c2 X KTL Pekerjaan Dasar Elektromekanik 2
c2 X KTL Pekerjaan Dasar Elektromekanik 2
REPUBLIK INDONNESIA
2013
Kontributor Naskah
Juhari, S.Pd
1
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
KELAS X
2
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
3
SILABUS MATA PELAJARAN
Kompetensi Inti:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
Berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial danalamsertadalammenempatkandirisebagaicerminanbangsadalampergaulandunia.
KI 3 : Memahami, menerapkandanmenganalisispengetahuanfaktual, konseptual, danproseduralberdasarkan rasa
ingintahunyatentangilmupengetahuan, teknologi, seni, budaya, danhumanioradalamwawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
danperadabanterkaitpenyebabfenomenadankejadiandalambidangkerja yang spesifikuntukmemecahkanmasalah.
KI4 : Mengolah, menalar, danmenyajidalamranahkonkretdanranahabstrakterkaitdenganpengembangandari yang dipelajarinya di
sekolahsecaramandiri, danmampumelaksanakantugasspesifik di bawahpengawasanlangsung.
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
Semester 1
1.3. Menyadari
sempurnanya
konsep Tuhan
tentang benda-
benda dengan
4
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
fenomenanya
untuk
dipergunakan
sebagai aturan
dalammelaksanaka
npekerjaandasarel
ektromekanik
1.4. Mengamalkannilai-
nilaiajaran agama
sebagai tuntunan
dalammelaksanaka
npekerjaandasarel
ektromekanik
5
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
2.4. Mengamalkanperil
akujujur, disiplin,
teliti, kritis, rasa
ingintahu, inovatif
dan
tanggungjawabdal
ammelaksanakanp
ekerjaandasarelekt
romekanik
2.5. Menghargaikerjasa
ma, toleransi,
damai, santun,
demokratis,
dalammenyelesaik
anmasalahperbeda
ankonsepberpikird
alammelaksanakan
pekerjaandasarele
ktromekanik
2.6. Menunjukkansikap
responsif,proaktif,k
onsisten, dan
berinteraksisecara
efektifdenganlingk
ungansosialsebagai
bagiandarisolusiata
sberbagaipermasal
ahandalammelaksa
nakanpekerjaandas
arelektromekanik
6
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
3.1. Menentukan Perilaku dan sikap aman Mengamati : Kinerja: 4 x 5 JP Training
prosedur pengelolaan tempat kerja Peraturan K3 Pengamatan sikap manual
keamanan, dan (bengkel) Rambu-rambu K3 kerja dan kegiatan Electrical
kesehatan kerja Lingkungan tempat kerja Alat pelindung Diri praktek electronic
di bidang yang aman Alat pemadam kebakaran Mengidentifikasi Industry,
pekerjaan Perlindungan personal Peraturan K3LH, Australian
elektromekanik Penggunaan perkakas Menanya : Rambu-rambu Goverment
4.1. Menerapkan tangan Mengkondisikansituasibel K3LH, Alat Service,
prosedur Petunjuk umum ajaruntukmembiasakanme pelindung Diri, dan Canbera
keamanan dan - Pemekaian Obeng ngajukanpertanyaansecara alat pemadam Industrial
kesehatan kerja - Pemkaian Kunci pas aktifdanmandiritentang: kebakaran Control Wiring
di bidang - Pemkaian tang Peraturan K3LH, Rambu- Guide, Second
pekerjaan - Pemakaian Palu rambu K3LH, Tes: Edition, Bob
elektromekanik - Pemakaian gergaji AlatpelindungDiri, dan alat Teslisan, tertulis, Mercer,
- pemakaian crimping Tool pemadam kebakaran dan praktek terkait Newnes, 2001
Penggunaan perkakas dengan: Peraturan Buku referensi
bertenaga listrik Mengesplorasi : K3LH, Rambu- dan artikel
- mesin bor Mengumpulkan data yang rambu K3LH, yang sesuai
- mesin gerenda dipertanyakandanmenentuk AlatpelindungDiri,
Pemadam kebakaran ansumber dan alat pemadam
(melaluibendakonkrit, kebakaran
dokumen, buku,
eksperimen)
untukmenjawabpertanyaan Portofolio:
yang diajukantentang: Laporan dan
Peraturan K3LH, Rambu- presentasi hasil
rambu K3LH, Alat pelindung kegiatan belajar
Diri, dan alat pemadam
kebakaran Tugas:
Menerapkan
7
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
prosedur
Mengasosiasi : keamanan dan
Mengkatagorikan data kesehatan kerja di
danmenentukanhubungann bidang pekerjaan
ya, elektromekanik
selanjutnyanyadisimpulkand
enganurutandari yang
sederhanasampaipada yang
lebihkompleksterkaitdengan
: Peraturan K3LH, Rambu-
rambu K3LH, Alat pelindung
Diri, dan alat pemadam
kebakaran
Mengkomunikasikan :
Menyampaikanhasilkonsept
ualisasitentang:Peraturan
K3LH, Rambu-rambu K3LH,
Alat pelindung Diri, dan alat
pemadam kebakaran
8
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
Pemberian tanda pada prosedur penyiapan Canbera
pelat logam pekerjaan pelat logam Tes: Industrial
Teslisan, tertulis, Control Wiring
Mengesplorasi : dan praktek Guide, Second
Mengumpulkan data yang terkait dengan: Edition, Bob
dipertanyakandanmenent prosedur Mercer,
ukansumber penyiapan Newnes, 2001
(melaluibendakonkrit, pekerjaan pelat Buku referensi
dokumen, buku, logam dan artikel
eksperimen) yang sesuai
untukmenjawabpertanyaa Portofolio:
n yang diajukantentang: Laporan dan
prosedur penyiapan presentasi hasil
pekerjaan pelat logam kegiatan belajar
Mengasosiasi : Tugas:
Mengkatagorikan data penyiapan
danmenentukanhubungan pekerjaan pelat
nya, logam
selanjutnyanyadisimpulka
ndenganurutandari yang
sederhanasampaipada
yang
lebihkompleksterkaitdeng
an: prosedur penyiapan
pekerjaan pelat logam
Mengkomunikasikan :
Menyampaikanhasilkonse
9
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
ptualisasitentang:prosedur
penyiapan pekerjaan pelat
logam
10
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
ndenganurutandari yang
sederhanasampaipada
yang
lebihkompleksterkaitdeng
an: pelaksanaan kerja
pelat
Mengkomunikasikan :
Menyampaikanhasilkonse
ptualisasitentang:pelaksan
aan kerja pelat
11
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
untukmenjawabpertanyaa Portofolio: yang sesuai
n yang diajukantentang: Laporan dan
pelaksanaan perakitan presentasi hasil
rangka dari pelat logam kegiatan belajar
.
