Anda di halaman 1dari 24

Raja Daud menyatakan dalam Mazmur 42:1: “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair,

demikialah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.”


Sungguh representasi yang luar biasa dari seekor rusa yang kehausan yang mati-matian mencari
aliran air di gurun. Dengan intensitas yang sama seperti hewan mencari air hidup, pemazmur mencari
Allah yang hidup yang dari-Nya datang kehidupan, kekuatan, keberanian, dan pengharapan. Teks
tidak menunjukkan alasan atau sifat yang tepat dari penderitaan pemazmur, namun, apa pun yang dia
hadapi membawanya ke tempat depresi yang mendalam dan pada saat yang sama kesadaran bahwa
harapan nyata untuk kondisinya hanya ditemukan pada orang tersebut yaitu Tuhan yang hidup.

Pakar Kesehatan Emosional menyarankan bahwa situasi kehidupan yang penuh tekanan seperti
kematian orang yang dicintai, masalah pernikahan dan keluarga, atau perceraian, dapat
membahayakan kesehatan mental seseorang. Selain itu, penyakit kronis, kerusakan otak akibat
cedera serius (menyebabkan cedera otak traumatis), kehilangan pekerjaan, pertempuran atau
penyerangan militer, semuanya berkontribusi pada kemungkinan penyakit mental.

Komunitas di seluruh dunia saat ini dipenuhi oleh banyak orang yang mengalami kesedihan,
keputusasaan, dan kekhawatiran setiap hari. Pandemi COVID-19, yang belum sepenuhnya
ditaklukkan, meningkatkan stres pada banyak keluarga karena kehilangan pekerjaan dan
meningkatnya ketegangan keluarga, ditambah dengan konflik militer serius yang sedang berlangsung
pada banyak bagian dunia, secara serius membahayakan kesejahteraan mental keluarga dan individu
dimanapun.

Di sinilah Pelayanan Keluarga dapat membantu dan mendukung keluarga dengan sarana untuk
membantu mereka berkomunikasi lebih efektif, memperdalam komitmen dalam pernikahan, menjadi
orang tua yang lebih baik, dan mengembangkan kepercayaan yang lebih besar kepada Allah sumber
mental pertama dan terutama. Lagipula, Tuhanlah yang menasihati dalam Filipi 4:6,7: “Jangan
hendaknya kamu tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada
Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui
segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”

Doa kami agar Materi Pelayanan Keluarga 2023 yang menekankan “Kesehatan Keluarga dan Mental”,
akan berfungsi sebagai sumber yang berharga bagi para pendeta, pemimpin Pelayanan Keluarga, dan
anggota yang berdedikasi untuk mendukung keluarga, tidak hanya dengan masalah kesehatan
emosional mereka, tetapi juga kesejahteraan spiritual mereka, dan dapat mewujudkan visi kami
tentang I Will Go with My Family.

Maranatha!

Willie and Ellaine Oliver


GC Adventis Family Ministries Director
Hari ke-1
Sabat, 11 Maret 2023

BERI MAKAN HATIMU :


TEMUKAN KESEHATAN ROHANI DAN EMOSIONAL
DI DUNIA YANG RUSAK
Ditulis Oleh : Pastor Willie dan Elaine Oliver, Direktur Dept. Pelayanan RT GC

PENDAHULUAN

Menurut Mayo Clinic, institusi medis terkenal yang berlokasi di Amerika menyebutkan bahwa untuk
mengurangi kemungkinan gangguan jantung, ada satu makanan yang tidak boleh anda lewatkan. Anda akan
setuju bahwa sebagian besar orang di dunia bertumbuh dengan mendengar ibu mereka berkata bahwa sarapan
adalah makanan terpenting hari ini. Dan bagi anda yang menyukai sejarah, gagasan bahwa "Sarapan adalah
makanan terpenting hari ini" ditemukan pada abad ke-19 oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, James
Caleb dan John Harvey Kellogg, menjual sereal sarapan mereka yang baru ditemukan.

Naima Covassin, seorang peneliti di Laboratorium Fisiologi Kardiovaskular Mayo Clinic menemukan dalam
sebuah penelitian baru-baru ini bahwa orang yang sarapan secara teratur bertambah kurang dari 3 pon dalam
setahun dibandingkan dengan 8 pon bagi mereka yang tidak sarapan. Menurut Dr. Covassin dan secara
konsisten dikaitkan dengan masalah hipertensi, tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung.

Yang pasti adalah para peneliti menganjurkan bangun dan makan sarapan bergizi untuk memulai hari anda
dengan baik. Sarapan yang meliputi biji-bijian, protein tanpa lemak, buah-buahan dan sayuran, dan jus buah
100% tanpa tambahan gula sangat penting untuk menghindari masalah jantung yang serius di kemudian hari.

BACAAN ALKITAB
Yohanes 14:1-3, 12, 13, 15, dan 18

PENJELASAN DAN APLIKASI

Hati yang tidak bermasalah?


Para ibu dan penyelidik medis bukan satu-satunya yang khawatir tentang masalah jantung. Yesus juga
demikian. Yesus tahu bahwa sekelompok kecil pengikut-Nya akan tercengang oleh pemberitahuan tentang
kepergian-Nya, tetapi juga oleh fakta bahwa Dia akan segera menjadi Anak Domba yang disalibkan.
Jadi, Yesus memberi murid-murid-Nya—dan kita hari ini—perintah yang jelas ini, "Jangan gelisah hatimu"
(Yohanes 14:1). Dia bersama kita sekarang, dan Dia akan datang kembali segera, jadi tidak ada alasan untuk
khawatir atau resah.
Ny. E.G. White menulis : “Tujuan kepergian Kristus berlawanan dengan apa yang ditakuti para murid. Itu tidak
berarti perpisahan terakhir. Yesus pergi untuk mempersiapkan sebuah tempat bagi mereka, agar Dia dapat
datang kembali… sementara Dia sedang membangun tempat tinggal bagi mereka, mereka harus membangun
tabiat mereka sesuai dengan tabiat Ilahi.” The Desire of Ages, hal 663.

Yang pasti, Yesus tidak berbicara tentang kadar kolesterol atau operasi bypass. Yesus berbicara tentang jenis
gangguan jantung lainnya—jenis yang dapat diklasifikasikan sebagai kecemasan, ketakutan, kekhawatiran,
ketakutan, kekhawatiran, atau stres. Masalah jantung yang terasa seperti kehilangan harapan, kurangnya
keyakinan, serangan panik, atau kepedihan ketidakpastian.

Mungkin hari ini anda mengalami jantung berdebar karena khawatir tentang beberapa masalah keuangan
keluarga, masalah dengan pasangan dan anak. Itulah jenis masalah hati yang Yesus bicarakan. Masalah iman,
kurang damai yang cenderung mengamuk dan merajalela dalam hidup kita. masalah yang muncul setiap hari
dalam hidup kita. Sangat jelas bahwa gangguan jantung secara fisik, emosional, dan spiritual merupakan
ancaman bagi kesejahteraan kita sebagai pengikut Kristus. Yesus yang adalah Mesias, Anak Allah, Tuhan, dan
Juruselamat adalah orang yang berkata, “Janganlah gelisah hatimu. ”.

MAKANAN APA YANG DIBERIKAN KEPADA HATIMU?


Menurut Firman Tuhan
Para ahli kesehatan mengatakan bahwa ada 3 kunci memiliki Kesehatan Tubuh yaitu :
1). Pola makan yang sehat;
2). Olahraga teratur;
3). Istirahat yang cukup.
Jika anda mengabaikan salah satunya, maka akan menghadapi masalah. Tubuh diberi makan dengan baik agar
menjadi sehat dan kuat secara rohani dan emosional.
Jika kita melihat kembali kata-kata Yesus, kita mendengar Dia berkata: “Jangan gelisah hatimu, percayalah
kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku” (ayat 1). Yesus memberi tahu kita bahwa kunci kesehatan
jantung—termasuk kesehatan emosi—adalah Percaya kepada Dia. Apa yang dibutuhkan hati kita agar tetap
sehat dan kuat adalah makanan teratur dari Kristus dan kehidupan aktif mengikuti Kristus. Seperti otot-otot
dalam tubuh kita. Semakin kita melatih iman kita, semakin kuat jadinya. lakukan; janji-janji yang Dia buat, Dia
akan tepati!

Yesaya 41:10 : “Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau; janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan
meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang
membawa kemenangan.”

Yosua memberi semangat kepada hati yang ketakutan dengan menyatakan:


Yosua 1:9 : “… kuatkan dan teguhkanlah hatimu. Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu,
menyertai engkau, kemana pun engkau pergi.”

Ny. E.G. White menuliskan :"Lihatlah Penolongmu, Yesus Kristus. Sambutlah Dia dan undang kehadiran-Nya
yang murah hati. Pikiranmu akan diperbaharui dari hari ke hari, dan itu adalah hak istimewamu untuk
menerima kedamaian dan istirahat, bangkitlah dari kekhawatiran, dan pujilah Tuhan atas berkat-berkatmu.”
Mind, Character, and Personality, vol. 1, p. 68.
Raja Daud mengatakan dalam Mazmur 27:1: “TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku
harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?”

Banyak pengikut Yesus memiliki masalah hati karena :


1). Tidak mengkonsumsi makanan rohani secara teratur yaitu Firman Tuhan;
2). Tidak memiliki Iman kepada-Nya;
3). Tidak benar-benar beristirahat di dalam Dia.
Akibatnya, mereka tidak mampu menahan kekhawatiran hidup setiap hari. Kita cenderung melewatkan Jamuan
Makan Rohani demi kesenangan atau solusi duniawi.

Dalam penelitian ini, hati kita yang tidak terpuaskan akan iman mengalami kemalasan serta acuh tak acuh yang
berkepanjangan. Tidak heran kita merasa tidak berdaya, tidak terlindungi, dan rentan, saat kita menghadapi
keraguan, ketidakpastian, dan kekhawatiran hidup!

Dalam Buku An Appeal to the Youth, p.79, Ny. E.G White menasihati : “Sementara anda menjadikan Kitab Suci
lebih banyak dipelajari, dan menjadi lebih akrab dengannya, anda akan dibentengi dengan lebih baik terhadap
godaan Setan.”
Mazmur 46:2: "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat
terbukti.”

Jika kita mempelajari firman Tuhan, kita akan terhibur oleh pesan Yakobus 1: 5: “Tetapi apabila di antara kamu
ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang
dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya.”
Dan Yakobus 3:17 menyatakan: “Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya
pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.”

Tentu saja, kami tidak menyatakan penyakit mental tidak nyata, atau kondisi anda mungkin tidak memerlukan
bantuan profesional. Tuhan memberikan karunia seperti konseling (bantuan) untuk tubuh Kristus—seperti
yang dituliskan Rasul Paulus dalam 1 Korintus 12, ada rupa-rupa karunia tetapi satu Roh.

Kita harus menyadari bahwa sebagian besar kecemasan, ketakutan, kekhawatiran harian dan stress,
termanifestasi karena kita lalai untuk memakan makanan yang bergizi dari firman Tuhan. Kita belum
menghayati Kasih, Sukacita, Damai Sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan
dan Penguasaan diri yang semuanya dari Allah (Gal. 5:22, 23)

Dan kita telah lupa bahwa Allah mengasihi kita dengan kasih yang kekal Yeremia 31:3 : “Dari jauh Tuhan
menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih
setia-Ku kepadamu.”

Pada saat seseorang menderita penyakit jantung, maka spesialis akan meresepkan membangun gaya hidup
yang lebih sehat. Cukup tinggalkan kebiasaan buruk, kendalikan kolesterol, atur pola makan, berolahraga
selama 30 menit setiap hari, kelola stres, praktekan hidup bersih, pertahankan berat badan ideal, minum
vitamin dan pastikan untuk mendapatkan vaksinasi flu atau apa pun yang diperlukan untuk tetap sehat.

Tetapi ketika sampai pada hati kita yang beriman, sekali lagi ini hanya tentang tiga hal: Hati kita yang
bermasalah perlu diberi makan oleh Yesus; dilatih dalam kehidupan mengikuti Dia; dan mengambil berkat-
berkat Sabat, istirahat dengan serius. Dan istirahat emosional yang Tuhan maksudkan agar kita miliki setiap
minggu. Ingat kata-kata Yesus sendiri segera setelah perintah agar hati kita terbebas dari masalah.
Yohanes 14:1,2 sebanyak Lima kali Yesus menggunakan kata Aku. Ini adalah sebuah panggilan bagi kita untuk
melabuhkan hati kita pada-Nya, Berharap pada-Nya, dan berpegang pada janji bahwa Dia akan segera kembali
untuk membawa kita hidup bersama-Nya selamanya, di tempat menyenangkan yang bebas dari stres dan
masalah. Firman Tuhan sangat penting untuk menguatkan hati iman yang kuat yang akan memberkati kita
secara rohani dan menguatkan kita secara emosional, terutama dalam menjaga hubungan kita yang paling intim
dengan pasangan, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya.

