PROPOSAL
di STIKes Banyuwangi
Oleh :
i
ii
ii
SURAT PERNYATAAN
Nama
: Sindi Meilda
Margareta
Nim
: 2016.03.023
: Bondowoso, 15 Mei
1997
Institusi
: STikes Banyuwangi
Banyuwangi,29-01-2019
Yang menyatakan
ii
Sindi Meilda
Margareta
NIM. 2016.03.023
Mengetahui,
LEMBAR PERSETUJUAN
Nim : 2016.03.023
Telah disetujui untuk Dipertahankan pada Ujian Proposal Laporan Tugas Akhir
pada Tanggal 29-01-2019.
iii
Oleh :
Mengetahui,
NIDN. 0706018401
LEMBAR PENGESAHAN
iv
Nim : 2016.03.023
Mengesahkan
TIM PENGUJI
TANDA TANGAN
Mengetahui,
DR. H. SOEKARDJO
NUPN.9907159603
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Laporan Tugas Akhir
v
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi dengan Kista Ovarium di
Ruang Poli Kandungan RSUD Blambangan Banyuwangi”, sebagai salah satu
syarat menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi
Diploma III Kebidanan STIKes Banyuwangi.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimahkasih
kepada :
Banyuwangi,……..Januari 2019
Penulis
vi
vii
DAFTAR ISI
Daftar Gambar………………………………………………………………
x
viii
4
1.3. Tujuan Penulisan …………………………………………........
5
1.4. Ruang Lingkup………………………………………………...
6
1.5. Manfaat Penelitian ………………………………….................
6.................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
ix
40
2.2.10. Penatalaksanaan …………………………………….....
41...........................................................................................
2.3. Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Hellen Varney
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR BAGAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR SINGKATAN
USG : Ultrasonografi
RI : Republik Indonesia
LH : Luteinizing Hormone
xiii
BMI : Body Mass Index
HB : Hemoglobin
DX : Diagnosa
DO : Data Obyektif
DS : Data Subyektif
ABORSI : Keguguran
xiv
DAFTAR LAMBANG
ͦͦ C : Derajat Celcius
gr : Gram
kg : Kilogram
“ : Petik dua
cm : Centimeter
% : Presentase
. : Titik
, : Koma
/ : Garis miring
- : Sampai
Sd : Sampai dengan
( : Buka kurung
) : Tutup kurung
xv
? : Tanda Tanya
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
meliputi aspek fisik, mental, dan sosial bukan sekedar tidak ada penyakit
reproduksi adalah Kista ovarium. Kista ovarium (kista indung telur) berarti
indung telur (ovarium). Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja.
(Setyorini, 2014).
angka kejadian tertinggi kista ovarium ditemukan pada negara maju dengan
Indonesia terdapat angka kejadian kista ovarium pada tahun 2015 sebanyak
23.400 orang dan meninggal sebanyak 13.900 orang. Angka kematian yang
2016).
1
2
didapatkan data kejadian kista ovarium sebanyak 133 (12, 78%) kasus.
Dan dapat diketahui bahwa kejadian kista ovarium ini mengalami kenaikan
terbanyak pada tanggal 1 Januari 2018 s/d 1 Januari 2019 telah didapatkan
untuk berovulasi. Sebagian besar kista ovarium sering terjadi pada wanita
oleh epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel, jika terdapat sobekan di
ronga perut yang akan menimbulkan penyakit menahun dengan musin terus
meninggal karena ileus dan inanisi. (Rasjidi, dkk. 2010). Adapun beberapa
hormon, gaya hidup tidak sehat, dan merokok (Arif dkk, 2016).
hormon atau komplikasi dari tumor tersebut. Adapun tanda dan gejala dari
teratur, nyeri pada saat buang air kecil dan buang air besar, nyeri saat
senggama dan nyeri pada punggung menjalar sampai kaki. Dampak dari
3
kista ovarium dapat berupa perdarahan, infeksi dan robekan pada dinding
kista. Kista ovarium dapat terjadi pada wanita yang biasanya memiki
riwayat kista ovarium, siklus haid tidak teratur, perut buncit, sulit hamil,
banyak sayuran dan buah karena sayuran dan buah banyak mengandung
hormon kortisol pemicu stress dan dapat pula terjadi obesitas, Mengunakan
produksi sel telur (Nugroho, 2014). Selain itu, penanganan pada pasien
dengan kista ovarium dapat di lakukan observasi selama 1-2 bulan, karena
kista ovarium pada wanita usia subur (WUS) akan menghilang dengan
Namun, jika kista yang diderita semakin membesar atau mengarah pada
kebutuhan klien serta mampu mengatasi masalah yang mungkin timbul pada
Varney?”