Mengasosiasi : Tugas:
Mengkatagorikan data Penggunaan alat
danmenentukanhubungan tangan dan alat
nya, bertenaga listrik
selanjutnyanyadisimpulka untuk pelaksanaan
ndenganurutandari yang perakitan rangka
sederhanasampaipada dari pelat logam
yang
lebihkompleksterkaitdeng
an: pelaksanaan perakitan
rangka dari pelat logam
Mengkomunikasikan :
Menyampaikanhasilkonse
ptualisasitentang:pelaksan
aan perakitan rangka dari
pelat logam
Semester 2
3.5 Menentukan Jangka geser Mengamati :kondisi Kinerja: 2 x 5 JP Training
kondisi operasi alat Mikrometer luar operasi alat ukur untuk Pengamatan dan manual
ukur untuk Mikrometer kedalaman pekerjaan pengukuran sikap kerja dan Electrical
pengukuran dimensi (mekanik) kegiatan praktek electronic
dimensional kondisi operasi Industry,
12
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
(mekanik) Menanya : alat ukur untuk Australian
4.5. Melakukan Mengkondisikansituasibel pekerjaan Goverment
pekerjaan ajaruntukmembiasakanme pengukuran Service,
pengukuran ngajukanpertanyaansecara dimensi Canbera
dimensi (mekanik) aktifdanmandiritentang: (mekanik) Industrial
kondisi operasi alat ukur Control Wiring
untuk pekerjaan Guide, Second
pengukuran dimensi Tes: Edition, Bob
(mekanik) Teslisan, tertulis, Mercer,
dan praktek Newnes, 2001
terkait dengan: Buku referensi
Mengesplorasi : kondisi operasi dan artikel
Mengumpulkan data yang alat ukur untuk yang sesuai
dipertanyakandanmenent pekerjaan
ukansumber pengukuran
(melaluibendakonkrit, dimensi
dokumen, buku, (mekanik)
eksperimen)
untukmenjawabpertanyaa
n yang diajukantentang: Portofolio:
kondisi operasi alat ukur Laporan dan
untuk pekerjaan presentasi hasil
pengukuran dimensi kegiatan belajar
(mekanik)
. Tugas:
Mengasosiasi : Penggunaan alat
Mengkatagorikan data ukur untuk
danmenentukanhubungan pekerjaan
nya, pengukuran
selanjutnyanyadisimpulka dimensi
13
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
ndenganurutandari yang (mekanik)
sederhanasampaipada
yang
lebihkompleksterkaitdeng
an: kondisi operasi alat
ukur untuk pekerjaan
pengukuran dimensi
(mekanik)
Mengkomunikasikan :
Menyampaikanhasilkonse
ptualisasitentang:kondisi
operasi alat ukur untuk
pekerjaan pengukuran
dimensi (mekanik)
14
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
Mengesplorasi : dan Edition, Bob
Mengumpulkan data yang penyambungan Mercer,
dipertanyakandanmenent kabel penghantar Newnes, 2001
ukansumber Buku referensi
(melaluibendakonkrit, Portofolio: dan artikel
dokumen, buku, Laporan dan yang sesuai
eksperimen) presentasi hasil
untukmenjawabpertanyaa kegiatan belajar
n yang diajukantentang:
spesifikasi dan Tugas:
penyambungan kabel Pemeriksaan
penghantar spesifikasi dan
. penyambungan
Mengasosiasi : kabel penghantar
Mengkatagorikan data
danmenentukanhubungan
nya,
selanjutnyanyadisimpulka
ndenganurutandari yang
sederhanasampaipada
yang
lebihkompleksterkaitdeng
an: spesifikasi dan
penyambungan kabel
penghantar
Mengkomunikasikan :
Menyampaikanhasilkonse
ptualisasitentang:spesifika
si dan penyambungan
15
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
kabel penghantar
16
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
sederhanasampaipada
yang
lebihkompleksterkaitdeng
an: pelaksanaan perakitan
rangka dari pelat logam
Mengkomunikasikan :
Menyampaikanhasilkonse
ptualisasitentang:pelaksan
aan wiring kabel
17
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
(melaluibendakonkrit, Pekerjaan yang sesuai
dokumen, buku, perakitan
eksperimen) komponen
untukmenjawabpertanyaa listrik dengan
n yang diajukantentang: solder
Pekerjaan perakitan
komponen listrik dengan
solder Portofolio:
. Laporan dan
presentasi hasil
Mengasosiasi : kegiatan belajar
Mengkatagorikan data
danmenentukanhubungan Tugas:
nya, Pekerjaan
selanjutnyanyadisimpulka perakitan
ndenganurutandari yang komponen
sederhanasampaipada listrik dengan
yang solder
lebihkompleksterkaitdeng
an: Pekerjaan perakitan
komponen listrik dengan
solder
Mengkomunikasikan :
