
aktif mempengaruhi percent - 156 156 156 156 14,04 DFAT YKPM,
Sulsel, NTT,NTB,
pengambilan Program LPSDM,
Jatim, Sumbar,
keputusan dalam MAMPU, 20% KAP2K,
DKI Jakarta
Musrenbang APBD dan Pondok
Swadaya PERGERAKA
2.4. Jumlah usulan N dan PBT
yang masuk dalam item - 10 10 10 10 1,3
musrenbang
bulanan, 6 bulanan
dan 1 tahunan)
3.4. Presentase
usulan musrenbang
perempuan yang
percent - 10 10 10 10 375
berhasil dimasukkan
dalam musrenbang
reguler
3.5. Prosentase
kader Sekolah
Perempuan yang
percent - 10 10 10 10 375
mengikuti
Musrenbang
perempuan
3.6. Melakukan
koordinasi dan Dana DFAT
monev secara Program KAPAL
kegiatan - 3 3 3 3 100 Nasional
periodik (bulanan, 3 MAMPU (I= Perempuan
bulanan, 6 bulanan Tersedia)
dan 1 tahunan)
4.4. Melakukan
koordinasi dan Dana DFAT
monev secara Program KAPAL
kegiatan - 3 3 3 3 100 Nasional
periodik (bulanan, 3 MAMPU (I= Perempuan
bulanan, 6 bulanan Tersedia)
dan 1 tahunan)
5.4. Presentase
pemerintah daerah
yang memiliki
komitmen untuk
menerbitkan percent - 50 50 50 50 504
kebijakan untuk
mendukung
pencapaian target
dan indikator SDGs
PROGRAM 3: Meningkatkan Kapasitas Kepemimpinan Perempuan PGRI dan Partisipasi aktif dalam forum organisasi
INDIKATOR SDGs: 5.6.1* Proporsi perempuan umur 15-49 tahun yang membuat keputusan sendiri terkait hubungan seksual, penggunaan kontrasepsi dan layanan
kesehatan reproduksi
5.6.1 (b) Pengetahuan dan Pemahaman Pasangan Usia Subur mengenai metode kontrasepsi modern
PROGRAM 1: Memberikan pemahaman kpd perempuan umur 15-14 tahun yang membuat keputusan sendiri terkaithubungan seksual, penggunaan kontrasepsi, dan layanan
kesehatan reproduksi
PROGRAM 2: Membangun kesadaran dan komitmen untuk membuat keputusan terkait hubungan seksual, penggunaan kontrasepsi dan layanan kesehatan reproduksi
melalui ormas perempuan di lingkungan MUI
- 695 -
PROGRAM 3: Membangun kesadaran dan komitmen untuk membuat keputusan terkait hubungan seksual, penggunaan kontrasepsi dan layanan kesehatan reproduksi
melalui "Sekolah Perempuan" di 78 desa
PROGRAM 6: Family Learning Center (FLC) sebagai pusat belajar keluarga yang bebas dari KDRT
yang sakinah, ma
wadhah warahmah
1.2. deseminasi
Twin Sharing
panduan FLC terkait
Pemerintah
pola relasi keluarga
dan NA (III- Nasyiatul
yang sehat, bebas provinsi - 0 0 15 34 - Seluruh Indonesia
belum Aisyiyah
tekanan dan sadar
tersedia
gender di setiap
sumber)
provinsi
PROGRAM 7: Mengatasi persoalan remaja dengan posyandu remaja PASHMINA (Pelayanan Remaja Sehat Milik NA)
PROGRAM 8: Pemahaman Pengetahuan dan pemahaman Pasangan Usia Subur (PUS) tentang metedo kontrasepsi modern
- 700 -
PROGRAM 9: Pengetahuan dan Pemahaman Pasangan Usia Subur dari Masyarakat Adat mengenai metode kontrasepsi modern dan kontrasepsi tradisional
INDIKATOR SDGs: 5.6.1(a) Unmet need KB (Kebutuhan Keluarga Berencana/KB yang tidak terpenuhi).
Kegiatan 1: 1.1
Sosisalisasi program Tersosisalisasinya Pengurus
kesehatan reproduksi program kesehatan PGRI dengan
Pengurus
wanita serta pentingnya reproduksi wanita instansi
PGRI dengan
Keluarga Berencana serta pentingnya Kegiatan - 8 10 10 6 - terkait (III- 34 provinsi
instansi
berkerjasama dengan Keluarga Berencana belum
terkait
organisasi terkait berkerjasama dengan tersedia
organisasi terkait sumber)
INDIKATOR SDGs: 5.6.2* Undang-undang atau Peraturan Pemerintah (PP) yang menjamin perempuan umur 15-49 tahun untuk mendapatkan pelayanan, informasi
dan pendidikan terkait kesehatan seksual dan reproduksi.
PROGRAM 2:
INDIKATOR SDGs: 5.a.1 Proporsi penduduk yang memiliki hak tanah pertanian; (2) Proporsi perempuan pemilik atau yang memiliki hak lahan pertanian, menurut
jenis kepemilikan (INDIKATOR YANG DIKEMBANGKAN)
Kegiatan 1: 1. Jumlah
Advokasi terhadap perempuan yang
perencanaan dan terlibat dalam
penganggaran yang pelatihan
Kementerian
responsif gender ; 2. Jumlah CARE
Luar Negeri
terkait dengan perempuan yang bisa Kegiatan - - 4 4 4 40 Nasional International
Belanda (I=
penyediaan pelatihan mengakses bibit dan Indonesia
Tersedia)
khusus bagi perempuan alat pertanian
dalam hal pengelolaan 3. Jumlah
pertanian dan akses perempuan yang
lahan memiliki lahan
INDIKATOR SDGs: 5.a 2 Proporsi negara dengan kerangka hukum (termasuk hukum adat) yang menjamin persamaan hak perempuan untuk kepemilikan tanah
dan/atau hak kontrol (INDIKATOR YANG DIKEMBANGKAN)
- 705 -
PROGRAM 2: Akses dan Kontrol Perempuan Adat atas Tanah dan SDA
INDIKATOR SDGs: 5.c.1 Ketersediaan sistem untuk melacak dan membuat alokasi umum untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan (INDIKATOR YANG
DIKEMBANGKAN)
PROGRAM 2: Bekerjasama dan berpartisipasi aktif dalam program pemberdayaan perempuan yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah dan organisasi terkait
PROGRAM 3: Gender Budget yang sensitif terhadap Kebutuhan Khusus Perempuan Adat
Belum semua indikator TBP/SDGs Indonesia sudah dirumuskan matadatanya karena masih menunggu kesepakatan global
tentang indikator tersebut (sebagian besar adalah indikator SDGs Tier III) atau karena pada saat perumusan indikator, Tim belum
berhasil merumuskan metadatanya. Dalam buku “Ringkasan Metadata Indikator TPB/SDGs Indonesia”, indikator tersebut termasuk
kategori “indikator yang akan dikembangkan”. Secara bertahap indikator dengan kategori akan dikembangkan tersebut akan
dirumuskan metadatanya melalui proses pelibatan seluruh pemangku kepentingan (Pemerintah, Organisasi Kemasyarakatan,
Filantropi dan dunia usaha, pakar dan akademisi) dibantu oleh Organisasi PBB yang mengampu indikator tersebut. Meski masih
dalam kategori “indikator yang akan dikembangkan”, sudah terdapat program atau kegiatan yang diindikasikan terkait dengan
beberapa indikator tersebut, baik dikerjakan oleh pemerintah maupun non pemerintah.
Seperti halnya perumusan metadata tahap pertama, perumusan metadata tahap kedua akan dilaksanakan melalui serangkaian
diskusi dan konsultasi baik offline maupun online untuk disepakati bersama. Berikut adalah daftar indikator yang akan dikembangkan
untuk Pilar Pembangunan Sosial:
Persentase laki-laki, perempuan dan anak-anak dari semua usia, yang hidup dalam kemiskinan dalam berbagai
1.2.2
dimensi, sesuai dengan definisi nasional.
- 711 -
Proporsi penduduk yang menerima program perlindungan sosial, menurut jenis kelamin, untuk kategori kelompok
1.3.1 anak berkebutuhan khusus, pengangguran, lansia, penyandang difabilitas, ibu hamil/melahirkan, korban
kecelakaan kerja, kelompok miskin dan rentan.
1.4.2 Proporsi dari penduduk dewasa yang mendapatkan hak atas tanah yang didasari oleh dokumen hukum dan yang
memiliki hak atas tanah berdasarkan jenis kelamin dan tipe kepemilikan.
1.5.2 Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana terhadap GDP global.
Proporsi pengeluaran rutin dan pembangunan pada sektor-sektor yang memberi manfaat pada kelompok
1.b.1
perempuan, kelompok miskin dan rentan.
2.3.2 Rata-rata pendapatan produsen pertanian skala kecil, menurut jenis dan status adat.
2.a.2 Total bantuan pembangunan (ODA) dan bantuan lain untuk sektor pertanian.
3.3.1 Angka infeksi baru HIV per 1000 populasi tidak terinfeksi HIV.
3.4.1 Kematian akibat penyakit jantung, kanker, diabetes, atau penyakit pernapasan kronis.
Cakupan intervensi pengobatan (farmakologi, psikososial, rehabilitasi dan layanan pasca intervensi) bagi gangguan
3.5.1
penyalahgunaan zat.
Cakupan pelayanan kesehatan esensial (didefinisikan sebagai rata-rata cakupan intervensi yang dapat dilacak
3.8.1 termasuk reproduksi, ibu, bayi baru lahir, dan kesehatan anak, penyakit menular, penyakit tidak menular, kapasitas
layanan serta akses untuk penduduk secara umum dan penduduk kurang beruntung).
3.9.1 Angka kematian akibat rumah tangga dan polusi udara ambien.
3.9.2 Angka kematian akibat air tidak aman, sanitasi tidak aman, dan tidak higienis.
3.b.1 Proporsi populasi dengan akses ke obat-obatan dan vaksin yang terjangkau secara berkelanjutan
3.b.2 Total Official Development Assistant (ODA) untuk penelitian kedokteran dan sektor kesehatan dasar.
3.d.1 Kapasitas Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) dan Kesiapsiagaan darurat kesehatan.
Proporsi anak usia di bawah 5 tahun yang berkembang dengan baik dalam bidang kesehatan, pembelajaran, dan
4.2.1
psikososial, menurut jenis kelamin.
Tingkat partisipasi dalam pembelajaran yang teroganisir (satu tahun sebelum usia sekolah dasar), menurut jenis
4.2.2
kelamin.
Tingkat partisipasi remaja dan dewasa dalam pendidikan dan pelatihan formal dan non formal dalam 12 bulan
4.3.1
terakhir, menurut jenis kelamin.
Persentase remaja/dewasa pada kelompok usia tertentu, paling tidak mahir/mampu pada level tertentu dalam
4.6.1
keterampilan (i) membaca dan (ii) menghitung, menurut jenis kelamin.
Pengarusutamaan pada semua jenjang pendidikan, (i) pendidikan kewargaan dunia, (ii) pendidikan untuk
4.7.1 pembangunan berkelanjutan termasuk kesetaraan gender dan hak asasi manusia pada (a) kebijakan pendidikan
nasional, (b) kurikulum, (c) pendidikan guru, (d) penilaian siswa.
- 714 -
Persentase anak perempuan dan perempuan berusia 15-49 tahun yang telah menjalani FGM/C, menurut kelompok
5.3.2
umur.
Proporsi waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan rumah tangga dan perawatan, berdasarkan jenis kelamin,
5.4.1
kelompok umur, dan lokasi.
(1) Proporsi penduduk yang memiliki hak tanah pertanian; (2) Proporsi perempuan pemilik atau yang memiliki hak
5.a.1
lahan pertanian, menurut jenis kepemilikan.
Proporsi negara dengan kerangka hukum (termasuk hukum adat) yang menjamin persamaan hak perempuan
5.a.2
untuk kepemilikan tanah dan/atau hak kontrol.
5.c.1 Ketersediaan sistem untuk melacak dan membuat alokasi umum untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan.
- 715 -
SALINAN
ANAK LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL/
KEPALA BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
NOMOR 7 TAHUN 2018
TENTANG KOORDINASI, PERENCANAAN,
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN
PELAPORAN PELAKSANAAN TUJUAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
2.1 Rasio
% 88,30 91,16 93,35 95,15 96,61
Elektrifikasi
Kementerian
2.2 Rasio Desa ESDM
% 97,39 96,95 97,09 99 100
Berlistrik
2.3 Penambahan
4.128,
Kegiatan 2 : Penyusunan Kebijakan dan Kapasitas MW 2.463,8 835,35 5.956 18.964
20
Program serta Evaluasi Pelaksanaan Pembangkit 17.710 APBN
Kebijakan Ketenagalistrikan
2.4 Penambahan
3.240,
Jaringan Transmisi KMS 3.941 2.116 12.681 13.410
50
Tenaga Listrik
2.5 Penambahan
Kapasitas Gardu MVA 6.179 15.828 11.020 34.552 29.812
Induk
- 717 -
2.7 Instalasi
Penyaluran Tenaga
% 8,31 34,19 100 90 90
Listrik Yang Laik
Operasi
PROGRAM 2: PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
1.1 Infrastruktur
Kegiatan 1: Penumbuhan dan
Ketenagalistrikan
Pengembangan Industri Permesinan dan PLTU - - - 10 5 8.300.000 APBN Kemenperin
yang terevaluasi
Alat Mesin Pertanian
TKDN
INDIKATOR SDGs: 7.1.2.(a) Jumlah Sambungan Jaringan Gas untuk Rumah Tangga
1.1 Jumlah
penawaran WK
WK 8 14 10 8 8
Migas Konvensional
Kegiatan 1: Pembinaan dan (Wilayah Kerja) Kementerian
Penyelenggaraan Usaha Hulu Minyak 2.022.176 APBN
ESDM
dan Gas Bumi
1.2 WK Migas
KKKS 8 6 - 6 6
Konvensional yang
dilakukan
- 718 -
1.3 Jumlah
penawaran WK
Migas Non- WK 3 3 5 4 4
Konvensional
(Wilayah Kerja)
2.1 Persentase
alokasi gas % 55 59 61 61 62
domestik
1.1 Jumlah
1.787,
kapasitas terpasang MW 2 1,838 2,03 2,03
9
PLT Bioenergi
Kegiatan 1 : Pembinaan, Pengawasan
1.2 Jumlah
dan Pengusahaan Bioenergi Juta KL 1,62 3,65 3,23 5,7 7,2
produksi Biofuel
Kementerian
5.226.590 APBN
ESDM
1.3 Jumlah
Ribu M3 19 22,8 24,6 24,7 -
produksi Biogas
3.1 Penawaran
Wilayah Kerja WKP 5 8 8 5 5
Panas Bumi (WKP)
3.3 Jumlah
1.643. 1.808, 2.053, 2.053,
kapasitas terpasang MW 1.438,5
5 5 50 50
PLT Panas Bumi
TUJUAN 8
INDIKATOR SDGs: 8.1.1. Laju pertumbuhan PDB per kapita.
INDIKATOR SDGs: 8.1.1.(a). PDB per kapita
PROGRAM 1: PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA
1.1 Revitalisasi
Perusahaan Perusah
- 40 - - - 18.027,5 APBN
Industri Tekstil dan aan
Kegiatan 1: Penumbuhan dan Aneka
Kementerian
Pengembangan Industri Tekstil, Kulit,
Perindustrian
Alas Kaki, dan Aneka 1.2 Sertifikasi
Sumber Daya
orang - 400 - - - 3.498,7 APBN
Manusia Industri
Tekstil dan Aneka
- 722 -
1.3 Pengembangan
Merk (Branding) Perusah
- 20 - 20 30 58.230,7 APBN
Industri Tekstil dan aan
Aneka
1.4 Pendirian
Bufferst
Bufferstock Kapas - 2 2 - - 9.385,9 APBN
ock
dan Material Center
2.1 Rancangan
Kegiatan 2: Penumbuhan dan
Standar Nasional Kementerian
Pengembangan Industri Kimia Hilir RSNI - 10 10 8 10 6.646,6 APBN
Indonesia Produk Perindustrian
(Baru)
Industri Kimia Hilir
- 723 -
2.5 Bimbingan
Teknis Industri Orang - 20 - - - 1.272,5 APBN
Kimia Hilir
2.6 Pengawasan
Perusah
SNI Wajib Industri - - 5 5 5 1.487,1 APBN
aan
Kimia Hilir
2.11 Perusahaan
yang terfasilitasi
Penerapan dan
Pembinaan
Kesehatan Melalui Perusah
- - - 100 50 9.000,0 APBN
CPOTB, CPOB dan aan
CPKB kepada
Industri Obat,
Kosmetik dan Obat
Tradisional
3.2 Peningkatan
Kompetensi SDM orang - 85 - - - 621,2 APBN
Industri
3.4 Pengoperasian
Center of
COE - 1 - - - 2.380,9 APBN
Excellence Industri
Petrokimia
- 725 -
4.1 Rancangan
Standar Nasional
Indonesia industri RSNI - 6 4 4 4.053,3 APBN
3
bahan galian
nonlogam
Kegiatan 4: Penumbuhan dan
Kementerian
Pengembangan Industri Bahan Galian
4.2 SNI Wajib Perindustrian
Non-Logam SNI
industri bahan - 3 2 2 1.564,8 APBN
Wajib 2
galian nonlogam
Perusah
4.3 Pengawasan - 30 20 10 1.401,7 APBN
aan 10
SNI Wajib industri
- 726 -
4.4 Rancangan
Standar
Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia RSKKNI - 2 1 1 1.742,3 APBN
1
(RSKKNI) industri
bahan galian
nonlogam
4.6
Mesin/Peralatan
Uji dalam rangka Unit - - 1 - - 5.842,4 APBN
penerapan
standard mutu
4.11 Bantuan
mesin peralatan
dalam rangka
Unit - - - 1 1 3.065,0 APBN
pengembangan
industri bahan
galian non logam
1.1 Standar
Nasional Indonesia
pada industri hasil SNI - 15 15 17 17 8.632,8 APBN
hutan dan
Perkebunan
Kegiatan 1:
1.2 Peningkatan Kementerian
Penumbuhan dan Pengembangan
Kemampuan SDM Perindustrian
Industri Hasil Hutan dan Perkebunan
Industri Hasil Orang - 300 125 50 150 1.896,0 APBN
Hutan dan
Perkebunan
1.5 Pilot
Project/Mini Plant
Pilot
Industri Hasil - 1 - - - 4.217,5 APBN
Project
Hutan dan
Perkebunan
1.6 Prototipe
Produk Industri Prototip
- 20 15 6 15 1.521,3 APBN
Hasil Hutan dan e
Perkebunan
2.2 Peningkatan
Kemampuan SDM
orang - 25 125 92 75 2.175,3 APBN
Industri Minuman
dan Tembakau
2.3 Perusahaan
yang mendapatkan
Perusah
Fasilitas promosi - 60 15 - - 4.162,0 APBN
aan
produk dan
investasi
Kegiatan 2: Penumbuhan dan
2.4 Calon Investor
Pengembangan Industri Minuman, Hasil
yang memperoleh
Tembakau, dan Bahan Penyegar
informasi potensi
Calon
investasi di Industri - 50 - - - 879,3 APBN
Investor
Minuman, Hasil
Tembakau dan
Bahan Penyegar
2.5 Pusat
Pengembangan
Teknologi Proses
Pusat
dan Produk di
Pengem - - 1 1 1 107.887,8 APBN
Sektor Industri
bangan
Minuman, Hasil
Tembakau dan
Bahan Penyegar
- 730 -
3.2 Peningkatan
Kemampuan SDM
Industri Makanan, orang - 250 - - - 825,6 APBN
Hasil Laut dan
Perikanan
Kegiatan 3: Penumbuhan dan
3.3 Perusahaan Kementerian
Pengembangan Industri Makanan, Hasil
yang mendapatkan Perindustrian
Laut, dan Perikanan Perusah
Fasilitas promosi - 50 - - - 166,6 APBN
aan
produk dan
investasi
PROGRAM 3: PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI, DAN ELEKTRONIKA
1.1 Rancangan
Standar Nasional
Indonesia (RSNI)
Industri Maritim, RSNI - 1 - 3 4 4.463,2 APBN
Alat Transportasi,
dan Alat
Pertahanan
1.2 Standar
Nasional Indonesia
Kegiatan 1: Penumbuhan dan (SNI) Wajib Industri SNI
- 1 - - - 861,9 APBN Kementerian
Pengembangan Industri Maritim, Alat Maritim, Alat Wajib
Perindustrian
Transportasi, dan Alat Pertahanan Transportasi, dan
Alat Pertahanan
1.3 Perusahaan
Industri Maritim,
Alat Transportasi,
dan Alat Perusah
- 4 2 - 4 2.845,6 APBN
Pertahanan yang aan
menerapkan
standar mutu dan
proses produksi
- 732 -
1.6 Teknologi
Industri Sektor
Industri Maritim, Teknolo
- 3 3 1 2 12.872,7 APBN
Alat Transportasi, gi
dan Alat
Pertahanan
1.7 Pusat
Pengembangan
Teknologi Industri
Unit - 2 1 - 2 5.635,2 APBN
Maritim, Alat
Transportasi, dan
Alat Pertahanan
1.9 Promosi
Kemampuan
Industri Maritim,
Promosi - 10 3 3 10 6.833,1 APBN
Alat Transportasi
dan Alat
Pertahanan
1.10 Produk
Industri berbasis
Rel dalam rangka
konektivitas antar
wilayah/ kawasan Produk - - - 4 4 8.000,0 APBN
jarak pendek -
menengah untuk
menunjang
tranportasi massal
1.11 Rekomendasi
Rekome
Kebijakan
ndasi
Standarisasi dan - - - 4 4 8.500,0 APBN
Kebijaka
Sertifikasi
n
Galangan Kapal
1.12 Standar
Dokume
produk kapal - - - 1 3 5.560,0 APBN
n
nasional
Standari
- 734 -
2.1 Rancangan
Standar Nasional
Indonesia (RSNI)
RSNI - 2 3 2 2 2.093,8 APBN
Industri
Elektronika dan
Telematika
2.2 Standar
Nasional Indonesia
(SNI) Wajib Industri SNI - 2 2 1 1 1.773,5 APBN
Elektronika dan
Telematika
Kegiatan 2: Penumbuhan dan
Kementerian
Pengembangan Industri Elektronika dan 2.3 Mesin dan/atau
Perindustrian
Telematika (Baru) peralatan Uji dalam
Unit - 1 2 0 0 5.882,5 APBN
rangka penerapan
standar mutu
2.9 Promosi
Kemampuan
Industri Promosi - 3 2 2 2 6.785,4 APBN
Elektronika dan
Telematika
3.1 Rancangan
Kegiatan 3: Penumbuhan dan
Standar Nasional Kementerian
Pengembangan Industri Permesinan dan RSNI - 10 8 8 8 5.536,1 APBN
Indonesia (RSNI) Perindustrian
Alat Mesin Pertanian (Baru)
Industri
Permesinan dan
- 736 -
3.2 Standar
Nasional Indonesia
(SNI) Wajib Industri SNI
- - 3 1 1 1.176,8 APBN
Permesinan dan Wajib
Alat Mesin
Pertanian
3.3 Pengawasan
SNI Wajib Industri
Perusah
Permesinan dan - - 2 2 2 1.201,6 APBN
aan
Alat Mesin
Pertanian
3.5 Teknologi
sektor industri
Teknolo
Permesinan dan - 5 - - - 22.851,1 APBN
gi
Alat Mesin
Pertanian
3.6 Promosi
Perusah
kemampuan - 13 30 1 1 6.353,1 APBN
aan
industri
Permesinan dan
- 737 -
3.8 Pusat
Pengembangan
Pusat
Teknologi Industri
Pengem - - 2 2 2 26.446,0 APBN
Permesinan dan
bangan
Alat Mesin
Pertanian
3.10 Infrastruktur
Ketenagalistrikan
PLTU - - - 10 5 8.300,0
yang terevaluasi
TKDNI
4.2 Standar
Nasional Indonesia SNI
- 2 3 3 3 4.136,1 APBN
(SNI) Wajib Industri Wajib
Logam
4.3 Perusahaan
Industri Logam
Perusah
yang menerapkan - 5 20 - - 1.226,4 APBN
aan
standar mutu dan
proses produksi
4.4 Pengawasan
Perusah
SNI Wajib Industri - 10 15 20 30 6.026,7 APBN
Kegiatan 4: Penumbuhan dan aan Kementerian
Logam
Pengembangan Industri Logam Perindustrian
4.5 Mesin dan/atau
peralatan Uji dalam
rangka penerapan Unit - 1 - - - 1.031,1 APBN
standar mutu
Industri Logam
4.11 Klaster 10
Juta Ton Produksi % - - - 65 68 5.250,0 APBN
Logam Nasional
1.2 Jumlah
wirausaha industri
pangan, barang
dari kayu, dan Kementerian
furnitur yang telah Perindustrian
Wirausa
mendapatkan - 1.084 800 400 500 126.893,7 APBN
ha
pelatihan
kewirausahaan dan
teknis produksi,
bantuan start up
capital
2.2 Wirausaha
industri kimia,
sandang, aneka
dan kerajinan yang
telah mendapatkan Wirausa
- 605 800 2.144 2.144 113.196,7 APBN
pelatihan ha
kewirausahaan dan
teknis produksi,
bantuan start up
capital
1.1 Politeknik
Industri Logam Paket - 1 1 1 - 159,3 APBN
Morowali
Kegiatan 1: Pengembangan Wilayah
Industri I
1.2 Akademi
Komunitas Paket - 1 1 1 1 112,1 APBN
Bantaeng
Kementerian
2.1 Politeknik
Perindustrian
Pendukung Politekni
- - - 1 - 22,5 APBN
Kawasan Industri k
Dumai
Kegiatan 2: Pengembangan Wilayah
Industri II
2.2 Politeknik
Pendukung Politekni
- - - 1 - 22,5 APBN
Kawasan Industri k
Batu Licin
- 746 -
1.1 Kesepahaman
di bidang industri Dokume
- 2 3 14 - 33,9 APBN
dan investasi n
pariwisata
Kegiatan 1: Peningkatan Kemitraan Kementerian
1.2
Industri Pariwisata Perindustrian
Kab/kota/kawasan
pariwisata yang
Lokasi - 4 61 10 - 46,4 APBN
difasilitasi industri
dan investasi
pariwisata
INDIKATOR SDGs: 8.2.1. Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja/tingkat pertumbuhan PDB riil per orang bekerja per tahun.
2.1.Peningkatan
orang - 8.675 3.850 7.890 7.890 36.299,25 APBN
produktivitas
2.2 Calon
wirausaha baru orang - - 9.400 10.060 10.060 62.993,44 APBN
yang dilatih
Kegiatan 1: Pengembangan dan
Peningkatan Produktivitas
2.3. Perusahaan
Perusah
yang dinilai tingkat - 174 204 510 510 14.153,80 APBN
aan
kinerjanya
3.4. Peralatan
paket - 95 1 2 2 335.304,00 APBN
Pelatihan
Kegiatan 2: Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan, Sarana dan 3.5 Lembaga
Pemberdayaan Kelembagaan Pelatihan Pelatihan yang lembaga - - 371 1.072 1.073 35.153,21 APBN
dan Produktivitas Terakreditasi
3.6 Pengembangan
Sarana dan
unit - - - 126 126 244.012,49 APBN
Prasarana Bengkel
Pelatihan (PN)
3.7.Pembangunan
Pusat
Pengembangan
lokasi - - - 6 6 370.709,71 APBN
Keahlian (Skill
Development
Centre)
- 748 -
2.1 Jumlah
penyusunan Rekome
Kegiatan 2: Pembinaan Usaha dan rekomendasi ndasi
- 4 4 4 4
Pelaku Distribusi Perdagangan peraturan terkait Peratura
kebijakan usaha n
perdagangan
INDIKATOR SDGs: 8.3.1. Proporsi lapangan kerja informal sektor non-pertanian, berdasarkan jenis kelamin.
INDIKATOR SDGs: 8.3.1 (b): Persentase tenaga kerja informal sektor pertanian.
1.3.Kerjasama
pengembangan dan kerjasa
- - 35 35 35 2.147,89 APBN
perluasan ma
kesempatan kerja
1.4 Wirausaha
Melalui Tenaga
Kerja Mandiri
dengan Pola orang - - - 40.000 40.000 110.000,00 APBN
Pendampingan bagi
Orang Tua Pekerja
Anak
2.3. Pengantar
Kerja/Petugas orang - - 2.250 250 250 12.594,86 APBN
Kegiatan 2: Penempatan Tenaga Kerja
Antar Kerja
Dalam Negeri
2.3. Penempatan
Tenaga Kerja
melalui Mekanisme
sistem - - 34 34 34 19.986,96 APBN
AKAD/AKL dan
Kelembagaan
Penempatan
- 750 -
3.2 Wirausaha
menggunakan
orang - - 1.800 2.500 2.500 32.856,99 APBN
Teknologi
Sederhana
3.3 Wirausaha
Tenaga Kerja
orang - - - 43.000 43.000 68.479,28 APBN
Mandiri melalui
Kegiatan 3: Pengembangan dan Pola Pendampingan
Peningkatan Perluasan Kesempatan
Kerja 3.4 Wirausaha
Tenaga Kerja orang - - 4.340 - - 15.016,10 APBN
Mandiri
3.5 Tenaga
orang - 176 1.000 1.000 3.170,10 APBN
pendamping TKM
3.6 TKS
Pendamping orang - - 110 - - 2.950,00 APBN
Wirausaha Mandiri
Badan
1.1 Edukasi SDM
Kegiatan 1: Edukasi Ekonomi Kreatif Orang - 9.000 5.015 11.200 9.000 257.500 APBN Ekonomi
Ekonomi Kreatif
Kreatif
INDIKATOR SDGs: 8.3.1 (C): Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) ke layanan keuangan.
1.4 Koperasi
pemula yang
mendapatkan
Koperasi - 100 50 50 100 7.712 APBN
bimbingan dan
penguatan
permodalan
- 753 -
3.1 Fasilitasi
pengembangan
lembaga
penjaminan kredit
Kegiatan 3 : Penguatan sistem daerah dan badan
pendukung layanan pembiayaan dan layanan umum PPKD/B
- 4/6 4/10 4/10 4/8 11.200 APBN
keuangan lainnya bagi UMKM dan daerah untuk LUD
koperasi pembiayaan
UMKM dan
koperasi
(koordinasi dan
fasilitasi)
- 754 -
3.3 Advokasi,
promosi dan
intermediasi
pembiayaan dan
layanan keuangan
bagi
KUMKM - 300 300 300 300 13.200 APBN
UMKM dan
koperasi yang
didukung
penerapan
teknologi informasi
dan komunikasi
1.1 Peningkatan
permodalan untuk Badan
Kegiatan 1: Pengembangan Akses Rp
pelaku ekonomi - 80 200 220 242 70.000 APBN Ekonomi
Permodalan Sektor Non-Perbankan Miliar
kreatif pada akses Kreatif
non perbankan
- 755 -
PROGRAM 1: PENGEMBANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENINGKATAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
1.1 Perusahaan
Yang Mendapatkan
Pelatihan perusah
- 450 190 990 990 9.263,49 APBN
Penyusunan aan
Struktur dan Skala
Upah
1.1 Pembinaan
Norma
Kegiatan 1: Peningkatan Penerapan Ketenagakerjaan Kementerian
Norma Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga bidang Waktu perusah - - 1.710 1.800 1.800 13.202,33 APBN Ketenagakerja
Kerja Kerja, Waktu aan an
Istirahat dan
Pengupahan
Kegiatan 1: Pengembangan
Kementerian
kewirausahaan yang didukung kerja 1.1 Wirausaha baru
Koperasi dan
sama antara Pemerintah, dunia usaha, yang didukung
Orang - 4.600 6.000 6.000 5.000 732.700 APBN UMKM
perguruan tinggi dan masyarakat modal awal usaha
(Start up Capital)
PROGRAM 4: PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, MUTU, PEMASARAN HASIL DAN INVESTASI PERTANIAN
3.025.400 APBN
Kegiatan 5: Pengembangan Pengelolaan Kementerian
Hasil Pertanian 1.1 Jumlah unit Pertanian
unit - 263 263 263 263 -
usaha pengolahan
hasil
- 757 -
1.5 Dukungan
kegiatan
pengembangan bulan - 12 12 12 12 -
pengolahan hasil
pertanian (bulan)
INDIKATOR SDGs: 8.5.2. Tingkat pengangguran terbuka berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur.
