Anda di halaman 1dari 87

DOKUMEN 1 KURIKULUM

SMK MA’ARIF NU 01 JATIBARANG


KABUPATEN BREBES TAHUN
PELAJARAN 2023/2024

BIDANG STUDI KEAHLIAN


: TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI KEAHLIAN


: TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA

KOMPETENSI KEAHLIAN
: TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NU


Jalan Raya Jatibarang-Brebes KM.1 Kode Pos 52261
E_mail : Email: smknumaarif01@gmail.com
SURAT PENETAPAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Aly Murtadlo,S.Pd,I.M.M

NIP :-

Jabatan : Plt. Kepala Sekolah

Unit kerja : SMK MAARIF NU 01 JATIBARANG

Menetapkan dokumen kurikulum SMK MAARIF NU 01 JATIBARANG


dinyatakan berlaku untuk tahun pelajaran 2022/2023. Demikian penetapan KTSP
ini dibuat untuk dapat digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kurikulum di
SMK MAARIF NU 01 JATIBARANG.

Brebes, 12 Juni 2023

Yang Menetapkan, Plt.Kepala Sekola

Komite Sekolah,

Aly Murtadlo,S.Pd.I.M.M
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T. Kurikulum 2013 secara terbatas mulai
dilaksanakan di SMK MA’ARIF NU 01 Jatibarang secara selektif. Kurikulum 2013 merupakan
pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan-tantangan
internal dan eksternal.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan Pemerintah
Negara Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan
upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat (3) memerintahkan agar. Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Perwujudan dari amanat Undang
Undang.

Dasar 1945 yaitu dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, yang merupakan produk undang-undang pendidikan pertama pada

awal

abad ke-21. Undang-undang ini menjadi dasar hokum untuk membangun pendidikan nasional
dengan menerapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, dan otonomi pendidikan yang

menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, undang-undang tentang sistem pendidikan


nasional telah mengalami beberapa kali perubahan. Pendidikan nasional, sebagai salah satu
sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi
terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Makna manusia
yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus berfungsi secara
optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan karakter.
Titik tekan pengembangan kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata
kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran dan
penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan
apa yang dihasilkan. Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran
lokal, nasional, regional dan Global di masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu
melahirkan tantangan internal dan eksternal yang dibidang pendidikan. Karena itu,
pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan
tuntutan masyarakat Indonesia masa depan.

Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama,
standar kompetensi lulusann diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari
standar kompetensi lulusann melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua
mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima,
semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi
lulusann, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini
menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.

Penghargaan dan ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan, Tim Nara Sumber, Tim Pengarah, Tim Internal Kemdikbud, Tim Inti, Tim Teknis,
dan Tim Pengembanagan yang telah meluangkan waktu untuk menulis dan memberikan
kontribusi pemikiran yang komprehensif dalam mewujudkan Dokumen Kurikulum 2013 ini.
Penghargaan yang sama juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan
masukan baik secara tertulis, melalui media elektronik dan cetak, maupun secara lisan guna
penyempurnaan Kurikulum 2013. Semoga bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENETAPAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

KATA PENGANTAR iv

HALAMAN DAFTAR ISI vi


DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Dasar Hukum 4

C. Tujuan Penyusunan KTSP 6

BAB II. Visi, Misi, dan Tujuan 8

A. Standar Kompetensi Lulusan 8

B. Visi Sekolah 12

C. Misi Sekolah 12

D. Tujuan Sekolah 12

E. Tujuan Kompetensi Keahlian 13

F. Deskripsi KKNI 13

G. Profil Lulusan 13

BAB III. KOMPONEN DAN PENYUSUNAN KTSP SMK 15

A. Struktur Kurikulum
1. Struktur Kurikulum 15

2. Kompetensi Inti dan KD 15

3. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu 16

B. Muatan Lokal

1. Muatan Lokal 17

C. Pengembangan Diri

1. Layanan Bimbingan Konseling 23


2. Pembinaan Minat dan Bakat 27
D. Pengaturan Beban Belajar Siswa dan Beban Kerja Pendidk

1. Pengaturan beban belajar siswa dan beban kerja pendidik 32

E. Penguatan Pendidikan Karakter

1.. Penguatan Pendidikan Karakter 33

F. Literasi Sekolah

1.. Literasi Sekolah 33

G. Gerakan Literasi Sekolah

1. Literasi Sekolah 34
H. Gerakan Sekolah Sehat
1. Gerakan Sekolah Sehat.............................................................................................................. 34

I. Pembelajaran Abad 21
1. Pembelajaran Abad 21

BAB IV. Pengaturan, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Penilaian Pembelajaran


A. Penyelarasan Kurikulum 35

B. Pengaturan Rencana Pembelajaran

1. Pengaturan / pengelolaan silabus 36

2. Pengaturan / pengelolaan RPP 38


C. Pengaturan Pelaksanaan Pembelajaran

1. Pembelajaran di Kelas 38

2. Pembeljaran Praktek 38

3. Pembelajaran pada Pendidikan Sistem Ganda 39

4. Pembelajaran sistem Blok 39


C. Pengaturan Penilaian Pembelajaran

1. Penilaian Oleh Pendidik 40

2. Penilaian oleh satuan pendidikan 40

3. Pengujian Kompetensi Peserta Didik 41

4. Skor Ketuntatasan Minimal 41

5. Ketentuan Remidial dan Pengayaan 41

6. Pengolahan Hasil Penilaian 47

7. Kriteria Kenaikan Kelas 47

8. Kriteria Kelulusan 48

9. Sistem Penjamin Mutu Penilaian 48

BAB V KALENDER PENDIDIKAN

A. KALENDER PENDIDIKAN

1. Kalender Pendidikan 58
DAFTAR LAMPIRAN

1. Instrumen Verivikasi Buku 1


2. Instrumen Verivikasi Buku 1I
3. Instrumen Verivikasi Buku III
4. Lembar Pernyataan keterlibatan Dunia usaha dan dunia industri dalam
sinkronisasi kurikulum
5. Surat pernyataan kepala sekolah dalam pengembangan KTSP
6. Rekomendasi atau surat keterangan Cabang Dinas dalam pengembangan KTSP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Satuan pendidikan adalah garda terdepan penyelenggaraan sistem pendidikan. Agar semua
program yang ada di sekolah berjalan dengan baik,maka harus direncanakan dengan baik pula.
Salah satu dokumen yang harus ada dalam sistem perencanaan sekolah adalah dokumen
kurikulum, yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah
dokumen yang menggambarkan legalitas sebuah proses pembelajaran di satuan pendidikan
karena KTSP harus disahkan dan disetujui oleh pihak-pihak yang berwenang. KTSP adalah
blueprint proses pembelajaran di sebuah satuan pendidikan, yang disebut juga dengan desain
kurikulum di satuan pendidikan. KTSP menggambarkan tujuan satuan pendidikan yang akan
dicapai, apa saja yang harus diajarkan kepada peserta didik dan bagaimana proses serta
pengaturan waktunya, serta bagaimana melakukan penilaian Hasil pembelajaran dan
evaluasinya. Di dalamnya juga diatur bagaimana peserta didik difasilitasi untuk mengembangkan
kepribadian, minat dan bakatnya. Hal Ini memberi gambaran bahwa KTSP adalah dokumen yang
harus dipersiapkan, disusun, dikembangkan, dievaluasi, dan direvisi dengan prosedur yang
benar. Dengan demikian proses pengembangannya menuntut pengetahuan, keterampilan, serta
pengalaman yang cukup dari para pelakunya.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan. KTSP SMK adalah keseluruhan program aktivitas pembelajaran baik
terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi dengan rapi, digunakan sebagai acuan
pelaksanaan pembelajaran di SMK untuk memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna
dan berdampak besar bagi peserta didik dalam bekerja, melanjutkan pendidikan atau
berwirausaha dan diatur oleh sekolah. KTSP SMK merupakan kurikulum implementatif yang
disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan.

Pemberlakuan kurikulum untuk memenuhi dua dimensi kurikulum. Yaitu pertama adalah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Sedangkan
dimensi kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sebagaimana yang
dirumuskan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 1 ayat (19) menyebutkan bahwa pengertian Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan,isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Tujuan
tertentu ini meliputi tujuan Pendidikan Nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah.

Pengembangan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan MA’ARIF NU 01 Jatibarang mengacu


pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidika terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusann, tenaga pendidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar
nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusann (SKL)
merupakan acuan pertama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi


kesempatan peserta didik untuk :

1. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

2. Belajar untuk memahami dan menghayati,

3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain,dan

5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Otonomi dalam pengelolaan pendidikan merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan
kinerja para staf,menawarkan partisipasi langsung kepada kelompok-kelompok terkait, dan
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Otonomi sekolah juga berperan
dalam menampung dengan memberikan otonomi yang lebih besar, disamping menunjukkan
sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga dapat ditujukan sebagai sarana
peningkatan efisiensi,mutu dan pemerataan pendidikan.

Keterlibatan Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah dan Dunia Usaha maupun Dunia Industri
dalam pengambilan keputusan-keputusan sekolah juga mendorong rasa kepemilikan yang lebih
tinggi terhadap sekolahnya yang pada akhirnya mendorong mereka untuk menggunakan sumber
daya yang ada seefesien mungkin untuk mencapai hasil yang bervariasi, keinginan staf yang
berbeda, kondisi lingkungan yang beragam, harapan masyarakat yang menyekolahkan anaknya
pada sekolah agar kelak bisa mandiri, serta tuntutan dunia kerja untuk memperoleh tenaga kerja
yang produktif, potensial dan berkualitas.

PP No. 17 tahun 2010 Pasal 76 menyebutkan Pendidikan menengah kejuruan berfungsi antara
lain membekali peserta didik dengan kemampun ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kecakapan kejuruan para profesi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Adapun Kurikulum SMK MA’ARIF NU 01 Jatibarang berpola pada :

(1) Standar Nasional Pendidikan terdiri atas :

1. Standar isi,

2. Standar proses,

3. Standar kompetensi lulusann,

4. Tenaga kependidikan,

5. Sarana dan prasarana,

6. Pengelolaan

7. Pembiayaan,dan

8. Penilaian pendididkan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.

(2) Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan


pengembangan kurikulum,tenaga pendidikan,sarana dan prasarana,pengelolaan dan
pembiayaan
B. Dasar Hukum

Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat
dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya. Secara pedagogis, kurikulum adalah
rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi
dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya
untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. Secara yuridis, kurikulum
adalah suatu kebijakan public yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis
di bidang pendidikan.
Landasan yuridis kurikulum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah


Daerah

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 87 tahun


2017 tentang penguatan pendidikan karakter

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun


2014 tentang kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah peraturan
menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 62 tahun 2014 tentang kegiatan
ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah

6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun


2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79
tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 4 Tahun 2018 tentang penilaian


hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20


tahun 2018 tentang penguatan pendidikan karakter di SMK

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 tahun
2018 tentang Standar nasional pendidikan sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah
kejuruan;

11. Peraturan daerah jawa tengah nomor 9 tahun 2012 tentang bahasa, sastra, dan aksara
jawa;

12. Peraturan gubernur jawa tengah nomor 57 tahun 2013 petunjuk pelaksanaan tentang
peraturan daerah jawa tengah nomor 9 tahun 2012 tentang bahasa, sastra, dan aksara jawa.

13. Peraturan direktur jendral pendidikan dasar dan menengah kementrian pendidikan dan
kebudayaan nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang spektrum keahlian pendidikan menengah
kejuruan;

14. Peraturan direktur jendral pendidikan dasar dan menengah kementrian pendidikan dan
kebudayaan nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang spektrum struktur kurikulum sekolah menngah
kejuruan dan madrasah aliyah kejuruan.
C. Tujuan Penyusunan KTSP

Pedoman Penyusunan KTSP SMK Jawa Tengah disusun dengan maksud dapat digunakan
sebagai panduan bagi SMK dalam menyusun kurikulum implementatif secara lebih baik,
terstruktur, efektif, dan efisien. Tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Merevitalisasi SMK sebagai lembaga pendidikan untuk penyiapan tenaga


kerja tingkat menengah;

2. Meningkatkan komitmen SMK, guru, komite sekolah, dunia kerja, dan Dinas Pendidikan
Provinsi dalam peningkatan kualitas layanan, output, dan outcome pendidikan kejuruan di SMK.