Menyampaikanhasilkon
septualisasitentang:Pek
erjaan perakitan
komponen listrik
dengan solder
18
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
A. Jangka geser 4
B. Mikrometer 14
C Mikrometer Kedalaman 25
C. Latihan Soal 27
19
A. Tang Potong (Cutting Pliers) 51
B. Tang Bulat (Round-Nose Pliers) 52
C. Tang Kombinasi (Combination Pliers) 53
D. Latihan Soal 53
Daftar Pustaka 65
20
BAB I
A. Jangka geser.
Jangka geser digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam dan
kedalaman lubang. Alat ini terbuat dari baja tahan karat. Keistimewaan jangka
geser ini terletak pada kemampuan mengukur untuk variasi bentuk dan kondisi
benda kerja yang hendak diukur. Namun meskipun demikian tingkat ketelitian
pengukurannya masih berada dibawah tingkat ketelitian mikro meter.
21
Bagian-bagian jangka geser adalah : mistar ukur yang dapat digeser, rahang
pengukur, ekor/batang kedalaman dan pita pengikat. Jangla geser terdiri dari
dua skala ialah skala utama (main scale) dan skala geser (vernier scale) terdapat
garis-garis ukur dalam ukuran inchi dan millimeter. Pada salah satu sisinya
terdapat alur tempat kedudukan bagian ekor/batang kedalaman. Rumah geser
terpasang pada mistar ukur dan dapat bergeser sepanjang mistar tersebut.
Bagian ekor/batang kedalaman berbentuk segiempat pipih dan letaknya pada
mistar yang beralur, bagian ini gunanya untuk mengukur kedalaman lubang atau
tingginya suatu benda kerja.
Jika rumah geser digeserkan, bagian ini ikut bergeser pula. Rahang jepit terdiri
dari dua pasang, sepasang rahang untuk mengukur diameter luar, sepasang lagi
untuk mengukur diameter dalam. Mur pengikat gunanya untuk mengikat rumah
geser trehadap mistar.
Jangka geser yang skala noniusnya 0,1 mm dapat mengukur hanya sampai 0,1
mm. Pada rumah geser terdapat garis ukur sebanyak 10 bagian yang
panjangnya 9 mm. Jadi jarak antara garis yang satu terhadap garis yang lain 0,9
mm. Garis-garis itu ditandai dengan angka 0 – 10. Garis 0 merupakan garis
penunjuk ukuran bulat misalnya 1 mm, 2 mm, 3 mm dan seterusnya. Pada
22
pengukuran demikian, garis 0 kedudukannya satu garis dengan garis diatasnya
yang terdapat pada mistar ukur, demikian pula garis yang berangka 10 segaris
dengan salah satu garis diatasnya. Adapun garis-garis lainnya, garis ke 1 sampai
garis ke 9 tidak segaris dengan garis diatasnya. Garis-garis ini menunjukan
ukuran 0,1 mm.
Contoh 1 :
Pada pengukuran 14,2 mm, letak garis-garis ukurnya adalah sebagai berikut :
Contoh 2 :
Pada pengukuran 17,8 mm, letak garis-garis ukurnya adalah sebagai berikut :
23
Garis ke 8 pada rumah geser kedudukannya satu garis dengan suatu
garis mistar.
Contoh 3 :
Pada pembagian ini, garis ukur pada rumah geser berjumlah 20 bagian. Jarak
dari 0 sampai 20 sama dengan 19 mm. Berarti jarak antara garis yang satu
dengan yang lainnya 19 : 20 = 0,95 mm, jadi selisih dari kedua skala ini 1 mm –
0,95 mm = 0,05 mm. Berarti pula, bahwa jangka geser ini mampu mengukur
sampai ukuran terkecil 0,05 mm.
Contoh 1 :
Garis 0 pada rumah geser segaris dengan garis ke 8 pada mistar ukur.
Garis ke 20 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar
ukur.
24
Gambar 1-7. Contoh pengukuran 8 mm.
Contoh 2 :
Pada pengukuran 9,5 mm, maka kedudukan garis-garis ukurnya adalah sebagai
berikut :
Contoh 3 :
Garis 0 pada rumah geser terletak di antara garis ke 37,5 dan garis ke 38
pada mistar ukur.
Garis ke 8 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar
ukur.
25
Gambar 1-9. Contoh pengukuran 37,66 mm.
Misalnya ukuran :
Bentuk ukuran inchi ini ada yang pecahan dan ada pula yang desimal. Bentuk
pecahan : angka-angka yang terdapat pada mistar, misalnya 1 – 2 – 3 dan
seterusnya menunjukan ukuran 1” – 2” – 3” dan seterusnya. Dari angka ke angka
dibagi dalam 16 bagian sehingga 1 bagian jaraknya 1/16”. Pada rumah geser
26
terdapat garis-garis ukur yang jaraknya 7/16” dan terbagi atas 8 bagian berarti 1
bagian 7/16” dibagi 8 sama dengan 7/128”. Selisih skala 1/16” – 7/128” = 1/128”.
Jadi ketelitian pengukuran jangka geser ini adalah 1/128”.
Contoh 1 :
Garis 0 pada rumah geser segaris dengan garis ke 2,850 pada mistar
ukur.
Garis ke 3 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar
ukur.
Contoh 2 :
Garis 0 pada rumah geser segaris dengan garis ke 10 pada mistar ukur.