Yesus berjanji dalam Yohanes 14:18 : "Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang
kembali kepadamu.”
Yesus datang melalui Firman-Nya, kepada Umat-Nya, dan Hari Perhentian-Nya, di mana Dia berjanji untuk
selalu ditemukan. Terlebih lagi, kita hidup saat ini di dunia dimana akses ke Firman Tuhan mudah didapatkan.
Contoh : jika anda mendaftar di www.RevivalAndReformation.org maka anda akan menerima renungan harian,
panduan membaca Alkitab, dan informasi mingguan Bersatu dalam Doa yang akan membuat anda tetap
terhubung dengan Tuhan, dengan gereja-Nya, dan kehendak-Nya.

Setelah hati iman anda diberi makan oleh Yesus, elemen penting adalah memastikannya secara teratur
diregangkan, dilatih, dan diuji dalam gaya hidup Yesus tanpa henti. Segera setelah menyuruh murid-murid-Nya
berpesta dengan Dia, Yesus dengan berani menyatakan bahwa mereka akan menjalani hidup.

Yohanes 14:13 : “Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa
dipermuliakan di dalam Anak.”

Untuk dapat menemukan kesehatan rohani dan emosional di dunia yang rusak, kita perlu mendengarkan suara
Yesus dan meminta kepada-Nya apa pun yang kita perlukan untuk menemukan kesehatan yang sangat kita
butuhkan. Dan yang terakhir, namun tidak kalah pentingnya, Yesus menawarkan resep untuk kesehatan
jantung:

Yohanes 14:15 : “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”

Hatimu tidak akan sehat dan bertahan, apalagi berkembang, jika kamu makan apapun yang kamu mau apalagi
hati rohani dan emosional anda bertahan tanpa mematuhi Dia yang pada dasarnya mengerjakan segala sesuatu
untuk kebaikan kita. Kita tahu bahwa Dia mengasihi kita. Tetapi jika kita mengasihi Dia, dan taat pada
kehendak-Nya, artinya kita memiliki Hati yang Sehat.

Amsal 19:23: “Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa
malapetaka.”

KESIMPULAN
Dalam keluarga kita ada banyak masalah antara suami dan istri yang membawa kelelahan dalam hubungan
pernikahan. Tanpa diragukan lagi, kehidupan di abad ke-21 dipenuhi dengan masalah yang memakan waktu,
dan menimbulkan stres. Masalah pekerjaan, sekolah, gereja, dan kewajiban sosial, mengancam menjadi
penyakit utama di zaman kita. Realitas yang terjadi dalam pernikahan dan keluarga ketika masalah datang,
penuh dengan argument, ketidaksepakatan, konflik, kontroversi dan perselisihan, maka stres mempengaruhi
Kesehatan Fisik, Rohani, dan Emosional.
Di tengah suasana seperti inilah Yesus berkata: “Janganlah gelisah hatimu”.
Rencana Setan adalah mengurangi energi Fisik, Rohani dan Emosional kita dengan membuat kita lebih sibuk
dari yang seharusnya. Jadi kita terus-menerus terburu-buru melakukan satu aktivitas yang tidak perlu ke
aktivitas lain yang membuat kita selalu kehabisan tenaga. Makanan yang kurang nutrisi yang diperlukan untuk
menjaga kita tetap sehat dan kuat, setiap gundukan tanah dari tantangan pernikahan kita akan menjadi gunung
besar keputusasaan dan kehancuran yang akan membanjiri dan mengatasi energi dan hubungan kita yang
lemah.
Tetap saja, mengindahkan pesan Yesus berarti memberi makan hati kita dengan makanan yang ditemukan
dalam Firman-Nya yang menopang, menyegarkan, dan bertahan. Hati kita akan kuat dan kuat secara rohani dan
emosional, sehingga kita akan mampu mengucapkan kata-kata "Maafkan aku," "maafkan aku," atau "Aku
mencintaimu," pada waktu yang tepat.
Jadi, saat anda berusaha untuk merundingkan ruang dan aktivitas di rumah dengan pasangan atau keluarga
anda, pilihlah buah Roh untuk kesehatan jantung setiap hari : Kasih, Sukacita, Damai sejahtera, Kesabaran,
Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembuatan, dan Penguasaan diri. Makanan yang bergizi ini dikirim
dari surga, untuk menjaga kesehatan rohani dan emosional anda.

Yohanes 13:35 : “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau
kamu saling mengasihi.

Yesus inilah yang berkata: "Janganlah gelisah hatimu" adalah Yesus yang sama yang telah :
1) Mengubah air menjadi anggur pada pesta pernikahan di Kana di Galilea (Yoh. 2)
2) Membangkitkan Lazarus dari kematian (Yoh. 11)
3) Menyembuhkan Bartimeus dari kebutaannya (Mrk. 10)
4) Menyembuhkan wanita yang sakit pendarahan dan membangkitkan anak perempuan Yairus dari orang
mati (Mrk. 5)
5) Menyembuhkan 10 penderita kusta dari penyakit mereka yang mengerikan (Luk. 17)
6) Menyembuhkan orang lumpuh di Kapernaum, yang dibawa turun melalui atap oleh empat orang
temannya (Mrk. 2).
7) Mengusir setan dari anak perempuan perempuan Sirofenisia (Mrk. 7)
8) Memberi makan 5.000 pria, wanita, dan anak-anak dengan lima roti dan dua ikan kecil (Mat 14)
9) Berjalan di atas air (Mat 14)

Saat kita memproses apa yang harus kita lakukan dengan pesan yang baru saja kita dengar, semoga Tuhan
membantu kita untuk makan jenis makanan ini secara teratur. Ini akan membantu kita menikmati kesehatan
spiritual dan emosional di dunia yang rusak ini karena sarapan dari Yesus adalah satu-satunya sarapan yang
sangat memuaskan. A M I N
Hari ke-2
Minggu, 12 Maret 2023

KELUARGA SEGITIGA
Ditulis oleh : Seven Ostring

Ayat : “Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu
sekalian.” 2 Korintus 13:13

Kata "Segitiga" yang muncul dalam keluarga secara langsung menimbulkan pikiran negatif. Gosip, komunikasi
tidak langsung yang tidak sehat, putusnya hubungan, dan anggota keluarga yang dikucilkan dari hubungan,
adalah jenis-jenis hubungan tidak sehat dalam keluarga. Siapakah yang mau menjadi bagian dari dinamika
keluarga yang tidak sehat itu? Namun, kenyataannya menurut teori sistem keluarga Murray Bowen, hubungan
segitiga terbentuk sepanjang waktu dalam keluarga. Hanya memiliki dua orang dalam suatu hubungan tidak
stabil. Kecenderungan alaminya adalah selalu melibatkan orang ketiga dan menciptakan segitiga keluarga.

Keluarga Segitiga Lama


Itu memang benar dalam keluarga saya. Saya dan adik perempuan saya adalah saudara kembar, yang sangat
istimewa. Meskipun usia kami sama, kami memiliki kepribadian yang berbeda dan kami mengembangkan
hubungan yang berbeda dengan orang tua kami. Tidak butuh waktu lama bagi seorang anak untuk mengetahui
orang tua mana yang memiliki titik lemah ketika mereka dimintai mainan atau makanan, bahkan jika orang tua
lainnya mengatakan "Tidak!". Setelah mengetahuinya, saya akan pergi ke orang tua yang tepat untuk
mendapatkan apa yang saya inginkan. Itu adalah sifat manusia. Dalam situasi seperti ini segitiga keluarga akan
terbentuk dengan mudah.

Ada dinamika hubungan penting lainnya, dan itu adalah diferensiasi diri. Saya menghabiskan bertahun-tahun
tinggal di rumah keluarga saya. Dan saya dibesarkan di Hong Kong dan kemudian pindah ke Selandia Baru
untuk belajar teknik elektro. Baru setelah saya menyelesaikan gelar PhD di bidang komputer yang akhirnya
saya pindah dari rumah untuk mengambil penelitian pascadoktoral di Universitas Cambridge di Inggris.

Ketika saya dekat dengan kedua orang tua saya, saya perlu membedakan diri saya, mengeluarkan diri saya dari
segitiga keluarga dan membangun identitas diri saya sendiri. Salah satu teman dekat saya, Jared, dari Selandia
Baru sangat khawatir tentang kepindahan saya ke Inggris. Saat saya berada di Inggris dan diajukan pertanyaan,
“Di mana bukti bahwa Tuhan itu ada?” oleh seorang ateis yang membuat saya bergeser dari karir utama dan
mengikuti panggilan Tuhan dalam pelayanan.

Keluarga Segitiga Baru


Melalui proses menuju pelayanan, saya membentuk hubungan yang kuat dengan Tuhan. Saya juga akhirnya
bertemu dan kemudian menikahi Marilyn, gadis impian saya. Saat ini usia pernikahan kami lima belas tahun
dan memiliki dua orang anak yang menyenangkan. Belakangan ini, saya bisa melihat bahwa hubungan segitiga
keluarga mulai terbentuk di dalam keluarga kami bersama Tuhan.

Segitiga Doa
Segitiga keluarga biasanya dipandang negatif, namun segitiga hubungan juga bisa konstruktif dan menstabilkan.
Mari kita bersama membaca perikop indah yang ditemukan dalam Efesus 3:14 “Itulah sebabnya aku sujud
kepada Bapa”. Doa dari Rasul Paulus kepada Bapa di Sorga, di mulai dengan satu tujuan yaitu mendoakan
Jemaat di Efesus. Kita dapat melihat hubungan segitiga mulai terbentuk.
Ada statistik menarik yang berharga yang ditunjukkan tepat di awal doa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Alkitab Referensi tentang Tuhan Disebut Bapa Persentase


Perjanjian Lama 1,448 15 1.0%
Perjanjian Baru 413 245 59.3%

Ada banyak referensi tentang Tuhan dalam Perjanjian Lama, tetapi Dia hanya disebut sebagai Bapa 1,0% saja.
Namun, dalam Perjanjian Baru, Tuhan disebut sebagai Bapa 59,3%. Jawabannya sederhana—itu karena YESUS.
Apa yang diisyaratkan dalam Perjanjian Lama menjadi sangat jelas dalam Perjanjian Baru dan itu berarti bahwa
ada hubungan segitiga yang tertanam jauh di dalam sifat Allah yaitu : “ Bapa, Anak dan Roh Kudus”. Hubungan
itu adalah inti dari sifat Allah. Itulah sebabnya Allah adalah kasih! Yesuslah yang paling jelas mengungkapkan
segitiga ilahi ini kepada kita.

Segitiga Keselamatan
Alkitab menceritakan kisah hubungan segitiga lain yang rusak dengan sangat cepat. Awalnya, Adam dan Hawa
diciptakan untuk berada dalam hubungan segitiga yang dekat dengan Allah Pencipta mereka. Namun,
hubungan itu dirusak oleh dosa. Dan akibat dari dosa ialah kematian. Namun, kasih Allah yang besar kepada
umat manusia, Allah Tritunggal memutuskan untuk melaksanakan rencana keselamatan yang akan memulihkan
hubungan yang rusak. Yesus meninggalkan surga dan turun ke bumi. Dalam prosesnya, Dia membentuk segitiga
keselamatan antara Yesus, Manusia dan Bapa, sehingga kita sekarang dapat memanggil Allah Bapa kita lagi,
seperti yang didoakan Rasul Paulus.
Karena kasih Allah yang besar bagi kita dan kesediaan Yesus untuk melangkah keluar dari hubungan segitiga-
Nya di Surga, maka Paulus sekarang dapat mendoakan doa Tritunggal yang indah ini:
Fokus Ilahi Doa
Bapa saya berlutut di hadapan Bapa, yang darinya setiap keluarga di
surga dan di bumi nama-Nya disebut
Roh Kudus menurut kekayaan kemuliaan-Nya, Ia dapat memberimu untuk
dikuatkan dengan kuasa melalui Roh-Nya di dalam batinmu
Yesus agar Kristus dapat tinggal di dalam hatimu melalui iman, agar
engkau berakar dalam kasih, dapat memiliki kekuatan untuk
memahami seberapa lebar dan panjang dan tinggi dan dalamnya
Kasih Allah
Tuhan supaya kamu dipenuhi dengan seluruh kepenuhan Allah.

Sungguh hal yang luar biasa! Tuhan rela hubungan segitiga Keilahian-Nya diputuskan sementara, sehingga
hubungan segitiga manusia dengan-Nya dapat dipulihkan! Dan hal yang menakjubkan adalah bahwa semua
keluarga di bumi akan diberkati.
Efesus 3:20, 21 : “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau
pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita. Bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan
di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.”

Penting bagi kita untuk menyadari hubungan segitiga keluarga, tetapi hubungan segitiga terpenting yang perlu
kita perhatikan adalah hubungan segitiga yang mengarah pada keselamatan. Terpujilah Allah Tritunggal kita!

