PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kualitas sumber daya manusia, salah satu diantaranya pembagunan kesehatan gigi
derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimal, dalam pelaksanaan
layanan kesehatan dari paradigma sakit ke paradigma sehat, sejalan dengan visi
Indonesia membuat Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
hidup bersih dan sehat atau disingkat PHBS. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
1
anak, keluarga berencana, gizi, farmasi dan pemeliharaan kesehatan
PHBS, yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI
mengonsumsi buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari dan
dari semua perilaku yang harus dipraktikkan di rumah tangga dan dipilih karena
mulut penting untuk diperhatikan dan merupakan bagian integral dari kesehatan
, 2001).
2
Mahasiswa melakukan survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta
survei Kesehatan Gigi dan Mulut. Berdasarkan hasil survei tersebut diharapkan
B. Sasaran Survei
Sasaran survei terpadu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Kesehatan
C. Manfaat Survei
Manfaat survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta kesehatan
gigi dan mulut ini adalah untuk mendapatkan data perilaku hidup bersih dan sehat
3
D. Tujuan Survei
Kegiatan survei PHBS dan kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan di
a. Tujuan umum
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku
hidup bersih dan sehat serta kesehatan gigi dan mulut pada tingkat rumah
b. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari survei PHBS dan kesehatan gigi dan mulut
adalah:
tangga.
2. Mendapatkan data kesehatan gigi dan mulut pada tingkat rumah tangga.
dan mulut.
kesehatan lingkungan, serta kesehatan gigi dan mulut yang ada dalam
masyarakat.
masalah.
4
BAB II
METODE SURVEI
B. Pengambilan Sampel
2. Jumlah sampel : 40 KK
sebagai berikut:
Kelurahan Gedongkiwo.
5
c. Tahap II: dari beberapa dusun (cluster) yang terdapat di Kelurahan
Dusun Suryowijayan.
C. Alat Ukur
Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menggunakan alat ukur
berupa kuesioner Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga.
Sedangkan alat ukur yang digunakan untuk survei Kesehatan Gigi dan Mulut
Kesehatan Gigi dan Mulut, Perilaku Kesehatan Gigi dan Mulut, dan Sikap
terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut, serta WHO Oral Health Assessment Form
Data yang dikumpulkan pada survei PHBS tatanan rumah tangga dan
b. Umur.
c. Agama.
d. Status.
e. Pendidikan.
6
f. Pekerjaan.
g. Jenis kelamin.
h. Alamat.
2. Data epidemiologi
3. Data PHBS
pelayanan kesehatan
b. Data KIA
7
3) Menggunakan alat kontrasepsi
yang tertutup
a. Data status kesehatan gigi dan mulut yang berpedoman pada WHO
1) Keadaan maloklusi
2) Fluorosis
8
7) Kebutuhan akan perawatan darurat
8) Keadaan lainnya.
D. Jadwal Survei
Kegiatan survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Kesehatan Gigi dan
Priyono,S.U.
9
pemeriksaan gigi dan mulut oleh drg. Rosa Amalia, M. Kes.
secara acak. Pengumpulan data PHBS dan kesehatan gigi dan mulut di
E. Kalibrasi
hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem
pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang
sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.
konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara
10
primer nasional dan/ internasional), melalui rangkaian perbandingan yang
tak terputus.
Internasional.
survei kesehatan gigi dan mulut tidak hanya satu orang, oleh karena itu diperlukan
dilakukan meliputi:
2. Data epidemiologi
Jawaban YA apabila:
3. Data PHBS
Jawaban YA apabila:
11
a. Data kesehatan perorangan
dalam rumah.
setiap hari.
lainnya.
tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air besar.
b. Data KIA
12
1. Persalinan ibu terakhir ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan,
atau perawat).
PDAM, sendang, sumur pompa tangan, atau mata air yang terlindung.
manfaatnya.
13
5. Keluarga telah melakukan pemberantasan saran nyamuk sehingga
rumah.
6. Keluarga memiliki lantai rumah bukan dari tanah, lantai dapat terbuat
dari keramik, semen, kayu, ubin atau sejenis yang kedap air.
a. Data status kesehatan gigi dan mulut berpedoman pada WHO Oral
1) Maloklusi
spacing ringan
14
2) Fluorosis
a. 0: Normal
gigi
kecoklatanpada gigi
15
Tabel II. Kode Pengisian Jenis Perawatan
Form WHO 1986 (yang dimodifikasi)
Kode Jenis perawatan
0 Tidak memerlukan perawatan
1 Fissure sealant
2 Tambalan 1 permukaan
3 Tambalan > 1 permukaan
4 Gigi abutment untuk GTC
5 Elemen gigi tiruan
Kode Jenis Perawatan
6 Perawatan pulpa
7 Pencabutan
8 Memerlukan perawatan lain (GTS)
9 Perawatan selain diatas
kriteria, yaitu:
a. 0 – 1,2 = baik
16
memakai gigi tiruan, memakai gigi tiruan sebagian (GTS), dan
1. Bahan :
f. Form pemeriksaan status kesehatan gigi dan mulut (WHO Oral Assessment
17
2. Alat :
a. Alat diagnostik.
b. Bengkok.
c. Kaca mulut.
d. Ekskavator.
e. Pinset.
f. Probe periodontal.
g. Kapas.
h. Larutan Dettol.
i. Alkohol 70%.
j. Senter.
k. Alat tulis.
