Anda di halaman 1dari 71

PANDUAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)


SMK NEGERI 10 SERAM BARAT
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

PROGRAM KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN


KOMPETENSI KEAHLIAN KEPERAWATAN KLINIS DAN KOMUNITAS

SMK NEGERI 10 SERAM BARAT


Jl. Baru Eti, Kode Pos 97562
Smknegeri10serambarat@gmail.com
BIODATA
NAMA :

TEMPAT TANGGAL LAHIR :

NIS / NISN :

ALAMAT :

NAMA ORANG TUA :


a. Ayah :
b. Ibu :

PEKERJAAN
a. Ayah :
b. Ibu :

ASAL SEKOLAH : SMK Negeri 10 Seram Barat

PROGRAM STUDI : Keperawatan

NOMOR TELEPON :

SERAM BAGIAN BARAT , 25 July 2023

KEPALA SEKOLAH

Lenny Chr Risakotta , S.Pd, M.Pd


NIP. 19670318 199903 2 005

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :

Tempat, Tanggal Lahir :


Jenis Kelamin :

Program studi :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa saya sanggup mematuhi peraturan dan ketentuan yang
ditetapkan oleh Pihak Sekolah (SMK Negeri 10 Seram Bagian Barat) dan Pihak DU/DI.
Apabila dilain waktu saya melanggar peraturan yang telah ditetapkan, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku oleh Pihak sekolah dan Pihak DU/DI.

Demikianlah surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, dengan kesadaran penuh
tanpa paksaan, dan untuk digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.

Seram Barat, 25 July 2023


Hormat saya,

(………………………)

KATA PENGANTAR

Atas rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, patut kita syukuri karena kita masih
diberikan kesadaran, kemauan serta kemampuan untuk mengabdi dalam mendidik, melatih
dan menyiapkan kader bangsa Indonesia supaya menjadi generasi yang cerdas berfikir dan
berdzikir, mandiri serta berkarakter sehingga kelak mereka akan bermanfaat baik bagi diri
mereka maupun bagi masyarakat luas sebagai Tenaga Kesehatan yang Profesional dan
Terampil.
Buku panduan ini disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan praktek kerja
industri (PRAKERIN) dalam rangka “Link and Match” di mana sekolah menengah
kejuruan (SMK) bekerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) atau
instansi Pemerintah dalam meningkatkan kualitas lulusan SMK sebagai sumber daya
manusia Indonesia yang handal, berkompeten, Profesional dan siap pakai ditengah - tengah
masyarakat maupun dunia.
Untuk itu peserta didik, Guru Pembimbing PRAKERIN maupun Pembimbing
DU/DI sebagai tempat pelaksanaan PRAKERIN, dipandang mempunyai satu pedoman
yang sama, pedoman tersebut berupa buku Panduan Pelaksanaan Prakerin. Buku ini
merupakan padoman langkah-langkah umum dalam Pelaksanaan Prakerin oleh Pihak
DU/DI maupun Sekolah.
Akhir kata kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi seluruh
komponen yang terlibat dalam kegiatan PRAKERIN, bahkan tidak hanya bermanfaat di
kalangan intern SMK Negeri 10 Seram Bagian Barat, tetapi bagi setiap pembaca buku
Panduan ini, Terimakasih.

Seram Barat, 25 July 2023

Panitia Prakerin

DAFTAR ISI

IDENTITAS PESERTA PRAKERIN .................................................................2

SURAT PERNYATAAN ......................................................................................3

KATA PENGANTAR ...........................................................................................4

DAFTAR ISI ..........................................................................................................5

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................6


A. Latar Belakang ........................................................................................6

B. Dasar Hukum ..........................................................................................2

C. Tujuan Prakerin ......................................................................................2

E. Manfaat Prakerin .....................................................................................2

BAB II PELAKSANAAN PRAKERIN ...............................................................4

A. Petunjuk Prakerin ...................................................................................4

B. Prosedur Kegiatan Prakerin ....................................................................4

C. Tata Tertib Prakerin ................................................................................6

E. Kompetensi…………………………………………………………………….

F. Evaluasi………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP ...............................................................................................8

LAMPIRAN :

1. Jadwal Kegiatan

2. Daftar Hadir

3. Format Laporan Pendahuluan

4. Jurnal

6. Format Askep

7. Pencapaian Kompetensi

8. Daftar Nilai

9. Materi Prakering
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR  BELAKANG

SMK merupakan jenjang pendidikan yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta


didik untuk dapat bekerja pada bidang tertentu, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan kerja, melihat
peluang kerja dan dapat mengembangkan diri di Era Globalisasi.
SMK menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan di berbagai Program Keahlian yang
disesuaikan dengan lapangan kerja. Program Keahlian tersebut dikelompokkan menjadi bidang keahlian
sesuai dengan kelompok bidang industry / bidang usaha / asosiasi profesi. Jenis bidang dan program
keahlian ditetapkan oleh direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Substansi atau materi yang diajarkan di SMK disajikan sesuai dengan Kurikulum 2013 yang telah
ditetapkan berdasarkan Standar Pendidikan Nasional Pusat, dan dilaksanakan dalam berbagai jenis
kompetensi yang dinilai penting dan perlu bagi peserta didik dalam menjalani kehidupan sesuai dengan
zamannya. Kompetensi dimaksud meliputi Kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi kader
bangsa yang cerdas dan pekerja yang berkompeten, sesuai dengan Standar Kompetensi yang ada dalam
Dunia Usaha/Dunia Industri/Asosiasi Profesi.
Pendidikan di SMK dapat menerapkan berbagai pola penyelenggaraan pendidikan yang dapat
dilaksanakan secara terpadu, seperti: Pola Pendidikan Sistim Ganda (PSG) yaitu Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN), dan pendidikan jarak jauh.
Prakerin adalah pola penyelenggaraan pendidikan yang dikelola bersama-sama antara SMK
dengan Dunia Usaha/Dunia Industri/Asosiasi Profesi, Pemerintah sebagai Institusi Pasangan (IP), mulai
dari tahap Perencanaan, Pelaksanaan, hingga tahap Evaluasi dan Sertifikasi yang merupakan satu kesatuan
program. Durasi pelaksanaan Prakerin ini 6 minggu efektif. Pola Praktik Kerja Industri diterapkan dalam
proses penyelenggaraan SMK dalam rangka lebih mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang
diminati oleh dunia usaha/Dunia Industri/Asosiasi Profesi (Pemerintah).
Dengan demikian, seorang siswa dikatakan mampu mengembangkan kecakapan/ keterampilan
hidupnya jika menguasai dengan sungguh-sungguh seluk beluk keahliannya secara tuntas.
Harapan utama dan kegiatan Prakerin ini di samping meningkatkan keahlian profesional peserta
didik agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja agar peserta didik memiliki etos kerja yang
meliputi: kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatif, hasil pekerjaan yang berkualitas, disiplin
waktu, dan kerajinan dalam bekerja.
B. DASAR HUKUM
Adapun landasan hukum pelaksanaan Prakerin adalah:
1. UU No. 20 / 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. UU No. 40 / 2003 tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22/2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
4. PP. Nomor: 19 / 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 6


5. Permendiknas Nomor 28 Tahun 2009 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kejuruan
SMK.
6. Perdirjen Dikdasmen Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan Dasar dan Menengah.
8. Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum SMK.
9. Surat keputusan Kepala SMK Negeri 10 Seram Bagian Barat Nomor: 421.5/ SK.02 / VIII / 2023 tentang
Panitia Pelaksana Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) SMK Negeri 10 Seram Bagian Barat tahun
pelajaran 2023/2024

C. TUJUAN PRAKERIN
Penyelenggaraan Prakerin bertujuan untuk:
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat
pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
2. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan (Link and Match) antara SMK dan Dunia
Usaha/Dunia Industri/Asosiasi Profesi Industri.
3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional.
4. Memberi pengakuan dan pengahargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses
pendidikan.

E.   MANFAAT PRAKERIN
Kerjasama antara SMK dengan dunia usaha/industri atau instansi dilaksanakan dalam prinsip  saling
membantu, saling mengisi, dan saling melengkapi untuk keuntungan bersama.
Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) akan memberi nilai tambah
bagi pihak-pihak yang bekerjasama, sebagai berikut:

a. Manfaat Bagi Industri


Penyelenggaraan Prakerin memberi keuntungan nyata bagi dunia usaha/Dunia Industri/Asosiasi
Profesi (Pemerintah) antara lain:
1. Institusi dapat mengenal kualitas peserta Prakerin yang belajar dan bekerja di Institusi.
2. Umumnya peserta Prakerin telah ikut dalam proses produksi secara aktif sehingga pada pengertian
tertentu peserta Prakerin adalah tenaga kerja yang memberi keuntungan.
3. Institusi dapat memberi tugas kepada peserta Prakerin untuk kepentingan Institusi sesuai
kompetensi dan kemampuan yang dimiliki.

b. Manfaat Bagi Sekolah


Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian professional bagi peserta didik lebih terjamin
pencapaiannya. Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara program pendiddikan dengan kebutuhan
lapangan kerja (sesuai dengan prinsip Link and Match). Memberi kepuasan bagi penyelenggaraan
pendidikan sekolah karena tamatannya lebih terjamin memperoleh bekal yang bermanfaat, baik untuk
kepentingan tamatan, kepentingan dunia kerja, dan kepentingan bangsa.

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 7


c.   Manfaat Bagi Praktikan/peserta didik
Hasil belajar peserta Praktik Industri akan lebih bermakna, karena setelah tamat akan betul-betul
memiliki keahlian profesional sebagai bekal untuk meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal
untuk pengembangan dirinya secara berkelanjutan.
Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri dan rasa percaya diri tamatan,
yang selanjutnya akan mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat
yang lebih tinggi.

BAB II
PELAKSANAAN PRAKERIN

A. Petunjuk Prakerin
1. Prakerin dilaksanakan peserta didik kelas XII semester ganjil
2. Lama Prakerin 5 Bulan
3. Syarat peserta Prakerin:
a. Kompetensi dasar pada semester 1, dan 2, sudah tuntas
b. Sudah menyelesaikan administrasi sekolah sebelum melaksanakan Prakerin
4. Biaya Prakerin orang tua/ wali peserta didik
5. Memenuhi pemberkasan Prakerin antara lain :
a. Surat pernyataan orang tua/Wali
b. Mengisi biodata/curriculum vitae peserta didik
c. Surat pernyataan mematuhi tata tertib sekolah dan DU/DI
6. Peserta didik menerima panduan Prakerin
7. Peserta didik menerima buku jurnal kegiatan Prakerin
8. DU/DI menerima buku panduan penilaian Prakerin
9. Peserta didik mendapat pembelajaran yang sesuai dengan program keahliannya.
10. Peserta didik mendapatkan sertifikat Prakerin dari DU/DI yang ditanda tangani oleh pihak DU/DI.

B. Prosedur Kegiatan Prakerin

1. Pertemuan dengan orang tua/wali siswa untuk sosilaisasi pelaksanaan Prakerin


2. Penentuan jadwal pelaksanaan Prakerin oleh sekolah
3. Monitoring peserta Prakerin
4. Penjemputan peserta Prakerin
5. Pembuatan laporan Prakerin oleh peserta prakerin
6. Ujian laporan Prakerin oleh peserta prakerin

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 8


C. Kegiatan Pembimbing

a. Kegiatan Pembimbing Institusi


1) Menyusun Jadwal Pembekalan dan Menghubungi Pembimbing Lahan.
2) Mengkoordinir semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa
3) Mengidentifikasi dan memnindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan siswa
4) Meneglolah nilai akhir siswa di tiap ruangannya kemudian diserahkan ke koordinator

b. Kegiatan pembimbing lahan


1) Mengorientasikan siswa tentang lingkungan perawatan, Apotek dan Gudang Farmasi
2) Memeriksa dan menandatangani presentasi kehadiran siswa
3) Membimbing dan mengarahkan siswa dalam melakukan Praktik di Rumah Sakit dan Puskesmas
4) Melaksankan response dan penilaian laporan
5) Menandatangani kompetensi
6) Mencatat dan menginformasikan pelanggaran yang dilakukan siswa kepada pembimbing institusi.
c. Pembimbing

No Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

1. Ns. Hendrik F Eirumkuy, S.Kep Helen Tamu, S.Kep

2. Ns. Jeanne N Syauta, S.Kep Fatresya Lawalatta, S.Kep

3.

4.

