NIS / NISN :
ALAMAT :
PEKERJAAN
a. Ayah :
b. Ibu :
NOMOR TELEPON :
KEPALA SEKOLAH
SURAT PERNYATAAN
Nama :
Program studi :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bahwa saya sanggup mematuhi peraturan dan ketentuan yang
ditetapkan oleh Pihak Sekolah (SMK Negeri 10 Seram Bagian Barat) dan Pihak DU/DI.
Apabila dilain waktu saya melanggar peraturan yang telah ditetapkan, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku oleh Pihak sekolah dan Pihak DU/DI.
Demikianlah surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, dengan kesadaran penuh
tanpa paksaan, dan untuk digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.
(………………………)
KATA PENGANTAR
Atas rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, patut kita syukuri karena kita masih
diberikan kesadaran, kemauan serta kemampuan untuk mengabdi dalam mendidik, melatih
dan menyiapkan kader bangsa Indonesia supaya menjadi generasi yang cerdas berfikir dan
berdzikir, mandiri serta berkarakter sehingga kelak mereka akan bermanfaat baik bagi diri
mereka maupun bagi masyarakat luas sebagai Tenaga Kesehatan yang Profesional dan
Terampil.
Buku panduan ini disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan praktek kerja
industri (PRAKERIN) dalam rangka “Link and Match” di mana sekolah menengah
kejuruan (SMK) bekerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) atau
instansi Pemerintah dalam meningkatkan kualitas lulusan SMK sebagai sumber daya
manusia Indonesia yang handal, berkompeten, Profesional dan siap pakai ditengah - tengah
masyarakat maupun dunia.
Untuk itu peserta didik, Guru Pembimbing PRAKERIN maupun Pembimbing
DU/DI sebagai tempat pelaksanaan PRAKERIN, dipandang mempunyai satu pedoman
yang sama, pedoman tersebut berupa buku Panduan Pelaksanaan Prakerin. Buku ini
merupakan padoman langkah-langkah umum dalam Pelaksanaan Prakerin oleh Pihak
DU/DI maupun Sekolah.
Akhir kata kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi seluruh
komponen yang terlibat dalam kegiatan PRAKERIN, bahkan tidak hanya bermanfaat di
kalangan intern SMK Negeri 10 Seram Bagian Barat, tetapi bagi setiap pembaca buku
Panduan ini, Terimakasih.
Panitia Prakerin
DAFTAR ISI
E. Kompetensi…………………………………………………………………….
F. Evaluasi………………………………………………………………….
LAMPIRAN :
1. Jadwal Kegiatan
2. Daftar Hadir
4. Jurnal
6. Format Askep
7. Pencapaian Kompetensi
8. Daftar Nilai
9. Materi Prakering
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
C. TUJUAN PRAKERIN
Penyelenggaraan Prakerin bertujuan untuk:
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat
pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
2. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan (Link and Match) antara SMK dan Dunia
Usaha/Dunia Industri/Asosiasi Profesi Industri.
3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional.
4. Memberi pengakuan dan pengahargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses
pendidikan.
E. MANFAAT PRAKERIN
Kerjasama antara SMK dengan dunia usaha/industri atau instansi dilaksanakan dalam prinsip saling
membantu, saling mengisi, dan saling melengkapi untuk keuntungan bersama.
Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) akan memberi nilai tambah
bagi pihak-pihak yang bekerjasama, sebagai berikut:
BAB II
PELAKSANAAN PRAKERIN
A. Petunjuk Prakerin
1. Prakerin dilaksanakan peserta didik kelas XII semester ganjil
2. Lama Prakerin 5 Bulan
3. Syarat peserta Prakerin:
a. Kompetensi dasar pada semester 1, dan 2, sudah tuntas
b. Sudah menyelesaikan administrasi sekolah sebelum melaksanakan Prakerin
4. Biaya Prakerin orang tua/ wali peserta didik
5. Memenuhi pemberkasan Prakerin antara lain :
a. Surat pernyataan orang tua/Wali
b. Mengisi biodata/curriculum vitae peserta didik
c. Surat pernyataan mematuhi tata tertib sekolah dan DU/DI
6. Peserta didik menerima panduan Prakerin
7. Peserta didik menerima buku jurnal kegiatan Prakerin
8. DU/DI menerima buku panduan penilaian Prakerin
9. Peserta didik mendapat pembelajaran yang sesuai dengan program keahliannya.
10. Peserta didik mendapatkan sertifikat Prakerin dari DU/DI yang ditanda tangani oleh pihak DU/DI.
3.
4.
4. Sanski
Sanski untuk pelanggaran ringan
1) Teguran lisan
2) Membuat pernyataan yang diketahui oleh coordinator praktek
E. KOMPETENSI
Kompetensi yang akan dicapai dalam praktek kerja industri antara lain :( Terlampir )
F. EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi melalui ranah kognitif , afektif dan
psikomotor. Pelaksanaan evaluasi untuk menilai keterampilan ( psikomotor ) dilakukan pada setiap ruangan
yang dilalui pada waktu praktek. Untuk kehadiran siswa harus hadir ( 100 % ) dan kompetensi harus
dicapai secara keseluruhan ( disesuaikan dengan kondisi di lahan praktek ).