G. Pelaksanaan Survei
1. Penentuan Lokasi
2. Permohonan izin
3. Pelaksanaan Survei.
18
rumah warga sebanyak 40 KK di Dusun Suryowijayan yang dipilih secara
keluarga.
mulut.
19
BAB III
Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Survei Kesehatan
1. Data Geografis
a. Gambaran Umum
berbatasan dengan Kabupaten Bantul dengan luas 2,61 km2 dan masih
b. Letak
laut.
c. Iklim
20
tropis dengan memperoleh pengaruh angin muson yang berganti arah setiap
kelurahan, yaitu:
86 RT
RW, 70 RT
RT.
2. Data Demografis
sumber data dari Kelurahan dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
21
penduduk sebesar 13.386 jiwa/km2. Kelurahan yang memiliki wilayah
11.866 jiwa/km2.
di Kecamatan Mantrijeron pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel III
berikut ini.
22
b. Penduduk berdasarkan jenis kelamin
a. Sarana Pendidikan
23
adalah 40 buah.
b. Sarana Peribadatan
c. Sarana Perekonomian
sektor ini banyak melibatkan sektor ekonomi lainnya, seperti sektor perdagangan,
hotel, dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, sewa dan
24
B.Data Epidemiologi
dan 1 kasus kematian dalam satu tahun terakhir pada penduduk Dusun
Data survei PHBS tatanan rumah tangga yang telah dilakukan di Dusun
Tabel VIII. Distribusi Kepala Keluarga Sampel Menurut Umur dan Jenis
Kelamin Dusun Suryowijayan, Kelurahan Gedongkiwo,
Kecamatan Mantrijeron Tahun 2016
Umur Jenis Kelamin
(Tahun) Laki-Laki Perempuan Total
No. Σ % Σ % Σ %
1. < 20 0 0 0 0 0 0
2. 20 - < 45 7 17,5 0 0 7 17,5
3. 45 – 60 14 35 4 10 18 45
4. > 60 7 17,5 8 20 15 37,5
Jumlah 28 70 12 30 40 100
25
Dusun Suryowijayan tidak terdapat KK yang berusia kurang dari 20 tahun.
umur, jumlah kepala keluarga terbanyak terdapat pada kelompok usia 45-60
sebanyak 17 kepala keluarga. Terdapat kepala keluarga yang tamat sekolah, tamat
26
Tabel X. Distribusi Kepala Keluarga Sampel Menurut Jenis Pekerjaan
Penduduk Dusun Suryowijayan, Kelurahan Gedongkiwo,
Kecamatan Mantrijeron Tahun 2016
No Jenis Pekerjaan Frekuensi Prosentase
1 TNI/POLRI 0 0
2 PNS 1 2,5
3 Pegawai Swasta 9 22,5
4 Pensiunan 5 12,5
5 Wiraswasta 8 20
6 Petani 0 0
7 Pedagang 0 0
8 Pengrajin 0 0
9 Buruh 7 17,5
10 Lain-lain 10 25
Jumlah 40 100
sebagai PNS, pensiunan, wiraswasta, buruh dan lain-lain. Akan tetapi, tidak
pengrajin.
27
Tabel XI menunjukkan bahwa sebagian besar (95%) sampel KK di
Dusun Suryowijayan mempunyai anggota keluarga kurang dari atau sama dengan
4 jiwa.
Tabel XII. Komposisi Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Dusun
Suryowijayan, Kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron
Tahun 2016
Umur Jenis Kelamin
Total
No. (Tahun) Laki-Laki Perempuan
Σ % Σ % Σ %
1. 0–5 1 0,9 1 0,9 2 1,9
2. 6 – 15 7 6,5 8 7,4 15 13,9
3. 16 – 45 24 22,2 24 22,2 48 44,4
4. 46 – 60 12 11,1 15 13,9 27 25
5. > 60 7 6,5 9 8,3 16 14,8
Jumlah 51 47,2 57 52,8 108 100
sebanyak 48%.