D. Tata Tertib Prakerin


1. Hak Praktikan
a. Mengikuti program Prakerin
b. Mendapat perlakuan yang sesuai dengan bidang / program keahlian
c. Memperoleh penilaian penghargaan atas hasil praktiknya
2. Kewajiban Siswa
a. Mematuhi peraturan yang berlaku atau ditetapkan oleh tempat Prakerin.
b. Mengikuti penjelasan dari koordinator prakerin
c. Mengikuti pengarahan dari pembimbing lahan
d. Mengumpulkan kompetensi yang sudah ditanda tangani oleh instruktur ke koordinator praktek
paling lambat 3 hari
e. Siswa tidak diperkenankan memakai perhiasan apapun , kecuali jam tangan
f. Melaksanakn semua kompetensi dengan observasi , bantuan orang lain atau mandiri
g. Konsultasi dengan pembimbing lahan atau institusi
h. Memperhatikan dan melaksanakan aturan keselamatan kerja yang diperlukan dalam melaksanakan
suatu pekerjaan
Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 9
i. Siswa dilarang berambut gondrong (laki – laki) , mengecet rambut , merokok , minum – minum
keras , riasan wajah yang berlebihan dan melakukan pelanggaran – pelanggaran asusila yang dapat
mencemarkan nama baik institusi selama melaksanakan praktek
j. Tidak diperkenankan meninggalkan ruangan praktek sebelum praktek selesai , kecuali atas izin
bimbingan lahan
k. Siswa membawa perlengkapan praktek ( nursing kit ) bagi yang memiliki
l. Siswa menggunakan atribut sesuai dengan ketentuan yang berlaku
 Pria : celana dan kemeja putih , memakai sepatu putih
 Wanita : celana / rok dan baju putih dan rambut disanggul

m. Berada di tempat Prakerin 30 menit sebelum jam kerja dimulai.


n. Berlaku sopan dan santun serta bekerja jujur, bertanggung jawab berinisiatif dan kreatif terhadap
tugas-tugas yang diberikan dalam praktik kerja.
o. Memberitahu pimpinan/pembimbing DU/DI dan pembimbing dari sekolah apabila berhalangan
hadir.
p. Membicarakan dengan segera kepada guru pembimbing dan pembimbing DU/DI apabila menemui
kesulitan dalam melaksanakan praktik kerja
q. Melaporkan dengan segera kepada pembimbing DU/DI atau yang berwenang apabila terjadi
kerusakan atau salah mengambil bahan/alat
r. Ikut memelihara sarana, prasarana, kebersihan, ketertiban dan keamanan di tempat praktik kerja.
3. Pelanggaran
 Pelanggaran ringan
1) Tidak memakai salah satu ketentuan seragam
2) Memakai perhiasan dan riasan wajah di luar ketentuan
3) Meninggalkan ruangan tanpa sepengetahuan pembimbing
4) Melanggar peraturan Rumah Sakit yang berlaku
5) Tidak sopan terhadap tenaga kesehatan di Rumah Sakit
6) Mengabaikan teguran pembimbing
 Pelangaaran Sedang
1) Mengulangi satu atau lebih pelanggaran ringan
2) Kehadiran kurang dari 90 % dari masing – masing ruangan
3) Merusak alat institusi pendidikan atau RS tanpa sengaja atau akibat kelalaian
 Pelanggaran Berat
1) Memalsukan nilai atau tanda tangan pembimbing anstitusi / pembimbing lahan atau
teman
2) Kehadiran kurang dari 90% dari seluruh kegiatan
3) Tidak mengikuti kegiatan praktek tanpa keterangan
4) Mengulangi satu atau lebih pelanggaran sedang
5) Melakukan tindakan yang berakibat fatal bagi klien

4. Sanski
 Sanski untuk pelanggaran ringan
1) Teguran lisan
2) Membuat pernyataan yang diketahui oleh coordinator praktek

 Sanski untuk pelanggaran sedang

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 10


1) Menggantikan peralatan yang rusak atau hilang
2) Membuat pernyataan yang diketahui oleh Kepala Sekolah
3) Menggantikan dinas sesuai hari yang ditinggalkan bila sakit / izin

 Sanski untuk pelanggaran berat


1) Membuat pernyataan yang diketahui oleh kepala Sekolah , Pembimbing Institusi , dan
orag tua serta dipanggil kepandidikan bersama orang tua
2) Ketidakhadiran tanpa keterangan dianggap tidak lulus pada ruangan tersebut dan
harus mengulang dengan ketentuan mengganti dinas 2 kali dari hari yang
ditinggalkan ( 1 hari diganti 2 hari )
3) Siswa diskorsing atau dikeluarkan dari institusi

E. KOMPETENSI

Kompetensi yang akan dicapai dalam praktek kerja industri antara lain :( Terlampir )

F. EVALUASI

Evaluasi dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi melalui ranah kognitif , afektif dan
psikomotor. Pelaksanaan evaluasi untuk menilai keterampilan ( psikomotor ) dilakukan pada setiap ruangan
yang dilalui pada waktu praktek. Untuk kehadiran siswa harus hadir ( 100 % ) dan kompetensi harus
dicapai secara keseluruhan ( disesuaikan dengan kondisi di lahan praktek ).
Presentasi nilai adalah sebagai berikut :
 Laporan pendahuluan : 10 %
 Kehadiran : 20 %
 Sikap : 15 %
 Kompetensi : 35 %
 Laporan Akhir Prakerin : 20 %

TOTAL : 100 %

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 11


Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 12
JADWAL PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
PROGRAM STUDI KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN
SMK NEGERI 10 SERAM BAGIAN BARAT
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

TANGGAL/ BULAN RPS PUSKESMAS PIRU RSUD PIRU

25 JULY- 16 SEPTEMBER 2023


18 SEPTEMBER – 14 OKTOBER 2023


16 OKTOBER – 18 NOVEMBER 2023


Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 13


PEMBAGIAN KELOMPOK

NO KELOMPOK 1 KELOMPOK 2

1. Carrol Makaruku Sity Rahareng

2. Adetasya Lessy Wullan Pattiapon

3. Melina Sameth Rindy Salelua

4. Angel Pirsouw Prita Serang

5. Gracela Ralahalu Dece Latue

6. Fadilah Sandapan Justin Denu

7. Donika Makaluy

NB : Kelompok akan berlaku ketika ada tugas yang diberikan baik dalam praktek di RPS maupun di RSU/Puskesmas Piru

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 14


DAFTAR HADIR RPS

NAMA :
NIS / NISN :
KELOMPOK :

PARAF
NO HARI / TANGGAL NAMA RUANG KET
PEMBIMBING

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 15


27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.

DAFTAR HADIR RSU PIRU

NAMA :
NIS / NISN :
KELOMPOK :

NO HARI / TANGGAL NAMA RUANG PARAF KET

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 16


PEMBIMBING

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 17


DAFTAR HADIR PUSKESMAS PIRU

NAMA :
NIS / NISN :
KELOMPOK :

PARAF
NO HARI / TANGGAL NAMA RUANG KET
PEMBIMBING

1.
2.
3.

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 18


4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 19


FORMAT
LAPORAN PENDAHULUAN

( Klien dengan ……………………………………………………… )

Nama Siswa :

NIS :

1. Pengertian
2. Etiologi
3. Manifestasi Klinik
4. Patofisiologi teori ( narasi )
5. Patofisiologi penyimpangan KDM
6. Komplikasi
7. Pemeriksaan penunjang
8. Pengobatan / Penatalaksanaan
9. Literature / Daftar pustaka
Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 20
JURNAL KEGIATAN PRAKERIN

PARAF
NO HARI / TGL JENIS KEGIATAN
CI LAHAN CI INSTITUSI

1.
1.

2.

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 21


3.

4.

5.

6.

NO HARI / TGL JENIS KEGIATAN PARAF

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 22


CI LAHAN CI INSTITUSI

2.
7.

8.

9.

10.

11.

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 23


12.

PARAF
NO HARI / TGL JENIS KEGIATAN
CI LAHAN CI INSTITUSI

3.
13.

14.

15.

16.

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 24


17.

18.

PARAF
NO HARI / TGL JENIS KEGIATAN
CI LAHAN CI INSTITUSI

4.
19.

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 25


20.

21.

22.

23.

24

SERAM BARAT , ……………………JULY 2023

KOORDINATOR PRAKTEK
Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 26

Hanna Corputty , S.Pd


NIP.19680921 1991 2 008
ASUHAN KEPERAWATAN
Klien dengan …………………… di Ruangan ………..

Nama Siswa : ……………………………..


Ruangan : ……………………………..

A. IDENTITAS UMUM

1. IDENTITAS DIRI KLIEN


Nama : ………………………………….
Tempat / tgl lahir : ………………………..
Umur : ……………………………………
Jenis Kelamin : …………………………………..
Alamat : ……………………………………
Status perkawinan : …………………………………….
Agama : …………………………………..
Suku : …………………………………
Pendidikan : ………………………………..
Pekerjaan : …………………………………..
No.rekam medic : ………………………………
Tgl / jam masuk : ……………………………………
Diagnosa masuk : ……………………………….

2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : ………………………………..
Umur : ……………………………….
Pendidikan : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ……………………………….
No. Telp : ……………………………….
Hubungan dengan klien : …………………………………

B. STATUS KESEHATAN SAAT INI


1. Keluhan Utama :
2. Riwayat penyakit sekarang :

C. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 27
 Penyakit yang pernah dialami
Saat kecil / anak – anak : ………………..
Penyebab : ………………..
Riwayat operasi : ………………..
Riwayat pengobatan : ………………
Riwayat alergi : …………………..

D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


1. Genogram
Mencantumkan keterangan tentang kondisi kesehatan anggota keluarga saat ini , nama penyakit
yang diderita , penyebab meninggal dan usia sekurang – kurangnya 3 generasi

2. Simbol Genogram
Simbol – simbol yang biasa digunakan :

Laki – laki perempuan Identifikasi Klien Meninggal Menikah

Pisah Ranjang Cerai Cerai Anak Kandung

Kembar Tinggal satu rumah Anak angkat Aborsi

E. RIWAYAT PSIKO – SOSIAL – SPIRITUAL


1. Pola Konsep diri
2. Pola kognitif
3. Pola Koping
4. Pola interaksi social
5. Pola spiritual
6. Pola seksual

F. POLA DASAR / POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI


1. POLA NUTRISI

SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

 BB : ……Kg , TB : …………….Cm  BB sekarang : …………………..Kg


LILA : …………Cm  Jenis Diet : …………………
 Jenis Makanan :  Nafsu Makan : baik / sedang / kurang
………………………………………….  Frekuensi : ……………….. x / hari
 Makanan yang disukai :  Porsi makan : …………
 Rasa mual : ada / tidak

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 28


…………………………………………  Muntah : ya / tidak
 Makanan yang tidak disukai  IMT
………………………………………..
 Makanan patangan
……………………………………….
 Nafsu makan : baik / sedang / kurang
 Frekuensi : …………….x / hari
 Perubahan berat badan 6 bulan terakhir
Bertambah / tetap / berkurang
Kalau berkurang / bertambah sebutkan
berapa Kg

2. POLA ELIMINASI

SEBELUM SAKIT SESUDAH SAKIT

 Buang Air Besar (BAB)  Buang Air Besar


- Frekuensi : …………..x/Hari - Frekuensi : …………….. x / Hari
- Konsistensi : ………….. - Konsistensi : …………….
 Buang Air Kecil  Buang Air Kecil
- Frekuensi : …………… x / Hari - Frekuensi : ………………. x / hari
- Warna : ……………………… - Warna : ……………….

3. POLA ISTIRAHAT TIDUR

SEBELUM SAKIT SESUDAH SAKIT

 Waktu tidur ( jam ) : ………………..WIT  Waktu tidur ( jam ) : ………………..WIT


 Lama tidur / hari : ……….jam / 24 jam  Lama tidur / hari : ……………jam / 24 jam
 Kebiasaan pengantar tidur : …………………  Kebiasaan saat tidur :
 Kesulitan dalam tidur : Menjelang tidur , sering mudah terbangun ,
Menjelang tidur , sering / mudah meras tidak puas saat bangun tidur
terbangun , merasa tidak puas setelah
bangun tidur

4. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN

SEBELUM SAKIT SESUDAH SAKIT


ADL DIBANTU DIBANTU DIBANTU DIBANTU
MANDIRI MANDIRI
SEBAGIAN TOTAL SEBAGIAN TOTAL

Makan

Mandi

BAB

BAK

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 29


G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran : ……………………..
Keadaan umum : …………………….
Tanda – tanda Vital : TD …………mmHg, RR : ……………..x/menit
N : …………..x/Menit , S : …………….0C
2. Kulit / integument : tekstur , kelembaban , lesi , perubahan warna , turgor , suhu , edema , sensasi
…..
3. Kepala dan Rambut : bentuk kepala
Lesi : ada / tidak
Lidah dan fungsi penegecapan ………….
Stomatitis : ada / tidak
Perdarahan : ada / tidak
Gangguan menelan : ada / tidak
Gigi tanggal : ada / tidak
Gigi Karies : ada / tidak
4. Leher : pembengkakan getah limfe : ada / tidak
Pemebesaran kelenjar tiroid : ada / tidak
Distensi vena jurgularis : ada / tidak
Kekakuan : ya / tidak
Keluhan lain : Sebutkan ………………….
5. Dada dan paru – paru : Suara Nafas ………………..
Pola Nafas : ………………….., Batuk : Ya / Tidak , kalau ya sudah berapa lama ……………..
Sputum : ada / tidak , nyeri dada : ada / tidak
Sesak nafas : ya / tidak

Inspeksi : …………
Palpasi : …………
Perkusi : ………….
Auskultasi : ……………
6. Jantung dan Sirkuasi : Nadi perifer ………………………..
Capillary refilling time ………………………………….
Distensi vena Jurgularis : …………………
Inspeksi : …………
Palpasi : …………
Perkusi : ………….
Auskultasi : ……………
7. Abdomen :
Inspeksi : …………
Palpasi : Nyeri Tekan ……Pembesaran hati …………..
Massa ……………………………..
Perkusi : ………….
Auskultasi : Peristaltik usus ……………….x / menit
8. Perineum dan genitalia : Kebersihan ………………………..Peradangan ……………
Pendarahan …………………………………..Pembengkakan …………….
9. Ekstremitas : Kesimetrisan ………………………., Atropi ………………….
ROM ……………………………………, Cyanosis ………….., Akral ……………….Edema ……………..
Kekuatan otot Ekstremitas

EKSTREMITAS KEKUATAN OTOT

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 30


Tangan kanan

Kaki Kanan

Tangan Kiri

Kaki Kiri

10. Status Neurologis : GCS E ………………….. M ……………….. V ………………….


Refleks Patologis : ………………………….

H. DATA PENUNJANG ( Pemeriksaan Diagnostik )


1. Laboratorium
2. Radiologi
3. Dan lain – lain

I. TERAPI MEDIS
1. Obat – obatan
2. Dan lain – lain sebutkan

KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

TANGGAL : …………………………………………………………….

1. ………………………
2. ……………………….
3. ……………………..