UNTUK DIRENUNGKAN
Pokok Pikiran :
1. Bahwa Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus membentuk satu hubungan segitiga yang disebut Trinitas
2. Yesus rela ke dunia ini untuk memperbaiki hubungan yang telah rusak antara manusia dengan Tuhan
3. Membangun hubungan segitiga keluarga bersama Tuhan.
Hari ke-3
Senin, 13 Maret 2023

CARA PRIA UNTUK MEMIMPIN


Ditulis oleh : Jeff Brown, Associate Ministrial Secretary GC of SDA

Ayat : “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.”
Roma 12:10

Materi ini adalah tentang laki-laki dalam kepemimpinan. Mari kita periksa diri kita secara adil, mendalam, dan
jujur, dan percayakan wanita untuk melakukan hal yang sama.
Seringkali kita bersikap keras terhadap orang lain dan bersikap lunak terhadap diri kita sendiri. Yesus berulang
kali meminta kita untuk bersikap lunak terhadap orang lain dan bersikap keras terhadap diri kita sendiri. Yesus
bertanya "Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari
matamu, padahal ada balok di dalam matamu.” (Matius 7:4). Yesus juga menasihati, “Barangsiapa diantara
kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu” (Yohanes 8:7).

Misi utama Allah adalah “Untuk mengembalikan Citra Allah yang hilang dalam diri pria dan wanita, membawa
mereka kembali kepada kesempurnaan di mana mereka diciptakan.” Di sini kita akan menemukan 3 babak
dalam drama alkitabiah : Penciptaan, Kejatuhan, dan Penebusan.

PENCIPTAAN
Pria dan wanita diciptakan menurut gambar Allah dan sama-sama diberikan kekuasaan atas bumi. “'Allah
berfirman, Marilah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ….
seluruh bumi (Kej 1:27). Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, . .laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka.’ Jelas asal usul umat manusia, sehingga tidak ada kesempatan untuk kesimpulan yang
salah.” Apa kesimpulan yang tak terbantahkan ini? Ketika Allah menciptakan Hawa, Dia merancang agar wanita
tidak memiliki inferioritas (direndahkan) maupun superioritas (ditinggikan) dari laki-laki, tetapi dalam segala
hal wanita harus setara dengan pria. Keduanya berpartisipasi dalam citra Allah dan tidak ada perbedaan untuk
menguasai, bukan satu atas yang lain, tetapi keduanya sama atas ciptaan Tuhan untuk kemuliaan Sang Pencipta.
“Feminis dan patriarki sama-sama membutuhkan penebusan”. Tuhan menciptakan lingkungan di mana pria dan
wanita akan saling membutuhkan. “Jawab Yesus :, ‘Tidakkah kamu baca, bahwa ia yang menciptakan manusia
sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?” (Mat 19:4). Jadi, baik laki-laki maupun perempuan
tidak berkonotasi dengan perbedaan dalam pangkat atau fungsi.

Penciptaan perempuan sangat penting untuk laki-laki dalam kepemimpinan karena Kitab Suci membuat
hubungan yang tidak dapat dipisahkan. “Tuhan Allah berfirman : 'Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja.
Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia” (Kej 2:18).
Kepemimpinan di Taman Eden adalah kepemimpinan bersama. Keduanya adalah pemimpin dan keduanya
adalah pembantu.
Ny. E.G White menyatakan, “Allah menjadikan bagi laki-laki seorang perempuan, untuk menjadi pendamping
dan penolong baginya, untuk menjadi satu dengannya, untuk menghibur, menyemangati, dan memberkati dia,
pada gilirannya dia menjadi penolong wanita yang kuat. Dalam penciptaan, Tuhan telah membuatnya setara
dengan Adam. Seandainya mereka tetap patuh kepada Allah, selaras dengan hukum kasih-Nya yang agung,
mereka akan selalu selaras satu sama lain.”
Kepemimpinan di Taman Eden adalah kepemimpinan yang setara. Dia tidak boleh mengendalikannya sebagai
kepala, atau diinjak-injak di bawah kakinya sebagai yang lebih rendah, tetapi untuk berdiri di sisinya sebagai
orang yang setara, untuk dicintai dan dilindungi olehnya."

KEJATUHAN
Kejadian pasal 3 adalah catatan kejatuhan umat manusia. Kedudukan Adam dan Hawa dalam Kejatuhan adalah
kedudukan istri kepada suami. “engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu” (Kej 3:16).
Dosa telah membawa perselisihan, sekarang persatuan dan keharmonisan mereka dapat dipertahankan hanya
dengan penyerahan di pihak yang satu atau yang lain. Hawa adalah yang pertama melakukan pelanggaran dan
dia telah jatuh ke dalam pencobaan dengan berpisah dari suaminya, bertentangan dengan petunjuk Allah.
Karena ajakannya Adam berdosa dan dia sekarang ditempatkan di bawah suaminya. David dan Diana Garland
mengatakan bahwa “Dosa mereka mengakibatkan konsekuensi yang mengerikan bagi hubungan mereka: suami
sekarang akan berkuasa atas istri.”
Ny. E.G White menuliskan : “Seandainya prinsip-prinsip yang diperintahkan dalam hukum Allah dihargai oleh
ras yang telah jatuh, hukuman ini meskipun tumbuh dari akibat dosa, akan menjadi berkat bagi mereka. Tetapi
penyalahgunaan kekuasaan oleh pria yang diberikan kepadanya terlalu sering membuat nasib wanita menjadi
sangat pahit dan membuat hidupnya menjadi beban.”

Seiring berjalannya waktu, gambar asli menjadi lebih jauh dan kurang jelas. Penyimpangan menyebabkan tidak
hanya penyalahgunaan kekuasaan, tetapi juga penyalahgunaan hak istimewa.

Ny. E.G White juga menyatakan: “Tuhan Yesus tidak diwakili dengan tepat dalam hubungan-Nya dengan gereja
oleh banyak suami dalam hubungan mereka dengan istri mereka, karena mereka tidak mengikuti jalan Tuhan.
Mereka menyatakan bahwa istri mereka harus tunduk kepada mereka dalam segala hal. Tetapi bukanlah
rancangan Allah bahwa suami harus memegang kendali, sebagai kepala rumah tangga, ketika dia sendiri tidak
tunduk kepada Kristus. Ia harus berada di bawah kekuasaan Kristus agar ia dapat mewakili hubungan Kristus
dengan gereja. Jika dia adalah pria yang kasar, gaduh, egois dan sombong, jangan pernah dia mengucapkan
sepatah kata pun bahwa suami adalah kepala istri, dan bahwa dia harus tunduk kepadanya dalam segala hal;
karena dia bukan Tuhan, dia bukan suami dalam arti sebenarnya dari istilah itu.”

PENEBUSAN
Dunia sedang menyaksikan perang—dan mempertanyakan alasannya. Yakobus 4:1 : “ADari manakah
datangnya sengketa dan pertengkaran diantara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling
berjuang di dalam tubuhmu?”
Ny. E.G White menyatakan : “Petunjuk khusus telah diberikan kepada saya untuk umat Allah, karena masa-masa
sulit menimpa kita. Di dunia, kehancuran dan kekerasan meningkat. Di gereja, kekuatan manusia semakin
berkuasa; mereka yang telah dipilih untuk menduduki posisi kepercayaan menganggap itu hak prerogatif mereka
untuk memerintah.” Kekuatan manusia adalah hasrat untuk memerintah yang oleh beberapa orang dianggap
sebagai hak ilahi, Yesus berkata “ini bukan bagian dari rencana awal Allah (Mat. 19:8b. Apa rencana awalnya?

Ellen G. White menyatakan, "Wanita harus mengisi posisi yang awalnya dirancang Tuhan untuknya, sebagai istri
yang sederajat. Sebelum kepemimpinan yang penuh kasih dapat dilaksanakan di gereja, itu harus diperlihatkan di
rumah: Pemulihan dan peningkatan kemanusiaan dimulai di rumah.”

“Karena suami adalah kepala istri, sama seperti Kristus adalah kepala jemaat; dialah yang menyelamatkan
adalah tubuh” (Ef 5:23). Konsep disini adalah Pimpinan (Pemimpin) dan Ketundukan (Kepatuhan).
Kepemimpinan suami tidak menandakan superioritas dan ketundukan istri tidak menandakan inferioritas.
Suami memiliki peran pemimpin, tetapi itu adalah cinta tanpa pamrih, pengorbanan, dan tidak mementingkan
diri sendiri. Ketundukan bagi seorang istri adalah dengan bebas memilih untuk menerima kasih seperti Kristus.
Jadi, ketundukan bukanlah pada keinginan suami tetapi pada cinta suami. Kepemimpinan bukanlah milik
seorang laki-laki; itu milik seorang suami. Teladan kepemimpinan suami di rumah harus mencerminkan
kepemimpinan Kristus. Ketundukan bukan milik seorang wanita; itu milik seorang istri. Teladan ketundukan
istri di dalam rumah, mencerminkan ketundukan Kristus. Dua hal ini menjadi contoh otoritas rohani dan
teladan ketaatan rohani di gereja oleh pria dan wanita. Teladan kesatuan suami dan istri di dalam rumah, yang
mencerminkan kesatuan Tritunggal, adalah untuk mencontohkan kesatuan rohani dalam gereja yang
dilaksanakan oleh para pemimpin dan pengikut laki-laki dan perempuan. Kepemimpinan di rumah tidak sama
dengan kepemimpinan di gereja. Pria menjadi pemimpin keluarganya di rumah, tetapi istri atau anak-anaknya
mungkin menjadi pemimpinnya di masyarakat atau di gereja.

Hal Baru apa yang harus Dilakukan?


Yoh 13:34 : “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti
Aku telah mengasihi kamu.” Bagi murid-murid perintah ini baru; karena mereka tidak saling mengasihi seperti
Kristus telah mengasihi mereka. Perintah untuk mengasihi satu sama lain memiliki arti baru dalam
terangnyadari pengorbanan diri-Nya. Seluruh karya anugerah adalah satu pelayanan kasih, penyangkalan diri
dan pengorbanan. Roma 5:8 : “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh kaena Kristus telah
mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Dia mencintai tanpa syarat. Ini adalah cinta yang diharapkan
dimiliki seorang suami untuk istrinya.

Ada mutualitas baru dalam hubungan. Harus ada saling tunduk jika ingin ada hubungan yang otentik. Istri
harus tetap tunduk dan menghormati suaminya (Ef 5:22), tetapi suami harus mengasihi istrinya sebagaimana
Kristus mengasihi jemaat (ayat 25, 33). Yesus menghadapi tantangan yang sama: “Seorang murid tidak boleh
lebih dari gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya” (Luk 6:40).
Itulah kepemimpinan. Ada tatanan hubungan yang baru. Pemimpin kini menjadi pelayan. Yang terbesar menjadi
yang terkecil. Yang terakhir menjadi yang pertama. Tidak ada lagi orang Yahudi atau bukan Yahudi, laki-laki
atau perempuan, lajang atau menikah.
Ada perbedaan, tetapi signifikansinya tunduk pada misi gereja. Pilihan tunduk pada panggilan, preferensi
tunduk pada prioritas, dan emosi tunduk pada pengabdian. Model kepemimpinan Perjanjian Baru sejajar
dengan cita-cita Allah dalam Penciptaan. Menghapuskan kekuasaan atau penundukan dalam keluarga dan
gereja, menghapuskan toleransi dan kesetaraan dalam keluarga dan gereja, dan meraih mutualitas dalam
ketundukan. Model kepemimpinan alkitabiah ini tidak membeda-bedakan atau meninggikan yang satu di atas
yang lain. Kesetaraan tidak diinjak-injak; itu dilampaui. Otoritas tidak berfokus pada manusia; itu berpusat pada
Kristus. Ada saling ketergantungan antara suami dan istri yang terputus pada Kejatuhan dan diperkokoh dalam
penebusan.