28
Tabel XIII. Rekapitulasi Indikator PHBS Perilaku Sehat Keluarga Tatanan
Rumah Tangga 40 Keluarga di Dusun Suryowijayan, Kelurahan
Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron Tahun 2016
Ya Tidak Jumlah
No Indikator PHBS
F % F % F %
1 Tidak merokok di dalam rumah 32 80 8 20 40 100
Konsumsi garam beryodium dan makan
2 39 97,5 1 2,5 40 100
makanan beragam
3 Makan buah dan sayur setiap hari 37 92,5 3 7,5 40 100
4 Memiliki Jaminan Kesehatan 35 87,5 5 12,5 40 100
Mencuci tangan dengan air bersih dan
5 39 97,5 1 2,5 40 100
sabun
6 Kebiasaan gosok gigi 32 80 8 20 40 100
7 Melakukan aktivitas fisik setiap hari 37 92,5 3 7,5 40 100
Pemanfaatan Sarana Pelayanan
8 39 97,5 1 2,5 40 100
Kesehatan
sehat keluarga tatanan rumah tangga, hasil survei PHBS dari 40 KK di Dusun
memiliki kesadaran akan hidup sehat bebas asap rokok, tetapi masih perlu
terutama di dalam rumah yang berdampak negatif bagi diri sendiri dan
orang lain.
29
Asap rokok mengandung 4000 zat kimia berbahaya untuk
kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar
melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah, bayi lahir prematur, dan
berupa iritasi mata, sakit kepala, pusing, sakit tenggorokan, batuk, dan
30
atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi. Semakin beragam jenis pangan
2014).
disurvei memiliki kebiasaan konsumsi buah dan sayur, dan hanya 7,5%
keluarga belum mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari. Dari data
Sementara buah tertentu juga menyediakan lemak tidak jenuh seperti buah
alpokat dan buah merah. Oleh karena itu konsumsi sayuran dan buah-
31
seimbang (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Asuransi Kesehatan atau yang saati ini lebih dikenal dengan istilah
undang No. 40 tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi
32
sudah mengerti pentingnya kebersihan untuk mencapai pola hidup yang
sehat, namun hanya satu keluarga belum cukup mengerti bahwa cuci
kesehatan tubuh.
merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah terjadinya gigi
malam, sedangkan 20% penduduk tidak menyikat gigi sebelum tidur. Hal
kebersihan gigi dan mulut sudah cukup baik namun masih perlu dilakukan
33
7. Melakukan aktivitas fisik (92,5%)
telah melakukan aktivitas fisik dan hanya 7,5% keluarga yang tidak
dengan cara latihan fisik atau olahraga yang teratur dapat meningkatkan
latihan fisik atau berolahraga yang baik, benar, terukur, dan teratur akan
tubuh. Jadi tingkat kebugaran jasmani yang baik akan menurunkan angka
kesakitan.Terlebih lagi jika latihan fisik atau olahraga yang teratur juga
dimanfaatkan selama kehamilan dan masa nifas, persiapan fisik bagi calon
jemaah haji serta bagi usia lanjut sehingga hidup tetap aktif dan berkualitas
2011).
keluarga belum berobat ke sarana pelayanan kesehatan saat sakit. Hal ini
34
Tabel XIV. Rekapitulasi Indikator PHBS Kesehatan Ibu dan Anak Tatanan
Rumah Tangga 40 Keluarga di Dusun Suryowijayan, Kelurahan
Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron Tahun 2016
Ya Tidak Jumlah
No Indikator PHBS
F % F % F %
Persalinan ditolong oleh Tenaga
1 40 100 0 0 40 100
Kesehatan
2 Memeriksakan kehamilan di Nakes 40 100 0 0 40 100
3 PUS ikut KB 36 90 4 10 40 100
4 Bayi diberi ASI eksklusif 40 100 0 0 40 100
5 Bayi di imunisasi lengkap 40 100 0 0 40 100
6 Bayi/ Balita ditimbang BB 39 97,5 1 2,5 40 100
besar merupakan keluarga yang memang tidak memiliki balita. Akan tetapi,
penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi)
terutama bayi baru lahir: 1) setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
35
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter,dan tenaga para medis lainnya).
persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat
kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke puskesmas atau
rumah sakit. Selain itu, persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
(100%) yang disurvei tidak memiliki anggota keluarga yang sedang hamil.
pelayanan ANC sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak
36
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan, yaitu:
satu kali trimester pertama, satu kali trimester kedua, dan dua kali trimester
menggunakan alat kontrasepsi baik dari keluarga pasangan usia subur, keluarga
bukan pasangan usia subur, maupun tidak ada keluarga pasangan usia subur
yang sedang hamil. Sebagian besar keluarga pasangan usia subur tersebut
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
Info Datin Situasi dan Analisis Keluarga Berencana tahun 2014, metode
37
4. ASI eksklusif (100%)
tidak ada yang memiliki bayi usia 0–6 bulan. Oleh karena itu, kesadaran dan
tergolong baik.
ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang
cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan
berkembang dengan baik. Air Susu Ibu pertama berupa cairan bening berwarna
Pengertian ASI Eksklusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI
saja tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain. Pemberian ASI
bayi. Hal ini untuk menghindari alergi dan menjamin kesehatan bayi secara
optimal. Karena di usia ini, bayi belum memiliki enzim pencernaan sempurna
untuk mencerna makanan atau minuman lain. Selain itu, ASI jauh lebih
Suryowijayan tidak memiliki bayi. Akan tetapi, ketika anak-anak mereka masih
bayi, semua sudah diimunisasi lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran
38
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu
saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain: TBC, Difteri,
Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Campak, Polio, radang selaput otak, dan radang
paru-paru. Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai
yang disuntikkan pada lokasi tertentu atau diteteskan melalui mulut. Sebagai
salah satu kelompok yang menjadi sasaran program imunisasi, setiap bayi
wajib mendapatkan imunisasi dasar Lengkap yang terdiri dari : 1 dosis BCG, 3
dosis DPT-HB dan atau DPT-HB-Hib, 4 dosis polio, dan 1 dosis campak. Dari
imunisasi yang mendapat perhatian lebih, hal ini sesuai komitmen Indonesia
secara tinggi dan merata. Hal ini terkait dengan realita bahwa campak adalah
salah satu penyebab utama kematian pada balita. Dengan demikian pencegahan
39
Suryowijayan yaitu sebanyak 39 KK sudah melakukan penimbangan balita
secara rutin. Akan tetapi, masih terdapat 1 keluarga dari 40 keluarga yang tidak
pekerjaan orang tua sehingga tidak dapat pergi ke Puskesmas atau Posyandu
balita secara rutin di Posyandu adalah untuk mengetahui apakah balita tumbuh
balita yang sakit (misalnya demam/ batuk/ pilek/ diare), berat badan dua bulan
berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (Bawah Garis
Merah) dan dicurigai gizi buruk sehingga dapat segera dirujuk ke Puskesmas
40
Suryowijayan dapat diuraikan sebagai berikut:
memiliki jamban sehat milik sendiri (100%). Hal ini menunjukkan bahwa
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
bagi kesehatan dan keindahan. Selain jorok, berbagai jenis penyakit ditularkan.
Sebagai gantinya, BAB harus pada tempatnya yakni di jamban. Hanya saja
harus diperhatikan pembangunan jamban tersebut agar tetap sehat dan tidak
SGL maupun jenis sumur lainnya). Perkecualian jarak ini menjadi lebih
jauh pada kondisi tanah liat atau berkapur yang terkait dengan porositas
tanah. Juga akan berbeda pada kondisi topografi yang menjadikan posisi
41
2. Tidak berbau serta tidak memungkinkan serangga dapat masuk ke
3. Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di
dengan luas minimal 1x1 meter, dengan sudut kemiringan yang cukup
4. Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari bahan-
bahan yang kuat dan tahan lama dan agar tidak mahal hendaknya
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna
terang;
6. Cukup penerangan;
Dari hasil survei didapatkan data bahwa hampir semua keluarga sudah
menggunakan sarana air bersih (97,5%). Dari data yang didapat, sebagian besar
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu
baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam
42
melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.
minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak
mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh
oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri
dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya,
terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini (Azizullah dkk., 2011).
menjadi akar permasalahan ini. Sementara itu 100 juta rakyat Indonesia
2. Kecacingan.
membayar dua kali hingga enam kali dari rata-rata yang dibayar bulanan
Sebagian besar keluarga yang disurvei sudah memiliki tempat sampah yang
sehat. Dari seluruh keluarga yang disurvei 87,5% sudah terbiasa membuang
43
sampah di tempat khusus dengan posisi tertutup, sedangkan sisanya belum. Hal
Sampah jika tidak diurus dan dikelola dengan baik dapat menyebabkan
membusuk dapat menjadi sarang kuman dan binatang yang dapat mengganggu
Berdasarkan hasil survei didapat data bahwa setengah dari keluarga yang
disurvei belum memiliki tanaman obat keluarga (50%). Hal ini menunjukkan
rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya
adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang
rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau
bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat
(TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal
44
prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga (Tukiman, 2004).