1.3.Kerjasama
pengembangan dan kerjasa
- - 35 35 - 2.147,89 APBN
perluasan ma
kesempatan kerja
1.4 Wirausaha
Melalui Tenaga
Kerja Mandiri
dengan Pola orang - - - 40.000 40.000 110.000,00 APBN
Pendampingan bagi
Orang Tua Pekerja
Anak
2.3. Pengantar
Kerja/Petugas orang - - 2.250 250 250 12.594,86 APBN Kementerian
Kegiatan 2: Penempatan Tenaga Kerja
Antar Kerja Ketenagakerja
Dalam Negeri
an
2.6. Penempatan
Tenaga Kerja
melalui Mekanisme
sistem - - 34 34 34 19.986,96 APBN
AKAD/AKL dan
Kelembagaan
Penempatan
- 759 -
3.2 Wirausaha
menggunakan
orang - - 1.800 2.500 2.500 33.426,05 APBN
Teknologi
Sederhana
3.3 Wirausaha
Tenaga Kerja
orang - - 0 43.000 43.000 68.479,28 APBN
Mandiri melalui
Pola Pendampingan
Kegiatan 3: Pengembangan dan Kementerian
Peningkatan Perluasan Kesempatan Ketenagakerja
3.4 Wirausahabaru
Kerja an
melalui inkubasi
tenant - 2.404 6.000 6.000 20.044,58 APBN
bisnis perluasan
kesempatan kerja
3.4 Wirausaha
Tenaga Kerja orang - - 4.340 - - 17.953,08 APBN
Mandiri
3.5 Tenaga
orang - 176 1.000 1.000 20.443,05 APBN
pendamping TKM
3.6 TKS
Pendamping orang - - 110 - - 2.950,00 APBN
Wirausaha Mandiri
- 760 -
4.1 Pelayanan
informasi pasar
kerja pemerintah Lokasi - 12 24 25 25 32.671,17 APBN
yang memenuhi
Kementerian
Kegiatan 4: Peningkatan Pengembangan standar ISO 9001
Ketenagakerja
Pasar Kerja
an
4.2 Pembinaan
pelayanan IPK
Lokasi - - 100 - - 18.846,97 APBN
pemerintah yang
memenuhi standar
INDIKATOR SDGs: 8.6.1 Persentase usia muda (15-24 tahun) yang sedang tidak sekolah, bekerja atau mengikuti pelatihan (NEET)
1.2 Program
Kegiatan 1: Pengembangan Program - 119 149 151 151 22.679,95 APBN
Pelatihan
Standardisasi Kompetensi Kerja dan
Program Pelatihan Kementerian
1.3 Penerapan Lembag
- - 1 1 1 11.357,58 APBN Ketenagakerja
Metode PBK a
an
1.4 Pengembangan
dan Penerapan SKKNI - - 45 - - 870,83 APBN
SKKNI
2.2 Bertambahnya
Forum/
Jejaring - - 33 32 32 8.889,85 APBN
Provinsi
Pemagangan
2.3 Peningkatan
kuantitas negara
penerima Negara - 1 3 - - 386,60 APBN
pemagangan luar
negeri
2.4 Lembaga
Penyelenggara
Lembag
Pemagangan yang - - 22 - - 1.720,40 APBN
a
diverifikasi dan
dibina
2.5 Peserta
Pemagangan yang
Mendapatkan Orang - 7.680 7.760 - - 47.868,09 APBN
Sertifikat
Kompetensi
1.674.557 APBN
- 763 -
1.2 Jumlah
angkatan kerja
muda
mendapatkan
orang - 30.000 40.000 70.000 70.000
pendidikan
kecakapan
kewirausahaan/
Kegiatan 1: Jumlah angkatan kerja berwirausaha Kementerian
muda memiliki pengetahuan dan sikap Pendidikan
kecakapan kerja dan/atau kecakapan 1.3 Jumlah dan
berwirausaha. kabupaten dan Kebudayaan
kota yang memiliki kab/kot
- 15 20 20 20
lembaga kursus a
dan pelatihan
rujukan
1.4 Jumlah
Standar Program
naskah - 36 40 40 38
Kursus dan
Pelatihan
1.7 Jumlah
Lembaga Kursus Lembag
- 5.093 5.194 2.000 2.500
dan Pelatihan yang a
divalidasi
1.3 Infrastruktur
SKKNI - 34 47 20 20 40.899,91 APBN
Kompetensi (SKKNI)
1.8 Layanan
Pendidikan dan orang - - 476 200 200 41.895,26 APBN
Pelatihan
2.3 Dokumen
Pendidikan Vokasi Dokume
- 109 162 5 5 87.346,60 APBN
Industri Berbasis n
Kompetensi
2.4
Bangunan/Gedung
Unit - - - 5 5 214.027,80 APBN
Pendidikan Vokasi
Industri
2.5 Peralatan
Workshop,
Laboratorium, dan
Unit - - 42 10 10 123.211,97 APBN
TUK Politeknik dan
Akademi
Komunitas Industri
2.8 Tenaga
Pengajar
Orang - 1.569 - 1.050 1.050 35.517,10 APBN
Profesional (Silver
Expert) di SMK
2.9 Layanan
Pendidikan dan Orang - - 120 100 100 31.564,97 APBN
Pelatihan
1.1 Kesepahaman
Kegiatan 1: Peningkatan Tata Kelola di bidang tata
Dokume Kementerian
Destinasi dan Pemberdayaan kelola destinasi dan - 3 2 - - 36.000 APBN
n Pariwisata
Masyarakat pemberdayaan
masyarakat
- 770 -
1.1 Peserta
pemasyarakatan orang - - 6.000 3.000 3.000 13.720 APBN
kewirausahaan
1.2 Peserta
pelatihan orang - - 5.800 5.010 4.850 59.147 APBN
kewirausahaan
Kegiatan 1 : Peningkatan keterampilan Kementerian
usaha mikro dalam menjalankan dan 1.3 Diklat SDM Koperasi dan
orang - 1.200 - - - 10.000 APBN
mengembangkan usaha usaha mikro UMKM
1.4 Kewirausahaan
orang - 360 1.000 100 100 11.540 APBN
sosial
1.5 Peserta
pelatihan orang - 400 1.000 2.000 2.000 42.734 APBN
technopreneur
1.2 Pengembangan
lembaga diklat dan unit - 1 - - - 24.900 APBN
kerjasama diklat
1.3 Tenaga
pengelola dan
instruktur lembaga
diklat, penyuluh,
pendamping
orang - 2.000 2.000 2.000 2.000 113.300 APBN
kelompok usaha,
dan pendamping
PLUT-KUMKM yang
dilatih (ToT) (diklat
dan pendataan)
1.4 Standardisasi
orang - 600 - - - 5.800 APBN
fasilitator diklat
1.120.100 APBN
Kegiatan 1: Standardisasi, Sertifikasi
dan Pendidikan Berkelanjutan bagi SDM 1.1 Jumlah tenaga
115.00 175.00 150.00 150.00
Kesehatan kesehatan orang -
0 0 0 0
teregistrasi
1.421.300 APBN
Kementerian
Kesehatan
2.1 Jumlah
Kegiatan 2: Pendidikan dan Pelatihan
aparatur yang
Aparatur
mendapat sertifikat orang - 18.000 27.000 36.000 45.000
pada pelatihan
terakreditasi
2.283.100 APBN
- 773 -
13.016.200 APBN
3.550.000 APBN
28.700 APBN
Kegiatan 1 : Penelitian dan
Kementerian
Pengembangan Komunikasi dan 1.1 Jumlah peserta
Komunikasi
Informatika dan Pengembangan Sumber sertifikasi,
dan
Daya Manusia Komunikasi dan pelatihan, bimtek, orang - 400 500 600 700
Informatika
Informatika, 2 Lokasi BBPPKI ToT SKKNI, CIO,
dan Budaya
Dokumentasi bagi
- 774 -
6.500 APBN
Kegiatan 2: Penelitian dan
Pengembangan Komunikasi dan 2.1 Jumlah peserta
Informatika dan Pengembangan Sumber bimtek literasi bagi
Daya Manusia Komunikasi dan kalangan wanita, orang - 600 600 600 600
Informatika, 6 Lokasi BPPKI anak-anak, dan
disabilitas
279.900 APBN
73.200 APBN
INDIKATOR SDGs: 8.7.1 Persentase dan jumlah anak usia 5-17 tahun, yang bekerja, dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur (dibedakan berdasarkan
bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak).
- 776 -
1.1 Penarikan
Pekerja Anak dari
Pekerja
Bentuk Pekerjaan - 16.519 17.005 7.000 7.000 85.192,35 APBN
Anak
Terburuk Anak
(BPTA)
1.2 Pengawasan
Norma
perusah
Ketenagakerjaan di - 357 420 330 330 10.308,75 APBN
aan
Bidang Norma
Anak
1.3 Pengawasan
Kegiatan 1: Peningkatan Perlindungan Kementerian
Norma
Pekerja Perempuan dan Penghapusan Ketenagakerja
Ketenagakerjaan di
Pekerja Anak an
bidang Norma perusah
- - 315 330 240 6.043,73 APBN
Penghapusan aan
Diskriminasi
Tenaga Kerja
Perempuan
1.4 Pengawasan
Norma
Ketenagakerjaan di
perusah
bidang Norma - - 400 400 400 7.139,29 APBN
aan
Perlindungan
Tenaga Kerja
Perempuan
35.460 APBN
2.1 Jumlah
kebijakan bidang
ketenagakerjaan
yang disusun,
direview, dikoreksi, Kebijaka
- 4 4 2 2 3.350 APBN
dan difasilitasi n
untuk
diharmonisasikan
menjadi
responsif gender
2.3 Jumlah
dokumen profil Dokume
- 1 1 1 1 500 APBN
gender bidang n
ketenagakerjaan
2.7 Jumlah
pelaksanaan
kegiatan KIE
tentang
Kegiatan - 3 4 5 6 1.400 APBN
pelaksanaan
kebijakan PUG
bidang
ketenagakerjaan
- 780 -
1.1 Jumlah
pengawasan
terhadap
pelaksanaan - 12 14 16 18 43.500 APBN
perlindungan dan
pemenuhan hak
anak
Kementerian
Kegiatan 1: Pengawasan pelaksanaan 1.2 Jumlah Pemberdayaan
perlindungan anak (KPAI) advokasi peraturan Perempuan
perundang- dan
- 12 14 16 18 17.500 APBN
undangan dengan Perlindungan
stakeholder terkait Anak
perlindungan anak
1.3 Persentase
penelaahan dan
mediasi pengaduan Persen - 100 100 100 100 4.000 APBN
yang
ditindaklanjuti
- 781 -
INDIKATOR SDGs: 8.8.1 Tingkat frekuensi kecelakaan kerja fatal dan non-fatal, berdasarkan jenis kelamin, sektor pekerjaan dan status migran
1.2 Pembinaan
Kementerian
kelembagaan Lembag
- - 84 34 34 68.857 APBN Ketenagakerja
pengawasan a
an
ketenagakerjaan
1.3 Pengembangan
SDM keselamatan perusah
- - 999 650 650 32.602 APBN
dan kesehatan aan
kerja (K3) Kementerian
Ketenagakerja
1.4 Pengembangan an
kompetensi
perusah
keselamatan dan - - 162 45 45 2.091 APBN
aan
kesehatan kerja
(K3)
1.5 Pembinaan
peran serta
masyarakat di perusah
- - 230 85 85 10.020 APBN
bidang keselamatan aan
dan kesehatan
kerja (K3)
1.1 Pembinaan
Norma
Ketenagakerjaan
Kegiatan 1: Peningkatan Penerapan
bidang perusah
Norma Keselamatan dan Kesehatan - - 2.330 800 800 78.074,09 APBN
Kelembagaan, aan
Kerja
Keahlian dan
Sistem Manajemen
K3
1.2 Pembinaan
Norma
Kementerian
Ketenagakerjaan perusah
- - 2.310 2.460 2.460 4.181,68 APBN Ketenagakerja
bidang Mekanik, aan
an
Pesawat Uap dan
Bejana Tekan
1.3 Pembinaan
Norma
Ketenagakerjaan
bidang Konstruksi perusah
- - 2.295 2.460 2.460 3.406,25 APBN
Bangunan, Listrik aan
dan
Penanggulangan
Kebakaran
- 784 -
1.5 Pembinaan
Norma
Ketenagakerjaan
perusah
bidang Ergonomi, - - 2.280 2.460 2.460 3.211,54 APBN
aan
Lingkungan Kerja
dan Bahan
Berbahaya
INDIKATOR SDGs: 8.8.2 Peningkatan kepatuhan atas hak-hak pekerja (kebebasan berserikat dan perundingan kolektif) berdasarkan sumber tekstual ILO dan peraturan
perundang-undangan negara terkait.
PROGRAM 1: PENGEMBANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENINGKATAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
1.1 Pelaku
Hubungan
Industrial yang
orang - 5.014 2.030 5.730 5.730 40.112,49 APBN
Mendapatkan
Pelatihan Teknik
Negosiasi Kementerian
Kegiatan 1: Pengelolaan Kelembagaan
Ketenagakerja
dan Kerja Sama Hubungan Industrial
1.2 Pengusaha, an
pekerja/SP/SB
yang memahami
orang - 1.960 820 250 250 4.781,65 APBN
tata cara
pembentukan LKS
Bipartit
- 785 -
1.7 Penyebarluasan
informasi tentang
orang - - 2.500 500 500 9.533,18 APBN
HI dan penguatan
kelembagaan HI
2.1 Pengusaha
yang mendapatkan
Bimbingan Teknis
orang - - 4.450 400 400 18.592,91 APBN
Pembuatan
Peraturan
Perusahaan (PP)
Kegiatan 2: Pengelolaan Persyaratan
Kerja, Kesejahteraan dan Analisis
2.2 Pengusaha dan
Diskriminasi
SP/SB yang
mendapatkan
Bimbingan Teknis orang - - 170 1.700 1.700 10.213,14 APBN
Pembuatan
Perjanjian Kerja
Bersama
- 786 -
2.4 Pelaku
Hubungan
Industrial yang
Mendapatkan orang - 1.535 600 360 360 9.373,26 APBN
Pemahaman
tentang Hubungan
Kerja
2.5 Pelaku
Hubungan
Industrial yang
mendapatkan
Pemahaman orang - 1.445 500 600 600 6.334,44 APBN
tentang
Peningkatan
Kesejahteraan
Pekerja/Buruh
1.1 Pembinaan
Kegiatan 1: Pembinaan Norma Kementerian
Norma perusah
Ketenagakerjaan bidang Hubungan - - 1.800 1.800 1.800 7.533 APBN Ketenagakerja
Ketenagakerjaan aan
Kerja dan Kebebasan Berserikat an
bidang Hubungan
Kerja dan
- 787 -
1.1
Kab/kota/kawasan
pariwisata yang
Kegiatan 1: Pengembangan Kementerian
difasilitasi Lokasi - 4 34 34 - 72.000 APBN
Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata
infrastruktur dan
ekosistem
pariwisata
2.1
Kab/kota/kawasan
Kegiatan 2: Peningkatan Tata Kelola
pariwisata yang Orang/L Kementerian
Destinasi dan Pemberdayaan - 22.835 263 34 - 202.800 APBN
difasilitasi okasi Pariwisata
Masyarakat
pemberdayaan
masyarakat
- 788 -
4.1 Publikasi di
Media Elektronik Media - 20 17 - - 489.500 APBN
Mancanegara
4.2 Publikasi di
Media Cetak Media - 55 50 - - 271.600 APBN
Mancanegara
4.3 Publikasi di
Media Ruang Lokasi - 41 43 - - 436.400 APBN
Mancanegara
4.5 Promosi
120.00
elektronik Unit - 5 - - 82.400 APBN
0
mancanegara
5.1 Promosi
pariwisata
Jumlah
Indonesia di Media - 70 40 - - 360.500 APBN
Promosi
Elektronik
Nusantara
5.2 Promosi
pariwisata Jumlah
- 81 80 - - 61.600 APBN
Indonesia di Media Promosi
Cetak Nusantara
5.3 Promosi
Kegiatan 5: Pengembangan Komunikasi Kementerian
pariwisata Jumlah
Pemasaran Pariwisata Nusantara - 23 49 - - 165.600 APBN Pariwisata
Indonesia di Media Promosi
Ruang Nusantara
5.4 Promosi
pariwisata Jumlah
- 50 10 - - 157.800 APBN
Indonesia di Media Promosi
Online Nusantara
5.5 Promosi
pariwisata Jumlah
- 30 - - - 15.000 APBN
Indonesia di Media Promosi
Lainnya Nusantara
1.1 Lembaga
keuangan mikro
Kegiatan 1 : Peningkatan akses usaha (LKM) yang
mikro pada pembiayaan dan layanan mendapat LKM - 200 200 200 200 15.700 APBN
keuangan lainnya penguatan
(bimbingan dan
pendampingan)
2.1 Koperasi
produksi/sentra
Kementerian
usaha mikro yang
KUKM
diperkuat sistem
Kegiatan 2 : Penguatan kapasitas bisnis dan
Koperasi
koperasi dan sentra usaha mikro dalam kapasitas
/sentra
rangka mendukung pengembangan produksinya - 53 142 84 84 27.852 APBN
usaha
produk unggulan melalui pemanfaatan (skema
mikro
sumber daya lokal manajemen/sistem
bisnis, penguatan
kapasitas.
Pendampingan dan
pendataan)
- 791 -
2.3 Koperasi
pengelola jasa
wisata yang
ditingkatkan
kapasitas usahanya
Koperasi - 11 11 11 11 27.200 APBN
(skema manajemen,
penguatan
kapasitas,
pendampingan dan
pendataan)
2.4 Koperasi
pemula yang
mendapatkan
Koperasi - 100 50 50 100 7.712 APBN
bimbingan dan
penguatan
pemodalan
1.1 Penerapan
skema
restrukturisasi KUMKM - - - 150 150 1.687 APBN
usaha koperasi dan
UMKM
1.2 Lembaga
penjaminan kredit
PPKD - 4 4 4 4 5.000 APBN
daerah yang
difasilitasi
1.5 Advokasi,
promosi, dan
KUMKM - 300 200 100 200 13.200 APBN
intermediasi
pembiayaan
- 793 -
2.7Advokasi
pendayagunaan
sumber-sumber KSPPS - - 210 100 100 2.600 APBN
pembiayaan
syariah
TUJUAN 9
INDIKATOR SDGs: 9.1.1.(a) Kondisi mantap jalan nasional
- 795 -
PROGRAM 1: BIDANG SARANA DAN PRASARANA (MATRIKS BIDANG PEMBANGUNAN HAL II.1.M-8)
1.1 Penambahan
Kegiatan 1: Penyelenggaraan
jalan bebas
Jalan/Pelaksanaan Preservasi dan Km 125,01 104,4 253 379 148,6 12.676.800 APBN Kemen PUPR
hambatan yang
Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional
dibangun
1.2 Terlaksananya
pengadaan material Km’sp 2.030 350 550 700 700
rel
1.3 Terlaksananya
pengadaan material Unit 600 125 200 250 250
wesel
1.4 Terlaksananya
Kegiatan 1: Pengelolaan dan pembangunan
Paket 12 14 14 16 16 Kementerian
Penyelenggaraan Transportasi persinyalan dan 228.679.400 APBN
Perhubungan
Perkeretaapian telekomunikasi KA
1.5 Terlaksananya
pembangunan
listrik aliran atas Km’sp 17 24,3 32 32 40
KA (termasuk
gardu listrik)
1.6 Terlaksananya
pengadaan dan
penertiban lahan
untuk kegiatan Paket 34 30 31 31 32
peningkatan/pemb
angunan prasarana
perkeretaapian
- 797 -
1.1 Terlaksananya
Kegiatan 1: Pengelolaan dan Kementerian
pembangunan Unit 15 15 15 - - 28.084.300 APBN
Penyelenggaraan Transportasi Udara Perhubungan
bandar udara baru
1.1 Terlaksananya
pembangunan
Kegiatan 1: Pengelolaan dan Kementerian
dermaga Paket 14 13 12 10 10 55.924.500 APBN
Penyelenggaraan Transportasi Darat Perhubungan
penyeberangan
baru
INDIKATOR SDGs: 9.2.1* Proporsi nilai tambah sektor industri manufaktur terhadap PDB dan per kapita
INDIKATOR SDGs: 9.2.2* Proporsi tenaga kerja pada sektor industri manufaktur
PROGRAM 1: PENGEMBANGAN SDM INDUSTRI DAN DUKUNGAN MANAJEMEN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (MATRIKS K/L HAL. I.M.L.019-15)
1.3 Infrastruktur
SKKNI - 34 47 20 20 40.899.900 APBN
Kompetensi (SKKNI)
1.4 Inkubator
Bisnis untuk
Unit - - - 2 2 2.102.300 APBN
Pembentukan
Wirausaha Industri
- 799 -
1.7 Layanan
Pendidikan dan orang - - 476 200 200 41.895.300 APBN
Pelatihan
2.3 Dokumen
Pendidikan Vokasi Dokume
- 109 162 5 5 87.346.600 APBN
Industri Berbasis n
Kompetensi
2.5 Peralatan
Workshop,
Laboratorium, dan
Unit - - 42 10 10 123.212.000 APBN
TUK Politeknik dan
Akademi
Komunitas Industri
2.7 Kurikulum
Berbasis
Kompetensi dan Kurikul
- - - 18 18 309.800 APBN
Bahan Ajar um
Produktif untuk
SMK Industri
2.8 Tenaga
Pengajar
Orang - 1.569 - 1.050 1.050 35.517.100 APBN
Profesional (Silver
Expert) di SMK
2.9 Layanan
Pendidikan dan Orang - - 120 100 100 31.565.000 APBN
Pelatihan
- 801 -
1.1 Jumlah
Instruktur
Pemerintah yang Orang 570 512 528 544 560
Ditingkatkan
Kompetensinya Kementerian
APBN Ketenagakerja
1.2 Jumlah an
Kegiatan 2: Peningkatan Kompetensi
instruktur Swasta 242.980
Instruktur dan Tenaga Kepelatihan Orang 634 208 224 240 256
yang Ditingkatkan
Kompetensinya
1.3 Jumlah
Instruktur yang
Orang 570 512 528 544 560
Mendapat Sertifikat
Kompetensi
1.2 Bantuan m2 /
11.861 2.996 69 50 50
Gedung/Bangunan unit / 180.974,14
m2 m2 unit paket paket
Pelatihan paket
Kegiatan 1: Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan, Sarana dan 1.3 Lembaga
Pemberdayaan Kelembagaan Pelatihan pelatihan yang lembaga
17 95 353 - - 118.881,11
dan Produktivitas mendapat bantuan / paket
peralatan
1.4 Peningkatan
kerja sama
pelatihan dengan lembaga 11 91 2 - - 1.880,99
industri dan
lembaga diklat
2.1
Upgading/pelatihan orang
Kegiatan 2: Peningkatan Kompetensi instruktur dan (orang/a 1.262/an
199 1.807 48 - 41.800,53
Instruktur dan Tenaga Kepelatihan tenaga pelatihan ngkatan gkatan
pemerintah dan )
swasta
INDIKATOR SDGs: 9.3.1* Proporsi nilai tambah industri kecil terhadap total nilai tambah industri
1.3 Bantuan
partisipasi pameran
IKM - 197 15 90 90
ikm dalam dan luar
negeri
1.5 Restrukturisasi
IKM - 15 65 40 50
mesin/peralatan
1.6 Restrukturisasi
UPT - 10 3 6 6
mesin/peralatan
2.3 Bantuan
partisipasi pameran
IKM - 75
ikm dalam dan luar 124 150 171
negeri
- 805 -
2.5 Restrukturisasi
IKM - 20
mesin/peralatan 65 82 82
2.6 Restrukturisasi
UPT - 2 4 8 8
mesin/peralatan
3.3 Bantuan
partisipasi pameran
IKM - 20 18 40 40
ikm dalam dan luar
negeri
- 806 -
3.5 Restrukturisasi
IKM - 20 33 30 30
mesin/peralatan
3.6 Restrukturisasi
UPT - 6 4 4 4
mesin/peralatan
1.1 Pertumbuhan
Kegiatan 1: Peningkatan Daya Saing kontribusi UMKM Kementerian
% Rata-rata 6,5 - 7,5
UMKM dan Koperasi dan koperasi dalam Perdagangan
pembentukan PDB
INDIKATOR SDGs: 9.3.2* Proporsi industri kecil dengan pinjaman atau kredit
INDIKATOR SDGs: 9.4.1* Rasio Emisi CO2/Emisi Gas Rumah Kaca dengan nilai tambah sektor industri manufaktur
- 807 -
1.2 Kebijakan
Kebijaka
Penurunan Emisi - 6 5 5 5 12.535.700
n
GRK
3
Provin
1.1. Penghargaan
si dan
innovative Provinsi
10
government award /Kab/K - - - - 2.500 APBN
Kabup
bagi daerah yang ota
aten
Kegiatan 1: Penelitian dan melakukan inovasi
dan 10 Kementerian
pengembangan inovasi daerah dan
Kota Dalam Negeri
aparatur
1.2. Replikasi
inovasi daerah Daerah
bidang pelayanan Tertingg - - 2 2 - 3.000 APBN
perizinan di daerah al
tertinggal
1.1 Layanan
Kegiatan 1: Penelitian, Pengembangan penelitian dan Dokume
- 15 15 16 17 5.300 APBN BNP2TKI
Sistem Informasi dan Data pengembangan n
(laporan)
PROGRAM 11: DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BP-BATAM
1.1 Jumlah
Kegiatan 1: Penyusunan Perencanaan Dokumen Hasil Dokume
1 16 8 1 - 22.459 APBN BP Batam
Program dan Penelitian Pengembangan Penelitian dan n
Pengembangan
1.1 Penelitian,
Kegiatan 1: Pengembangan Industri dan regulasi dan Dokume Kementerian
12 12 14 14 14 20.000 APBN
Regulasi Pariwisata 1 pengembangan n Pariwisata
bidang pariwisata
1.4 Jumlah
Pengelolaan KHDTK
KHDTK 4 4 4 4 4
dan Hutan
Penelitian
- 815 -
3.3 Pengelolaan
Laborat
laboratorium 1 1 1 1 1
orium
rujukan
3.4 Peningkatan
kapasitas
pengembangan
laboratorium Provinsi 3 7 11 15 0
lingkungan di
daerah pada 15
provinsi
INDIKATOR SDGs: 9.5.2 Jumlah peneliti (ekuivalen penuh waktu) per satu juta penduduk
LIPI dan
Kegiatan 1: Peningkatan jumlah peneliti 1.1. SDM Iptek dari
orang 5.000.000 APBN Semua
dari sektor pemerintah Fungsional Peneliti 9.308 9.556 9.556 9.556 9.556
instansi yang
memiliki
- 818 -
BPPT dan
Semua
1.2. SDM Iptek dari
instansi yang
Fungsional orang 3.000.000 APBN
2.332 2.295 2.295 2.295 2.295 memiliki
Perekayasa
Fungsional
Perekayasa
Perguruan
Tinggi dan
Semua
1.3. SDM Iptek dari
orang 243.45 268.29 280.78 280.78 APBN instansi yang
Fungsional Dosen 219.797
1 4 6 6 memiliki
Fungsional
Dosen
1.8. Sertifikasi
Dosen 105.000 APBN
Dosen 8.000 10.000 10.000 10.000 10.000
PROGRAM 2: PROGRAM PENCIPTAAN TEKNOLOGI DAN INOVASI PERTANIAN BIO INDUSTRI BERKELANJUTAN
INDIKATOR SDGs: 9.b.1 Proporsi nilai tambah teknologi menengah dan tinggi terhadap total nilai tambah
12.1 Hasil
Kegiatan 12: Riset dan Standardisasi Penelitian dan Hasil
- 75 34 25 26 12.582.000 APBN
Bidang Industri Pengembangan Litbang
Teknologi Industri
1.2 Rancangan
Pengelolaan
Stasiun Riset
Terintergrasi di
Taman Nasional
1.3 Pengembangan
IPTEK LHK di KPH
melalui Pilot IPTEK
1.4 Jumlah
Pengelolaan KHDTK
dan Hutan
Penelitian
- 823 -
3.3 Pengelolaan
laboratorium
Kegiatan 3: Penelitian Kualitas rujukan
Lingkungan dan Pengelolaan 233.900
Laboratorium Lingkungan 3.4 Peningkatan
kapasitas
pengembangan
laboratorium
lingkungan di
daerah pada 15
provinsi
4.3 Rekomendasi
kebijakan bidang
LHK
5.3 Pengelolaan
KHDTK dan Hutan
Penelitian
2
Regulasi di bidang
perme
Kegiatan 1: Pengembangan Sistem standardisasi dan Peratura
1 1 n1 11 13 7.000 APBN
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian penilaian n Badan
perpre
kesesuaian Standardisasi
s
Nasional
Standar Nasional
Kegiatan 2: Perumusan Standar SNI 500 500 500 500 500 40.000 APBN
Indonesia (SNI)
- 826 -
Kementerian
Kegiatan 1: 1.1 Penyediaan
Komunikasi
Pelayanan Layanan Telekomunikasi Akses BTS (di Lokasi 125 125 125 125 125 4424* APBN
dan
Universal di daerah 3T daerah USO)
Informatika
- 827 -
1.1 Jumlah
Kegiatan 1: Penyelenggaraan Pos dan
penyediaan akses Lokasi 800 800 800 800 800
Informatika
internet
2.1 Jumlah
Rusuna
rusunawa yang - - - - - Kementerian
wa
terlayani internet 6250* APBN Komunikasi
dan Informasi
Kegiatan 2: Penyediaan Infrastruktur &
2.2 Jumlah lokasi
Layanan Telekomunikasi & Penyiaran
desa nelayan dan
pertanian yang Lokasi 20 20 30 30 30
terlayani akses
internet
- 828 -
INDIKATOR SDGs: 10.1.1.(a) Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur
Kementerian
Jumlah Usulan
Koordinator
Rekomendasi
Kegiatan 1: Dokume Bidang
Kebijakan di 3 5 3 3 3 10,660 APBN
Koordinasi Kebijakan Jaminan Sosial n Pembangunan
Bidang Jaminan
Manusia dan
Sosial
Kebudayaan
Kementerian
Jumlah Usulan
Koordinator
Kegiatan 2: Rekomendasi
Dokume Bidang
Koordinasi Kebijakan Penanganan Kebijakan di 3 3 3 3 3 9,744 APBN
n Pembangunan
Kemiskinan Bidang Penanganan
Manusia dan
Kemiskinan
Kebudayaan
1.1 Terlaksananya
Juta
subsidi pangan
Rumah 15,5 15,5 14,2 5,5 3 64.387.000
bagi keluarga
Tangga
miskin dan rentan
1.2 Terlaksananya
Kegiatan 1: bantuan pangan Semua
Kementerian
Peningkatan Efektivitas Penyaluran non tunai di 98 Kota APBN
Sosial
Bantuan Pangan seluruh Kota dan Kota dan
sebagian Kab/Kot 44 dan Sebagi
0 0 -
Kabupaten dengan a Kota 217 an
cakupan sekitar 10 Kabup Besar
juta Keluarga aten Kabup
Penerima Manfaat aten
(KPM).
- 831 -
3.1 Terlaksananya
bantuan iuran Kementerian
Jaminan Kesehatan Kesehatan,
Nasional (JKN)/ Juta 91,1 92,38 92.4 Kementerian
87,8 107,2 - APBN
Kartu Indonesia Orang (a) (a) (b) Koordinator
Sehat (KIS) bagi Bidang PMK,
penduduk miskin DJSN
dan rentan
108,8 (sama
dengan
1.1 Terlaksananya anggaran Keg.
subsidi listrik bagi Triliun 1 dibawah
85,75 69,76 48,56 52,66 52,66
rumah tangga Rp dikarenakan
miskin dan rentan. merupakan
Kegiatan 1: satu unit
Kementerian
Pemantapan Pelaksanaan Subsidi eselon II) APBN
ESDM
Energi Tepat Sasaran
1.2 Terlaksananya
subsidi (BBM) dan
elpiji 3 kg bagi Triliun
229 65 30,12 10,298 10,298 185,96
rumah tangga Rp
miskin dan rentan
serta UKM.
2.1 Terbangunnya
sistem
pemutakhiran
pendataan
Kegiatan 2: kemiskinan dan
Kab/kot Kementerian
Peningkatan Tata Kelola Pelayanan pelayanan sosial 0 50 70 130 150 75,000 APBN
a Sosial
Dasar yang responsif
melalui Sistem
Layanan dan
Rujukan Terpadu
(SLRT).