INTERVENSI KEPERAWATAN

TANGGA TUJUAN DAN


NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONALA
L KRITERIA HASIL

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 31


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

HARI /
NO Dx JAM IMPLEMENTASI PARAF JAM EVALUASI PARAF
TGL

1. …………. S:
HASIL
O:

A:

P:

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 32


PENCAPAIAN KOMPETENSI
SMK NEGERI 10 SERAM BAGIAN BARAT

TINDAKAN YANG DILAKUKAN PARAF


NO KOMPETENSI
OBSERVASI DIBANTU MANDIRI CI Lahan CI Institusi

1. BHSP ( Komunikasi Terapeutik )

2. Mengukukur TTV

a. Tekanan darah

b. Pernafasan

c. Nadi

d. Suhu

3. Mengukur BB dan TB

4. Memberikan obat intramuskular

5. Memberikan obat Intra Cutan ( IC )

6. Memberikan obat sub Cutan ( SC )

7. Memberikan obat intra Vena ( IV )

8. Memberikan obat topikal

9. Memberika obat sub lingual

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 33


10. Memberikan obat oral

11. Memberikan obat supositoria

12. Memberikan kompres panas

13. Memberikan kompres dingin

14. Memberikan O2 melalui kanula nasal

15. Melatih batuk efektif

16. Melatih nafas dalam

17. Memasang dan melepaskan infuse

18. Menghitung tetesan infuse

TINDAKAN YANG DILAKUKAN PARAF


NO KOMPETENSI
OBSERVASI DIBANTU MANDIRI CI Lahan CI Institusi

19. Mengganti cairan parenteral

20. Membantu pasien BAB dan BAK

21. Melakukan message

22. Memandikan pasien di atas tempat tidur

23. Melakukan oral hygiene

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 34


24. Menggunting kuku

25. Mengatur posisi pasien semi fowler

26. Mengatur posisi pasien sim

27. Mengatur posisi pasien fowler

28. Mengatur posisi pasien lateral

29. Mengatur posisi pasien trendenlenbreg

30. Mengatur posisi pasien Dorsal Recumbeent

31. Memindahkan pasien dari kursi roda ke tempat tidur

32. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda

33. Memindahkan pasien dari brangkar ke tempat tidur

34. Cuci tangan

35. Melakukan handscoom steril

36. Menggunakan handscoom bersih

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 35


DAFTAR NILAI KOMPETENSI
SMK NEGERI 10 SERAM BAGIAN BARAT

NILAI PARAF
NO KOMPETENSI
0 1 2 JUMLAH RATA2 AKHIR CI Lahan CI Institusi

1. BHSP ( Komunikasi Terapeutik )

2. Mengukukur TTV

a. Tekanan darah

b. Pernafasan

c. Nadi

d. Suhu

3. Mengukur BB dan TB

4. Memberikan obat intramuskular

5. Memberikan obat Intra Cutan ( IC )

6. Memberikan obat sub Cutan ( SC )

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 36


7. Memberikan obat intra Vena ( IV )

8. Memberikan obat topikal

9. Memberika obat sub lingual

10. Memberikan obat oral

11. Memberikan obat supositoria

12. Memberikan kompres panas

13. Memberikan kompres dingin

14. Memberikan O2 melalui kanula nasal

15. Melatih batuk efektif

16. Melatih nafas dalam

17. Memasang dan melepaskan infuse

18. Menghitung tetesan infuse

NILAI PARAF
NO KOMPETENSI
0 1 2 JUMLAH RATA2 AKHIR CI Lahan CI Institusi

19. Mengganti cairan parenteral

20. Membantu pasien BAB dan BAK

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 37


Melakukan message

Memandikan pasien di atas tempat tidur

Melakukan oral hygiene

Menggunting kuku

21. Mengatur posisi pasien semi fowler

22. Mengatur posisi pasien sim

23. Mengatur posisi pasien fowler

24. Mengatur posisi pasien lateral

25. Mengatur posisi pasien trendenlenbreg

26. Mengatur posisi pasien Dorsal Recumbeent

27. Memindahkan pasien dari kursi roda ke tempat tidur

28. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda

29. Memindahkan pasien dari brangkar ke tempat tidur

30. Cuci tangan

31. Melakukan handscoom steril

32. Menggunakan handscoom bersih

33. Memasang dan melepaskan infuse

34. Menghitung tetesan infuse

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 38


PENGENDALIAN INFEKSI

1. MENCUCI TANGAN
a. Pengertian
Cuci tangan merupakan tindakan yang penting untuk dilakukan dengan tujuan untuk mencegah penyebaran
mikroorganisme baik dari perawat ke klien maupun dari klien ke perawat. Menurut Larson (1982) dan
Aylette (1992) pelaksanaan cuci tangan tergantung pada :
 Intensitas atau frekuensi kontak dengan kllien dan bahan yangterkontaminasi
 Tingkat atau jumlah kontaminasi yang akan tejadi
 Ketahanan klien dan tim kesehatan terhadap infeksi
Cuci tangan harus dilakukan pada saat :
 Awal mulai shift
 Sebelum dan sesudah kontak dengan klien
 Sebelum melakukan prosedur invasive
 Sebelum dan sesudah kontak dengan klien
 Sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka
 Setelah kontak dengan cairan tubuh , meskipun sudah menggunakan sarung tangan ( Hanskun )
 Setelah selesai shift dan sebelum pulang
Pelaksanaan cuci tangan minimal dilakukan selama 0 – 15 detik. Penggunaan sabun anti mikroba dilakukan
jika perawat ingin menurunkan jumlah mikroba, termasuk saat kontak dengan klien lansia yang mengalami
imonusupresi , mengalami kerusakan pada system integunem dan saat akan melakukan tindakan invasif.

Penggunaan Sarung Tangan


Sarung tangan digunakan untuk mencegah terjadinya tansmisi pathogen baik secara langsung maupun
tidak langsung. Penggunaan sarung tangan menurut CDC ( Center Disease and Prevention ) akan dapat
menurunkan :
 Kemungkinan terjadinya kontak dengan mikroorganisme yang terinfeksi
 Resiko penyebaran flora andogen dan perawatan klien
 Resiko penyebaran mikroorganisme dari klien dan perawat
Sarung tangan digunakan pada saat perawat :
 Melakukan tindakan invasif
 Mengalami luka pada kulitnya
 Beresiko untuk terpapar dengan darah dan cairan tubuh

b. Tujuan
 Mencegah infeksi silang melalui tangan
 Menjaga kebersihan perorangan
 Tindakan atau prosedur awal di dalam melakukan prasyarat dasar keperawatan

c. Macam – Macam cara mencuci tangan


 Mencuci tangan Bersih
 Mencuci tangan Desinfeksi
 Mencuci tangan steril

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 39


MENCUCI TANGAN BERSIH

A. Tujuan
1. Membebaskan tangan dari kuman dan mencegah kontaminasi
2. Memindahkan angka maksimum kulit dari kemungkinan adanya organism pantoghen
3. Mencegah atau mengurangi peristiwa infeksi
4. Memelihara tekstur dan integritas kulit tangan dengan tepat

B. Persiapan Alat
1. Bak cuci dengan keran air yang mengalir
2. Sabun dan disinfektan
3. Handuk kering
4. Sikat kuku ( tidak menjadi keharusan )
5. Tempat untuk handuk kotor

C. Prosedur Kerja
1. Sisingkan lengan baju seragam yang panjang di atas pergelangan tangan anda , lepaskan perhiasan dan jam
tangan jika ada
2. Pertahankan kuku jari tangan anda pendek dan terkikir
3. Pertahankan permukaan tangan anda dan jari – jari terhadap adanya luka goresan atau potongan pada kulit
4. Berdiri di depan wastafel air mengalir , jaga agar tangan dan seragam anda tidak menyentuh permukaan
wastafel
5. Buka kran yang dioperasikan dengan menggenggam pada telapak tangan
6. Hindari memercikan air ke seragam anda
7. Atur aliran air hingga suhunya hangat
8. Basahi tangan dan lengan bawah secara menyeluruh di bawah air yang mengalir
9. Oleskan 1 ml sabun cair atau sabun cair antiseptic pada tangan gosok sampai berbusa
10. Cuci tangan menggunakan banak busa dan gosok sampai berbusa dan gunakan teknik higiaeni tujuh langkah
mencuci tangan :
i. Telapak tangan keduanya
ii. Cuci telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dan sebaliknya pula
iii. Cuci telapak tangan dengan telapak dan dengan dan jari – jari sampai berkaitan
iv. Letakan punggung jari pada telapak satunya dengan jari – jari saling mencuci
v. Jempol kanan digosokkn memutar oleh telapak tangan kiri dan sebaliknya
vi. Jari – jari menguncup , gosok , memutar ke kanan dan ke kiri pada telapak tangan kanan dan
sebaliknya
vii. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri kemudian memutar ke kanan dank e kiri dan
sebaliknya juga
11. Ulangi langkah 10 , tetapi lamanya mencuci tangan diperpanjang 1-3 menit
12. Hentikan air dengan siku untuk menghentikan kran
13. Ambil handuk bersih yang sudah dipersiapkan untuk mengeringkan tangan dengan cara usapkan ujung jari
– jari turun ke pegelangan tangan dan lengan bawah dari kanan ke kanan dan ke kiri dengan membagi dua
bagian handuk yang satu untuk yang kanan dan yang satu untuk yang kiri
14. Letakkan handuk pada tempat yang sudah disediakan
15. Pertahankan agar tangan tetap bersih

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 40


MENCUCI TANGAN STERIL

A. Pengertian
Mencuci tangan secara steril ( suci hama ) khusunya jika ketika melakukan tindakan steril

B. Tujuan
1. Mencegah infeksi silang
2. Membebaskan kuman dan mencegah kontiminasi langsung
3. Proteksi diri dari tenaga medis
4. Tondakan atau prosedur awal di dalam melakukan prasyarat dasar keperawatan ( Pre Operasi )
5. Menjaga kebersihan perorangan

C. Persiapan Alat
1. Wastafel dengan air yang mengalir
2. Sabun dan disinfektan berupa savdor dan iodofor
3. Handuk kering
4. Sikat kuku 2 buah ( tidak menjadi keharusan )
5. Tempat untuk handuk kotor

D. Prosedur Kerja
1. Singsingkan baju seragam yang panjang di atas pergelangan tangan anda , lepaskan perhiasan dan jam
tangan jika ada
2. Pertahankan kuku jari tangan anda pendek dan terkikir
3. Kenakan masker wajah , pastikan bahwa masker tersebut menutupi hidung dan mulut dengan baik
4. Buka bagian sakit dan tempatkan pada tempat yang bersih
5. Pertahankan permukaan tangan anda dan jari – jari terhadap adanya luka goresan atau potongan pada
kulit
6. Berdiri di depan wastafel air mengalir , jaga agar tangan dan seragam anda tidak menyentuk permukaan
wastafel
7. Buka kran yang dioperasikan dengan menggenggam pada telapak tangan
8. Hindari dengan memercikan air ke seragam anda
9. Aturaliran air hingga suhunya hangat
10. Basahi tangan dan lengan bawah secara menyeluruh di bawah air yang mengalir dengan jari – jari lebih
tinggi dari siku
11. Oleskan 2 s/d 5 ml ke tagandan gosokkan tangan serta lengan sampai 5 cm (2inci) di atas lengan
(secukupnya untuk dipergunakan) pada tangan gosok sampai berbusa
12. Bersihkan kuku di bawah air yang mengalir denga sikat steril atau pengikir mulai dari yang tagan yang
dominan
13. Cuci tangan menggunkan banyak busa dan gosokkan selama 10 – 15 detik , dan digunakan teknik mencuci
tangan sebagai berikut :
i. Sikat kuku tangan 25 gosokan
ii. Lakukan gerakan sirkulasi , sikat telapak tangan dan permukaan anterior jari 10 kali gosokan
iii. Sikat bagian ibu jari 10 kali gosokkan dan bagian posterior ibu jari 10 kali gosokan
iv. Siat bagian samping dan belakang setiap jari – jari 10 kali gosokkan per area
v. Sikat punggung tangan 10 kali gosokkan
14. Kalau menggunakan 2 buah sikat , apabila sikat yang satu sudah dipergunakan di tanga yang kanan ,
gunkan kembali satu sikat untuk tangan yang belum disikat
15. Kalau mempergunakan 1 cuci sikat , oleskan kembali sabun

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 41


16. Bedakan lengan dalam 3 bagian sikat setiap permukaan bagian bawah lengan dengan gerakan sirkulasi
selama 10 kali. Sikat bagian tengah dan atas legan bawah dengan cara yang sama. Buang sikat pada
tempat sampah yang telah disediakan

17. Dengan tangan fleksi , bilas menyeluruh dari bagian ujung jari sampai siku dalam 1 kali gerakan , biarkan
air mengalir pada siku
18. Ulangi langkah 8 – 11 untuk lengan yang lain
19. Pertahankan tangan fleksi , buang sikat kedua. Matikan air mengalir dengan siku
20. Ambil handuk bersih yang sudah dipersiapkan untuk mengeringkan tangan dengan cara usapan jari ujung
jari – jari turun ke pergelangan tangan dan lengan bawah dari kanan ke kiri dengan membagi dua bagian
handuk yang satu untuk yang kanan dan yang satu untuk tangan kiri
21. Letakkan handuk ke dalam wadah yang telah disediakan
22. Pertahankan agar tangan tetap bersih.

Pengukuran tanda – tanda vital

Pemeriksaan tanda – tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan pada system tubuh yang
meliputi pemeriksaan suhu tubuh , pernafasan , nadi dan tekanan darah .