Dari hasil survei didapatkan data bahwa hampir seluruh keluarga di dusun
perkembangbiakan nyamuk, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas
Berdasarkan hasil survei didapat data bahwa hampir semua keluarga yang
disurvei sudah memiliki lantai rumah yang bukan dari tanah. Hal ini merupakan
Lantai rumah dari semen atau ubin, kermik, atau cukup tanah biasa yang
dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak becek pada musim hujan. Lantai yang basah dan berdebu merupakan
45
Tabel XVI. Klasifikasi PHBS pada Keluarga Sampel Dusun Suryowijayan,
Kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron Tahun 2016
No. Nama KK Jawaban Ya Klasifikasi Peta PHBS
1 Johanes Handoko 17 IV Biru
2 Fx. Budi Santosa 17 IV Biru
3 Waginem 18 IV Biru
4 Eko Indaryono 17 IV Biru
5 Rusman 14 III Hijau
6 Sularso 18 IV Biru
7 Agung Istiadi 18 IV Biru
8 Anastasia Watiasih 15 III Hijau
9 Nasiyah 15 III Hijau
10 Mujinah 14 III Hijau
11 Suharto 19 IV Biru
12 Slamet Wintolo 20 IV Biru
13 Nuryanto 19 IV Biru
14 Edy Sukarwa 17 IV Biru
15 Ig. Suharsanto 20 IV Biru
16 Basuki 18 IV Biru
17 Saptari 18 IV Biru
18 Arwatini Sugiono 20 IV Biru
19 Juwandi 18 IV Biru
20 Rahmat Muntaha 17 IV Biru
21 Usnani Susilowati 18 IV Biru
22 C. Hadi Santosa 20 IV Biru
23 Amat Dasiran 19 IV Biru
24 Suradi 19 IV Biru
25 St Bambang Triambodo 20 IV Biru
26 Anwar 19 IV Biru
27 Titin Sukarni 19 IV Biru
28 Nurdiansyah 19 IV Biru
29 Ngatimun 18 IV Biru
30 Ny. Priyo Diharjo 20 IV Biru
31 Wahyudi 20 IV Biru
32 Aris Pranoto 20 IV Biru
46
No. Nama KK Jawaban Ya Klasifikasi Peta PHBS
33 Suparjo 19 IV Biru
34 Surono 20 IV Biru
35 Hasan 19 IV Biru
36 Yusiyem 19 IV Biru
37 Satinah 19 IV Biru
38 Sutinem 20 IV Biru
39 Saefi 20 IV Biru
40 Suyono 19 IV Biru
Berdasarkan data PHBS pada tabel XVI dan tabel XVII diketahui bahwa
Dusun Sehat III, sehingga strata tingkat dusun adalah Dusun Sehat IV.
47
D. Data Survei Kesehatan Gigi dan Mulut
yang berisi pemeriksaan status kesehatan gigi dan mulut serta data pengisian
kuesioner tentang kesehatan gigi dan mulut. Pemeriksaan status kesehatan gigi
dan mulut dilakukan pada seluruh anggota dari 40 keluarga yang berusia 6 tahun
kesehatan gigi dan mulut hanya diisi oleh anggota keluarga yang berusia 15 tahun
maloklusi ringan (68,3%), pada rentang kelompok umur 16-45 tahun. Terdapat 1
orang yang status maloklusi giginya tidak dapat diukur, yaitu pada rentang umur
46-60 tahun.
48
Tabel XIX. Distribusi Sampel Berdasarkan Derajat Fluorosis
Dusun Suryowijayan, Kelurahan Gedongkiwo,
Kecamatan Mantrijeron Tahun 2016
Derajat Fluorosis Jumlah
Frekuensi Persentase (%)
0 Normal 98 100
1 Meragukan 0 0
2 Sangat Ringan 0 0
3 Ringan 0 0
4 Sedang 0 0
5 Parah 0 0
Jumlah 98 100
49
Berdasarkan tabel XX diketahui bahwa nilai rerata karies gigi tetap
(DMF-T) sebesar 7,9 dan nilai rerata karies gigi sulung (def-t) sebesar 3,4.
penduduk untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut dimana kesehatan gigi dapat
oleh tingkat pendidikan dan sosial ekonomi penduduk yang rendah, sehingga
dengan baik.
prevalensi terbesar terdapat pada kelompok umur 16-45 tahun (23%). Terdapat
15,3% penduduk yang memiliki status kebersihan mulut yang baik dan 23,5%
50
Tabel XXII. Status Kesehatan Gusi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur
Dusun Suryowijayan, Kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron
Tahun 2016
Kelompok Umur
6 – 15 16 – 45 46 – 60 > 60
No Gingivitis Jumlah
(n=14) (n=41) (n=25) (n=18)
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1 Sehat 5 5,1 2 2 0 0 2 2 9 9,2
2 1-3 segmen 8 8,2 16 16,3 10 10,2 3 3,1 37 37,7
3 4-6 segmen 1 1 23 23,5 15 15,3 13 13,3 52 53,1
4 Tidak bisa diukur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 14 14,3 41 41,8 25 25,5 18 18,4 98 100
Suryowijayan yang memiliki kondisi gusi sehat hanya 9,2% yaitu sekitar 9 orang.