Garis ke 8 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar
ukur.
27
Contoh 3 :
Garis 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 1 dan ke 2 pada mistar
ukur.
Garis ke 7 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar
ukur.
Contoh 4 :
Garis 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 2 dan ke 3 pada mistar
ukur.
Garis ke 5 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar
ukur.
4) Bentuk desimal.
Jarak 1” pada mistar ukur dibagi dalam 10 bagian sehingga 1 bagian yang
berangka 1/10”. Dari angka ke angka (1/10”) dibagi dalam 4 bagian sehingga 1
bagian 0,0025”. Karena selisih skala itu 0,0025” – 0,0024” = 0,001”, berarti pula
ketelitian jangka geser ini adalah 0,001”.
28
Contoh 1 :
Jadi penunjukannya :
Angka 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 1 dan ke 2 yang berangka
dan garis ke 23 segaris dengan salah satu garis pada mistar.
Contoh 2 :
Jadi penunjukannya :
Angka 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 6 dan ke 7 yang berangka
dan garis ke 3 segaris dengan salah satu garis pada mistar.
Tugas Praktek.
2. Petunjuk :
Letakan rahang-rahang jangka geser pada benda kerja sesuai dengan
objek pengukuran yang diperlihatkan pada gambar kerja.
Sebelum melakukan pembacaan hasil pengukuran, usahakan benda kerja
jangan dilepas atau kalau akan dilepas terlebih dahulu kunci rahang yang
bergerak dengan mengencangkan mur pengingat.
29
Lakukan beberapa kali pengukuran untuk setiap objek pengukuran agar
diperoleh hasil pengukuran yang akurat.
Lakukan pengukuran pada tempat yang memiliki kuat cahaya penerangan
yang baik.
Lakukan dua kali pengukuran, yang pertama menggunakan skala
milimeter dan yang ke dua menggunakan skala inchi.
Pergunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya.
3. Gambar Kerja :
30
4. Tabel Pengukuran :
Nepel.
Data Pengukuran
Bidang
Milimeter Inchi
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
o
p
q
Fuse Holder.
Data Pengukuran
Bidang
Milimeter Inchi
a
b
c
d
31
5. Evaluasi :
a. Sebutkan fungsi dari bagian-bagian jangka geser berikut ini :
1) Rahang tetap.
2) Rahang bergerak
3) Batang geser
4) Batang kedalaman
5) Mur pengikat
b. Gambarkan ilustrasi skala ukur jangka geser sesuai dengan data berikut :
1) Hasil ukur 16,75 mm.
2) Hasil ukur 3/32 inchi.
32
Latihan Soal :
1) .......................................................
2) .......................................................
3) .......................................................
4) .......................................................
5) .......................................................
6) .......................................................
7) .......................................................
8) .......................................................
33
2) Tentukan hasil pengukuran dengan jangka geser pada gambar dibawah
ini dengan faktor ketelitian 0,02 mm.
34
B. Mikrometer Luar.
Mikrometer adalah suatu alat ukur yang sangat teliti bila dibandingkan dengan
jangka geser oleh karenanya banyak dipakai di tempat-tempat pekerjaan yang
memerlukan ketelitian dan kecermatan yang tinggi.
Mikrometer Luar
Mikrometer Dalam
Mikrometer Kedalaman
Mikrometer Ulir
Pada pembelajaran ini akan kita uraikan mengenai mikrometer luar dengan
ukuran mengenai mikrometer luar dengan ukuran milimeter. Adapun bentuk fisik
mikrometer ini seperti yang ditunjukan pada gambar berikut ini serta bagian-
bagiannya terdiri dari :
Rangka (frame)
Landasan (anvil)
Poros geser dan ulir (spincle and thread)
Tabung ukur (sleeve)
Tabung putar (thimble)
Gigi gelincir (rechett)
Pengunci (lock nut).
Pada bagian tabung ukur dan tabung putar terdapat angka-angka dan garis-garis
ukur. Angka-angka dan garis-garis ukur inilah yang akan menunjukan ukuran
benda kerja yang di ukur.
35
Gambar 1-15. Bagian-bagian mikrometer.
36
Gambar 1-16. Bagian tabung ukur dan tabung putar.
37
Gambar 1-18. Langkah poros geser dengan jarak 0,5 : 50 = 0,01m.
Garis yang berangka 15 pada tabung ukur berimpit dengan rusuk tabung
putar.
Garis yang berangka 0 pada tabung putar segaris dengan garis pembagi
dua pada tabung ukur.
Pada ukuran 17,5 mm, maka kedudukan garis-garis ukurnya sebagai berikut :
38
Pada ukuran 18,82 mm, maka kedudukan :
Gambar 1-18.
Pada bagian tabung ukurnya terdapat satu baris ukur. Dari angka ke angka
jaraknya 0,1” dan dibagi 4 bagian, berarti satu bagian 0,025”. Sedangkan pada
tabung putar terdapat 25 garis ukur. Jika tabung putar diputar 1 kali (misalnya
dari angka 0 ke angka 0 lagi), maka poros geser akan bergeser 0,025”. Jadi
artinya jarak antara garis yang satu dengan garis yang lainnya pada tabung putar
0,025” : 25 = 0,001” langkah poros geser (lihat gambar 1-19).
39
Gambar 1-19.
Sisi tabung putar berimpit dengan garis yang berangka 0,275 pada tabung
ukur.
Garis yang berangka 22 pada tabung putar segaris dengan garis pembegi
dua pada tabung ukur.
Gambar 1-20.
40
Contoh 4 (lihat gambar 1-20).