3. Meningkatnya kapasitas kepala sekolah, ketua kompetensi keahlian dan para guru
dalam mengembangkan kurikulum implementatif yang sesuai dengan kebutuhaan sekolah
dan pemangku kepentingan.

4. Menyinkronkan kompetensi-kompetensi yang tertuang dalam standar isi ke dalam silabus


dan menstrukturkan menjadi program pembelajaran kejuruan 3 dan 4 tahun.

5. Tersusunnya kurikulum implementatif di SMK sebagaipedoman


penyelenggaraan pembelajaran di sekolah yang terdokumentasi dengan baik, dipahami oleh
seluruh guru dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam penyelanggaraan pendidikan di SMK
di Jawa Tengah.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta


peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari fungsi dan tujuan
Pendidikan Nasional tersebut Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Dengan demikian untuk mencapai tujuan tersebut perlunya disusun Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan oleh satuan
pendidikan. Penyusunan Kurikulum SMK MA’ARIF NU 01 Jatibarang Bidang Keahlian
Teknologi Informasi dan Komunikasi, Program Keahlian Teknik Komputer dan Informatika,
Paket Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) yang terdiri dari Dokumen I (berisi
sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender
pendidikan), Dokumen II (berisi KI – KD dan Silabus), dan Dokumen III (berisi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran), mempunya tujuan untuk menciptakan lulusan yang :

1. Memiliki kemampuan berkomunikasi.

2. Memiliki kemampuan berpikir kritis dan jernih

3. Memiliki kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan

4. Mampu menjadi warga negara yang bertanggung jawab

5. Memiliki kemampuan mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda

6. Memiliki kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal

7. Memiliki minat luas dalam kehidupan

8. Memiliki kesiapan untuk bekerja

9. Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat / minatnya

10. Memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.


BAB II
Visi, Misi, dan Tujuan

A. Standar Kompetensi Lulusan

Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan 1
(satu) sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanat tersebut diterbitkan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yang menegaskan bahwa Indonesia menganut pendidikan berbasis standar.

Merujuk Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Selanjutnya dalam Pasal 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung-jawab. Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan, yaitu: standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar proses pembelajaran, standar penilaian pendidikan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, dan standar biaya operasi. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional tersebut perlu dirumuskan kualifikasi kemampuan lulusan SMK/MAK
yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan.

Standar kompetensi lulusan SMK/MAK dikembangkan dari tujuan pendidikan


nasional dan profil lulusan dalam rumusan area kompetensi. SMK/MAK
merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang memiliki tujuan
pendidikan kejuruan yaitu menghasilkan tenaga kerja terampil yang memiliki
kemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha/industri, serta
mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan kejuruan di atas diperlukan standar


kompetensi lulusan SMK/MAK yang dijabarkan dari profil lulusan sebagai
berikut:
1. beriman, bertakwa, dan berbudi pekerti luhur;

2. memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan dirinya


secara berkelanjutan;

3. menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seni serta memiliki


keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan;

4. memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya


baik untuk bekerja atau berwirausaha; dan

5. berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia


yang kompetitif menghadapi pasar global.

Penyusunan Area Kompetensi lulusan SMK/MAK didasarkan pada tujuan


pendidikan nasional dengan mempertimbangkan:

1. karakter dan budaya Indonesia yang memiliki keimanan dan ketakwaan


kepada Tuhan Yang Maha Esa serta nilai-nilai Pancasila;

2. pembelajaran dan keterampilan abad 21 (dua puluh satu), seperti berfikir


kritis dan mampu menyelesaikan masalah, kreatif, mampu bekerja sama, dan
berkomunikasi;

3. peningkatan kompetensi lulusan melalui literasi bahasa, matematika,


sains, teknologi, sosial, budaya, dan kemampuan dasar lainnya yang
dibutuhkan dalam menghadapi tantangan masa depan;

4. penyiapan sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan,


keterampilan, dan sikap sebagai tenaga terampil tingkat menengah; dan

5. ketentuan kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) dan standar


kerja yang berlaku baik nasional maupun internasional.
Berdasarkan kriteria tersebut dirumuskan 9 (sembilan) area kompetensi lulusan
SMK/MAK sebagai berikut:

1. keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2. kebangsaan dan cinta tanah air;

3. karakter pribadi dan sosial;

4. literasi;

5. kesehatan jasmani dan rohani;

6. kreativitas;

7. estetika;

8. kemampuan teknis; dan

9. kewirausahaan.

Standar kompetensi lulusan SMK/MAK dirumuskan secara menyeluruh dalam


satu kemampuan utuh dengan mengintegrasikan dimensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan berdasarkan Gradasi Kompetensi pada masing-masing
program pendidikan 3 (tiga) tahun dan 4 (empat) tahun.
Pengintegrasian ini dilakukan sebab ketiga dimensi tersebut bukan merupakan
komponen yang saling terpisahkan melainkan saling melengkapi antara 1
(satu) dengan yang lain. Gradasi Kompetensi diharapkan dapat memberikan
ruang dan kesempatan berkembangnya kompetensi lulusan secara optimal
dengan

A Standar Kompetensi Lulusan SMK/MAK Program Pendidikan 3


(tiga) Tahun
Area
No. Kompetensi Standar Kompetensi Lulusan – 3 (tiga) Tahun

A.1. Keimanan danA.1.1 memiliki pemahaman, penghayatan, dan


Ketakwaan kesadaran dalam mengamalkan ajaran agama
kepada Tuhanyang dianut
Yang Maha Esa A.1.2 memiliki pemahaman, penghayatan, dan
kesadaran dalam berperilaku yang
menggambarkan akhlak mulia
A.1.3 memiliki pemahaman, penghayatan, dan
kesadaran dalam hidup berdasarkan nilai kasih
dan sayang

A.2. Kebangsaan dan A.2.1 meyakini Pancasila sebagai dasar Negara


Cinta Tanah Air Kesatuan Republik Indonesia
A.2.2 memiliki kesadaran sejarah, rasa cinta, rasa
bangga, dan semangat berkorban untuk tanah
air, bangsa, dan negara
A.2.3 menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga
negara yang demokratis dan warga masyarakat
global
A.2.4 bekerjasama dalam keberagaman suku, agama,
ras, antargolongan, jender, dan bahasa dengan
menjunjung hak asasi dan martabat manusia
A.2.5 memiliki pemahaman, penghayatan, dan
kesadaran untuk patuh terhadap hukum dan
norma sosial

Area
No. Kompetensi Standar Kompetensi Lulusan – 3 (tiga) Tahun

A.2.6 memiliki kebiasaan, pemahaman, dan


kesadaran untuk menjaga dan melestarikan
lingkungan alam, kepedulian sosial dalam
konteks pembangunan berkelanjutan

A.3. Karakter Pribadi A.3.1 memiliki kebiasaan, pemahaman, dan


dan Sosial kesadaran untuk bersikap dan berperilaku jujur
A.3.2 memiliki kemandirian dan bertanggungjawab
dalam melaksanakan tugas pekerjaannya
A.3.3 memiliki kemampuan berinteraksi dan bekerja
dalam kelompok secara santun, efektif, dan
produktif dalam melaksanakan tugas
pekerjaannya
A.3.4 memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan
situasi dan lingkungan kerja secara efektif
A.3.5 memiliki rasa ingin tahu untuk mengembangkan
keahliannya secara berkelanjutan
A.3.6 memiliki etos kerja yang baik dalam
menjalankan tugas keahliannya

A.4. Kesehatan A.4.1 memiliki Pemahaman dan kesadaran


Jasmani dan berperilaku hidup bersih dan sehat untuk diri
Rohani dan lingkungan kerja
A.4.2 memiliki kebugaran dan ketahanan jasmani dan
rohani dalam menjalankan tugas keahliannya
A.4.3 menyadari potensi dirinya, tangguh mengatasi
tekanan pekerjaan, dapat bekerja produktif, dan
bermanfaat bagi lingkungan kerja

A.5. Literasi A.5.1 memiliki kemampuan berkomunikasi dengan


menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
keahliannya
A.5.2 memiliki kemampuan menggunakan Bahasa
Inggris dan bahasa asing lainnya untuk
menunjang Pelaksanaaan tugas sesuai
keahliannya
No. Area Kompetensi Standar Kompetensi Lulusan – 3 (tiga) Tahun

A.5.3 memilikipemahaman matematika dalam


melaksanakan tugas sesuai keahliannya
memiliki pemahaman konsep dan prinsip sains dalam melaksanakan tugas s
memilikipemahamankonsepdanprinsip
pengetahuan sosial dalam melaksanakan tugas
sesuai keahliannya
A.5.6 memiliki kemampuan menggunakan teknologi
dalam melaksanakan tugas sesuai keahliannya
A.5.7 memiliki kemampuan mengekspresikan dan
mencipta karya seni budaya lokal dan nasional

A.6. Kreativitas A.6.1 memiliki kemampuan untuk mencari dan


menghasilkan gagasan, cara kerja, layanan, dan
produk karya inovatif sesuai keahliannya
A.6.2 memiliki Kemampuan bekerjasama
menyelesaikan masalah dalam melaksanakan
tugas sesuai keahliannya secara kreatif

A.7. Estetika A.7.1 memiliki Kemampuan mengapresiasi


,
mengkritisi, dan menerapkan aspek estetika
dalam menciptakan layanan dan/atau produk
sesuai keahliannya

A.8. Kemampuan A.8.1 memiliki kemampuan dasar dalam bidang


Teknis keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja
A.8.2 memiliki kemampuan spesifik dalam program
keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja dan menerapkan kemampuannya
sesuai prosedur/kaidah dibawah pengawasan
A.8.3 memiliki pengalaman dalam menerapkan
keahlian spesifik yang relevan dengan dunia
kerja

Area
No. Kompetensi Standar Kompetensi Lulusan – 3 (tiga) Tahun

A.8.4 memiliki kemampuan menjalankan tugas


keahliannya dengan menerapkan prinsip
keselamatan, kesehatan, dan keamanan
lingkungan

A.9. Kewirausahaan A.9.1 memiliki kemampuan mengidentifikasi dan


memanfaatkan Peluang usaha dengan
mendayagunakan pengetahuan dan
keterampilan dalam keahlian tertentu
A.9.2 memiliki kemampuan memperhitungkan
dan

mengambil resiko dalam mengembangkan dan

mengelola usaha

A.9.3 memiliki keinginan kuat dan


kemampuan

mengelola usaha dengan


mendayagunakan
pengetahuan dan keterampilan dalam keahlian tertentu

B Visi

Menjadi Paket Keahlian unggulan dengan mutu prima dalam mempersiapkan lulusan berakhlaq
mulia, profesional dan berjiwa wirausaha di Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
khususnya perbaikan dan perawatan Komputer beserta Jaringan yang mampu bersaing di era
global.

C Misi

a. Menumbuh kembangkan kehidupan beragama dan 5S (Senyum, Salam, Sapa,


Sopan dan Santun)

b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan pengembangan diri secara efektif


dan efisien

c. Memberikan pelayanan prima terhadap pelanggan dengan standar pelayanan


yang dikelola menggunakan sistem manajemen mutu

d. Melengkapi, mengembangkan dan memberdayakan sarana prasarana sesuai


kebutuhan dan perkembangan Iptek

e. Melengkapi, mengembangkan, memberdayakan sarana prasarana dan meningkatkan


profesionalisme pendidik, tenaga kependidikan serta memberdayakan lingkungan sekolah
khususnya Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) sesuai kebutuhan dan perkembangan
Iptek

f. Mengelola dan meningkatkan kerjasama dengan dunia usaha/ dunia industri,


instansi terkait, alumni dan masyarakat.
g. Menciptakan lingkungan pendidikan dan suasana kerja yang kondusif.

h. Menumbuhkan jiwa wirausaha di bidang Perbaikan dan Perawatan Komputer


dan Informatika

D Tujuan Satuan Pendidikan

a. Tujuan Umum

Meningkatkan peran SMK sebagaiPusat Pendidikan Kejuruan yang


menyelenggarakan :

a) Pendidikan dan latihan reguler;

b) Pendidikan dan pelatihan keterampilan/kompetensi (short course);

c) Layanan jasa dan produk bagi pengembangan ekonomi masyarakat;

Sebagai asset daerah dapat memberi kontribusi secara nyata pada pemKomputer dan
Informatika daerah meliputi :
a) Penyediaan SDM yang berkompeten serta memiliki daya saing untuk menghadapi
era global melalui peningkatan mutu tamatan;

b) Memberdayakan sekolah dalam rangka mewujudkan pelayanan prima


bagi masyarakat.

c) Mengembangkan lingkungan belajar berwawasan global yang berakar pada


norma dan budaya bangsa Indonesia

b. Tujuan Khusus

1) Menumbuh kembangkan pribadi yang berakhlak mulia dan berkarakter


pada peserta didik di lingkungan sekolah dan masyarakat.