1.1. Pengembangan
Kegiatan 1: inovasi perluasan
Kementerian
Pembinaan Administrasi Pencatatan jangkauan Provinsi - - - 9 9 10.175.000 APBN
Dalam Negeri
Sipil pencatatan
kelahiran
- 834 -
2.1. Terwujudnya
pemeliharaan dan
pengembangan
Kegiatan 2: sistem konektivitas
Kementerian
Pemanfaatan Data dan Dokumen NIK, data Kegiatan - - 1 1 1 6.387.500 APBN
Dalam Negeri
Kependudukan kependudukan dan
KTP elektronik
dengan K/L untuk
pelayanan publik
1.7 Jumlah
dukungan sarana Kementerian
usaha pemasaran Unit 65 - - - - 58,500 APBN Koperasi dan
revitalisasi pasar UKM
melalui koperasi
- 836 -
1.10 Koperasi
pengelola pasar
Kementerian
rakyat yang
Unit - 75 - - - 86.542,8 APBN Koperasi dan
mendapatkan
UKM
pendampingan
manajemen
1.11 Pedagangan
skala mikro
informal/ pedagang Kementerian
kaki lima yang di UMI - 40 - - - 1.885,7 APBN Koperasi dan
fasilitasi penataan UKM
lokasi, sarana
usaha dan promosi
1.14 Pedagangan
skala mikro
Kementerian
informal/ pedagang
Orang - - 380 1000 1000 26,360 APBN Koperasi dan
kaki lima yang di
UKM
fasilitasi penataan
lokasi dan promosi
1.15
Meningkatkanya
volume usaha dan
tenaga kerja
koperasi produksi/
sentra usaha mikro
yang diperkuat
Koperasi
sistim bisnis dan Kementerian
/ Sentra
kapasitas produksi 103 - - - - APBN Koperasi dan
Usaha
di bidang pertanian UKM
Mikro
tanaman pangan
dan hortikultura,
kehutanan dan
perkebunan,
perikanan dan
peternakan,
industri, kerajinan,
dan pertambangan,
- 838 -
1.16
Meningkatkanya
volume usaha dan
tenaga kerja
koperasi produksi
yang diperkuat
kapasitasnya dalam
Koperasi
pengadaan sarana Kementerian
/ Sentra
produksi, 15 - - - - - APBN Koperasi dan
Usaha
pertanian, UKM
Mikro
peternakan,
perkebunan, dan
perikanan
pendampingan,
pendataan, skema
manajemen,
penguatan
kapasitas,
- 839 -
1.16 Meningkatnya
volume usaha dan
tenaga kerja Koperasi
Kementerian
koperasi / Sentra
6 - - - - - APBN Koperasi dan
pengelolaan jasa Usaha
UKM
wisata yang Mikro
ditingkatkan
kapasitas usahanya
1.17 Koperasi/
Koperasi
sentra usaha Kementerian
/ Sentra
mikro/ kecil yang - 53 - - - 7.396,6 APBN Koperasi dan
Usaha
diperkuat sistim UKM
Mikro
bisnisnya
1.19 Koperasi/
sentra usaha
Koperasi
mikro/ kecil yang Kementerian
/ Sentra
di fasilitasi - 5 - - - 1.031,4 APBN Koperasi dan
Usaha
pengembangan jasa UKM
Mikro
pertanian dan
aneka jasa
1.20 Koperasi /
Koperasi
sentra usaha mikro Kementerian
/ Sentra
tanaman pangan - - 20 11 11 2.869,7 APBN Koperasi dan
Usaha
yang diperkuat UKM
Mikro
sistem bisnis
1.21 Koperasi /
Koperasi
sentra usaha mikro Kementerian
/ Sentra
holtikultura yang - - 10 5 5 1.206,2 APBN Koperasi dan
Usaha
diperkuat sistem UKM
Mikro
bisnis
1.22 Koperasi /
Koperasi
sentra usaha mikro Kementerian
/ Sentra
perkebunan yang - - 10 9 9 3,430 APBN Koperasi dan
Usaha
diperkuat sistem UKM
Mikro
bisnis
- 841 -
1.24 Koperasi /
Koperasi
sentra usaha mikro Kementerian
/ Sentra
peternakan yang - - 20 8 8 2.487,4 APBN Koperasi dan
Usaha
diperkuat sistem UKM
Mikro
bisnis
1.25 Koperasi /
sentra usaha mikro
Koperasi
pengolahan hasil Kementerian
/ Sentra
perikanan dan - - 12 6 6 1,851 APBN Koperasi dan
Usaha
peternakan yang UKM
Mikro
diperkuat sistem
bisnis
1.26 Koperasi /
sentra usaha mikro Koperasi
Kementerian
industri / Sentra
- - 25 16 16 3.692,3 APBN Koperasi dan
manufaktur yang Usaha
UKM
diperkuat sistem Mikro
bisnis
1.27 Koperasi /
Koperasi
sentra usaha mikro Kementerian
/ Sentra
industri kreatif - - - 11 11 556,5 APBN Koperasi dan
Usaha
yang diperkuat UKM
Mikro
sistem bisnis
- 842 -
1.30 Fasilitasi
KUKM untuk Kementerian
partisipasi pada KUKM 412 - - - - - APBN Koperasi dan
pameran nasional UKM
dan regional
1.35 Fasilitasi
Kementerian
promosi dan
Bulan - 12 12 12 12 25.596,6 APBN Koperasi dan
pemasaran produk
UKM
KUKM
2.4 Wirausaha
Wirausa Kementerian
pemula yang
ha 8362 - - - - - APBN Koperasi dan
mendapatkan start
Pemula UKM
up capital
2.5 Wirausaha
Kementerian
pemula yang di
Orang - 400 1200 1831 2000 98.850,3 APBN Koperasi dan
dukung modal awal
UKM
usaha
- 845 -
5.1 Penggabungan,
Kementerian
peleburan, dan
Laporan - 1 - - - 1,285 APBN Koperasi dan
pembubaran
Kegiatan 5: UKM
koperasi
Penguatan Kelembagaan Koperasi,
Kemitraan, dan perlindungan Usaha
Kementerian
5.2 Penggabungan, Koperasi - - 1256 1000 1000 3.323,2 APBN Koperasi dan
peleburan, dan UKM
- 846 -
5.5 Peningkatan
Kementerian
manajemen
Koperasi - - - 200 150 2.657,8 APBN Koperasi dan
koperasi perkotaan
UKM
dan pedesaan
5.6 Jumlah
Pengesahan Akte Kementerian
Pendirian Koperasi Akta 75 - - - - 1.186,6 APBN Koperasi dan
dan PAD yang di UKM
proses
5.7 Koperasi
berasal dari Kementerian
pengusaha mikro Akta - 1000 1000 1100 1100 14.341,3 APBN Koperasi dan
yang difasilitasi UKM
akta koperasi
PROGRAM 1: PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (MATRIKS BIDANG PEMBANGUNAN HAL II.8.M-19)
PROGRAM 1: PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL (MATRIKS KEMENTERIAN DAN LEMBAGA HAL II.M.L-067-21)
1.1 Jumlah
Pelaksanaan
Kegiatan 1: Pengembangan Ekonomi Kegiatan kabupat
94 75 42 16 16 391.700
Lokal di Daerah Tertinggal pengembangan en Kementerian
ekonomi di daerah Desa,
tertinggal Pembangunan
APBN
Daerah
2.1 Jumlah Tertinggal dan
Pelaksanaan Transmigrasi
Kegiatan 2: Pengembangan SDA dan LH kabupat
Kebijakan 55 60 24 10 10 201.100
di Daerah Tertinggal en
Pengembangan
SDA dan LH
2.1 Jumlah
Pelaksanaan
Kegiatan 2: Pengembangan Daerah kabupat
Kebijakan 20 35 25 16 16 770.800
Perbatasan en
Pengembangan
Daerah Perbatasan
3.1 Jumlah
Pelaksanaan
Kegiatan 3: Pengembangan Daerah Kebijakan kabupat
20 63 33 20 20 303.890
Pulau Kecil dan Terluar Pengembangan en
Daerah Pulau Kecil
dan Terluar
- 850 -
1.1 Jumlah
pengguna layanan
500
yang mendapatkan
Penggun (Telah di-tag di Komnas
manfaat dari 10 10 10 10 10 APBN
a indikator Perempuan
informasi dan/atau
16.b.1)
pengetahuan
mengenai KtP
Kegiatan 1 Pencegahan dan
penanggulangan segala bentuk 1.2 Jumlah
kekerasan terhadap perempuan dan pengguna layanan
pemenuhan hak korban usia 18-24 ahun
yang mendapatkan 500
manfaat dari (Telah di-tag di Komnas
Orang 10 10 10 10 10 APBN
informasi dan/atau indikator Perempuan
pengetahuan 16.b.1)
mengenai kekerasa
terhadap
perempuan
PROGRAM 1: PENINGKATAN KOORDINASI BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN (KEMENKO POLHUKAM)
52.107,773 APBN
Kegiatan 1 : Koordinasi Demokrasi dan 1.1 Indeks (Telah di-tag di Kemenko
Skor 80,3 76,45 85 86 87
Organisasi Masyarakat Sipil Kebebasan Sipil indikator Polhukam
16.7.2)
- 851 -
INDIKATOR 10.3.1.(b) Jumlah penanganan pengaduan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
1.1 Persentase
rekomendasi
penanganan
dugaan Persenta
Kegiatan 1: Program Pemajuan HAM. 50 50 50 50 50
pelanggaran HAM se
yang
ditindaklanjuti oleh 4.400
Kemenkumha
instansi terkait (Telah di-tag di
APBN m (Ditjen
indikator
HAM)
1.2 Jumlah 16.10.1.a)
penanganan
dugaan
Kegiatan 2: Pelayanan Komunikasi 180
pelanggaran/perma Kasus - 180 180 180
Masyarakat (2017)
salahan HAM yang
dikomunikasikan
ke Ditjen HAM
- 853 -
INDIKATOR 10.3.1.(c) Jumlah penanganan pengaduan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) perempuan terutama kekerasan terhadap perempuan.
1.1 Pengembangan
Konsep 2.000
penanganan (Telah di-tag di
Konsep 1 1 2 2 2 APBN
Korban Kekerasan indikator
terhadap 16.10.1.b)
Perempuan
1.2 Jumlah
peningkatan peran
Kegiatan 1: Pencegahan dan
dan kerjasama
Penanggulangan Segala Bentuk Komnas
organisasi/kelompo
Kekerasan Terhadap Perempuan dan Perempuan
k
Pemenuhan Hak Korban
masyarakat/agama 1.000
/adat dalam (Telah di-tag di
Inisiatif 1 1 3 3 3 APBN
pemantauan, indikator
pencegahan, dan 16.10.1.b)
penanganan
Kekerasan
terhadap
Perempuan,
termasuk
mendukung kerja-
- 855 -
INDIKATOR 10.3.1.(d) Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 bulan lalu berdasarkan pelarangan diskriminasi menurut hukum HAM Internasional
1.1 Jumlah
rekomendasi
Kegiatan 1: Pencegahan dan peraturan 1.000
Penanggulangan Segala Bentuk perundang- Rekome (Telah di-tag di Komnas
2 2 2 2 2 APBN
Kekerasan Terhadap Perempuan dan undangan dan ndasi indikator Perempuan
Pemenuhan Hak Korban kebijakan yang 16.b.1.a)
ditindaklanjuti oleh
pihak terkait
1.1 Jumlah
kebijakan yang 15.310
responsive gender Kebijaka (Indikator)
19 22 22 18 16
mendukung n 529.680
pemberdayaan (Program)
perempuan
K/L : 50.940
K/L : K/L : K/L : K/L : (Indikator)
1.4 Jumlah 15 15 20 20 Prov : 39.620
K/L K/L : 10
lembaga yang Prov : Prov : Prov : Prov : (Indikator)
Prov Prov : 20
melaksanakan 25 30 34 34 Organisasi :
Organis Organisa
perlindungan Organi Organi Organi Organi 5.100
asi si : 10
perempuan sasi : sasi : sasi : sasi : (Indikator)
10 10 10 10 529.680
(Program)
1.5 Persentase
kasus kekerasan 20.230
terhadap Persenta (Indikator)
50 55 60 65 70
perempuan yang se 529.680
mendapat layanan (Program)
komprehensif
1.1 Jumlah -
rekomendasi
Kegiatan 1: Pencegahan dan peraturan
Penanggulangan Segala Bentuk perundang- Rekome Komnas
- - 2 2 - APBN
Kekerasan Terhadap Perempuan dan undangan dan ndasi Perempuan
Pemenuhan Hak Korban kebijakan yang
ditindaklanjuti oleh
pihak terkait
1.1 Jumlah
rekomendasi hasil
penelitian dan
pengembangan
HAM sebagai bahan
Kegiatan 1: Penelitian dan perumusan Rekome Kemenkumha
- - - - - - -
Pengembangan Hak Asasi Manusia kebijakan HAM ndasi m
yang responsif
gender dan
mendukung
pemberdayaan
perempuan
- 859 -
1.1 Jumlah 10 10
pengguna layanan
yang mendapatkan
Penggun
manfaat dari - - - - -
a
informasi dan/atau
pengetahuan
mengenai KtP
Kegiatan 1 Pencegahan dan
penanggulangan segala bentuk 1.1 jumlah Komnas
kekerasan terhadap perempuan dan pengguna layanan Perempuan
pemenuhan hak korban usia 18-24 tahun
yang mendapatkan
manfaat dari
Orang - - - - - - -
informasi dan
pengetahuan
mengenai
kekerasan terhadap
perempuan
- 860 -
1.1 Tersedianya
sistem monitoring
dan evaluasi
persen 50 100 100 100 1
terpadu jaminan
Kementerian
sosial
Kegiatan 1: Koordinator
ketenagakerjaan
Penyelenggaraan monitoring dan Bidang
APBN
evaluasi program jaminan sosial secara Pembangunan
1.2 Jumlah
terpadu Manusia dan
dokumen
Kebudayaan
monitoring dan Dokume
2 2 2 2 2
evaluasi terpadu n
SJSN bidang
107.800 (Telah
ketenagakerjaan
di-tag di
indikator
Kementerian
1.3.1(b))
Koordinator
Kegiatan 2: 2.1 Jumlah draft t
Dokume Bidang
Penyusunan Perangkat hukum peraturan 6 6 6 6 6 APBN
n Pembangunan
pendukung implementasi SJSN pelaksanaan SJSN
Manusia dan
Kebudayaan
Kementerian
3.1 Jumlah Koordinator
Kegiatan 3: pelaksanaan Dokume Bidang
6 6 6 6 6 APBN
Pelaksanaan sosialisasi SJSN sosialisasi dalam n Pembangunan
bentuk penyuluhan Manusia dan
, pameran, Kebudayaan
- 861 -
PROGRAM 2: PENGEMBANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENINGKATAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
1.1. Peningkatan
kepesertaan
orang 5600 6687 7985 9535 11386
program jaminan
sosial tenaga kerja
1.8 Peningkatan
koordinasi
bulan - 12 - - -
antarlembaga
dalam perluasan
1.9 Peningkatan
koordinasi
bulan - - 12 - -
antarlembaga
dalam perluasan
1.10 Peningkatan
koordinasi
orang - - - 1480 1480
antarlembaga
dalam perluasan
1.11 Analisis
pengupahan dan
Naskah 2 2 2 3 3
jaminan sosial
tenaga kerja
- 863 -
1.1 Jumlah
perusahaan yang
menerapkan norma
jaminan sosial
perusah
tenaga kerja 180 190 200 210 220
aan
melalui BPJS
Kesehatan dan
127.350 (Telah
BPJS
Kegiatan 1: di-tag di Kementerian
Ketenagakerjaan
Peningkatan Penerapan Norma Kerja indikator APBN Ketenagakerja
dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja 1.3.1(b)) an
1.2 Jumlah
(RPJMN)
sosialisasi
penerapan
pengawasan norma
wilayah - 34 34 34 34
jaminan sosial
tenaga kerja
sebagai
implementasi SJSN
INDIKATOR 10.6.1 Proporsi anggota dan hak suara negara-negara berkembang di organisasi internasional.
1.2 Persentase
rekomendasi dan
prakarsa Indonesia
yang diterima Persenta
90 92 94 95 96 0
dalam setiap se
pertemuan pilar
politik dan
keamanan ASEAN
Kegiatan 1: Peningkatan Hubungan dan
Kementerian
Politik Luar Negeri melalui Kerjasama APBN
1.3 Persentase Luar Negeri
ASEAN
rekomendasi dan
prakarsa Indonesia
Persenta
yang diterima 85 85 87 87 90 33.800
se
dalam setiap
pertemuan pilar
ekonomi ASEAN
1.4 Persentase
rekomendasi dan
prakarsa Indonesia
yang diterima Persenta
85 87 89 91 93 28.000
dalam setiap se
pertemuan pilar
sosial budaya
ASEAN
- 865 -
1.3 Persentase
Kegiatan 1: Peningkatan Peran dan
posisi Indonesia Kementerian
Diplomasi Indonesia di Bidang
yang diterima Luar Negeri
Multilateral
dalam forum
multilateral
mengenai
penanganan isu
keamanan Persenta
90 90 90 90 90 35.900
internasional, se
senjata pemusnah
massal dan senjata
konvensional,
penanggulangan
kejahatan lintas
negara, dan
terorisme
- 866 -
2.1 Persentase
prakarsa/inisiatif/r
ekomendasi
Kegiatan 2: Pemantapan Hubungan dan Indonesia yang
Politik Luar Negeri serta Optimalisasi diterima di Persenta
60 60 60 60 60 18.900
Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik dan Pertemuan Fora se
Afrika Kerjasama Intra-
kawasan dan
ditindaklanjuti/dii
mplementasikan
3.1 Persentase
Kegiatan 3: Optimalisasi Diplomasi pendapat hukum di
Persenta
Terkait dengan Pengelolaan Hukum dan bidang politik, 80 80 80 80 80 5.600
se
Perjanjian Internasional keamanan,
kewilayahan dan
kelautan yang
- 867 -
4.1 Persentase
posisi Indonesia
yang diterima
dalam forum
multilateral
Persenta
mengenai 80 80 80 80 80 14.800
se
penanganan isu
multilateral terkait
perdagangan,
Kegiatan 4: Peningkatan Kemenlu Peran perindustrian,
dan Diplomasi Indonesia di Bidang investasi, dan HAKI
Multilateral
4.2 Persentase
kepemimpinan
Indonesia dalam
forum multilateral
Persenta
mengenai 70 70 70 70 70 1.400
se
penanganan isu
perdagangan,
perindustrian,
investasi, dan HAKI
- 868 -
4.4 Persentase
kepemimpinan
Indonesia dalam
forum multilateral
mengenai Persenta
80 80 80 80 80
penanganan isu se
pembangunan
ekonomi,
keuangan, dan
lingkungan hidup
5.1 Persentase
rekomendasi dan
Kegiatan 5: Peningkatan Hubungan dan
prakarsa Indonesia Persenta
Politik Luar Negeri melalui Kerjasama 85 87 90 93 95
yang diterima se
ASEAN
dalam setiap
pertemuan ASEAN.
- 869 -
7.1 Persentase
prakarsa/rekomend
Persenta
asi Indonesia yang 100 - - - - 1.740
se
diterima dalam
Kegiatan 7: Pemantapan Hubungan dan
setiap pertemuan
Politik Luar Negeri serta Optimalisasi
Diplomasi di kawasan Amerika dan
7.2 Jumlah
Eropa
prakarsa/inisiatif/r
ekomendasi 9 - - - - 1.700
Indonesia yang
diterima dalam fora
kerja sama
- 870 -
8.1 Persentase
pendapat hukum
dalam proses
perumusan Persenta
100 100 100 100 100 19.600
perjanjian se
Kegiatan 8: Optimalisasi Diplomasi internasional di
Kemenlu Terkait Dengan Perjanjian bidang ekonomi
Ekonomi dan Sosial Budaya serta dan sosial
Pengelolaan Naskah Perjanjian
Internasional 8.2 Persentase
pendapat hukum di
bidang ekonomi Persenta
100 - - - - 19.600
dan sosial budaya se
yang disampaikan
ke stakeholders
PROGRAM 3: PENINGKATAN PERAN INDONESIA DALAM KERJASAMA SELATAN-SELATAN DAN TRIANGULAR (MATRIKS PEMBANGUNAN HAL. II.5.M-37)
1.2 Persentase
kepemimpinan
Indonesia dalam
forum multilateral
mengenai Persenta
70 70 70 70 70
penanganan isu se
sosial budaya dan
organisasi
internasional
negara berkembang
PROGRAM 4: PENINGKATAN PROMOSI DAN PEMAJUAN DEMOKRASI DAN HAM (MATRIKS PEMBANGUNAN HAL. II.5.M-39)
1.2 Persentase
kepemimpinan
Indonesia dalam
forum multilateral
mengenai
penanganan isu
pemajuan dan Persenta
100 85 85 85 85
perlindungan HAM, se
termasuk
penanganan isu
residual Timor-
Timur, serta
penanganan isu
kemanusiaan
INDIKATOR 10.7.1 Proporsi biaya rekrutmen yang ditanggung pekerja terhadap pendapatan tahunan di negara tujuan.
INDIKATOR 10.7.2 Jumlah negara yang mengimplementasikan kebijakan migran yang baik.
INDIKATOR 10.7.2.(a) Jumlah dokumen kerjasama ketenagakerjaan dan perlindungan pekerja migran antara negara RI dengan negara tujuan penempatan.
2.1 Jumlah
fasilitasi kerjasama Dokume
internasional dalam n
5 5 5 5 5
rangka penguatan kerjasa Kementerian
Kegiatan 1: Pembinaan Penempatan dan
penempatan dan ma Ketenagakerja
Perlindungan TKI Luar Negeri
perlindungan TKI an
3.1 Nota
kesepakatan
bilatera dengan
dokume
negara tujuan yang - - 2 5 8
n
menjamin
perlindungan
pekerja migran
- 874 -
1.1 Jumlah
fasilitasi pelayanan
penempatan TKLN kasus 100 100 100 100 100 -
berdasarkan Kementerian
Kegiatan 1: Pembinaan Penempatan dan
okupasi Ketenagakerja
Perlindungan TKI Luar Negeri
an
1.2 Jumlah
fasilitasi lokasi 100 100 100 100 100 -
perlindungan TKLN
- 875 -
1.2.2 Pelayanan
terhadap TKI
lokasi - - 15 - - -
bermasalah (RKA
K/L 2017)
1.2.3
Perlindungan TKLN lokasi - - - 100 100 -
(KRISNA)
10
1.3.1 Pelayanan (RKA
lokasi - - - - -
Terpadu Satu Atap K/L
2017)
1.3.2
Pembinaan
lokasi - - 20 20 - -
kelembagaan dan
penunjangnya
- 876 -
1.5 Menyusun
grand design
Grand
mekanisme - - - - -
design - -
penempatan
mekanis
pekerja migran
me
perlindun
1.6 Memperbaiki
gan dan
tata kelola
penempat
kelembagaan - - - - -
an
pelayanan pekerja
migran
Amand
1.7 Amandemen
emen Aturan Aturan Aturan
UU 39/2004 dan
Persiapan UU turuna turuna turuna -
menyusun aturan
39/20 n n n
turunannya
04
INDIKATOR 10.a.1 Besaran nilai tarif yang diberlakukan untuk mengimpor dari negara kurang berkembang/berkembang dengan tarif nol persen.
1.1 Penurunan
rata-rata tarif
terbobot di negara
mitra FTA (6 9,05 8,47 7,92 7,33 6,78
negara;
Kegiatan 1: Peningkatan Kerja Sama berdasarkan Kementerian
574.200 APBN
Perdagangan Internasional baseline 2013) Perdagangan
1.2 Penurunan
index Non - Tariff 38,32 33,74 29,16 24,58 20
Measures (baseline
tahun 2013
- 878 -
2.1 Rata-rata
Kegiatan 2: Peningkatan Peran dan
terbobot
Pemanfaatan Hasil Perdagangan 9,05 8,47 7,92 7,33 6,78 264.400
penurunan tarif di
Internasional
negara mitra
3.1 Penurunan
Hambatan Non-
Kegiatan 3: Peningkatan Kerja Sama Tarif di Negara
Persenta
Perdagangan Internal dan Eksternal ASEAN 5 5 10 10 15 56.800
se
ASEAN berdasarkan
matriks actual
cases ASEAN
4.1 Persentase
Kegiatan 4: Peningkatan Kerja Sama Hambatan Non-
Persenta
Perdagangan di Forum APEC dan Tarif/Non Tariff 10 20 20 25 25 39.000
se
Organisasi Internasional Lainnya Measures yang
dapat diselesaikan
INDIKATOR 10.b.1 Total aliran sumberdaya yang masuk untuk pembangunan, terpilah berdasarkan negara-negara penerima dan donor serta jenis aliran (misalnya, bantuan
pembangunan resmi, investasi asing langsung, serta aliran yang lain).
- 879 -
PROGRAM 1: PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF (MATRIKS PEMBANGUNAN HAL. II.3.M-52)
1.1 Persentase
rekomendasi dari
hasil koordinasi,
sinkronisasi dan
sosialisasi
Kementerian
Kegiatan 1: Program Koordinasi kebijakan Persenta
85 85 85 85 90 5.500 APBN Koordinator
Kebijakan Bidang Perekonomian pembiayaan kredit, se
Perekonomian
asuransi, dan
remitansi untuk
pekerja migran
yang
ditindaklanjuti
TUJUAN 17
INDIKATOR 17.1.1* Total pendapatan pemerintah sebagai proporsi terhadap GDP menurut sumbernya;
INDIKATOR 17.1.1. (a) Rasio penerimaan pajak terhadap PDB;
INDIKATOR 17.1.2* Proporsi anggaran domestik yang didanai oleh pajak domestik.
PROGRAM 1: PENINGKATAN DAN PENGAMANAN PENERIMAAN PAJAK
Direktorat
Potensi
Kegiatan 1:
1.1 Persentase Kepatuhan
Perumusan Kebijakan, Standardisasi
Realisasi dan
dan Bimbingan Teknis, Evaluasi dan Persen - 100 100 100 100 38.931,34 APBN
Penerimaan Pajak Penerimaan,
Pelaksanaan di Bidang Analisis dan
Rutin DJP,
Evaluasi Penerimaan Perpajakan
Kementerian
Keuangan
- 880 -
2.1 Persentase
Kegiatan 2: KPPBC, DJBC,
Realisasi
Peningkatan Pengawasan dan Pelayanan Persen - 100 100 100 100 4.018.066,10 APBN Kementerian
Penerimaan Bea
Kepabeanan dan Cukai di Daerah Keuangan
dan Cukai
Kantor
3.1 Persentase
Kegiatan 3: Pelayanan
Realisasi
Peningkatan Pengawasan dan Pelayanan Persen - 100 100 100 100 781.213,43 APBN Utama, DJBC,
Penerimaan Bea
Kepabeanan dan Cukai Utama Kementerian
dan Cukai
Keuangan
2.1 Persentase
Pusat
rekomendasi
Kebijakan
kebijakan APBN
Persen - 85 85 85 85 Anggaran
yang ditetapkan
Kegiatan 2: Pendapatan
dan/atau diterima 32.019,30 APBN
Perumusan Kebijakan APBN dan Belanja
Menteri Keuangan
Negara,
Kementerian
2.2 Deviasi Proyeksi
Persen - 5 5 5 5 Keuangan
asumsi makro
1.1 Persentase
tingkat
penyelesaian
Persen - 100 100 100 100
peraturan bidang
Direktorat
PNBP dan Subsidi
Kegiatan 1: PNBP,
Energi 31.909,10 APBN
Pengelolaan PNBP dan Subsidi Kementerian
Keuangan
1.2 Persentase
Implementasi
Persen - 25% 50% 80% 100%
Single Source
Database PNBP
INDIKATOR 17.3.2. Volume pengiriman uang/remitansi (dalam US dollars) sebagai proporsi terhadap total GDP;
- 882 -
1.1 Jumlah
Fasilitasi Pelayanan
Penempatan TKLN Kasus - 100 100 100 100
Berdasarkan
Okupasi (RPJMN)
1.5 Pelayanan
terhadap TKI
Lokasi - - 15 - -
bermasalah (RKA
KL 2017)
- 883 -
1.7 Jumlah
Layanan Perizinan
dan Pembinaan Izin - 300 300 300 300
Kelembagaan dan
Penunjangnya
1.8 Pelayanan
Terpadu Satu Atap Lokasi - - 10 - -
(RKA KL 2017)
1.9 Pembinaan
Kelembagaan dan
Lokasi - - 20 20 -
Penunjangnya
(KRISNA)
1.10 Jumlah
Fasilitasi
Kerjasama
Internasional
Dokume
Dalam Rangka - 5 5 5 5
n
Penguatan
Penempatan dan
Perlindungan TKI
(RPJMN)
- 884 -
1.12 Sosialisasi
Penempatan dan
Perlindungan Kegiatan - - 1 - -
Tenaga Kerja di
Luar Negeri
INDIKATOR 17.4.1* Proporsi pembayaran utang dan bunga (Debt Service) terhadap ekspor barang dan jasa.
2.1 Persentase
Kegiatan 2: pengadaan utang Kementerian
Persen 100 100 100 100 100 54.782,56 APBN
1. Pengelolaan Strategi dan Portofolio sesuai kebutuhan Keuangan
Pembiayaan pembiayaan
2. Pengelolaan Pinjaman
3. Pengelolaan Surat Utang Negara
4. Pengelolaan Pembiayaan Syariah Kementerian
2.2 Persentase Persen 100 100 100 100 100 28.712,53 APBN
Keuangan
pencapaian target
- 885 -
2.3 Persentase
pencapaian target Kementerian
Persen 100 100 100 100 100 21.183,96 APBN
risiko portofolio Keuangan
utang
3.1 Persentase
pencapaian target
rekomendasi
Kegiatan 3: Kementerian
mitigasi risiko Persen - 80 80 100 100 17.322,87 APBN
Pengelolaan Risiko Keuangan Negara Keuangan
keuangan negara
yang disetujui
Menteri Keuangan
4.1 Persentase
Kegiatan 4: pencapaian target
Kementerian
Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan pemenuhan Persen - 80 100 100 100 16.243,92 APBN
Keuangan
Pembiayaan Infrastruktur dukungan
pemerintah
INDIKATOR 17.6.1. (a) Jumlah kegiatan saling berbagi pengetahuan dalam kerangka Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular;
INDIKATOR 17.9.1. (a) Jumlah indikasi pendanaan untuk pembangunan kapasitas dalam kerangka KSST Indonesia.