PERAN PRIA?
Apakah peran kepemimpinan berdasarkan gender? Dia menegaskan bahwa beberapa suami berpikir Kitab Suci
memberi mereka izin untuk menggunakan kekerasan dalam upaya mereka untuk "memerintah anak-anak dan
rumah tangga mereka.” Kej 18:19. Ada saling ketergantungan peran yang luar biasa antara pria dan wanita.
“Suami dan bapa adalah kepala keluarga. Istri memandang kepadanya untuk cinta dan simpati serta bantuan
dalam pendidikan anak-anak; dan ini adalah benar adanya. Anak-anak itu adalah kepunyaan suami serta ibu, dan
ia pun sama-sama menaruh kepentingan dalam kesejahteraan mereka.” Adventist Home, p.270.
"Ibu adalah permaisuri rumah tangga dan anak-anak adalah rakyatnya… seperti seorang ratu yang harus
memimpin dan menuntun mereka, mengajar mereka syarat dan peraturan.” Adventist Home, p.298.
Ya, suami adalah seorang imam dan ibu adalah seorang guru. Orang tua yang berdiri sebagai kepala keluarga
dan imam sebagai guru dan permaisuri, harus mematuhi Otoritas tertinggi. Keinginan manusia akan kekuasaan
harus diubah menjadi cinta yang memulainya. Roma 12:10 : “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara
dan saling mendahului dalam memberi hormat.” H. Page Williams menyatakan: saya sering berbicara dengan
pria yang berkata, “ketika istri saya mengubah sikapnya, maka saya akan mengubah sikap saya.” Tetapi dari
sudut pandang Allah, pria harus memprakarsai cinta, dan pria sebagai pemimpin harus memulai rekonsiliasi. Ini
bukan masalah menyerah, ini masalah jujur dan memimpin dalam tanggung jawab yang diberikan Tuhan.”
Kepemimpinan di rumah tidak sama dengan Kepemimpinan di gereja
Dalam pertikaian besar antara Kristus dan Setan, lambang kehancuran adalah manusia. “Karena pelanggaran
satu orang, maut berkuasa melalui satu orang itu” (Roma 5:17). Dan lambang keselamatan adalah wanita. “Maka
maralah naga kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hokum-
hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus” (Why 12:17). Oleh karena itu, sungguh ironis jika kita
merenungkan apakah wanita dapat bergabung dengan pria dalam memberitakan Injil?
Tanyakan pada diri anda apakah ini terdengar seperti seorang pemimpin spiritual: “Marialah yang pertama kali
memberitakan tentang Yesus yang telah bangkit”. Juruselamat akan memantulkan terang wajah-Nya kepada
para wanita yang rela berkorban dan Ia akan memberi mereka kekuatan yang akan melebihi kekuatan pria.
Mereka dapat melakukan dalam keluarga suatu pekerjaan yang tidak dapat dilakukan laki-laki, suatu pekerjaan
yang mencapai kehidupan batin. “Tidak salah kalau kita berkata bahwa tugas-tugas wanita lebih suci, lebih
kudus, daripada tugas-tugas pria.”-AH p.297. Mereka bisa mendekati hati orang-orang yang tidak bisa dijangkau
pria. Pekerjaan mereka dibutuhkan.

Kami kagum dengan bakat wanita dan merasa terhormat untuk memimpin bersama. Ny. E.G White berkata,
“Pekerjaan Tuhan saat ini sangat membutuhkan pria dan wanita yang memiliki kualifikasi seperti Kristus untuk
pelayanan, kemampuan eksekutif, dan kapasitas besar untuk bekerja, yang memiliki hati yang baik, hangat,
simpatik, akal sehat, dan penilaian yang tidak biasa; berusaha terus-menerus untuk mengangkat dan memulihkan
kemanusiaan yang jatuh.” Ketika pekerjaan yang besar dan menentukan harus dilakukan, Tuhan memilih pria
dan wanita untuk melakukan pekerjaan ini, dan akan rugi jika talenta keduanya tidak digabungkan.” Kitab Suci
menyoroti peran yang berbeda, tetapi tidak pernah mendukung peringkat yang berbeda.

Citra Allah telah dirusak oleh dosa. Itu harus direproduksi oleh pelayanan yang bermutu dan kesatuan. Pria dan
wanita bersama-sama dalam Kejatuhan. Mereka bersama terpisah dan bersembunyi dari Tuhan. Sekarang pria
dan wanita harus bersama-sama dalam Pemulihan. Pria dan wanita bersama-sama harus memulihkan dan
mencerminkan gambar Allah melalui kesatuan pelayanan mereka dalam penebusan. Label dihapuskan, status
dihapuskan, dan Yesus adalah kepala dari semuanya. Itu adalah Adam dan Hawa yang dipulihkan. Ini adalah
akhir kontroversi besar. Ini adalah kisah cinta bumi yang disempurnakan. Ini adalah keintiman yang tertinggi.
Ini adalah cinta yang terbesar.

Fokusnya sekarang bukanlah kejatuhan wanita dalam Kejadian 3, tetapi panggilan wanita dalam Kisah Para
Rasul 2.
Ellen White berkata, “Umat Advent sama sekali tidak meremehkan pekerjaan wanita. Jika seorang wanita
menempatkan pekerjaan rumah tangganya di tangan seorang penolong yang setia dan bijaksana, dan
meninggalkan anak-anaknya dalam perawatan yang baik, sementara dia terlibat dalam pekerjaan itu,
konferensi harus memiliki kebijaksanaan untuk memahami keadilan dalam menerima upahnya.”
Waktunya telah tiba bagi laki-laki untuk melepas jubah hak istimewa dan otoritas dan meletakkannya. Biarlah
kekuatan kita tidak terletak pada kekuasaan dan kesombongan.
Matius 20:26 : “… Barangsiapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan
barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu. Sama seperti Anak
Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang.” harus menjadi budakmu.

UNTUK DIRENUNGKAN
Pokok Pikiran :
1. Pemimpin di dalam keluarga adalah Suami yang memerintah dengan kasih dan tidak mementingkan
diri sendiri
2. Pria dan wanita bersama-sama memiliki kedudukan yang sama dalam kepemimpinan
3. Pria dan wanita bersama-sama harus memulihkan dan mencerminkan gambar Allah melalui kesatuan
dalam pelayanan
4. Baik Suami sebagai Kepala dan Imam; maupun Istri sebagai Guru dan Ratu; hendaklah mematuhi
otoritas tertinggi
Hari ke-4
Selasa, 14 Maret 2023

APA MASALAHNYA DENGAN HOMOSEKSUALITAS?


Ditulis oleh : Pastor Willie dan Elaine Oliver

Ayat : “Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak
kawin, tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap
perempuan mempunyai suaminya sendiri.”
1 Korintus 7:1,2

Apa masalahnya dengan homoseksualitas? Orang tua di gereja saya sering menyebut homoseksualitas sebagai
dosa. Mengapa menjadi dosa jika Tuhan menciptakan seseorang seperti itu? Bukankah Tuhan dan Alkitab
semuanya tentang cinta? Jadi mengapa harus membedakan siapa yang dicintai seseorang? Apakah Tuhan
benar-benar mengharapkan seseorang untuk hidup tanpa cinta seumur hidup mereka, jika mereka dilahirkan
sebagai homoseksual? Ini sepertinya tidak adil. Bagaimana menurutmu?

Pertanyaan seperti ini sering ditanyakan oleh orang Kristen yang mencoba mengetahui kebenaran Tuhan
tentang masalah homoseksualitas. Namun, dalam masyarakat kontemporer, yang dibombardir oleh pandangan
yang berbeda dan kebenaran yang tampaknya individual, tidaklah sulit untuk mengacaukan etika Kristen
dengan etika utilitarian, sekuler, dan humanis. Jadi kami meminta anda untuk mempertimbangkan pesan yang
terdapat dalam Alkitab :

1 Korintus 2:14 : “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu
baginya adalah suatu kebodohan, dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara
rohani.”

Kitab Kejadian mencatat rencana awal Allah untuk aktivitas seksual, dan jelas dalam konteks pernikahan
heteroseksual antara seorang pria dan seorang wanita, ketika dikatakan :
Kejadian 2:24, 25 : “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
isteriya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi
mereka tidak merasa malu.”

Ketika dosa memasuki bumi melalui pilihan yang dibuat oleh orang tua pertama kita, Adam dan Hawa, maka
seluruh planet menjadi tercemar oleh ketidaktaatan kepada Tuhan dan akibatnya kematian. Termasuk
manifestasi penyimpangan di alam yang tidak ada hubungannya dengan rencana Penciptaan Tuhan. Jadi, dalam
upaya Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia, daripada membiarkan mereka mengalami akibat dosa,
kematian, Rasul Paulus tunduk dalam 1 Tesalonika 4:3-5: “Karena inilah kehendak Allah : pengudusanmu, yaitu
supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi
isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu,
seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah.”

Tuhan lebih lanjut memperjelas batasan hubungan seksual bagi mereka yang memilih untuk menjadi murid-
murid-Nya dalam pesan 1 Korintus 7:1, 2: “Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah
baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin, tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai
isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri.” Di sini sekali lagi, Tuhan menggarisbawahi
batasan aktivitas seksual dalam pernikahan heteroseksual dan sebagai usaha yang harus mengecualikan
percabulan.

Alkitab juga membagikan daftar orang-orang yang tidak akan mendapat tempat dalam kekekalan Allah,
termasuk mereka yang terlibat dalam aktivitas heteroseksual yang tidak bermoral. ketika tunduk dalam 1
Korintus 6:9, 10 : “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian
dalam kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,
pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah, dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah.”

Sejatinya, menjadi pengikut Yesus ditandai dengan pengorbanan dan ketaatan pada prinsip-prinsip-Nya
terlepas dari orientasi seksual seseorang. Lagi pula, apakah seseorang memiliki orientasi heteroseksual atau
homoseksual, kecuali seksualitas mereka berada di bawah kekuasaan Yesus Kristus—artinya mereka adalah
murid yang taat—mereka berada dalam masalah.
Alkitab dengan jelas menyatakan dalam Matius 16:24: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku". Inilah tantangan setiap pengikut Yesus, apapun
orientasi seksualnya.

Keinginan terdalam kita untuk mencintai dan dicintai ditempatkan di dalam diri kita oleh Tuhan pada saat
Penciptaan. Dia membuat kita menginginkan kasih-Nya lebih dari apa pun. Cinta terbesar dari semuanya adalah
cinta Tuhan yang teguh dan tanpa syarat. Yesus sendiri menyatakan dalam Yohanes 15:13: “Tidak ada kasih
yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Inilah yang
Yesus lakukan untuk kita semua, karena Dia mengasihi kita lebih baik daripada kasih lain yang pernah kita
alami di bumi. Ketika diisi dengan cinta abadi ini, kita dimampukan untuk mencintai orang lain semurni Tuhan
mencintai kita. Cinta ini tidak boleh disamakan dengan daya tarik dan dorongan seksual yang seringkali
merupakan cara cinta digambarkan dalam konteks kontemporer kita.
Sementara hubungan cinta manusiawi kita seringkali tidak konsisten dan dipenuhi dengan perpisahan dan
kenyataan pengabaian, kita dapat bergantung pada cinta dan kehadiran Yesus yang tak tertandingi dalam hidup
kita. Bahkan, Dia menyatakan dalam Matius 28:20: "Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Terlepas dari sifat dosa kita—bahkan jika itu adalah praktik homoseksual—kita dapat menemukan
penerimaan, pengampunan, pemulihan, dan keselamatan di dalam Yesus ketika kita menanggapinya dengan
ketaatan. Kita melihat ini dibuktikan ketika Yesus berkata kepada wanita yang kedapatan berzinah, “Lalu kata
Yesus : Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”
(Yohanes 8:11).

Kami berharap bahwa apa yang telah kami bagikan akan memberi anda kesempatan untuk lebih merenungkan
kehendak Tuhan bagi para pengikut-Nya.

UNTUK DIRENUNGKAN
Pokok Pikiran :
1. Allah telah menciptakan Lembaga Rumah Tangga di Taman Eden dalam konteks Pernikahan
Heteroseksual (Pria dan Wanita)
2. Hubungan Seksualitas yang benar adalah berada dibawah kekuasaan Yesus Kristus
Hari ke-5
Rabu, 15 Maret 2023

MEMELIHARA KESEHATAN EMOSIONAL DALAM KELUARGA


By : Willie and Elaine Oliver, FM Directors of GC

Ayat : ”Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan
menyimpang daripada jalan itu.” Amsal 22:6

Semua orang tua ingin melihat anak-anak mereka tumbuh dan berhasil secara fisik, mental, rohani, intelektual,
dan sosial. Kebanyakan orang tua ingin anak-anak mereka menemukan pekerjaan yang memuaskan dan
memiliki tujuan serta berkontribusi di rumah, gereja, dan masyarakat. Setiap individu bertumbuh dan bergerak
sepanjang hidup mereka dan tidak terlepas dari tantangan yang dihadapi. Beberapa tantangan bahkan tidak
terduga, seperti cacat bawaan, keterlambatan perkembangan, kecelakaan, dll.
Pendidikan atau pengasuhan yang diberikan kepada anak perlu mempertimbangkan sifat, temperamen dan
bakat anak tersebut, sehingga saat anak tumbuh besar dia akan merasa kompeten dan percaya diri dalam
mengarungi dunianya. Ayat lainnya dalam Alkitab yang mendukung perintah ini :

Efesus 6:4: “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah
mereka di dalam ajaran dan nasehat Tuhan.”

Ulangan 6:7: “Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya
apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan
apabila engkau bangun.”

2 Timotius 3:15: “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat
kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.”