2) Menjadi sekolah unggulan dengan mutu prima.

E Tujuan Kompetensi Keahlian

Tujuan Paket Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) secara umum mengacu pada isi
Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan
Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu. Secara khusus tujuan Paket Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) adalah
membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten :
a. Melakukan pekerjaan sebagai teknisi Komputer dan Jaringan yang profesional
dalam bidang Komputer dan Jaringan.

b. Mengembangkan pelayanan sebagai teknisi Komputer dan Jaringan yang ada di


dunia usaha dan dunia industri.

c. Mempersiapkan lulusan untuk studi lanjut di perguruan tinggi.

F Deskripsi KKNI

Uji Kompetensi Keahlian merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi dalam rangka
sertifikasi sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang dilakukan oleh
lembaga mandiri atau LSP P1

G Profil Lulusan

Setiap satuan pendidikan semestinya berorientasi pada mutu lulusan. Agar setiap pihak yang
berkentingan dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah fokus pada mutu lulusan,
seyogyanya profil lulusan dijabarkan secara operasional. Profil lulusan adalah gambaran
konkrit kompetensi dan karakteristik lulusan dari masing-masing satuan. pendidikan. Acuan
dalam menyusun profil lulusan masing-masing satuan pendidikan dijabarkan dari:

a. Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Menengah Kejuruan adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja. Rumusan SKL SMK dijabarkan ke dalam tiga dimensi, yaitu
dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Lulusan SMK program pendidikan 3 tahun
Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditentukan oleh satuan pendidikan berdasarkan
rapat Dewan Guru dengan kriteria sebagai berikut :

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

2. Mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan ketentuan kompetensi sikap


(spiritual dan sosial) termasuk kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan keterampilan
minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan;

3. Lulus ujian sekolah; dan

4. Mengikuti Ujian Nasional,

5. Sertifikat Makesta/Lakmud

b. Visi, misi, dan tujuan sekolah,

Visi

Membekali tamatan yang memiliki Berahlakul karimah, inovatif, mandiri, dan dapat
bersaing didunia kerja.

Misi

Menyiapkan siswa Membekali tamatan yang memiliki Berahlakul karimah, inovatif,


mandiri, dan dapat bersaing didunia kerja

Tujuan

Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah Meningkatkan Kecerdasan, Pengetahuan,


Kepribadian dan Akhlak Mulia serta Meningkatkan keterampilan untuk hidup mandiri, dan
Mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya
BAB III

STRUKTUR dan MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan

1. Struktur Kurikulum

Struktur dan muatan KTSP SMK ditetapkan melalui Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor
07/D.D5/KK/2018. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan berisi Muatan Umum yang
terdiri atas: (A) Muatan Nasional dan (B) Muatan Kewilayahan yang dikembangkan sesuai
kebutuhan wilayah dan (C) Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri atas Dasar Bidang Keahlian,
Dasar Program Keahlian, dan Kompetensi Keahlian.

Muatan Nasional terdiri atas enam mata pelajaran yaitu: (1) Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;
(2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (3) Bahasa Indonesia; (4) Matematika; (5) Sejarah
Indonesia; (6) Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya. Muatan Kewilayahan berisi dua Mata
Pelajaran yaitu: (1) Seni Budaya dan (2) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Muatan
Peminatan Kejuruan yang terdiri atas tiga subkelompok, yaitu: (1) Dasar Bidang Keahlian; (2)
Dasar Program Keahlian; (3) Kompetensi Keahlian.

Struktur Kurikulum dan Mata Pelajaran KTSP SMK dari masing masing Kompetensi Keahlian
dapat dilihat dalam Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 07/D.D5/KK/2018, sedangkan untuk
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI/KD) tertuang dalam Keputusan Dirjen Dikdasmen
Nomor 464/D.D5/KK/2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan
Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian,
(C2) dan Kompetensi Keahlian (C3).

2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Muatan kurikulum pada tingkat nasional dikembangkan oleh Pemerintah Pusat yang terdiri dari
kelompok mata pelajaran wajib A, kelompok mata pelajaran wajib B, dan kelompok mata pelajaran
peminatan (C1, C2, dan C3) bidang studi keahlian teknologi informasi dan komunikasi, program
studi keahlian teknik komputer dan informatika paket keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
(TKJ). Termasuk bimbingan konseling dan ekstrakurikuler wajib pramuka. Untuk Mata Pelajaran
Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan wajib menyelenggarkan 2 aspek dari
4 aspek yang disediakan.
Dimana Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang
diikuti dapat diganti setiap semesternya. Salah satu aspek mata pelajaran yang dipilih harus sesuai
dengan program keahlian yang diikutinya, dalam rangka memperkaya dan meningkatkan kualitas
keahlian yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.

SMK MA’ARIF NU 01 Jatibarang melaksanakan Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) bersama
dengan institusi pasangan, yang memadukan secara sistematis dan sistemik program pendidikan di
sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
bekerja langsung di institusi pasangan, terarah ubtuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional
tertentu melalui program praktek kerja lapangan .

Praktek kerja lapangan dilaksanakan menggunakan sistem blok selama setengah semester (sekitar 3
bulan); Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B dapat dilakukan di satuan
pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan) dengan Portofolio
sebagai instrumen utama penilaian.
Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi
Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif melalui
keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian pada
bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah,
dan menyaji secara:
a. efektif, e. mandiri,
b. kreatif, f. Kolaboratif,
c. produktif, g. komunikatif, dan
d. kritis, h. solutif
Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

3. Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum Bidang Studi Keahlian Teknologi dan Rekayasa, Program Studi
Keahlian Teknik Otomotif, Paket Keahlian Teknik dan Bisinis Sepeda Motor terdiri atas
mata pelajaran sebagai berikut.

KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan nasional
1Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4Matematika 4 4 4 4 4 4
5Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
JUMLAH 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
7 Seni Budaya 3 3 - - - -
8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 2 2 2 2 - -
JUMLAH 5 5 2 2 - -
C. Muatan Lokal
9 KE-NU-AN 2 2 1 1 1 1
10 Bahasa Jawa 2 2 1 1 1 1
JUMLAH 4 4 2 2 2 2
D. Muatan Perminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Kejuruan
11 Simulasi Dan Komunikasi Digital 3 3 - -
12 Fisika 3 3 - -
13 Kimia 3 3 - -
C2. Dasar Kompetensi Kejuruan
14 Sistem Komputer 2 2 - - - -
15 Komputer Dan Jaringan Dasar 5 5 - - - -
16 Pemrograman Dasar 3 3 - -
17 Dasar Dasar Design Grafis 3 3 - - - -
C3. Paket Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
19 Teknologi Wan - - 6 6 - -
20 Administrasi Infrastruktur Jaringan - - 6 6 9 9
21 Administrasi Sistem Jaringan 6 6 8 8
22 Teknologi Layanan Jaringan 6 6 8 8
23 Produktif Kreatif Kewirausahaan 7 7 8 8
JUMLAH - - 31 31 33 33
TOTAL 50 50 50 50 50 50

B. Muatan Lokal

Muatan lokal yang dilaksanakan di SMK MA’ARIF NU 01 Jatibarang adalah mata pelajaran bahasa
jawa. Mata pelajaran bahasa jawa diambil sebagai muatan lokal karena bahasa jawa merupakan
bahasa keseharian / bahasa ibu dilingkup masyarakat dimana SMK MA’ARIF NU 01 Jatibarang
berada. Pengimplementasian Mulok Bahasa Jawa disamping merupakan kebutuhan tetapi juga
merupakan kewajiban yang bertujuan agar peserta didik memiliki kompetensi sebagai berikut: (1)
menjaga dan memelihara kelestarian bahasa, sastra, dan aksara Jawa

sehingga menjadi faktor penting untuk peneguhan jati diri daerah; (2) menyelaraskan fungsi bahasa,
sastra, dan aksara Jawa dalam kehidupan masyarakat sejalan dengan arah pembinaan bahasa
Indonesia; (3) mengenali nilai-nilai estetika, etika, moral dan spiritual yang terkandung dalam
budaya Jawa untuk didayagunakan sebagai upaya pembinaan dan pengembangan kebudayaan
nasional; dan (4) mendayagunakan bahasa, sastra, dan aksara Jawa sebagai wahana untuk
pemKomputer dan Informatika karakter dan budi pekerti.

Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor : 423.5/14995 tanggal 4 Juni
2014 tentang Penetapan Mata Pelajaran Bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal yang diberlakukan
disekolah negeri maupun swasta di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan hal diatas muatan lokal yang
dilaksanakan di SMK MA’ARIF NU 01 Jatibarang adalah muatan lokal bahasa jawa.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

1) Kelas X / 1

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

3. Memahami, menerapkan, 3.1Menelaah teks Serat Wedhatama


menganalisis pengetahuan faktual, pupuh
Pangkur.
konseptual, prosedural dan 3.2Menelaah teks crita cekak.

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


metakognitif berda sarkan rasa ingin 3.3Menelaah teks pawarta.
Tahuny
a tentang ilmu pengetahuan, 3.4Menelaah teks deskriptif tentang
teknologi, seni, budaya, dan rumah adat Jawa.
humaniora dengan wawasan 3.5Mengidentifikasi kaidah penulisan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, aksara Jawa dalam 2 (dua) paragraf
dan peradaban terkait penyebab yang menggunakan sandhangan
fenomena dan kejadian, serta mandaswara.
menerapkan pengetahuan prosedural
Pada bidang kajian yang spesifik
Sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, menyaji dalam 4.1Menanggapi isi Serat Wedhatama


ranah konkret dan ranah abstrak pupuh Pangkur dan menulis syair
Terkai
t dengan pengembangan dari tembang Pangkur dengan bahasa
yang dipelajarinya di sekolah secara sendiri, serta menyajikannya secara
mandiri, bertindak secara efektif dan lisan/tulis.
kreatif, serta dan mampu 4.2Menulis dan menyajikan sinopsis
menggunakan metoda sesuai kaidah teks crita cekak yang dibacanya
keilmuan. 4.3Menanggapi, menulis, dan meny
ajikan teks pawarta secara.
4.4 Menanggapi dan menceritakan
kembali isi teks deskriptif tentang
rumah adat Jawa.
4.5 Menulis dua paragraf berhuruf Jawa
yang menggunakan sandhangan
mandaswara.
2) Kelas X / 2

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

3.Memahami, menerapkan, 3.1 Menelaah teks Serat Wedhatama


menganalisis pengetahuan faktual, pupuh Sinom.
konseptual, prosedural dan 3.2 Memahami isi teks crita Mahabharata
metakognitif berdasarkan rasa ingin (Bima Bungkus).
tahunya tentan ilmu pengetahuan, 3.3 Menelaah teks panatacara.
g
teknologi, seni, budaya, dan 3.4 Memahami isi teks deskriptif tentang
humaniora dengan wawasan makanan tradisional Jawa.
kemanusiaan, kebangsaan, 3.5 Mengidentifikasi kaidah penulisa
n
kenegaraan, dan peradaban terkait aksara Jawa dalam dua paragraf
penyebab fenomena dan kejadian, yang menggunakan aksara angka.
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah.
4.Mengolah, menalar, dan menyaji 4.1 Menanggagpi isi Serat Wedhatama
dalam ranah konkret dan ranah pupuh Sinom dan menulis, serta
abstrak terkait dengan menyajikan syair tembang Sinom
pengembangan dari yang dengan bahasa sendiri.
dipelajarinya di sekolah secara 4.2 Menulis sinopsis teks cerita teks
mandiri, bertindak secara efektif dan Mahabharata (Bima Bungkus) dan
kreatif, serta dan mampu menyajikannya.
menggunakan metoda sesuai kaidah 4.3 Membaca teknik teks panatacara.
keilmuan. 4.4Menanggapi dan menceritakan
kembali isi teks deskriptif tentang
makanan tradisional Jawa.
4.5Menulis dan menyajikan dua paragraf
berhuruf Jawa yang menggunakan
aksara angka.
3) Kelas XI / 1

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

3.Memahami, menerapkan, 3.1 Menelaah teks Serat Wedhatama


menganalisis pengetahuan faktual, pupuh Pocung.
konseptual, prosedural dan 3.2 Memahami isi petikan teks novel
metakognitif berdasarkan rasa ingin berbahasa Jawa.
tahunya tentan ilmu pengetahuan, 3.3 Menelaah teks sesorah.
g
teknologi, seni, budaya dan 3.4Memahami isi teks eksposisi
,
humaniora dengan wawasan tentang adat tradisi mantu.
kemanusiaan, kebangsaan, 3.5Mengidentifikasi kaidah penulisan
kenegaraan, dan peradaban terkait aksara Jawa empat paragraf yang
penyebab fenomena dan kejadian, menggunakan aksara rekan.
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah.