Sisi tabung putar 0,2 + 0,025 = 0,225. Artinya sisi tabung putar terletak
pada garis ke 2 sebelah kanan garis yang berangka 2.
Garis ke 17 pada tabung putar segaris dengan garis pembagi dua tabung
ukur.
Gambar 1-21.
Ukuran mikrometer.
Ukuran mikrometer ditentukan oleh jarak maksimal yang ditempuh oleh poros
geser. Misalnya mikrometer 1”, artinya mikrometer yang jarak maksimal
pengukurannya 1” (dari 0 – 1”).
41
0 – 25 mm
25 – 50 mm
50 – 75 mm
Kedudukan poros geser sebelum mengukur harus lebih lebar dari pada
diameter benda kerja.
Tempatkan bagian alas mikrometer pada benda kerja putarlah tabung
putarnya kearah kanan sehingga poros geser hampir menyentuh benda
kerja.
Bila poros geser sudah dekat dengan benda kerja, putarlah bagian
ratchet-nya sampai ratchet tersebut berbunyi.
Lihatlah garis-garis ukurnya dan terbacalah dengan mudah hasil
pengukurannya.
42
Gambar 1-21. Cara mengukur yang benar.
Pada waktu mengukur, jangan hanya memutar tabung putar saja. Hal ini
bisa merubah pengukurannya karena tekanan tangan yang memutar tidak
stabil (harus betul-betul memakai perasaan). Dalam hal ini putarlah
ratchet-nya.
Jangan menarik mikrometer keluar dari benda kerja untuk dilihat hasil
pengukurannya. Hal ini bisa merusak landasan dan ujung poros geser
aus.
43
Gambar 1-22. Cara mengukur yang salah.
44
Cara memegang mikrometer.
Satu tangan dengan benda kerja bebas : kelingking dengan jari manis tangan
kanan memegang mikrometer, jari lainnya memutar tabung putar. Tangan kiri
memegang benda kerja.
Gambar 1-23.
Gambar 1-24.
45
C. Mikrometer kedalaman (depth micrometer).
46
Tugas Praktek.
2. Petunjuk :
Letakkan semua peralatan pada tempat yang aman.
Ukurlah semua diameter inti kabel dan kawat yang telah disiapkan.
Masukkanlah hasil pengukuran pada tabel yang sudah disediakan.
Hitunglah luas penampang inti kabel dan kawat tersebut.
47
4. Evaluasi :
1) Gambarlah ilustrasi skala ukur mikrometer sesuai dengan data
pengukuran berikut :
a. Diameter kawat 0,75 milimeter.
b. Diameter kawat 2,35 milimeter.
c. Luas penampang 2,5 milimeter.
2) Buatlah kesimpulan dari hasil pengukuran.
Latihan Soal :
Gambar 1-24.
a. .................................................
b. .................................................
c. .................................................
d. .................................................
e. .................................................
f. .................................................
48
2. Tentukan hasil pengukuran dengan mikrometer pada gambar dibawah ini :
Gambar 1-25.
49
BAB II
Kabel Penghantar
Pada bab ini siswa akan belajar membedakan jenis-jenis penghatar. Siswa akan
belajar bagaimana mengidentifikasi, memilih, menggunakan dengan benar untuk
melengkapi pekerjaan ini.
Macam-macam Penghantar.
Memilih penghantar.
Mengklasifikasikan penghantar.
A. Pengertian.
Benda logam atau bukan logam yang bersifat menyalurkan arus listrik
b. Kabel ialah :
rakitan satu penghantar atau lebih, baik penghantar pejal atau berupa
pintalan, masing -masing dilindungi dengan isolasi, keseluruhannya
dilengkapi dengan selubung pelindung bersama.
50
c. Kabel instalasi ialah :
B. Persyaratan Penghantar :
penggunaannya.
Kabel dan kabel tanah instalasi tetap Kabel dan kabel Kabel fleksibel ,
dari aluminium atau tembaga tanah Instalasi Lebih fleksibel ,
( mm2 ) tetap dari Sangat fleksibel
aluminium atau dari tembaga
tembaga bentuk ( mm2 )
sektor
( mm2 )
Pejal Bulat Dipilin Dipilin Bulat
Bulat Dipadatkan
1 2 3 4 5
51
Kabel dan kabel tanah instalasi tetap Kabel dan kabel Kabel fleksibel ,
dari aluminium atau tembaga tanah Instalasi Lebih fleksibel ,
( mm2 ) tetap dari Sangat fleksibel
aluminium atau dari tembaga
tembaga bentuk ( mm2 )
sektor
( mm2 )
Pejal Bulat Dipilin Dipilin Bulat
Bulat Dipadatkan
1 2 3 4 5
1,5 1,5 - - 1,5
2,5 2,5 - - 2,5
4 4 - - 4
6 - -
10 10 - 10 10
16 16 16 16 16
25 25 25 25 25
35 35 35 35 35
50 50 50 50 50
70 70 70 70 70
95 95 95 95 95
120 120 120 120 120
52
Macam-macam penghantar dan kegunaannya. ( ayat 700 B2 )
Tabel 2.
53
Kabel Instalasi Jenis Penggunaan
dipasang didalam ruangan kering,
lembab sementara dengan
tekanan mekanis sedang.
Tidak boleh untuk perlengkapan
listrik thermis.
Untuk alat listrik dapur, bengkel
pertanian ( misalnya pemanas
air yang besar, lampu tangan )
NMH dan alat - alat listrik tangan,
dengan tekanan mekanis sedang
dan dipasang di ruang kering,
lembab.
Boleh dipasang ditempat kerja
dengan bahaya kebakaran ( untuk
maksud pertanian, alam terbuka )
menggunakan penghantar dengan
penampang mulai 1,5mm2.