Ny. E.G White menuliskan : "Agar orang tua dan guru melakukan pekerjaan ini, mereka sendiri harus
memahami jalan yang harus dilalui anak. Ini mencakup lebih dari sekadar memiliki pengetahuan tentang buku.
Ini mencakup segala sesuatu yang baik, bajik, benar, dan suci. ." Itu mencakup praktik pertarakan, kesalehan,
kebaikan persaudaraan, dan kasih kepada Tuhan dan satu sama lain. Untuk mencapai tujuan ini, pendidikan
fisik, mental, moral, dan agama anak-anak harus mendapat perhatian.” – Child Guidance, p. 297

Memelihara kesejahteraan emosional dalam keluarga merupakan isu paling kritis dalam membangun
ketahanan keluarga dan menciptakan stabilitas dalam keluarga.

Pengalaman Masa Kecil Yang Buruk / Merugikan


Berbagai penelitian di seluruh dunia mengungkapkan bahwa setidaknya sepertiga anak-anak mengalami satu
pengalaman buruk sebelum usia 18 tahun, dan sekitar 14% mengalami dua atau lebih. Sejak pandemi COVID,
setiap anak telah mengalami satu pengalaman masa kecil yang merugikan. Jenis umum yang dilaporkan adalah
kematian orang tua, penganiayaan fisik, perceraian orang tua, dan kekerasan dalam keluarga. Pengalaman masa
kecil yang merugikan lainnya termasuk yang berikut ini :
• Menjadi korban kekerasan, pelecehan, atau penelantaran di rumah
• Seorang anggota keluarga mencoba untuk melakukan bunuh diri
• Penyalahgunaan Zat
• Masalah Kesehatan Mental
• Memiliki anggota rumah tangga yang berada di penjara
• Perang atau konflik politik, menjadi pengungsi

Pengalaman buruk tidak menjamin masalah di masa depan; namun, hal itu akan meningkatkan risiko masalah
kesehatan mental anak di masa depan, cedera, perilaku berisiko, penyakit menular atau kronis, dan kurangnya
pendapatan atau peluang pendidikan. Juga dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan bunuh diri. Anak
yang secara langsung mengalami pengalaman buruk seperti pelecehan fisik atau seksual adalah lebih mungkin
untuk melakukan kejahatan kekerasan di kemudian hari. Untuk mencegah terjadinya pengalaman buruk,
penting bagi orang tua untuk memahami dan menangani faktor-faktor yang membuat anak berisiko, serta
berkomitmen untuk melindungi mereka dari pengalaman tersebut.

Dalam buku Adventist Home, p.16, Ny. Ellen G White membahas pentingnya suasana rumah tangga :
“Ibu bapalah yang menciptakan sebagian besar suasana lingkungan rumah tangga, maka apabila ada
perselisihan paham di antara ibu dan bapa, anak-anak turut merasakan roh yang sama itu. Jadikanlah suasana
rumah tanggamu itu harum semerbak dengan sikap lemah lembut. Kalau engkau telah merasa orang asing dan
tidak berhasil menjadi orang-orang Kristen yang menurut Kibat Suci, hendaklah engkau bertobat; karena tabiat
yang ada padamu pada masa percobaan itulah kelak yang akan ada padamu pada waktu Yesus datang. Kalau
engkau mau menjadi seorang yang saleh di dalam Surga, engkau harus lebih dahulu menjadi seorang saleh di
dunia ini. Ciri-ciri tabiat yang engkau sayangi ketika masih hidup tidaklah akan diubahkan oleh kematian atau
oleh kebangkitan. Engkau akan bangkit dari kubur dengan perilaku yang serupa sebagaimana dinyatakan di
dalam rumah tanggamu dan dalam masyarakat.”
Cara Mendidik Anak dan Kesehatan Mental
Sementara beberapa orang tua bersalah karena kurang mendidik anak, atau justru mengasuh secara berlebihan
dapat menantang perkembangan anak dan mempengaruhi kemampuan mereka untuk belajar menangani
berbagai masalah atau tekanan saat dewasa nanti. Mereka menyadari bahaya yang terjadi di masyarakat dan
berusaha untuk melindungi anak-anak mereka dari pengaruh buruk. Pengasuhan yang berlebihan mungkin
memiliki efek dimana anak-anak yang merasa terlalu dilindungi mungkin menjadi naif tentang situasi
berbahaya tertentu dan mungkin menjadi ingin tahu tentang beberapa situasi berbahaya. Ketidakmampuan
untuk menangani situasi yang memicu stres dapat menyebabkan kekhawatiran berlebihan atau gangguan
kecemasan di kemudian hari. Orang tua yang suka mengkritik, merendahkan, atau meremehkan anak dapat
mengurangi harga diri anak mereka. Secara umum, orang tua termasuk dalam salah satu dari empat jenis
Gaya/Model/Cara Mendidik anak :

1) Otoriter. Ada aturan dan hukuman yang jelas ketika aturan itu tidak dipenuhi. Ada sedikit kehangatan,
dukungan dan kontrol yang tinggi. Anak harus memenuhi keinginan orangtua dengan sedikit
memperhatikan sifat atau kebutuhan anak. Tanpa dukungan yang dibutuhkan, anak-anak mungkin
tidak pernah merasa cukup baik dan mengalami depresi ketika dibesarkan oleh orang tua yang otoriter.
2) Permisif. Orang tua memiliki harapan yang rendah dan umumnya lebih lunak dengan sedikit peraturan
yang harus dipatuhi. Bahkan ketika peraturan dilanggar, orang tua yang permisif cenderung
menghindari konflik. Anak-anak yang dibesarkan seperti ini mungkin lebih impulsif dan cenderung
mencari resiko.
3) Lalai. Orang tua tidak terlibat dan tidak tertarik dalam menginvestasikan sedikit waktu pada anak-
anak mereka. Mereka tidak ada aturan, tidak ada kehangatan, tidak ada dukungan. Anak-anak dalam
jenis rumah tangga seperti ini lebih berisiko berjuang sendiri untuk masa depannya dan takut
ditinggalkan.
4) Berwibawa. Orang tua mengembangkan standar yang jelas dan responsif terhadap kebutuhan anak-
anak mereka dengan cara yang demokratis. Alih-alih menjadi bos, mereka terbuka untuk komunikasi
dan akan mendengarkan anak-anak mereka. Tumbuh dalam rumah tangga yang berwibawa memberi
seorang anak dasar yang kuat, tetapi mereka juga cenderung mempertahankan hubungan yang kuat
dengan orang tua mereka hingga dewasa.

Sementara gaya mendidik anak bukan satu-satunya indikator dari kedewasaan orang tua, namun hal itu
dikaitkan dengan dampak Kesehatan Mental dan perkembangan Sosial-Emosional anak. Kita temukan dalam
Kitab Efesus 6:4.
Penelitian tentang mendidik anak mengidentifikasi dua faktor yang terkait dengan dinamika hubungan
orangtua dan anak yaitu “dukungan dan kendali”. Mungkin cara yang lebih baik untuk mengungkapkannya
adalah “kehangatan dan batasan”. Setiap anak perlu merasakan kehangatan dan kasih sayang yang membuat
mereka merasa didukung, dan dihargai. Ketika anak-anak dididik dalam lingkungan yang menantang, lalu
mereka mendapatkan dukungan dan kehangatan dari orang tua, maka mereka memiliki potensi yang lebih
besar untuk bertumbuh menjadi orang dewasa yang lebih mandiri, bertanggungjawab dan sehat secara
emosional yang cenderung menangani tantangan hidup dengan cara yang lebih sehat dan positif.

Perlu diingat bahwa tidak semua anak perlu dicintai dengan cara yang sama. Jadi, sangat penting untuk
memahami temperamen dan kepribadian anak anda, kesukaannya, dan untuk siapa Tuhan menciptakan
mereka. Cara lain yang membuat mereka merasa dicintai adalah perhatian, menunjukkan kasih sayang dengan
sentuhan yang lembut, menggunakan keterampilan komunikasi yang baik, dan memberikan afirmasi verbal
yang positif adalah cara lain untuk menunjukkan dukungan. Kontrol adalah kata lain untuk struktur atau
batasan. Orang tua perlu mempraktikkan seni pengendalian diri.

Amsal 25:28 : “Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknnya.”
2 Timotius 1:7 : “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang
membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.”

Anak-anak perlu merasa aman. Jadi orang tua harus menetapkan aturan keluarga dan mengharapkan
kepatuhan.
John Townsend mengatakannya sebagai berikut: "Inti dari batasan adalah pengendalian diri, tanggung jawab,
kebebasan, dan cinta. Ini adalah landasan kehidupan spiritual. Bersama dengan mencintai dan mematuhi
Tuhan, apa hasil yang lebih baik dari mengasuh anak selain itu?” p.19 10.

Menciptakan Suasana Surga di Rumahmu


"Seharusnya rumah tangga dijadikan sebagaimana arti yang dikandung dalamnya. Rumah Tangga itu harus
menjadi satu Surga Kecil di atas dunia ini, satu tempat dimana Cinta Kasih dipertumbuhkan gantinya ditindas
dengan sengaja. Kebahagiaan kita bergantung atas pemeliharaan cinta kasih, belas kasihan dan ramah-tamah
yang benar terhadap satu dengan yang lain. Tipe Surga yang paling manis ialah rumah tangga dimana Roh Tuhan
menjadi kepala. Kalau kehendak Allah digenapi, suami dan istri menghormati satu dengan yang lain maka akan
menumbuhkan cinta kasih dan kepercayaan.” Adventist Home, p.16.

Penting untuk diingat bahwa semua keluarga melewati berbagai siklus dan tahapan kehidupan yang berbeda-
beda, di mana kelahiran, kematian, perceraian, pencampuran keluarga tiri, krisis ekonomi, pandemi, atau
kejadian hidup lainnya. Ketika kesejahteraan emosional anggota keluarga dipupuk, termasuk orang tua dan
anak-anak, keluarga menjadi lebih tangguh. Mendidik anak menunjukkan bagaimana orang tua
mengembangkan kesejahteraan emosional dalam keluarganya. Yesaya 26:3 “Yang hatinya teguh Kaujagai
dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.” Berdoalah setiap hari dan teratur agar Tuhan
menyembuhkan pikiran dan jiwa Anda.
UNTUK DIRENUNGKAN
Pokok Pikiran :
Tips untuk menjaga kesehatan emosional dalam keluarga anda:
1. Keluarga yang sehat menciptakan suasana di mana para malaikat ingin tinggal, belajar menjadi
fleksibel, dan saling memaafkan.
2. Keluarga yang sehat mempraktikkan komunikasi yang baik. Gunakanlah kata-kata dan nada suara yang
penuh hormat, baik, dan penuh kasih. Mempraktekan gaya asuhan Berwibawa bukan Otoriter.
3. Keluarga yang sehat memiliki waktu ikatan keluarga. Luangkan waktu makan yang teratur untuk
kebersamaan keluarga dan berbagi.
4. Keluarga sehat mempraktekan waktu berkualitas bersama keluarga. Bermain dan tertawa bersama,
menonton film lucu, bertamasya dan membaca cerita lucu.
5. Keluarga yang sehat menyembah Tuhan bersama. Berkomitmen untuk memiliki ibadah keluarga setiap
hari (pagi dan petang)
Hari ke-6
Kamis, 16 Maret 2023

DISIPLIN ANAK DENGAN KASIH


Ditulis Oleh : David dan Beverly Sedlacek

“Tetapi buah Roh ialah : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan dan penguasaan diri. Tidak ada hokum yang menentang hal-hal itu.” Galatia 5:22,23

Orang tua adalah wakil Tuhan dalam kehidupan anak-anak mereka. Sebelum anak-anak mengembangkan hubungan
pribadi dengan Tuhan, mereka belajar tentang Tuhan melalui pengasuh utama mereka di dalam keluarga. Benih-benih
cinta dari orangtua mulai bertumbuh ketika bayi baru lahir, ada kekaguman dan keajaiban kelahiran mereka pada
pandangan orang tua. Selama perkembangan anak menuju kedewasaan, benih-benih ini bertunas lalu bertumbuh
menjadi tanaman yang menghasilkan buah-buah Roh yaitu : Kasih , Sukacita, Damai Sejahtera, Kesabaran,
Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan dan Penguasaan Diri.

Sayangnya, beberapa orang tua tidak mampu memberikan sambutan yang penuh kasih. Orang tua yang memiliki
trauma dari masa kanak-kanak mereka, tidak dapat memberikan kepada anak-anak mereka apa yang belum mereka
terima. Salah satu bentuk pelecehan rohani yang paling umum terjadi ketika orang tua terlalu mengontrol anak-anak
mereka dan gagal mengajari mereka cara membuat keputusan sendiri.

Wajah lain dari pelecehan rohani yaitu menggunakan Alkitab atau tulisan Ellen G. White sebagai pentungan untuk
memukul anak. Menyampaikan kepada anak bahwa mereka tidak memenuhi apa yang Tuhan harapkan dengan
menggunakan cara yang tidak mendidik dengan penuh kasih, tetapi merendahkan atau bahkan mengutuk anak, dan
menciptakan rasa malu pada seorang anak. Ketika rasa takut meningkat, maka rasa cinta dari anak, pertumbuhan,
perkembangan dan kesehatan berpikir anak akan berkurang. Seorang anak mungkin tahu bahwa Tuhan itu ada dan
nyata, tetapi ia dijauhkan dari Tuhan dan ditakuti. Yang lebih merusak bagi seorang anak adalah trauma rohani yang
terjadi ketika orangtua secara fisik melecehkan anak mereka atas nama “Disiplin”. Ada kesalahpahaman tentang kata
“Tongkat” yang terdapat dalam Kitab
Amsal 13:24 : “Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya,
menghajar dia pada waktunya”
Amsal 29:15 : “Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan
ibunya.”