51
(93,95%) tidak memakai gigi tiruan. Terdapat 5 orang penduduk telah memakai
gigi tiruan sebagian (5,1%) dan satu orang penduduk telah memakai gigi tiruan
orang (47%) penduduk tidak membutuhkan perawatan gigi tiruan, dan 1 orang
52
Tabel XXV. Prioritas Kebutuhan Perawatan Gigi dan Mulut Sampel
Berdasarkan Kelompok Umur Dusun Suryowijayan,
Kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron
Tahun 2016
Kelompok Umur ( Tahun )
Kebutuhan
6 – 15 16 – 45 46 -60 > 60
No Perawatan Gigi Jumlah
(n=14) (n=41) (n=25) (n=18)
dan Mulut (orang)
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1 Opdent 13 13,3 37 37,7 18 18,4 18 18,4 86 87,7
2 Eksodonsi 4 4,1 21 21,4 22 22,4 16 16,3 63 64,3
3 Endodontik 1 1 10 10,2 2 2 1 1 14 14,3
4 Prostodonsia 0 0 16 16,3 18 18,4 18 18,4 52 53,1
5 Scaling 10 10,2 29 29,6 20 20,4 9 9,2 68 69,4
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat untuk merawat gigi
53
Tabel XXVII. Status Kesehatan Jaringan Periodontal Sampel Berdasarkan
Kelompok Umur Dusun Suryowijayan, Kelurahan Gedongkiwo,
Kecamatan Mantrijeron Tahun 2016
Status Kelompok Umur
Kesehatan 6 – 15 16 – 45 46 - 60 > 60
No Jumlah
Jaringan (n=14) (n=41) (n=25) (n=18)
Periodontal ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1 Sehat 0 0 12 12,2 2 2 1 1 15 15,3
2 1-3 segmen 1 1 26 26,5 17 17,3 13 13,3 57 58,2
3 4-6 segmen 0 0 3 3,1 6 6,1 4 4,1 13 13,3
4 Tidak bisa diukur 13 13,3 0 0 0 0 0 0 13 13,3
Jumlah 14 14,3 41 41,8 25 25,5 18 18.4 98 100
responden yaitu 43 orang memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
54
kategori baik (51,2%) dan sisanya 41 responden memiliki pengetahuan dengan
responden yaitu 49 orang memiliki persepsi tentang kesehatan gigi dan mulut
baik (41,7%). Tidak ada responden yang memiliki persepsi tentang kesehatan gigi
55
Berdasarkan tabel XXX dari 84 responden yang disurvei, diketahui bahwa
sedang (71,4%) dan sisanya 24 responden memiliki perilaku dengan kategori baik
(28,6%). Tidak ada responden yang memiliki perilaku buruk. Maka, dapat
disimpulkan bahwa perilaku tentang kesehatan gigi dan mulut masyarakat Dusun
Suryowijayan yang disurvei sudah baik, namun tetap perlu lebih diperhatikan, dan
kesehatan gigi dan mulut. Sebanyak 22 orang responden memiliki kategori sikap
kesehatan gigi dan mulut hanya mengukur tingkat pengetahuan paling dasar atau
dengan kata lain hanya sebatas tahu saja. Pengetahuan tersebut dinilai sesuai
56
kriteria baik, sedang dan kurang.
mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki (Meliono,
2014).
semua sinyal dalam sistem saraf, yang merupakan hasil dari stimulasi fisik atau
terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang
dan perilaku.
dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh
Perilaku tidak boleh disalahartikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu
57
tindakan dengan tingkat lebih tinggi, karena perilaku sosial adalah perilaku yang
seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh berbagai kontrol
58
BAB IV
A. Kesimpulan
3) Terdapat keluarga yang belum mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
(7,5%)
5) Terdapat keluarga yang belum mencuci tangan dengan air dan sabun
(20%).
fisik (7,5%).
59
8) Terdapat keluarga yang belum memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan (2,5%)
b. KIA /KB
kontrasepsi (10%)
rutin (2,5%)
c. Kesehatan Lingkungan
manfaatnya (50%)
nyamuk (2,5%)
5) Terdapat keluarga yang belum memakai lantai rumah yang bukan dari
tanah (2,5%)
Permasalahan dalam konsep perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ini
dapat diatasi melalui kegiatan penyuluhan dan pemanfaatan tenaga kader dalam
berikut:
60
b. Tingginya prevalensi karies dengan nilai DMF-T rerata sebesar 7,9.
57,1%.
gigi tiruan sebagian yaitu sebesar 5,1% dan gigi tiruan lengkap sebesar
1%.
kesehatan gigi dan mulut melalui upaya promotif, serta melakukan upaya-upaya
B. Saran
61
RENCANA PEMECAHAN MASALAH PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT SERTA MASALAH KESEHATAN GIGI DAN MULUT
BAB I
PENDAHULUAN
dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan
Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari survei kesehatan yang
daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun
2004).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berupa perilaku sehat, kesehatan ibu dan
anak, masalah kesehatan lingkungan serta masalah kesehatan gigi dan mulut
berupa tingginya status karies gigi, status kebersihan gigi dan mulut, status
62
BAB II
A. Rumusan Masalah
1. Permasalahan PHBS
iii. masih terdapat keluarga yang belum mengkonsumsi sayur dan buah
setiap hari.
v. masih terdapat keluarga yang belum mencuci tangan dengan air dan
vi. masih terdapat anggota keluarga yang tidak menggosok gigi sebelum tidur.
aktivitas fisik.
kesehatan.