4.Mengolah, menalar, dan menyaj 4.1 Menanggapi isi serat Wedhatama


i
dalam ranah konkret dan ranah pupuh Pocung dan menulis serta
abstrak terkait dengan meny ajikan syair tembang Pocung.
pengembangan dari yang 4.2 Menceritakan isi petikan novel
dipelajarinya di sekolah secara berbahasa Jawa.
mandiri, bertindak secara efektif dan 4.3 Menanggapi, menulis, meny ajikan
kreatif, serta dan mampu teks sesorah.
menggunakan metoda sesuai kaidah 4.4 Menanggapi isi dan menulis teks
keilmuan. eksposisi tentang adat tradisi mantu.
4.5 Menulis dan menyajikan empat
paragraf aksara Jawa yang
menggunakan aksara rekan.
4) Kelas XI / 2

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

3.Memahami, menerapkan, 3.1 Menelaah teks Serat Wedhatama


menganalisis pengetahuan faktual, pupuh Gambuh.
konseptual, prosedural dan 3.2 Memahami isi teks crita rakyat.
metakognitif berdasarkan rasa ingin 3.3Menelaah teks iklan berbahasa Jawa.
tahunya tentan ilmu pengetahuan, 3.4Menelaah teks eksposisi tentang
g
teknologi, seni, budaya dan seni pertunjukan Jawa.
,
humaniora dengan wawasan 3.5Mengidentifikasi kaidah penulisan
kemanusiaan, kebangsaan, empat paragraf berhuruf Jawa yang
kenegaraan, dan peradaban terkait menggunakan aksara murda.
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah.

4.Mengolah, menalar, dan menyaj 4.1 Menanggapi isi Serat Wedhatama


i
dalam ranah konkret dan ranah pupuh Gambuh dan menulis serta
abstrak terkait dengan meny ajikan tembang Gambuh
pengembangan dari yang dengan bahasa sendiri.
dipelajarinya di sekolah secara 4.2 Menulis dan menyajikan sinopsis
mandiri, bertindak secara efektif dan teks cerita rakyat.
kreatif, serta dan mampu 4.3 Menulis teks iklan berbahasa
menggunakan metoda sesuai kaidah Jawa. 4.4Menanggapi isi,
keilmuan. menulis, dan meny
ajikan teks eksposisi tentang seni
pertunjukan Jawa.
4.5Menulis empat paragraf berhuruf
Jawa yang menggunakan aksara
murda
5) Kelas XII / 1

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

3.Memahami, menerapkan, 3.1 Menelaah teks Serat Wedhatama


menganalisis pengetahuan faktual, pupuh Kinanthi.
konseptual, prosedural dan 3.2 Menelaah teks geguritan.
metakognitif berdasarkan rasa ingin 3.3 Memahami isi teks deskriptif
tahunya tentan ilmu pengetahuan, tentang pakaian adat Jawa.
g
teknologi, seni, budaya dan 3.4 Menelaah teks eksposisi tentang
,
humaniora dengan wawasan gamelan.
kemanusiaan, kebangsaan, 3.5 Mengidentifikasi kaidah penulisan
kenegaraan, dan peradaban terkait teks 5 (lima) paragraf berhuruf Jawa
penyebab fenomena dan kejadian, menggunakan aksara swara.
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah.

4.Mengolah, menalar,dan menyaj 4.1 Menanggapi isi Serat Wedhatama


i
dalam ranah konkret dan ranah pupuh Kinanthi dan menulis, serta
abstrak terkait dengan menyajikan syair tembang Kinanthi
pengembangan dari yang dengan bahasa sendiri.
dipelajarinya di sekolah secara 4.2 Menulis geguritan dan membacanya.
mandiri, bertindak secara efektif dan 4.3Menanggapi isi dan menceritakan
kreatif, serta dan mampu kembali teks deskriptif tentang
menggunakan metoda sesuai kaidah pakaian adat Jawa.
keilmuan. 4.4 Menulis teks eksposisi tentang
gamelan.
4.5 Menulis dan menyajikan teks berhuruf
Jawa lima paragraf yang menggunakan
aksara swara.
6) Kelas XII / 2

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


3.Memahami, menerapkan,
3.1 Menelaah teks serat Tripama pupuh
menganalisis pengetahuan faktual, Dhandhanggula.
konseptual, prosedural dan 3.2 Memahami teks eksposisi tentang
metakognitif berdasarkan rasa ingin budaya wewaler.
tahunya tentang ilmu pengetahuan, 3.3 Mengidentifikasi kaidah penulisan
teknologi, seni, budaya, dan teks berhuruf Jawalima paragraph
humaniora dengan wawasa yang menggunakan tanda baca
n
kemanusiaan, kebangsaan, kenegara (pada).
an, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidangkajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.

4.Mengolah, menalar, dan menyaji 4.1 Menanggapi isi Serat Tripama pupuh
dalam ranahkonkret dan ranah dhandhanggula dan menulis, serta
abstrak terkait dengan meny ajikan syair tembang
pengembangan dari yang Dhandhanggula karangan sendiri.
dipelajarinya di sekolah secara 4.2 Menanggapi isi teks eksposisi tentang
mandiri, bertindak secara efektif dan budaya wewaler.
kreatif, serta dan mampu 4.3 Menulis lima paragraf berhuruf Jawa
menggunakan metoda sesuai kaidah yang menggunakan tanda baca
keilmuan. (pada).

C. Pengembangan Diri

1. Layanan Bimbingan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan
kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri,
sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuaidengan tuntutan dan keadaan lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan adanya bimbingan dan konseling diharapkan
dapat memberikan solus ibagi peserta didik di sekolah. Agar peserta didik menjadi lebih
baik dari
segiprilakunya. Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan
di Indonesia dalam upaya membantu siswa agar mencapaiperkembangan yang optimal, sesuai
dengan potensinya. Oleh karena itu,pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi
tanggung jawab bersama antara personel sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan
pengawas.
Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

Jenis-jenis layanan pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari konsepbimbingan dan


konseling dalam rangka memenuhi berbagai asas, prinsip, fungsidan tujuan bimbingan dan
konseling. Dalam perspektif kebijakan pendidikannasional saat ini terdapat tujuh jenis layanan.
Namun sangat mungkin ke depannyaakan semakin berkembang, baik dalam jenis layanan
maupun kegiatan pendukung. Para ahli bimbingan di Indonesia saat ini sudah mulai
meluncurkandua jenis layanan baru yaitu layanan konsultasi dan layanan mediasi. Namun,kedua
jenis layanan ini belum dijadikan sebagai kebijakan formal dalam sistempendidikan di
sekolah.Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan ketujuh jenis layanan bimbingan dan
konseling yang saat ini diterapkan dalam pendidikannasional.Jenis-jenis layanan bimbingan dan
konseling:

1. Layanan Orientasi,

Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan
baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yangdipelajari, untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik dilingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya
diberikan dua kali dalam satutahun yaitu pada setiap awal semester.

Tujuan layanan orientasi adalah agarpeserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan barusecara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan
pemahaman. Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut :

a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah

b. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.

c. Organisaso dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan


hubungan sosial siswa.

d. Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.

e. Peranan kegiatan bimbingan karir.

f. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah
dan kesulitan siswa,
2. Layanan Informasi,

Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami
berbagai informasi (seperti : informasi diri, sosial,belajar, pergaulan, karier, pendidikan
lanjutan). Tujuan layanan informasi adalahmembantu peserta didik agar dapat mengambil
keputusan secara tepat tentangsesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier
berdasarkaninformasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsiuntuk
pencegahan dan pemahaman. Materi layanan informasi menyangkut :

a. Tugas-tugas perkembangan masa remaja akhir tentang kemampuan dan


perkembangan pribadi,

c. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk-bentuk
penyuluhan dan pengembangan.
d. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata krama, dan sopan santun.

e. Nilai-nilai sosial, adat istiadat, dan upaya yang berlaku dan berkembang di masyarakat.

f. Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti dan program tambahan.

g. Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti UN, dll.

h. Fasilitas penunjang/sumber belajar.

3. Layanan Pembelajaran,

Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan pesertadidik mengembangkan


sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasaimateri belajar atau penguasaan
kompetensi yang cocok dengan kecepatan dankemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan
dan kegiatan belajar lainnya,dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan
kebiasaanbelajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.

4. Layanan Penempatan dan Penyaluran,

Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran di dalamkelas, kelompok belajar, jurusan/program
studi, program latihan, magang,kegiatan ko/ekstra kurikuler sesuai dengan potensi, bakat, minat
erta

kondisipribadinya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenapbakat, minat
dan segenap potensi lainnya. Layanan penempatan dan penyaluran berfungsi untuk
pengembangan.
Materi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran meliputi :
a. Penempatan kelas siswa, program study/jurusan dan pilihan ekstrakurrikuler yang dapat
menunjang pengembangan sikap, kebiasaan,

kemampuan, bakat dan minat. b. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan
kebutuhan siswa, baik pengajaran maupun program

pengayaan dan seleksi masuk perguruan tinggi. c. Penempatan dan penyaluran dalam kelompok
sebaya, kelompok belajar dan organisasi kesiswaan serta kegiatan sosial sekolah.

5. Layanan Penguasaan Konten,

Layanan penguasaan konten merupakan layanan yang membantu peserta didik menguasai
konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di
sekolah, keluarga, dan masyarakat.

6. Layanan Konseling Perorangan,

Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang memungkinanpeserta didik


mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan)dengan guru pembimbing untuk
membahas dan mengentaskan permasalahan yangdihadapinya dan perkembangan dirinya.
Tujuan layanan konseling peroranganadalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah
yang dihadapinya. Layanan konseling perorangan
berfungsi untuk pengentasan dan advokasi. Pelaksanaan usaha dan pengentasan siswa dapat
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut

a. Pengenalan dan pemahaman permasalahan.

b. Analisis yang tepat.

c. Aplikasi dan pemecahan permasalahan.

d. Evaluasi, baik evaluasi awal, proses ataupun evaluasi akhir.

e. Tindak lanjut. Melihat kepada teknik penyelenggaraan konseling perorangan terdapat


bermacam-macam teknik konseling perorangan yang sangat ditentukan oleh permasalahan yang
dialami oleh siswa.
Teknik konseling perorangan yang sederhana melalui proses/tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Tahap pembukaan

b. Tahap penjelasan (eksplorasi)

c. Tahap pengubahan tingkah laku

d. Tahap penilaian/tindak lanjut Materi layanan konseling

perorangan meliputi :
1. Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat, minat dan
penyalurannya.
2. Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
3. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat,
bertingkah laku sosial, baik di rumah, sekolah maupun di masyarakat.
4. Mengembangkan sikap kebiasaan belajar yang baik, disiplin dan berlatih dan pengenalan
belajar sesuai dengan kemampuan, kebiasaan dan potensi diri.

7. Layanan Bimbingan Kelompok,


Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik
secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok
bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial,
baik sebagaiindividu maupun sebagai pelajar, kegiatan belajar, karir/jabatan, serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.Layanan bimbingan
kelompok berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan.

8. Layanan Konseling Kelompok,


Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang memungkinanpeserta didik (masing-
masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok.Masalah yang dibahas itu adalah maalah-
masalah pribadi yang dialami olehmasing-masing anggota kelompok. Layanan konseling
kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
9. Layanan Konsultasi,

Layanan Konsultasi merupakan layanan yang membantu peserta didik danatau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani
kondisi dan atau masalah peserta didik. Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai
suatu proses penyediaanbantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor
lainnyadalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitaspeserta
didik atau sekolah konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang
langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan
yang diberikan orang lain.