Presentasi nilai adalah sebagai berikut :
Laporan pendahuluan : 10 %
Kehadiran : 20 %
Sikap : 15 %
Kompetensi : 35 %
Laporan Akhir Prakerin : 20 %
TOTAL : 100 %
NO KELOMPOK 1 KELOMPOK 2
7. Donika Makaluy
NB : Kelompok akan berlaku ketika ada tugas yang diberikan baik dalam praktek di RPS maupun di RSU/Puskesmas Piru
NAMA :
NIS / NISN :
KELOMPOK :
PARAF
NO HARI / TANGGAL NAMA RUANG KET
PEMBIMBING
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
NAMA :
NIS / NISN :
KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
NAMA :
NIS / NISN :
KELOMPOK :
PARAF
NO HARI / TANGGAL NAMA RUANG KET
PEMBIMBING
1.
2.
3.
Nama Siswa :
NIS :
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Manifestasi Klinik
4. Patofisiologi teori ( narasi )
5. Patofisiologi penyimpangan KDM
6. Komplikasi
7. Pemeriksaan penunjang
8. Pengobatan / Penatalaksanaan
9. Literature / Daftar pustaka
Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 20
JURNAL KEGIATAN PRAKERIN
PARAF
NO HARI / TGL JENIS KEGIATAN
CI LAHAN CI INSTITUSI
1.
1.
2.
4.
5.
6.
2.
7.
8.
9.
10.
11.
PARAF
NO HARI / TGL JENIS KEGIATAN
CI LAHAN CI INSTITUSI
3.
13.
14.
15.
16.
18.
PARAF
NO HARI / TGL JENIS KEGIATAN
CI LAHAN CI INSTITUSI
4.
19.
21.
22.
23.
24
KOORDINATOR PRAKTEK
Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 26
A. IDENTITAS UMUM
2. Simbol Genogram
Simbol – simbol yang biasa digunakan :
2. POLA ELIMINASI
Makan
Mandi
BAB
BAK
Inspeksi : …………
Palpasi : …………
Perkusi : ………….
Auskultasi : ……………
6. Jantung dan Sirkuasi : Nadi perifer ………………………..
Capillary refilling time ………………………………….
Distensi vena Jurgularis : …………………
Inspeksi : …………
Palpasi : …………
Perkusi : ………….
Auskultasi : ……………
7. Abdomen :
Inspeksi : …………
Palpasi : Nyeri Tekan ……Pembesaran hati …………..
Massa ……………………………..
Perkusi : ………….
Auskultasi : Peristaltik usus ……………….x / menit
8. Perineum dan genitalia : Kebersihan ………………………..Peradangan ……………
Pendarahan …………………………………..Pembengkakan …………….
9. Ekstremitas : Kesimetrisan ………………………., Atropi ………………….
ROM ……………………………………, Cyanosis ………….., Akral ……………….Edema ……………..
Kekuatan otot Ekstremitas
Kaki Kanan
Tangan Kiri
Kaki Kiri
I. TERAPI MEDIS
1. Obat – obatan
2. Dan lain – lain sebutkan
KLASIFIKASI DATA
ANALISA DATA
TANGGAL : …………………………………………………………….
1. ………………………
2. ……………………….
3. ……………………..
INTERVENSI KEPERAWATAN
HARI /
NO Dx JAM IMPLEMENTASI PARAF JAM EVALUASI PARAF
TGL
1. …………. S:
HASIL
O:
A:
P:
2. Mengukukur TTV
a. Tekanan darah
b. Pernafasan
c. Nadi
d. Suhu
3. Mengukur BB dan TB
NILAI PARAF
NO KOMPETENSI
0 1 2 JUMLAH RATA2 AKHIR CI Lahan CI Institusi
2. Mengukukur TTV
a. Tekanan darah
b. Pernafasan
c. Nadi
d. Suhu
3. Mengukur BB dan TB
NILAI PARAF
NO KOMPETENSI
0 1 2 JUMLAH RATA2 AKHIR CI Lahan CI Institusi
Menggunting kuku
1. MENCUCI TANGAN
a. Pengertian
Cuci tangan merupakan tindakan yang penting untuk dilakukan dengan tujuan untuk mencegah penyebaran
mikroorganisme baik dari perawat ke klien maupun dari klien ke perawat. Menurut Larson (1982) dan
Aylette (1992) pelaksanaan cuci tangan tergantung pada :
Intensitas atau frekuensi kontak dengan kllien dan bahan yangterkontaminasi
Tingkat atau jumlah kontaminasi yang akan tejadi
Ketahanan klien dan tim kesehatan terhadap infeksi
Cuci tangan harus dilakukan pada saat :
Awal mulai shift
Sebelum dan sesudah kontak dengan klien
Sebelum melakukan prosedur invasive
Sebelum dan sesudah kontak dengan klien
Sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka
Setelah kontak dengan cairan tubuh , meskipun sudah menggunakan sarung tangan ( Hanskun )
Setelah selesai shift dan sebelum pulang
Pelaksanaan cuci tangan minimal dilakukan selama 0 – 15 detik. Penggunaan sabun anti mikroba dilakukan
jika perawat ingin menurunkan jumlah mikroba, termasuk saat kontak dengan klien lansia yang mengalami
imonusupresi , mengalami kerusakan pada system integunem dan saat akan melakukan tindakan invasif.