63
b. KIA/KB.
kontrasepsi.
rutin.
c. Kesehatan Lingkungan.
ii. Masih terdapat keluarga yang belum memiliki tempat pembuangan sampah
yang tertutup.
nyamuk.
v. Masih terdapat keluarga yang belum memakai lantai rumah yang bukan
dari tanah.
Dusun Suryowijayan antara lain; tingkat perilaku kesehatan gigi dan mulut masih
sedang, tingginya prevalensi karies gigi, kebersihan mulut yang sedang, tingginya
yang tinggi.
64
B. Prioritas Masalah
masalah PHBS dan kesehatan gigi dan mulut di Dusun Suryowijayan, Kelurahan
dengan cara skoring. Nilai yang diberikan adalah 1 - 5 untuk berbagai parameter
yang telah ditetapkan. Nilai tertinggi adalah 5 jika masalah tersebut prioritas, dan
nilai 1 untuk masalah yang paling tidak diprioritaskan. Secara umum parameter
need).
65
3. Ketersediaan sumber daya yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
yang menjawab “tidak” pada setiap indikator lalu dibagi dengan jumlah keluarga
yang diperiksa pada tiap pertanyaan indikator, kemudian hasil dikalikan 100%.
66
Keluarga Jawaban Perilaku Sehat KIA/ KB Kesehatan
Keluarga lingkungan
Tidak 0 0 0
14 Ya 8 6 5
Tidak 0 0 1
15 Ya 7 6 5
Tidak 1 0 1
16 Ya 7 6 5
Tidak 1 0 1
17 Ya 6 6 5
Tidak 2 0 1
18 Ya 8 6 6
Tidak 0 0 0
19 Ya 7 6 5
Tidak 1 0 1
20 Ya 8 6 6
Tidak 0 0 0
21 Ya 7 6 5
Tidak 1 0 1
22 Ya 8 6 6
Tidak 0 0 0
23 Ya 7 6 6
Tidak 1 0 0
24 Ya 8 6 5
Tidak 0 0 1
25 Ya 8 6 6
Tidak 0 0 0
26 Ya 8 6 5
Tidak 0 0 1
27 Ya 8 6 5
Tidak 0 0 1
28 Ya 8 6 5
Tidak 0 0 1
29 Ya 7 6 5
Tidak 1 0 1
30 Ya 8 6 6
Tidak 0 0 0
31 Ya 8 6 6
Tidak 0 0 0
32 Ya 8 6 6
Tidak 0 0 0
33 Ya 7 6 6
Tidak 1 0 0
34 Ya 8 6 6
Tidak 0 0 0
67
Keluarga Jawaban Perilaku Sehat KIA/KB Kesehatan
Keluarga lingkungan
35 Ya 7 6 6
Tidak 1 0 0
36 Ya 8 5 6
Tidak 0 1 0
37 Ya 8 6 5
Tidak 0 0 1
38 Ya 8 6 6
Tidak 0 0 0
39 Ya 8 6 6
Tidak 0 0 0
40 Ya 8 6 5
Tidak 0 0 1
JUMLAH Ya 290 235 213
Tidak 30 5 27
2) Permasalahan KIA/KB
68
Sebuah keluarga dinyatakan memiliki permasalahan kesehatan lingkungan
=0/40 x 100%
= 0%
= 0/40 X 100%
= 0%
= 1/40 X 100%
= 2,5 %
69
Prevalensi 81 – 100% Nilai = 5
kriteria matriks. Prioritas masalah ditentukan dengan cara mengalikan nilai dari
Yogyakarta, DIY pada tahun 2016 adalah masalah perilaku sehat keluarga.
70
terbiasa mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, belum terbiasa menggosok
gigi sebelum tidur malam, belum terbiasa melakukan aktifitas fisik dan belum
Mantrijeron tahun 2016 diambil lima besar masalah kesehatan gigi dan mulut
71
Tabel XXXV. Teknik Kriteria Matriks Pemilihan Prioritas Masalah
Kesehatan Gigi dan Mulut Penduduk Dusun Suryowijayan,
Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron,
Kota Yogyakarta, DIY Tahun 2016
Bobot Nilai
No. Daftar Masalah I IXTXR
T R
P S RI DU SB PB PC
1 Karies gigi 5 5 3 4 5 3 3 4 4 216.000
Kebersihan mulut yang
2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 82.944
sedang dan buruk
3 Gingivitis 5 4 2 2 2 2 3 3 2 5760
4 Periodontitis 4 4 2 2 2 2 2 3 2 3072
Kebutuhan gigi tiruan
5 3 3 2 3 4 2 2 4 3 10.368
belum terpenuhi
Keterangan:
Nilai 1 : Untuk kriteria masalah kurang penting.