Kesalahpahaman kata ini telah memungkinkan orang tua untuk memukuli anak-anak mereka atas nama disiplin.
Tongkat digunakan untuk menangkis predator. Ny. E.G White menyarankan bahwa “hukuman fisik harus digunakan
sebagai upaya terakhir ketika semuanya telah gagal dan dilakukan dengan kasih, bukan kemarahan. Jikalau cara yang
lebih halus ternyata tidak cukup, maka hukuman yang akan menuntun anak itu kepada pengertian haruslah
dilaksanakan dalam kasih. Dan bilamana langkah seperti ini diperlukan, maka anak itu harus diberi dikesankan
sungguh-sungguh dengan pemikiran bahwa hal ini dilakukan bukan untuk memuaskan orangtua… melainkan demi
kebaikan anak itu sendiri. Ia harus diajar bahwa setiap kesalahan yang tidak diperbaiki akan mendatangkan
ketidakbahagiaan kepada dirinya sendiri dan Allah. Di bawah disiplin seperti itu anak-anak akan mendapati
kebahagiaan mereka yang terbesar di dalam menyerahkan kemauan mereka kepada kehendak Allah yang di Sorga.” -
Councels to parents, teachers and students, hlm. 116,117.

Alkitab mengajarkan bahwa Kasih-lah yang harus memotivasi disiplin orang tua terhadap anak :
Amsal 3:11-12 : “Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan, dan janganlah engkau bosan akan
peringatan-Nya. Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak
yang disayangi.”

Tujuan disiplin anak ialah mendidik seorang anak untuk memerintah diri sendiri. Ia harus diajar bersandar kepada diri
sendiri dan mengendalikan diri. Oleh sebab itu segera setelah ia sanggup untuk mengerti, maka daya pikirnya harus
dibawa kepada penurutan. Biarlah segala perlakuan terhadap dia dibuat demikian rupa sehingga akan menunjukkan
bahwa penurutan itu adalah baik dan masuk diakal. Tolong dia supaya melihat bahwa segala perkara berada di bawah
hukum, dan bahwa pelanggaran pada akhirnya menuntun kepada malapetaka dan penderitaan. Bilamana Allah berkata,
“Janganlah engkau”, maka dalam kasih-Nya Ia mengamarkan kita tentang akibat-akibat pelanggaran, agar dapat
menyelamatkan kita dari bahaya dan kerugian. Education, hal. 247

Kata-kata juga bisa sangat merusak mental atau emosional dari anak, seperti sebuah anak panah yang ditembakkan ke
hati seorang anak yang dapat melukai sangat dalam. Ketika orang tua hanya menunjukkan aspek negatif dari
keberadaan seorang anak, misalnya dengan mengatakan : “Kamu seharusnya mendapatkan semua nilai A” ; “Kamu
tidak setampan/secantik saudaramu” ; “Kamu seperti barang rusak dan tidak akan ada yang menginginkanmu” ; maka
anak-anak akan membentuk pikiran negatif dan memalukan tentang dirinya sendiri. Hal ini menimbulkan kecemasan
tentang nilai pribadinya. Orangtua yang menyampaikan pesan negatif terhadap anak, maka identitasnya dibentuk oleh
kata-kata atau pesan negatif itu.

Jikalau anak-anakmu tidak menurut, mereka harus diperbaiki. Sebelum memperbaiki mereka, berasinglah sendiri dan
minta kepada Tuhan untuk melembutkan dan menaklukkan hati anak-anakmu dan untuk memberikan hikmat dalam
menghadapi mereka. Ajarlah mereka dengan penuh kesabaran. Kadang-kadang mereka harus dihukum, tetapi jangan
sekali-kali melakukan hal itu dengan cara yang menyebabkan mereka merasa bahwa mereka telah dihukum dalam
kemarahan. Karena oleh tindakan seperti itu anda hanyalah berbuat satu kejahatan yang lebih besar terhadap anak-
anak.
Disiplin mereka hanya jika anda sendiri berada di bawah disiplin Allah. Demikianlah Tuhan akan menjadi pemenang
di dalam hidup anak-anakmu jikalau engkau mau mempelajari tentang Dia yang lemah lembut dan rendah hati, suci
dan tidak bernoda. Anak-anak memiliki potensi untuk mengalami Kasih Tuhan dengan cara yang menghasilkan
pertumbuhan hubungan pribadi mereka dengan Tuhan. Perjalanan ini bertujuan untuk mengalami Tuhan dalam
perjalanan kehidupan anak-anak, memimpin mereka, dan menumbuhkan mereka. Jika anda menyadari bahwa anda
termasuk di antara mereka yang mengalami trauma rohani, kami mengundang anda untuk memulai perjalanan
penyembuhan yang menyakitkan, namun berani.

UNTUK DIRENUNGKAN
Pokok Pikiran :
1. Mintalah hikmat dari Tuhan untuk mendisiplin anak-anakmu
2. Janganlah mendisiplin anak-anak dalam kemarahan
3. Hindarilah menggunakan kalimat-kalimat negatif yang dapat merusak identitas dan mental anak
Hari ke-7
Jumat, 17 Maret 2023

MEMBENTUK PANDANGAN DUNIA ANAK ANDA MELALUI PEMODELAN,


PENGAJARAN, DAN PELAYANAN
Ditulis oleh : Joseph Kidder dan Katelyn Campbell Weakley

Ayat : “Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan
bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu.” Titus 2:7
“Sebab Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan
nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Markus 10:45

Dalam keluarga, ayah dan ibu hendaknya selalu menunjukkan kepada anak-anak mereka teladan yang ingin
mereka tiru. Mereka harus menunjukkan satu sama lain rasa hormat yang lembut dalam perkataan,
penampilan, dan tindakan. Mereka harus menyatakan bahwa Roh Kudus mengendalikan mereka, dengan
menunjukkan kepada anak-anak tabiat Yesus Kristus. Kekuatan peniruan itu kuat dimasa kanak-kanak dan
remaja, ketika kemampuan ini paling aktif, sebuah pola yang sempurna harus ditetapkan di hadapan yang
muda. Anak-anak harus memiliki kepercayaan pada orang tua mereka, dengan demikian mengambil pelajaran
yang akan mereka tanamkan.”- Child Guidance, p.215.

Jalan pendidikan pertama dan paling diserap adalah Pemodelan, yang memberikan pengajaran tidak langsung
saat anak melihat dan mengamati anda. Jalan kedua adalah Pendidikan langsung yang diberikan melalui
ajaran sehari-hari berdasarkan kehidupan sehari-hari. Jalan ketiga adalah melayani bersama dengan anak
merupakan sebuah kesempatan pengalaman untuk pendidikan. Pandangan dunia mengacu pada bagaimana
kita melihat hidup kita: asumsi kita tentang dunia dan jawaban kita atas pertanyaan terdalam dalam hidup.
Siapakah saya? Kenapa saya disini? Dari mana saya berasal? Saya mau kemana? Apa yang nyata? Apa yang
benar dan salah? Siapakah Tuhan? Sebagai orang Kristen, kita berusaha untuk memiliki pandangan dunia yang
alkitabiah. Untuk membuat keputusa n yang positif dan sehat, seorang anak membutuhkan pandangan dunia
alkitabiah yang positif dan sehat.

YESUS SEBAGAI TELADAN

Pemodelan
Matius 5:16 : “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di Sorga.” Terang yang kita pancarkan untuk anak-anak
kita akan mengarahkan mereka ke Sumber segala terang, artinya tindakan yang kita pilih berpotensi
mengajarkan mereka tentang Tuhan. Jika anda tidak percaya pada iman anda, anak-anakmu juga tidak akan
percaya. Orang beriman adalah orang yang mentransfer kepercayaan kepada generasi berikutnya. Orang
Kristen yang imannya lemah akan membesarkan anak-anak yang lemah imannya juga. Oleh karena itu, orang
tua perlu menunjukkan nilai-nilai Ketuhanan dalam kehidupan mereka sendiri, jika tidak, pelajaran yang akan
mereka ajarkan hanyalah kata-kata kosong. Ketika Yesus melayani di bumi, perkataan-Nya selalu didukung oleh
perilaku-Nya: bagaimana Dia terlibat dengan orang lain, bagaimana Dia bereaksi terhadap keadaan, dan
bagaimana Dia menjalani hidup-Nya. Dengan mengamati perilaku orang tua, maka anak belajar apa yang benar
dan apa yang salah.
Rasul Paulus menulis kepada Timotius : “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda.
Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam
kesetiaanmu dan dalam kesucianmu ” (1 Tim 4:12). Ada 5 aspek kunci dari keteladanan yang disinggung Paulus
dalam ayat ini, dan meskipun dia berbicara kepada orang muda, namun prinsip-prinsip keteladanan ini penting
bagi orang tua, kakek nenek, dan pengasuh dari anak untuk diperlihatkan kepada anak-anak mereka.
Efesus 4:29 : “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk
membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” Saat anda
berkomunikasi dengan orang lain, lakukanlah dengan penuh kasih. Anak-anak akan melihat dan belajar bahwa
ini adalah cara seperti Kristus saat berhubungan dengan orang lain. 1 Korintus 10:31 : “... Jika engkau makan,
atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk
kemuliaan Allah.” Pertahankan Tuhan dan kerajaan-Nya di garis depan pikiran anda saat menjalani hari-harimu.
Bagaimana anak-anakmu melihat engkau berperilaku akan membimbing mereka dalam perilaku mereka
sendiri dan mengajari mereka apa yang pantas bagi seorang pengikut Kristus.

Kasih: “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu
saling mengasihi” (Yoh 13:35). Kasih harus menjadi dasar untuk semua yang anda lakukan dan katakan.
Kasihilah orang lain dengan baik dan anakmu akan melakukan hal yang sama.
Iman: “Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah” (1 Kor 2:5).
Taruh kepercayaanmu pada Bapa surgawi. Ketika masa-masa sulit, berpalinglah kepada Tuhan dan tunjukkan
imanmu kepada anakmu. Jika anda menaruh kepercayaan kepada Tuhan, anak-anak akan belajar bahwa Dia
dapat dipercaya, dan segera putra atau putri anda akan menjadikan kepercayaan mereka pada Tuhan sebagai
reaksi alami mereka juga.
Kesucian: “Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.”
(Ams 16:2). Tetap selaras dengan niat hati anda. Berbakti sepenuhnya kepada Tuhan dan biarkan Dia
membersihkanmu dari kecenderungan berdosa anda. Saat Tuhan bekerja di dalam dirimu, Dia akan
memurnikan anda dan memberi anakmu gambaran yang lebih baik tentang kehidupan yang ingin Dia berikan
kepada kita.
Anak-anak selalu memperhatikan, mendengarkan, mengamati semua yang orang tua katakan dan lakukan.
Orang tua yang memberi mereka isyarat tentang apa yang benar dan salah. Pastikan untuk berdoa dan meminta
Tuhan untuk bekerja dalam hidupmu sendiri sehingga saat engkau ditarik lebih dekat kepada-Nya, anakmu juga
dapat ditarik lebih dekat kepada-Nya.

Pengajaran
2 Timotius 1:5: “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di
dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.” Melalui ajaran
Lois dan Eunike yang setia, pengkhotbah muda Timotius dibesarkan untuk mengajar banyak orang tentang
Allah.
Bagaimana mungkin orang tua menghabiskan seluruh waktu mereka untuk mengajar anak-anak mereka?
Ketika kita mulai melihat melalui kacamata pengajaran sehari-hari, kita dapat mulai melihat pelajaran tentang
Tuhan di sepanjang pengalaman kita sehari-hari. Tentu saja, Kitab Suci dapat digunakan untuk mengajar anak-
anak kita. Kita dapat menunjukkan bagaimana Tuhan hadir dan terlibat dengan dunia saat ini. Alam juga bisa
menjadi cara yang signifikan untuk mengajar anak-anak tentang Tuhan. Mazmur diisi dengan contoh cara
menghubungkan ciptaan dengan Sang Pencipta. “Betapa banyak perbuatan-Mu ya Tuhan, sekaliannya
Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya,
disitu bergerak, tidak terbilang banyakya, binatang-binatang yang kecil dan besar” (Maz 104:24-25). Dengan
Alkitab di hati anak-anak, kita dapat membimbing dan mengajarkan mereka untuk menafsirkan dan memahami
apa pun yang mungkin mereka temui dalam hidup dengan relevansi dan kepraktisan.