Tidak boleh direnggangkan seperti
penghantar udara.
Untuk alat listrik ringan ini
NSA misalnya setrika dengan tekanan
mekanis sedikit dan dipasang
diruang kering.
Untuk instalasi mesin tenaga,
lemari hubung bagi dan instalasi
NYY industri yang dipasang di dalam
NAYY ruangan, saluran kabel, alam
terbuka . Bila diperkirakan tidak
akan terjadi kerusakan mekanis.
Untuk pemasangan dalam tanah
yang kemungkinan terjadi
kerusakan harus diberi
perlindungan .
NYFGbY Untuk instalasi msin tenaga,
NAYFGbY industri, lemari hubung bagi yang
dipasang di dalam ruangan,
saluran kabel, alam terbuka,
dalam tanah dengan gangguan
mekanis sedang.
Boleh dipasang di dalam
air/sungai bila tidak akan terjadi
gangguan gaya tarik mekanis.
54
Kabel Instalasi Jenis Penggunaan
NAYRGbY di dalam ruangan, saluran kabel
dan alam terbuka, bila
diisyaratkan perlinduangan
mekanis yang lebih tinggi atau
tekanan tarik yang lebih besar
pada waktu montase dan pada
waktu pembebanan.
Boleh dipasang didalam air dan
sungai, bila tidak akan terjadi
gangguan gaya tarik mekanis.
BCC
D. Tegangan Kerja
a. Tegangan Kerja Instalasi dan Kabel Fleksibel.
Boleh dibebani terus menerus dengan tegangan kerja maksimun 15%
lebih tinggi dari tegangan nominal kabel tersebut ( ayat 700 B2 ).
Contoh :
Tegangan nominal NYM adalah 500 V, maka NYM dapat
dibebani secara terus menerus dengan tegangan maksimun
sebesar : 115% X 500 V = 575 V.
55
KHA terus menerus yang diperkenankan dan pengaman untuk
kabelberisolasi PVC tunggal pada suhu keliling 30 oC dan suhu penghantar
maksimun 700C
Contoh :
1. KHA kabel NGA 6 mm2 pada suhu keliling 300C adalah
98% x 33A = 32,34A untuk pemasangan dalam pipa
98% x 54A = 52,92A untuk pemasangan dengan rol isolator
Sedangkan KHA kabel NGA 6 mm2 pada suhu keliling 350C :
90% x 33A = 29,7A untuk pemasangan dalam pipa
90% x 54A = 48,6A untuk pemasangan dengan rol isolator
56
d. Kabel tanah
Kabel NYY, NYGbY, NYRGbY berpenghantar tembaga tidak boleh dibebani
melebihi KHA seperti yang tercantum pada tabel 5 di bawah untuk masing-
masing luas penampang.
Tabel 6. KHA terus menerus untuk tabel tanah berinti tunggal, berpenghantar
tembaga, berisolasi dan berselubung PVC, dipasang pada sistem arus searah
dengan tegangan kerja maksimun 1,8 kV; serta untuk kabel tanah berinti dua,
tiga, dan empat berpenghantar tembaga, berisolasi dan berselubung PVC, yang
dipasang pada sistem arus 3 fase dengan tegangan kerja maksimun 0,6/1kV,
pada suhu keliling 300C.
NYRGbY 6 74 58 59 48 52 44
10 98 80 78 66 69 60
NYCY 16 129 105 102 90 89 80
NYCWY
25 169 140 134 120 116 105
NYSY 35 209 175 160 150 138 130
50 249 215 187 180 165 160
57
400 854 850 605 710 534 600
500 988 1000 - - - -
F. Pemilihan Kabel.
Banyak jenis-jenis dan variasi kabel yang digunakan untuk instalasi listrik.
Jika kabel dipilih untuk suatu aplikasi tertentu, sesuai dengan IEC
Publication 502 dan SPLN 43-5 juga harus dikonsultasikan untuk
memastikan bahwa kabel yang dipilih sesuai dengan kebutuhan yang akan
digunakan pada instalasi listrik. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
untuk pemilihan kabel yang benar sebagai berikut :
Aplikasi dan jenisnya (application and types of duty)
Kondisi arus ( current conditions)
Pertimbangan drop tegangan (voltage drop considerations)
Tegangan kerja (operating voltage)
Keadaan lingkungan (operating environment, e.g. ambient
temperature)
Kemungkinan adanya geteran atau bahaya mekanik
(possibility of vibration or mechanical damage)
58
Sebagai contoh kabel dipilih berdasarkan hanya pada kemampuan arus akan
terbukti dalam penggunaannya tidak sesuai karena terjadi penurunan tegangan
(voltage drop).
Catatan :
“Armouring” means a covering which would afford good mechanical protection
to the IEC Publication 502 and SPLN 43-5. The cable described above would
be a typical cable used in a domestic installation.
59
Tembaga (cooper) :
memiliki daya hantar yang tinggi per satuan luas (high
conductivity)
secara mekanik mudah disambungkan atau disolder
(mechanically joined)
mahal
tahan terhadap korosi (resistant to corrosion)
lebih kuat dibangdingkan dengan aluminium
Aluminium :
memiliki daya hantar yang tinggi per satuan berat (high
conductivity)
harus disambungkan dengan penyambung pasta
lebih murah dibandingkan dengan tembaga
tidak tahan terhadap korosi (not as resistant to corrosion)
lebih lemah dibandingkan dengan tembaga (weaker than cooper)
- jika digunakan pada instalasi listrik, kabel aluminium biasanya
terdapat baja pada intinya untuk menambah kekuatan.