PROGRAM 1: PENINGKATAN PELAKSANAAN KERJASAMA DALAM KERANGKA KERJASAMA SELATAN-SELATAN DAN TRIANGULAR
Training
Kegiatan 3: 3.1 Jumlah
/ Kementerian
Pelatihan internasional dalam rangka Pelatihan dalam - - 1 3 - 2.337,14 APBN
Pelatiha Keuangan
KSST rangka KSST
n
4.1 Pembentukan
tim pembangunan
Kegiatan 4:
institusi Badan
Tim Pembangunan Institusi Badan Kementerian
Pemberian Bantuan Institusi - - 1 - - 254,1 APBN
Pemberian Bantuan Teknis Indonesia Keuangan
Teknis Indonesia
dalam Kerangka KSST
dalam Kerangka
KSST
Kegiatan 7: Training
7.1 Jumlah
Pendampingan Penyusunan Regulasi / Kementerian
pendampingan - - 1 - - 2000 APBN
Teknis di bidang Metrologi Legal di Pelatiha Perdagangan
penyusunan
Timor Leste n
regulasi teknis di
- 887 -
8.1 Jumlah
bimbingan teknis
Kegiatan 8: Training
penyusunan
Bimbingan Teknis Penyusunan Regulasi / Kementerian
regulasi di bidang - - - 1 - 500 APBN
di Bidang Pengawasan Metrologi Legal di Pelatiha Perdagangan
pengawasan
Timor Leste n
metrologi legal di
Timor Leste
9.1 Jumlah
pembentukan Pasar
Kegiatan 9:
Tertib Ukur dan
Pembentukan Pasar Tertib Ukur (PTU) Kementerian
Pemberian bantuan PTU - - - 1 - 1000 APBN
dan Pemberian Bantuan Pos Ukur Ulang Perdagangan
pos ukur ulang
untuk PTU di Timor Leste
untuk PTU di Timor
Leste
10.1 Jumlah
Kegiatan 10: sosialisasi budaya Seminar
Kementerian
Sosialisasi Budaya Tertib Ukur Bidang tertib ukur bidang Capacity - - - 1 - 500 APBN
Perdagangan
Perdagangan di Timor Leste perdagangan di Building
Timor Leste
12.1 Jumlah
Kegiatan 12: dokumen sarana Dokume Kementerian
- - 1 - - 200 APBN
Sarana Penunjang Bimbingan Teknis penunjang n PU-PERA
bimbingan teknis
Kegiatan 13:
Koordinasi kemitraan 13.1 Jumlah
Koordin Kementerian
Lingkup Kegiatan : Pelaksanaan koordinasi - - 1 - - 750 APBN
asi PU-PERA
koordinasi kemitraan dengan K/L atau kemitraan
mitra dalam penyediaan perumahan
14.1 Kegiatan
Kegiatan 14: Kementerian
kerjasama dalam Kegiatan - - 1 - - 300 APBN
Kerjasama dalam dan luar negeri PU-PERA
dan luar negeri
16.1 Jumlah
koordinasi
Kegiatan 16: pendukung
Koordin Kementerian
Dukungan kerjasama regional dan kerjasama regional - - 1 - - 454 APBN
asi PU-PERA
global pengembangan infrastruktur dan global
pengembangan
infrastruktur
- 889 -
Kementerian
18.1 Jumlah Program
Kegiatan 18: Pendidikan
program beasiswa Beasisw - - 1 1 - 2000 APBN
Beasiswa Unggulan dan
unggulan a
Kebudayaan
19.1 Jumlah
Training
Kegiatan 19: International
/ Kementerian
International Training on Firefighting for Training on - - 1 - - 1.024,68 APBN
Pelatiha Luar Negeri
Timor Leste Firefighting for
n
Timor Leste
20.1 Jumlah
Dispatch Expert on
Kegiatan 20: Expert
Conference and Kementerian
Dispatch Expert on Conference and Dispatc - - 1 - - 988,134 APBN
Protocol Luar Negeri
Protocol Management for PNG h
Management for
PNG
21.1 Jumlah
International
Kegiatan 21: Training
Training on Anti-
International Training on Anti-riot / Kementerian
riot Terror for MSG - - 1 - - 965 APBN
Terror for MSG and Pasific Islands Pelatiha Luar Negeri
and Pasific Islands
Development Forum n
Development
Forum
- 890 -
23.1 Jumlah
Kegiatan 23: Dispatch Experts Expert
Kementerian
Dispatch Experts on Seashell Crafting on Seashell Dispatc - - 1 - - 927,3 APBN
Luar Negeri
for MSG and PIDF Countries Crafting for MSG h
and PIDF Countries
24.1 Jumlah
Pelatihan di Bidang
Kegiatan 24: Training
Pemberdayaan
Pelatihan di Bidang Pemberdayaan / Kementerian
Masyarakat (untuk - - 1 - - 900 APBN
Masyarakat (untuk kaum gereja bagi Pelatiha Luar Negeri
kaum gereja bagi
negara-negara di kawasan Pasifik) n
negara-negara di
kawasan Pasifik)
25.1 Jumlah
Dispatch Experts
Kegiatan 25: on Kerupuk Ikan
Expert
Dispatch Experts on Kerupuk Ikan and and Seaweed Kementerian
Dispatc - - 1 - - 1.507 APBN
Seaweed Product Development for MSG Product Luar Negeri
h
and PIDF Countries Development for
MSG and PIDF
Countries
- 891 -
27.1 Jumlah
Kegiatan 27: Multimedia Training
Multimedia Training Course for Timor Training Course for / Kementerian
- - 1 - - 1.361,10 APBN
Leste, CLM, South and Central Asian Timor Leste, CLM, Pelatiha Luar Negeri
Countries South and Central n
Asian Countries
28.1 Jumlah
Training
Kegiatan 28: International
/ Kementerian
International Training for Palestinian Training for - - 1 1 - 3.108,87 APBN
Pelatiha Luar Negeri
Police Force Palestinian Police
n
Force
29.1 Jumlah
International
Kegiatan 29: Training on Training
International Training on Agriculture Agriculture Sector / Kementerian
- - 1 - - 1.831,79 APBN
Sector for African and Middle East for African and Pelatiha Luar Negeri
Countries in Gambia Middle East n
Countries in
Gambia
30.1 Jumlah
Kegiatan 30: Expert
Dispatch Expert on Kementerian
Dispatch Expert on Good Governance to Dispatc - - 1 - - 841,93 APBN
Good Governance Luar Negeri
Madagascar h
to Madagascar
- 892 -
32.1 Jumlah
International Training
Kegiatan 32:
Training Workshop / Kementerian
International Training Workshop on - - 1 - - 1.324,68 APBN
on Freshwater Pelatiha Luar Negeri
Freshwater Fisheries in Sukabumi
Fisheries in n
Sukabumi
35.1 Jumlah
Training
Kegiatan 35: Disaster Risk
/ Kementerian
Disaster Risk Management untuk Management untuk - - 1 - - 589,1 APBN
Pelatiha Luar Negeri
negara-negara IORA dan Karibia negara-negara
n
IORA dan Karibia
- 893 -
37.1 Jumlah
Penguatan
Koordinasi
Kegiatan 37:
Kerjasama Teknik
Penguatan Koordinasi Kerjasama Teknik
melalui Pengenalan Kementerian
melalui Pengenalan Protap, Kegiatan - - 1 - - 275,5 APBN
Protap, Luar Negeri
Pemutakhiran Mapping dan Prioritas
Pemutakhiran
Bantuan Kerjasama
Mapping dan
Prioritas Bantuan
Kerjasama
39.1 Jumlah
Kegiatan 39: Koordinasi
Dukungan untuk Penyusunan Draf dukungan utk Koordin Kementerian
- - 1 - - 618,6 APBN
Peraturan Pembentukan Lembaga penyusunan draf asi Luar Negeri
Bantuan Kerjasama Teknik Indonesia peraturan
pembentukan
lembaga bantuan
- 894 -
40.1 Jumlah
Kegiatan 40: Kegiatan Kementerian
promosi KSST - - 1 - - 576,1 APBN
Promosi KSST Indonesia Promosi Luar Negeri
Indonesia
41.1 Jumlah
pelaksanaan
Kegiatan 41:
penguatan dan Kementerian
Penguatan dan Penjajakan Triangular Kegiatan - - 1 - - 600,1 APBN
penjajakan Luar Negeri
dengan Sejumlah Donor Potensial
triangular dengan
donor potensial
42.1 Jumlah
koordinasi
Kegiatan 42:
dukungan bagi Koordin Kementerian
Dukungan bagi Peran Capturing - - 1 - - 340,8 APBN
peran capturing asi Luar Negeri
Demand Mitra Triangular
demand mitra
triangular
43.1 Jumlah
koordiansi
Kegiatan 43:
dukungan bagi Koordin Kementerian
Dukungan bagi Penyusunan Perjanjian - - 1 - - 532,4 APBN
penyusunan asi Luar Negeri
di bidang Kerja Sama Teknik
perjanjian di bidang
kerjasama teknik
- 895 -
45.1 Jumlah
Lokakarya Potensi
Kegiatan 45: Kemitraan
Lokakarya Potensi Kemitraan Pemerintah-Swasta
Pemerintah-Swasta (PPP) dalam (PPP) dalam Worksh Kementerian
- - 1 - - 600 APBN
Mendukung Program Kerjasama Mendukung op Luar Negeri
Selatan-Selatan dan Triangular Program Kerjasama
Indonesia Selatan-Selatan
dan Triangular
Indonesia
46.1 Jumlah
Kegiatan 46: International Training
International Training fon Small and Training fon Small / Kementerian
- - - 1 - 1.393,77 APBN
Medium-sized Enterprises for and Medium-sized Pelatiha Luar Negeri
Palestinian Enterprises for n
Palestinian
- 896 -
48.1 Jumlah
International
Kegiatan 48: Expert
Training & Kementerian
International Training & Dispatch Dispatc - - - 1 - 1.634,60 APBN
Dispatch Expert on Luar Negeri
Expert on Social Cohesion for Myanmar h
Social Cohesion for
Myanmar
49.1 Jumlah
Training
Kegiatan 49: Training for
/ Kementerian
Training for Trainers on Health Trainers on Health - - - 1 - 1.840 APBN
Pelatiha Luar Negeri
Education for Pacific Countries Education for
n
Pacific Countries
50.1 Jumlah
Dispatch Expert on
Kegiatan 50: Expert
Coastal Abrasion Kementerian
Dispatch Expert on Coastal Abrasion Dispatc - - - 1 - 1.938,59 APBN
and Mangrove Luar Negeri
and Mangrove Product Development h
Product
Development
52.1 Jumlah
Kegiatan 52: Expert
Dispatch of Experts Kementerian
Dispatch of Experts on Agriculture to Dispatc - - - 1 - 1.395,60 APBN
on Agriculture to Luar Negeri
Africa (Madagascar) h
Africa (Madagascar)
53.1 Jumlah
Kegiatan 53: Expert
Dispatch of Experts Kementerian
Dispatch of Experts on Agriculture to Dispatc - - - 1 - 1.169,10 APBN
on Agriculture to Luar Negeri
Africa (Gambia) h
Africa (Gambia)
54.1 Jumlah
Kegiatan 54: International Training
International Training Workshop on Training Workshop / Kementerian
- - - 1 - 1.788,95 APBN
Marine Fisheries for African & Middle on Marine Fisheries Pelatiha Luar Negeri
East Countries for African & Middle n
East Countries
55.1 Jumlah
International Training
Kegiatan 55:
Training on / Kementerian
International Training on Coconut - - - 1 - 3.132,81 APBN
Coconut Product Pelatiha Luar Negeri
Product Development for Asia Pacific
Development for n
Asia Pacific
57.1 Jumlah
International Training
Kegiatan 57:
Training on / Kementerian
International Training on Ecotourism for - - - 1 - 1.274 APBN
Ecotourism for Pelatiha Luar Negeri
MSG/Pacific Countries
MSG/Pacific n
Countries
58.1 Jumlah
Training of Trainers
Kegiatan 58: Training
on Small and
Training of Trainers on Small and / Kementerian
Medium Size - - - 1 - 540,2 APBN
Medium Size Enterprises Empowerment Pelatiha Luar Negeri
Enterprises
for Timor Leste n
Empowerment for
Timor Leste
59.1 Jumlah
Training on Youth
Kegiatan 59: Training
and Women
Training on Youth and Women / Kementerian
Empowerment for - - - 1 - 1.171,10 APBN
Empowerment for Border Communities Pelatiha Luar Negeri
Border
in Indonesia and PNG n
Communities in
Indonesia and PNG
61.1 Jumlah
Buletin Direktorat
Kegiatan 61: Kerja Sama Teknik,
Buletin Direktorat Kerja Sama Teknik, Jendela, dan Dokume Kementerian
- - - 3 - 214,9 APBN
Jendela, dan Laporan Tahunan Kerja Laporan Tahunan n Luar Negeri
Sama Selatan-Selatan (KSS) Indonesia Kerja Sama
Selatan-Selatan
(KSS) Indonesia
62.1 Jumlah
koordinasi
Dukungan
terhadap
Kegiatan 62:
Operasional Tim
Dukungan terhadap Operasional Tim
Koordinasi Nasional Kementerian
Koordinasi Nasional (Tim Kornas) Kerja Kegiatan - - - 1 - 804,66 APBN
(Tim Kornas) Kerja Luar Negeri
Sama Selatan-Selatan (KSS) dalam
Sama Selatan-
Transisi Menuju Single Agency
Selatan (KSS)
dalam Transisi
Menuju Single
Agency
63.1 Jumlah
Kegiatan 63: peningkatan
Peningkatan Kapasitas Penyelenggara kapasitas Capacity Kementerian
- - - 1 - 792,52 APBN
Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS) penyelenggara Building Luar Negeri
Indonesia kerjasama selatan
selatan Indonesia
- 900 -
65.1 Jumlah
Kegiatan 65:
Peraturan
Penyusunan Peraturan Pendukung Dokume Kementerian
pendukung - - - 1 - 1185,34 APBN
Lembaga Bantuan Kerja Sama Selatan- n Luar Negeri
lembaga bantuan
Selatan
KSS
66.1 Jumlah
Kegiatan 66: Penjajakan dan
Penjajakan dan Penguatan Kerja Sama Penguatan Kerja Kementerian
Kegiatan - - - 1 - 243,66 APBN
dengan K/L Mitra Pelaksana Program Sama dengan K/L Luar Negeri
KSS Mitra Pelaksana
Program KSS
67.1 Jumlah
koordinasi
Kegiatan 67: Dukungan bagi
Dukungan bagi Penyusunan Perjanjian Penyusunan Koordin Kementerian
- - - 1 - 701,33 APBN
dan Perundingan Bilateral di Bidang Perjanjian dan asi Luar Negeri
Kerja Sama Teknik Perundingan
Bilateral di Bidang
Kerja Sama Teknik
68.1 Jumlah
pelaksanaan
Kegiatan 68:
Penguatan dan
Penguatan dan Penjajakan Kerja Sama Kementerian
Penjajakan Kerja Kegiatan - - - 1 - 622,83 APBN
Triangular dengan Sejumlah Donor Luar Negeri
Sama Triangular
Potensial
dengan Sejumlah
Donor Potensial
- 901 -
70.1 Jumlah
Kegiatan 70: Pelaksanaan
Pelaksanaan Kerjasama Selatan-Selatan Kerjasama Selatan- Kegiatan - - - 1 - 987,85 APBN BPOM
dan Triangular Selatan dan
Triangular
73.1 Jumlah
Kegiatan 73: Training
Training
Penangkapan perikanan / perikanan Penangkapan Kementerian
/
budidaya / pengolahan produk perikanan / - - - 2 - 500 APBN Kelautan dan
Pelatiha
perikanan / konservasi / pengawasan perikanan budidaya Perikanan
n
SDA KP / pengolahan
produk perikanan /
konservasi /
- 902 -
Pusat
76.1 Jumlah
Pelatihan dan
Training on
Kegiatan 76: Training Kerjasama
Comprehensive
Training on Comprehensive Righ- Based / Internasional
Righ- Based Family - - 1 1 - 407,9 APBN
Family Planning Services (Center of Pelatiha Kependuduka
Planning Services
Excellence) n n dan
(Center of
Keluarga
Excellence)
Berencana
- 903 -
79.1 Jumlah
Kegiatan 79: Kementerian
pengkoordinasian Koordin
Koordinasi Kegiatan Reverse Linkage - - 1 1 - 1.356,34 APBN PPN/Bappena
kegiatan RL IDB asi
IDB Dalam Rangka KSST s
dalam rangka KSST
80.1 Jumlah
pemantauan dan
Kegiatan 80:
evaluasi Hibah Pemanta Kementerian
Pendukung Hibah Luar Negeri
Luar Negeri uan dan - - 1 1 - 615,23 APBN PPN/Bappena
Kerjasama Selatan-Selatan dan
Kerjasama Selatan Evaluasi s
Triangular
Selatan dan
Triangular
- 904 -
83.1 Jumlah
Training
Kegiatan 83: Training Course on Kementerian
/
Training Course on Empowering Women Empowering - - 1 1 - 1.315,70 APBN Sekretariat
Pelatiha
Through Family Planning Women Through Negara
n
Family Planning
84.1 Jumlah
Sharing Best
Kegiatan 84: Seminar Kementerian
Practices on
Sharing Best Practices on Women Capacity - - 1 1 - 1.249,82 APBN Sekretariat
Women
Empowerment and Child Protection Building Negara
Empowerment and
Child Protection
85.1 Jumlah
Kegiatan 85: Capacity Building Seminar Kementerian
Capacity Building Program on Program on Capacity - - 1 1 - 1.264,07 APBN Sekretariat
Enhancing the Development of SMI Enhancing the Building Negara
Development of SMI
88.1 Jumlah
Kegiatan 88: Capacity Building Seminar Kementerian
Capacity Building Program on Program on Capacity - - 1 1 - 957,67 APBN Sekretariat
Information and Technology Information and Building Negara
Technology
90.1 Jumlah
Training Course on
Kegiatan 90: Strategic
Training
Training Course on Strategic Partnership in Kementerian
/
Partnership in Family Planning with Family Planning - - 1 1 - 908,4 APBN Sekretariat
Pelatiha
Faith-Base Organization and Muslim with Faith-Base Negara
n
Religious Leaders Organization and
Muslim Religious
Leaders
- 906 -
94.1 Jumlah
Indonesia SSTC
Kegiatan 94: Training
Flagship Program: Kementerian
Indonesia SSTC Flagship Program: /
Artificial - - 1 - - 634,9 APBN Sekretariat
Artificial Insemination on Dairy Cattle Pelatiha
Insemination on Negara
for Cambodia and Laos n
Dairy Cattle for
Cambodia and Laos
- 907 -
96.1 Jumlah
Kegiatan 96: Workshop on
Kementerian
Workshop on Strengthening National Strengthening Worksh
- - 1 1 - 483,7 APBN Sekretariat
Regulatory Authorities in the Area of National Regulatory op
Negara
Vaccine Authorities in the
Area of Vaccine
97.1 Jumlah
Kegiatan 97: International Training
Kementerian
International Training on Training on /
- - 1 1 - 430,5 APBN Sekretariat
Comprehensive Right-Based Family Comprehensive Pelatiha
Negara
Planning Right-Based Family n
Planning
98.1 Jumlah
Capacity Building
Kegiatan 98:
Program on Energy Seminar Kementerian
Capacity Building Program on Energy
and Mineral Capacity - - - 1 - 504,52 APBN Sekretariat
and Mineral Resources for Asia and
Resources for Asia Building Negara
African Countries
and African
Countries
100.1 Jumlah
training Agro Food
Kegiatan 100: Processing for
Training
Agro Food Processing for Cassava (14 Cassava (14
/ Kementerian
product) in Center of Agro Food product) in Center - - 1 - - TBC APBN
Pelatiha Perindustrian
Processing in Natarbora, Timor Leste of Agro Food
n
(SSCT) Processing in
Natarbora, Timor
Leste (SSCT)
101.1 Jumlah
training Agro Food
Kegiatan 101: Processing for
Training
Agro Food Processing for Banana (14 Banana (14
/ Kementerian
product) in Center of Agro Food product) in Center - - 1 - - TBC APBN
Pelatiha Perindustrian
Processing in Natarbora, Timor Leste of Agro Food
n
(SSCT) Processing in
Natarbora, Timor
Leste (SSCT)
104.1 Jumlah
Kegiatan 104: Program Seminar
Kementerian
Program Peningkatan Kapasitas Peningkatan Capacity - - 1 - - TBC APBN
Perindustrian
Institusi untuk Timor Leste Kapasitas Institusi Building
untuk Timor Leste
106.1 Jumlah
training on Training
Kegiatan 106:
Developing Marbel / Kementerian
Developing Marbel processing business - - - 1 - TBC APBN
processing business Pelatiha Perindustrian
in Timor Leste 2018.
in Timor Leste n
2018.
107.1 Jumlah
Training Program
Kegiatan 107: on the Improvement
Training
Training Program on the Improvement of of Agricultural
/ Kementerian
Agricultural Products Processing and Products Processing - - - 1 - TBC APBN
Pelatiha Perindustrian
Marketing based on Local Resources for and Marketing
n
African Countries based on Local
Resources for
African Countries
- 910 -
109.1 Jumlah
Training South-
Kegiatan 109: Training
South Cooperation
South-South Cooperation in the Energy- / Kementerian
in the Energy- - - - 1 - TBC APBN
Saving and Environmentally-Friendly Pelatiha Perindustrian
Saving and
Industry n
Environmentally-
Friendly Industry
110.1 Jumlah
International
Training On
Kegiatan 110:
Agriculture For
International Training On Agriculture Training
African Countries,
For African Countries, di Pusat / Kementerian
di Pusat Pelatihan - - 1 - - TBC APBN
Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Pelatiha Pertanian
Pertanian dan
Swadaya (P4S) Cara Tani, Kuningan, n
Perdesaan Swadaya
Jawa Barat
(P4S) Cara Tani,
Kuningan, Jawa
Barat
- 911 -
112.1 Jumlah
Training
Kegiatan 112: International
/ Kementerian
International Training on Coconut Training on - - 1 - - 1.251,90 APBN
Pelatiha Pertanian
Product Development 2017 Coconut Product
n
Development 2017
113.1 Jumlah
Kegiatan 113:
Diagnostic Mission
Tim Kementerian Pertanian RI
ke Suriname proyek
melakukan Diagnostic Mission ke
kerjasama Reverse
Suriname pada 21 April -1 Mei 2017,
Linkage Program on Expert
dalam rangka proyek kerjasama Reverse Kementerian
Artificial Dispatc - - 1 - - 302,033 APBN
Linkage Program on Artificial Pertanian
Insemination in h
Insemination in Republic of Suriname,
Republic of
antara Indonesia (Kementerian
Suriname, antara
Pertanian dan Bappenas), IDB dan
Indonesia
Pemerintah Suriname
(Kementerian
Pertanian dan
- 912 -
114.1 Jumlah
Training Course on
Strengthening on
Kegiatan 114:
the Artificial
Training Course on Strengthening on Training
Insemination
the Artificial Insemination Management / Kementerian
Management and - - 1 - - 951,227 APBN
and Conservation of Livestock Genetic Pelatiha Pertanian
Conservation of
Resources for Palestine, Malang, n
Livestock Genetic
November 2017.
Resources for
Palestine, Malang,
November 2017.
115.1 Jumlah
Kegiatan 115: Sosialisasi Strategi
Seminar
Sosialisasi Strategi Komunikasi dan Komunikasi dan Kementerian
Capacity - - 1 - - APBN
Promosi KSST Indonesia Bidang Promosi KSST 78.650.000 Pertanian
Building
Pertanian Indonesia Bidang
Pertanian
- 913 -
117.1 Jumlah
Training Program
Kegiatan 117: on the Improvement
Training
Training Program on the Improvement of of Agricultural
/ Kementerian
Agricultural Products Processing and Products Processing - - - 1 1 TBC APBN
Pelatiha Pertanian
Marketing Based on Local Resources for and Marketing
n
African Countries Based on Local
Resources for
African Countries
- 914 -
119.1 Jumlah
Sharing Knowledge
Delegasi Pejabat
Kementerian
Pertanian
Kegiatan 119:
Peternakan dan
Sharing Knowledge Delegasi Pejabat
Perikanan Kenya ke
Kementerian Pertanian Peternakan dan
Indonesia untuk
Perikanan Kenya ke Indonesia untuk Seminar
mempelajari Kementerian
mempelajari penerapan kebijakan Capacity - - 1 - - APBN
penerapan 40 Pertanian
ketahanan pangan dan nutrisi di era Building
kebijakan
desentralisasi, khususnya terkait peran
ketahanan pangan
pemerintah pusat dan pemerintah
dan nutrisi di era
daerah
desentralisasi,
khususnya terkait
peran pemerintah
pusat dan
pemerintah daerah
- 915 -
121.1 Jumlah
Training of Trainers
on Gender
Kegiatan 121: Responsive
Training of Trainers on Gender Planning and Training
Responsive Planning and Budgeting Budgeting (GRPB) / Kementerian
- - 1 - - TBC APBN
(GRPB) for Fiji Development Officials for Fiji Development Pelatiha PPPA
held in Indonesia, Kerjasama KPP-PA, Officials held in n
Kementerian Setneg dan USAID Indonesia,
Kerjasama KPP-PA,
Kementerian Setneg
dan USAID
- 916 -
123.1 Jumlah
Kegiatan Sharing
Kegiatan 123: Seminar
Best Practices on Kementerian
Kegiatan Sharing Best Practices on Capacity - - - 1 - TBC APBN
Child Protection PPPA
Child Protection and Child Friendly City Building
and Child Friendly
City
125.1 Jumlah
Training
Kegiatan 125: GRPB
/ Kementerian
GRPB Implementation Assistantship for Implementation - - - 1 - TBC
Pelatiha PPPA
Fiji. Assistantship for
n
Fiji.
- 917 -
127.1 Jumlah
Program Beasiswa
Kegiatan 127:
dunia ketiga dan Program
Program Beasiswa dunia ketiga dan Kementerian
Kerjasama Selatan- Beasisw - - - 6 - 6.450
Kerjasama Selatan-Selatan bidang SDM Perhubungan
Selatan bidang a
Perhubungan Darat
SDM Perhubungan
Darat
128.1 Jumlah
Kegiatan 128: kegiatan bantuan Kementerian
Kegiatan - - - 1 - 1.422,96 APBN
Bantuan Ambulans dan Alat Kesehatan ambulans dan alat Kesehatan
kesehatan
129.1 Jumlah
Kegiatan 129: kegiatan pemberian Kementerian
Kegiatan - - - 1 - 1.882,70 APBN
Bantuan Peralatan Kesehatan peralatan Kesehatan
kesehatan
- 918 -
131.1 Jumlah
Kegiatan 131: Expert
Dispatch Expert Kementerian
Dispatch Expert Maternal and Child Dispatc - - - 1 - TBC APBN
Maternal and Child Kesehatan
Health Handbook h
Health Handbook
INDIKATOR 17.6.2. (a) Presentase jaringan tulang punggung serat optik nasional yang menghubungkan Ibukota Kabupaten/Kota (IKK);
INDIKATOR 17.6.2. (b) Tingkat penetrasi akses tetap pitalebar (fixed broadband) di Perkotaan dan di Perdesaan.
1.1 Persentase
Ibukota
Kementerian
Kegiatan 1: Kabupaten/Kota
Persenta 82,50 7.810.000 APBN (Dana Komunikasi
Penggelaran Jaringan Tulang Punggung yang terkoneksi 77,80% 86% 93% 100%
se % (Estimasi) USO) dan
Serat Optik (Palapa Ring) jaringan tulang
Informatika
punggung serat
optik
INDIKATOR 17.8.1. (a) Persentase kabupaten 3T yang terjangkau layanan akses telekomunikasi universal dan internet.
4.424
1.1 Penyediaan
(Telah ditag di
Akses BTS (di Lokasi 125 125 125 125 125 APBN
Indikator
daerah USO) Kementerian
Kegiatan 1: 9.c.1*)
Komunikasi
Pelayanan Layanan Telekomunikasi
dan
Universal di daerah 3T 6.250
1.2 Pengadaan Informatika
(Telah di-tag di
Akses Internet (di Lokasi 800 800 800 800 800 APBN
Indikator
daerah USO)
9.c.1.(b))
INDIKATOR 17.10. 1. (a) Rata-rata tarif terbobot di negara mitra Free Trade Agreement (FTA) (6 negara).
INDIKATOR 17.16.1. Jumlah negara yang melaporkan perkembangan kerangka kerja monitoring efektivitas pembangunan multi-stakeholders yang mendukung pencapaian
tujuan pembangunan berkelanjutan. (INDIKATOR GLOBAL YANG AKAN DIKEMBANGKAN).
PROGRAM 1: PENINGKATAN KUALITAS KERJA SAMA GLOBAL UNTUK MEMBANGUN SALING PENGERTIAN ANTARPERADABAN, DAN PERDAMAIAN DUNIA, DAN
MENGATASI MASALAH-MASALAH GLOBAL YANG MENGANCAM UMAT MANUSIA.
2.1 Jumlah
koordinasi Kementerian
Kegiatan 2: Pelaksanaan kerja PPN/Bappena
Koordin
Pelaksanaan kerja sama dan penguatan sama dan - - 1 1 - TBC APBN s;
asi
peran Indonesia pada ASEAN penguatan peran Kementerian
Indonesia pada Luar Negeri
ASEAN
- 921 -
Kementerian
4.1 Jumlah
PPN/Bappena
Kegiatan 4: koordinasi Koordin
- - 1 1 - TBC APBN s;
Pelaksanaan koordinasi GPEDC pelaksanaan asi
Kementerian
GPEDC
Luar Negeri
Kementerian
5.1 Jumlah PPN/Bappena
Kegiatan 5: Koordin
koordinasi - - 1 1 - TBC APBN s;
Pelaksanaan koordinasi GGGI asi
Pelaksanaan GGGI Kementerian
Luar Negeri
Kementerian
6.1 Jumlah PPN/Bappena
Kegiatan 6: Koordin
koordinasi - - 1 1 - TBC APBN s;
Pelaksanaan koordinasi APEC asi
Pelaksanaan APEC Kementerian
Luar Negeri
7.1 Jumlah
Kegiatan 7: Koordin Kementerian
koordinasi - - 1 1 - TBC APBN
Pelaksanaan koordinasi IORA asi Luar Negeri
Pelaksanaan IORA
9.1 Jumlah
Kegiatan 9:
pertemuan Pertemu Kementerian
Kepemimpinan Indonesia pada - - 3 3 - TBC APBN
Indonesia pada an Luar Negeri
pertemuan OKI, GNB, dan G77
forum internasional
11.1 Partisipasi
Kegiatan 11: Indonesia pada
Partisip Kementerian
Partisipasi Indonesia pada ECOSOC ECOSOC - - 1 - - TBC APBN
asi Luar Negeri
Humanitarian Segment Humanitarian
Segment
INDIKATOR 17.17.1.(a) Jumlah proyek yang ditawarkan untuk dilaksanakan dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
INDIKATOR 17.18.1. (a) Persentase konsumen Badan Pusat Statistik (BPS) yang merasa puas dengan kualitas data statistik;
- 923 -
1.1 Jumlah
Kegiatan 1: Publikas
Publikasi/Laporan Badan Pusat
2895 Penyediaan dan Pelayanan i/ - 511 511 511 511 7.738.620,61 APBN
yang terbit tepat Statistik
Informasi Statistik BPS Provinsi Laporan
waktu
2.1 Jumlah
Publikasi/Laporan
Kegiatan 2: Publikas
Analisis dan Badan Pusat
2896 Pengembangan dan Analisis i/ - 22 30 24 24 22.246,00 APBN
Pengembangan Statistik
Statistik Laporan
Statistik yang terbit
tepat waktu
3.1 Jumlah
Kegiatan 3: Publikasi/Laporan Publikas
Badan Pusat
2898 Penyediaan dan Pengembangan Neraca Pengeluaran i/ - 20 21 21 20 96.034,81 APBN
Statistik
Statistik Neraca Pengeluaran yang terbit tepat Laporan
waktu
4.1 Jumlah
Kegiatan 4: Publikasi/Laporan Publikas
Badan Pusat
2899 Penyediaan dan Pengembangan Neraca Produksi i/ - 24 23 18 17 34.175,30 APBN
Statistik
Statistik Neraca Produksi yang terbit tepat Laporan
waktu
7.1 Jumlah
Kegiatan 7: Publikasi/Laporan Publikas
Badan Pusat
2902 Penyediaan dan Pengembangan Statistik Distribusi i/ - 76 83 83 43 420.791,24 APBN
Statistik
Statistik Distribusi yang terbit tepat Laporan
waktu
8.1 Jumlah
Kegiatan 8: Publikasi/Laporan Publikas
Badan Pusat
2903 Penyediaan dan Pengembangan Statistik Harga i/ - 45 119 24 21 53.385,20 APBN
Statistik
Statistik Harga yang terbit tepat Laporan
waktu
9.1 Jumlah
Kegiatan 9:
Publikasi/Laporan Publikas
2904 Penyediaan dan Pengembangan Badan Pusat
Statistik Industri i/ - 59 52 59 31 45.954,41 APBN
Statistik Industri, Pertambangan dan Statistik
yang terbit tepat Laporan
Penggalian, Energi, dan Konstruksi
waktu
10.1 Jumlah
Publikasi/Laporan
Kegiatan 10:
Statistik Publikas
2905 Penyediaan dan Pengembangan Badan Pusat
Kependudukan dan i/ - 45 18 15 15 1.643.905,56 APBN
Statistik Kependudukan dan Statistik
Ketenagakerjaan Laporan
Ketenagakerjaan
yang terbit tepat
waktu
- 925 -
12.1 Jumlah
Kegiatan 12: Publikasi/Laporan
Publikas
2908 Penyediaan dan Pengembangan Statistik Keuangan, Badan Pusat
i/ - 13 12 12 12 36.393,70 APBN
Statistik Keuangan, Teknologi Informasi, TI, dan Pariwisata Statistik
Laporan
dan Pariwisata yang terbit tepat
waktu
13.1 Jumlah
Publikasi/Laporan
Kegiatan 13:
Statistik Publikas
2909 Penyediaan dan Pengembangan Badan Pusat
Peternakan, i/ - 16 19 19 19 16.535,64 APBN
Statistik Peternakan, Perikanan, dan Statistik
Perikanan, dan Laporan
Kehutanan
Kehutanan yang
terbit tepat waktu
14.1 Jumlah
Publikasi/Laporan
Kegiatan 14:
Statistik Tanaman Publikas
2910 Penyediaan dan Pengembangan Badan Pusat
Pangan, i/ - 19 22 22 22 79.532,42 APBN
Statistik Tanaman Pangan, Holtikultura, Statistik
Hortikultura, dan Laporan
dan Perkebunan
Perkebunan yang
terbit tepat waktu
INDIKATOR 17.18.1. (d) Presentase indikator SDGs terpilah yang relevan dengan target.
2.1 Jumlah
Indikator/data Indikato
Kegiatan 2: Badan Pusat
yang terkait SGD r/ - - 110 110 110 4.826,80 APBN
Pengembangan analisis statistik Statistik
yang terdapat pada Data
publikasi
INDIKATOR 17.18.2* Jumlah negara yang memiliki undang-undang statistik nasional yang tunduk pada Prinsip-prinsip fundamental Statistik Resmi.
PROGRAM 1: PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BPS
1.1 Persentase
Terselesaikannya
Kegiatan 1:
Peraturan Badan Pusat
2882 Pelayanan Publik, Hubungan Persen - 100 100 100 100 38.746,20 APBN
perundang Statistik
Masyarakat dan Hukum
undangan yang
diajukan
INDIKATOR 17.18.3. (a) Tersusunnya National Strategy for Development of Statistics (NSDS). Instansi BPS.
PROGRAM 1: PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BPS
1.1 Jumlah
Kegiatan 1: Dokume
Dokumen/Laporan Badan Pusat
2881 Penyusunan, Pengembangan, dan n/ - 9 9 9 9 747.955,55 APBN
Perencanaan dan Statistik
Evaluasi Program dan Anggaran Laporan
Penganggaran
- 927 -
INDIKATOR 17.19.1. (b) Persentase Kementerian/Lembaga yang sudah memiliki pejabat fungsional statistisi dan/atau pranata komputer;
INDIKATOR 17.19.1. (c) Persentase terpenuhinya kebutuhan pejabat fungsional statistisi dan pranata komputer Kementerian/Lembaga.
PROGRAM 1: PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BPS
1.1 Jumlah
Fungsional
Statistisi dan
pranata komputer Pegawai - 5.700 6.000 6.000 6.000
pada
Kementerian/Lemb
aga
1.2 Persentase
Kementerian/Lemb
aga yang sudah
Kegiatan 1:
memiliki Pejabat Persen - - 70 70 70 Badan Pusat
2883 Pengelolaan Dan Pengembangan 85.111,48 APBN
Fungsional Statistik
Administrasi Kepegawaian
Statistik dan
pranata komputer
1.3 Persentase
terpenuhinya
kebutuhan pejabat
Fungsional
Persen - - 30 30 30
Statistisi dan
Pranata Komputer
Kementerian/Lemb
aga
- 928 -
3.1 Persentase
Kegiatan 3: Mahasiswa STIS
Badan Pusat
2888 Penyelenggaraan Sekolah Tinggi yang lulus dengan Persen - 98 98 98 98 326.185,60 APBN
Statistik
Ilmu Statistik (STIS) masa pendidikan
tepat waktu
INDIKATOR 17.19.2. Proporsi negara yang a) melaksanakan paling tidak satu Sensus Penduduk dan Perumahan dalam sepuluh tahun terakhir, dan b) mencapai 100 persen
pencatatan kelahiran dan 80 persen pencatatan kematian;
INDIKATOR 17.19.2 (a) Terlaksananya Sensus Penduduk dan Perumahan pada tahun 2020.
1.1 Jumlah 1 1
Kegiatan 1: 10.209,842 *
Publikasi/Laporan Publikas (tahap (tahap
2905 Penyediaan dan Pengembangan hanya untuk Budan Pusat
sensus yang terbit i/ - - - an an APBN
Statistik Kependudukan dan pembiayaan Statistik
tepat waktu (SP Laporan persia persia
Ketenagakerjaan tahun 2018
2020) pan) pan)
- 929 -
INDIKATOR 17.19.2. (b) Tersedianya data registrasi terkait kelahiran dan kematian (Vital Statistics Register).
1.1 Terwujudnya
kepemilikan akta
74,06 76,46
kelahiran pada 40% Persen 71,59 76 77,40
(a) (a)
penduduk miskin
Kegiatan 1: (usia 0-17 tahun) Kementerian
22.200 APBN
Penyediaan Layanan Dasar Dalam Negeri
1.2 Persentase
anak yang memiliki 81,68 83,33
Persen 79,92 82 85
akta kelahiran (a) (a)
(Usia 0-17 tahun)
INDIKATOR 17.18.1. (c) Jumlah metadata kegiatan statistik dasar, sektoral, dan khusus yang terdapat dalam Sistem Informasi Rujukan Statistik (SIRuSa);
INDIKATOR 17.19.2. (c) Jumlah pengunjung eksternal yang mengakses data dan informasi statistik melalui website;
INDIKATOR 17.19.2. (d) Persentase konsumen yang puas terhadap akses data Badan Pusat Statistik (BPS);
INDIKATOR 17.19.2. (e) Persentase konsumen yang menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan nasional.