A. PENGUKURAN SUHU TUBUH


1. Pengertian
Nilai hasil pemeriksaan suhu tubuh merupakan indikasi kotor untuk menilai keseimbanan antara
pembentukan dan pengeluaran panas. Pengukuran suhu tubuh klien dilakukan dengan menggunakan
thermometer yang ditempatkan pada ketiak , mulut, atau pelepasan ( anus ). Derajat panas yang
dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai keseimbangan pembekaran dalam tubuh dengan pengeluaran
panas , melalui keringat , pernafasan , sisa – sisa pembangan ( eksskresi ) dan penyinaran ( radiasi 0 ,
konduksi dan konveksi .
2. Tujuan
 Mengetahui rentag suhu tubuh
 Menentukan tindakan keperawatan
 Mengetahui adanya kelaian pada tubuh
 Sebagai salah satu penyokong diagnose
 Mengetahui perkembangan penyakit
3. Pelaksanaan
 Pada setiap klien yang baru
 Peraturan rutin di Rumah Sakit yaitu 3 kali sehari pada pukul 06.00 , 12.00, dan 18.00
 Sewaktu – waktu bila klien dalam keadaan demam sesudah menggigil atau atas kolaborasi
dengan dokter
 Bila tidak dilakukan pada bagian tubuh lannya
4. Tempat untuk mengukur
 Axilla ( ketiak )
 Cavum Oris / sublingual ( rongga mulut / bawah lidah
 Rectum / Rektal ( anus )
5. Persiapan Alat
 Thermometer dan tempatnya
 Tiga buah botol
1. Botol pertama berisi larutan sabun
2. Botol kedua berisi larutan desinfektan ( lisol 55% )

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 42


3. Botol ketiga berisi air bersih
 Bengkok / neirbeken
 Kertas tisu dan tempatnya
 Vaselin
 Buku catatan suhu dan alcresnat tulis
 Sarung tagan
 Tongue Spatel ( spatel lidah 0
 Sampiran / screen
6. Prosedur Kerja
 Pengukuran Suhu Tubuh Sublingual
a. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada klien
b. Membawa alat – alat ke dekat klien
c. Cuci tangan
d. Gunakan sarung tangan
e. Atur posisi klien
f. Tentukan letak bawah lidah klien dalam kantung sublingual leteral ke tengah rahang bawah
g. Turunkan suhu thermometer dibawah 34 – 350C
h. Meminta klien untuk membuka mulut apabila klien tidak bias menggunakan spatel lidah guna
membantu mengangkat lidah apabila tidak bias diberikan di tempat lain ( Axilla dan rectal
i. Letakkan thermometer di bawah lidah sejajar dengan gusi di tengah rahang bawah klien
j. Anjurkan mulut klien diketupkan selama 3 – 5 menit serta menghindari gigitan pada thermometer
k. Angkat thermometer dan baca hasilnya
l. Catat hailnya
m. Bersihkan thermometer dengan kertas tisu
n. Turunkan kembali air raksa ke dalam skala normal
o. Cuci dengan air sabun , disinfektan ,bilas dengan air bersih dan keringkan
p. Alat – alat dirapikan
q. Lepaskan sarung tanagn yang telah dipakai
r. Cuci tangan
 Pengukuran Suhu tubuh Rektal
a. Jelaskan prosedur kerja pada klien
b. Membawa lat – alat ke dekat klien
c. Pasang sampiran agar mejadi privasi klien
d. Cuci tangan
e. Gunakan sarung tanga
f. Atur posisi klien dengan posisi miring atau sims
g. Pakaian diturunkan sampai di bawah gluteal
h. Tentukan thermometer dan atur posisi pada nilai nol lalu oleskan vaselin . Untuk orang dewasa ,
2,5 – 3,5 Cm dan pada anak – anak 1,2 – 2,5 Cm
i. Angkat bokong atas klien dengan menggunakan tangan dominan untuk membuka rectal , letakkan
telapak tangan pada posisi gluteal klien dan masukkan thermometer ke dalam rectal jangan
sampai berubah tempatnya dan ukur suhu
j. Setelah 3 – 5 menit angkat thermometer
k. Catat hasil
l. Bersihkan thermometer dengan kertas tisu
m. Turunkan kembali air raksa ke dalam skal normal
n. Cuci denga thermometer air sabun dan diinfektan , lalu bilas dengan air bersih dan keringkan
o. Alat – alat dirapikan
p. Lepaskan sarung tangan yang telah diakai
q. Cuci tangan
 Pengukuran suhu tubuh Aksila
a. Jelaskan prosedur kerja pada klien
b. Membawa alat – alat ke dekat klien
c. Cuci tangan

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 43


d. Gunakan sarug tangan
e. Atur posisi klien
f. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksiladengan menggunakan tisu
g. Turunkan suhu thermometer di bawah suhu 34 – 350C
h. Letakkan thermometer pada daerah aksila dengan lengan klien fleksi di atas dada
i. Setelah 3 – 10 menit thermometer diangkat dan baca hasilnya
j. Catat hasil
k. Bersihkan thermometer dengan kertas tisu
l. Turunkan kembali air raksa thermometer pada skal normal
m. Cuci dengan air sabun dan disinfektan , bilas dengan air bersih dan keringkan
n. Rapikan alat – alatn
o. Lepaskan sarug tangan yang telah dipakai
p. Cuci tangan

PERHATIAN
1. Sebelum mengukur suhu tubuh klien , tidak boleh dibei minuman panas atau dingin
2. Tidak boleh dilakukan pada klien yang tidak sadar atau terjadi kelaianan pada jalan nafas
3. Ketiak harus kering da tertutup
4. Selama pengukuran suhu , klien tidak boleh berbicara dan harus berada di tempat tidur
5. Dilarang melakukan pengukuran suhu melalui mulut anak – anak atau bayi , pada klien yang sangat
kurus dan klien dengan trauma atau uka di ketiak pada mamae ( payudara )
6. Sebelum da sesudah melakukan prosedur keperawatan , petugas harus cuci tanagn
7. Sebelum pemakaian periksa thermometer terlebih dahulu , apakah dalam kondisi yang baik dan
air raksanya sudah diturunkan sampai batas yang ditentukan
8. Waktu penurunan air raksa , thermometer harus dalam keadaan kering dan jangan samapi
menyentuh sesuatu agar tidak pecah
9. Dilarang membersihkan thermometer dengan air panas
10. Tidak boleh ada yang menghalangi tempat pengambilan suhu tubuh di ketiak
11. Pada saat pengambilan suhu tubuh di rectal , tidak boleh dilakukan pada klien yang luka pada anus
, klien yang berpenyakit kelamin
12. Selama mengukur suhu di rectal , jaga klien untuk menghindari pecahnya reservoir , untuk
mempertahankan posisi reservoir selama waktu pengambilan suhu di rectal
13. Apabila klien berada di bangsal diharuskan untuk memasngkan sampiran atau screen
14. Saat mengukur suhu tubuh klien , lingkugan harus sejuk tidak boleh pada keadaan suhu ruangan
yang panas atau dingin
15. Baca skal suhu di thermometer dengan teliti kemudian dokumentasikan agar tidak terjadi
kesalahan
16. Sebaiknya tidak mengukur suhu anak – anak pada daerah sublingual

B. PEMERIKSAAN DENYUT NADI


1. Pengertian
Denyut nadi adalah suatu keadaan mengembang dan kempisnya pembuluh darah arteri secara teratur
akibat desakan darah ke dalam pembuluh darah arteri sebagai hasil kontraksi vertical kiri. Denyut
nadi merupakan indicator untuk menilai system kardiovaskular. Denyut nadi dapat diperiksa dengan
mudah dengan menggunakan jari tangan ( palapsi ) atau juga dapat menggunkan elektronik yang
sederhana maupun canggih. Pemeriksaan nadi dapat dilakukan pada daerah arteri radialis , arteri
brakialis , arteri karotis , arteri femoralis , arteri dorslis pedis , arteri temporalis , tibialis posteriol
, poplitea , ulnaris dan frontalis pada anak – anak
2. Tujuan
 Mengetahui denyut nadi ( irama , frekuensi dan kekuatannya )
 Menilai kemampuan fungsi kardiovaskular
 Mengetahui kondisi perkembangan penyakit
 Membantu menentukan keadaan umumklien

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 44


 Membantu menegakan diagnosis

3. Pelaksanaan
 Pada saat klien yang baru
 Peraturan rutin di Rumah sakit yaitu 3 kali sehari pada pukul 06.00 , 12.00 dan 18.00
 Sewaktu – waktu bila klien dalam keadaan kecepatan nadi tidak teratur atau atas kolaborasi
dengan dokter
 Bila tidak dapat dilakukan pada bagian tubuh lainnya
4. Persiapan Alat
 Arloji yang menggunakan jarum detik
 Buku ctatn nadi
 Alat tulis
5. Prosedur Kerja
 Jelaskan tujuan dan prosedur kepada klien
 Membawa lat – alat ke dekat klien
 Cuci tangan
 Atur posisi klien
 Letakkan kedua lengan terletak di sisi tubuh
 Tentukan letak arteri ( denyut nadi yang akan dihitung )
 Periksa denyut nadi ( arteri ) dengan menggunakan ujung jari telunjuk , jaritengah dan jari
manis. Tentukan frekuensinya per menit dan keakuratan irama , kekuatan denyutan
 Tangan yang lain memegang arloji atau jam. Hitung 60 detik atau 30 detik dan kalikan total
perhitungan dengan 2
 Catat hasil
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

PERHATIAN
 Perhatikan isi ( volume ) denyut nadi , iramanya teratur atau tidak dan kekuannya
 Menghitung denyut nadi klien tidak boleh dilakukan jika tangan baru saja memegang es
 Bila keadaan kien payah atau bila diperlukan sewaktu – waktu tertentu , perhitungan harus
dilakukan lebih dilakukan dan dicatat pada daftar khusus
 Klien harus tenang dan rileks
 Dihitung setelah nadi teraba dengan baik

C. PEMERIKSAAN PERNAFASAN
1. Pengertian
Pernafasan adalah suatu kondisi mengembang dan menegmpisnya paru – paru secara teratur akibat
peristiwa masuknya udara dan berisi zat asam (O2) ke dalam paru – paru dan keluarnya udara berisi CO2 ,
air dan sisa – sisa oksidasi dari paru – paru . nilai pernafasan merupakan salah satu indicator untuk
mengetahui fungsi system pernafasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan
karbondioksida dalam paru pengaturan keseimbangan asam – basa serta memeriksa jumlah pernafasan
( inspirasi yang diikuti ekspresi 0 dalam satu enit.
2. Tujuan
 Mengetahui frekuensi , irama dan kedalaman pernafasan dalam 1 menit
 Menilai kemampuan fungsi pernafasan
 Mengetahui keadaan umum klien
 Mengetahui perkembangan penyakit
 Membantu menegakkan diagnose
3. Persiapan alat

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 45


 Arloji yang mempunyai jarum detik
 Buku catatn
 Alat tulis

4. Prosedur Kerja
a. Tempatkan alat disamping klien atau pegang alat tersebut
b. Jelaskan tindakan yang dilakukan dan tujuannya
c. Pemeriksaan pernafasan dilakukan bersamaan dengan suhu tubuh dan denyut nadi
d. Cuci tangan atur posisi klien
e. Letakkan lengan klien dalam posisi rileks bersebelahan dengan tubuh klien
f. Hitung frekuensi dan irama pernafasan dalam dilakukan dalam satu menit da hasilnya dicatat
g. Meghitung pernafasan dengan melihat turun naiknya dada atau perut sambil memegang pergelangan
tangan dan langsung melihat jarum jam
h. Pada saat pengembangan paru dan pengempisan paru hitung satu kali
i. Pada saat menghitung pernafasan tidak boleh klien mengetahuinya
j. Jika irama teratur , hitung respirasinya selama 30 detik dan dikalikan dengan 2 dan jika pernafasannya
tidak teratur hitung pernafasannya satu menit penuh
k. Catat hasil
l. Cuci tanga setelah prosedur dilakukan

D. PENGUKURAN TEKANAN DARAH


1. Pengertian
Tekanana darah adalah desakan darah terhadap dinding pembuluh darah arteri sebagai akibat dipompa
dan dialirkan ke darah ke darah ke dalam pembuluh darah. Nilai tekanan darah merupakan indicator untuk
menilai system kadiovaskor bersamaan dengan fungsi pemeriksaan nadi. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan sfigmomanometer , yaitu merupakan hasil dari curah jantung dan tahanan pembuluh darah
perifer.
2. Tujuan
 Mengetahui keadaan henodinamik klien dan keadaan kesehtan umum secara menyeluruh
 Mengetahui nilai tekanan arah
 Menilai kemampuan fungsi pernafasan
 Mengetahui perkembangan penyakit
 Membantu menegakkan diagnosis
3. Persiapan alat
 Sfigmomanometer air raksa atau aneroid dengan balon udara dan manset
 Kapas alcohol dan tempatnya
 Bengkok
 Stetoskop
 Buku catatan
4. Prosedur kerja
Cara Auskultasi
1. Dekatkan alat – alat ke dekat klien
2. Cuci tangan atur posisi klien duduk atau berbaring dengan nyaman
3. Pastikan manset yang digunakan dikosongkan dari udara
4. Periksa kembali manometer aneroid atau manometer air raksa dapat dipergunakan dengan baik
5. Cuci stetoskop dengan menggunakan kapas yang telah diberi cairan disinfektan ( Cairan alcohol )
6. Letakkan tangan yang hendak diukur pada posisi terlentang
7. Lengan baju diangkat setinggi bahu
8. Palpasi arteri brakialis dan tempatkan manset pada lengan kanan / kiri ( jangan terlalu renggang
dan kuat) kurang lebih 2,5 – 3 Cm di atas sisi denyut nadi arteri brakialis
9. Tempatkan stetoskop pada tempat tersebut ( arteri brakialis )
10. Pastikan bahwa kedua selang yang terhubung dengan manset berada diantara nadi brakialis