Nilai 2 : Untuk kriteria masalah cukup penting.
Nilai 3 : Untuk kriteria masalah penting.
Nilai 4 : Untuk kriteria masalah sangat penting.
Nilai 5 : Untuk kriteria masalah sangat penting sekali.
kesehatan gigi dan mulut di Dusun Suryowijayan yang menjadi prioritas dan perlu
dicari pemecahannya.
72
BAB III
A. Masalah PHBS
keluarga.
73
Simbol Penyebab Timbulnya Masalah Alternatif Jalan Keluar
Masih ada keluarga yang belum Memberikan penyuluhan serta
memiliki asuransi kesehatan. sosialisasi tentang manfaat program
D asuransi kesehatan secara
berkesinambungan.
74
2) Terdapat keluarga yang belum mengkonsumsi garam beryodium dan
3) Terdapat keluarga yang belum mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari.
5) Terdapat keluarga yang belum mencuci tangan dengan air dan sabun
fisik.
kesehatan.
Teknik Kriteria Matriks, dengan dua kriteria yang sering digunakan yaitu
Skor antara 1-5. Skor 1 untuk untuk yang paling tidak efektif dan skor 5
untuk yang paling efektif. Prioritas jalan keluar adalah alternatif jalan keluar
a. Magnitude (M)
b. Importancy (I)
75
dan langgeng masalah terselesaikan dengan jalan keluar tersebut, semakin
besar skornya.
c. Vulnerability (V)
skornya.
Skor antara 1-5 untuk yang paling tidak efisien sampai yang paling
76
terbaik adalah memberikan penyuluhan mengenai tata cara mencuci tangan yang
baik dan benar, serta dampak yang muncul akibat pola hidup yang tidak bersih.
prioritas masalah kesehatan gigi dan mulut yang harus dipecahkan adalah
status karies gigi masyarakat yaitu penyuluhan tentang penyebab dan proses
terjadinya gigi berlubang, akibat yang ditimbulkan bila gigi yang berlubang tidak
dilakukan penanganan dan perawatan dengan segera, dan pentingnya menjaga dan
tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar di waktu yang tepat disertai
77
Tabel XXXVIII. Alternatif Jalan Keluar Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut
Penduduk di Dusun Suryowijayan, Kelurahan Mantrijeron,
Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, DIY tahun 2016
Penyebab Timbulnya
Masalah Alternatif Jalan Keluar
Masalah
1. Kurangnya C. Penyuluhan tentang penyebab dan
pengetahuan proses terjadinya gigi berlubang,
masyarakat mengenai akibat yang ditimbulkan bila gigi
tindakan pencegahan yang berlubang tidak dilakukan
gigi berlubang dan penanganan dan perawatan
perawatan kesehatan dengan segera, dan pentingnya
Tingginya gigi. menjaga dan memelihara
status kesehatan gigi dan mulut
karies 2. Kurangnya D. Penyuluhan tentang cara
pengetahuan tentang menyikat gigi yang baik dan
cara menyikat gigi benar di waktu yang tepat disertai
mencontohkan gerakan menyikat
yang baik dan benar
gigi yang benar dengan
di waktu yang tepat. menggunakan alat peraga berupa
model gigi.
masalah tingginya status karies sebagai prioritas masalah kesehatan gigi dan
mulut. Prioritas jalan keluar dilakukan penetapan melalui teknik kriteria matriks
sebagai berikut:
Tabel XXXIX. Alternatif Jalan Keluar Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut
Penduduk di Dusun Suryowijayan, Kelurahan Mantrijeron,
Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta,
DIY Tahun 2016
Daftar Alternatif Efektivitas 𝑀𝑥𝐼𝑥𝑉
No Efesiensi (C)
Jalan Keluar M I V 𝐶
1 A 4 4 3 3 16
2 B 3 3 4 3 12
Keterangan:
M = Magnitude,I = Importancy, V = Vulnerability, C = Cost
78
untuk prioritas masalah tingginya tingkat karies gigi adalah dengan penyuluhan
tentang penyebab dan proses terjadinya gigi berlubang, akibat yang ditimbulkan
bila gigi yang berlubang tidak dilakukan penanganan dan perawatan dengan
segera, dan pentingnya menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut.
79
BAB IV
A. Kesimpulan
manfaat dan pentingnya menggunakan air bersih dan sabun saat mencuci
tangan.
penyuluhan mengenai tata cara mencuci tangan yang baik dan benar, serta
3. Prioritas masalah kesehatan gigi dan mulut adalah tingginya status karies gigi.
4. Prioritas jalan keluar masalah kesehatan gigi dan mulut yang ditetapkan
berlubang, akibat yang ditimbulkan bila gigi yang berlubang tidak dilakukan
80
B. Saran
lebih baik.
81