- 930 -
1.1 Sistem
Badan Pusat
Metadata yang Sistem - 1 1 1 1 4.528,00 APBN
Statistik
dikembangkan
Kegiatan 2:
Lazismu,
Memastikan keterlibatan Seluruh
2.1 Jumlah Donasi TNP2K,
organisasi masyarakat sipil Indonesia
bantuan yang Unit - 283 267 539 1.054 4.148 Masyarakat Beseipae,
dalam penyusunan (Piloting di
didistribusikan (I - Tersedia) Kopernik,
Voluntary National Review TTS-NTT)
Bappeda TTS
dan Roadmap SDG 2030
PROGRAM 2: AKSELERASI PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN YANG BERKELANJUTAN DAN BERBASIS MASYARAKAT
- 932 -
2.1 25 instalasi
solar PV
kapasitas @1- MCAI; Hivos;
Tersebar di
1,5 kW di instalasi - 25 - USD 300,000 DGIS Hivos; RESCO
Pulau Sumba
sekolah dalam (I - Tersedia)
konteks Sumba
Iconic Island
2.3 50 PV agro-
processing
MCAI; VIA Sumba Hivos; VIA;
kapastias instalasi - - 50 - USD 350,000
(I - Tersedia) Tengah RESCO
@250Wp
bersama agents
di 50 desa di
- 933 -
2.4 7,500
MCAI; Hivos;
penyewaan Tersebar di
instalasi - - - USD 45,000 DGIS Hivos; RESCO
lampu surya isi 6.500 1.500 Pulau Sumba
(I - Tersedia)
ulang
PROGRAM 3: ADVOKASI KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN ENERGI YANG MEMPRIORITASKAN PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN YANG INKLUSIF DAN
BERKELANJUTAN BAIK DI TINGKAT NASIONAL MAUPUN DAERAH
Usulan
1.1 Revisi Usulan untuk
Kementerian
Kegiatan 1: peraturan untuk pemerintah
Regulasi - - - 1 - Jakarta ESDM dan
Mendorong pemerintah menteri atau pemerintah pusat
PLN
untuk mempermudah/ direksi PLN pusat (II - Masih
pemberian insentif diusulkan)
penerapan Rooftop PV pada
bangunan dengan skema 1.2 Review Usulan
Export-Import kriteria pajak Usulan untuk
Kementerian
(Netmetering) dan/atau khusus untuk Dokume untuk pemerintah
- - - - 1 Jakarta Perindustrian
pengurangan pajak barang n studi pemerintah pusat
dan Keuangan
pendukung RE pusat (II - Masih
& EE diusulkan)
- 934 -
INDIKATOR SDGs: 7.1.2 Jumlah Sambungan Jaringan Gas untuk Rumah Tangga
Sambun Prabumulih,
1.1.Pengembang
gan Pertamina Jambi,
an infrastruktur - 0 3986 2000 2000 119.790 Pertamina
Rumah (I - Tersedia) Palembang,
Jargas
(SR) Cikarang
Prabumulih,
Cilegon,
Balikpapan,
Kegiatan 1:
Muara Enim,
Pembangunan Jaringan
PALI,
Gas Rumah Tangga 1.2 Sambun
Bontang,
Pembangunan gan APBN
- 39915 31031 26000 25000 1.829.190 Samarinda, Pertamina
infrastruktur Rumah (I- Tersedia)
Pekanbaru,
Jargas (SR)
Kabupaten
Mojokerto,
Kabupaten
Sidoarjo,
Lhokseumaw
e,
- 935 -
Surabaya,
Tarakan,
Rusun
0 (* Jabodetabek,
note: Bogor,
alokasi Cirebon,
Jargas Sorong,
2.1. berdasa Blora,
Kegiatan 2: Sambun
Terbangunnya rkan Semarang,
Peningkatan Aksesibilitas gan APBN
Jaringan Gas - 49,016 28,778 29.100 penugas Batam, PGN
Energi untuk Rumah Rumah 1.156.230 (I- Tersedia)
Kota melalui an yang Rusun
Tangga (SR)
penugasan diberika Kemayoran,
n oleh Lampung,
Kemente Musi,
rian Banyuasin,
ESDM) Mojokerto,
Pasuruan,
Probolinggo
Serang
- 936 -
1.1 Percepatan
Jakarta
Pengembangan Pertamina
Unit - 3 0 0 0 52.246 Selatan, Pertamina
SPBG (I - Tersedia)
Depok
Ecostation
Kegiatan 1:
Pembangunan SPBG
1.2 Kerjasama
Ecostation
Bilateral Jakarta
Pertamina
Pembangunan Unit - 0 0 0 2 19.000 Pusat, Pertamina
(I - Tersedia)
SPBG (Jepang & Tangerang
Indonesia)
Kegiatan 2: Distribusi
2.1 Distribusi Jakarta,
Konverter Kit CNG ke APBN
Konverter Kit Unit - 1000 3000 0 0 81.000 Depok, Pertamina
Kendaraan Dinas dan (I- Tersedia)
CNG ke Palembang,
Umum
Kendaraan Balikpapan,
- 937 -
15
Kabupaten di
Provinsi
Jawa Timur
(Magetan,
Pacitan,
Trenggalek,
Ponorogo,
PT Nestle Jombang,
1.1 Jumlah unit Indonesia; Kediri, Blitar, PT Nestle
Kegiatan 1: Program
biogas yang Yayasan Malang, Indonesia,
pengembangan peternakan Unit 7.000 400 400 400 400 10.000
dibangun Rumah Batu, Yayasan
sapi perah rakyat
(akumulatif) Energi Pasuruan, Rumah Energi
(I - Tersedia) Mojokerto,
Probolinggo,
Lumajang,
Jember dan
Banyuwangi)
dan 1
Kabupaten di
Provinsi DIY
(Sleman)
- 938 -
Kegiatan 1: Memberikan
konsultasi kepada PT.
pemangku kepentingan 1.1 Laporan Sucofindo Seluruh PT. Sucofindo
Laporan - 3 2 10 20 80.000
terkait potensi energi, konsultasi (Persero) Indonesia (Persero)
ekplorasi, ekploitasi, dan (I - Tersedia)
pemanfaatan energi
PROGRAM 3: AKSELERASI PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN YANG BERKELANJUTAN DAN BERBASIS MASYARAKAT
Asosiasi
Individu,
1.1 Jumlah Energi Surya
industri/kom
Kegiatan 1: instalasi listrik Indonesia,
ersial,
Menginisiasi dan surya atap EcoMasjid/MU
BUMN, Seluruh
mengimplementasikan terpasang MWp - - 3 297 700 18.000.000 I, PPLSA,
Pemda, Indonesia
Gerakan Nasional Sejuta [Gerakan individu,
CSR/organis
Surya Atap Nasional Sejuta industri/kome
asi filantropi
Surya Atap) rsial, Pemda,
(I - Tersedia)
IESR
2.1 25 instalasi
solar PV
kapasitas @1- MCAI; Hivos;
Tersebar di
Kegiatan 2: 1,5 kW di instalasi - 25 - USD 300,000 DGIS Hivos; RESCO
Pulau Sumba
Sumba Iconic Island sekolah dalam (I - Tersedia)
(best practice program) konteks Sumba
(www.sumbaiconicisland.or Iconic Island
g)
2.2 30 instalasi MCAI; Hivos;
Tersebar di
solar PV kios instalasi - 30 - - USD 148,000 DGIS Hivos; RESCO
Pulau Sumba
energi kapasitas (I - Tersedia)
@400Wp di 30
- 939 -
2.3 50 PV agro-
processing
kapastias
@250Wp MCAI; VIA Sumba Hivos; VIA;
instalasi - - 50 - USD 350,000
bersama agents (I - Tersedia) Tengah RESCO
di 50 desa di
Sumba (Sumba
Iconic Island)
2.4 7,500
MCAI; Hivos;
penyewaan Tersebar di
instalasi - - - USD 45,000 DGIS Hivos; RESCO
lampu surya isi 6.500 1.500 Pulau Sumba
(I - Tersedia)
ulang
Sulawesi
Selatan, NTB
(Lombok),
Kegiatan 3:
3.1 3,200 biogas MCAI; NTT
Indonesia Domestic Biogas Yayasan
skala rumah instalasi 15.000 59.400 Endev; Hivos (Sumba);
Programme (IDBP) 7.000 4.000 4.000 1.000 Rumah Energi
tangga (I - Tersedia) Lampung,
(www.biru.or.id)
Jabar,
Jateng, DIY,
Bali
1.1 Jumlah
Jabodetabek,
peserta yang
Jawa Barat,
terlibat di orang - 75 75 75 75 Swadaya LPBI NU Pusat
Jawa Timur,
Kegiatan 1 : mainstreaming masing-masing
Jawa Tengah
pengelolaan dan pesantren
perlindungan lingkungan
hidup berbasis pesantren 1.2 Jumlah Jabodetabek,
Pesantren yang Jawa Barat,
unit - 30 30 40 50 Swadaya LPBI NU Pusat
mendapatkan Jawa Timur,
sosialisasi Jawa Tengah
2.1 Jumlah
Jabodetabek,
peserta yang
Jawa Barat,
terlibat di orang - 75 75 75 75 30.000 Swadaya LPBI NU Pusat
Jawa Timur,
Kegiatan 2: Pelatihan masing-masing
Jawa Tengah
Pengelolaan sampah pesantren
(Komposting, Daur Ulang &
Ecobricks) 2.2 Jumlah Jabodetabek,
Pesantren yang Jawa Barat,
unit - 30 30 40 50 Swadaya LPBI NU Pusat
mendapatkan Jawa Timur,
pelatihan Jawa Tengah
4.1 Jumlah
Jabodetabek,
peserta yang
Jawa Barat,
terlibat di orang - 75 75 75 75 Swadaya LPBI NU Pusat
Jawa Timur,
Kegiatan 4: Pelatihan masing-masing
Jawa Tengah
Konservasi Energi pesantren
(Penggunaan Lampu LED &
SOP Penggunaan energi) 4.2 Jumlah Jabodetabek,
Pesantren yang Jawa Barat,
unit - 30 30 40 50 Swadaya LPBI NU Pusat
mendapatkan Jawa Timur,
pelatihan Jawa Tengah
5.1 Jumlah
Jabodetabek,
peserta yang
Jawa Barat,
terlibat di orang - 75 75 75 75 Swadaya LPBI NU Pusat
Jawa Timur,
masing-masing
Jawa Tengah
Kegiatan 5: Pelatihan pesantren
Hidroponik dan Aquaponik
5.2 Jumlah Jabodetabek,
Pesantren yang Jawa Barat,
unit - 30 30 40 50 Swadaya LPBI NU Pusat
mendapatkan Jawa Timur,
pelatihan Jawa Tengah
1.1 Jumlah
Kegiatan 1 : mainstreaming orang - 75 75 75 75 20.000 Swadaya Jabodetabek, LPBI NU Pusat
peserta yang
pengelolaan dan Jawa Barat,
terlibat di
- 943 -
2.1 Jumlah
Jabodetabek,
masjid yang
Jawa Barat,
terlibat di orang - 75 75 75 75 Swadaya LPBI NU Pusat
Jawa Timur,
Kegiatan 2 : Pelatihan masing-masing
Jawa Tengah
Pengelolaan sampah pesantren
(Komposting, Daur Ulang &
Ecobricks) 2.2 Jumlah Jabodetabek,
masjid yang Jawa Barat,
unit - 30 30 40 50 Swadaya LPBI NU Pusat
mendapatkan Jawa Timur,
pelatihan Jawa Tengah
3.1 Jumlah
Jabodetabek,
peserta yang
Jawa Barat,
terlibat di orang - 75 75 75 75 Swadaya LPBI NU Pusat
Kegiatan 3 : Pelatihan Jawa Timur,
masing-masing
Konservasi Air (Pemanen Jawa Tengah
masjid
Air Hujan, Pengelolaan
Limbah Air Wudhu &
3.2 Jumlah Jabodetabek,
Mandi, Keran Hemat Air)
masjid yang Jawa Barat,
unit - 30 30 40 50 Swadaya LPBI NU Pusat
mendapatkan Jawa Timur,
pelatihan Jawa Tengah
- 944 -
5.1 Jumlah
Jabodetabek,
peserta yang
Jawa Barat,
terlibat di orang - 75 75 75 75 Swadaya LPBI NU Pusat
Jawa Timur,
masing-masing
Jawa Tengah
Kegiatan 5 : Pelatihan masjid
Hidroponik dan Aquaponik
5.2 Jumlah Jabodetabek,
masjid yang Jawa Barat,
unit - 30 30 40 50 Swadaya LPBI NU Pusat
mendapatkan Jawa Timur,
pelatihan Jawa Tengah
PROGRAM 6 : PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA MISKIN MELALUI PRAKTEK USAHA HIJAU YANG DIDUKUNG ENERGI TERBARUKAN
Jambi LAPESDAM,
1.1 (Tanjabtim: PSE UGM,
Kegiatan 1: Sekolah kader Meningkatnya Sungai PUSTEK UGM,
orang - - 60 - - 16.000 MCAI
hijau kapasitas kader Rambut, Center for
hijau Rawa Sari); Sosial
Sumbar Engangement
(Solok
- 945 -
Jambi
(Tanjabtim:
LAPESDAM,
Sungai
2.1 PSE UGM,
Rambut,
Kegiatan 2: Peningkatan Meningkatnya PUSTEK UGM,
orang - - 60 - - MCAI Rawa Sari);
kapasitasi kader hijau keterampilan Center for
Sumbar
kader hijau Sosial
(Solok
Engangement
Selatan:
Bukit Bulek)
Jambi
(Tanjabtim:
LAPESDAM,
Sungai
3.1 Kurikulum PSE UGM,
Kegiatan 3: Penyusunan Rambut,
dan sop eksempl PUSTEK UGM,
kurikulum dan - - 10 - - MCAI Rawa Sari);
kelembagaan ar Center for
kelembagaan kader hijau Sumbar
kader hijau Sosial
(Solok
Engangement
Selatan:
Bukit Bulek)
Jambi LAPESDAM,
4.1 Status (Tanjabtim: PSE UGM,
Kegiatan 4: Assessment
kelembagaan Sungai PUSTEK UGM,
Kelembagaan dan orang - - 60 - - MCAI
dan penetapan Rambut, Center for
rekrutment kader hijau
kader hijau Rawa Sari); Sosial
Sumbar Engangement
(Solok
- 946 -
Jambi
(Tanjabtim:
5.1 Penetapan LAPESDAM,
Sungai
Kegiatan 5: studi kelayakan fasilitas publik PSE UGM,
Rambut,
dan identifikasi fasilitas dan usaha hijau PUSTEK UGM,
lokasi - - 3 - - MCAI Rawa Sari);
publik dan industri usaha yang akan Center for
Sumbar
mikro didukung oleh Sosial
(Solok
PLTS Engangement
Selatan:
Bukit Bulek)
Jambi
(Tanjabtim:
LAPESDAM,
Sungai
6.1 PSE UGM,
Rambut,
terpasangnya PUSTEK UGM,
Kegiatan 6: instalasi PLTS PLTS - - 300 - - MCAI Rawa Sari);
PLTS di rumah Center for
Sumbar
penduduk Sosial
(Solok
Engangement
Selatan:
Bukit Bulek)
Jambi
7.1 Adanya
(Tanjabtim:
regulasi di desa LAPESDAM,
Sungai
yang PSE UGM,
Kegiatan 7: penetapan Rambut,
mendukung PUSTEK UGM,
regulasi desa untuk Perdes - - 3 - - MCAI Rawa Sari);
pemeliharaan Center for
pemeliharaan PLTS Sumbar
PLTS dan usaha Sosial
(Solok
hijau oleh Engangement
Selatan:
masyarakat
Bukit Bulek)
- 947 -
Jambi
(Tanjabtim:
9.1 SOP LAPESDAM,
Sungai
Kegiatan 9: kelembagaan PSE UGM,
Rambut,
Revitalisasi/Pengembangan dan rencana PUSTEK UGM,
SOP - - 5 - - MCAI Rawa Sari);
kelembagaan menajemen rintisan dan Center for
Sumbar
dan rencana bisnis pengembangan Sosial
(Solok
bisnis Engangement
Selatan:
Bukit Bulek)
10.1
Jambi
meningkatnya
(Tanjabtim:
kemampuan LAPESDAM,
Kegiatan 10: peningkatan Sungai
kader hijau PSE UGM,
kapasitas Rambut,
dalam PUSTEK UGM,
teknis/operational/pemelih orang - - 60 - - MCAI Rawa Sari);
memelihara Center for
araan, dan manajemen Sumbar
PLTS dan Sosial
kelembagaan (Solok
manajemen Engangement
Selatan:
kelembagaan
Bukit Bulek)
sekolah hijau
PROGRAM 3: PENGUATAN KAPASITAS DAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERKAIT PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN YANG BERKELANJUTAN DAN ENERGI EFISIENSI
- 948 -
2.3 adanya - - 1 - 1
inisiatif
masyarakat
untuk
mendorong Naskah
kebijakan akademi
pengelolaan k/
energi kajian
terbarukan yang dan
mempertimbang regulasi
kan kearifan
lokal dan
manfaat bagi
masyarakat
3.1 Adanya - - - 1 -
Kegiatan 3: modul
modul pelatihan
Program Ring of Fire WWF-
- 950 -
3.3 Adanya - - - - 10
tenaga
terlatih/fasilitat
or yang memiliki
tenaga
skill untuk
terlatih
melakukan
pelatihan
kepada
masyarakat
- 951 -
4.4 pelatihan
pengarusutama
jumlah
an gender dalam MCAI; Hivos;
pelatiha 961 orang (542 laki- Tersebar di
energi - - - USD 65,000 DGIS Hivos
n/ laki, 399 perempuan) Pulau Sumba
terbarukan (I - Tersedia)
orang
skala kecil dan
kewirausahaan
5.1 sejumlah
tukang dan
penyelia di 77 laki- 49 laki- Sulawesi
MCAI; Hivos;
Indonesia laki, 2 laki, 1 Selatan, NTB Yayasan
Orang - - - USD 17,000 Endev
mendapatkan peremp perempua (Lombok), Rumah Energi
Kegiatan 5: (I - Tersedia)
pelatihan terkait uan n NTT (Sumba)
Program Indonesia
dengan
Domestic Biogas Program
biodigester
atau Biogas Rumah (BIRU)
www.biru.or.id
5.2 sejumlah 2188
884 laki- Sulawesi
pengguna laki- MCAI; Hivos;
laki, 498 Selatan, NTB Yayasan
biodigester Orang - laki, 355 - - USD 65,000 Endev
perempua (Lombok), Rumah Energi
mengetahui peremp (I - Tersedia)
n NTT (Sumba)
bagaimana uan
menggunakan
- 953 -
6.1 Capacity
assessment
organisasi
masyarakat sipil Dokume
dan komunitas n studi/ - - - 1 -
masyarakat di analisis
sekitar lokasi
Kegiatan 6 WKP Panas belum ada
Replikasi program Bumi di Flores pendanaan
peningkatan kapasitas (pengembang
WWF-
masyarakat terkait #organis USD 160,000 an konsep Flores
Indonesia
pemanfaatan panas bumi asi proposal)
yang berkelanjutan di masyara (II - Masih
6.2 Adanya
Flores kat sipil diusulkan)
learning
yang
platform/ forum
ada di - - - 10
organisasi
Flores
masyarakat sipil
tergabu
di Flores
ng
dalam
forum
- 954 -
PROGRAM 1: ADVOKASI KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN ENERGI YANG MEMPRIORITASKAN PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN YANG INKLUSIF DAN
BERKELANJUTAN BAIK DI TINGKAT NASIONAL MAUPUN DAERAH
belum ada
Kegiatan 3:
pendanaan
Melakukan studi
3.1 Skenario (pengembang
transformasi sektor listrik Dokume WWF-
transformasi - - - 1 - - an konsep Nasional
di Indonesia menuju 100% n Studi Indonesia
sektor listrik proposal)
energi terbarukan pada
(II - Masih
2050
diusulkan)
PROGRAM 4: MEMFASILITASI TERBENTUKNYA DAN TERIMPLEMENTASINYA “SAFEGUARD” DALAM PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN UNTUK MEMINIMALKAN DAMPAK
SOSIAL DAN LINGKUNGAN.
3.1
Wilayah/DAS
yang
menggunakan Pemda
wilayah (II - Masih Sumatera
system scale - - - 1 2 WWF
Kegiatan 3: /DAS diusulkan) Kalimantan
planning dalam Indonesia
Mendorong penerapan
perencanaan
system scale planning
pengembangan USD 40,000
dalam perencanaan
PLTA
pengembangan PLTA di
dalam suatu wilayah/DAS
3.2 Integrasi
metode system WWF
(II - Masih Sumatera
scale planning Regulasi - - - - 1 Indonesia
diusulkan) Kalimantan
dalam regulasi KLHK
KLHS
PROGRAM 6: MEMOBILISASI INVESTASI DAN PENDANAAN UNTUK PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN DI INDONESIA
- 957 -
PROGRAM 7: MENGKAMPANYEKAN DAN MEMPROMOSIKAN PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN DAN EFISIENSI ENERGI KEPADA MASYARAKAT LUAS
Kegiatan 1:
Kampanye mengenai energi 1.1 sekolah-
terbarukan di sekolah- sekolah dasar
sekolah di Pulau Sumba, terpapar dengan Seluruh
sekolah - - 24 - - - MCAI Hivos
dalam konteks Sumba informasi Sumba
Iconic Island (Piot mengenai energi
Project)(www.sumbaiconicis terbarukan
land.org)
Kegiatan 2: Focus
Memastikan keterlibatan 2.1 Adanya group belum Koalisi
organisasi masyarakat sipil usulan bersama discussi tersedia Organisasi
- - - 3 3 Nasional
dalam penyusunan dari organisasi on/ (II - Masih Masyarakat
Voluntary National Review masyarakat sipil worksho diusulkan) Sipil
dan Roadmap SDG 2030 p
1 1 1
(Dokumen (Doku (Dokum
) men) en)
Menyusu Dialog Asistens
n kertas Kebija i
3.3 Terlibatnya kebijakan kan Pemerin
berbagai pihak denga tah Malang,
termasuk n Daerah Bojonegoro,
Dokume
swasta dan - - Pemeri menyus - Wonosobo,
n
akademisi ntah un Kulonprogo,
dalam kebijakan Daera naskah Yogyakarta
pelatihan kerja h akademi
k
PERDA
bersama
akademi
si
- 961 -
- Dialog Angka
Kegiatan 3: Membangun reguler anak
Prakarsa dan
kemitraan dengan multi- muda
(III - Belum INFID
pemerintah daerah, pihak dan Malang,
3.2 Adanya tersedia bekerjasama
akademisi, masyarakat menge peremp Bojonegoro,
dialog reguler sumber) dengan CSOs
sipil, dan sektor swasta Aktivitas - - nai uan - Wonosobo,
antar pihak di lokal
dalam pelatihan kerja pelatih yang Kulonprogo,
daerah
an tidak Yogyakarta
kerja bekerja
berkura
ng
- Dialog Angka
reguler anak
Malang,
3.3 Menguatnya multi- muda
Bojonegoro,
dukungan pihak dan
Aktivitas - - - Wonosobo,
publik terhadap menge peremp
Kulonprogo,
pelatihan kerja nai uan
Yogyakarta
pelatih yang
tidak
bekerja
- 962 -
PROGRAM 2: IDENTIFIKASI DAN PENINGKATAN SDM VOKASI (SMK) FOR FUTURE JOBS
1.1 - - 1 -
Teridentifikasi (Doku
1
kondisi Dokume men)
- (Dokum
pendidikan dan n Survei
en)
ketenagakerjaan dan
Survei
di daerah Mappi
Kegiatan 1: Identifikasi gap dan
ng Gap (III - Belum
antara (kebutuhan) Mapping Seluruh GP Ansor and
- - kondis - tersedia
lembaga pendidikan, dunia Gap Indonesia Partners
i sumber)
usaha dan industri (dudi) kondisi
1.2 pendid
pendidik
Teridentifikasi Dokume ikan
- an dan
peran para n dan
ketenag
pihak ketena
akerjaan
gakerj
aan
2.2 - -
Mengimplement
asikan
pengalaman dan - -
skill baru
kepada peserta
didik
- Dialog -
Dialog
reguler
reguler
3.1 Adanya multi-
multi-
project pihak
pihak
Kegiatan 3: Membangun percontohan Aktivitas - - menge
mengen
link and match antara kemitraan di nai
ai
(kebutuhan) lembaga daerah pelatih
pelatiha
pendidikan, dunia usaha an
n kerja
dan industri (dudi); kerja (III - Belum
Seluruh GP Ansor and
pemerintah daerah, tersedia
Indonesia Partners
lembaga pendidikan - Dialog - sumber)
Dialog
(sekolah, kampus, balai reguler
reguler
latihan; LKP, LPK) dan 3.2 Adanya multi-
multi-
sektor swasta dalam dialog reguler pihak
pihak
pelatihan kerja dan intensif Aktivitas - - menge
mengen
antar pihak di nai
ai
daerah pelatih
pelatiha
an
n kerja
kerja
- 964 -
PROGRAM 3: PENGUATAN PENDIDIKAN LINK AND MATCH BAGI SMK NU UNTUK MENYIAPKAN TENAGA YANG INOVATIF DAN BERDAYA SAING FOR FUTURE JOBS
Kegiatan 1: 1.1
Meningkatkan pelaksanaan Meningkatnya
Link and Match antara pelaksanaan (III - Belum
GP Ansor and
SMK NU dengan Dunia Link and Match sekolah - - - 20 20 - tersedia Nasional
Partners
Usaha dan Dunia Industri antara SMK sumber)
(DUDI) baik dalam maupun Muh dengan
Luar Negeri DuDi
2.1 Terciptanya
Kegiatan 2: hasil karya
(III - Belum
Mendorong SDM Kreatif sekolah yang GP Ansor and
sekolah - - - 10 20 - tersedia Nasional
melalui penciptaan hasil inovatif dan Partners
sumber)
karya Siswa-siswi SMK NU sesuai
kebutuhan
PROGRAM 4: PENINGKATAN MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT, DI KABUPATEN BOJONEGORO DAN KABUPATEN TUBAN
1.1 22 -
Pendampingan
Unit - - - -
Manajemen
Kelompok
25 -
1.4 Terciptanya
produk hasil Jenis - - - -
dari penerapan
tekhnologi baru
- 966 -
Kegiatan 1: 2 2 2 2
1. 1 Jumlah Donasi
Pelatihan peningkatan hasil Seluruh LAZISMU,
kegiatan yang kegiatan - 400 masyarakat
pertanian dan pemasaran Indonesia MPM
dilaksanakan (I - Tersedia)
produk organik
Kegiatan 1:
1. 1 Jumlah Donasi
Pelatihan kewirausahaan Seluruh LAZISMU,
kegiatan yang kegiatan - - - 2 2 200 masyarakat
bagi buruh tani dan Indonesia MPM
dilaksanakan (I - Tersedia)
nelayan
Kegiatan 2:
1. 2 Jumlah Donasi
Memberikan permodalan kelompo Seluruh LAZISMU,
kelompok yang - - - 10 10 1.960 masyarakat
bagi buruh, petani, k Indonesia MPM
dibantu (I - Tersedia)
peternak dan nelayan
- 967 -
Dharma
Kegiatan 1 : Pengelolaan 1.1 Pendataan Swadaya Wanita
Kegiatan 1 1 1 1 1 PM Nasional
Usaha usaha anggota (I - Tersedia) Persatuan
Pusat
- 968 -
INDIKATOR SDGs: 8.3.1.(c) Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) ke layanan keuangan
1.2 Mentoring
generasi
muda/mahasis LKSFI -
Persenta LKSFI -
wa dalam - - - 20 60 1.000 UHAMKA Jabodetabek
se UHAMKA
mewujudkan (I - Tersedia)
printisan
bisnis/usaha
Kegiatan 1: 2 2 200
Pelatihan pengembangan 1. 1 Jumlah Donasi
Seluruh LAZISMU,
potensi diri dan kegiatan yang kegiatan - - - masyarakat
Indonesia MPS, MPM
kewirausahaan bagi kaum dilaksanakan (I - Tersedia)
difabel
Kegiatan 2: 10 10 1.960
2.1 Jumlah Donasi
bantuan permodalan dan kelompo Seluruh LAZISMU,
kelompok yang - - - masyarakat
peluang usaha bagi kaum k Indonesia MPS, MPM
dibantu (I - Tersedia)
difabel
III- Belum
Kegiatan 1 : Layanan 1.1 Jumlah unit Nasional =
unit 150 - - 20 20 200 tersedia Muslimat NU
Koperasi Muslimat NU koperasi 34 provinsi
sumber
PROGRAM 8: PEMBERDAYAAN EKONOMI BAGI MASYARAKAT (ISTRI-ISTRI BARISAN ANSOR SERBAGUNA/ BANSER)
2.1 istri-istri
Kegiatan 2: Pemberian Kepala 500 1000 III- Belum
Banser Seluruh GP Ansor and
modal usaha bagi istri-istri Keluarg - - - Istri Istri - tersedia
mempunyai Indonesia Partners
Banser a Banser Banser sumber
usaha
- 973 -
2.3 angka
kemiskinan dan III- Belum
ketergantungan - - - - tersedia
ekonomi sumber
menurun
1.1
Berkembangnya
pasar
komunitas
UMKM dan
manajemen
Kegiatan 1: Pengembangan III- Belum
bisnis serta Persenta Seluruh GP Ansor and
dan Pelatihan Membangun - - - 500 1000 - tersedia
marketing se Indonesia Partners
Komunitas UMKM sumber
digital Anggota
Banser Muda
dan terlibatnya
market place
yang ada di
Indonesia
- 974 -
1.1
Berkembangnya
Kegiatan 1: dan III- Belum
kelompo Seluruh GP Ansor and
Pendampingan usaha dan Terlindunginya - - - 500 1000 - tersedia
k Indonesia Partners
membuka akses pasar pasar sumber
komunitas
UMKM
Kegiatan 2:
Membuka gerai-gerai ritel 2.1 III- Belum
komunit Seluruh GP Ansor and
Ansormart di setiap Berkembangnya - - - 20 50 - tersedia
as Indonesia Partners
Stasiun Kereta Api di pasar ritel Ansor sumber
Indonesia
INDIKATOR SDGs: 8.5.2* Tingkat pengangguran terbuka bersasarkan jenis kelamin dan kelompok umur
PROGRAM 1: PENINGKATAN MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT, DI KABUPATEN BOJONEGORO DAN KABUPATEN TUBAN
- 976 -
1.2 Manajemen
Kelompok dan
Teknis Usaha
Produktif
(Peternakan, Orang - - 100 - - -
Perikanan,
Pengolahan
Kegiatan 1: Penguatan CSR Kab.
Makanan, dan
Kapasitas KSM untuk (III - Belum Bojonegoro Yayasan Bina
Pertanian)
meningkatkan pendapatan tersedia dan Kab. Swadaya
(pilot project) sumber) Tuban
1.3 Munculnya
tekhnologi baru
dalam teknis Unit - - 11 - - -
budidaya di
usaha produktif
1.4 Terciptanya
produk hasil
dari penerapan
Jenis - - 25 - - -
tekhnologi baru
di usaha
produktif
1. 3 Jumlah Donasi
Kegiatan 3: kelompo Seluruh LAZISMU,
petani yang - 10 10 10 10 200 masyarakat
Pendampingan petani k Indonesia MPM
didampingi (I - Tersedia)
Kegiatan 1:
1. 1 Jumlah Donasi
Pelatihan kewirausahaan Seluruh LAZISMU,
kegiatan yang kegiatan - - - 2 2 200 masyarakat
bagi buruh tani dan Indonesia MPM
dilaksanakan (I - Tersedia)
nelayan
Kegiatan 2:
1. 2 Jumlah Donasi
Memberikan permodalan kelompo Seluruh LAZISMU,
kelompok yang - - - 10 10 1.960 masyarakat
bagi buruh, petani, k Indonesia MPM
dibantu (I - Tersedia)
peternak dan nelayan
Kegiatan 3:
Donasi
Membangun jaringan 1. 3 Jumlah Seluruh LAZISMU,
kegiatan - - - 1 1 50 masyarakat
antara pengusaha dengan pertemuan Indonesia MPM
(I - Tersedia)
buruh, tani dan nelayan
1.1 - - - 30 70 1.000
Pengembangan
pasar
komunitas
UMKM dan
pelatihan
LKSFI -
Kegiatan 1: Pengembangan manajemen Persenta LKSFI -
UHAMKA Jabodetabek
Komunitas UMKM bisnis serta se UHAMKA
(I - Tersedia)
marketing
digital dengan
melibatkan
market place
yang ada di
Indonesia
- 979 -
Kegiatan 1: - - - 2 2 200
Pelatihan pengembangan 1. 1 Jumlah Donasi
Seluruh LAZISMU,
potensi diri dan kegiatan yang kegiatan Masyarakat
Indonesia MPS, MPM
kewirausahaan bagi kaum dilaksanakan (I - Tersedia)
difabel
Kegiatan 2: - - - 10 10 1.960
2.1 Jumlah Donasi
bantuan permodalan dan kelompo Seluruh LAZISMU,
kelompok yang Masyarakat
peluang usaha bagi kaum k Indonesia MPS, MPM
dibantu (I - Tersedia)
difabel
- 980 -
1. 1 - - - 2 - 50
Kegiatan 1: Donasi
tersusunnya LAZISMU,
Workshop materi pelatihan buku masyarakat DKI Jakarta
modul pelatihan MEK, PTM
kewirausahaan (I - Tersedia)
kewirausahaan
INDIKATOR SDGs: 8.6.1* Persentase usia muda (15-24 tahun) yang sedang tidak sekolah, bekerja atau mengikuti pelatihan (NEET)
1.1 Lembaga
Mien R Uno
Kegiatan 1: Kerjasama dan Lembaga/organi implementor
Lembag Foundation
replikasi program dengan sasi lain yang - - 1 3 5 - (III - Belum Nasional
a dan lembaga
lembaga/institusi lain mereplikasi tersedia
implementor
program sumber)
1.1 Jumlah
Donor Mien R Uno
alumni program Orang - 291 318 341 371 Nasional
(I - Tersedia) Foundation
MRUF ENVOY
2.1 Bekerja
Lembaga
sama dengan
implementor
Kegiatan 2: Scale-Up lembaga lain Lembag Mien R Uno
- - 3 5 7 - (III - Belum Nasional
program yang a Foundation
tersedia
mendukung
sumber)
MRUF ADP
Program 3: Rancangan Pembangunan BUMDesa Berwatak Kewirausahaan Sosial Menuju Desa Maju Mandiri, (sama dengan indikator 8.9.1*)
1.1
Kab. Batang
Pendampingan
Unit - - 1 12 24 - - Jawa
Kegiatan 1: Penguatan Manajemen Yay. Bina
Tengah, Kab.
Kapasitas Pokdarwis untuk Kelompok Swadaya
Landa - Yayasan Bina
mengelola potensi wisata (III - Belum
Kalbar, Kab. Swadaya
1.2 Pelatihan tersedia
Mentawai -
(Pilot Project) Pengelolaan dan sumber)
Orang - - 30 240 480 - Sumbar,
pengembangan
Gorontalo,
Wisata
Sika,
- 984 -
PROGRAM 4: RANCANGAN PEMBANGUNAN BUMDESA BERWATAK KEWIRAUSAHAAN SOSIAL MENUJU DESA MAJU MANDIRI, (SAMA DENGAN INDIKATOR 8.9.1*)
2.2 Membangun - - - 68 -
atau
memperluas
Kegiatan 2: Peningkatan usaha yang
dan pengembangan bisnis sukses dan
berkelanjutan,
menciptakan Orang
lapangan kerja,
dan mendukung
pertumbuhan
ekonomi
Indonesia yang
inklusif
PROGRAM 6: PENGUATAN PENDIDIKAN LINK AND MATCH BAGI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH UNTUK MENYIAPKAN TENAGA TERAMPIL DAN BERJIWA
KEWIRAUSAHAAN UNTUK MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL.
Kegiatan 1: 1.1 - 20 20 20 20
Majelis
Meningkatkan pelaksanaan Meningkatnya
Pendidikan
Link and Match antara pelaksanaan Muhammadi
Dasar dan
SMK Muh dengan Dunia Link and Match sekolah 1.000 yah Nasional
Menengah PP
Usaha dan Dunia Industri antara SMK (I - Tersedia)
Muhammadiya
baik dalam maupun Luar Muh dengan
h
Negeri. DuDi
- 986 -
3.1 - 30 30 30 30
Terwujudnya
Kegiatan 3: Majelis
alih tehnologi
Melakukan alih tehnologi Pendidikan
dengan mitra di Muhammadi
dengan mitra di dalam dan Dasar dan
dalam dan luar sekolah 300 yah Nasional
luar negeri melalui Menengah PP
negeri dengan (I - Tersedia)
pembentukan Teaching Muhammadiya
membentuk
Industry h
Teaching
Industry.