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 46


11. Sekrup balon karet ditutup , dan pengunci air raksa dibuka selanjutnya pompa balon udara
manset samapi denyut arteri tidak teraba
12. Letakkan diafragma tepat di atas nadi brakialis diantara selang manset
13. Pompa terus dengan cara memijat balon kater berulang- ulang sehingga terlihat air raksa di
dalam pipa gelas naik sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak
teraba
14. Sekrup balon dibuka perlahan – lahan , sehingga air raksa turun perlahan – lahan ( rata – rata 2 –
3 mm per detik ) . sambil memperhatikan turunnya air raksa dengarkan bunyi denyutan pertama
disebut dengan tekanan sitole ( misalnya 120 mmHg)
15. Dengarkan terus sampai denyutan terakhir . skala pengukuran air raksa yang terakhir tersebut
sebagai tekanan diastole ( misalnya 60 mmHg)
16. Catat hasil dengan cara systole diatas dan diastole dibawah , misalnya 120 mmHg / 60 mmHg
17. Jika prosedur diulang , sebaiknya tunggu 1 – 2 menit sebelum pengukuran ulang dilakukan
18. Buka manset dari lengan klien kemudian digulung rapid an dimasukkan ke dalam tempatnya dan
disinfeksikan bagian telinga ( aer piece ) stetoskop dan bagian diafragma stetoskop dengan
kapas alcohol
19. Rapikan klien dalam posisi awal dengan memperhatikan kenyamanan klien
20. Catat hasil
21. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Cara Palapasi
1. Cuci tangan dan atur posisi klien duduk atau berbaring dengan nyaman
2. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi terlentang dan lengan baju dibuka
3. Pastikan manset yang dipergunakan dikosogkan dari udara
4. Pasang manset pada lengan kanan / kiri ( jangan terlalu renggang dan kuat )
5. Tentukan denyut nadi ateri brakialis atau radialis
6. Sekrup balon karet ditutup , dan pengunci air raksa dibuka selanjutnya pompa balon udara
manset samapi denyut arteri tidak teraba
7. Pompa terus sampai skal sfigmomanometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak
teraba
8. Sekrup balon dibuka perlahan – lahan , sehingga air raksa turun perlahan – lahan sambil meraba
denyutan nadi. Denyutan nadi yang pertama disebut dengan tekanan systole
9. Jika prosedur diulang sebaiknya 1 – 2 menit sebelum pengukuran ulang dilakukan
10. Buka manset dari lengan klien , kemudian gulung rapid an dimasukkan ke dalam tempatnya dan
desinfeksikan bagian telinga ( aer piece ) stetoskop dan bagian diafragma stetoskop dengan
kapas alcohol
11. Rapikanlah klien dalam posisi awal dan perhatikan kenyamanan klien
12. Cuci tangan
13. Cata hasil pada buku catatn keperawatan
PERHATIAN
1. Memasang manset harus tepat di atas permukaan dinding arteri brakialis
2. Menempelkan stetoskop jangan terlalu keras penggunaannya harus benar – benar tepat
3. Pada saat pengukuran , klien tidak boleh dalam kondisi berolahraga , emosi dan bekerja
4. Hasilnya harus cepat dan tepat diketahui
5. Tekanan systole harus dicatat lebih dahlu baru dicatat diastolenya
6. Pada saat pengukuran pipa karet tidak boleh bersilang
7. Bila memakai kunci reservoir , jangan lupa membuka agar air raksa dapat naik , mengunci kembali
air raksa sudah turun ke reservoir
8. Pada saat menentukan tekanan systole dantekanan distolenya harus dibuka kunci resevoirnya
secara perlahan – lahan agar didapatkan data yang akurat dalam pendokumentasian

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 47


9. Apabila hasilnya kurag maksimal , tunggu sampai 1 – 2 menit sebelum pengukuran ulag dilakukan
10. Sebaiknya tempatkan manset pada lengan kiiri
11. Sebaiknya pasang manset pada lengan yang tidak ada luka atau pemasangan infuse
12. Gunkanmanset tertentu pada anak – anak.

E. PEMBERIAN OBAT
Pemberian obat kepada klien terdapat beberapa cara , yaitu melalui rute oral , parenteral , rectal ,
vagina , kulit mata , telinga dan hidung.

Pemberian obat secara Parenteral


a. Pengertian
Memasukan obat tertentu ke dalam jaingan tubuh dengan penyuntikan ( injeksi )
b. Tujuan
 Mencegah penyakit dengan jalan memberikan kekeblan ayau imunisasi misalnya memberikan
suntikan vaksin DPT , ATB dll
 Mempercepat reaksi obat dalam tubuh untuk mempercepat proses penyembuhan
 Melaksankan uji coba obat misalnya skin test
 Melaksanakan tindakan diagnostic misalnya penyuntika zat kontras dll
c. Indikasi
 Klien yang memerlukan obat dengan reaksi cepat
 Klien yang tidak dapat diberi obat melalui mulut
 Klien dengan penyakit tertentu yang harus mendapat pengobatan dengan cara subntikan
misalnya streptomycin dan insulin
Macam – macam suntikan
Penyuntikan dilakukan dengan cara :
1. Intrakutan / intradermal
2. Subkutan
3. Intramaskuler
4. Intravena

Suntikan intrakutan
1. Pengertian
Memeberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit yang dilakukan pada lengan bawah bagian
dalam atau di tempat laing yang dianggap perlu
2. Tujuan
 Melaksanakan uji coba obat tertetu misalnya skin tes , penicillin
 Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dapat dilakukan dengan cara suntikan
intrakutan
 Membantu menentukan diagnosis terhadap penyakit tertentu misalnya tuberculin test
3. Persiapan Alat
Persiapan alat danklien sama dengan persiapan pada pemberian obat disesuaikan dengan kebutuhan ;
 Catatan pemberian obat
 Obat dalam tempatnya
 Spuit 1 cc / spuit insulin
 Kapas alcohol dala tempatnya
 Cairan pelarut
 Bak injeksi
 Bengkok
 Perlak

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 48


Pengertian Pemberian Obat Secara IM
Pemberian obat secara intramuskular adalah pemberian obat/cairan dengan cara dimasukkan langsung
kedalam otot (muskulus). Pemberian obat dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot
besar, agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau
pada lengan bagian atas. Pemberian obat seperti ini memungkinkan obat akan dilepas secara berkala
dalam bentuk depot obat.
Jaringan intramuskular terbentuk dari otot yang bergaris yang mempunyai banyak vaskularisasi aliran
darah tergantung dari posisi otot ditempat penyuntikan. Tujuan pemberian obat secara intramuskular yaitu
agar obat diabsrorbsi tubuh dengan cepat.

2.2. Prinsip Pemberian Obat Secara IM


Para petugas medis dituntut harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat,
termasuk 6 prinsip pemberian obat yang benar. Adapun 6 prinsip tersebut antara lain:
1. Benar Klien/Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara
mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program
pengobatan pada pasien.
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang
identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup
berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien
tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara
identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu
diidentifikasi dari gelang identitasnya.
2. Benar Obat
Sebelum mempersipakan obat ketempatnya perawat harus memperhatikan kebenaran obat
sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing
(baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk
menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label
pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan
botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat
dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi. Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi.
Saat memberi obat, perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama
obat dan kerjanya.
3. Benar Dosis
Dosis yang diberikan klien harus sesuai dengan kondisi klien. Dosis yang diberikan harus pula
dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan. Perawat harus teliti dalam
menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut: tersedianya obat dan dosis yang diresepkan/diminta, pertimbangan berat badan klien

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 49


(mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.
Serta melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.
4. Benar Waktu
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Dosis obat harian diberikan
pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti 2x sehari, 3x sehari, 4x sehari, dan 6x sehari.
Sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat dipertimbangkan. Pemberian obat harus sesuai
dengan waktu paruh obat (t ½). Obat yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari,
dan untuk obat yang memiliki aktu paruh pendek diberika beberapa kali sehari pada selang waktu
tertentu. Pemberian obat juga memperhatikan dibeikan sbelum atau sesudah makan atau bersama
makan. Ingat pula untuk memberikan obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi
mukosa lambung bersama-sama dengan makanan. Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa
apakah klien telah dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan
kontraindikasi pemeriksaan obat.
5. Benar Cara/Rute
Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan memadai. Obat dapat diberikan
melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh
keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat
kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
6. Benar Dokumentasi
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan selalu mencatat
informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan.
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu
diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat
alasannya dan dilaporkan.

2.3. Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Obat Secara IM


Indikasi pemberian obat secara intramuskular biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak
mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral. Kontra indikasi dalam
pemberian obat secara intramuskular yaitu: infeksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot atau
saraf besar dibawahnya.

2.4. Macam-macam Obat IM


Berikut adalah macam-macam obat yang diberikan secara intramuskular:
a. MATOLAC
1) Untuk penggunaan jangka pendek untuk nyeri akut sedang sampai dengan berat.
2) DOSIS : 10-30 mg tiap 4-6 jam. maks: sehari 90 mg, lama terapi maksimal (pemberian IM/IV)
tidak boleh dari 5 hari. km : 5 amp 10 mg
b. FENTANYL
1) Untuk depresi pernafasan,cedera kepala,alkhoholisme akut, serangan asma akut,
intolerensihamil,laktasi.
2) DOSIS: pramedikasi, 100 mcg  scr IM 30-60 sblm op.
c. DOLGESIK
Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 50
1) Untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri paska op (oprasi).
2) DOSIS: dosis tunggal untuk dewasa  dan anak-anak >12 thn : 1 amp (100mg) IM di suntikkan
perlahan-lahan. Maksimal 4 amp . anak- anak :, 1 thn: 1-2 mg/kg.
d. DURALGIN.
1) Untuk analgesik seperti : nyeri setelah op, neuralgia.
2) DOSIS
 Dws 25-100 mg ,maksimal sehari 300 mg dalam dosis.
 Bagi, anak ,6 thn: sehari maks 100 mg i.m
 Dosis bagi anak-anak 6-12 thn : sehari maksimal 20000 mg.
e. BCG
1) Perlindungan Penyakit : TBC / Tuberkolosis
2) Penyebab : Bakteri Bacillus Calmette Guerrin
3) Kandungan : Bacillus Calmette-Guerrin yang dilemahkan
4) Waktu Pemberian :
Umur / usia 2 bulan
f. DPT/DT
1) Perlindungan Penyakit : Difteri (infeksi tenggorokan), Pertusis (batuk rejan) dan Tetanus
(kaku rahang).
2) Penyebab : Bakteri difteri, pertusis dan tetanus
3) Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 3 bulan
II. Umur / usia 4 bulan
III. Umur / usia 5 bulan
IV. Umur / usia 1 tahun 6 bulan
V. Umur / usia 5 tahun
VI. Umur / usia 10 tahun
g. Hepatitis B
1) Perlindungan Penyakit : Infeksi Hati / Kanker Hati mematikan
2) Waktu Pemberian :
I. Ketika baru lahir atau tidak lama setelahnya
II. Tergantung situasi dan kondisi I
III. Tergantung situasi dan kondisi II
IV. Tergantung situasi dan kondisi II
h. Hepatitis A
1) Perlindungan Penyakit : Hepatitis A (Penyakit Hati)
2) Penyebab : Virus hepatitis A
3) Waktu Pemberian :
I. Tergantung situasi dan kondisi I
II. Tergantung situasi dan kondisi II

2.5. Daerah Pemberian Obat Secara IM


1. Paha (vastus lateralis)
Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 51
Posisi klien terlentang dengan lutut agak fleksi. Area ini
terletak antar sisi median anterior dan sisi midlateral paha. Otot
vastus lateralis biasanya tebal dan tumbuh secara baik  pada
orang deawasa dan anak-anak. Bila melakukan injeksi pada bayi
disarankan menggunakan area ini karena pada area ini tidak terdapat
serabut saraf dan pemubuluh darah besar. Area injeksi disarankan
pada 1/3 bagian yang tengah. Area ini ditentukan dengan cara
membagi area antara trokanter mayor sampai dengan kondila
femur lateral menjadi 3 bagian, lalu pilih area tengah untuk lokasi
injeksi. Untuk melakukan injeksi ini pasian dapat diatur miring atau
duduk.
2. Ventrogluteal
Posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang
dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang
diinjeksi fleksi. Area ini juga disebut area von hoehstetter.
Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular
karena pada area ini tidak terdapat pembuluh darah dan
saraf besar. Area ini ini jauh dari anus sehingga tidak atau
kurang terkontaminasi. 
3. Dorsogluteal
Dalam melakukan injeksi dorsogluteal, perawat
harus teliti dan hati- hati sehingga injeksi tidak
mengenai saraf skiatik dan pembuluh darah. Lokasi ini
dapat digunakan pada orang dewasa dan anak-anak
diatas usia 3 tahun, lokasi ini tidak boleh digunakan
pada anak dibawah 3 tahun karena kelompok usia ini otot
dorsogluteal belum berkembang. Salah satu cara menentukan lokasi dorsogluteal adalah membagi
area glutael menjadi kuadran-kuadran. Area glutael tidak terbatas hanya pada bokong saja tetapi
memanjang kearah Kristal iliaka. Area injeksi dipilih pada kuadran area luar atas.
4. Otot Deltoid di lengan atas
Posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah
fleksi tetapi rileks menyilangi abdomen atau pangkuan. Area ini
dapat ditemukan pada lengan atas bagian luar. Area ini jarang
digunakan untuk injeksi intramuscular karena mempunyai resiko besar
terhadap bahaya tertusuknya pembuluh darah, mengenai tulang atau
serabut saraf. Cara sederhana untuk menentukan lokasi pada deltoid adalah meletakkan dua jari
secara vertical dibawah akromion dengan jari yang atas diatas akromion. Lokasi injekssi adalah 3 jari
dibawah akromion.

2.6. Prosedur Pemberian Obat Secara IM


1. Alat dan Bahan
a. Spuid steril dengan isi dari 2 hingga 10 cc (untuk maksud tertentu hingga 20 cc).

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 52


b. Jarum suntik steril dengan panjang yang cukup untuk dapat menusuk otot dengan baik ( ± 6,5
cm).
c. Bak injeksi.
d. Bengkok.
e. Kassa.
f. Obat yang akan digunakan.
g. Gergaji kecil untuk memotong ampul (bila perlu).
h. Handscone.
i. Kapas alkohol.
j. Cairan pelarut atau cairan steril.
k. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.