Pelayanan
Melayani Seperti Roh Kudus Memimpin.
Banyak yang telah menemukan banyak manfaat untuk terlibat dalam pelayanan. itu adalah kegiatan yang sehat
untuk belajar dan bertumbuh. Meluangkan waktu untuk melibatkan seluruh anggota keluarga dalam pelayanan
dapat menjadi pengalaman yang kuat dan membentuk pertumbuhan kerohani anak-anak anda.
Ny. E.G White menulis :“Ibadah yang sejati terdiri dari bekerja sama dengan Kristus. Doa, nasihat, dan
pembicaraan adalah buah-buah murahan, yang sering diikatkan; tetapi buah yang diwujudkan dalam perbuatan
baik, dalam merawat yang membutuhkan, anak yatim, dan janda, adalah buah asli dan tumbuh secara alami di
pohon yang baik.” – Christian Service, p.96.
Nilai dan pelajaran yang diajarkan di rumah paling baik direkatkan melalui tindakan. Selain itu, kita sebagai
orang Kristen dipanggil untuk melayani melalui arahan Roh Kudus.
Galatia 5:13 mengatakan, “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk mereka. Tetapi janganlah
kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah
seorang akan yang lain oleh kasih.”
Roma 12:11 “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”
Mengingatkan kita bahwa pelayanan kepada Allah ini harus dilakukan dengan semangat dan semangat. Sikap
melayani ini harus diwariskan kepada anak-anak kita, terutama karena hal itu mengajarkan mereka tentang
Tuhan yang kita layani.

Ny. E.G White menulis, “Anak-anak harus dididik sedemikian rupa sehingga mereka akan bersimpati dengan
yang lanjut usia dan yang menderita dan akan berusaha meringankan penderitaan orang miskin. Mereka
seharusnya diajarkan untuk tekun dalam pekerjaan misionaris; dan sejak tahun-tahun awal mereka,
penyangkalan diri dan pengorbanan demi kebaikan orang lain dan kemajuan pekerjaan Kristus harus
ditanamkan, agar mereka dapat menjadi pekerja-pekerja Allah.” Testimonies, Vol.6, p.429

Anak-anak berkembang dalam pelayanan ketika diberi kesempatan yang tepat untuk mempraktekkan nilai-nilai
Kristiani yang telah mereka pelajari. Hal ini tidak hanya memberi putra atau putri anda kesempatan untuk
bertumbuh dalam iman mereka, tetapi juga dapat membantu orang lain dalam iman mereka. Biarkanlah anak-
anak anda menikmati pengalaman melayani bersamamu. Itu akan sangat mengembangkan mereka dalam
hubungan dan perjalanan kehidupan mereka dengan Tuhan.

PENGARUH PEMODELAN, PENGAJARAN, DAN PELAYANAN


Ny. E.G White menulis, “Anda harus mengajar, memperingatkan, dan menasihati, selalu mengingat bahwa
penampilan, perkataan, dan tindakan anda memiliki pengaruh langsung terhadap masa depan orang-orang
terkasih anda. Pekerjaanmu tidak dilakukan untuk melukis suatu bentuk keindahan di atas kanvas atau
memahatnya dari pualam, tetapi untuk memberi kesan pada jiwa manusia akan Citra Allah.” – Child Guidance,
p.218.12.
Adalah keinginan dan perintah Tuhan agar para ibu dan ayah mendidik anak-anak mereka untuk mengikuti
Kristus. Segala sesuatu yang dilakukan, setiap kata dan tindakan yang diambil harus berpusat pada Kristus,
menunjukkan pandangan dunia yang alkitabiah kepada pikiran muda.
Kejadian 18:19 : “Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada
keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan
keadilan, dan supaya Tuhan memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya.”

Inilah yang dipanggil untuk dilakukan oleh orang tua yaitu menumbuhkan dan mengajar anak-anak mereka di
jalan Tuhan. Contoh terbaik yang dapat kami temukan tentang orang tua yang meninggalkan warisan iman
adalah contoh dari seorang wanita bernama Susanna Wesley. Banyak orang mengenal John dan Charles Wesley,
dua tokoh terkemuka dalam agama Kristen yang dikenal membuat musik, berkhotbah, dan mendirikan
Metodisme. Namun tidak banyak yang tahu tentang ibu mereka, Susanna. Susanna melahirkan 19 anak, meski
hanya sepuluh yang selamat. Dia merawat anak-anaknya dengan sangat serius dan mengabdikan dirinya untuk
pendidikan dan pendewasaan mereka. Sementara suaminya, Samuel juga sering pergi dari rumah berkhotbah
atau menghabiskan waktu di penjara karena hutang yang belum dibayar, Susanna adalah orang yang
membesarkan anak-anak mereka untuk mengikuti Kristus. Dia memberi semua anaknya, baik laki-laki maupun
perempuan, pendidikan yang ketat. Semua anaknya tahu cara membaca pada usia 5 tahun, dan semuanya
diajari bahasa Latin dan Yunani. Namun, yang paling mengesankan adalah bagaimana Susanna memasukkan
spiritualitas ke dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari. Dia menyisihkan dua jam setiap hari untuk waktu
pribadinya berhubungan dengan Tuhan, sehingga anak-anaknya tumbuh dengan melihat betapa pentingnya
hubungan dengan Tuhan. Ketika gereja lokal tampak sekarat, Susanna mengundang orang-orang untuk datang
ke rumah mereka di mana dia memimpin ibadah keluarga. Ini menghasilkan lebih banyak orang yang
menghadiri pertemuannya daripada gereja! Anak-anaknya ikut serta dalam ibadah bersama ibunya. Bagi
mereka, itu hanyalah cara hidup dalam keluarga. Sebelum tidur setiap malam, Susanna akan menghabiskan satu
jam dengan seorang anak, perempuan atau laki-laki yang berbeda setiap malam. Melalui teladan, pelayanan,
pengajaran, dan kasihnya, Susanna Wesley membesarkan anak-anaknya untuk menjadi kuat dalam iman
mereka. Dampak yang dia timbulkan pada mereka saat anak-anak terus berkembang di dalam diri mereka saat
mereka tumbuh menjadi dewasa. Dampak ini bahkan meluas kepada Kekristenan yang lebih besar pada
umumnya melalui kontribusi putranya Charles dan John Wesley khususnya. Pengaruh yang dimiliki orang tua
terhadap anak-anak mereka tidak dapat dipercaya.
Dengan memulai pada lintasan yang mengarah ke Yesus, orang tua mengatur anak-anak mereka untuk
mempertahankan pandangan dunia Alkitabiah dan hubungan dekat dengan Juruselamat mereka selama sisa
hidup mereka.

Inilah artinya meninggalkan “Warisan Iman”. Baik Susanna Wesley, Eunike (ibu Timotius) dan Lois (nenek
Timotius), dan Paulus adalah contoh nyata dari jenis warisan yang dapat diciptakan ketika kita membentuk
pandangan dunia anak-anak kita. Keputusan yang kita buat dalam membantu membentuk pandangan dunia
mereka dapat berdampak abadi. Semoga warisan yang kita tinggalkan menjadi salah satu yang mengarahkan
anak-anak kita dan bahkan orang lain kepada Kristus lama setelah kita pergi.

UNTUK DIRENUNGKAN
Pokok Pikiran :
1. Cara membentuk pandangan dunia anak dalam pendidikan keluarga yaitu melalui Teladan, Pengajaran
dan Pelayanan
2. Jadikanlah Yesus sebagai teladan kasih, iman dan kesucian dalam pengajaranmu kepada anak-anak
3. Luangkanlah waktu untuk melibatkan anak-anak dalam pelayanan yang dapat menjadi pengalaman
iman mereka kepada Tuhan.
Hari ke-8
Sabat, 18 Maret 2023

IBADAH KELUARGA : SEBUAH PAGAR PELINDUNG


Ditulis oleh : John B. Youngberg

Ayat : “Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini kepada siapa
kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah
orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan.”
Yosua 24:15

PERLINDUNGAN DARI BAHAYA FISIK


Dalam kitab Ayub Pasal 1, sebuah adegan digambarkan di surga di mana Setan, yang menganggap dirinya
sebagai penguasa Planet Bumi yang berdosa, mengeluh kepada Tuhan tentang Ayub, orang benar. Dia berkata,
“Bukankah Engkau membuat pagar sekelilingnya, dan rumahnya, serta segala yang dimilikinya? Setan
mengakui bahwa Tuhan melindungi Ayub dari rencana jahatnya untuk menyakiti Ayub.
Bukankah itu yang diinginkan keluarga modern? Pagar pelindung disekitar keluarga mereka? Dalam Buku
Membina Anak, hal. 520 Ellen G. White berkata, “Para ayah dan ibu, bagaimanapun mendesaknya urusan anda,
jangan gagal untuk mengumpulkan keluarga anda di sekitar mezbah Allah. Mintalah perwalian malaikat suci di
rumahmu.”

Ilustrasi :
Di tepi sungai berbatu setinggi 500 kaki, Sandy melewatinya bagaikan kereta luncur melalui Lereng Sungai
Tuolumne yang dipoles gletser licin seperti es. Sekarang deru air terjun Le Conte bergemuruh memekakan
telinganya. Bagaimana dia bisa menghentikan perjalanan gaya Evel-Knievel sebelum terjun ke tepi air terjun
setinggi 200 kaki di depannya? Satu-satunya benda yang terdapat di sungai itu untuk dipegang adalah ganggang
hijau, yang menempel di bebatuan berlendir.

Pagi itu keluarga berkumpul di sekitar api unggun sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke dataran tinggi
Taman Nasional Yosemite. Paduan suara yang terdiri dari ayah, ibu, dan 6 anak bernyanyi: “Bapa, kami
berterima kasih kepada-Mu untuk malam ini; untuk cahaya pagi yang menyenangkan, untuk istirahat dan
makanan, untuk perhatian penuh kasih. Dan semua itu membuat hari begitu cerah. Tolong kami untuk melakukan
hal-hal yang seharusnya kami lakukan, untuk menjadi baik bagi orang lain dalam semua yang kami lakukan, di
tempat kerja atau bermain; Untuk mencintai-Mu lebih baik dari hari ke hari.” Saat nada terakhir menghilang ke
dalam hutan, sang ayah berdoa kepada Tuhan untuk menyerahkan keluarganya ke tangan malaikat pengasih
hari itu. Kemudian mereka mulai menyusuri jalan setapak di samping hamparan air terjun setinggi dua 2000
kaki, ransel mereka penuh dengan perbekalan dua belas hari.
Saat mereka tiba ditempat dimana mereka akan berkemah, Sandy yang berusia 14 tahun langsung melepaskan
ranselnya, berganti pakaian renang, dan pergi ke sungai untuk meluncur di air yang bergerak cepat. Pada
awalnya, dia memekik kegirangan saat dia menyelinap. Dia berencana untuk pergi hanya sedikit di bagian yang
dangkal. Namun, dasar sungai lebih landai dari yang dia kira, tiba-tiba membawanya ke arus. Semakin cepat dan
melewati bebatuan besar di tepi sungai yang mengalir deras. Kalau saja ada sesuatu yang bisa dia pegang,
dahan, semak atau pohon. Atau, jika dia bisa mengangkangi batu. "Yesus, bantu aku!" dia menangis. Meskipun
Sandy berusaha mati-matian, dia tidak dapat menghentikan kejatuhannya. Ketakutan mencengkeram hatinya
saat arus menyeretnya ke bentangan terakhir menuju air terjun.
Charlene yang berusia 17 tahun, mendaki jalan setapak, tiba di air terjun tepat pada waktunya untuk melihat air
yang deras mendorong Sandy ke tepi jurang. Dia melihat saudara perempuannya memasuki air terjun yang
lebih kecil yang mengalir ke air terjun yang lebih besar, dari mana air jatuh ratusan kaki ke bebatuan bergerigi
di bawahnya. Dalam sepersekian detik, air terjun yang menderu akan menelan mangsanya. Dan kemudian
Charlene melihat keajaiban itu! Tepat di depan matanya, sebuah tangan tak terlihat mendorong Sandy kembali
ke air terjun melawan arus di mana dia berpegangan pada batu, mengangkang dengan kakinya. Dalam keadaan
linglung yang ketakutan, Sandy mengangkat dirinya ke atas batu dan kemudian tersandung ke sebuah batu
datar besar dimana dia pingsan. Sambil berteriak, Charlene berlari ke jalan untuk menjemput ayahnya. Mereka
segera menuruni medan berbatu, dia melihat putrinya terbaring tak bergerak di atas batu besar dan tidak dapat
berbicara. Kemudian ayah mulai terisak. Setelah menghiburnya, dokter memeriksa Sandi dan menemukan
bahwa dia tidak memiliki goresan atau memar pada tubuhnya.
Dengan penuh syukur keluarga berterima kasih kepada Tuhan atas perlindungan-Nya dalam ibadah malam itu.
Tidak ada yang meragukan bahwa para malaikat turun tangan untuk menyelamatkan Sandy dari kemungkinan
kematian hari itu. Tuhan telah menggenapi janji-Nya: “Sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya
kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya
kakimu jangan terantuk kepada batu” (Mazmur 91:11,12).