DKI Jakarta,
1.1 pemuda Yayasan Plan
Jawa Barat
(laki-laki dan International
(Bekasi,
perempuan) Indonesia -
Depok,
Kegiatan 1 : Youth yang Mitra: Instansi
• Expected Tangerang),
Economic Empowerment menyelesaikan Sponsor dan Pemerintah
105.000 Jawa Tengah
Program (TVET dan Micro program dan Orang - - - 2.835 5.180 Donor (BLK, BBPLK)
•Existing (Semarang),
Enterpreneurship mendapatkan Internasional dan LSM
31.185 NTT
Development) pekerjaan (Bengkel
(Lembata,
penuh waktu APPeK,
Sikka,
atau mendirikan Kopernik,
Nagekeo,
usaha dengan PPSP Kupang)
TTS, TTU,
penghasilan per
Malaka,
- 987 -
PROGRAM 8: PEMBERDAYAAN / PENGUATAN ORANG MUDA DESA BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL
1.1 Jumlah -
Kelompok
Usaha Muda Komisi
Kegiatan 1 : Pelatihan Dana
Berbasis kelompo Pengembangan
Kewirausahaan Solidaritas wilayah
sumber daya k (20-50 - 0 0 50 100 Sosial
pemula/lanjutan para Umat Indonesia
lokal 1.2. orang) Ekonomi (PSE)
orang muda (I = Tersedia)
Proposal baru KWI.
akses dana
Modal Usaha
2.1 adanya -
Komisi
produk-produk
Kegiatan 2 : Workshop kelompo Pengembangan
unggulan wilayah
meningkatkan produk- k (20-50 - 0 0 100 200 (I = Tersedia) Sosial
daerah yang Indonesia
produk khas lokal orang) Ekonomi (PSE)
bernilai ekonomi
KWI.
tinggi
INDIKATOR SDGs: 8.7.1 Persentase dan jumlah anak usia 5-17 tahun, yang bekerja, dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur (dibedakan berdasarkan bentuk-
bentuk pekerjaan terburuk untuk anak)
Seluruh area
operasional
PT Nestle
1.1 Penerapan
Indonesia,
kebijakan tidak
Hasil PT Nestle termasuk di
memperkerjaka
audit Indonesia dalamnya
Kegiatan 1: No child labour n anak-anak di PT Nestle
internal - Pass Pass Pass Pass - (Tidak kantor pusat,
policy bawah usia di Indonesia
/ekstern memerlukan pabrik, pusat
seluruh lini
al pendanaan) distribusi
operasional
dan juga
bisnis
perwakilan
kantor
penjualan
- 990 -
INDIKATOR SDGs: 8.8.1 Tingkat frekuensi kecelakaan kerja fatal dan non-fatal, berdasarkan jenis kelamin, sektor pekerjaan dan status migran
INDIKATOR SDGs: 8.8.2 Peningkatan kepatuhan atas hak-hak pekerja (kebebasan berserikat dan perundingan kolektif) berdasarkan sumber tekstual ILO dan peraturan
perundang-undangan negara terkait
2.1 Jumlah
(III - Belum
buruh yang
orang - - - 100 100 - tersedia
menjadi peserta
sumber)
pelatihan
2.2 Jumlah
Kegiatan 2: Pelatihan Jambi,
pemimpin
buruh untuk peningatan (III - Belum Jabar,
buruh yang KSBSI
kapasitas pemimpin orang - - - 300 400 - tersedia Sumut,
terimbas/mener
perempuan sumber) Banten
ima manfaat
pemahaman
PROGRAM 2: PENINGKATAN KAPASITAS NEGOSIASI DAN PENGORGANISASIAN (JAMINAN SOSIAL DAN KEBEBASAN BERSERIKAT DAN BERUNDING)
1.1 Terciptanya
Kegiatan 1: Pelatihan Banten,
budaya sosial
peningkatan kapasitas (III - Belum Jawa Timur,
dialog di tempat
sosial dialog (pembuatan - - - 60 60 60 - tersedia Batam, DKI KSBSI
kerja (melalui
Perjanjian Kerja Bersama sumber) Jakarta,
lembaga
/PKB) Kalimantan
bipartit)
Barat,
- 993 -
1.4 Jumlah
buruh yang (III - Belum
dikover dalam - - - 50000 50000 50000 - tersedia
Perjanjian Kerja sumber)
Bersama
1.1 Jumlah
buruh yang
orang - - - 100 100 -
menjadi peserta
pelatihan
1.2 Jumlah
Kegiatan 1: Pelatihan Jambi,
pemimpin (III - Belum
buruh untuk peningatan Jabar,
buruh yang tersedia KSBSI
kapasitas pemimpin orang - - - 300 400 - Sumut,
terimbas/mener sumber)
perempuan Banten
ima manfaat
pemahaman
1.3 Jumlah
negosiator orang - - - 40 50 -
perempuan
3.1 Jumlah
pengurus yang
(III - Belum
dilatih dalam
- - - - - - - tersedia Sumut,
penyelesaian
sumber) Jabar,
hubungan
Kalbar,
Kegiatan 3: Pelatihan industrial
Maluku, KSBSI
paralegal
Sumsel,
3.2 Jumlah - - - - - -
Bantne, DKI
perselisihan (III - Belum
Jakarta
hubungan - tersedia
industrial yang sumber)
terselesaikan
PROGRAM 4: PENINGKATAN KAPASITAS NEGOSIASI DAN PENGORGANISASIAN (KEBEBASAN BERSERIKAT DAN BERUNDING)
1.1 Terciptanya 60 60 60 -
Banten,
budaya sosial
(III - Belum Jawa Timur,
dialog di tempat
- - - tersedia Batam, DKI
Kegiatan 1: Pelatihan kerja (melalui
sumber) Jakarta,
peningkatan kapasitas lembaga
Kalimantan
sosial dialog (pembuatan bipartit) KSBSI
Barat,
Perjanjian Kerja Bersama
Kalimantan
/PKB) 1.2 Jumlah 10 10 10 -
(III - Belum Tengah,
Perjanjian
- - - tersedia Riau, Jambi,
Bersama yang
sumber) Jawa Barat,
dihasilkan
Sulawesi
- 997 -
PROGRAM 5: PENINGKATAN JUMLAH PUK DAN KEANGGOTAAN SP/SB BAGI PEKERJA SERTA PENINGKATAN JUMLAH PKB MELALUI SOSIALISASI OLEH SP/SB
- 999 -
- Filantropi /
Jakarta dan
1.2 Konfirmasi Lainnya
Kegiatan 1: Pelaksanaan Daerah
Peserta Orang - N/A 4.760 4.760 4.760 (III - Belum KSPSI-R
Program Sosialisasi Tingkat
Sosialisasi tersedia
Provinsi
sumber)
- Filantropi /
1.3 Realisasi Jakarta dan
Lainnya
Pelaksanaan Daerah
Event - N/A 136 136 6.800 (III - Belum KSPSI-R
Event Tingkat
tersedia
Sosialisasi Provinsi
sumber)
- Filantropi /
Jakarta dan
Lainnya
Daerah
2.1 Monitoring Event - N/A 136 136 2.720 (III - Belum KSPSI-R
Tingkat
tersedia
Provinsi
sumber)
Kegiatan 2: Monitoring dan
Evaluasi
- Filantropi /
Jakarta dan
Lainnya
Daerah
2.2 Evaluasi Event - N/A 4 4 2.720 (III - Belum KSPSI-R
Tingkat
tersedia
Provinsi
sumber)
- 1000 -
- Filantropi /
Lainnya
3.2 Pencetakan
Kegiatan 3: Pelaporan Paket - N/A 4 4 200 (III - Belum Jakarta KSPSI-R
Laporan
tersedia
sumber)
- Filantropi /
Lainnya
3.3 Dsitribusi
Paket - N/A 4 4 200 (III - Belum Jakarta KSPSI-R
Laporan
tersedia
sumber)
PROGRAM 1: RANCANGAN PEMBANGUNAN BUMDESA BERWATAK KEWIRAUSAHAAN SOSIAL MENUJU DESA MAJU MANDIRI, KAB. BATANG, PROP. JATENG
1.1
Pendampingan
Kegiatan 1: Penguatan Unit - - 1 - - -
Manajemen Yay. Bina
Kapasitas Pokdarwis untuk
Kelompok Swadaya Kab. Batang
mengelola potensi wisata Yayasan Bina
(III - Belum - Jawa
Sikembang dan Sibiting, Swadaya
1.2 Pelatihan tersedia Tengah
Desa Kembang Langit, Kec.
Pengelolaan dan sumber)
Blado Orang - - 30 - - -
pengembangan
Wisata
- 1001 -
INDIKATOR SDGs: 8.10.1* Jumlah kantor bank dan ATM per 100.000 penduduk dewasa
Kabupaten
Tanggamus
1.1 Jumlah
Kegiatan 1: Program The PT Nestle dan
petani yang USD PT Nestle
NESCAFE Plan untuk Indonesia; Kabupaten
memiliki - - 6.000 9.000 12.000 15.000 5.000.000.00 Indonesia;
pengembangan pertanian BTPN Lampung
rekening 0 BTPN
kopi rakyat (I - Tersedia) Barat,
(akumulatif)
Provinsi
Lampung
INDIKATOR SDGs: 8.10.2 Proporsi kepemilikan rekening bank orang dewasa (18 tahun dan lebih) atau lembaga keuangan lain atau dengan pelayanan jasa keuangan bergerak
Kabupaten
Tanggamus
1.1 Jumlah
Kegiatan 1: Program The PT Nestle dan
petani yang USD PT Nestle
NESCAFE Plan untuk Indonesia; Kabupaten
memiliki - - 6.000 9.000 12.000 15.000 5.000.000.00 Indonesia;
pengembangan pertanian BTPN Lampung
rekening 0 BTPN
kopi rakyat (I - Tersedia) Barat,
(akumulatif)
Provinsi
Lampung
- 1002 -
1.2 Jumlah
DKI Jakarta LPBI NU Pusat
Kabupaten yang kabupat
- 27 27 27 27 BNI 46 & Jawa - BSN LPBI NU
mendapatkan en
Timur dan BNI 46
pelatihan
1.3 Jumlah
Pesantren, 25.000
DKI Jakarta LPBI NU Pusat
sekolah dan (Biaya
Kegiatan 1: Pelatihan lembaga - 375 375 375 375 BNI 46 & Jawa - BSN LPBI NU
komunitas yang Program
Manajemen Bank Sampah Timur dan BNI 46
mendapatkan dengan
Berbasis Perbankan
sosialisasi berbagai
kegiatan)
1.4 Jumlah
Nasabah yang
mendapatkan
Tabungan &
DKI Jakarta LPBI NU Pusat
ATM BNI
orang - 50 50 50 50 BNI 46 & Jawa - BSN LPBI NU
berbasis
Timur dan BNI 46
tabungan
sampah di
masing-masing
bank sampah
2.1. jumlah
training for
mitra:
facillitators
aktivitas - 3 0 6 6 Pegadaian,
literasi finansial
OJK, CSR
untuk keluarga
Kegiatan 2: Training for 2016: 3 prop,
NU
Facilitators Literasi 750 2018: 6 prop, LKK NU
Finansial untuk Keluarga 2019: 6 prop
2.2. jumlah
fasilitator
literasi finansial orang - 135 0 240 240 -
untuk keluarga
NU
dana
mandiri,
3.1. jumlah 2016: 6 kota
CSR,
workshop 2017: 12
kegiatan - 6 32 56 100 pegadaian,
Kegiatan 3: Workshop literasi finansial kota,
financial
Literasi Finansial untuk untuk keluarga 3.880 2018: 20 LKK NU
institutions,
Keluarga kota,
OJK
2019: 24
kota
3.2. jumlah
orang - 360 1600 2800 5000 -
peserta
workshop
- 1004 -
dana
4.1. jumlah
mandiri,
Kegiatan 4: Pendalaman kegiatan 2016: 3 kota,
CSR,
Materi Investasi untuk pendalaman kegiataa 2017: 2 kota,
- 3 2 5 10 400 pegadaian, LKK NU
Keluarga (instrumen materi literasi n 2018: 3 kota,
financial
investasi, investasi bodong) finansial untuk 2019: 5 kota
institutions,
keluarga
OJK
INDIKATOR SDGs: 9.1.2 Jumlah Penumpang dan Volume Pengangkutan, menurut Jenis Transportasi
PROGRAM 1: MELAKUKAN PENELITIAN MENGENAI KEBUTUHAN TERKAIT SISTEM TRANSPORTASI PUBLIK DAN AKSESIBILITAS RUANG PUBLIK
1.1 Banyaknya OHANA,
DI
transportasi PERDIK,
Jumlah - - - 10 - 100 Yogyakarta,
publik yang YOUNG
Jawa Tengah
Kegiatan 1: Pendataan aksesibel VOICE,
transportasi publik yang (III - Belum
aksesibel untuk DPO ( 1.2 Banyaknya tersedia
Difabel People kabupaten/kota sumber)
Jawa Timur, PLD
Organization) yang Kabupat
- - - 5 - - Makassar, Universitas
transportasi en/Kota
Aceh Brawijaya
publik yang
aksesibel
2.1 Jumlah
OHANA,
Kegiatan 2 : Audiensi dan Provinsi yang (III - Belum DI
SKPD PERDIK,
dialogue dengan Pemda melaksanakan - - - 5 - 15 tersedia Yogyakarta,
Provinsi YOUNG
Propinsi di Indonesia audiensi dan sumber) Jawa Tengah
VOICE,
sebagai best practice dari dialog
- 1006 -
INDIKATOR SDGs: 9.4.1* Rasio emisi CO2/Emisi Gas Rumah Kaca dengan nilai tambah sektor industri manufaktur
Kegiatan 1: Melakukan
PT.
sampling kualitas udara 1.1 Jumlah
Sucofindo
menggunakan metode uji certificate of Laporan - 2.217 2.351 3.000 3.500 160.000 Nasional PT Sucofindo
(Persero)
emisi untuk melihat kadar analysis
(I = Tersedia)
gas rumah kaca
INDIKATOR SDGs: 9.3.2* Proporsi Industri Kecil dengan Pinjaman atau Kredit
III- Belum
Kegiatan 1 : Layanan 1.1 Jumlah unit Nasional =
unit 150 - - 20 20 200 tersedia Muslimat NU
Koperasi Muslimat NU koperasi 34 provinsi
sumber
Dharma
Wanita
Persatuan
2.1 Jumlah Pusat dan
koperasi yang Dharma
Unit 2 (2017) 2 - - PM Swadaya Nasional
berbadan Wanita
hukum Persatuan
Instansi
Pemerintah
Kegiatan 2 : Mendorong Pra
Pusat
Koperasi DWP menjadi
koperasi yang berbadan
Dharma
hukum
Wanita
Persatuan
2.2 Jumlah Pusat dan
koperasi yang Dharma
Unit 4 (2017) 4 - - PM Swadaya Nasional
belum berbadan Wanita
hukum Persatuan
Instansi
Pemerintah
Pusat
INDIKATOR SDGs: 9.4.1.(a) Persentase perubahan emisi CO2/Emisi Gas Rumah Kaca
- 1008 -
Kegiatan 1: Melakukan
PT.
sampling kualitas udara 1.1 Jumlah
Sucofindo PT. Sucofindo
menggunakan metode uji certificate of Laporan - 2.217 2.351 3.000 3.500 160.000 Nasional
(Persero) (Persero)
emisi untuk melihat kadar analysis
(I = Tersedia)
gas rumah kaca
Laporan
PT.
Kegiatan 1: Green building, dan
1.1 Laporan Sucofindo PT. Sucofindo
green industry, green port, kadar - 0 0 4 10 2.000.000 Nasional
konsultasi (Persero) (Persero)
eco industry park emisi
(I = Tersedia)
(ppm)
PROGRAM 1: MENGEMBANGKAN SISTEM MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN YANG DINAMIS, PRODUKTIF DAN BERDAYA SAING DALAM MENINGKATKAN KUALITAS CATUR
DHARMA
Kegiatan 1: Membentuk
centre of excellence dalam Muhammadi
1.1 Jumlah Lembag PTM dan
bidang ilmu pengetahuan - - 5 8 10 yah Nasional
Pusat Kajian a 1.300 Majelis
dan teknologi di PTM (I - Tersedia)
unggulan.
INDIKATOR SDGs: 9.5.2 Jumlah peneliti (ekuivalen penuh waktu) per satu juta penduduk
PROGRAM 1: MENGEMBANGKAN SISTEM MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN YANG DINAMIS, PRODUKTIF DAN BERDAYA SAING DALAM MENINGKATKAN KUALITAS CATUR
DHARMA
- 1009 -
Kegiatan 2: Meningkatkan
Perguruan
kualitas penelitian melalui Muhammadi
2.1 Jumlah Tinggi
hibah bersaing antar dosen Orang - - 50 100 150 3.000 yah Nasional
Dosen Muhammadiya
Perguruan Tinggi (I - Tersedia)
h dan Majelis
Muhammadiyah
1.1
Peningkatkan
dan Worksh
Kegiatan 1 : Pengembangan LP. Ma'arif Lembaga
menyempurnak op
kurikulum, berbasis NU (III-belum Pendidikan
an kurikulum (FGD) - - 3 8 12 1.000 Nasional
Penguatan Pendidikan tersedia Ma`arif NU
berbasis /Kegiata
Karakter sumber) Pusat
Pengutan n
Pendidikan
Karakter
2.1 Membangun
data base Lembaga
Kegiatan 2 : Pendataan LP. Ma'arif
Satuan Pendidikan
Satuan Pendidikan NU (III-belum semua
Pendidikan di Kegiatan - 2 5 15 19 1.000 Ma`arif NU
(Sekolah dan Madrasah tersedia wilayah;
lingkungan LP Pusat/
Ma'arif NU) sumber)
Ma'arif NU yang Wilayah
berbasis IT
- 1010 -
4.1
Meningkatkan
kemampuan
LP. Ma'arif Lembaga
dan hasil
Kegiatan 4 : Penelitian NU (III-belum Pendidikan
Penelitian dalam Kegiatan - 1 1 3 5 750 Nasional
pengembangan pendidikan; tersedia Ma`arif NU
Pengembangan
sumber) Pusat
Pendidikan
berbasis ke NU
an
1.3 Jumlah
Perpustakaan
Daerah di
Perpust
tingkat Desa
akaan
bertansformasi 84 149 347 - -
Mitra
menjadi pusat
(Desa)
belajar
masyarakat
berbasis ICT
1.4 Jumlah
pengunjung
2.360.0 4.340.0
perpustakaan Orang 6.980.000 - -
00 00
memanfaatkan
sarana/program
1.5 Jumlah
fasilitas ICT
Paket
terpasang di
komput 8.312 451 1.496 - -
perpustakaan
er
mitra
PEPRUSERU
1.1 Jumlah
Dana Zakat
masyarakat
Kegiatan 1: Memberikan Infaq Dompet
miskin yang Jiwa 23.011 26.086 29.280 35.093 40.000 41.645 34 Provinsi
layanan langsung mustahik Sedekah Dhuafa
dibantu secara
(I - Tersedia)
langsung
Kegiatan 1: Menyalurkan
1.1 Jumlah Donasi Lazismu,
bantuan paket hari raya Seluruh
bantuan yang Paket - 28.000 30.000 32.000 34.000 24.800 Masyarakat Komunitas,
Idul Fitri kepada Indonesia
didistribusikan (I - Tersedia) ORTOM
masyarakat miskin
Baznas Pusat;
1.1 Jumlah Baznas
Dana ZIS
Rumah Tangga Provinsi dan
(Zakat, Infaq
Kegiatan 1: yang 277.00 Nasional = Kab/Kota dan
Jiwa - - 277.000 277.000 10.040.625 dan
Bantuan Modal Usaha mendapatkan 0 34 Provinsi Laznas
Sadaqah) (I=
modal bantuan (Lembaga Amil
Tersedia)
usaha Zakat
Nasional)
PROGRAM 1:
1.1 Adanya
rekomendasi/us Pemerintah
ulan kebijakan Kerajaan
Kegiatan 1: Membangun
melawan Belanda
dan Memfasilitasi Forum
ekstrimisme melalui
Dialog antar politisi muda
dari proses Rekome Netherland
lintas partai di DPR RI - - - 4 - 230.000.000 Jakarta Kemitraan
dialog reguler ndasi Institute for
untuk membahas isu dan
Forum Multiparty
agenda nasional melawan
INSPIRASI Democracy
ekstrimisme
politisi muda (NIMD)
lintas partai (I - Tersedia)
DPR RI
- 1016 -
3.1 Jumlah
politisi muda Pemerintah
Kegiatan 3: Melakukan lintas partai Kerajaan
pelatihan tentang DPRI, Belanda
penyusunan usulan perwakilan DPP melalui
kebijakan berbasis bukti partai dan Netherland
Orang - - - 40 - 143.000.000 Jakarta Kemitraan
bagi anggota DPR RI muda tenaga ahli Institute for
lintas partai, perwakilan fraksi yang Multiparty
dari DPP Partai dan Tenaga dilatih tentang Democracy
Ahli Partai penyusunan (NIMD)
kebijakan (I - Tersedia)
berbasis bukti
- 1017 -
Pemerintah
Kerajaan
Kegiatan 5: Melakukan
5.1 Jumlah riset Belanda
riset pendalaman atas isu
yang dilakukan melalui
yang disepakati untuk
terkait isu-isu Netherland
dibahas di dalam Forum Laporan - - - 6 - 141.000.000 Jakarta Kemitraan
yang berkaitan Institute for
Dialog lintas partai terkait
dengan Multiparty
upaya melawan
ekstrimisme Democracy
ekstrimisme
(NIMD)
(I - Tersedia)
INDIKATOR SDGs: 10.3.1.(b) Jumlah penanganan pengaduan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
PROGRAM 1:
- 1018 -
Riau, Sumut,
Kegiatan 2: Advokasi
Banten,
terhadap pengurus SB yang 2.1. Indikator (III - Belum
Jatim, DKI
dilaporkan pihak kegiatan: Kasus Kasus - - - 10 15 - tersedia
Jakarta,
perusahaan karena yang diadvokasi sumber)
Kalbar,
berserikat
Jabar
PROGRAM 2: ADANYA PIJAKAN KOKOH MENUJU AKSES DAN KENDALI BAGI PEMENUHAN HAK-HAK ASASI KORBAN DAN PEJUANG TERKAIT PELANGGARAN HAM
INDIKATOR SDGs: 10.3.1.(d) Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 bulan lalu berdasarkan pelarangan diskriminasi menurut hukum HAM Internasional
PROGRAM 1: ADANYA PIJAKAN KOKOH MENUJU AKSES DAN KENDALI BAGI PEMENUHAN HAK-HAK ASASI KORBAN & PEJUANG TERKAIT PELANGGARAN HAM
- 1022 -
PROGRAM 3: MEMPROMOSIKAN SEKTOR BISNIS YANG AKUNTABEL MELALUI PEMAJUAN PENERAPAN UNITED NATIONS GUIDING PRINCIPLES (UNGP) TENTANG BISNIS DAN
HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA.
1.1 Indikator
Uni Eropa DKI Jakarta, Indonesia
Kegiatan:
IDR (EU-EIDHR) Sumatera Global
Kegiatan 1: Dialog Multi- Peningkatan Jumlah
- 200 300 400 100 1,175,564,26 & Oxfam GB Utara, Compact
pihak pemahaman Peserta
2 di Indonesia Kalimantan Network
terkait konsep
(I - Tersedia) Barat (IGCN),
Bisnis dan HAM
OXFAM GB di
- 1023 -
2.1 Indikator
Jumlah
Kegiatan : 30
Peserta
Kegiatan 2: Pelatihan Partisipasi Pesert
Karyawa
Bisnis dan HAM pada Karyawan - - - a - DKI Jakarta
n
Sektor Bisnis Perusahaan Karya
Pelatiha
dalam kegiatan wan
n
pelatihan
3.1 Indikator
Kegiatan :
Peningkatan
Kegiatan 3: Helpdesk Bisnis
Jumlah Orang
dan HAM untuk sektor Orang - - - 20 20 DKI Jakarta
yang
bisnis
Mengunjungi
Website/Call
Center
PROGRAM 4: MEMPROMOSIKAN DAN PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
- 1024 -
INDIKATOR SDGs: 10.4.1.(b) Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan
PROGRAM 1:
- 1025 -
INDIKATOR SDGs: 10.7.1 Proporsi biaya rekrutmen yang ditanggung pekerja terhadap pendapatan tahunan di negara tujuan
PROGRAM 1:
Nasional,
1.1 Jumlah Sulut, Jabar,
buruh migran Sumsel,
dan pengurus Papua,
Orang - - - 40 40 -
SB menjadi Sumut,
(III - Belum
Kegiatan 1: Workshop peserta Sulteng,
tersedia KSBI
perlindungan buruh migran workshop Banten,
sumber)
Jatim, Riau
Organis Seluruh
1.2 - - - 30 30 -
asi Indonesia
Terbentuknya
- 1027 -
Jogjakarta,
1.3 Penyusunan Banten, DKI
Unit - - - 2 2 -
Policy Paper Jakarta,
Jabar
2.1 Tersedianya
form survey
unit - - - 1 1 -
online dan
offline
Jabar,
2.2 Jumlah (III - Belum
Kegiatan 2: Review "Agency Jateng,
buruh migran tersedia
Rekrutmen" orang - - - 500 500 - Jatim, DKI
yang melakukan sumber)
Jakarta
review
2.3 Tersedianya
data review di orang - - - 500 500 -
website
3.1 Pencetakan
lembar - - - 5.000 0 -
leaflet
Jabar,
Kegiatan 3: Kampanye (III - Belum
3.2 Jumlah Jateng,
terhadap penggunaan tersedia
buruh migran Jatim, DKI
website sumber)
yang orang - - - 500 500 - Jakarta
mengetahui
website
- 1028 -
4.1. Pencetakan
lembar - - - 4.000 4.000 -
leaflet
4.2 Buruh
Kalbar, NTB,
migran menjadi orang - - - 1.000 1.000 -
Sulteng,
Kegiatan 4: Kampanye peserta BPJS TK (III - Belum
Jateng,
Jaminan sosial untuk tersedia
Jatim,
buruh migran 4.3. Buruh sumber)
Lampung,
migran dan
DKI Jakarta
keluarga
orang - - - 10 100 -
menerima
manfaat BPJS
TK
5.1. Cetakan
unit - - - 1.000 0 - Kalbar, NTB,
booklet
Sulteng,
(III - Belum
Kegiatan 5: Kampanye UU Jateng,
5.2. Buruh tersedia
PPMI Jatim,
migran sumber)
orang - - - 100 100 - Lampung,
mengetahui
DKI Jakarta
adanya UU baru
INDIKATOR SDGs: 10.7.2 Jumlah negara yang mengimplementasikan kebijakan migran yang baik
Kegiatan 1: Menyediakan
1.1 Jumlah Donasi LAZISMU,
tempat penampungan
penampungan Kegiatan - - - 1 1 200 Masyarakat DKI Jakarta MIGRANT
sementara bagi TKI yang
yang disediakan (I - Tersedia) CARE, UNIMIG
terkena masalah/kasus
Kegiatan 2: Memberikan
pendampingan dan 2.1 Jumlah Donasi LAZISMU,
Seluruh
bantuan hukum bagi TKI kasus yang Kasus - - - 20 20 80 Masyarakat MIGRANT
Indonesia
yang terkena ditangani (I - Tersedia) CARE, UNIMIG
masalah/kasus
Kegiatan 3: Mendorong
penerbitan peraturan 3.1 Jumlah Donasi Timor LAZISMU,
pemerintah tentang desa yang Desa - - - 5 5 400 Masyarakat Tengah MIGRANT
perlindungan terhadap didorong (I - Tersedia) Selatan, CARE
buruh migran Nusa
- 1030 -
INDIKATOR SDGs: 10.7.2.(a) Jumlah dokumen kerjasama ketenagakerjaan dan perlindungan pekerja migran antara negara RI dengan negara tujuan penempatan
INDIKATOR SDGs: 10.7.2.(b) Jumlah fasilitasi pelayanan penempatan TKLN berdasarkan okupasi
Kegiatan 1: Menyediakan
1.1 Jumlah Donasi LAZISMU,
tempat penampungan
penampungan Kegiatan - - - 1 1 200 Masyarakat DKI Jakarta MIGRANT
sementara bagi TKI yang
yang disediakan (I - Tersedia) CARE, UNIMIG
terkena masalah/kasus
Kegiatan 2: Memberikan
pendampingan dan 2.1 Jumlah Donasi LAZISMU,
Seluruh
bantuan hukum bagi TKI kasus yang Kasus - - - 20 20 80 Masyarakat MIGRANT
Indonesia
yang terkena ditangani (I - Tersedia) CARE, UNIMIG
masalah/kasus
Timor
Kegiatan 3: Mendorong
Tengah
penerbitan peraturan 3.1 Jumlah Donasi LAZISMU,
Selatan,
pemerintah tentang desa yang Desa - - - 5 5 400 Masyarakat MIGRANT
Nusa
perlindungan terhadap didorong (I - Tersedia) CARE
Tenggara
buruh migran
Timur
TUJUAN 17
INDIKATOR 17.6.1. (a) Jumlah kegiatan saling berbagi pengetahuan dalam kerangka Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular;
INDIKATOR 17.9.1. (a) Jumlah indikasi pendanaan untuk pembangunan kapasitas dalam kerangka KSST Indonesia.
- 1031 -
1.2 Jumlah
Mahasiswa dari
Kegiatan 1:
Negara DIPA
Meningkatnya kegiatan Universitas
Berkembang Orang - - 7 10 14 Universitas Malang
pendidikan gelar dan non Brawijaya
Penerima (I - Tersedia)
gelar bagi mahasiswa dari
Beasiswa di
negara-negara berkembang
Unibraw 1.674
(negara Selatan)
1.3 Jumlah
lulusan dari DIPA
Universitas
negara Selatan Orang - - N/A 2 5 Universitas Malang
Brawijaya
yang menempuh (I - Tersedia)
studi di Unibraw
Avanza
Kegiatan 2: Project,
Meningkatnya kegiatan USAID Timor
pelatihan peningkatan Leste;
kapasitas (capacity 2.2 Jumlah Kementerian
3.407
building) oleh Universitas kegiatan Pertanian
Brawijaya bagi negara- pelatihan yang dan
Universitas
negara berkembang (negara didampingi oleh Kegiatan - - 2 4 6 Perikanan Malang
Brawijaya
Selatan) universitas di (MAP) Timor
negara Leste &
berkembang European
Union
(CAMOES
dan GIZ)
(I - Tersedia)
2.3 Jumlah
Peserta MAP Timor
Universitas
pelatihan yang Orang - - 33 50 70 Leste Malang
Brawijaya
diselenggarakan (I - Tersedia)
Universitas
- 1033 -
Negara
particip
3.1 Jumlah ant
kegiatan Politeknik
(Peserta
pelatihan yang JICA Elektronika
+ Modul - - 13 16 18 2.208 Surabaya
diselenggarakan (I - Tersedia) Negeri
Praktiku
Politeknik Surabaya
m+
Elektronika Akomod
Kegiatan 3: Negeri Surabaya asi)
Meningkatkan kegiatan bagi peserta dari
pelatihan peningkatan negara
Honor DIPA Politeknik
keterampilan (capacity berkembang
dan Universitas Elektronika
building) oleh Politeknik (Selatan) TCT - - 13 16 18 954,1 Surabaya
Sewa (Setneg) Negeri
Elektronika Negeri
Ruang (I - Tersedia) Surabaya
Surabaya bagi negara-
negara berkembang (negara
Selatan) Politeknik
Orang
3.2 Jumlah Elektronika
(Incomin - - 4 4 5 162,5 Surabaya
Peserta APBN dan Negeri
g)
Pelatihan yang Hibah Luar Surabaya
diselenggarakan Negeri dari
Politeknik JASO Politeknik
Orang
Elektronika (I - Tersedia) Elektronika
(Outgoin - - 10 15 20 2.250 Surabaya
Negeri Surabaya Negeri
g)
dari Negara Surabaya
- 1034 -
1.1 Jumlah
factory visit dari Kunjung CV. Karya
Kegiatan 1: - - 1 - - PM (I - Tersedia) Yogyakarta
negara anggota an Hidup Sentosa
Mengundang negara untuk
Colombo Plan
melakukan kunjungan ke
perusahaan (Factory Visit)
1.2 Jumlah
KHS Kunjung CV. Karya
factory visit dari - - 1 1 1 PM (I - Tersedia) Yogyakarta
an Hidup Sentosa
negara lain
2.1 Jumlah
Workshop dan
Kegiatan 2:
Pelatihan Training
Workshop dan Pelatihan CV. Karya
Mekanisasi /pelatih - - 1 - - PM (I - Tersedia) Tanzania
Mekanisasi Pertanian Hidup Sentosa
Pertanian an
Negara-Negara Afrika
Negara-Negara
Afrika
3.1 Jumlah
Workshop dan
Kegiatan 3:
Pelatian
Workshop dan Pelatian
Operasional Training
Operasional Penggunaan CV. Karya
Penggunaan /pelatih - - - 1 1 PM (I - Tersedia) Tentatif
Alat Mekanisasi Pertanian Hidup Sentosa
Alat Mekanisasi an
dengan negara anggota
Pertanian
KSST
dengan negara
anggota KSST
- 1035 -
5.1 Jumlah
Pelatihan
Kegiatan 5:
Maintenance Training
Pelatihan Maintenance dan CV. Karya
dan /pelatih - - 1 - - PM (I - Tersedia) Yogyakarta
Troubleshooting Alat dan Hidup Sentosa
Troubleshooting an
Mesin Pertanian
Alat dan Mesin
Pertanian
6.1 Jumlah
Capacity
Kegiatan 6: Building dalam
Capacity Building dalam Maintenance
Seminar
Maintenance dan dan CV. Karya
Capacity - - - 1 1 PM (I - Tersedia) Tentatif
Troubleshooting Alat dan Troubleshooting Hidup Sentosa
Building
Mesin Pertanian untuk Alat dan Mesin
negara anggota KSST Pertanian untuk
negara anggota
KSST
7.1 Jumlah
Pendampingan
Kegiatan 7:
dalam Training
Pendampingan dalam CV. Karya
Implementasi /pelatih - - - 1 1 PM (I - Tersedia) Timor Leste
Implementasi Penggunaan Hidup Sentosa
Penggunaan an
Alat dan Mesin Pertanian
Alat dan Mesin
Pertanian
- 1036 -
Kegiatan 1: Donasi
1.1 Jumlah
Mengirimkan bantuan Publik dan Somalia dan Aksi Cepat
Pengiriman Kapal - - 1 - - PM
beras ke daerah konflik dana CSR Bangladesh Tanggap
Kapal bantuan
dengan kapal. (I - Tersedia)
1.1 Jumlah
kesepakatan
kerjasama dan
program- LKSFI-
program di UHAMKA
Persenta 10 LKSFI-
bidang sains - - 60 80 1.000 dan PP ASIA
se (%) (2017) UHAMKA
dan/atau LAZISMU
teknologi antar (I - Tersedia)
Kegiatan 1: negara menurut
Mitra Ekonomi dan tipe
Teknologi kerjasamanya.