2. Prosedur
a. Persiapkan alat terlebih dahulu.
b. Letakkan alat didekat pasien agar lebih mudah.
c. Pastikan apakah obat yang akan diberikan kepada pasien dan pasiennya tepat dengan cara
melihat label obat dan buku catatan.
d. Jelakan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.
e. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
f. Pakai handscoen.
g. Ambil spuit, kemudian lepaskan penutupnya.
h. Ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosis, setelah itu letakkan kedalam
bak injeksi. Sebelum itu pastikan lagi apakah obat yang akan diberikan sudah benar.
i. Periksa tempat yang akan dilakukan tindakan penyuntikan.
j. Desinfeksi dengan kapas alkohol daerah yang akan dilakukan tindakan penyuntikan.
k. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.
l. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Bila tidak ada darah, masukkan obat secara
perlahan hingga habis.
m. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas
alkohol, tutup spuit kembali dan kemudian letakkan spuit yang telah digunakan kedalam
bengkok.
n. Lihat kembali obat yang telah diberikan kepada pasien.
o. Catat reaksi, jumlah dosis, dan waktu pemberian.
p. Lepaskan handscoen dan bersihkan peralatan yang telah digunakan.
q. Cuci tangan.

INJEKSI SUBKUTAN

Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada
jaringan konektif atau lemak di bawah dermis (Aziz,2006).Pemberian obat yang dilakukan dengan
suntikan dibawah kulit dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu,
paha sebelah luar, daerah dada dan daerah sekitar umbilikus (abdomen). Pemberian obat melalui
subkutan ini umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol
kadar gula darah. Tehnik ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikanakan diabsorbsi oleh
tubuh dengan pelan dan berdurasi npanjang (slow and sustained absorption).
Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 53
 TUJUAN IJEKSI SUBKUTAN
Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan (contoh: Vaksin, uji tuberculin)
   LOKASI INJEKSI
1.      lengan atas sebelah luar
2.      paha bagian depan
3.      perut
4.      area scapula
5.      area ventrogluteal
6.      area dorsogluteal

   INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI


      Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah
dalam dan pungguang bagian atas.
     Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit
  ALAT DAN BAHAN
1.      Catatan pemberian obat
2.      Abat dalam tempatnya
3.      Spuit insulin
4.      Kapas alkohol dalam tempatnya
5.      Cairan pelarut bak injeksi
6.      Bengkok
      PROSEDUR
1.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.      Cuci tangan
3.      Bebaskan daerah yang akan disuntikan.bebaskan daerah suntikan bila pasien memakai pakaian
berlengan
4.      Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan diberikan .kemudian tempatkan pada
bak injeksi
5.      Desinfeksi dengan kapas alkohol
6.      Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan (angkat kulit)
7.      Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas membentuk sudut 45º terhadap
permukaan kulit

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 54


8.      Lakukan aspirasi. Bila tidak ada darah , semprotkan obat perlahan hingga habis
9.      Tarik spuit dengan kapas alkohol. Spuit bekas suntikan dimasukan kedalam bengkok
10.  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
11.  Catat prosedur pemberian obat dan respon klien
 TEHNIK INJEKSI
Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikan jarum menyudut 45 derajat dari permukaan kulit. Kulit
sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan jaringan subkutisdari jaringan otot. Asosiasi Diabetes
America menganjurkan insulin dapat diinjeksikan pada satu daerah yang sama selama satu minggu
dengan jarak setiap injeksi 1 ½ inci [satu ruas jari tangan] dengan penyuntikan insulin secara sub cutan
atau tepat di bawah lapisan kulit.

Tindakan keterampilan keperawatan


Pada keperawatan medical bedah

PERAWATAN LUKA

Luka adalah terganggunya integritas normal dari kulit dan jaringan di bawahnya. Trauma dapat terjadi secara tiba
– tiba atau disengaja , luka dapat terbuka atau tertutup , bersih atau terkontaminasi , superficial atau dalam

A. Tujuan perawatan luka


1. Melindungi luka dari trauma mekanik
2. Mengimolisasi luka
3. Mengabsorbsi drainase
4. Mencegah kontaminasi dari kotoran – kotoran tubuh ( fese , urine )
5. Membantu hematasis
6. Menghambat atau membunuh mikroorganisme
7. Memberikan lingkungan gisiologis yang sesuai untuk penyembuhan luka
B. Tipe Balutan
1. Kering – kering
a. Diguakan untuk menutup luka dengan penyembuhan primer
b. Melindungi luka , absorbs dan estetik bagi kllien serta memberikan tekanan ( jika diperlukan )
c. Kerugian : melekat pada permukaan luka ketika drainase telah kering. Pada saat dilepas menimbulkan
rasa nyeri dan merusak jaringan grainulasi
2. Basah – Kering
a. Digunakan untuk luka yang tidak teratur atau terinfeksi yang harus di “debridement “ dan ditutup
dengan penyembuhan sekunder
b. Kasa dibasahi dengan NaCl 0,9 % ( normal Saline ) atau larutan antimikrobiol , ditutupkan pada luka
menghilangkan rongga mati.
c. Kasa basah ditutupi dengan kasa kering
d. Jika telah kering , jaringan nekrotik akan terabsorbsi oleh kasa
e. Kasa diganti jika telah kering ( sebelum kasa kering ). Makin banyak jaringan nekrotik pada kasa
semakin sering diganti
3. Basa – Basa

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 55


a. Digunakan pada luka terbuka yang bersih atau permukaan yang sedang bergranulasi. NaCl 0,9% dan
agen microbial dapat digunakan untuk membasahi luka
b. Memberikan lingkungan yang fisiologis yang dapat membantu proses penyembuhan local dan
meningkatkan rasa nyaman bagi klien eskudat yang tebal akan lebih mudah dihilangkan
c. Kerugian : jaringan di sekitarnya menjadi lecet , resiko infeksi semakin tinggi

C. Macam – macam luka menurut penyebab


1. Mekanik
a. Tajam
b. Tumpul
c. Ledakan / tembak
Seperti :
 Vulnus Scissum / luka sayat adalah tersayat benda tajam
 Vulnus Contusum / luka memar adalah cedera pada jaringan bawah kulit , terbentur benda tumpul
 Vulnus Laceratum / luka robek adalah jaringan rusak dengan luka agak dalam
 Vulnus Punctum / luka tusuk adalah luka bagian luar kecil tetapi bagian dalam besar terkena bagian
runcing
 Vulnus Seloferadum / luka tembak adalah luka ( pinggir ) kehitam – hitaman seperti tembakan
peluru

 Vulnus Morcum / luka gigitan adalah luka yang betuknya tidak jelas seperti luka gigitan binatang
 Vulnus Abrasio / luka terkikis adalah luka hanya bagian luar kulit atau belum mengenai pembuluh
darah
2. Non Mekanik
a. Kimia
b. Thermik
c. Radiasi

D. Penyembuhan Luka
Proses penyembuhan luka dibagi atas 2 tingkatan , diantaranya :
1. Penyembuhan tingkat I
a. Defensive ( pertahanan )
Dimulai pada saat terjadinya luka , berakhir 4 – 6 hari
b. Rekonstruktive
Terjadi sebelum proses defensive selesai atau sempurna , fibrolast dalam luka mesintesa
mukopolisakarida , gluprotein dan kol
c. Maturative ( Matang )
Jaringan parut berubah dalam bentuk dan ukuran
2. Penyembuhan Tingkat II
a. Waktu penyembuhan lebih lama
b. Jaringan parut yang terjadi lebih besar
c. Kemungkinan terjadinya infeksi lebih besar

PERAWATAN LUKA KERING

A. Pengertian
Balutan kering adalah suatu bentuk perawatan luka yang dilakukan dengan balutan luka yang dilakukan dengan
balutan kering pada luka yang cukup kering seperti luka post Operasi.
B. Tujuan
Balutan kecil melindungi luka dari drainase minimal terhadap kontaminasi mikroorganisme

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 56


C. Indikasi
Untuk luka bersih tidak terkontaminasi dan luka steril
D. Persiapan Alat
1. Set balutan steril dalam baki instrument
a. Sarung tangan steril
b. Pinset 3 ( 2 anatomi 1 sirurgis )
c. Gunting
d. Balutan kasa dan kasa steril
e. Kom untuk larutan antiseptic atau larutan pembersih
f. Salep antiseptic ( bila dipesankan )
g. Depers
h. Kapas lidi
2. Larutan pembersih yang diresepkan dokter
3. Gunting benang ( benage schisor )
4. Larutan garam fifiologis
5. Sarung tangan sekali pakai
6. Plester , pengikat atau balutan sesuai dengan kebutuhan
7. Kantong tanah air untuk sampah ( bengkok berisi lisol dan bengkok kosong )
8. Selimut mandi
9. Perlak pengalas

E. Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur kerja kepada klien dengan menggambarkan langkah – lagkah perawatan luka
2. Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur
3. Ambil kantong sekali pakai dan buat lipatan di atasnya. Letakkan kantong dalam jangkauan area kerja
anda / letakkan bengkok dekat di dekat pasien
4. Tutup ruangan atau tirai di sekitar tempat tidur. Tutup semua jendela yang terbuka
5. Bantu klien pada posisi nyaman dan gunakan selimut mandi pasien hanya untuk memanjakan tempat luka.
Instruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril
6. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
7. Pasang perlak pangalas
8. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester , ikatan atau balutan dengan pinset
9. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung da menariknya dengan perlahan , sejajarkan pada kulit dan
mengarah pada balutan . jika masih terdapat plester pada kulit , bersihkan dengan alcohol
10. Dengan sarung tangan atau pinset angkat balutan , pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan
klien
11. Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril atau NaCl 0,9 %
12. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
13. Buang balutan kotor pada bengkok. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam ke luar. Buang di
tempat yang tepat ( bengkok Lisol )
14. Buka baki instrument balutan steril
15. Gunakan sarung tangan steril
16. Inspeksi luka , perhatikan kondisinya , letak drain , integritas , jahitan atau penutup kulit , dan karakter
drainase ( palpasi luka , jika perlu dengan bagian tangan non dominan yang tidak akan menyentuhbahan
steril. )
17. Bersihkan luka dengan larutan antisptik yang diresepkan atau larutan garam fisiologis. Pegang kasa yang
dibasahi dengan larutan tersebut dengan menggunakan pinset. Gunakan satu kasa untuk satu usapan.
Bersihkan dari ares yang kurang terkontaminasi ke area yang terkotaminasi. Gerakkan dengan tekanan
yang progresif menjauh dari insisi atau tepi luka
18. Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka atau insisi dengan cara seperti langkah 17
19. Berikan salap antimikroba jika dipesankan , guakan teknik seperti langkah pembersih

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 57


20. Pasang kasa steril pada insisi atau letak luka
a. Pasang satu kasa setiap kali pemasangan balutan
b. Pasang kasa sebagai lapisan ontak
c. Pasang kasa lapisan ke dua sebagai lapisan absorben
21. Gunakan plester di atas balutan , fiksasi dengan ikatan atau balutan
22. Lepaskan sarung tangan da buang pada tempat yang telah disediakan
23. Buang semua bahan dan bantu klien kembali pada posisi yang nyaman
24. Cuci tangan setelah melakukan tindakan
F. Perhatian
1. Saat melepaskan atau memasang balutan , perhatikan untuk tidak mengubah posisi atau menarik drain
2. Jika luka kering dan utuh , penyambutan mungkin optimal karena luka terpajan ke udara. Hubungi dokter
untuk instruksikan pergantian balutan
3. Alat pelindung mata harus dipakai jika terdapat resiko kontaminasi okuler atau cipratan dari luka

PERAWATAN LUKA BASAH

A. Pengertian
Balutan basah kerig adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan debridement.
B. Tujuan
1. Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik
2. Mengobservasi semua eksudat dan debris luka
3. Membantu menarik kelembaban dari luka ke dalam balutan
C. Indikasi
Untuk luka bersih tidak terkontaminasi dan luka steril
D. Persiapan Alat
1. Set baltan steril dalam baki instrument
a. Sarung tangan steril
b. Pinset 3 ( 2 anatomi 1 sirurgis )
c. Gunting
d. Balutan kasa dan kasa steril
e. Kom untuk larutan antiseptic atau larutan pembersih
f. Salep antiseptic ( bila dipesankan )
g. Depers
h. Kapas lidi
2. Larutan pembersih yang diresepkan dokter
3. Gunting benang ( benage schisor )
4. Larutan garam fifiologis
5. Sarung tangan sekali pakai
6. Plester , pengikat atau balutan sesuai dengan kebutuhan
7. Kantong tanah air untuk sampah ( bengkok berisi lisol dan bengkok kosong )
8. Selimut mandi
9. Perlak pengalas
E. Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur kerja kepada klien dengan menggambarkan langkah – lagkah perawatan luka
2. Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur
3. Ambil kantong sekali pakai dan buat lipatan di atasnya. Letakkan kantong dalam jangkauan area kerja
anda / letakkan bengkok dekat di dekat pasien
4. Tutup ruangan atau tirai di sekitar tempat tidur. Tutup semua jendela yang terbuka
5. Bantu klien pada posisi nyaman dan gunakan selimut mandi pasien hanya untuk memanjakan tempat luka.
Instruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril
6. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
7. Pasang perlak pangalas
8. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester , ikatan atau balutan dengan pinset
Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 58
9. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung da menariknya dengan perlahan , sejajarkan pada kulit dan
mengarah pada balutan . jika masih terdapat plester pada kulit , bersihkan dengan alcohol
10. Dengan sarung tangan atau pinset angkat balutan , pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan
klien
11. Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril atau NaCl 0,9 %
12. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
13. Buang balutan kotor pada bengkok. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam ke luar. Buang di
tempat yang tepat ( bengkok Lisol )
14. Buka baki instrument balutan steril
15. Gunakan sarung tangan steril
16. Inspeksi luka , perhatikan kondisinya , letak drain , integritas , jahitan atau penutup kulit , dan karakter
drainase ( palpasi luka , jika perlu dengan bagian tangan non dominan yang tidak akan menyentuhbahan
steril. )
17. Bersihkan luka dengan larutan antisptik yang diresepkan atau larutan garam fisiologis. Pegang kasa yang
dibasahi dengan larutan tersebut dengan menggunakan pinset. Gunakan satu kasa untuk satu usapan.
Bersihkan dari ares yang kurang terkontaminasi ke area yang terkotaminasi. Gerakkan dengan tekanan
yang progresif menjauh dari insisi atau tepi luka
18. Pasang kasa basah tepat pada permukaan luka . jika luka dalam secara perlahan bentuk kasa seperti
kemasan dengan menekan tepi kasa menggunkan pinset. Secara perlahan masukkan kasa ke dalam luka
sehingga semua permukaan luka kontak dengan kasa basah
19. Pasang kasa steril di atas kasa basah
20. Tutup dengan kasa pasang plester di atas bantalan atau , fiksasi dengan perban atau pengikat
21. Lepaskan sarung tangan da buang pada tempat yang telah disediakan
22. Buang semua bahan dan bantu klien kembali pada posisi yang nyaman
23. Cuci tangan setelah melakukan tindakan
F. Perhatian
1. Saat melepas atau memasang balutan , perhatikan untuk tidak mengubah posisi atau menarik drain
2. Perawat harus memberikan analgesic dan waktu penggantian balutan sesuai puncak efek obat
3. Alat pelindung mata harus dipakai jika terdapat resiko kontaminasi ocular seperti cipratan dari luka