PERLINDUNGAN TERHADAP KOMPROMI SPIRITUAL


Ayub seorang yang benar dihadapan Tuhan. “Ayub bangun pagi-pagi dan mempersembahkan korban bakaran
untuk setiap anaknya” (Ayub 1:5).
Ellen G. White memberikan nasihat : “Di pagi hari, pikiran pertama orang Kristen harus tertuju pada Tuhan.
Pekerjaan duniawi dan kepentingan pribadi harus menjadi nomor dua. Anak-anak seharusnya diajarkan untuk
menghormati jam doa. . . Adalah tugas orang tua Kristen, pagi dan malam dengan doa yang sungguh-sungguh dan
iman yang teguh, untuk membuat pagar bagi anak-anak mereka. Mereka harus dengan sabar mengajar anak-
anak itu—dengan ramah dan tak kenal lelah mengajar mereka bagaimana hidup untuk menyenangkan Allah”. -
Child Guidance hal. 512.

Abraham adalah pembangun mezbah. Ketika dia tiba di tanah Kanaan : “Ketika itu Tuhan menampakkan diri
kepada Abram dan berfirman : Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu. Maka didirikannya disitu
mezbah bagi Tuhan yang telah menampakkan diri kepadanya.” (Kej 12:7). Kemudian dia pindah ke Betel dan di
sana “Dia mendirikan mezbah bagi Tuhan dan memanggil nama Tuhan” (ayat 8). Karena kelaparan di negeri itu,
Abram pergi ke Mesir. Kemudian dia kembali lagi ke Kanaan dekat Betel, “ke tempat mezbah yang dibuatnya
dahulu. Di sanalah Abram memanggil nama Tuhan” (Kej 13:4). Abram percaya kepada Allah dan menyembah
Dia, dan “Ia memperhitungkannya sebagai kebenaran” (Kej 15:6). Belakangan Allah mengubah nama Abram
menjadi Abraham (Kej 17:5). Dan dalam Kejadian 18:18-19 Tuhan berfirman, “Bukankah sesungguhnya
Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan
mendapat berkat? Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepda
keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan
keadilan, dan supaya Tuhan memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya.”

Saat Bangsa Israel siap memasuki Tanah Perjanjian, Musa berkata kepada mereka, “Dengarlah, hai orang Israel:
Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap
jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau
perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu, dan membicarakannya
apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabilan engkau berbaring dan
apabila engkau bangun” (Ulangan 6:4-7). Fokus untuk menyembah Allah dan mengajarkan jalan-jalan-Nya akan
mencegah mereka menjadi penyembah berhala seperti bangsa-bangsa di sekitar mereka.

Bayangkan itu adalah hari terakhir di Planet Bumi. Raja akan datang! Pekabaran Tiga Malaikat sudah terdengar
dari timur ke barat, dari kutub ke kutub. Seluruh dunia telah mendengar suara nyaring dari “INJIL KEKAL.” Ya,
itu adalah pesan “SEMBAHLAH DIA [Sang Pencipta] yang menjadikan langit dan bumi” (Wahyu 14:7). Itu adalah
pesan yang sama yang Elia bagikan ketika dia membangun kembali mezbah yang rusak di Gunung Karmel, dan
kemudian berdoa agar Tuhan mengubah hati orang-orang (I Raja-raja 18). Ini adalah pesan yang sama yang
dikhotbahkan oleh Yohanes Pembaptis di tepi sungai Yordan, “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus
dosa dunia” (Yoh 1:29). Inilah pesan dari Elia zaman terakhir : “Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia
kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa
(dan ibu) berbalik kepada anak-anak, dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya (dan ibu), supaya jangan Aku
datang memukul bumi sehingga musnah” (Maleakhi 4:5-6).

Dan sekarang pertanyaan yang sungguh-sungguh kepada para orang tua terdengar : “… Di manakah kawanan
ternak yang diberikan kepadamu, kambing domba yang menjadi kemuliaanmu?” (Yer 13:20).
Melihat ke sekeliling mereka, keluarga-keluarga mengumpulkan orang-orang yang mereka kasihi dalam sebuah
lingkaran, dan dengan hati yang bersyukur dan rendah hati, mereka menjawab, “Inilah saya dan anak-anak yang
telah Tuhan berikan kepada saya!” (Yes 8:18). Hari yang mulia!

Bisakah kita mengklaim janji-janji berikut?


“Dapatkah direbut kembali jarahan dari pahlawan atau dapatkah lolos tawanan orang gagah? Sungguh,
beginilah firman Tuhan: Tawanan pahlawan pun dapat direbut kembali, dan jarahan orang gagah dapat lolos,
sebab Aku sendiri akan melawan orang yang melawan engkau dan Aku sendiri akan menyelamatkan anak-
anakmu” (Yes 49:24-25). “Semua anakmu akan menjadi murid Tuhan; dan besarlah kesejahteraan mereka”
(Yes 54:13). Bagaimana kita dapat membuat ini menjadi kenyataan bagi keluarga kita hari ini?

BAGAIMANA ANDA TAHU JIKA IBADAH ANDA DITERIMA TUHAN?


Ada yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk pemuja. Kita semua menyembah sesuatu atau seseorang.
Jadi kami bertanya, apa atau siapa yang paling mendapat perhatian dalam hidup Anda? Itulah siapa atau apa
yang anda sembah. Wahyu 17:17 : “Sebab Allah telah menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya
dengan seia sekata dan untuk memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu, sampai segala firman
Allah telah digenapi.” ini berarti bahwa setiap orang akan memilih siapa yang mereka sembah, dan beberapa
memilih penyembahan palsu, mengabaikan Tuhan Pencipta demi dorongan duniawi yang bertentangan dengan
nasihat firman Tuhan tentang ibadah yang benar, dan memaksa setiap orang untuk menyembah suatu allah
palsu.

Di sisi lain, beberapa orang memusatkan penyembahan mereka pada satu-satunya Allah yang benar dan Yesus
Kristus yang menciptakan manusia. Dia menciptakan kita untuk menyembah Dia saja. Dalam Yesaya 44:6
“Beginilah firman Tuhan, Raja dan Penebus Israel, Tuhan semesta alam; Akulah yang terdahulu dan Akulah yang
terkemudian; tidak ada Allah selain daripada-Ku.”
Sangat penting bagi kita untuk membuat pilihan yang tepat. Alkitab berkata, Filipi 2:5 : “Hendaklah kamu dalam
hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.”
1 Korintus 2:16 : “Sebab siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia? Tetapi
kami memiliki pikiran Kristus”
Yesaya 26:3 : “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.”

Kita masing-masing harus memutuskan, secara individu, apakah kita memilih pikiran pria, wanita, dan anak-
anak, atau jika kita memilih pikiran Kristus. Saat anak-anak Israel memasuki Tanah Perjanjian, Yosua berkata
kepada mereka : “Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini
kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat,
atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah
kepada Tuhan.”

Di rumah Kristen, ibadah keluarga mengajarkan anak-anak tentang Allah dan rencana-Nya bagi hidup mereka.
Menyampaikan pengetahuan tentang Alkitab dalam kehidupan kita. Memberi anak-anak kesempatan untuk
menerima rencana Keselamatan di awal kehidupan mereka dan berkomitmen untuk melayani Allah dengan
cara yang bermakna. Ketika ibadah keluarga menyenangkan, dan berpusat pada Kristus, semua terlibat dalam
kegiatan yang sesuai dengan usia, maka ikatan antara anggota keluarga semakin diperkuat.

BAGAIMANA IBADAH KELUARGA ANDA?


Apakah anda ingin menjadikan ibadah keluarga sebagai pengalaman yang rutin dan dinamis di rumahmu?
Apakah anda ingin menawarkan kepada anggota keluargamu Manna rohani yang segar setiap hari dari
hubungan yang bertumbuh dengan Tuhan? Mungkinkah saat-saat penyegaran rohani ini berkualitas bagi semua
anggota keluarga?

Ketika John Elick dan istrinya pergi ke hutan Amazon bagian atas Peru merintis di antara suku-suku asli,
mereka memiliki burung beo sebagai hewan peliharaan. Burung beo mendengar mereka menyanyikan sebuah
lagu saat mereka merayakan ibadah setiap hari. Setelah beberapa hari, ketika hampir waktunya untuk ibadah
keluarga, burung beo mulai menyanyikan lagu ibadah mereka meskipun belum ada yang datang, karena dia
tahu itu adalah waktu ibadah. Ya, ibadah keluarga harus menjadi kebiasaan rutin dua kali sehari, jika
memungkinkan, meskipun salah satu anggota atau lebih tidak dapat hadir. Ajaklah anak-anak berpartisipasi
dalam ibadah keluarga.

APA YANG MEMBUAT IBADAH KELUARGA EFEKTIF?


Dr. Edgel Phillips, sewaktu menjadi mahasiswa di Universitas Andrews, melakukan penelitian tentang tujuan
dan metode ibadah keluarga di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Ia menemukan bahwa cara yang paling
ampuh untuk mendekatkan keluarga kepada Tuhan dan sesama adalah aspek relasional yang merupakan
bagian alami dari suasana ibadah keluarga.

Interaksi pribadi:
Saling menyapa dan menyambut
Berbagi pengalaman hari itu
Mendiskusikan masalah hari ini
Mengungkapkan terima kasih atas hal-hal baik yang telah terjadi
Meminta pengampunan atas kesalahan yang dilakukan satu sama lain
Berbicara tentang arti Tuhan bagi setiap anggota keluarga
Mengutip janji-janji Alkitab

Penegasan Pribadi:
Rasa memiliki dan penerimaan
Perasaan cinta dan kesejahteraan

Berdoa Bersama:
Berdoa Pagi dan Petang
Mengundang Roh Kudus ke dalam kehidupan setiap orang
Berbagi permintaan/permohonan doa
Bergantian berdoa di sekitar lingkaran.

Doa yang efektif mencakup dua aspek penting yaitu :


1. Kita berbicara kepada Tuhan. Kami berbagi terima kasih, pemujaan kami, kebutuhan kami, dan
permintaan kami. Kami berdoa untuk anak-anak kami, untuk mereka yang berperang melawan musuh,
dan untuk kebutuhan sehari-hari kami.
2. Tuhan berbicara kepada kita. Doa adalah komunikasi 2 arah. Kita tidak hanya berbicara kepada Tuhan
tetapi kita sering lupa mendengarkan suara-Nya berbicara kepada kita. Ya, dalam doa, kita
mendengarkan Tuhan saat kita menyelidiki dan mempelajari Firman Tuhan, Alkitab. Tuhan juga dapat
berbicara kepada kita dalam keheningan melalui kesan Roh Kudus, tetapi kita mungkin tidak selalu
meluangkan waktu untuk mendengarkan suara-Nya.

APA HASIL IBADAH KELUARGA YANG EFEKTIF?


Kesatuan keluarga adalah salah satu hasil ibadah keluarga yang konsisten. Pepatah mengatakan, "Keluarga
yang berdoa bersama, tetap bersama." Semakin dekat anggota keluarga datang kepada Yesus, semakin
bersatu mereka satu sama lain. Manfaat lain adalah komunitas gereja akan lebih kuat, hasil dari keluarga yang
berkomitmen kuat untuk kemuliaan Allah. Ellen G. White menyatakan, “Pemulihan dan peningkatan
kemanusiaan dimulai di rumah” (Ministry of Healing, hal. 349).

Seperti yang telah kita bicarakan tentang berbagai aspek ibadah keluarga, anda mungkin mengatakan bahwa
kita telah mengumpulkan batu-batu yang pecah agar kita dapat membangun kembali mezbah di rumah kita. Itu
penting, namun mari kita kembali ke poin terpenting. Kunci keberhasilan ibadah keluarga adalah
menjadikannya berpusat pada Kristus. Pengorbanan Tak Berdosa, yang melambangkan Anak Domba Allah, ada
di Mezbah. Dia menebus kita untuk diri-Nya sendiri, menanggung dosa kita dan mempersiapkan kita masuk
kerajaan-Nya yang mulia. Oh, betapa Yesus sangat mengasihi kita masing-masing! Betapa besar sukacita dan
harapan yang kita miliki karena pengorbanan-Nya yang besar! Yesus akan mengumpulkan bersama, seluruh
keluarga akan bertemu di hari yang mulia di Surga (Efesus 3:15). Perhatikan, “seluruh keluarga” kita yang telah
terpisah selama 6.000 tahun akan dipersatukan di sana. Kemudian setiap lutut akan bertelut dan setiap lidah
akan mengaku bahwa Dia adalah Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuan! (Yesaya 45:23 dan Filipi
9-11). Tuhan Raja semesta alam memberkati seluruh keluarga untuk tetap setia sampai hari Maranatha.
AMIN

Anda mungkin juga menyukai