10. Layanan Mediasi,

Layanan mediasi merupakan layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan


permasalahan ataupun perselisihan dan memperbaiki hubungan antar peserta didik dengan
konselor sebagai mediator.

2. Pembinaan Minat dan Bakat

Kegiatan ekstrakurikuler adalah program pendidikan yang alokasi waktunya tidak

ditetapkan dalam kurikulum. Kegiatan ekstra-kurikuler merupakan perangkat operasional


(supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana
kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan. Kegiatan ekstra-kurikuler menjembatani
kebutuhan perkembangan peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan rasa akan nilai moral
dan sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler
peserta didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama
dengan orang lain, serta menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler
juga memberikan manfaat sosial yang besar.

Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler
dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan Pembina ekstrakurikuler,
Pembina OSIS, Wakil Kepala bidang Kesiswaan dan Kepala Sekolah, bertujuan untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian
peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Kegiatan
ekstrakurikuler di SMK MA’ARIF NU 01 Jatibarang meliputi ekstrakurikuler wajib dan pilihan,
yaitu :

1. Ekstrakurikuler Wajib
Ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh seluruh peserta
didik kelas X, yaitu : Praja Muda Karana (Pramuka) yang dilaksanakan tiap hari Jumat pukul
14.00 WIB.

2. Ekstrakurikuler Pilihan

Ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan dan


diselenggarakan, yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan minatnya masing-masing,
yaitu :

a) Bola Volley
Permainan olahraga termasuk permainan bola tangan yang dimainkan 2 group berlawanan
dimana masing-masing group terdiri dari 6 orang pemain, dilaksanakantiap hari Rabu pukul
15.00 WIB.

b) Palang Merah Remaja

Kegiatan Ekstra kurikuler yang mengembangkan karakter tolong menolong, peduli sesama pada
kegiatan bidang kesehatan. Dilaksanakan tiap hari sabtu pukul 15.00 WIB

c) qiroati

Kegiatan ekstra kurikuler musik religi tradisional yang mengasah kemampuan peserta didik dalam
seni rebana. Dilaksanakan tiap hari kamis pukul 15.00 WIB.

Dalam pelaksanaannya berdasarkan angket pemilhan ekstra kurikuler oleh peserta didik kelas X
dan untuk Peserta didik kelas XI melanjutkan pilihan ekstra kurikuler yang telah diikuti pada
kelas X.

d) Pencak Silat Pagar nusa

Kegiatan ekstra kurikuler musik religi tradisional yang mengasah kemampuan peserta didik dalam
seni rebana. Dilaksanakan tiap hari Sabtu pukul 15.00 WIB.

Dalam pelaksanaannya berdasarkan angket pemilhan ekstra kurikuler oleh peserta didik kelas X
dan untuk Peserta didik kelas XI melanjutkan pilihan ekstra kurikuler yang telah diikuti pada
kelas X.

Kegiatan kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Hal ini mengandung
makna bahwa pendidikan kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sistemik
diperankan sebagai wahana penguatan psikologis-sosial-kultural (reinfocement) perwujudan
sikap dan keterampilan kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis koheren dengan
pengembangan sikap dan kecakapan dalam pendidikan kepramukaan. Dengan demikian
pencapaian Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-2), dan Keterampilan (KI-3)
memperoleh penguatan bermakna (meaningfull learning) melalui fasilitasi sistemik-adaptif
pendidikan kepramukaan di lingkungan satuan pendidikan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan kegiatan–kegiatan melalui di lingkungan sekolah


(intramural) dan di luar sekolah (ekstramural) sebagai upaya memperkuat proses pembentukan
karakter bangsa yang berbudi pekerti luhur sesuai dengan nilai dan moral Pancasila. Pendidikan
Kepramukaan dinilai sangat penting. Melalui pendidikan kepramukaan akan timbul rasa
memiliki, saling tolong menolong, mencintai tanah air dan mencintai alam. Karenanya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan setiap sekolah melaksanakan
ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan. Koherensi proses pembelajaran yang memadukan
kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, didasarkan pada dua alasan dalam menjadikan
Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib. Pertama, dasar legalitasnya jelas yaitu
Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Kedua, pendidikan
kepramukaan mengajarkan banyak nilai-nilai, mulai dari nilai-nilai Ketuhanan, kebudayaan,
kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan alam, hingga kemandirian. Dari sisi legalitas
pendidikan kepramukaan merupakan imperatif yang bersifat nasional, hal itu tertuang dalam
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 12

Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.

Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib merupakan program

kegiatan yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan

kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk mengikutinya. SMK MA’ARIF NU 01

Jatibarang menggunakan Model Aktualisasi memiliki karakteristik sebagai berikut :

Diikuti oleh seluruh siswa, Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali pada hari jumat, dan

Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.

Pola, Rincian Kegiatan, Metoda, dan Teknik Penerapan pendidikan kepramukaan di

SMK MA’ARIF NU 01 Jatibarang :

a. Pola dan Rincian Kegiatan Pendidikan Kepramukaan

1) Pola Kegiatan Pendidikan Kepramukaan pada SMK MA’ARIF NU

01 Jatibarang adalah sebagai berikut:

a) Upacara pembukaan dan penutupan :

b) Keterampilan Kepramukaan (Scouting Skill)


▪ Simpul dan Ikatan (Pioneering)
▪ Peta dan Kompas (Orientering)

▪ Berkemah (Camping)
▪ Wirausaha

▪ Belanegara
▪ Teknologi

▪ Komunikasi
2) Rincian kegiatan kepramukaan meliputi :
a) Berbaris m) Berempati y) Kompas
b) Memimpin n) Bersikap adil z) Memasak
c) Berdoa o) Cakap berbicara aa) Tenda
d) Janji p) Cakap motorik bb) PPGD
e) Memberi hormat q) Kepemimpinan cc) KIM
f) Pengarahan r) Konsentrasi dd) Menaksir
g) Refleksi s) Sportivitas ee) Halang rintang
h) Dinamika t) Simpul dan ikatan ff) TTG
kelompok u) Tanda jejak gg) Bakti
i) Permainan v) Sandi dan isyarat hh) Lomba
j) Menghargai teman w) Jelajah ii) Hastakarya
k) Berkomunikasi x) Peta

l) Menolong

b. Metoda dan Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan

1) Metode Pendidikan Kepramukaan mencakup:

a) Pengenalan dan pengamalan kode kehormatan Pramuka

b) Belajar sambil melakukan (Learning by Doing)

c) Sistem kelompok (beregu)

d) Kegiatan di alam terbuka yg mengandung pendidikan yg sesuai


dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik.

e) Kemitraan dengan anggota Dewasa

f) Sistem tanda kecakapan

g) Sistem satuan terpisah putra dan putri

h) Kiasan dasar

2) Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan mencakup:


b) Praktik Langsung
c) Permainan

d) Perjalanan

e) Diskusi

f) Produktif

g) Lagu

h) Gerak
i) Widya Wisata

j) Simulasi

k) Napak Tilas

Penilaian pendidikan kepramukaan di SMK MA’ARIF NU 01 Jatibarang diatur sebagai


berikut :

a. Penilaian Pendidikan Kepramukaan yang dilaksanakan pada akhir


semester mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Penilaian dilakukan secara kualitatif.

2) Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta didik.

3) Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai minimal baik pada


kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.

4) Nilai yang diperoleh pada kegiatan Pendidikan Kepramukaan sebagai


Ekstrakurikuler Wajib berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik.

5) Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu


mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapai nilai baik.

b. Teknik Penilaian

1) Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, dan


penilaian antarpeserta didik.

2) Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui demonstrasi keterampilannya.


c. Media Penilaian:

1) Jurnal/buku harian.
d. Proses penilaian:

1) Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari di dalam proses
pembelajaran.

2) Proses penilaian Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib


menitikberatkan pada ranah nilai sikap. Keterampilan kepramukaan merupakan pendukung
terhadap penilaian pendidikan kepramukaan itu sendiri.

3) Proses penilaian sikap dilaksanakan dengan metode observasi.

4) Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan disesuaikan dengan Kompetensi Dasar dari


masing-masing Tema dan Matapelajaran sebagai penguatan yang bermuatan Nilai Sikap dan
Keterampilan dalam Kurikulum 2013.

5) Proses Penilaian dilakukan oleh Teman, Guru Kelas/Guru Matapelajaran,

6) pemangku kepentingan dan/atau Pembina Pramuka.


Rekapitulasi Penilaian dilakukan oleh Guru Kelas/Guru Matapelajaran selaku Pembina Pramuka.
Mekanisme pelaksanaan pendidikan kepramukaan di SMK MA’ARIF NU 01 Jatibarang
Penyusunan Perencanaan Program Kerja

1) Program Kerja Gugus Depan

a) Musyawarah Gugus Depan

Musyawarah gugus depan atau disingkat “Mugus” adalah kegiatan yang sangat penting dalam
upaya memajukan dan menjaga kelangsungan kehidupan gugus depan. Mugus dilaksanakan
dengan kegiatan pokok adalah memilih pengurus gugus depan yang baru dan program kerja.

b) Program Kerja Tahunan

Program kerja tahunan di gugus depan harus selalu diwujudkan sebagai pedoman kegiatan.
Program kerja adalah rencana kerja yang ditetapkan berdasarkan ketentuan hasil Mugus. Proses
pelaksanaan pembuatan program kerja tahunan dilakukan oleh Ketua Gudep, Pembina Pramuka,
Pembantu Pembina, dengan pengarahan Majelis Pembimbing Gudep. Penyusunan program kerja
dengan menyerap aspirasi peserta didik yang berasal dari Dewan Penegak.

1) Program Kegiatan Penegak:

(a) Pencapaian SKU (Penegak: Bantara, Laksana).

(b) Peminatan SKK.

(c) Pelantikan.

(d) Partisipasi dan prestasi:


(e) Raimuna ( pertemuan pramuka penegak dan pandega putra dan putri, dilaksanakan ditingkat
kwartir: Ranting, Cabang, Daerah, Nasional ).

(f) Perkemahan Wirakarya (Community Development Camp).

(g) Musppanitera (Musyawarahnya Penegak dan Pandega).

(h) Pertisaka (Perkemahan Bakti Satuan Karya).

(i) Geladian Pimpinan Satuan Penegak.

(j) Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK).

(k) Kursus Pengelola Dewan Kerja (KPDK).

(l) Pendidikan Bela Negara (PBN).

(m)Sidang Paripurna (untuk dewan kerja).

c) Program Latihan

Program pelaksanaan kegiatan Gugus Depan disusun menjadi:

1) Program Latihan Mingguan

2) Program Latihan Bulanan


3) Program Latihan Enam Bulanan atau semester

d) Pelaksanaan

1) Pelaksanaan Program Kerja Gugus Depan

(a) Unsur Pelaksana

Majelis pembimbing memberikan bantuan moril, materiil, dan organisatoris. Ketua gudep
memimpin terselenggaranya semua program kerja gugus depan dan program latihan,
dibantu Pembina satuan, pembantu pembina satuan dan anggota
(b) Unsur Pendukung
1. Orangtua memberikan pengawasan dan bantuan sesuai kesepakatan.
2. Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai pasal 36, UU No. 12 Tahun 2010, tentang
Gerakan Pramuka.

(c) Materi Kegiatan

Materi kegiatan gugus depan bersumber dari Prinsip dasar dan metode kepramukaan, Nilai
Kepramukaan, Keputusan: Munas, Musda, Muscab, Musran, dan Mugus.

(d) Sarana, prasarana dan pendanaan.


Sarana prasarana disediakan oleh sekolah Dana diperoleh dari sumber-sumber yang sesuai
dengan aturan perundangan.
2) Pelaksanaan Program Latihan

Program latihan dibuat bersama oleh Ketua Gugus Depan, Pembina dengan melibatkan
peserta didik (Dewan Penegak)

(a) Unsur pelaksana


(1) Pembina satuan, dan pembantu Pembina melaksanakan seluruh program latihan.
(2) pemimpin ambalan (pradana) membantu proses pelaksanaan kegiatan latihan.

(b) Unsur Pendukung


Majelis pembimbing dan orangtua memberikan motivasi kegiatan latihan.

(c) Materi latihan


Semua aspek hidup yang berisikan nilai dan kecakapan, yang disusun oleh Pembina dan peserta
didik.