b. Tujuan
Mencegah infeksi silang melalui tangan
Menjaga kebersihan perorangan
Tindakan atau prosedur awal di dalam melakukan prasyarat dasar keperawatan
A. Tujuan
1. Membebaskan tangan dari kuman dan mencegah kontaminasi
2. Memindahkan angka maksimum kulit dari kemungkinan adanya organism pantoghen
3. Mencegah atau mengurangi peristiwa infeksi
4. Memelihara tekstur dan integritas kulit tangan dengan tepat
B. Persiapan Alat
1. Bak cuci dengan keran air yang mengalir
2. Sabun dan disinfektan
3. Handuk kering
4. Sikat kuku ( tidak menjadi keharusan )
5. Tempat untuk handuk kotor
C. Prosedur Kerja
1. Sisingkan lengan baju seragam yang panjang di atas pergelangan tangan anda , lepaskan perhiasan dan jam
tangan jika ada
2. Pertahankan kuku jari tangan anda pendek dan terkikir
3. Pertahankan permukaan tangan anda dan jari – jari terhadap adanya luka goresan atau potongan pada kulit
4. Berdiri di depan wastafel air mengalir , jaga agar tangan dan seragam anda tidak menyentuh permukaan
wastafel
5. Buka kran yang dioperasikan dengan menggenggam pada telapak tangan
6. Hindari memercikan air ke seragam anda
7. Atur aliran air hingga suhunya hangat
8. Basahi tangan dan lengan bawah secara menyeluruh di bawah air yang mengalir
9. Oleskan 1 ml sabun cair atau sabun cair antiseptic pada tangan gosok sampai berbusa
10. Cuci tangan menggunakan banak busa dan gosok sampai berbusa dan gunakan teknik higiaeni tujuh langkah
mencuci tangan :
i. Telapak tangan keduanya
ii. Cuci telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dan sebaliknya pula
iii. Cuci telapak tangan dengan telapak dan dengan dan jari – jari sampai berkaitan
iv. Letakan punggung jari pada telapak satunya dengan jari – jari saling mencuci
v. Jempol kanan digosokkn memutar oleh telapak tangan kiri dan sebaliknya
vi. Jari – jari menguncup , gosok , memutar ke kanan dan ke kiri pada telapak tangan kanan dan
sebaliknya
vii. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri kemudian memutar ke kanan dank e kiri dan
sebaliknya juga
11. Ulangi langkah 10 , tetapi lamanya mencuci tangan diperpanjang 1-3 menit
12. Hentikan air dengan siku untuk menghentikan kran
13. Ambil handuk bersih yang sudah dipersiapkan untuk mengeringkan tangan dengan cara usapkan ujung jari
– jari turun ke pegelangan tangan dan lengan bawah dari kanan ke kanan dan ke kiri dengan membagi dua
bagian handuk yang satu untuk yang kanan dan yang satu untuk yang kiri
14. Letakkan handuk pada tempat yang sudah disediakan
15. Pertahankan agar tangan tetap bersih
A. Pengertian
Mencuci tangan secara steril ( suci hama ) khusunya jika ketika melakukan tindakan steril
B. Tujuan
1. Mencegah infeksi silang
2. Membebaskan kuman dan mencegah kontiminasi langsung
3. Proteksi diri dari tenaga medis
4. Tondakan atau prosedur awal di dalam melakukan prasyarat dasar keperawatan ( Pre Operasi )
5. Menjaga kebersihan perorangan
C. Persiapan Alat
1. Wastafel dengan air yang mengalir
2. Sabun dan disinfektan berupa savdor dan iodofor
3. Handuk kering
4. Sikat kuku 2 buah ( tidak menjadi keharusan )
5. Tempat untuk handuk kotor
D. Prosedur Kerja
1. Singsingkan baju seragam yang panjang di atas pergelangan tangan anda , lepaskan perhiasan dan jam
tangan jika ada
2. Pertahankan kuku jari tangan anda pendek dan terkikir
3. Kenakan masker wajah , pastikan bahwa masker tersebut menutupi hidung dan mulut dengan baik
4. Buka bagian sakit dan tempatkan pada tempat yang bersih
5. Pertahankan permukaan tangan anda dan jari – jari terhadap adanya luka goresan atau potongan pada
kulit
6. Berdiri di depan wastafel air mengalir , jaga agar tangan dan seragam anda tidak menyentuk permukaan
wastafel
7. Buka kran yang dioperasikan dengan menggenggam pada telapak tangan
8. Hindari dengan memercikan air ke seragam anda
9. Aturaliran air hingga suhunya hangat
10. Basahi tangan dan lengan bawah secara menyeluruh di bawah air yang mengalir dengan jari – jari lebih
tinggi dari siku
11. Oleskan 2 s/d 5 ml ke tagandan gosokkan tangan serta lengan sampai 5 cm (2inci) di atas lengan
(secukupnya untuk dipergunakan) pada tangan gosok sampai berbusa
12. Bersihkan kuku di bawah air yang mengalir denga sikat steril atau pengikir mulai dari yang tagan yang
dominan
13. Cuci tangan menggunkan banyak busa dan gosokkan selama 10 – 15 detik , dan digunakan teknik mencuci
tangan sebagai berikut :
i. Sikat kuku tangan 25 gosokan
ii. Lakukan gerakan sirkulasi , sikat telapak tangan dan permukaan anterior jari 10 kali gosokan
iii. Sikat bagian ibu jari 10 kali gosokkan dan bagian posterior ibu jari 10 kali gosokan
iv. Siat bagian samping dan belakang setiap jari – jari 10 kali gosokkan per area
v. Sikat punggung tangan 10 kali gosokkan
14. Kalau menggunakan 2 buah sikat , apabila sikat yang satu sudah dipergunakan di tanga yang kanan ,
gunkan kembali satu sikat untuk tangan yang belum disikat
15. Kalau mempergunakan 1 cuci sikat , oleskan kembali sabun
17. Dengan tangan fleksi , bilas menyeluruh dari bagian ujung jari sampai siku dalam 1 kali gerakan , biarkan
air mengalir pada siku
18. Ulangi langkah 8 – 11 untuk lengan yang lain
19. Pertahankan tangan fleksi , buang sikat kedua. Matikan air mengalir dengan siku
20. Ambil handuk bersih yang sudah dipersiapkan untuk mengeringkan tangan dengan cara usapan jari ujung
jari – jari turun ke pergelangan tangan dan lengan bawah dari kanan ke kiri dengan membagi dua bagian
handuk yang satu untuk yang kanan dan yang satu untuk tangan kiri
21. Letakkan handuk ke dalam wadah yang telah disediakan
22. Pertahankan agar tangan tetap bersih.
Pemeriksaan tanda – tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan pada system tubuh yang
meliputi pemeriksaan suhu tubuh , pernafasan , nadi dan tekanan darah .