PEMASANGAN INTRA VENA FOOD DRAIN

A. Pengertian
1. Pemasangan infuse adalah memasukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam
jumlah banyak dan waktu yang lama dengan mengunakan alat infuse set
2. Pemasangan infuse adalah teknik penusukkan / pemasukkan jarum atau kateter infuse ( abocat ) melalui
transkutan dengan stilet tajam , yang kaku dan steril yang disambungkan dengan spuit
B. Tujuan
1. Mempertahankan , mengganti cairan serta mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
yang mengandung air elektrolit , vitamin protein lemak , dan kalori yang tidak dapat dipertahankan
secara oral
2. Memperbaiki asam – basa
3. Pemeliharaan nutrisi
4. Pemberian obat – obatan intravena ke dalam tubuh lewat intra vena
5. Hemodinamik monitoring
6. Akses dalam keadaan darurat
7. Memonitor tekanan vena sentral (CVP )
8. Suatu alat yang mempunyai kemampuan memompa cairan masuk ke dalam tubuh dengan cairan tertentu
dan dosis tertentu sesuai dengan program yang diberikan
9. Pasien yang diduga hipovolumi
10. Pasien yang mengalami trauma berat
C. Lokasi Penusukan

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 59


1. Bagian punggungTelapak tangan – vena metacarpal . jika memungkinkan lakukan pada vena digitalis
2. Lengan bawah – vena basilica atau cephalica
3. Siku bagian dalam fossa antecubital – media basilica dan media cephalic untuk penusukan infuse jangka
pendek
4. Ekstermitas bawah
a. Kaki vena pleksus dorsum , arkus vena dorsalis , vea medical marginalis
b. Mata kaki – vena saphena magma
D. Keuntungan dan kesulitan
1. Keuntungan
a. memungkinkan lengan bergerak bebas
b. jika kemudian timbul masalah pada tempat penusukan awal biasanya digunakan vena pada bagian
atasnya
2. kesulitan
a. pada anak vena lebih kecil
b. pada orang yang lemak berlebihan venanya tidak terlihat
c. pada pasien yang mengalami diare / dehidrasi ringan dan berat
E. Persiapan Pasien
1. Monitoring keadaan umum pasien
a. Tingkat kesadaran
b. Tanda – tanda vital
c. Keadaan kulit atau turgor
2. Memberikan informasi kepada pasien
a. Kapan dan untuk apa diberikan infuse
b. Berapa lama pemberian infuse
c. Hal yang harus dilakukan selama pemasangan infuse
1) Menjaga . memperthankan tempat insersi agar tidak kotor / dikotori
2) Tidak boleh megatur tetesan sendiri
3) Tidak boleh menarik selang infuse sendiri
4) Bila ada yang dikeluhkan berhubungan dengan tempat insersi harus diberitahukan kepada perawat
F. Persiapan Alat
1. Cairan yang diberikan
2. Kapas steril
3. Kasa steril
4. Alcohol 70 %
5. Povidone iodone
6. Plester
7. Standar infuse
8. Infuse set
9. IV Chateter usia ( abucat ) sesuai ukuran
10. Hanskun sterl sekali pakai
11. Perlak / pengalas
12. Bengkok
13. Alat pencukur
14. Gunting
15. Tornikuet / manset
16. Perban
17. Spalk dalam keadaan siap pakai ( bila perlu )
18. Obat – obatan jika akan diberikan therapy obat lewat I.V ( intravena )
G. Prosedur Kerja
1. Tahap Pra Interaksi
a. Mengecek atau menbaca status dan terapi cairan pasien
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat – alat dan bawa ke dekat pasien
2. Tahap Orientasi

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 60


a. Member salam , panggil klien dengan nama kesukaan
b. Menjelaskan maksud dan tujuan ., prosedur dan lamanya tindakan yang akan dilakukan oleh perawat
3. Tahap Kerja
a. Bila dimungkinkan tindakan sebaiknya dilakukan oleh dua orang perawat
b. Member kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
c. Menanyakan keluhan utama atau keluhan yang dirasakan sekarang
d. Menjaga prifasi pasien
e. Meletakkan pasien pada posisi semi fowler atau supine jika tidak memungkinkan
f. Membebaskan lengan pasien dari baju / kemeja
g. Meletakkan manset 5 – 15 Cm di atas tempat tusukan
h. Letakkan alat plastic di bawah lengan klien
i. Menghubungkan cairan infuse dengan infuse set dan gantungkan
j. Periksa lebel pasien sesuai dengan instruksi cairan yang akan diberikan
k. Mengalirkan cairan infuse melalui selang infuse sehingga tidak ada udara di dalamnya
l. Kencangkan klem sampai infuse tidak menetes dan perhatikan kesterilan sampai pemasangan pada
tangan disiapkan
m. Kencangkan tourniquet / manset
n. Menganjurkan pasien untuk mengepal dan membukanya beberapa kali , palpasi dan pastikan tekanan
yang akan ditusuk
o. Membersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alcohol , lalu diulangi dengan menggunakan
kapas betadin. Arah melingkar dari dalam keluar lokasi tusukan
p. Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm di atas / di bawah tusukan
q. Pegang jarum pada posisi 300 pada vena yang akan ditusuk , setelah pasti masuk , lalu tusuk perlahan
dengan pasti
r. Rendahkan posisi jarum sejajar pada kulit dan tarik jarum sedikit lalu teruskan plastic I.V catheter
ke dalam vena
s. Tekan dengan jari ujung plastic I.V catheter dengan ujung selag infuse
t. Tarik jarum infuse
u. Menghubungkan plastic I.V cateter dengan ujung selag
v. Melepaskan manset
w. Membuka klem infuse samapi cairan mengalir lancer
x. Mengoleskan dengan salep betadin di atas tempat penusukan , kemusdian ditutup dengan kasa steril
y. Fiksasi posisi plastic I.V catheter dengan plester
z. Mengatur tetesan infuse sesuai dengan ketentuan , pasang stiker yang sudah diberi tanggal
1) IV chateter bersayap ( Wing Needle )
a) Letakkan plester di bawah sayap kemudian lipat di atas sayap searah dan sejajar ujung I.V
chateter
Letakkan plester kedua di atas pangkal I.V chateter dan sayap dengan posisi melintang
b) Tutup bagian kasa steril dan letakkan ddengan plester sesuai dengan kebutuhan
c) Tulis tanggal dan jam pemasangan I.V chateter pada plester penutup kasa
4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi pasien dan hasil kegiatan
b. Melakukan kontrak kegiatan dengan pasien
c. Mengakhiri kegiatan dengan sapaan atau salam
d. Membuka sarung tangan dan cuci tangan
H. Perhatian
1. Kelancaran cairan dan jumlah tetesan harustepat , sesuai dengan program pengobatan
2. Bila terjadi hematoma, bengkak dll pada tempat insersi, maka infuse harus dihentikan dan dipindahkan
pemasangannya ke bagian tubuh yang lainya
3. Perhatikan reaksi pasien selama 15 menit pertama. Bila timbul reaksi alergi ( misalnya menggigil ,
urtikaria atau schok ) , maka infuse harus segera diperlambat tetesannya, jika perlu dihetikan, kemudian
segera laporkan kepada seorang penanggungjawab ruangan atau dokter yang bersangkutan

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 61


4. Buat catatan pemberian infuse secara terperinci yang meliputi
a. Tanggal , hari jam dimulainya pemasangan infuse
b. Macam dan jumlah cairan atau obat serta jumlah tetesan permenit
c. Keadaan umum pasien (vital sign , dll ) selama pemasangan infuse
d. Reaksi pasien yang timbul akibat pemberian cairan atau obat
e. Nama dokter atau petugas pelaksana atau yang bertanggung jawab . siapkan cairan atau obat untuk
pemberian selanjutnya
f. Perhatikan teknik aseptic dan septic
g. Cara pemasangan infuse harus sesusia dengan perangkat infuse yang digunakan

Tabel 3.1 Rumus Menghitung Tetesan Infus

Makro

Jumlah cairan yang dimasukkan


Tetesan / menit =
lamanyainfus ( jam ) x 3

Mikro

Jumlah Cairan infus


Tetesan / Menit =
lamanya infus

MENJAHIT LUKA ( HECTING ) DAN MENGANGKAT JAHITAN ( AFF HECTING )

A. Pengertian
Suatu bentuk tindakan pembedahan kecil maupun besar yang dilakukan setelah terjadi pembukaan jaringan
atau organ keras ( kulit ) yaitu luka dengan bantuan alat hecting set
B. Tujuan
Perbaikan integritas fisik dan fungsi jaringan yang cedera tanpa timbul infeksi dan jaringan parut minimal.
C. Persiapan Alat
1. Hecting Set ( pinset cirurgie I , surgical Schisor I , arteri klem 2 , Naaldvoeder I, Scapel Handel da
scapel blade , surgical Neddle , Duk klem , duk lubang , spuit 3 cc / 5 cc
2. Lidokain 2%
3. Betadin 10 %
4. Alcohol
5. Kasa steril
6. Betadine
7. Benang / suture
8. Handskun / sarung tangan sekali pakai
9. Handskun / sarung tangan steril
10. Bandage Schisor / gunting verban
11. Nierbeken / bengkok
12. Larutan pembersih / NaCl
13. Korentang
D. Persiapan Pasien
Pasien atau keluarga diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
E. Prosedur Kerja
1. Alat – alat didekatkan ke pasien
2. Mencuci tangan
3. Meggunakan sarung tangan

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 62


4. Membuka spuit dari tempatnya dan masukkan lidokain ( sesuai dengan kebutuhan ) kemudian masukkan
dalam baki instrument
5. Mencukur area di sekitar luka
6. Melakukan tindakan antiseptis dengan menggunakan betadine 10 % prinsip mensucikan kulit dimulai dari
tengah dan bekerja kea rah luar dengan pengusapan secara spiral
7. Memasang duk lubang
8. Area luka diinlitrasi dengan anestesi intradermal local melalui marjin luka atau dengan blok regional
9. Membantu dokter pada saat membersihkan luka dan lakukan debridement pada luka
a. Irigasi dengan perlahan dan gunakan larutan pembersih / cairan fisiologis ( NaCl )
b. Buang jaringan mati / nekrosa dan benda asing lainnya
c. Ratakan tei luka dengan melakukan insisi
d. Klem dan ikut pembuluh darah yang mengalami pendarahan
10. Penjahitan luka / hecting ( dilakukan oleh dokter ) jika penutupan utama diindikasikan . jahitan tergantung
keadaan luka
11. Membersihkan luka dan area sekitar luka
12. Memberikan betadine / salap antimikroba ( sesuai resep )
13. Pasang balutan untuk melindungi luka
a. Lapisan pertama sebagai lapisan kontak
b. Lapisan kedua sebagai lapisan absorben
14. Memberkan pengobatan antimikroba sesuai ketentuan
15. Memberikan profilaksis tetanus sesuai ketentuan
16. Informasikan pasien untuk menghubungi dokter atau petgas bila ada nyeri tiba – tiba atau menetap ,
demam atau menggigil , pendarahan pembengkakan cepat , bau tidak enak drainase atau kemerahan di
sekitar luka
17. Merapikan alat – alat
18. Mencuci tangan

MENGANGKAT JAHITAN ( Aff Hecting )

A. Pegertian
Suatu tindakan melepaskan jahitan yang biasanya dilakukan pada hari ke lima sampai hari ke tujuh ( atau
sesuai dengan penyembuhan luka yang terjadi )
B. Tujuan
1. Mempercepat proses penyembuhan
2. Menambah rasa nyaman pada pasien
3. Menjaga infeksi nasokomial ( apabila jahitannya harus diangkat )
C. Persiapan Alat
1. Set Aff Hecting ( 2 pinset cirurgi , 1 pinset anatimis , ligature suturing schisor , kapas lidi , kasa dalam
baki instrument steril )
2. Bengkok berisi lisol 2 – 3 %
3. Kapas balut
4. Korentang
5. Gunting plester
6. Plester
7. Alcohol
8. Betadine
9. Kantong balutan kotor / bengkok
D. Prosedur Pelaksanaan
1. Menjelaskan prosedur kepada klien dengan menggambarkan langkah – langkah perawatan luka
2. Menyusun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tdur
3. Membantu pasien mengatur posisi sesuai kebutuhan sehingga luka mudah dirawat
4. Mencuci tangan

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 63


5. Meletakkan set aff hecting di dekat pasien atau di daerah yang mudah dijangkau
6. Membuka set aff hecting secara steril
7. Membuka balutan dengan hati – hati dan balutan dimasukkan ke dalam kantong kotor
8. Membersihkan bekas – bekas plester dengan kapas alcohol
9. Desinfeksi sekitar luka operasi dengan alcohol 70 % dan olesi luka operasi dengan betadine
10. Melepaskan jahitan satu persatu selang seling dengan cara menjepit simpul jahitan dengan pinset
cirurgis dan tarik sedikit ke atas , kemudian menggntng benang tepat dibawah simpul yang berdekatan
dengan kulit atau pada sisi lain yang tidak ada simpul
11. Mengolesi luka dan sekitarnya dengan betadine
12. Menutup luka dengan kasa steril kering dan diplester
13. Merapikan pasien
14. Membersihkan alat – alat dan kembalikan pada tempatnya
15. Mencuci tangan
E. Perhatian
1. Cermat dalam enjaga kesterilan
2. Mengangkat jahitan sampai bersih hingga tidak ada yang tertinggi
3. Peka terhadap privasi pasien
4. Teknik pengangkatan jahitan disesuaikan dengan tipe jahitan

Melakukan perawatan setelah klien/pasien meninggal dunia.