60
NFA : Twisted Cable with Aluminium Conductor
NF : Twisted Cable with Copper Conductor
T : Neutral/Messenger for Self Supporting Cable
F : Galvanized Flat Steel or Aluminium Wire Armour
R : Galvanized Round Steel or Aluminium Wire Armour
Gb : Steel tape Helix (following F or R)
B : Double Steel Tape Armour
K : Lead Alloy Sheath
61
Sebagai perbandingkan karet vukanisir (vulcanized rubber), yang telah
digunakan secara ekstensif pada beberapa tahun yang lalu, dewasa ini secara
luas digunakan PVC sedangkan karet vulkanis terungkap memiliki :
temperatur kerjanya rendah (lower operating temperature)
tidak tahan terhadap cuaca (poorer weather resistance)
tidak tahan terhadap minyak (poorer oil resistance)
tidak tahan terhadap air (poorer water resistance)
tidak tahan terhadap kimia (poorer chemical resistance)
tidak tahan terhadap bahan pelarut (poorer solvent resistance)
tidak tahan terhadap pengausan/lecet (poorer abrasion resistance)
tidak tahan terhadap api (poorer flame resistance)
tidak tahan terhadap kekuatan listrik (poorer electric strength)
Untuk alasan tersebut, isolasi karet secara luas telah digantikan dengan PVC.
Tetapi, karet memiliki keuntungan yang sangat feksibel dan masih banyak
digunakan untuk mining cable, flexible cords dan sebagainya.
62
Gambar 2-2. Kabel armoured dengan tiga penghantar.
63
Kabel tiga inti ditambah pembumian (three-core plus earth), isolasi PVC, selubung
berlapis kawat baja, selubung XPE digunakan jika kabel mendapatkan gangguan
mekanik. Selubung pelapis dari kawat baja akan melindungi penghantarnya jika
terjadi gangguan mekanik.
64
Gambar 2-5. Kabel trailing dengan tiga penghantar
65
Catatan :
A knife should not be use to remove insulation on very fine single or stranded
conductor.
66
Gambar 2-7. Membuka pelindung kabel dengan tang potong.
67
Kabel dengan ukuran dari 10 sampai 120 mm 2 dapat dijepit (crimped)
menggunakan adjustable crimper. Ukurannya dapat diset dengan memutar
adjusting screw . Kabel besar secara umum diperlukan tenaga (force) yang lebih
kuat selama penjepitan. Untuk itu digunakan hydraulic crimper.
Faktor biaya dan berat merupakan alasan utama menggunakan aluminium untuk
aerials, busbars dan large current-carrying conductors.
68
Masalah utama penyambungan penghantar aluminium adalah oksida (oxide) yang
membentuk pada permukaan tidak dapat segera dibersihkan. Oksida ini
merupakan isolasi yang efektif.
69
Latihan Soal :
1. Mengupas kabel yang betul adalah sangat penting, karena cara mengupas
kabel yang tidak betul akan mengakibatkan penghantarnya rusak.
Pengupasan dapat dilakukan dengan cara :
a. ................................................................................
b. .................................................................................
c. .................................................................................
d. .................................................................................
a. ..................................................................................
b. ..................................................................................
a. ...................................................................................
b. ...................................................................................
c. ...................................................................................
a. ....................................................................................
b. ....................................................................................
70
BAB III
TANG (PLIERS)
Pada bab ini siswa akan belajar bagaimana menggunakan peralatan tangan seperti
tang (pliers). Siswa akan belajar bagaimana menggunakan dengan aman dan
memelihara peralatan tangan yang diperlukan untuk melengkapi pekerjaan ini.
Beberapa jenis tang terutama digunakan untuk memotong. Selain itu untuk
memengang dan menggerakkan. Pada dasarnya untuk dapat digunakan seperti
yang disebutkan diatas adalah jenis kombinasi.
71
A. Tang Potong (Cutting Pliers).
Tang potong (Diagonal-cutting pliers atau side cutter) adalah :
Mulutnya memiliki sudut tertentu.
Terdapat beberapa ukuran dari 100 sampai 200 mm.
Digunakan untuk memotong kawat pada mang terbatas atau ujung kawat
pada terminal.
Digunakan juga untuk menarik, memotong dan membelah pilin (split pins)
Ujung kawat bila dipotong akan loncat, terutama kawat baja. Hati-hatilah, potongan
dengan baik agar potongan ujung kawat bebas dari anda. Gunakanlah kaeamata
pengaman.
Ujung kawat yang runcing bekas potongan harus dikikir. Karena dapat melukai
seseorang.
Nipper (End-cutting pliers) digunakan sama halnya seperti tang potong (Side-Nose
Pliers) adalah :
72
Bentuk mulutnya runcing, bulat bentuk konical)
Gunakan untuk membentuk lingkaran kawat.
Digunakan juga untuk membentuk mata itik padi kawat yang akan dipegang
pada horizontal.
Juga digunakan untuk memegang komponen kecil.
73
Gambar 3-5. Membetuk kawat penghantar.
74
Tang standar untuk Teknisi listrik adalah tang kombinasi yang pemegangnya
(hands) di isolasi.
75
Menggunakan Tang Kombinasi.
Tang kombinasi digunakan untuk :
Memegang dan Melipat.
Gunakan ujung mulut tang untuk menjepit.
Gunakan bahan lunak, bila menjepit benda.
Jangan menjepitnya dengan keras secara langsung, ini akan merusak
permukaan.
Memilin Kawat.
Jepit kawat ditengah-tengah mulutnya dari sejajar dengan sumbu tang,
seperti yang diperlihatkan pada gambar.