PERHATIAN
1. Sebelum mengukur suhu tubuh klien , tidak boleh dibei minuman panas atau dingin
2. Tidak boleh dilakukan pada klien yang tidak sadar atau terjadi kelaianan pada jalan nafas
3. Ketiak harus kering da tertutup
4. Selama pengukuran suhu , klien tidak boleh berbicara dan harus berada di tempat tidur
5. Dilarang melakukan pengukuran suhu melalui mulut anak – anak atau bayi , pada klien yang sangat
kurus dan klien dengan trauma atau uka di ketiak pada mamae ( payudara )
6. Sebelum da sesudah melakukan prosedur keperawatan , petugas harus cuci tanagn
7. Sebelum pemakaian periksa thermometer terlebih dahulu , apakah dalam kondisi yang baik dan
air raksanya sudah diturunkan sampai batas yang ditentukan
8. Waktu penurunan air raksa , thermometer harus dalam keadaan kering dan jangan samapi
menyentuh sesuatu agar tidak pecah
9. Dilarang membersihkan thermometer dengan air panas
10. Tidak boleh ada yang menghalangi tempat pengambilan suhu tubuh di ketiak
11. Pada saat pengambilan suhu tubuh di rectal , tidak boleh dilakukan pada klien yang luka pada anus
, klien yang berpenyakit kelamin
12. Selama mengukur suhu di rectal , jaga klien untuk menghindari pecahnya reservoir , untuk
mempertahankan posisi reservoir selama waktu pengambilan suhu di rectal
13. Apabila klien berada di bangsal diharuskan untuk memasngkan sampiran atau screen
14. Saat mengukur suhu tubuh klien , lingkugan harus sejuk tidak boleh pada keadaan suhu ruangan
yang panas atau dingin
15. Baca skal suhu di thermometer dengan teliti kemudian dokumentasikan agar tidak terjadi
kesalahan
16. Sebaiknya tidak mengukur suhu anak – anak pada daerah sublingual
3. Pelaksanaan
Pada saat klien yang baru
Peraturan rutin di Rumah sakit yaitu 3 kali sehari pada pukul 06.00 , 12.00 dan 18.00
Sewaktu – waktu bila klien dalam keadaan kecepatan nadi tidak teratur atau atas kolaborasi
dengan dokter
Bila tidak dapat dilakukan pada bagian tubuh lainnya
4. Persiapan Alat
Arloji yang menggunakan jarum detik
Buku ctatn nadi
Alat tulis
5. Prosedur Kerja
Jelaskan tujuan dan prosedur kepada klien
Membawa lat – alat ke dekat klien
Cuci tangan
Atur posisi klien
Letakkan kedua lengan terletak di sisi tubuh
Tentukan letak arteri ( denyut nadi yang akan dihitung )
Periksa denyut nadi ( arteri ) dengan menggunakan ujung jari telunjuk , jaritengah dan jari
manis. Tentukan frekuensinya per menit dan keakuratan irama , kekuatan denyutan
Tangan yang lain memegang arloji atau jam. Hitung 60 detik atau 30 detik dan kalikan total
perhitungan dengan 2
Catat hasil
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
PERHATIAN
Perhatikan isi ( volume ) denyut nadi , iramanya teratur atau tidak dan kekuannya
Menghitung denyut nadi klien tidak boleh dilakukan jika tangan baru saja memegang es
Bila keadaan kien payah atau bila diperlukan sewaktu – waktu tertentu , perhitungan harus
dilakukan lebih dilakukan dan dicatat pada daftar khusus
Klien harus tenang dan rileks
Dihitung setelah nadi teraba dengan baik
C. PEMERIKSAAN PERNAFASAN
1. Pengertian
Pernafasan adalah suatu kondisi mengembang dan menegmpisnya paru – paru secara teratur akibat
peristiwa masuknya udara dan berisi zat asam (O2) ke dalam paru – paru dan keluarnya udara berisi CO2 ,
air dan sisa – sisa oksidasi dari paru – paru . nilai pernafasan merupakan salah satu indicator untuk
mengetahui fungsi system pernafasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan
karbondioksida dalam paru pengaturan keseimbangan asam – basa serta memeriksa jumlah pernafasan
( inspirasi yang diikuti ekspresi 0 dalam satu enit.