1.2 Bagian
negara LKSFI-
berkembang dan UHAMKA
Persenta 10 LKSFI-
kurang - - 20 45 800 dan PP ASIA
se (%) (2017) UHAMKA
berkembang LAZISMU
pada ekspor (I - Tersedia)
global.
PROGRAM 5
- 1037 -
PROGRAM 6: ADVOKASI SISTEM LAYANAN DAN TRAINING KURSI RODA (EXCHANGE WHEELCHAIR TECHNOLOGY)
1.1 Jumlah
Orang - - 10 10 -
peserta
DFAT,
Kegiatan 1:
Wilayah AUD 56300 USCID, APL Yogyakarta OHANA
Seating Clinic
1.2 Jangkauan Kabupat (I - Tersedia)
- - 10 3 -
wilayah en/
Kota
2.1 Jumlah
Orang - - N/A 15 -
Kegiatan 2: peserta German
Training Kursi Roda dan 350 Embassy Vietnam OHANA
CRPD 2.2 Jumlah Dokume (I - Tersedia)
- - N/A 1 -
dokumen n
- 1038 -
2.1
Terselenggarany
a Program
magang luar
Kegiatan 2:
negeri tingkat
Menyelenggarakan Program
ASEAN dan
magang luar negeri tingkat
CHINA melalui
ASEAN dan CHINA melalui
SEAMEO atau Majelis
SEAMEO atau ACC (Asean
ACC (Asean Pendidikan
China Centre) pengiriman Muhammadi
China Centre) Dasar dan
alumni untuk sekolah di Orang 20 20 20 20 20 200 yah Nasional
dan pengiriman Menengah PP
luar negeri melalui (I - Tersedia)
alumni untuk Muhammadiya
kerjasama dgn lembaga
sekolah di luar h
internasional ACC, KOIKA,
negeri melalui
JICA, ICC dst, dan
lembaga
mendatangkan peserta
internasional
didik dari luar negeri
ACC, KOIKA,
JICA, ICC dst.
Terselenggarany
a pengiriman
- 1039 -
Terdapat
peserta didik
dari luar negeri
yang belajar di
sekolah-sekolah
Muhammadiyah
PROGRAM 8: PENGUATAN PENDIDIKAN LINK AND MATCH BAGI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH UNTUK MENYIAPKAN TENAGA TERAMPIL DAN BERJIWA
KEWIRAUSAHAAN UNTUK MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL.
1.1
Terwujudnya
Kegiatan 1: Majelis
alih tehnologi
Melakukan alih tehnologi Pendidikan
dengan mitra di Muhammadi
dengan mitra di dalam dan Dasar dan
dalam dan luar Sekolah 5 30 30 30 30 300 yah Nasional
luar negeri melalui Menengah PP
negeri dengan (I - Tersedia)
pembentukan Teaching Muhammadiya
membentuk
Industry h
Teaching
Industry.
1.1 Perluasan
Sudah Swadaya dan
dan kemudahan
ada Kerjasama
Kegiatan 1: akses pustaka 500 500 500 500 LAKPESDAM
Koleksi 1000 PM dengan Nasional
Digitalisasi Perpustakaan dan literasi koleksi koleksi koleksi koleksi PBNU
koleksi Swasta
dengan
digital. (I - Tersedia)
teknologi digital
2.1 Ada
sejumlah konten
Kegiatan 2: media
Penambahan Media pembelajaran 40 40 40 Swadaya LAKPESDAM
Koleksi - 40 koleksi PM Nasional
Pembelajaran Masyarakat masyarakat, koleksi koleksi koleksi (I - Tersedia) PBNU
melalui Media Sosial dalam bentuk
artikel, film
pendek,
infografik, reviev
- 1041 -
Kegiatan 1:
Memberikan konsultasi
Biaya PT
kepada pemangku 1.1 Laporan Seluruh
Laporan - 6 7 15 20 4.000 Operasional SUCOFINDO
kepentingan terkait dengan Konsultasi Indonesia
(I - Tersedia) (Persero)
subsidi ekspor pertanian
dan kebijakan perdagangan
INDIKATOR 17.16.1. Jumlah negara yang melaporkan perkembangan kerangka kerja monitoring efektivitas pembangunan multi-stakeholders yang mendukung pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan.
(INDIKATOR GLOBAL YANG AKAN DIKEMBANGKAN)
PROGRAM 1: PENINGKATAN KUALITAS KERJA SAMA GLOBAL UNTUK MEMBANGUN SALING PENGERTIAN ANTARPERADABAN, DAN PERDAMAIAN DUNIA, DAN MENGATASI
MASALAH-MASALAH GLOBAL YANG MENGANCAM UMAT MANUSIA.
- 1042 -
1.1 Membangun
kemitraan global Filantropi
dalam Indonesia dan
mendorong lembaga-
Ford
Kegiatan 1: keterlibatan dan lembaga
Negara 2015 - 4 8 10 PM Foundation International
SDG Philanthropy Platform kontribusi filantropi yang
(I - Tersedia)
sektor Filantropi menjadi
dalam anggota dan
pencapaian jaringannya
SDGs
INDIKATOR 17.17.1. Jumlah komitmen untuk kemitraan publik-swasta dan masyarakat sipil (dalam US dollars). (INDIKATOR GLOBAL YANG MEMILIKI PROKSI DAN AKAN
DIKEMBANGKAN)
Pemetaa
n
inisiatif
Pemerin
Kegiatan 2:
tah,
Memetakan setiap inisatif 2.1 Ketersediaan
Persenta Swasta, 10% - 25%- Donor
pembangunan berdasarkan data yang - >60% 150 Nasional CISDI
se (%) Organis 20% 55% (I - Tersedia)
goals SDGs dalam platform berkualitas
asi
Peta Kemitraan
Masyara
kat Sipil
dan
Pemuda
- 1045 -
Pemetaa
n
inisiatif
Kegiatan 4:
4.1 Akses Pemerin
Mengadakan diskusi publik
masyarakat tah,
dengan berbagai tema
terhadap Persenta Swasta, 10% - 25%- Donor
pembangunan agar tercipta - >60% 50 Nasional CISDI
ketersediaan se (%) Organis 20% 55% (I - Tersedia)
kolaborasi yang efektif dari
sumber data asi
berbagai inisiatif
pembangunan Masyara
pembangunan di Indonesia
kat Sipil
dan
Pemuda
3.1 Indikator
Kegiatan :
Kegiatan 3:
Partisipasi
Pendampingan Penyusunan
Pelaku Seni
Pokok Pikiran Kebudayaan Orang 2017 - 20 35 55 (III - Belum tersedia sumber)
Budaya dalam
terkait UU Pemajuan
Pembentukan
Kebudayaan No.5/2017
Strategi
Kebudayaan
Kegiatan 1 :
Pengembangan,
pengelolaan, dan iterasi
platform online kemitraan 1.1 Platform
Meetchange
multipihak Gerakan online Platform - - - - - 500 Nasional Meetchange
(I - Tersedia)
Nasional Tujuan Meetchange.id
Pembangunan
Berkelanjutan :
Meetchange.id
Kegiatan 2 :
Mensosialisasikan dan
mengajak bergabung
2.1 Aktor sektor
individu dan organisasi
publik yang
aktor sektor publik dari 4 Donasi dan
bergabung di Orang/ Meetchange
platform TPB di seluruh sponsorship
Gerakan Organis - - 500 50000 200000 250 Nasional dan
Indonesia pada gerakan (II - masih
Nasional Tujuan asi Kolaborator
pembangunan diusulkan)
Pembangunan
berkelanjutan, dengan
Berkelanjutan
mendaftarkan profil
organisasi di
Meetchange.id.
Kegiatan 3 :
Mengumpulkan dan
mengumumkan penawaran
sumber daya pendanaan,
Donasi dan
teknologi, sumber daya 3.1 Jumlah Meetchange
Penawar sponsorship
manusia, dan item spesifik penawaran - - 100 2000 8000 200 Nasional dan
an (II - masih
dari aktor sektor publik sumber daya Kolaborator
diusulkan)
yang memiliki program di
setiap tujuan TPB dari
seluruh Indonesia melalui
platform Meetchange.id
- 1049 -
Kegiatan 5 :
Mempertemukan pemilik
5.1 Jumlah
proyek/program
komitmen Pernyat Donasi dan
pembangunan Meetchange
kemitraan aan sponsorship
berkelanjutan dengan - - 100 5000 500000 100 Nasional dan
pemerintah- Komitm (II - masih
pemilik penawaran sumber Kolaborator
swasta- en diusulkan)
daya yang relevan sehingga
masyarakat sipil
terjalin kesepakatan
kemitraan.
PROGRAM 5: PENGEMBANGAN FORUM STAKEHOLDER FILANTROPI UNTUK IMPLMENETASI PROGRAM-PROGRAM YANG MENDUKUNG PENCAPAIAN SDGS
Kegiatan 1:
1.1 Filantropi
Pengembangan data base
Pengembangan Ford Indonesia dan
sektor filantropi sebagai Lembag
database 2015 - 200 200 200 PM Foundation Nasional lembaga-
referensiuntuk a
lembaga (I - Tersedia) lembaga
pengembangan peran dan
filantropi filantropi yang
kontribusi lembaga-
menjadi
lembaga filantropi dalam
- 1050 -
Filantropi
Kegiatan 2: Indonesia dan
2.1
Pengembangan jaringan lembaga-
Pengembangan Ford
dan kemitraan filantropi lembaga
Klaster Klaster 2015 - 5 5 5 PM Foundation Nasional
dan sektor lainnya untuk filantropi yang
Filantropi untuk (I - Tersedia)
mendukung pencapaian menjadi
SDGs
SDGs anggota dan
jaringannya
PROGRAM 6: PENYUSUNAN STANDAR DAN PANDUAN BAGI LEMBAGA FILANTROPI DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN SDGS
1.1
Meningkatnya
Kegiatan 1: Filantropi
jumlah
Pelaksanaan training dan Indonesia dan
partisipasi
workshop mengenai lembaga-
lembaga dalam Ford
implementasi standart dan Lokakar lembaga
peningkatan 2015 - 15 15 15 PM Foundation Nasional
panduan bagi lembaga- ya filantropi yang
kapasitas (I - Tersedia)
lembaga filantropi dalam menjadi
implementasi
mencukung pencapaian anggota dan
SDGs di
SDGs jaringannya
Indonesia untuk
sektor Filantropi
Belum semua indikator TBP/SDGs Indonesia sudah dirumuskan matadatanya karena masih menunggu kesepakatan global
tentang indikator tersebut (sebagian besar adalah indikator SDGs Tier III) atau karena pada saat perumusan indikator, Tim belum
berhasil merumuskan metadatanya. Dalam buku “Ringkasan Metadata Indikator TPB/SDGs Indonesia”, indikator tersebut termasuk
kategori “indikator yang akan dikembangkan”. Secara bertahap indikator dengan kategori akan dikembangkan tersebut akan
dirumuskan metadatanya melalui proses pelibatan seluruh pemangku kepentingan (Pemerintah, Organisasi Kemasyarakatan,
Filantropi dan dunia usaha, pakar dan akademisi) dibantu oleh Organisasi PBB yang mengampu indikator tersebut. Meski masih
dalam kategori “indikator yang akan dikembangkan”, sudah terdapat program atau kegiatan yang diindikasikan terkait dengan
beberapa indikator tersebut, baik dikerjakan oleh pemerintah maupun non pemerintah.
Seperti halnya perumusan metadata tahap pertama, perumusan metadata tahap kedua akan dilaksanakan melalui serangkaian
diskusi dan konsultasi baik offline maupun online untuk disepakati bersama. Berikut adalah daftar indikator yang akan dikembangkan
untuk Pilar Pembangunan Ekonomi:
- 1053 -
17.3.2 Volume pengiriman uang/remitansi (dalam US dollars) sebagai proporsi terhadap total GDP.
Jumlah negara yang mengadopsi dan melaksanakan rezim promosi investasi untuk negara-negara
17.5.1
kurang berkembang.
Jumlah kesepakatan kerjasama dan program-program di bidang sains dan/atau teknologi antar negara
17.6.1
menurut tipe kerjasamanya.
17.11.1 Bagian negara berkembang dan kurang berkembang pada ekspor global.
- 1057 -
17.17.1 Jumlah komitmen untuk kemitraan publik-swasta dan masyarakat sipil (dalam US dollars).
Proporsi indikator pembangunan berkelanjutan yang dihasilkan di tingkat nasional dengan
17.18.1 keterpilahan data lengkap yang relevan dengan targetnya, yang sesuai dengan Prinsip-prinsip
Fundamental dari Statistik Resmi.
Jumlah negara dengan Perencanaan Statistik Nasional yang didanai dan melaksanakan rencananya
17.18.3
berdasar sumber pendanaan.
Nilai dolar atas semua sumber yang tersedia untuk penguatan kapasitas statistik di negara-negara
17.19.1
berkembang.
Proporsi negara yang a) melaksanakan paling tidak satu Sensus Penduduk dan Perumahan dalam
17.19.2 sepuluh tahun terakhir, dan b) mencapai 100 persen pencatatan kelahiran dan 80 persen pencatatan
kematian.
- 1058 -
SALINAN
ANAK LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL/
KEPALA BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
NOMOR 7 TAHUN 2018
TENTANG KOORDINASI, PERENCANAAN,
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN
PELAPORAN PELAKSANAAN TUJUAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
INDIKATOR : 6.2.1.(d). Jumlah desa/kelurahan yang Open Defecation Free (ODF)/ Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS).
PROGRAM: PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
Kegiatan: Penyehatan 1.1 Jumlah desa/kelurahan
33,803 Kementerian
Lingkungan yang melaksanakan STBM desa/kel 26,417* 35,000 40,000 45,000 - APBN
* Kesehatan
INDIKATOR : 6.2.1.(e). Jumlah kabupaten/kota yang terbangun infrastruktur air limbah dengan sistem terpusat skala
kota, kawasan dan komunal.
PROGRAM 1: PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Kegiatan 1: Pengaturan, 1.1. Jumlah kota/kab yang Kementerian
Pembinaan, Pengawasan, terlayani infrastruktur limbah Pekerjaan
Pengembangan, Sumber dengan sistem terpusat skala kota/kab 2* 2* 2* 9 9 - APBN Umum dan
Pembiayaan dan Pola kota Perumahan
Investasi, serta Pengelolaan Rakyat
Pengembangan Infrastruktur 1.2. Jumlah kota/kab yang Kementerian
Sanitasi dan Persampahan terlayani infrastruktur limbah Pekerjaan
dengan sistem terpusat skala kota/kab 206* 197* 158* 165 89 - APBN Umum dan
komunal Perumahan
Rakyat
1.3. Jumlah kota/kab yang Kementerian
terlayani infrastruktur limbah Pekerjaan
dengan sistem terpusat skala kota/kab 22* 15* 19* 37 17 - APBN Umum dan
kawasan Perumahan
Rakyat
INDIKATOR : 6.2.1.(f). Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan air limbah
terpusat.
PROGRAM 1: PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
- 1065 -
INDIKATOR : 6.4.1.(a). Pengendalian dan penegakan hukum bagi penggunaan air tanah.
- 1068 -
INDIKATOR : 6.5.1.(b). Jumlah stasiun hidrologi dan klimatologi yang dilakukan updating dan
revitalisasi.
PROGRAM: Pengelolaan Instrumentasi Rekayasa dan Kalibrasi BMKG
Kegiatan1: Meningkatnya 1.1. Jumlah lokasi peralatan
Layanan Instrumentasi, operasional klimatologi di
rekayasa dan kalibrasi Stasiun Klimatologi, peralatan
Badan
peralatan klimatologi klimatologi hasil rekayasa
Meterologi,
yang dapat dioperasionalkan
Lokasi - 362 430 430 430 - APBN Klimatologi
dengan baik dan lokasi
dan
stasiun klimatologi yang
Geofisika
peralatannya terkalibrasi
sesuai dengan jadwal yang
ditentukan
INDIKATOR : 6.5.1.(c). Jumlah jaringan informasi sumber daya air yang
dibentuk.
- 1072 -
INDIKATOR : 6.5.1.(i). Jumlah DAS Prioritas yang dipulihkan kesehatannya melalui pembangunan embung, dam pengendali, dam penahan skala kecil dan menengah.
INDIKATOR SDGs: 11.1.1.(b). Jumlah kawasan perkotaan metropolitan yang terpenuhi standar pelayanan perkotaan (SPP).
PROGRAM 1: PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
- 1083 -
INDIKATOR : 11.1.1.(c) Jumlah kota sedang dan kota baru yang terpenuhi SPP.
PROGRAM 1: Bina Administrasi Kewilayahan
Kegiatan 1: Fasilitasi 1.1. Jumlah kota otonom dan
Penataan Perkotaan kota baru publik yang Kota
terfasilitasi dalam sedang & Kementerian
- 8&5 8&5 8&5 8&5 2,261.00 APBN
pembentukan kelembagaan Kota baru Dalam Negeri
dan perencanaan infrastruktur publik
dasar sesuai SPP
INDIKATOR: 11.2.1.(a) Persentase pengguna moda transportasi umum di perkotaan.
INDIKATOR : 11.2.1.(b) Jumlah sistem angkutan rel yang dikembangkan di kota besar
INDIKATOR : 11.3.1.(a) Jumlah kota sedang di luar jawa yang diarahkan sebagai pengendali (buffer) arus urbanisasi dan sebagai pusat pertumbuhan utama
1.8. Jumlah relawan PB relawan 2000 2000 2000 2000 2000 362
INDIKATOR : 11.5.1.(c) Jumlah sistem peringatan dini cuaca dan iklim serta kebencanaan.
% 80 80 85 85 90 -
INDIKATOR : 11.6.1.(b) Jumlah kota hijau yang mengembangkan dan menerapkan green waste di kawasan perkotaan metropolitan.
INDIKATOR: 11.7.1.(a) Jumlah kota hijau yang menyediakan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan metropolitan dan kota sedang.
- 1094 -
INDIKATOR: 11.7.2.(a) Proporsi korban kekerasan dalam 12 bulan terakhir yang melaporkan kepada polisi.
PROGRAM 1: Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana
4,750 (telah
Jumlah
1.1 Penanganan Tindak 103,35 224,37 224,37 di tag di
Penangana 77,222 95,450 APBN POLRI
Pidana Umum 5 1 1 indikator
n TP
16.3.1.(a)
Kegiatan 1: Penindakan
Tindak Pidana Umum
270,805
1.2 Kasus Penganiayaan Berat 14.574 14.299 14.283 14.283 14.283 (telah di tag
Kasus APBN POLRI
(353 Ayat 1 KUHP) (70%) (66%) (75%) (75%) (75%) di indikator
16.3.1.(a)
Laporan
INDIKATOR : 11.b.2* Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat daerah
- 1098 -
INDIKATOR: 12.4.1.(a). Jumlah peserta Proper yang mencapai minimal ranking BIRU.
PROGRAM 2: Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Kegiatan 1: Pengendalian 1.1. Proporsi jumlah industri
Pencemaran Udara yang memenuhi baku mutu
emisi sebesar 75% dari 2000 Kementerian
industri Lingkungan
industri - - 188 188 1500 15,000 APBN
Hidup dan
Kehutanan
- 1100 -
INDIKATOR: 12.4.2.(a). Jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi limbah B3 yang diolah sesuai peraturan perundangan (sektor industri).
PROGRAM 1: Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kegiatan 1: Verifikasi 1.1. Meningkatnya persentase
Pengelolaan Limbah B3 dan pencapaian target verifikasi
Limbah Non B3 pengumpulan limbah B3. % - 60 - - - 5,000
Kementerian
Lingkungan
APBN
1.2. Meningkatnya persentase Hidup dan
pencapaian target verifikasi Kehutanan
pengangkutan limbah B3. % - 90 - - - 5,000
- 1101 -
INDIKATOR: 12.6.1.(a). Jumlah perusahaan yang menerapkan sertifikasi SNI ISO 14001.
Kementerian
2.4. Jumlah kegiatan fasilitasi Lingkungan
penerapan SNI ISO 14001 Kegiatan - - - 1 1 - APBN
Hidup dan
Kehutanan
2.5. Jumlah dokumen
pedoman SNI ISO 14001
untuk industri kecil dan Dokumen - - - - 1 -
menengah
2.6. Jumlah kolaborasi
stakeholder terkait SNI ISO
14001 Kolaborasi - - - 1 1 -
INDIKATOR: 12.8.1.(a). Jumlah fasilitas publik yang menerapkan Standar Pelayanan Masyarakat (SPM) dan teregister.
APBN
1.3. Standarisasi pengurangan
dokumen 5 5 3 2 2 6,625
risiko bencana
APBN
1.2 Jumlah bahan
perpustkaan yang diadakan
dan langganan e-jurnal eksemplar 144,00 470,80 677,81 677,81 -
143,000
0 0 3 3
INDIKATOR: 13.1.2* Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak bencana per 100.000 orang
8,350 (telah
1.3 Jumlah lokasi yang
di tag di
menerima penyaluran bantuan Lokasi 74 35 99 - - APBN
indikator
darurat
11.5.1*)
- 1113 -
368,684
Kegiatan 2: Penyiapan 2.1 Jumlah lokasi yang
(telah di tag
logistik di kawasan rawan menerima layanan distribusi Lokasi 33 134 134 136 136 APBN
di indikator
bencana logistik
11.5.1*)
30,854 (telah
4.2 Jumlah lokasi pemulihan
di tag di
dan peningkatan sosial di Lokasi 3 3 6 12 12 APBN
indikator
daerah pascabencana
11.5.1*)
19,595 (telah
5.1 Jumlah layanan
Kegiatan 5: Penanganan di tag di
penanganan pengungsi akibat Lokasi 3 13 15 36 36 APBN
pengungsi akibat bencana indikator
bencana
11.5.1*)
- 1114 -
1,151,106
Kegiatan 7: Penyiapan 7.1 Jumlah lokasi yang
(telah di tag
peralatan di kawasan rawan mendapatkan bantuan Lokasi 33 34 60 58 58 APBN
di indikator
bencana peralatan
11.5.1*)
187,560
Kegiatan 8: Tanggap darurat 8.1 Operasi penanganan (telah di tag
Lokasi 33 35 20 20 20 APBN
di derah terkena bencana darurat di indikator
11.5.1*)
INDIKATOR: 13.2.1* Dokumen Biennial Update Report (BUR) Indonesia
25,000
1.4. Jumlah laut ZEEI yang
WPP 2 4 6 7 7
terkelola sumber daya ikan
INDIKATOR : 14.4.1* Proporsi tangkapan ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman
Kementerian
1.4. Penambahan luas Kelautan dan
Jt Ha 0,5 0,6 0,7 0,7 0,7 APBN
kawasan konservasi 8,461.2 Perikanan
(KKP)
- 1120 -
Kementerian
2.2. Operasional kapal Kelautan dan
Hari 270 129 136 145 150 APBN
pengawas 1,487,096.0 Perikanan
(KKP)
Kementerian
2.3. Operasional pesawat Kelautan dan
Hari - - 140 100 100 APBN
patroli 97,845.8 Perikanan
(KKP)
Kementerian
Kelautan dan
2.4. Operasional speed boat Hari 68 50 50 50 50 APBN
121,132.1 Perikanan
(KKP)
Kementerian
2.5. Speedboat pengawas yang Kelautan dan
Unit 20 5 18 2 10 APBN
dibangun 124,760.2 Perikanan
(KKP)
Kementerian
2.6. Kapal pengawas yang Kelautan dan
Unit 4 4 3 1 6 APBN
dibangun 970,161.8 Perikanan
(KKP)
- 1122 -
Kementerian
2.8. Operasional Satgas Kelautan dan
Layanan 4 4 4 4 4 APBN
Pemberantasan IUU Fishing 245,108.5 Perikanan
(KKP)
Kementerian
2.9. Perkara tindak pidana
Kelautan dan
kelautan dan perikanan yang kasus 198 237 220 200 200 APBN
27,439.3 Perikanan
disidik secara akuntabel
(KKP)
INDIKATOR : 14.b.1* Ketersediaan kerangka hukum/ regulasi/ kebijakan/ kelembagaan yang mengakui dan melindungi hak akses untuk perikanan skala kecil
- 1123 -
INDIKATOR : 14.c.1 Tersedianya kerangka kebijakan dan instrumen terkait pelaksanaan UNCLOS
PROGRAM 1: Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap
- 1125 -
Kementerian
Kegiatan 1: Pengembangan 1.1. Dokumen rencana
dokumen Kelautan dan
Usaha Penangkapan Ikan pengelolaan perikanan di 11 1 10 11 11 11 APBN
(akumulasi) 22,000 Perikanan
dan Pemberdayaan Nelayan WPP
(KKP)
INDIKATOR : 15.2.1.(a) Luas kawasan konservasi terdegradasi yang dipulihkan kondisi ekosistemnya
PROGRAM 1: Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Kegiatan 1: Pengelolaan 1.1 Luas kawasan konservasi
Kawasan Konservasi terdegradasi yang dipulihkan
kondisi ekosistemnya
(termasuk penyelesaian konflik Kementerian
pemanfaatan lahan di dalam Lingkungan
9,225. 100,00
kawasan konservasi) seluas Hektar 5,454.00 60,000 80,000 165,470 APBN Hidup dan
87 0
100.000 Ha Kehutanan
(KLHK)
- 1126 -
Kegiatan 3: Pengelolaan
Taman Nasional
3.1 Luas kawasan konservasi
terdegradasi yang dipulihkan Kementerian
kondisi ekosistemnya Lingkungan
9,225.
(termasuk penyelesaian konflik Hektar 5,454.00 2,387,880 APBN Hidup dan
87 40,000 50,000 60,000
pemanfaatan lahan di dalam Kehutanan
kawasan konservasi) seluas (KLHK)
100.000 Ha
INDIKATOR : 15.2.1.(c) Jumlah kawasan konservasi yang memperoleh nilai indeks METT minimal 70%
PROGRAM 1: Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Kegiatan 1: Pengelolaan 1.1 Jumlah kawasan
Kawasan Konservasi konservasi yang memperoleh
nilai indeks Management
Effectiveness Tracking Tool Kementerian
(METT) minimal 70% pada Lingkungan
minimal 260 unit KSA, KPA, Unit 12 40 150 200 260 165,470 APBN Hidup dan
dan TB di seluruh Indonesia Kehutanan
(KLHK)
Kegiatan 2: Pengelolaan
Kawasan Konservasi
2.1 Jumlah KPHK pada Kementerian
kawasan konservasi non Lingkungan
taman nasional yang KPHK 20 30 50 80 100 165,470 APBN Hidup dan
terbentuk dan beroperasi Kehutanan
sebanyak 100 unit KPHK (KLHK)
- 1129 -
INDIKATOR : 15.3.1.(a) Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi terhadap luas lahan keseluruhan
PROGRAM 4: Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
- 1131 -
INDIKATOR : 15.5.1* Persentase populasi 25 species satwa terancam punah prioritas sesuai The IUCN Red List of Threatened Species
PROGRAM 1: Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
- 1132 -
Kegiatan 2: Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati
2.1 Persentase peningkatan
populasi 25 species satwa Kementerian
terancam punah prioritas Lingkungan
(sesuai The IUCN Red List of % 2 4 6 8 10 2,543,030 APBN Hidup dan
Threatened Species ) sebesar Kehutanan
10% dari baseline data tahun (KLHK)
2013
- 1133 -
INDIKATOR : 15.6.1* Tersedianya kerangka legislasi, administrasi dan kebijakan untuk memastikan pembagian keuntungan yang adil dan merata
PROGRAM 1: Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Kegiatan 1: Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati
1.1. Jumlah Priority Inform
Concent (PIC) pemanfaatan
PIC 1 3 5 7 10 96,220
sumber daya genetik yang
diterbitkan
INDIKATOR : 15.7.1.(a) Persentase penyelesaian tindak pidana lingkungan hidup sampai dengan P21 dari jumlah kasus yang terjadi
PROGRAM 1: Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kegiatan 1: Penegakan
Hukum Pidana Lingkungan Kementerian
1.1. Persentase penyelesaian
Hidup dan Kehutanan Lingkungan
tindak pidana sampai dengan
% 75 75 75 75 75 79,960 APBN Hidup dan
P21 sebesar 75% per tahun
Kehutanan
dari jumlah kasus
(KLHK)
INDIKATOR : 15.7.1.(b) Jumlah penambahan spesies satwa liar dan tumbuhan alam yang dikembangbiakan pada lembaga konservasi
PROGRAM 1: Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
- 1135 -
INDIKATOR : 15.8.1.(a) Rumusan kebijakan dan rekomendasi karantina hewan dan tumbuhan, serta keamanan hayati hewani dan nabati
PROGRAM 1: Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
Kegiatan 1: Peningkatan 1.1. Perumusan kebijakan dan
Sistem Karantina Hewan dan rekomendasi karantina hewan
Keamanan Hayati Hewani dan keamanan hayati hewan
Kementerian
Dokumen 3 3 3 3 3 10,800 APBN
Pertanian
INDIKATOR : 15.c.1.(a) Persentase penyelesaian tindak pidana lingkungan hidup sampai dengan P21 dari jumlah kasus yang terjadi
PROGRAM 1: Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kegiatan 1: Penanganan 1.1. Persentase penyelesaian
Tindak Pidana Lingkungan tindak pidana sampai dengan Kementerian
Hidup dan Kehutanan P21 sebesar 75% per tahun Lingkungan
dari jumlah kasus % 75 75 75 75 75 79,960 APBN Hidup dan
Kehutanan
(KLHK)
- 1137 -
PROGRAM 6: Indonesia Urban, Water, Sanitation and Hygiene - Penyehatan Lingkungan Untuk Semua (IUWASH PLUS)
- 1142 -
PROGRAM 7: Pelayanan dasar akan akses terhadap air bersih dan sanitasi bagi komunitas di sekitar wilayah operasional Nestlé
Kegiatan 1: 1.1. Pemetaan Jumlah 2010 8 10 12 14 8,000 PT Nestlé Hingga 2017, - Palang
Akses terhadap sosial untuk sarana air Indonesia, sudah Merah
air bersih pengkajian kondisi bersih yang (total budget USAID, terbangun 10 Indonesia
demografis, telah untuk program Millenium sarana akses air - USAID
geografis, dibangun yang dimulai Challenge bersih di 10 Indonesia
psikografis serta (akumulatif dari tahun Account dusun/desa/kel - Yayasan
sosial-budaya- ) 2015-2019) urahan dari 8 Forum
ekonomi terhadap kota/kabupaten Fasilitator
setiap wilayah yang di 4 propinsi. Malang
akan menerima Berikut detail -
program lokasi program: Perkumpulan
1.2. Pemberdayaan Migunani
dan penguatan - Desa Telaga Lan
kapasitas Luhur, Mberkahi
masyarakat dan Kecamatan -
kelembagaan air Waringin Perhimpuna
Kurung, n Strategi
Kabupaten Pengkajian
1.3. Pembangunan
Serang, Propinsi Edukasi
sarana air bersih
Banten Alternatif
berbasis
- Kampung Komunikasi
masyarakat
Pulo, Desa Indonesia
(partisipatif)
- 1146 -
Kabupaten
Malang, Propinsi
Jawa Timur
- Dusun Jurang
Kecambah &
Dusun Kebon
Sari, Desa
Jimbaran,
Kecamatan
Puspo,
Kabupaten
Pasuruan,
Propinsi Jawa
Timur
- Dukuh Ampel
Gading, Dusun
Gading, Desa
Kedoyo,
Kecamatan
Sendang,
Kabupaten
Tulungagung,
Propinsi Jawa
Timur
- Dusun
Dempok dan
Dusun Curah
Buntung, Desa
Sumberpitu,
Kecamatan
Tutur,
Kabupaten
Pasuruan,
Propinsi Jawa
Timur
Kegiatan 1: 1.1 Jumlah Unit - - 200 1000 2000 - Pulau Jawa MUI
Pembuatan dan pembuatan dan 1,500
pemasangan pemasangan alat
alat penghemat penghemat air
air keran keran
INDIKATOR : 6.1.1.(c) Proporsi yang memiliki akses layanan sumber air minum aman dan berkelanjutan
INDIKATOR : 6.2.1.(a) Proporsi Populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air
PROGRAM 1: Wash Initiative (LOWI)
Kegiatan 1: 1.1 Jumlah KK KK 1300 dana ada di IR Partners NTB, Banten Islamic Relief
Promosi yang mendapat (2015) - - 2,000 3,000 6.2.1 (b) Indonesia
kesehatan promosi kesehatan
lingkungan dan lingkungan dan
perubahan perubahan prilaku
dibidang WASH
- 1151 -
INDIKATOR : 6.2.1.(b) Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak
INDIKATOR : 6.2.1.(c) Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
PROGRAM 1: Pelatihan Dai Sanitasi
- 1155 -
Kegiatan 1: 1.1 Jumlah per Kapita 0 50 2000 2000 Donasi Desa Berdaya Rumah
Penyuluhan dan kapita perubahan - 6,249 Program Rumah Zakat Zakat
pendampingan perilaku
masyarakat
1.2 Jumlah per Kapita 0 50 2000 2000
kapita Peningkatan -
pengetahuan
Kegiatan 2: 2.1 Jumlah KK KK 0 50 500 500
pembangunan yang melaksanakan -
sanitasi/jamban sanitasi layak
dalam satu desa
berdaya
- 1158 -
INDIKATOR : 6.2.1.(e) Jumlah kabupaten/kota yang terbangun infrastruktur air limbah dengan sistem terpusat skala kota, kawasan dan komunal.