(d) Tempat kegiatan


(1) Alam terbuka
(2) Kelas
(3) Tempat khusus (tempat ibadah, tempat bakti, tempat kegiatan pendidikan lainnya)

(e) Waktu kegiatan


(1) Sesuai yang ditetapkan dalam program kegiatan mingguan, bulanan, dan 6 bulanan.
(2) Bila tidak tercapai bisa ditetapkan kemudian melalui musyawarah dewan.

D. Pengaturan Beban Belajar Siswa dan Beban Kerja Pendidik

Beban belajar pada muatan nasional yang terdiri dari mata pelajaran kelompok umum A, B, dan
kelompok Pemintanan C1, C2, C3 adalah 48 jam per minggu dan ditambah 2 jam pelajaran
muatan lokal dengan durasi 45 menit tiap 1 jam pelajaran. Sekolah tidak menambah beban
belajar yang terkait dengan jam akademik akan tetapi menambah waktu 2 jam pelajarn untuk
kegiatan nasionalisme cinta tanah air dan penumbuh kembangan
kepribadian, yaitu 1 jam untuk upacara bendera dan 1 jam untuk kegiatan jumat sehat, jumat
bersih.
E. Penguatan Pendidkkan Karakter

Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan yang
membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan. Agar gerakan PPK di SMK
berjalan secara terarah dan terukur, maka desain PPK harus secara eksplisit digariskan di dalam
KTSP. Mengintegrasikan PPK di sekolah dimulai dengan mengkaji nilai-nilai yang akan
dikembangkan di sekolah, merumuskan kembali visi, misi, dan tujuan sekolah, melakukan kajian
kegiatan intrakurikuer, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan budaya sekolah, mengatur strategi
bagaimana nilai-nilai PPK tersebut dibelajarkan kepada peserta didik secara langsung maupun
tidak langsung, serta bagaimana melakukan penilaiannya. Semua hal tersebut dimasukkan ke
dalam KTSP agar menjadi pedoman dan pegangan seluruh warga sekolah dalam menfasilitasi
peserta didik menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Sebagai gambaran, PPK di satuan
pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai strategi, antara lain:

1. Implementasi PPK berbasis kelas

Pengintegrasian PPK dalam kurikulum mengandung arti bahwa pendidik mengintegrasikan nilai-
nilai utama PPK ke dalam proses pembelajaran dalam setiap mata pelajaran. Pembelajaran yang
mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter dimaksudkan untuk menumbuhkan dan menguatkan
pengetahuan, menanamkan kesadaran, dan mempraktikkan nilai-nilai utama PPK. Pendidik dapat
memanfaatkan secara optimal materi yang sudah tersedia di dalam kurikulum secara kontekstual
dengan penguatan nilai-nilai utama PPK..
2. Implemenasti PPK berbasis Kegiatan Ekstrakkurikuler

Penguatan nilai-nilai utama PPK sangat dimungkinkan dilaksanakan melalui kegiatan


ekstrakurikuler. Kegiatan ini tersebut bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan bakat
peserta didik, sesuai dengan minat dan kemampuannya masing-masing. Ada dua jenis kegiatan
ekstrakurikuler, yakni ekstrakurikuler wajib (pendidikan kepramukaan) dan pilihan (sesuai
dengan kegiatan yang dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan). Semua kegiatan
ekstrakurikuler harus memuat dan menegaskan nilai-nilai karakter yang dikembangan dalam
setiap bentuk kegiatan yang dilakukan. Meskipun secara implisit kegiatan ekstra kuirkuler sudah
mengandung nilai-nilai karakter, namun tetap harus diungkap secara eksplisit serta direfleksikan
dan ditegaskan kembali di akhir kegiatan,
F. Gerakan Literasi Sekolah

Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah merupakan sebuah kegiatan untuk
menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang mendukung praksis Pendidikan Karakter
mengatasi ruang ruang kelas dan melibatkan seluruh sistem, struktur, dan pelaku pendidikan di
sekolah. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah berfokus pada pembiasaan dan
pembentukan budaya yang merepresentasikan nilai nilai utama Pendidikan Karakter yang
menjadi prioritas satuan pendidikan.

Pembiasaan ini diintegrasikan dalam keseluruhan kegiatan di sekolah yang tercermin dari
Suasana dan lingkungan sekolah yang kondusif. Salah satu budaya penting yang harus dibangun
di sekolah budaya literasi, melalui Gerakan Literasi Sekolah. Mengingat pentingnya literasi
dalam peningkatan kualitas kemanusiaan, gerakan literasi sekolah wajib dilakukan di SMK,
dengan berbagai tahapannya

G. Gerakan Sekolah Sehat

1. Pengertian Sekolah Sehat

Sehat adalah keadaan badan dan jiwa yang baik. Artinya, sesuatu dikatakan sehat jika secara
lahiriah, batiniah, dan sosial berjalan secara normal dan baik, sehingga memungkinkan sesuatu
dapat produktif, baik secara sosial maupun ekonomis. Jika hal ini dikaitkan dengan lembaga
pendidikan, maka sekolah sehat dapat dimaknai sebagai adalah lembaga pendidikan yang
memiliki unsur-unsur yang baik (normal) secara lahiriah (jasmani) dan batiniah (rohani).

Sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada usaha bagaimana membuat sekolah tersebut
memiliki kondisi lingkungan belajar yang normal (tidak sakit) baik secara jasmani maupun
rohani. Hal ini ditandai dengan situasi sekolah yang bersih, indah, tertib, dan menjunjung tinggi
nilai-nilai kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejahteraan lahir dan batin setiap warga
sekolah. Dengan begitu, sekolah sehat memungkinkan setiap warganya dapat melakukan
aktivitas yang bermanfaat, berdaya guna dan berhasil guna untuk sekolah tersebut dan
lingkungan di luar sekolah.

2. Standar Sekolah Sehat

1) Memiliki lingkungan sekolah bersih, indah, tertib, rindang dan memiliki penghijauan
yang memadai.

2) Memiliki tempat pembuangan dan pengelolaan sampah yang memadai dan representatif.

3) Memiliki air bersih yang memadai dan memenuhi syarat kesehatan.


4) Memiliki kantin dan petugas kantin yang bersih dan rapi, serta menyediakan menu
bergizi seimbang.

5) Memiliki saluran pembuangan air tertutup dan tidak menimbulkan bau


tak menyenangkan.

6) Memiliki ruang kelas yang memenuhi syarat kesehatan (ventilasi/AC dan


pencahayaan cukup).

7) Memiliki ruang kelas yang representatif dengan ratio kepadatan jumlah siswa di
dalam kelas adalah 1: 2 m2.

8) Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran memenuhi standar kesehatan,


kenyamanan dan keamanan.

9) Memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal. (tersedia tempat tidur; timbangan berat
badan, alat ukur tinggi badan, snellen chart; kotak P3K berisi obat; lemari obat, buku rujukan,
KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan/wastafel, data angka
kesakitan siswa; peralatan perawatan gigi, unit gigi; contoh-contoh model organ tubuh, rangka
torso dan lain-lain).

10) Memiliki toilet (WC) dengan ratio untuk siswi 1 : 25 dan siswa 1: 40.

11) Memiliki taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi tabel (untuk sarana
belajar) dan pengolahan hasil kebun.

12) Memiliki kurikulum pembelajaran yang baik bagi tumbuh kembang siswa.
13) Memiliki kehidupan sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan.
14) Memiliki pola hidup bersih, higienis dan sehat

Dengan adanya masa pandemic covid -19 maka dari itu SMK Ma’arif NU 01 Jatibarang
memnuhi fasilitas terkait protocol kesehatan covid-19. Agar tetap bisa melaksanaan KBM seperti
biasanya.

3. Pembelajaran Abad 21

Diimplementasikannya kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi guru yang harus semakin
berkualitas dalam melaksanaan kegiatan pembelajaran. Mengapa demikian? Karena K-13
mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang meliputi mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi
peran guru dalam melaksanakan pembelajaran abad 21 dan HOTS (Higher Order Thinking
Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses
belajar mengajar (PBM). Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan
menggunakan model, strategi, metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar
(KD) agar tujuan pembelajaran tercapai.

Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan


kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2)
Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4) Creative and Innovative.
Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan
yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1
(mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3
(mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS
(Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).

Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan
PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka
menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan
tantangan eksternal, yaitu globalisasi.

Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka guru sebagai ujung tombak pebelajaran harus
mampu merencanakan dan melaksanakan PBM yang berkualitas. Menurut Surya (2014:333)
proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu bentuk interaksi antara pihak pengajar dan
pelajar yang berlangsung dalam situasi pengajaran dan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Dalam interaksi itu akan terjadi proses komunikasi timbal balik antara pihak-pihak yang terkait
yaitu antara guru dan selaku pengajar dan siswa selaku pelajar.

Perilaku belajar yang terjadi pada pada diri siswa timbul sebagai akibat perilaku mengajar pada
guru yang terkait melalui melalui suatu bentuk komunikasi. Jenis komunikasi yang terjadi dalam
proses belajar mengajar disebut sebagai komunikasi instruksional yag didalamnya terkait
komunikasi dua arah antara pengajar dan pelajar. Oleh karena itu, komunikasi jenis ini disebut
sebagai komunikasi dialogis. Dengan komunikasi jenis ini, terjadilah perilaku mengajar dan
perilaku belajar yang saling terkait satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan
insruksional.
Untuk mewujudkan pembelajaran abad 21 dan HOTS, guru harus memiliki keterampilan proses
yang baik dalam pembelajaran. Keterampian proses dapat diartikan sebagai keterampilan guru
dalam menyajikan pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna
dan menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran berpusat kepada siswa (student center), dan
merangsang siswa untuk menyelesaikan masalah. Peran guru dalam PBM bukan hanya sebagai
sumber belajar, tapi juga sebagai fasilitator.

BAB IV

PENGATURAN PERENCANAAN, PELAKSANAAN, dan PENILAIAN

A. Penyelarasan Kurikulum

Dalam Menyikapi dan menerapkan Inpres Nomor 9 Tahun 2016 dikeluarkan untuk menguatkan
sinergi antar pemangku kepentingan dalam merevitalisasi SMK guna meningkatkan kualitas dan
daya saing SDM . Harus dilakukan penguatan dan kesatuan pemahaman mulai dari tingkat pusat
sampai tingkat daerah dan yang paling penting sosialisasi bagi penyelenggara pendidikan sangat
dibutuhkan.

Menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan


pengguna lulusan (Link and Match) adalah salah satu programnya. Lalu ada Teaching Factory
dengan harapan siswa dapat menghasilkan produk kemudian penerapan metode pembelajaran
yang tepat seperti metode DEF ( Dialog, Edukasi dan Fasilitasi ). SMK Ma’arif NU 01
Jatibarang berupaya untuk melaksanakan amanat inpres Revitasasli SMK dengan langkah awal
mengundang dan bekerja sama dengan Industri dalam melaksanakan sinkronisasi kurikulum atau
lebih jauh yaitu penyelarasan kurikulum untuk kelas Industri.
Kegiatan ini Bertujuan menyempurnakan pengembangan kurikulum yang selaras dengan Dunia
Usaha dan Dunia Industri serta Lembaga Sertifikasi Profesi Sesuai dengan amanat Revitalisasi
SMK.

B. Pengaturan Perencanaan Pembelajaran

1. Pengembangan Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu
yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar (Kunandar, 2011: 244). Sedangkan silabus menurut Yulaelawati adalah
seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun
secara sistematis, memuat tentang komponen-komponen yang saling berkaitan dalam mencapai
penguasaan kompetensi dasar.

Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan


penilaian yang disusun secara sistematis yang memuat komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar. Silabus merupakan rencana
pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator, pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Trianto,
2010:96).

Langkah-langkah pengembangan silabus (Trianto, 2010: 99):


1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Mengkaji SK dan KD mata
pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi.
3. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran. Mengidentifikasi materi
pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian KD.
4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik dalam rangka
pencapaian KD.
5. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Indikator merupakan penanda
pencapaian KD. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
6. Menentuan Jenis Penilaian. Penilaian pencapaian kompetensi dasar siswa dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dalam bentuk tertulis.
7. Menentukan Alokasi Waktu. Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu. Alokasi waktu merupakan
perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh siswa yang beragam.
8. Menentukan Sumber Belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD
serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Silabus bermanfaat sebagai pedoman pengembangan perangkat pembelajaran lebih lanjut, mulai
dari perencanaan, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan penilaian. Silabus
bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan
rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian.
Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, kaib rencana
pembelajaran untuk satu Standar Kompetensi maupun satu Kompetensi Dasar. Silabus juga
bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya
kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual. Demikian
pula, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian.