2. Tujuan
Mengetahui frekuensi , irama dan kedalaman pernafasan dalam 1 menit
Menilai kemampuan fungsi pernafasan
Mengetahui keadaan umum klien
Mengetahui perkembangan penyakit
Membantu menegakkan diagnose
3. Persiapan alat
4. Prosedur Kerja
a. Tempatkan alat disamping klien atau pegang alat tersebut
b. Jelaskan tindakan yang dilakukan dan tujuannya
c. Pemeriksaan pernafasan dilakukan bersamaan dengan suhu tubuh dan denyut nadi
d. Cuci tangan atur posisi klien
e. Letakkan lengan klien dalam posisi rileks bersebelahan dengan tubuh klien
f. Hitung frekuensi dan irama pernafasan dalam dilakukan dalam satu menit da hasilnya dicatat
g. Meghitung pernafasan dengan melihat turun naiknya dada atau perut sambil memegang pergelangan
tangan dan langsung melihat jarum jam
h. Pada saat pengembangan paru dan pengempisan paru hitung satu kali
i. Pada saat menghitung pernafasan tidak boleh klien mengetahuinya
j. Jika irama teratur , hitung respirasinya selama 30 detik dan dikalikan dengan 2 dan jika pernafasannya
tidak teratur hitung pernafasannya satu menit penuh
k. Catat hasil
l. Cuci tanga setelah prosedur dilakukan
Cara Palapasi
1. Cuci tangan dan atur posisi klien duduk atau berbaring dengan nyaman
2. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi terlentang dan lengan baju dibuka
3. Pastikan manset yang dipergunakan dikosogkan dari udara
4. Pasang manset pada lengan kanan / kiri ( jangan terlalu renggang dan kuat )
5. Tentukan denyut nadi ateri brakialis atau radialis
6. Sekrup balon karet ditutup , dan pengunci air raksa dibuka selanjutnya pompa balon udara
manset samapi denyut arteri tidak teraba
7. Pompa terus sampai skal sfigmomanometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak
teraba
8. Sekrup balon dibuka perlahan – lahan , sehingga air raksa turun perlahan – lahan sambil meraba
denyutan nadi. Denyutan nadi yang pertama disebut dengan tekanan systole
9. Jika prosedur diulang sebaiknya 1 – 2 menit sebelum pengukuran ulang dilakukan
10. Buka manset dari lengan klien , kemudian gulung rapid an dimasukkan ke dalam tempatnya dan
desinfeksikan bagian telinga ( aer piece ) stetoskop dan bagian diafragma stetoskop dengan
kapas alcohol
11. Rapikanlah klien dalam posisi awal dan perhatikan kenyamanan klien
12. Cuci tangan
13. Cata hasil pada buku catatn keperawatan
PERHATIAN
1. Memasang manset harus tepat di atas permukaan dinding arteri brakialis
2. Menempelkan stetoskop jangan terlalu keras penggunaannya harus benar – benar tepat
3. Pada saat pengukuran , klien tidak boleh dalam kondisi berolahraga , emosi dan bekerja
4. Hasilnya harus cepat dan tepat diketahui
5. Tekanan systole harus dicatat lebih dahlu baru dicatat diastolenya
6. Pada saat pengukuran pipa karet tidak boleh bersilang
7. Bila memakai kunci reservoir , jangan lupa membuka agar air raksa dapat naik , mengunci kembali
air raksa sudah turun ke reservoir
8. Pada saat menentukan tekanan systole dantekanan distolenya harus dibuka kunci resevoirnya
secara perlahan – lahan agar didapatkan data yang akurat dalam pendokumentasian
E. PEMBERIAN OBAT
Pemberian obat kepada klien terdapat beberapa cara , yaitu melalui rute oral , parenteral , rectal ,
vagina , kulit mata , telinga dan hidung.
Suntikan intrakutan
1. Pengertian
Memeberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit yang dilakukan pada lengan bawah bagian
dalam atau di tempat laing yang dianggap perlu
2. Tujuan
Melaksanakan uji coba obat tertetu misalnya skin tes , penicillin
Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dapat dilakukan dengan cara suntikan
intrakutan
Membantu menentukan diagnosis terhadap penyakit tertentu misalnya tuberculin test
3. Persiapan Alat
Persiapan alat danklien sama dengan persiapan pada pemberian obat disesuaikan dengan kebutuhan ;
Catatan pemberian obat
Obat dalam tempatnya
Spuit 1 cc / spuit insulin
Kapas alcohol dala tempatnya
Cairan pelarut
Bak injeksi
Bengkok
Perlak
2. Prosedur
a. Persiapkan alat terlebih dahulu.
b. Letakkan alat didekat pasien agar lebih mudah.
c. Pastikan apakah obat yang akan diberikan kepada pasien dan pasiennya tepat dengan cara
melihat label obat dan buku catatan.
d. Jelakan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.
e. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
f. Pakai handscoen.
g. Ambil spuit, kemudian lepaskan penutupnya.
h. Ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosis, setelah itu letakkan kedalam
bak injeksi. Sebelum itu pastikan lagi apakah obat yang akan diberikan sudah benar.
i. Periksa tempat yang akan dilakukan tindakan penyuntikan.
j. Desinfeksi dengan kapas alkohol daerah yang akan dilakukan tindakan penyuntikan.
k. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.
l. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Bila tidak ada darah, masukkan obat secara
perlahan hingga habis.
m. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas
alkohol, tutup spuit kembali dan kemudian letakkan spuit yang telah digunakan kedalam
bengkok.
n. Lihat kembali obat yang telah diberikan kepada pasien.
o. Catat reaksi, jumlah dosis, dan waktu pemberian.
p. Lepaskan handscoen dan bersihkan peralatan yang telah digunakan.
q. Cuci tangan.
INJEKSI SUBKUTAN
Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada
jaringan konektif atau lemak di bawah dermis (Aziz,2006).Pemberian obat yang dilakukan dengan
suntikan dibawah kulit dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu,
paha sebelah luar, daerah dada dan daerah sekitar umbilikus (abdomen). Pemberian obat melalui
subkutan ini umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol
kadar gula darah. Tehnik ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikanakan diabsorbsi oleh
tubuh dengan pelan dan berdurasi npanjang (slow and sustained absorption).
Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 53
TUJUAN IJEKSI SUBKUTAN
Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan (contoh: Vaksin, uji tuberculin)
LOKASI INJEKSI
1. lengan atas sebelah luar
2. paha bagian depan
3. perut
4. area scapula
5. area ventrogluteal
6. area dorsogluteal
PERAWATAN LUKA
Luka adalah terganggunya integritas normal dari kulit dan jaringan di bawahnya. Trauma dapat terjadi secara tiba
– tiba atau disengaja , luka dapat terbuka atau tertutup , bersih atau terkontaminasi , superficial atau dalam
Vulnus Morcum / luka gigitan adalah luka yang betuknya tidak jelas seperti luka gigitan binatang
Vulnus Abrasio / luka terkikis adalah luka hanya bagian luar kulit atau belum mengenai pembuluh
darah
2. Non Mekanik
a. Kimia
b. Thermik
c. Radiasi
D. Penyembuhan Luka
Proses penyembuhan luka dibagi atas 2 tingkatan , diantaranya :
1. Penyembuhan tingkat I
a. Defensive ( pertahanan )
Dimulai pada saat terjadinya luka , berakhir 4 – 6 hari
b. Rekonstruktive
Terjadi sebelum proses defensive selesai atau sempurna , fibrolast dalam luka mesintesa
mukopolisakarida , gluprotein dan kol
c. Maturative ( Matang )
Jaringan parut berubah dalam bentuk dan ukuran
2. Penyembuhan Tingkat II
a. Waktu penyembuhan lebih lama
b. Jaringan parut yang terjadi lebih besar
c. Kemungkinan terjadinya infeksi lebih besar
A. Pengertian
Balutan kering adalah suatu bentuk perawatan luka yang dilakukan dengan balutan luka yang dilakukan dengan
balutan kering pada luka yang cukup kering seperti luka post Operasi.
B. Tujuan
Balutan kecil melindungi luka dari drainase minimal terhadap kontaminasi mikroorganisme
E. Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur kerja kepada klien dengan menggambarkan langkah – lagkah perawatan luka
2. Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur
3. Ambil kantong sekali pakai dan buat lipatan di atasnya. Letakkan kantong dalam jangkauan area kerja
anda / letakkan bengkok dekat di dekat pasien
4. Tutup ruangan atau tirai di sekitar tempat tidur. Tutup semua jendela yang terbuka
5. Bantu klien pada posisi nyaman dan gunakan selimut mandi pasien hanya untuk memanjakan tempat luka.
Instruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril
6. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
7. Pasang perlak pangalas
8. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester , ikatan atau balutan dengan pinset
9. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung da menariknya dengan perlahan , sejajarkan pada kulit dan
mengarah pada balutan . jika masih terdapat plester pada kulit , bersihkan dengan alcohol
10. Dengan sarung tangan atau pinset angkat balutan , pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan
klien
11. Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril atau NaCl 0,9 %
12. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
13. Buang balutan kotor pada bengkok. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam ke luar. Buang di
tempat yang tepat ( bengkok Lisol )
14. Buka baki instrument balutan steril
15. Gunakan sarung tangan steril
16. Inspeksi luka , perhatikan kondisinya , letak drain , integritas , jahitan atau penutup kulit , dan karakter
drainase ( palpasi luka , jika perlu dengan bagian tangan non dominan yang tidak akan menyentuhbahan
steril. )
17. Bersihkan luka dengan larutan antisptik yang diresepkan atau larutan garam fisiologis. Pegang kasa yang
dibasahi dengan larutan tersebut dengan menggunakan pinset. Gunakan satu kasa untuk satu usapan.
Bersihkan dari ares yang kurang terkontaminasi ke area yang terkotaminasi. Gerakkan dengan tekanan
yang progresif menjauh dari insisi atau tepi luka
18. Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka atau insisi dengan cara seperti langkah 17
19. Berikan salap antimikroba jika dipesankan , guakan teknik seperti langkah pembersih
A. Pengertian
Balutan basah kerig adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan debridement.
B. Tujuan
1. Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik
2. Mengobservasi semua eksudat dan debris luka
3. Membantu menarik kelembaban dari luka ke dalam balutan
C. Indikasi
Untuk luka bersih tidak terkontaminasi dan luka steril
D. Persiapan Alat
1. Set baltan steril dalam baki instrument
a. Sarung tangan steril
b. Pinset 3 ( 2 anatomi 1 sirurgis )
c. Gunting
d. Balutan kasa dan kasa steril
e. Kom untuk larutan antiseptic atau larutan pembersih
f. Salep antiseptic ( bila dipesankan )
g. Depers
h. Kapas lidi
2. Larutan pembersih yang diresepkan dokter
3. Gunting benang ( benage schisor )
4. Larutan garam fifiologis
5. Sarung tangan sekali pakai
6. Plester , pengikat atau balutan sesuai dengan kebutuhan
7. Kantong tanah air untuk sampah ( bengkok berisi lisol dan bengkok kosong )
8. Selimut mandi
9. Perlak pengalas
E. Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur kerja kepada klien dengan menggambarkan langkah – lagkah perawatan luka
2. Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur
3. Ambil kantong sekali pakai dan buat lipatan di atasnya. Letakkan kantong dalam jangkauan area kerja
anda / letakkan bengkok dekat di dekat pasien
4. Tutup ruangan atau tirai di sekitar tempat tidur. Tutup semua jendela yang terbuka
5. Bantu klien pada posisi nyaman dan gunakan selimut mandi pasien hanya untuk memanjakan tempat luka.
Instruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril
6. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
7. Pasang perlak pangalas
8. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester , ikatan atau balutan dengan pinset
Panduan Prakerin 2023/2024 | SMK N 10 SBB 58
9. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung da menariknya dengan perlahan , sejajarkan pada kulit dan
mengarah pada balutan . jika masih terdapat plester pada kulit , bersihkan dengan alcohol
10. Dengan sarung tangan atau pinset angkat balutan , pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan
klien
11. Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril atau NaCl 0,9 %
12. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
13. Buang balutan kotor pada bengkok. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam ke luar. Buang di
tempat yang tepat ( bengkok Lisol )
14. Buka baki instrument balutan steril
15. Gunakan sarung tangan steril
16. Inspeksi luka , perhatikan kondisinya , letak drain , integritas , jahitan atau penutup kulit , dan karakter
drainase ( palpasi luka , jika perlu dengan bagian tangan non dominan yang tidak akan menyentuhbahan
steril. )
17. Bersihkan luka dengan larutan antisptik yang diresepkan atau larutan garam fisiologis. Pegang kasa yang
dibasahi dengan larutan tersebut dengan menggunakan pinset. Gunakan satu kasa untuk satu usapan.
Bersihkan dari ares yang kurang terkontaminasi ke area yang terkotaminasi. Gerakkan dengan tekanan
yang progresif menjauh dari insisi atau tepi luka
18. Pasang kasa basah tepat pada permukaan luka . jika luka dalam secara perlahan bentuk kasa seperti
kemasan dengan menekan tepi kasa menggunkan pinset. Secara perlahan masukkan kasa ke dalam luka
sehingga semua permukaan luka kontak dengan kasa basah
19. Pasang kasa steril di atas kasa basah
20. Tutup dengan kasa pasang plester di atas bantalan atau , fiksasi dengan perban atau pengikat
21. Lepaskan sarung tangan da buang pada tempat yang telah disediakan
22. Buang semua bahan dan bantu klien kembali pada posisi yang nyaman
23. Cuci tangan setelah melakukan tindakan
F. Perhatian
1. Saat melepas atau memasang balutan , perhatikan untuk tidak mengubah posisi atau menarik drain
2. Perawat harus memberikan analgesic dan waktu penggantian balutan sesuai puncak efek obat
3. Alat pelindung mata harus dipakai jika terdapat resiko kontaminasi ocular seperti cipratan dari luka
A. Pengertian
1. Pemasangan infuse adalah memasukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam
jumlah banyak dan waktu yang lama dengan mengunakan alat infuse set
2. Pemasangan infuse adalah teknik penusukkan / pemasukkan jarum atau kateter infuse ( abocat ) melalui
transkutan dengan stilet tajam , yang kaku dan steril yang disambungkan dengan spuit
B. Tujuan
1. Mempertahankan , mengganti cairan serta mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
yang mengandung air elektrolit , vitamin protein lemak , dan kalori yang tidak dapat dipertahankan
secara oral
2. Memperbaiki asam – basa
3. Pemeliharaan nutrisi
4. Pemberian obat – obatan intravena ke dalam tubuh lewat intra vena
5. Hemodinamik monitoring
6. Akses dalam keadaan darurat
7. Memonitor tekanan vena sentral (CVP )
8. Suatu alat yang mempunyai kemampuan memompa cairan masuk ke dalam tubuh dengan cairan tertentu
dan dosis tertentu sesuai dengan program yang diberikan
9. Pasien yang diduga hipovolumi
10. Pasien yang mengalami trauma berat
C. Lokasi Penusukan
Makro
Mikro
A. Pengertian
Suatu bentuk tindakan pembedahan kecil maupun besar yang dilakukan setelah terjadi pembukaan jaringan
atau organ keras ( kulit ) yaitu luka dengan bantuan alat hecting set
B. Tujuan
Perbaikan integritas fisik dan fungsi jaringan yang cedera tanpa timbul infeksi dan jaringan parut minimal.
C. Persiapan Alat
1. Hecting Set ( pinset cirurgie I , surgical Schisor I , arteri klem 2 , Naaldvoeder I, Scapel Handel da
scapel blade , surgical Neddle , Duk klem , duk lubang , spuit 3 cc / 5 cc
2. Lidokain 2%
3. Betadin 10 %
4. Alcohol
5. Kasa steril
6. Betadine
7. Benang / suture
8. Handskun / sarung tangan sekali pakai
9. Handskun / sarung tangan steril
10. Bandage Schisor / gunting verban
11. Nierbeken / bengkok
12. Larutan pembersih / NaCl
13. Korentang
D. Persiapan Pasien
Pasien atau keluarga diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
E. Prosedur Kerja
1. Alat – alat didekatkan ke pasien
2. Mencuci tangan
3. Meggunakan sarung tangan
A. Pegertian
Suatu tindakan melepaskan jahitan yang biasanya dilakukan pada hari ke lima sampai hari ke tujuh ( atau
sesuai dengan penyembuhan luka yang terjadi )
B. Tujuan
1. Mempercepat proses penyembuhan
2. Menambah rasa nyaman pada pasien
3. Menjaga infeksi nasokomial ( apabila jahitannya harus diangkat )
C. Persiapan Alat
1. Set Aff Hecting ( 2 pinset cirurgi , 1 pinset anatimis , ligature suturing schisor , kapas lidi , kasa dalam
baki instrument steril )
2. Bengkok berisi lisol 2 – 3 %
3. Kapas balut
4. Korentang
5. Gunting plester
6. Plester
7. Alcohol
8. Betadine
9. Kantong balutan kotor / bengkok
D. Prosedur Pelaksanaan
1. Menjelaskan prosedur kepada klien dengan menggambarkan langkah – langkah perawatan luka
2. Menyusun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tdur
3. Membantu pasien mengatur posisi sesuai kebutuhan sehingga luka mudah dirawat
4. Mencuci tangan
A. Pengertian
Buli - buli panas atau kompres hangat kering atau WWZ (Warm Water Zack) adalah botol karet yang diisi air
panas untuk kompres bagian yang sakit misalnya pinggang, persendian, dan meringankan nyeri haid
(dysmenorrhea).
