PEMODELAN STRUKTUR
5.1 Umum
Analisa struktur utama mencakup struktur bagian atas (Upper Structure)
yang terdiri dari balok, kolom dan plat beton bertulang. Struktur gedung akan
dianalisis secara tiga dimensi dengan bantuan program komputer ETABS 2016.
C C
B B
81
82
balok penggontrol(30/60)
62000 N
balok penggontrol(30/60)
Gambar 5.8. Pembebanan pada Balok penumpu depan Mesin lift penumpang
Gambar 5.9. Pembebanan pada Balok penumpu belakang Mesin lift penumpang
28150 N 28150 N
Gambar 5.10. Pembebanan pada Balok penumpu depan Mesin lift barang
86
20651 N 20651 N
Gambar 5.11. Pembebanan pada Balok penumpu belakang Mesin lift penumpang
5.7 Pembebanan
Jenis-jenis beban yang di pakai dalam analisa struktur adalah:
Dead load : berat sendiri struktur,
Live Load: beban hidup struktur, dan
Superimpose Dead Load : semua beban mati tambahan seperti
dinding, ME, kaca atau gondola
Berikut adalah kombinasi pembebanan yang diaplikasikan pada struktur tahan
gempa, sesuai dengan SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012:
Tabel 5.4 Kombinasi Pembebanan SNI 1726-2002
kombinasi DL LL Ex Ey
COMB 1 1,4
COMB 2 1,2 1,6
COMB 3 1,2 1 1 0,3
COMB 4 1,2 1 -1 0,3
COMB 5 1,2 1 -1 -0,3
COMB 6 1,2 1 1 -0,3
COMB 7 1,2 1 0,3 1
COMB 8 1,2 1 0,3 -1
COMB 9 1,2 1 -0,3 -1
COMB 10 1,2 1 -0,3 1
COMB 11 0,9 1 0,3
COMB 12 0,9 -1 0,3
COMB 13 0,9 -1 -0,3
COMB 14 0,9 1 -0,3
COMB 15 0,9 0,3 1
COMB 16 0,9 0,3 -1
COMB 17 0,9 -0,3 -1
COMB 18 0,9 -0,3 1
87
Dimana :
DL : Berat sendiri struktur + Superimposed Dead Load
LL : Beban Hidup
EQx : Beban Gempa Arah x
EQy :Beban Gempa Arah y
5.7.1 Beban Gravitasi
Tebal Nilai
Lapis
Lapisan, N-
ke-
di (m) SPT
0 0 0 0
1 11 0 0
2 4 1 4
3 6 2 3
3,91
4 4 7 0,57
5 2 41 0,05
6 3 51 0,06
∑ 30 7,68
Maka tanah pada lokasi bangunan ini diklasifikasikan dalam kelas situs SE
atau tanah lunak.
5.7.3 Beban Gempa Berdasarkan SNI 1726-2002
Berdasarkan SNI 1726-2002, untuk menentukan desain respon spektrum,
dapat dilihat berdasarkan wilayah gempanya dan jenis tanah. Kota Pontianak
termasuk kedalam kategori zona gempa 1 dengan percepatan puncak batuan dasar
sebesar 0,03g dengan situs tanah lunak.
Wilayah Gempa 1 0.50 Wilayah Gempa 2
0.50
C= (Tanah lunak)
T
0.23
0.38 C= (Tanah sedang)
T
0.20
C= (Tanah lunak) 0.15
T 0.30 C= (Tanah keras)
T
0.08
C C= (Tanah sedang) C
T
0.20 0.20
0.05
C= (Tanah keras) 0.15
0.13 T
0.10 0.12
0.08
0.05
0.04
0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0 0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0
T T
C=
0.42
(Tanah sedang)
0.33 0.60 T
C= (Tanah sedang)
0.55 T
0.30
C= (Tanah keras)
0.23 T
0.45 C= (Tanah keras)
0.207 T
C C
0.34
0.30 0.28
0.157 0.23
0.24
sa
0.18
0.107
0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0 0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0
0.057
T T
0.007
0 0.90
0.5 1 1.5 t Gempa
Wilayah 2 5 2.50.95
0.90
3 3.5 Wilayah Gempa 6
0.83 0.90
C= (Tanah lun ak) 0.83 0.95
Gambar 5.12 Respons Spektra Kota Pontianak Berdasarkan SNI 1726- T
0.50
C=
T
(Tanah lun ak)
0.36 0.38
0.32 0.36
0.33
0.28
Tahap pertama dalam analisis respons spektra adalah perhitungan factor skala.
Factor skala dapat dihitung dengan rumus berikut ini
𝑔𝑥𝐼
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 =
𝑅
Keterangan :
g : percepatan gravitasi (m/s2)
I : faktor keutamaan gempa
R : faktor koefisien modifikasi
9,81 𝑥 1
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 =
3,5
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 = 2,802
Tahap selanjutnya yaitu pengecekan gaya geser dasar akibat beban dinamik tidak
boleh kurang dari 80% gaya geser dasar akibat beban statik.
0.027
0.022
sa
0.017
0.012
0.007
0 0.5 1 1.5 2t 2.5 3 3.5 4
Tabel 5.11 kategori desain sismik berdasarkan parameter respons percepatan pada
periode 1 detik
Sehingga berdasarkan tabel diperoleh bahwa bangunan ini berada pada Kategori
Disain Sismik A.
Tahap pertama dalam analisis respons spektra adalah perhitungan factor skala.
Factor skala dapat dihitung dengan rumus berikut ini
𝑔𝑥𝐼
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 =
𝑅
Keterangan :
g : percepatan gravitasi (m/s2)
I : faktor keutamaan gempa
R : faktor koefisien modifikasi
9,81 𝑥 1
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 =
3
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 = 3,27
Tahap selanjutnya yaitu pengecekan gaya geser dasar akibat beban dinamik tidaak
boleh kurang dari 85% gaya geser dasar akibat beban statik.