Isi Silabus
1. Identitas mata pelajaran
2. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3. kompetensi inti,
4. kompetensi dasar
5. tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A/dll);
6. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
7. pembelajaran,yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
8. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar
9. alokasi waktu
10. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar
atau sumber belajar lain yang relevan.

Prinsip Pengembangan Silabus


1. Ilmiah; Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan; Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual
peserta didik.
3. Sistematis; Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
5. Konsistensi; Adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
6. Kecukupan; Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
7. Aktual & Kontekstual; Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir
dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
8. Fleksibel; Keseluruhan komponen silabus dapat mengako-modasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
9. Menyeluruh; Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (Kognitif,
afektif, Psikomotor) atu sesuai degan esensi mata pelajaran masing-masing.

2. Pengembangan RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011: 263). Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa “Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pembelajaran yang memuat sekurang-
kurangnya tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar ”. Menurut
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP adalah: Identitas mata pelajaran, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi
ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan
sumber belajar.

Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk: (1) mempermudah, memperlancar dan
meningkatkan hasil proses belajar-mengajar; (2) dengan menyusun rencana pembelajaran secara
profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati,
menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan
terencana (Kunandar, 2011: 264). Fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru
untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan
berjalan secara efektif dan efisien (Kunandar, 2011: 264).

C. Pengaturan Pelaksanaan Pembelajaran

Standar proses pembelajaran SMK/MAK, yang selanjutnya disebut standar proses pembelajaran
adalah kriteria minimal mengenai perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
penilaian pembelajaran, dan pengawasan pembelajaran pada satuan pendidikan menengah
kejuruan untuk mencapai kompetensi lulusan. Pembelajaran adalah proses pembimbingan
terhadap peserta didik melalui interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai penguasaan
kompetensi yang ditetapkan. 3.

Proses pembelajaran adalah interaksi antara sesama peserta didik, antara peserta didik dengan
pendidik, dan antara peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 4.
Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi nilai untuk
membentuk sikap serta penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan/atau akumulasi pengalaman
kerja. 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, yang selanjutnya disingkat RPP adalah rencana
kegiatan pembelajaran untuk satu pertemuan atau lebih yang dilaksanakan secara terintegrasi
antara teori dan praktik di SMK/MAK bersama dunia usaha/industri. 6. Praktik Kerja Lapangan,
yang selanjutnya disingkat PKL adalah pembelajaran dasar-dasar kejuruan yang dilaksanakan di
SMK/MAK sedangkan inti kejuruan diperoleh di dunia usaha/industri. 7. Pendidikan Sistem
Ganda, yang selanjutnya disingkat PSG adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan kejuruan yang dilaksanakan di SMK/MAK dan di dunia usaha/industri secara
sistematis dan terpadu. 8. Multi Entry Multi Exit adalah program penyelenggaraan pendidikan
dengan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan.
9. Pembelajaran Industri (teaching factory) adalah model Pembelajaran yang bernuansa industri
melalui sinergi SMK/MAK dengan dunia usaha/industri untuk menghasilkan lulusan yang
kompeten sesuai dengan kebutuhan pasar.

Pembelajaran Sistem Blok adalah penataan pelaksanaan pembelajaran yang memungkinkan


penggabungan beberapa kompetensi secara utuh dan bermakna untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diselenggarakan dalam blok waktu tertentu sesuai dengan karakteristik
kompetensi. 11. Kurikulum adalah seperangkat rencana, pengaturan, mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
Pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 12. Penilaian Pembelajaran adalah
penilaian hasil belajar untuk perbaikan proses pembelajaran.

Perencanaan Guru membuat perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP dan/atau perangkat
pembelajaran lain yang mengacu kepada silabus yang dikembangkan oleh SMK/MAK dan
kurikulum.

a. Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang
juga memuat kerangka konseptual program keahlian dan kompetensi keahlian.

b. RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dikembangkan dari silabus dan bertujuan untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya

mencapai kompetensi.

Pelaksanaan Guru/instruktur dalam melaksanakan pembelajaran mengikuti langkah-langkah


sebagai berikut:

a. Kegiatan pendahuluan Pada pelaksanaan kegiatan pendahuluan, guru/instruktur:

1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
2) memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi
materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal,
nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik;
3) melakukan aktivitas yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari;
4) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai; dan
5) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

b. Kegiatan inti Guru/instruktur menggunakan model pembelajaran sesuai


karakteristik kompetensi untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan bahan ajar
yang tertuang dalam RPP. Guru/instruktur mendorong peserta didik belajar aktif dengan
memberi kesempatan bertanya, menyampaikan ide/gagasan, pendapat, berdiskusi, atau bentuk
lain yang memotivasi belajar.

c. Kegiatan penutup Pada kegiatan penutup, guru/instruktur dan peserta


didik, baik secara individu maupun kelompok:

1) melakukan refleksi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran, hasil


dan manfaat yang diperoleh;

2) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

3) merencanakan kegiatan tindak lanjut; dan

4) menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

D. Pengaturan Penilaian Pembelajaran yang Akan Dilakukan di Sekolah

Penilaian hasil belajar adalah salah satu dari trilogi pembelajaran, selain tujuan pembelajaran dan
proses pembelajaran. Sebagai konsekuensi dari penerapan kurikulum berbasis kompetensi, maka
sistem penilaiannya menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Dengan demikian kriteria
ketuntasan belajar menjadi sesuatu sangat penting yang harus dicantumkan di dalam KTSP.
Kriteria ketuntasan hasil belajar diperlukan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar peserta
didik. Kriteria ketuntasan hasil belajar disebut juga dengan Kriteria Ketuntasan Minimal atau
KKM. Penentuan KKM dilakukan pada awal tahun pelajaran melalui musyawarah oleh satuan
pendidikan.

Nilai KKM untuk Kompetensi Dasar (KD) pengetahuan dan KD keterampilan pada mata
pelajaran baik dikelompok muatan nasional (A),muatan kewilayahan (B), maupun muatan
peminatan kejuruan (C1, C2, C3) adalah minimal 70 (Kategori Baik) sesuai ketentuan dalam
Pedoman penilaian yang dikelurakan oleh Direktorat PSMK. Hasil penilaian pengetahuan dan
keterampilan meliputi 3 (tiga) kategori, yaitu kategori “Kurang” atau belum mencapai KKM
(<70); kategori “Baik” atau sudah mencapai KKM (70 s.d. 85) dan “Sangat Baik” atau
melampaui KKM (86 s.d. 100), sedangkan untuk sikap spiritual dan sikap sosial adalah minimal
baik (B). Satuan pendidikan dapat menentukan nilai ketuntasan minimal diatas nilai ketuntasan
minimal yang ditentukan pemerintah, melalui proses analisis kondisi sekolah dengan
mempertimbangkan faktor intake, tingkat kesulitan atau kompleksitas KD dan daya dukung.
Untuk penilaian mata pelajaran kelompok C2 dan C3 (kompetensi keahlian) selain mengacu
pada ketentuan pemerintah, juga mengacu pada tuntutan kriteria dari KD yang berlaku di dunia
kerja yaitu minimal memuaskan (satisfaction) yang di dalam pedoman penilaian SMK
dilambangkan dengan nilai “70”.

Pendekatan penilaian yang digunakan di SMK MA’ARIF NU 01 Jatibarang adalah

Penilaian Acuan Kriteria (PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang
didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
merupakan kriteria ketuntasan belajar untuk setiap indicator dalam suatu kompetensi dasar.

Diawal tahun pelajaran sekolah melalui surat keputusan kepala sekolah menetapkan KKM yang
telah dihitung dan ditentukan oleh pendidik mata pelajaran yang berpedoman Intake,
Komplesitas dan Daya dukung dengan kisaran nilai 0-100. Langkah-langkah sekolah untuk
mencapai KKM ideal 100% dengan selalu meningkatkan daya dukung seperti fasilitas dan sarana
prasarana pembelajaran baik teori maupun praktek dan meningkatkan nilai intake siswa dengan
melakukan test seleksi dalam kegiatan penerimaan peserta didik. Untuk

menentukan nilai KKM langkah yang harus dilakukan oleh guru mata pelajaran adalah dengan
tahapan :

a. Analisis indikator pencapaian dapat menggunakan:


1) Metode kuantitatif dapat dilakukan dengan poin/skor atau skala/rentang
angka yang disepakati

2) Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement


oleh pendidik, dengan kategori: tinggi, sedang dan rendah

b. Menetapkan KKM Indikator dengan cara:

1) Menjustifikasi Komplesitas, Daya Dukung dan Intake peserta didik


dengan hasil Tinggi, Sedang atau Rendah

2) Menentukan pola analisis dengan poin atau skala


3) Menganalisis Indikator dan penetapan KKM Indikator

c. KKM kompetensi dasar diperoleh dari rata-rata KKM indikator pada kompetensi
dasar tersebut.

d. KKM standar kompetensi diperoleh dari rata-rata KKM kompetensi


dasar pada standar kompetensi tersebut.

e. KKM mata pelajaran diperoleh dari rata-rata KKM standar kompetensi pada
mata pelajaran tersebut.

Untuk memudahkan analisis setiap indikator, perlu dibuat skala penilaian yang
disepakati oleh guru mata pelajaran. Contoh:
Aspek yang
dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian

Kompleksitas Tinggi Tinggi Tinggi


< 65 80-100 80-100
Daya Dukung Sedang Sedang Sedang
65-79 65-79 65-79
Intake siswa
Rendah Rendah Rendah
80-100 <65 <65
Dan untuk menghasilkan nilai KKM di hitung dengan rumus :
KKM = Rata-rata(Kompleksitas + Daya Dukung + Intake siswa)

Berikut ini adalah daftar KKM mata pelajaran Kompetensi Keahlian Teknik Komputer
dan Jaringan (TKJ) Tahun Pelajaran 2022/2023yang ditetapkan sekolah berdasarkan
analisis dan perhitungan dari masing-masing mata pelajaran.

MATA PELAJARAN Kelas X Kelas XI Kelas XII


P K P K P K
Kelompok A ( Wajib ):
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 70 70 73 73 75 75
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 70 70 73 73 75 75
3. Bahasa Indonesia 70 70 73 73 75 75
4. Matematika 70 70 73 73 75 75
5. Sejarah Indonesia 70 70
6. Bahasa Inggris 70 70 73 73 75 75
Kelompok B ( Wajib ) ;
7. Seni Budaya 70 70
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan 70 70 73 73
Kesehatan
Kelompok Muatan Lokal
9. Bahasa Jawa 70 70 73 73 75 75
10. Ke-Nu-An 70 70 73 73 75 75
Kelompok C ( Peminatan )
C1. Dasar bidang Keahlian
11. Fisika 70 70
12. Kimia 70 70
C2. Dasar Program Keahlian
13. Simulasi Digital 70 70
14. Dasar Dasar Design Grafis 70 70
15. Sistem Komputer 70 70
16. Jaringan Dasar 70 70
17. Permrograman Dasar 70 70
C3. Paket Keahlian Teknik Komputer dan Jarin gan (T KJ)
18. Teknologi Wan - - 73 73 - -
19. Administrasi Infrastruktur Jaringan 73 73 75 75
20. Administrasi Sistem Jaringan 73 73 75 75
21. Teknologi Layanan Jaringan 73 73 75 75
22. Produk Kreatif Kewirausahaan 73 73 75 75

Keterangan : P = Pengetahuan K = Keterampilan S = Sikap

Berdasarkan Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan,


Penilaian sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik yang dilaksanakan di SMK MA’ARIF NU 01
Jatibarang mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio,
ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah,
yang diuraikan sebagai berikut.

a. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif


untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran.
b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara
reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah

ditetapkan.
c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakanuntuk menilai
keseluruhan entitas proses belajar peserta

didiktermasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar


kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
d. Penilaian harian (PH) merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
menilai kompetensi peserta didik stelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau
lebih.
e. Ulangan tengah semester (UTS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
f. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan ulangan meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
g. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat
kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan
Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
h. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat
kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan
Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
i. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran
kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar
Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
j. Uji Kompetensi Keahlian merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi
dalam rangka sertifikasi sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
yang dilakukan oleh lembaga mandiri atau LSP P1.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk ranah pengetahuan dan ranah keterampilan
menggunakan skala penilaian 0 – 100. Sedangkan skala penilaian untuk ranah sikap
menggunakan rentang predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K).
Penilaian ranah sikap spiritual dan sikap sosial dilakukan oleh wali kelas, guru BK, guru
Pendidikan Agama dan Budi pekerti serta guru PPKn. Sedangkan penilaian sikap spiritual
dan sosial oleh guru mata pelajaran lainnya, merupakan bahan masukan bagi wali kelas untuk
menentukan deskripsi akhir.