A. Pengertian
Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk
diperlihatkan pada keluarga, transportasi ke kamar jenazah dan melakukan disposisi (penyerahan) barang-barang
milik klien.
B. Indikasi
Perawatan jenazah dimulai setelah dokter menyatakan kematian pasien. Jika pasien meninggal karena kekerasan
atau dicurigai akibat kriminalitas, perawatan jenazah dilakukan setelah pemeriksaan medis lengkap melalui
autopsy.
C. Tujuan
a) Penghormatan terhadap jenazah
b) Jenazah dalam keadaan bersih
D. Alat dan bahan
1. Apron
2. Sarung tangan bersih
3. Masker
4. Kain panjang atau selimut
5. Gunting verban
6. Kassa gulung
7. Plester
8. Bengkok 1 buah
9. Tempat kaun kotor
10. Waslap
11. Baskom berisi air bersih
12. Sabun
13. Handuk kecil
14. Kantong jenazah (bila diperlukan)
15. Troli
16. Label identifikasi, form jenazah
E. Cara kerja
1. Siapkan alat yang diperlukan dan bawa kedalam ruangan
2. Atur lingkungan sekitar tempat tidur
3. Tinggikan tempat tidur untuk memudahkan kerja dan atur dalam posisi datar.
4. Tempatkan tubuh dalam posisi supinasi
5. Tutup mata, dapat menggunakan kapas yang secara perlahan ditutupkan pada kelopak mata dan plester jika
mata tidak tertutup
6. Luruskan badan, dengan lengan menyilang tubuh pada pergelangan tangan dan menyilang abdomen
7. Ambil gigi palsu jika diperlukan dan tutup mulut.
Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 64
8. Lepaskan perhiasan dan barang berharga dihadapan keluarga
9. Jaga keamanan barang berharga klien
10. Bersihkan badan. Dengan menggunakan air bersih, bersihkan area tubuh yang terdapat kotoran seperti darah,
feces, atau muntahan
11. Rapikan rambut dengan sisir rambut.
12. Ganti balutan bila ada balutan. Balutan yang kotor harus diganti dengan yang bersih.
13. Pakaikan pakaian yang bersih untuk diperlihatkan pada keluarga.
14. Beri label identifikasi pada jenazah.
15. Pindahkan jenazah ke kamar jenazah
16. Bereskan dan bersihkan kamar pasien.
17. Dokumentasikan prosedur. Pada catatan perawatan, catat waktu dan tanggal jenazah diantar ke kamar
jenazah.

Memasang buli-buli panas.

A. Pengertian
Buli - buli panas atau kompres hangat kering atau WWZ (Warm Water Zack) adalah botol karet yang diisi air
panas untuk kompres bagian yang sakit misalnya pinggang, persendian, dan meringankan nyeri haid
(dysmenorrhea).
B. Tujuan
 Memperlancar sirkulasi darah
 Mengurangi rasa sakit
 Merangsang peristaltik usus
C. Persiapan Alat
1. Kantong buli-buli panas/ WWZ
2. Sarung buli-buli panas/ handuk
3. Air panas
4. Handschoon
5. Masker
6. Lap kerja
7. Pengalas
D. Cara kerja
1. Menjaga privasi
2. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
3. Mengisi WWZ dengan air panas ½ - ¾ (saat mengisi air, WWZ diletakkan rata dengan kepala WWZ ditekuk
sampai permukaan air kelihatan agar udara tidak masuk
4. enutup dengan rapat dan membalik kepala WWZ di bawah untuk meyakinkan bahwa air tidak tumpah
5. Mengeringkan WWZ dengan lap kerja agar tidak basah, lalu bungkus dengan sarung WWZ
6. Meletakkan pengalas di bawah daerah yang akan dipasang WWZ
7. Meletakkan WWZ pada bagian tubuh yang akan dikompres dengan posisi WWZ bagian atas mengarah
keluar tempat tidur
8. Evaluasi, Rapihkan alat
9. Pamitan pada klien
10. Melepas handschoon, masker dan apron , kemudian cuci tangan
11. Melakukan pencatatan dan melaporkan hasil tindakan pada perawat

Memasang kirbat es.


A. Pengertian
Kirbat es adalah suatu cara atau upaya untuk menurunkan demam atau mengurangi nyeri dan peregangan otot
dengan memberikan kompres dingin kering dengan menggunakan kirbat es
B. Tujuan:
 Menghentikan perdarahan
 Mengurangi rasa sakit/nyeri/peradangan
 Menurunkan suhu (demam)
 Mempercepat pemulihan pada otot olahragawan

C. Peralatan:
1. Kirbat es biasa/leher/gantung dan sarungnya
2. Perlak dan alasnya
3. Mangkok berisi potongan es 
4. Garam satu sendok the

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 65


D. Cara kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengatur pasien dalam posisi senyaman mungkin
3. Mengisi kirbat es dengan potongan es hingga ⅔ bagian
4. Mengeluarkan udara dan menutup kirbat es dan pastikan tidak bocor
5. Mengeringkan dengan lap kerja dan memasang sarung
6. Meletakkan pengalas di bawah daerah yang akan di pasang kirbat
7. Meletakkan kirbat pada bagian tubuh yang akan dikompres dengan kepala kirbat mengarah keluar tempat
tidur
8. Memantau respon pasien
9. Merapikan pasien

Menolong klien/pasien buang air kecil dan buang air besar/BAB di tempat tidur.
A. Pengertian
Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk memenuhi kebutuhan eliminasi BAK dan BAB
B. Indikasi
Pasien dengan gangguan imobilitas fisik dan penyakit tertentu.
C. Tujuan
Memenuhi kebutuhan eliminasi fekal BAK dan BAB

D. Persiapan alat

1. Pispot /urinal
2. Alas
3. Botol berisi air cebok
4. Tisu
5. Selimut ektra
6. Sampiran/sketsel
7. Bengkok.
8. Sabun
9. Pengalas
10. hanscon

E. Cara kerja

1. Perawat cuci tangan


2. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan dan bagian yang terbuka ditutup dengan selimut
3. Pasien dianjurkan menekuk lutut (dorsal recumbent) dan angkat bokong serta pasang pengalas
4. Pasang pispot (wanita)/urinal (laki-laki)
5. Bila telah selesai anus dan daerah sekitar genetalia dibersihkan dengan air dan keringkan dengan tisu lalu
dibuang ke dalam bengkok, diulang beberapa kali sampai bersih
6. Pispot diangkat atau urinal dan urine diamati, bila ada kelalaian segera lapor dan dicatat
7. Pasien dirapikan dan pakaian bawah dipasang
8. Pengalas dan selimut diangkat
9. Bersihkan dan rapikan alat-alat dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula
10. Sampiran dibuka
11. Perawat mencuci tangan
12. Observasi keadaan pasien
13. Mencatat kegiatan dan hasil tindakan (dokumen perawatan).

Memberi kompres hangat dan kompres dingin


A. Pengertian
Kompres Hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain / handuk yang telah di kompres-hangatcelupkan pada
air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu.

Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang dapat menimbulkan beberapa
efek fisiologis.

B. Tujuan :
 Memperlancar sirkulasi darah
 Mengurangi / menghilangi rasa sakit

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 66


 Memperlancar pengeluaran cairan / exudata

C. Alat & bahan


1. Kain kassa steril
2. Larutan kompres berupa air hangat 40 °C dalam wadahnya ( dalam kom )
3. Set ganti verban
4. Akuades
5. inen steril
6. Bengkok
7. Sarung tangan

D. Prosedur kerja
1. Periksa dan yakinkan tentang program pengobatan
2. Atur posisi pasien
3. Cuci tangan di air mengalir dengan sabun dan dikeringkan dengan handuk
4. Siapkan peralatan
5. Siapkan lingkungan juga privasi pasien
6. Jelaskan prosedur pada pasien
7. Beri kesempatan pada pasien atau keluarganya untuk bertanya jika ada yang kurang jelas
8. Siapkan alat dan dekatkan dengan pasien
9. Pasang sarung tangan
10. Siapkan air hangat dalam kom/air dingin
11. Basahi kain pengompres dengan air, peras kain sehingga tidak terlalu basah.
12. Letakkan kain pada daerah yang akan dikompres ( dahi, ketiak, perut, leher belakang ).
13. Angkat kain kasa dan buang di bengkok
14. Apabila kain telah kering atau suhu kain relative menjadi dingin,
15. Evaluasi hasil dengan mengukur suhu tubuh klien setelah 20 menit
16. Setelah selesai, keringkan daerah kompres atau bagian tubuh yang basah dan rapikan alat
17. Lepaskan sarung tangan
18. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
19. Dokumentasi

Membantu klien/pasien duduk di tempat tidur.


A. Pengertian
Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau klien lemah untuk memberikan
bantuan duduk ditempat tidur.
B. Tujuan
Mengurangi risiko cedera muskuloskeletal pada semua orang yang terlibat.
C. Prosedur kerja
1. Ikuti protokol standar
2. Tempatkan klien pada posisi terlentang
3. Pindahkan semua bantal
4. Tinggikan bagian kepala tempat tidur
5. Anda menghadap ketempat tidur
6. Tempatkan kaki meregang dengan satu kaki lebih lebih dekat ketempat tidur dibanding kaki yang lain
7. Tempatkan tangan yang lebih dekat ke pasien di bawah bahu, yang menyokong kepala dan tulang belakang
8. Tempatkan tangan yang lain di permukaan tempat tidur
9. Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan anda dari kaki depan ke kaki belakang
10. Dorong dengan arah berlawanan tempat tidur dengan menggunakan lengan yang ditempatkan di tempat tidur
11. Turunkan bagian kepala tempat tidur
12. Catat prosedur; termasuk posisi yang ditetapkan, kondisi kulit, gerakan sendi, kemampuan pasien membantu
bergerak, dan kenyamanan pasien.
13. Lengkapi akhir protokol

Memindahkan klien/pasien dari tempat tidur ke brankard dan sebaliknya.


A. Pengertian
Memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakkukan sendiri,  atau
tidak sadar dari brankard ke tempat tidur yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.
B. Tujuan
Memindahkan pasien dari brankard ke tempat tidur dengan tujuan untuk perawatan atau tindakan medis lainnya.
C. Persiapan
1. Persiapan Alat :
 Tempat tidur pasien dan brankar
 Sarung tangan jika perlu
2. Persiapan Pasien :
 Pasien berada di brankar
 Jelaskan prosedur pada pasien

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 67


D. Cara kerja/prosedur
1. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat tidur
2. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke brankar/pasien
3. Silangkan tangan pasien ke depan dada
4. Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien
5. Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah pinggang, perawat kedua meletakkan
tangan di bawah pinggang dan panggul pasien, sedangkan perawat ketiga  meletakkan tangan dibawah
pinggul dan kaki.
6. Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke tempat tidur pasien.
7. Lakukan gerakan mengangkat pasien dengan gerakan yang anatomis, tidak membungkuk secara berlebihan
8. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman.
9. Rapikan pasien dan bereskan alat-alat.
10. Cuci tangan 

MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA

A. Pengertian

Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke
kursi roda

B. Persiapan

Persiapan Alat Kursi roda dan sarung tangan (jika perlu) 2. Persiapan Pasien Pasien berada di tempat tidur

C. Prosedur Kerja

1. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan di lakukan pada pasien

2. Posisikan kursi roda 450 dari arah tempat tidur pasien dan pastikan kursi roda dalam keadaan terkunci

3. Bantu pasien duduk di tempat tidur

4. Kaji postural hipotensi

5. Instruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan duduk di tepi tempat tidur

6. Instruksikan pasien untuk mencondongkan tubuh ke depan mulai dari pinggul

7. Instruksikan pasien untuk meletakkan kaki yang kuat di bawah tepi tempat tidur sedangkan kaki yang lemah berada di
depannya

8. Meletakkan tangan pasien di atas permukaan tempat tidur atau diatas kedua bahu perawat

9. Perawat berdiri tepat di depan pasien, condogkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut, dan pergelangan kaki.
Lebarkan kaki dengan salah satu di depan dan yang lainnya di belakang

10. Lingkari punggung pasien dengan kedua tangan perawat

11. Tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot lengan anda. Siap untuk melakukan gerakan

12. Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak bersama menuju korsi roda

13. Bantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk membelakangi kursi roda, meletakkan kedua tangan di atas lengan kursi
roda atau tetap pada bahu perawat

14. Minta pasien untuk menggeser duduknya sampai pada posisi yang paling aman

15. Turunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di atasnya

D. Evaluasi

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 68


1. Dokumentasikan hasil tindakan

2. Pastikan posisi pasien berada pada posisi yang paling aman dan nyaman

3. Mencuci tangan

Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 69


Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 70
Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 71

Anda mungkin juga menyukai