76
Memotong kawat lunak, Contohnya : tembaga
Gunakan mulut pemotong (Sid-Cutting jaw).
Jangan memotong kawat dalam keadaan tegang yakinkan oleh anda bahwa
ujungnya tidak akan loncat karena berbahanya.
77
Jangan memasang peralatan pada pegangannya (handle) karena akan
merusak.
Jika anda akan membuka mur gunakan kunci pas dengan ukuran yang
benar, jangan menggunakan Tang.
Bila menjepit objek yang akan digerakkan, samahalnya jika anda
menggunakan kunci pas.
Hati-hatilah jika tang tergelincir dan kemungkinan akan raelukai jari anda.
Jangan menggunakan tang tanpa perlindungan untuk menjepit.
Jagalah tang selalu bersih. Bersihkan secara berkala.
Berilah pelumasan pada bagian bergeraknya.
Periksalah secara berkala. Tang yang rasak akan membahanyakan tangan
anda dan benda kerja.
Jangan menggunakan tang untuk memaksakan sesuatu karena akan
merusak.
Tang yang rusak tidak dapat digunakan untuk mengerjakan sesuatu, untuk
memaksakan benda kerja gunakanlah alat khusus.
78
BAB IV
Menyolder (Soldering)
Pada bab ini siswa akan belajar bagaimana menggunakan solder (soldering). Siswa
akan belajar bagaimana menggunakan solder dengan aman dan memelihara solder
yang diperlukan untuk melengkapi pekerjaan ini.
Penyolderan meliputi :
Menyolder terminal (sepatu kabel).
Kegagalan pada Penyolderan.
A. Soldering (Menyolder)
Solder listrik (elektrric Soldering Iron) sangat ideal untuk berbagai macam
penggunaannya dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan, pada pabrik perakitan
electrik digunakan untuk merakit komponen elektrik yang sangat sensitif terhadap
panas. Jenis yang besar (heavy duty) digunakan pada perakitan yang membutukan
panas agak tinggi. Solder listrik terdiri dari bermacam jenis :
Ukuran besar (Heavy duty) dengan kapasitas daya dalam kilowatt (kW). Jenis ini
digunakan untuk pekerjaan menyolder kawat penghantar dengan diameter lebih
besar dari 10 mm dan untuk menyolder beri pelat.
Ukuran sedang (medium duty) dengan kapasitas daya outputnya beberapa ratus
watt. Biasanya digunakan untuk penghantar berdiameter 10 mm.
Ukuran kecil (light duty irons) dari 12 sampai 80 watt, biasanya digunakan untuk
menyolder kawat dengan terminal ukuran kecil dan pada perakitan komponen
elektronik untuk menghubungkan komponen dengan Printed Circuit Board (PCB).
79
Gambar 4-1. Jenis-jenis solder listrik.
80
Panaskan keduanya, penghantar dan terminal dengan waktu yang
sama. Kedua komponen tersebut temperaturnya harus sama sebelum
disolder.
Titik lebar penyolderan adalah kira-kira 60°c sampai 80°c. Permukaan
yang akan disolder harus mendapatkan temperatur tersebut diatas.
81
C. Kegagalan pada Penyolderan.
Kegagalan pada penyolderan kemungkinan terjadi dari satu atau beberapa faktor
kurang kontrolnya penyolder Kegagalan dimungkinkan dapat terjadi karena :
Dingin atau kering pada penyambungan
Temperatur rendah karena memilih alat tidak sesuai dengan panas
atau kapasitas yang dibutuhkan atau kedua komponen tidak
mendapatkan temperatur yang sesuai sebelum disolder.
Panas berlebihan pada penyambungan.
Disebabkan oleh temperatur yang berlebihan, pemanasan terlalu lama.
Panas berlebihan pada penyambungan akan tampak (kelihatan) tidak
mengkilap/pudar, pucat dan seperti berisi butiran - butiran kecil.
Kurang kuat pada penyambungan.
Penyebab utamanya adalah terlalu kecil solder yang digunakan pada
penyambungan atau permukaan penghantar terkontaminasi.
82
Kataktaistik penyolderan sambungan yang baik. Permukaannya harus
mengkilap/licin dan halus. Karakteristik penyolderan sambungan yang baik
diperhatikan pada gambar dibawah ini.
83
D. Penyambungan secara mekanik
Gunakan Crimping Tool yang sesuai untuk jenis sepatu kabel yang akan
dipasang.
Pastikan bahwa sepatu kabel dirancang sesuai dengan crimping tool (alat
penjepit) yang akan digunakan.
Berikan tekanan yang konstan pada crimping tool, yakinkan bahwa sepatu
kabel dapat terpasang kokoh pada penghantar
84
Gambar 4-7. Jenis sambungan dengan baud.
85
Untuk kabel ukuran besar umumnya membutuhkan tenaga pada saat dilakukan
penekanan, untuk itu digunakan Crimping Tool Hydraulic.
Untuk ukuran kabel besar biasanya digunakan Crimping Tool Hydraiulic yang
dirancang sedemikian rupa yang dapat digunakan untuk berbagai ukuran.
86
Gambar 4-10. Pemasangan sepatu kabel untuk penghantar standar.
87
Latihan Soal :
1. Mengupas kabel yang betul adalah sangat penting, karena cara mengupas kabel
yang tidak betul akan mengakibatkan penghantarnya rusak. Pengupasan dapat
dilakukan dengan :
a. .....................................................................................................
b. .....................................................................................................
c. .....................................................................................................
d. .....................................................................................................
2. Cara yang perm diperhatikan pada pemasangan sepatu kabel dengan crimping
tool adalah :
a. .......................................................................................................
b. .......................................................................................................
88
Daftar Pustaka
89