B. Tujuan
Memperlancar sirkulasi darah
Mengurangi rasa sakit
Merangsang peristaltik usus
C. Persiapan Alat
1. Kantong buli-buli panas/ WWZ
2. Sarung buli-buli panas/ handuk
3. Air panas
4. Handschoon
5. Masker
6. Lap kerja
7. Pengalas
D. Cara kerja
1. Menjaga privasi
2. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
3. Mengisi WWZ dengan air panas ½ - ¾ (saat mengisi air, WWZ diletakkan rata dengan kepala WWZ ditekuk
sampai permukaan air kelihatan agar udara tidak masuk
4. enutup dengan rapat dan membalik kepala WWZ di bawah untuk meyakinkan bahwa air tidak tumpah
5. Mengeringkan WWZ dengan lap kerja agar tidak basah, lalu bungkus dengan sarung WWZ
6. Meletakkan pengalas di bawah daerah yang akan dipasang WWZ
7. Meletakkan WWZ pada bagian tubuh yang akan dikompres dengan posisi WWZ bagian atas mengarah
keluar tempat tidur
8. Evaluasi, Rapihkan alat
9. Pamitan pada klien
10. Melepas handschoon, masker dan apron , kemudian cuci tangan
11. Melakukan pencatatan dan melaporkan hasil tindakan pada perawat
C. Peralatan:
1. Kirbat es biasa/leher/gantung dan sarungnya
2. Perlak dan alasnya
3. Mangkok berisi potongan es
4. Garam satu sendok the
Menolong klien/pasien buang air kecil dan buang air besar/BAB di tempat tidur.
A. Pengertian
Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk memenuhi kebutuhan eliminasi BAK dan BAB
B. Indikasi
Pasien dengan gangguan imobilitas fisik dan penyakit tertentu.
C. Tujuan
Memenuhi kebutuhan eliminasi fekal BAK dan BAB
D. Persiapan alat
1. Pispot /urinal
2. Alas
3. Botol berisi air cebok
4. Tisu
5. Selimut ektra
6. Sampiran/sketsel
7. Bengkok.
8. Sabun
9. Pengalas
10. hanscon
E. Cara kerja
Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang dapat menimbulkan beberapa
efek fisiologis.
B. Tujuan :
Memperlancar sirkulasi darah
Mengurangi / menghilangi rasa sakit
D. Prosedur kerja
1. Periksa dan yakinkan tentang program pengobatan
2. Atur posisi pasien
3. Cuci tangan di air mengalir dengan sabun dan dikeringkan dengan handuk
4. Siapkan peralatan
5. Siapkan lingkungan juga privasi pasien
6. Jelaskan prosedur pada pasien
7. Beri kesempatan pada pasien atau keluarganya untuk bertanya jika ada yang kurang jelas
8. Siapkan alat dan dekatkan dengan pasien
9. Pasang sarung tangan
10. Siapkan air hangat dalam kom/air dingin
11. Basahi kain pengompres dengan air, peras kain sehingga tidak terlalu basah.
12. Letakkan kain pada daerah yang akan dikompres ( dahi, ketiak, perut, leher belakang ).
13. Angkat kain kasa dan buang di bengkok
14. Apabila kain telah kering atau suhu kain relative menjadi dingin,
15. Evaluasi hasil dengan mengukur suhu tubuh klien setelah 20 menit
16. Setelah selesai, keringkan daerah kompres atau bagian tubuh yang basah dan rapikan alat
17. Lepaskan sarung tangan
18. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
19. Dokumentasi
A. Pengertian
Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke
kursi roda
B. Persiapan
Persiapan Alat Kursi roda dan sarung tangan (jika perlu) 2. Persiapan Pasien Pasien berada di tempat tidur
C. Prosedur Kerja
1. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan di lakukan pada pasien
2. Posisikan kursi roda 450 dari arah tempat tidur pasien dan pastikan kursi roda dalam keadaan terkunci
5. Instruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan duduk di tepi tempat tidur
7. Instruksikan pasien untuk meletakkan kaki yang kuat di bawah tepi tempat tidur sedangkan kaki yang lemah berada di
depannya
8. Meletakkan tangan pasien di atas permukaan tempat tidur atau diatas kedua bahu perawat
9. Perawat berdiri tepat di depan pasien, condogkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut, dan pergelangan kaki.
Lebarkan kaki dengan salah satu di depan dan yang lainnya di belakang
11. Tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot lengan anda. Siap untuk melakukan gerakan
12. Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak bersama menuju korsi roda
13. Bantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk membelakangi kursi roda, meletakkan kedua tangan di atas lengan kursi
roda atau tetap pada bahu perawat
14. Minta pasien untuk menggeser duduknya sampai pada posisi yang paling aman
15. Turunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di atasnya
D. Evaluasi
2. Pastikan posisi pasien berada pada posisi yang paling aman dan nyaman
3. Mencuci tangan