PROGRAM 1: SAIIG
Kegiatan 1: 1.1 Jumlah Kab/kota 7 1 10 10 400 DFAT 28 kab/kota CPMU Cipta
memberikan Kab/Kota yang Karya dan
insentif kepada terbangun Pemda/PDA
pemda yang infrastruktur air M yang
membangun limbah dengan berpartisipas
IPAL sistem terpusat i dengan
Kawasan/Komu skala kota dukungan TA
nal dan dari
sambungan air IndII/KIAT
limbah bagi
masyarakat
INDIKATOR : 6.2.1.(f) Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan air limbah terpusat.
PROGRAM 1: SAIIG
Kegiatan 1: 1.1 Jumlahrumah Kab/Kota 2013 - - 400 (sudah di DFAT 28 Kab/Kota CPMU Cipta
memberikan tangga yang 3,149 2,416 tag di Karya dan
insentif kepada terlayani indikator Pemda/PDA
pemda yang 6.2.1.(e) M yang
membangun berpartisipas
IPAL i dengan
Kawasan/Komu dukungan TA
nal dan dari
sambungan air IndII/KIAT
limbah bagi
masyarakat
- 1159 -
INDIKATOR: 6.3.1.(a) Jumlah kabupaten/kota yang ditingkatkan kualitas pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan dilakukan pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT).
PROGRAM 1: Indonesia Urban, Water, Sanitation and Hygiene - Penyehatan Lingkungan Untuk Semua (IUWASH PLUS)
- 1160 -
INDIKATOR : 6.4.1.(a) Pengendalian dan penegakan hukum bagi penggunaan air tanah.
- 1162 -
Kegiatan 4: 4.1 jumlah kegiatan 6 kali 6 6 Menunggu proses - Kementerian 1. Kota Pemda
Penguatan Pokja Identifikasi dan (dilaksana negosiasi PHLN di PUPR Banjarmasin, Kementerian
PKP Daerah dan pelibatan kan 1 kali Bappenas. Kalsel PUPR
pemberdayaan pemangku di tiap Kota Mataram 2. Kota Bogor, Kemitraan
masyarakat kepentingan di kota) - menjadi prioritas Jabar Habitat
tingkat lokal 2015 kedua yang 3. Kota Malang,
diusulkan. Jatim
4. Kota Palu,
Sulteng
5. Kota
Mataram, NTB
- 1174 -
Kegiatan 2 : 1.2. jumlah rumah unit - - - 150 150 600 III- Belum Nasional. Muslimat NU
Fasilitasi akses subsidi tersedia Piloting : Bogor
kepemilikan sumber
rumah subsidi
untuk
masyarakat
dengan
pendapatan
dibawah Rp.4
juta
INDIKATOR :11.1.1.(b). Jumlah kawasan perkotaan metropolitan yang terpenuhi standar pelayanan perkotaan (SPP).
INDIKATOR : 11.1.1.(c). Jumlah kota sedang dan kota baru yang terpenuhi SPP.
INDIKATOR : 11.3.2.(a). Rata-rata institusi yang berperan secara aktif dalam Forum Dialog Perencanaan Pembangunan Kota Berkelanjutan.
INDIKATOR : 11.7.2.(a). Proporsi korban kekerasan dalam 12 bulan terakhir yang melaporkan kepada polisi.
PROGRAM: Adanya pijakan kokoh menuju akses dan kendali bagi pemenuhan hak-hak asasi PEREMPUAN korban & pejuang terkait kekerasan dan diskriminasi
Kegiatan 1 : 1.1 Jumlah Lembaga 6 6 5 5 Rp. 20.s/d Rp. Donasi Kab/Kota/Desa Indonesia
Memberikan organisasi lembaga 250.,- Publik untuk
dukungan pengada layanan / Kemanusiaa
sumberdaya women crisis center n (Ika)
bagi lembaga yang memperoleh
pengada dukungan sumber
layanan / daya untuk
women crisis penanganan kasus
center untuk kekerasan terhadap
penanganan perempuan dan
kasus kekerasan anak korban
terhadap kekerasan
- 1191 -
INDIKATOR : 11.b.1*. Proporsi pemerintah kota yang memiliki dokumen strategi pengurangan risiko bencana.
PROGRAM 1: Penilaian Kota Tangguh bencana yang berkelanjutan
Kegiatan 1: 1.1 Policy brief Dokumen 2016 - - 1 - - Yayasan Nasional Yayasan
Pengusulan untuk usulan belum KARINA KARINA
hasil ujicoba indikator Kota ada
indikator untuk Berkelanjutan
Kota (termasuk Kota
Berkelanjutan Tangguh)
INDIKATOR SDGs: 11.b.2*. Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat daerah.
PROGRAM 1: Penilaian Kota Tangguh bencana yang berkelanjutan
Kegiatan 1: 1.1. Policy brief Dokumen 2016 - - 1 - - Yayasan Nasional Yayasan
Pengusulan untuk usulan belum KARINA KARINA
hasil ujicoba indikator Kota ada
indikator untuk Berkelanjutan
Kota (termasuk Kota
Berkelanjutan Tangguh)
PROGRAM 2: Partners for Resilience - Strategic Partnership
Kegiatan 1: 1.1. Jumlah Dokumen 2016 - - 1 - - Yayasan Nasional Yayasan
Pengusulan dokumen Policy belum KARINA KARINA
hasil brief untuk usulan ada
pembelajaran perbaikan Panduan
penyusunan Penyusunan
rencana PB Rencana PB
untuk perbaikan
Panduan
Penyusunan
Rencana PB
TUJUAN 12. KONSUMSI DAN PRODUKSI YANG BERTANGGUNG JAWAB
INDIKATOR: 12.4.1.(a). Jumlah peserta Proper yang mencapai minimal ranking BIRU.
PROGRAM 1: Mengikuti penghargaan PROPER yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- 1195 -
INDIKATOR: 12.4.2.(a). Jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi limbah B3 yang diolah sesuai peraturan perundangan (sektor industri).
Program 1: Penilaian kualitas tanah dan air
Kegiatan 1: 1.1. Jumlah Sertifikat 2016 240,000 PT. Seluruh PT
Sampling sertifikat analisis 3,702 3,886 4,000 4,200 SUCOFINDO Indonesia SUCOFINDO
kualitas tanah mengenai kadar (Biaya (Persero)
dan air untuk pencemaran limbah Operasional)
mengetahui B3 dan logam berat
kadar
pencemaran
- 1196 -
Kegiatan 1: 1.1 Angka Orang 591 591 609 648 Yayasan Daerah Sekolah
Sosialisasi Gaya partisispasi - - Buddha Tzu Cinta Kasih
Hidup sosialisasi gaya Chi Tzu Chi
Pelestaraian hidup pelestarian Indonesia
Lingkungan Bagi lingkungan di
Siswa di sekolah
Sekolah Cinta
Kasih Tzu Chi
- 1197 -
Kegiatan 13: 13.1 Jumlah orang - 140 140 140 140 DFAT a. Yang sudah : LPBI NU
Pelatihan peserta pelatihan di Jateng (Kudus & Pusat dan
Penyusunan 4 (empat) Jepara), Sulsel LPBI NU
Sistem kabupaten (Barru & Wajo) Kabupaten
Peringatan Dini 13.2 Jumlah dokumen - 4 4 4 4 b. Target :
di daerah Target Dokumen sistem Jateng (Pati &
(Workshop : peringatan dini Demak); Sulsel
Pembentukan banjir di 4 (empat) (Pangkajene
Tim SPDT: kabupaten
- 1212 -
INDIKATOR: 13.1.2* Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak bencana per 100.000 orang
PROGRAM 1: Role of Religious Places in Disaster Situation II, Indonesia
- 1215 -
Kegiatan 3: 3.1 Jumlah paket paket - 1000 1000 1000 1000 donasi Seluruh LAZISMU,
menyalurkan bantuan yang 866 masyarakat Indonesia LPB
bantuan darurat didistribusikan
kebencanaan
- 1219 -
Kegiatan 1: 1.1 Anggota Jumlah - - - 200 - American Kab. Bogor: Kel. PMI Pusat,
Memberikan masyarakat yang orang Red Cross Pondok Rajeg, Provinsi dan
pelatihan dan dilatih tentang Kel. Suhakati, Kota/Kabupa
peningkatan Pengurangan resiko Kel. Karadenan, ten
kapasitas terkait bencana / CRM Desa Kedung
PRB dan Waringin, dan
manajemen Desa Waringin
risiko iklim Jaya
kepada Jakarta Utara:
1.2 dari SIBAT Jumlah - - - 200 -
masyrakat dan RW 01 dan RW
(relawan PMI) kelompok
SIBAT 02 Kel. Ancol,
- 1226 -
Kegiatan 5: 5.1 Jumlah unit posko 100 100 100 100 swadaya DKI Jakarta, LPBI NU
Pelayanan medis Pelayanan Medis Banten, Jawa Pusat dan
barat, Jawa LPBI NU
Tengah, Jawa Daerah
Timur, DIY,
NTT, NTB,
Kalimantan
Barat, Sulawesi
Selatan,
Sulawesi Utara,
Sulawesi
tenggara,
Gorontalo,
Sumatra
Selatan, Riau,
Bengkuli, Babel,
Sumatra Barat
- 1232 -
Kegiatan 3: 3.1. Persentase % Total 2016 83,485 46,428 5% 5% - PT Nestlé PT Nestlé PT Nestlé
Penurunan penurunan GRK penurunan (ytd (dari (dari Indonesia Indonesia - Indonesia
emisi gas rumah dari Pemasangan emisi gas Agustu tahun tahun Pabrik Kejayan,
kaca di Pabrik system energy rumah s) sebelum sebelu Jawa Timur
Nestlé Kejayan, dashboard untuk kaca yang nya) mnya)
Jawa Timur memantau emisi dihasilkan
yang dihasilkan oleh pabrik
oleh produksi (per GJ)
- 1238 -
PROGRAM 1: Mengikutsertakan perusahaan perikanan dan kelompok nelayan dalam pengelolaan perikanan (termasuk pengumpulan data dan metoda panen) di Indonesia
Kegiatan 1: 1.1 Jumlah alat alat - - - 1 - - - Bali, Kupang TNC
Mengembangka yang (NTT), Sulawesi Indonesia
n teknologi dikembangkan Utara
pengkajian sistem teknologi
pasokan ikan untuk mendukung
yang inovatif ketertelusuran ikan
dan mendukung kakap-kerapu laut
pengelolaan dalam
perikanan
- 1244 -
PROGRAM 1: Transformasi 10 juta hektar kawasan laut dan pesisir Indonesia agar terkelola dengan efektif, mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan dan memberi
solusi bagi perubahan iklim
- 1246 -
INDIKATOR : 14.b.1* Ketersediaan kerangka hukum/ regulasi/ kebijakan/ kelembagaan yang mengakui dan melindungi hak akses untuk perikanan skala kecil
INDIKATOR : 14.c.1 Tersedianya kerangka kebijakan dan instrumen terkait pelaksanaan UNCLOS
INDIKATOR : 15.2.1.(a) Luas kawasan konservasi terdegradasi yang dipulihkan kondisi ekosistemnya
PROGRAM 1:Building with Nature
- 1261 -
Kegiatan 1: 1.1 Jumlah Laporan 2016 4080 4134 4500 5000 174,000 PT. Seluruh PT
inspeksi Laporan inspeksi SUCOFINDO Indonesia SUCOFINDO
mengenai tentang legalitas (Persero)
legalitas dan sumber kayu yang
sumber kayu akan di ekspor
yang akan
diekspor
(menghindari
illegal logging)
PROGRAM 2: Pengelolaan Hutan untuk Kesejahteraan Perempuan
- 1269 -
INDIKATOR : 15.2.1.(c) Jumlah kawasan konservasi yang memperoleh nilai indeks METT minimal 70%
PROGRAM 1: Pelatihan Dai Konservasi
Kegiatan 1: 1.1 Jumlah Dai Orang - 100 100 100 Sumatra & MUI
Pelatihan Dai yang mendapat 800 Kalimantan
Konservasi pelatihan
konservasi
INDIKATOR : 15.3.1.(a) Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi terhadap luas lahan keseluruhan
PROGRAM 1: Building with Nature
- 1271 -
INDIKATOR : 15.5.1* Persentase populasi 25 species satwa terancam punah prioritas sesuai The IUCN Red List of Threatened Species
PROGRAM 1: Program Pembinaan Habitat dan Populasi badak
Kegiatan 1: 1.1 Persentase % Populasi 2016 2 2 2 2 14,000 International TN Way Kambas Ditjen
Melanjutkan peningkatan Badak Rhino KSDAE, YABI
Kegiatan semi- populasi 25 spesies Sumatera Foundation
captive breeding satwa terancam (IRF)
badak sumatera punah prioritas
di SRS TN Way
Lambas.
- 1279 -
INDIKATOR : 15.7.1.(a) Persentase penyelesaian tindak pidana lingkungan hidup sampai dengan P21 dari jumlah kasus yang terjadi
PROGRAM 3: Perlindungan Habitat dan Populasi badak
- 1280 -
Belum semua indikator TBP/SDGs Indonesia sudah dirumuskan matadatanya karena masih menunggu kesepakatan global
tentang indikator tersebut (sebagian besar adalah indikator SDGs Tier III) atau karena pada saat perumusan indikator, Tim belum
berhasil merumuskan metadatanya. Dalam buku “Ringkasan Metadata Indikator TPB/SDGs Indonesia”, indikator tersebut termasuk
kategori “indikator yang akan dikembangkan”. Secara bertahap indikator dengan kategori akan dikembangkan tersebut akan
dirumuskan metadatanya melalui proses pelibatan seluruh pemangku kepentingan (Pemerintah, Organisasi Kemasyarakatan,
Filantropi dan dunia usaha, pakar dan akademisi) dibantu oleh Organisasi PBB yang mengampu indikator tersebut. Meski masih
dalam kategori “indikator yang akan dikembangkan”, sudah terdapat program atau kegiatan yang diindikasikan terkait dengan
beberapa indikator tersebut, baik dikerjakan oleh pemerintah maupun non pemerintah.
Seperti halnya perumusan metadata tahap pertama, perumusan metadata tahap kedua akan dilaksanakan melalui serangkaian
diskusi dan konsultasi baik offline maupun online untuk disepakati bersama. Berikut adalah daftar indikator yang akan dikembangkan
untuk Pilar Lingkungan:
6.5.2 Proporsi wilayah cekungan lintas batas dengan pengaturan kerja sama sumberdaya air yang operasional.
6.6.1 Perubahan tingkat sumber daya air terkait ekosistem dari waktu ke waktu.
6.a.1 Jumlah ODA terkait air dan sanitasi yang menjadi bagian rencana belanja pemerintah.
Proporsi unit pemerintah lokal yang menerbitkan dan melaksanakan kebijakan dan prosedur terkait partisipasi
6.b.1
masyarakat dalam pengelolaan air dan sanitasi
Proporsi populasi penduduk perkotaan yang tinggal di daerah kumuh, permukiman liar atau rumah yang tidak
11.1.1
layak.
Proporsi populasi yang mendapatkan akses yang nyaman pada transportasi publik, terpilah menurut jenis
11.2.1
kelamin, kelompok usia, dan penyandang difabilitas.
11.3.1 Rasio laju peningkatan konsumsi tanah dengan laju pertumbuhan penduduk.
Proporsi kota dengan struktur partisipasi langsung masyarakat sipil dala m perencanaan dan manajemen kota
11.3.2
yang berlangsung secara teratur dan demokratis.
Jumlah belanja (publik dan swasta) per kapita yang diperuntukan untuk preservasi, perlindungan, konservasi
pada semua warisan budaya dan alam, menurut jenis warisan (budaya, alam, terpadu, destinasi pusat warisan
11.4.1
dunia), tingkat pemerintahan (nasional dan sub nasional), jenis belanja (belanja operasional atau intervensi),
dan tipe pembiayaan swasta (donasi non tunai, swasta non profit, sponsor).
- 1283 -
Kerugian ekonomi langsung akibat bencana terhadap GDP, termasuk kerusakan bencana terhadap
11.5.2
infrastruktur yang kritis dan gangguan terhadap pelayanan dasar.
Proporsi limbah padat perkotaan yang dikumpulkan secara teratur dengan pemrosesan akhir yang baik
11.6.1
terhadap t otal limbah padat perkotaan yang dihasilkan oleh suatu kota.
11.6.2 Rata-rata tahunan materi partikulat halus (PM 2,5 dan PM 10) di Perkotaan (dibobotkan jumlah penduduk)
Proporsi ruang terbuka perkotaan untuk semua, menurut kelompok usia, jenis kelamin dan penyandang
11.7.1
disabilitas.
Proporsi orang yang menjadi korban kekerasan atau pelecehan seksual menurut jenis kelamin, usia, status
11.7.2
disabilitas, dan tempat kejadian (12 bulan terakhir).
Proporsi penduduk yang tinggal di kota yang melaksanakan perencanaan regional dan kota terintegrasi dengan
11.a.1
proyeksi populasi dan kebutuhan sumber daya.
Sejauh mana (i) pendidikan kewarganegaraan global dan (ii) pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan
12.8.1 (termasuk pendidikan perubahan iklim) diarusutamakan dalam (a) kebijakan pendidikan nasional (b) kurikulum
(c) pendidikan guru dan (d) penilaian siswa.
Jumlah negara yang telah mengitegrasikan mitigasi, adaptasi, pengurangan dampak dan peringatan dini ke
13.3.1
dalam kurikulum sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Jumlah negara yang telah mengkomunikasikan penguatan kapasitas kelembagaan, sistem individu untuk
13.3.2
melaksanakan adaptasi mitigasi dan transfer teknologi, serta kegiatan pembangunan.
Mobilisasi sejumlah dana (USD) per tahun mulai tahun 2010 secara akuntabel mencapai komitmen sebesar 100
13.a.1
milyar USD. (Indikator ini tidak relevan untuk Indonesia)
Jumlah negara-negara kurang berkembang dan negara berkembang kepulauan kecil yang menerima dukungan
khusus dan sejumlah dukungan, termasuk keuangan, teknologi dan peningkatan kapasitas, untuk mekanisme
13.b.1 peningkatan kapasitas dalam perencanaan dan pengelolaan yang efektif terkait perubahan iklim, termasuk
fokus pada perempuan, generasi muda serta masyarakat lokal dan marjinal. (Indikator ini tidak relevan untuk
Indonesia)
14.1.1 Indeks eutrofikasi pesisir (ICEP) dan kepadatan sampah plastik terapung.
14.2.1 Proporsi Zona Ekonomi Eksklusif nasional yang dikelola menggunakan pendekatan berbasis ekosistem.
14.3.1 Rata-rata keasaman laut (pH) yang diukur pada jaringan stasiun sampling yang disetujui dan memadai.
- 1285 -
Perikanan berkelanjutan sebagai presentase dari PDB pada negara-negara berkembang kepulauan kecil, negara-
14.7.1
negara kurang berkembang dan semua negara. (Indikator ini tidak relevan untuk Indonesia)
Proporsi dari total anggaran penelitian yang dialokasikan untuk penelitian di bidang teknologi kelautan.
14.a.1
(Indikator ini tidak relevan untuk Indonesia)
SALINAN
ANAK LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL/
KEPALA BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
NOMOR 7 TAHUN 2018
TENTANG KOORDINASI, PERENCANAAN,
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN
PELAPORAN PELAKSANAAN TUJUAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
1.3 Pengamanan
Kegiatan 3 kali 4 kali 2 kali 2 2 199.390 APBN POLRI
Unras Anarkis
Kementerian
Kegiatan 1 : Peningkatan 1.1 Survei kekerasan Pemberdayaan
Ketersediaan Data Gender terhadap perempuan Survei 1 1 1 1 - 26000 APBN Perempuan dan
dan Anak dan anak Perlindungan
Anak
2.1 Jumlah kebijakan
terkait perlindungan Kementerian
perempuan dari tindak Pemberdayaan
kekerasan yang Kebijakan 2 2 1 2 2 2470 APBN Perempuan dan
Kegiatan 2: disusun, direview, Perlindungan
Peningkatan Perlindungan dikoreksi, dan Anak
perempuan dari tindak diharmonisasikan
kekerasan Kementerian
2.2 Jumlah dokumen
Pemberdayaan
profil perlindungan
Dokumen 1 1 1 1 1 600 APBN Perempuan dan
perempuan dari tindak
Perlindungan
kekerasan
Anak
- 1290 -
4.3. Jumlah
rekomendasi hasil
Pemantauan dan Kementerian
Evaluasi bidang Pemberdayaan
pencegahan dan Dokumen 2 (2017) - 2 NA NA 400 APBN Perempuan dan
penanganan Perlindungan
kekerasan dalam Anak
rumah tangga yang
ditindaklanjuti (Baru)
5.1 Jumlah dokumen Kementerian
profil Perlindungan Pemberdayaan
Perempuan dalam Dokumen 1 (2017) - 1 NA NA 250 APBN Perempuan dan
Situasi Darurat dan Perlindungan
Kegiatan 5: (Baru)
Kondisi Khusus (Baru) Anak
Perlindungan Hak
Perempuan dalam Situasi 5.2 Jumlah K/L dan
Darurat dan Kondisi Pemda yang Kementerian
Khusus disosialisasikan Pemberdayaan
K/L dan
tentang Perlindungan 6 (2017) - 6 NA NA 400 APBN Perempuan dan
Pemda
Hak Perempuan dalam Perlindungan
Situasi Darurat dan Anak
Kondisi Khusus (Baru)
6.1 Jumlah profil
Kementerian
Kegiatan 6: (Baru) kasus kekerasan
Pemberdayaan
Perlindungan Hak terhadap perempuan
Dokumen 1 (2017) - 1 NA NA 500 APBN Perempuan dan
Perempuan dari Tindak dan anak melalui
Perlindungan
Pidana Perdagangan Orang elektronik (termasuk
Anak
TPPO) (Baru)
- 1292 -
1.1 Pengawasan
Penanganan Terpadu Kementerian PP
provinsi 10 (2017) - 10 10 10 6000 APBN
Korban Kekerasan dan PA
Kegiatan 3: terhadap Anak (KtA)
Perlindungan Anak dari 1.2 Desa/Kelurahan
Kekerasan dan Eksploitasi yang difasilitasi dalam
Kementerian PP
Pencegahan Kekerasan desa 36 (2017) 36 36 46 46 4100 APBN
dan PA
dan Ekploitasi
terhadap Anak
PROGRAM 2: PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NON FORMAL DAN INFORMAL (Matriks KL/II.M.L.023-16)
1.1 Jumlah
lembaga/satuan
pendidikan
menyelenggarakan
pendidikan
Kegiatan 1: Kementerian
kemandirian dan
Penyediaan Layanan Lembaga - 10000 10000 10000 10000 6.181.800 APBN** Pendidikan dan
kepribadian karakter
Pendidikan Masyarakat Kebudayaan
bangsa anti korupsi,
kekerasan dalam
rumah tangga, dan
kejahatan seksual
pada anak
PROGRAM 3: LIDIK SIDIK TINDAK PIDANA
- 1299 -
Kegiatan 1 : Peningkatan
1.1. Terinventarisir
ketersediaan data kasus Dokumen - 9895 - - - - APBN BARESKRIM
data kasus KTA.
KTA.
INDIKATOR SDGs: 16.2.3.(a) Proporsi perempuan dan laki-laki muda umur 18-24 tahun yang mengalami kekerasan seksual sebelum umur 18 tahun.
PROGRAM 1 : KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
1.2 Jumlah
pelaksanaan kegiatan
Kementerian
KIE tentang
Kegiatan 1: (Baru) Pemberdayaan
pelaksanaan kebijakan
Perlindungan Hak Kegiatan 2 (2017) - 2 NA NA 6600 APBN Perempuan dan
di bidang pencegahan
Perempuan dari Kekerasan Perlindungan
dan penanganan
dalam Rumah Tangga Anak
kekerasan dalam
rumah tangga (Baru)
1.3 Jumlah Provinsi
yang melakukan
Kementerian
pencatatan dan
Pemberdayaan
pendataan kasus
provinsi 34 (2017) - 34 NA NA 3400 APBN Perempuan dan
Kekerasan terhadap
Perlindungan
perempuan dan anak
Anak
sesuai data terpilah
(Baru)
INDIKATOR SDGs: 16.3.1. (a) Proporsi korban kekerasan dalam 12 bulan terakhir yang melaporkan kepada polisi.
PROGRAM 1: Program Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana
- 1300 -
INDIKATOR SDGs: 16.3.1.(b) Jumlah orang atau kelompok masyarakat miskin yang memperoleh bantuan hukum litigasi dan non litigasi.
PROGRAM 1: Pembinaan Hukum Nasional
1.1 Peningkatan
jumlah orang atau
kelompok masyarakat
Kegiatan 1:
miskin yang Kementerian
Penyelenggaraan
memperoleh bantuan Orang 3,450 8,005 3.021 3.021 3.021 209,500 APBN Hukum dan
Pembinaan Hukum di
hukum litigasi. HAM
Wilayah
(Matriks K/L Hal.
II.M.L.013-44 dan
II.M.L.013-45)
- 1301 -
INDIKATOR SDGs: 16.6.1. (d) Persentase instansi pemerintah yang memiliki nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik Kementerian/Lembaga/dan Pemerintah
Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).
PROGRAM 1: Program Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
1.1. Jumlah IP yang
diberikan asistensi
pelaksanaan
Kegiatan 1: Koordinasi Reformasi Birokrasi
Pelaksanaan Kebijakan dan pada K/L dan
150
Evaluasi Reformasi Pemerintah Provinsi IP - 150 400 400 23.061,5 APBN KemenPAN RB
(2017)
Birokrasi, Akuntabilitas (*termasuk komponen
Aparatur, dan Pengawasan pelayanan
asistensi/bimtek/
coaching clinic
pelaksanaan RB)
- 1309 -
PROGRAM 1 : Program Pembinaan Politik dan Pemberdayaan Pemerintahan Umum (Ditjen Polpum, Kemendagri)
1.1. Daerah yang
Kegiatan 1 : Daerah yang
Terfasilitasi
terfasilitasi Pendidikan 1 6 6 6 Kementerian
Pendidikan Politik Provinsi 1 laporan 7.094 APBN
Politik Untuk Politisi laporan layanan provinsi provinsi Dalam Negeri
Untuk Politisi
Perempuan
Perempuan
PROGRAM 2 : Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik (KPU)
Kegiatan 1 : Fasilitasi
Pelaksanaan Tahapan
Pemilu Legislatif, Pemilu
Presiden dan Wakil 1.1 Jumlah Kegiatan
Kegiatan 9 9 91 100 150 310,471 APBN KPU
Presiden, Pemilukada, Pendidikan Pemilih
Publikasi dan Sosialisasi
serta Partisipasi
Masyarakat dan PAW
PROGRAM 3 : Program Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu (Bawaslu)
1.1 Jumlah
pendidikan
pengawasan pemilu
Kegiatan 1: Teknik
partisipatif (Bawaslu
Penyelenggaraan Daerah 34 34 34 34 34 38,560 APBN Bawaslu
provinsi, peserta
Pengawasan Pemilu
pemilu, Panwas, dan
organisasi masyarakat
sipil
PROGRAM 1: (Matriks KL/II.M.L.059-23)
- 1312 -
4.2 Terlaksananya
sosialisasi di 34
provinsi tentang hak 548 Kementerian
Daerah - 548 548 548 2.900 APBN
anak untuk (2017) Dalam Negeri
memperoleh akta
kelahiran secara gratis
INDIKATOR SDGs:
16.9.1. (a) Persentase kepemilikan akte lahir untuk penduduk 40% berpendapatan bawah.
16.9.1. (b) Persentase anak yang memiliki akta kelahiran.
PROGRAM 1: PENATAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
Kegiatan 1: 1.1. Provinsi yang
Pembinaan Administrasi terfasilitasi (bintek,
Pencatatan Sipil advokasi dan
Provinsi 34 34 34 34 34 21.065.959
sosialisasi) kebijakan
Kementerian
pelaksanaan APBN
Dalam Negeri
pencatatan sipil
1.2. Anak yang
memiliki akta Persen 72,3 74 75 76 77,4 16.654.602
kelahiran
1.3 Tersedianya
kebijakan pemenuhan
hak sipil, informasi Kementerian
Kebijakan 1 - - - - 129,3 APBN
dan partisipasi anak Dalam Negeri
yang lengkap dan
harmonis
1.4 Terlaksananya
sosialisasi di 34 Kementerian
provinsi tentang hak Daerah - - 548 548 548 2.978.037 APBN
Dalam Negeri
anak untuk
- 1318 -
INDIKATOR SDGs: 16.10.2. (b) Persentase penyelesaian sengketa informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi non litigasi.
- (level - (level
tidak tidak
kompon kompon
4.3 TOT terkait HAM dianggar dianggar
51 orang en, en,
kepada aparatur dan Orang kan kan 1,653 APBN Komnas HAM
(2015) tidak tidak
masyarakat secara secara
ada ada
khusus khusus
target) target)
5.1 Saran dan
rekomendasi mengenai
Kegiatan 5: Penguatan pembentukan,
Kesadaran HAM perubahan dan meningk
Persen 14 (2015) 5 15 16 8,702 APBN Komnas HAM
Masyarakat dan Aparatur pencabutan per UU at
Negara yang berperspektif
HAM dan isu lain
terkait HAM
6.1 Penyusunan
Dokumen 1 1 1 1 1 650 APBN Komnas HAM
Kegiatan 6: Akuntabilitas Laporan Tahunan
NHRI kepada Publik 6.2 Penyusunan
Dokumen 1 1 1 1 1 290 APBN Komnas HAM
Laporan Kinerja
PROGRAM 2: Penguatan Mekanisme HAM Nasional Dengan Mandat Khusus Penghapusan KtP
1.1 Penguatan
Kegiatan 1: Penguatan
Mekanisme HAM
Mekanisme HAM Nasional Komnas
Nasional Dengan Dokumen 1 1 1 1 1 1,000 APBN
Dengan Mandat Khusus Perempuan
Mandat Khusus
Penghapusan KtP
Penghapusan KtP
- 1326 -
1.2 Indikator
Kegiatan :
Jumlah pemangku
Pemangk Multi funding 9 propinsi,
kepentingan yang Wahana
u dari dalam dan 38
mengerti CPMS-Child TBD TBD TBD TBD TBD Visi
Kepenting luar negeri (I - Kabupaten
Protection Minimum Indonesia
an Tersedia) /kota
Standard (standar
minimum
perlindungan anak)
1.3 Indikator
Kegiatan : Multi funding 9 propinsi,
Wahana
Proporsi komite dari dalam dan 38
Komite TBD TBD TBD TBD TBD Visi
Perlindungan Anak luar negeri (I - Kabupaten
Indonesia
yang memenuhi Tersedia) /kota
standar minimum
2.1 Indikator
Kegiatan 2:
Kegiatan :
Pembentukan
Jumlah kasus Multi funding 9 propinsi,
mekanisme Wahana
pelecehan anak yang dari dalam dan 38
Perlindungan Laporan TBD TBD TBD TBD TBD 1.603 Visi
dilaporkan yang luar negeri (I - Kabupaten
Anak di Indonesia
dirujuk ke institusi / Tersedia) /kota
tingkat
struktur yang
Kabupaten
relevan
- 1335 -
Kegiatan 5:
Melakukan
riset Pemerintah
pendalaman Kerajaan
atas isu yang 5.1 Jumlah riset Belanda melalui
disepakati yang dilakukan Netherland
untuk dibahas terkait isu-isu yang Laporan 6 141.000.000 Institute for Jakarta Kemitraan
di dalam berkaitan dengan Multiparty
Forum Dialog ekstrimisme Democracy
lintas partai (NIMD) (I -
terkait upaya Tersedia)
melawan
ekstrimisme
PROGRAM 2: penyusunan Indeks Inklusi
1.1 Riset
1. Adanya dokumen Rekomen
kabupaten 3 3 1,000 Jakarta lakpesdam
riset dasi
inklusi
INDIKATOR SDGs: 16.10.1. (a) Jumlah penanganan pengaduan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
PROGRAM 1:
- 1347 -
INDIKATOR SDGs: 16.a.1* Tersedianya lembaga Hak Asasi Manusia (HAM) nasional yang independen yang sejalan dengan Paris Principles.
PROGRAM 1:
1.1 Organisasi
korban/lembaga
Kegiatan 1 :
pendamping korban
Memberikan
memperoleh Catur
dukungan
dukungan sumber Daya
sumber daya 6 6 5 5
daya untuk (Dana,
bagi setiap lembaga lembaga lembaga lembaga Indonesia
membantu korban Pengetah Lembaga Donor
inisiatif untuk (@Rp.20 (@Rp.20 (@Rp.20 (@Rp.20 Kebupaten/ untuk
pelanggaran HAM uan, 2016 Rp.3M-5M & Dinasi Publik
pemenuhan jt- jt- jt- jt- Kota Kemanusia
masa lalu Jaringan (I - Tersedia)
Hak EKOSOB Rp.500jt Rp.500jt Rp.500jt Rp.500jt an (IKa)
mendapatkan akses &
Korban ) ) ) )
dan layanan sosial Kerelawa
Pelanggaran
(Kesehatan, nan)
HAM masa
Pendidikan,
lalu
Pemberdayaan
Ekonomi, dll)
- 1349 -
Belum semua indikator TBP/SDGs Indonesia sudah dirumuskan matadatanya karena masih menunggu kesepakatan global
tentang indikator tersebut (sebagian besar adalah indikator SDGs Tier III) atau karena pada saat perumusan indikator, Tim belum
berhasil merumuskan metadatanya. Dalam buku “Ringkasan Metadata Indikator TPB/SDGs Indonesia”, indikator tersebut termasuk
kategori “indikator yang akan dikembangkan”. Secara bertahap indikator dengan kategori akan dikembangkan tersebut akan
dirumuskan metadatanya melalui proses pelibatan seluruh pemangku kepentingan (Pemerintah, Organisasi Kemasyarakatan,
Filantropi dan dunia usaha, pakar dan akademisi) dibantu oleh Organisasi PBB yang mengampu indikator tersebut. Meski masih
dalam kategori “indikator yang akan dikembangkan”, sudah terdapat program atau kegiatan yang diindikasikan terkait dengan
beberapa indikator tersebut, baik dikerjakan oleh pemerintah maupun non pemerintah.
Seperti halnya perumusan metadata tahap pertama, perumusan metadata tahap kedua akan dilaksanakan melalui serangkaian
diskusi dan konsultasi baik offline maupun online untuk disepakati bersama. Berikut adalah daftar indikator yang akan dikembangkan
untuk Pilar Pembangunan Hukum dan Tata Kelola:
ttd.