Penilaian Pencapaian Kompetensi peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan
posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian
merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi matapelajaran/ kompetensi muatan/ kompetensi
program, dan proses. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

a. Penilaian Kompetensi Sikap


Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui kecenderungan perilaku spiritual dan sosial
peserta didik peserta didik dalam kehidupan sehari-hari di dalam dan di luar kelas sebagai hasil
pendidikan. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dengan penilaian pengetahuan
dan keterampilan, sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini,
penilaian sikap ditujukan untuk untuk mengetahui capaian dan melakukan pembinaan membina
dan pembentukan perilaku peserta didik sesuai butir-butir nilai sikap yang tertera pada sikap
dalam KD dari KI-1 dan KI-2 yang terintegrasi pada setiap pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4.
Penilaian sikap yang utama dilakukan dengan menggunakan teknik observasi selama periode satu
semester oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru
bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama peserta didik di luar jam pelajaran) yang
ditulis dalam buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal), yang mencakup catatan anekdot
(anecdotal record), catatan kejadian tertentu (incidental record), dan informasi lain yang valid
dan relevan.
Jurnal tidak hanya didasarkan pada apa yang dilihat langsung oleh guru, wali kelas, dan guru BK,
tetapi juga informasi lain yang relevan dan valid yang diterima dari berbagai sumber. Dalam
pelaksanaan penilaian sikap diasumsikan setiap peserta didik memiliki perilaku yang baik. Jika
tidak dijumpai perilaku yang sangat baik atau kurang baik, maka nilai sikap peserta didik tersebut
adalah baik dan sesuai dengan indikator yang diharapkan. Perilaku sangat baik atau kurang baik
yang dijumpai selama proses pembelajaran dicatat dan dimasukkan ke dalam jurnal guru.
Penilaian kompetensi sikap oleh guru dapat diperkuat dengan penilaian diri dan penilaian
antarteman. Teknik ini dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter
peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil
penilaian sikap oleh pendidik. Selanjutnya, wali kelas mengumpulkan data/informasi dari hasil
penilaian sikap yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan/atau penilaian diri dan
antar teman kemudian merangkumnya menjadi deskripsi (bukan angka atau predikat) yang
mengambarkan perilaku peserta didik.
1. Teknik Penilaian Sikap

a) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara


berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku
yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa lembar observasi atau
jurnal. Lembar observasi atau jurnal tersebut berisi kolom catatan perilaku yang diisi oleh
guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru BK berdasarkan hasil pengamatan dari perilaku
peserta didik selama satu semester.

b) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta


didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
c) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.
d) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan
dengan sikap dan perilaku.

2. Diskripsi dan Cakupan Nilai Sikap

a) Diskripsi Nilai Sikap

Deskripsi Nilai Sikap memuat uraian secara naratif pencapaian kompetensi sikap sesuai
dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran. Deskripsi nilai sikap
terdiri atas keberhasilan dan/atau ketercapaian sikap yang diinginkan dan sikap yang belum
tercapai yang memerlukan pembinaan dan pembimbingan. Deskripsi dalam bentuk kalimat
positif, memotivasi dan bahan refleksi.

b) Cakupan penilaian sikap yang dikembangkan di SMK MA’ARIF NU

01 Jatibarang adalah :

Penilaian sikap Menghargai dan menghayati ajaran agama yang


spiritual Dianutnya

1.jujur,
2.disiplin,
Penilaian sikap sosial 3.santun,

4. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),

5. bertanggung jawab,

6. Responsive

7. Pro-aktif

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Penilaian aspek pengetahuan dilakukan untuk mengukur ketercapaian aspek kognitif peserta
didik mulai dari memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta/mengkreasi
sesuai dengan tuntutan KD. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian. Penilaian dimulai dengan perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengetahui
apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar (mastery learning), mengidentifikasi
kelemahan dan kekuatan (diagnostic) proses pembelajaran, untuk perbaikan mutu pembelajaran.

Hasil penilaian pengetahuan selama dan setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk
nilai, predikat dan deskripsi. Teknik penilaian pengetahuan yang digunakan adalah tes lisan, tes
tertulis, dan penugasan. Selain itu dapat pula digunakan portofolio sebagai masukan dalam
merencanakan remedial, pengayaan (assessment for learning) dan penyusunan deskripsi
kompetensi pengetahuan pada rapor. Teknik dan Instrumen Penilaian Pengetahuan sebagai
berikut :
1. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Bentuk soal yang digunakan pada SMK MA’ARIF NU

01 Jatibarang adalah pilihan ganda (PG) dan uraian. Instrumen tes tertulis dilengkapi dengan kisi-
kisi, kartu soal, dan pedoman penskoran.

2. Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik


menjawab secara lisan. Instrumen tes lisan disiapkan oleh pendidik berupa daftar pertanyaan
yang disampaikan secara langsung dalam bentuk tanya jawab dengan peserta didik. Tes lisan
menumbuhkan sikap berani berpendapat. Jawaban peserta didik dapat berupa kata, frase, kalimat
maupun paragraf.
3. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas dengan perhitungan 60 % dari
perhitungan total jam.
4. Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu periode tertentu. Beberapa tipe portofolio yaitu portofolio dokumentasi,
portofolio proses, dan portofolio pameran.
Nilai akhir pencapaian pengetahuan dari penugasan, penilaian harian, penilaian tengah
semester dan penilaian akhir semester dapat dilakukan dengan pembobotan : 1

: 3 : 2 : 2. Nilai kompetensi pengetahuan yang tertera dalam laporan capaian


kompetensi merupakan gabungan dari ketiga penilaian tersebut dan dapat diperoleh dalam
kegiatan penilaian akhir semester ( UAS ), penilaian tengah semester ( UTS ), penugasan dan
penilaian harian ( NH ). Dan penghitungan skor akhir dirumuskan sebagai berikut :

(2UAS) + (2UTS) + (4NH)


Skor Akhir =
8

c. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Penilaian keterampilan adalah suatu penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan untuk melakukan tugas tertentu di dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Dalam
pelaksanaannya, penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, seperti
penilaian kinerja, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang
digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada dari KI-4.
Hasil penilaian kompetensi keterampilan selama dan setelah proses
pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka rentang 0-100 dan deskripsi.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi
rubrik.

1) Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran yang berupa


keterampilan proses dan/atau hasil (produk). Penilaian kinerja yang menekankan
pada hasil (produk) biasa disebut penilaian produk, sedangkan penilaian kinerja yang
menekankan pada proses dan produk dapat disebut penilaian praktik.

2) Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan


perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai


kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif
untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreatifitas peserta didik dalam kurun
waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian
peserta didik terhadap lingkungannya.

Nilai kompetensi keterampilan yang tertera dalam laporan capaian kompetensi merupakan
gabungan dari hasil penilaian yang menggunakan teknik: tes praktik, projek, dan penilaian
portofolio. Hasil penilaian dengan teknik kinerja dan proyek dirata-ratakan untuk memperoleh
nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran. Jika suatu KD diukur dengan pengukuran
yang sama beberapa kali maka yang diambil adalah nilai optimum.

Selanjutnya seperti capaian kompetensi pengetahuan, penulisan capaian kompetensi keterampilan


pada menggunakan angka pada skala 0 – 100.

10. Kriteria Kenaikan Kelas Dan Kriteria Kelulusan

1. Kenaikan kelas

Penilaian hasil belajar peserta didik merupakan dasar pertimbangan untuk menentukan kenaikan
kelas. Penilaian dilakukan oleh pendidik secara berkesinambungan untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk penugasan individu / kelompok, ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas yang
pelaksanaannya menjadi program kerja sekolah dan sesuai dengan kalender pendidikan yang
ditetapkan tiap awal tahun pelajaran, kecuali penugasan, ulangan harian dan penilaian portofolio
yang pelaksanaannya diatur oleh pendidik mata pelajaran masing-masing. Hasil penilaian belajar
peserta didik didokumentasikan dan disampaikan kepada orang tua / wali peserta didik dalam
bentuk laporan hasil belajar yang diberikan tiap akhir semester. Bagi peserta didik yang belum
mencapai batas ketuntasan dilaksanakan program remidi dan pelaksanaannya diatur oleh
pendidik mata pelajaran.

Dari hasil penilaian belajar peserta didik dapat dinyatakan naik atau tidak naik dengan
kriteria dan syarat-syarat kenaikan kelas sebagai berikut :

a. Kriteria Kenaikan kelas


a. Kenaikan kelas peserta didik ditentukan oleh rapat pleno dewan
pendidik pada akhir semester genap setiap akhir tahun pelajaran.

b. Peserta didik yang tidak naik kelas dari kelas X ke kelas XI dinyatakan keluar (
drop out ), yang tidak naik kelas dari kelas XI ke kelas XII diberi kesempatan untuk mengulang
pada tahun pelajaranan berikutnya dan mengikuti seluruh mata pelajaran di kelas XI.
c. Jika siswa tidak naik berturut-turut 2 kali maka dinyatakan drop out

b. Syarat – syarat kenaikan kelas

b. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester


pada tahun pelajaran yang diikuti.

c. Nilai (deskripsi) sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan


kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.

d. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya BAIK.

e. Kehadiran minimal 90%

Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi
pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester
ganjil, nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada tahun pelajaran tersebut.

2. Kriteria Kelulusan

Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditentukan oleh satuan pendidikan
berdasarkan rapat Dewan Guru dengan kriteria sebagai berikut :

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. Mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan ketentuan kompetensi


sikap (spiritual dan sosial) termasuk kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan keterampilan
minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan;

c. Lulus ujian sekolah; dan

d. Mengikuti Ujian Nasional,

e. Mengumpulkan Sertifikat Makesta

Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan
oleh sekolah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu
persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah semua
kelompok mata pelajaran dimana pelaksanaannya diatur dalam Prosedur Operasi Standar ( POS )
yang ditetapkan sekolah dengan surat keputusan kepala sekolah. Ujian Nasional adalah Proses
pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik, yang hasilnya digunakan untuk salah satu
persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan, pemetaan mutu, salah satu pertimbangan dalam
seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya, dan pembinaan, pemberian bantuan untuk
peningkatan mutu. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran tertentu yang diatur dalam
Prosedur Operasi Standar ( POS ) Ujian Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah melalui Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan/atau Badan Standarisasi Nasional Pendidikan. Untuk
meningkatkan mutu kelulusannya maka sekolah menyusun strategi untuk mencapainya,
diantaranya adalah penambahan jam belajar khusus kelas XII, melengkapi sarana prasarana
dalam pembelajaran baik teori maupun praktek, membentuk tim sukses ujian dan tim pemantauan
perkembangan belajar peserta didik kelas XII, melaksanakan uji coba ujian, dan melaksanakan
training motivasi sukses ujian. Tidak menutup kemungkinan target kelulusan yang akan dicapai
tidak terpenuhi, maka setelah rangkaian kegiatan
ujian selesai diadakan pembinaan / pembimbingan untuk siap menghadapi kemungkinan belum
lulus ujian akhir dan setelah pengumuman kelulusan apabila ada peserta didik yang belum lulus
dalam ujian akhir diberikan bimbingan personal oleh pendidik bimbingan konseling sebagai
upaya pemantapan metal untuk dapat mengulang dikelas XII pada tahun pelajaran berikutnya.

Disamping itu pada jeda waktu pelaksanaan ujian nasioanal dan pengumuman kelulusan, peserta
didik kelas XII diberikan program pembimbingan keterampilan sesuai dengan kompetensi
kejuruannya dengan mendatangkan praktisi wirausaha serta bimbingan untuk masuk perguruan
tinggi
59
BAB V

KALENDER PENDIDIKAN

59
60
61
62

Anda mungkin juga menyukai