5
tahun 2019.
3. Mengantisipasi masalah potensial pada ibu dengan kista ovarium
tahun 2019.
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu dengan kista
tahun 2019.
5. Menyusun intervensi pada ibu dengan kista ovarium di Ruang
1.4.2 Tempat
6
Blambangan Banyuwangi.
1.4.3 Waktu
keganasan.
2. Bagi Peneliti
Mengetahui tentang kista ovarium dan menambah ilmu
4. Bagi Klien
Klien merasa puas, nyaman, serta menambah pengetahuan
mahasiswa kebidanan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
meliputi aspek fisik, mental, dan sosial bukan sekedar tidak ada penyakit
(Setiyaningrum, 2014).
yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan dalam segala
(Nugroho, 2010).
dan sosial yang utuh dan tidak hanya penyakit dan kelemahan dalam segala
hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya
(Setyorini, 2016).
2) Tujuan Khusus
8
9
anggotanya.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi pemberi
reproduksi.
4. Meningkatkan kesadaran seluruh anggota masyarakat mengenai
wilujeng, 2014).
2. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi
1) Ruang lingkup kesehatan reproduksi, mencakup keseluruhan hidup
depannya.
5) Faktor Psikologis
Merupakan dampak pada keretakan orang tua dan remaja, depresi
dan organ genetalia interna. Organ genetalia eksterna dan vagina adalah
wanita yang terlihat dari luar. Organ reproduksi luar terdiri dari:
1) Vulva (Pudenda)
Meliputi seluruh eksternal yang dapat dilihat mulai dari pubis
3) Labia mayora
Labia mayora terdiri atas bagian kanan dan bagian kiri, lonjong,
edial terhadap labia mayor dan berawal dari klitoris (Aspiani, 2017).
5) Klitoris
12
2017).
6) Hymen
Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina mempunyai
sebesar ujung jari sehingga getah dari genetalia interna dan darah
8) Vestibulum
Merupakan celah jaringan antara labia minora yang terlihat ketika
(Aspiani, 2017).
13
yang terletak antara saluran kemih dan anus, arahnya sejajar dengan
2017).
2) Uterus
Uterus merupakan struktur muscular tunggal yang berbentuk buah
pir yang terletak diantara vesica urinaria dan rectum pada pelvis
ujung uterus kanan dan kiri yang memiliki panjang 12-13 cm. Tuba
kiri dan kanan. Ovarium ini memiliki ukuran panjang kira-kira 4 cm,
lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. Pinggir atasnya atau hilusnya yang
14
2014).
pelumas pada saat senggama dan juga berfungsi sebagai jalan lahir
(Maryunani, 2010).
2. Fungsi hormonal
Peran indung telur rahim di dalam mempertahankan ciri kewanitaan dan
(Maryunani, 2010).
3. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi yang dimaksud disini yaitu melanjutkan keturunan.
Tugas reproduksi dilakukan oleh ovarium, saluran telur dan rahim. Sel
telur yang setiap bulannya dikeluarkan dari kantung telur pada saat
masa subur dan menyatu dengan sel benih pria (spermatozoa) kemudian
pada bagian atas rahim zygote akan menanamkan diri dan berkembang
15
sebagai janin yang kemudian lahir pada umur kehamilan yang cukup
bulan. Masa subur pada siklus haid 28 hari, dan terjadi sekitar 14 hari
reproduksi diantaranya:
1) Menstruasi
Wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara
2017).
berlangsung dari haid ke-5 hingga haid ke-14 dari hari pertama
sel sekeliling ovum berlipat ganda, kemudian diantara sel-sel ini timbul
sebuah rongga yang berisi cairan yaitu liquor folliculi. Ovum sendiri
menonjol ke rongga follikel dan tumpukan sel dengan sel telur tersebut
keluar dan membentuk dua lapisan yaitu Theca interna yang banyak
telur yang telah bebas itu disebut Corona radiate. Setelah ovulasi, maka
sisa follikel berubah menjadi butir yang kuning disebut Corpus Luteum.
18
ovulasi. Setelah terjadi ovulasi maka sel telur yang meupakan sel
terbesar dan badan manusia dengan ukuran kurang lebih 0,2 mm.
Masuk kedalam tuba dan terus di angkut ke cavum uteri. Hal Ini terjadi
rambut getar dari sel-sel selaput lendir tubah kearah cavum uteri
(Aspiani, 2017).
Jika tidak terjadi kehamilan maka sel telur mati dalam beberapa
dari sel telur ke sel sperma dalam ampulla tuba. Sel telur yang dibuahi
hingga corpus luteum yang biasanya hidup kurang lebih 8 hari tidak
19
mati dan menjadi lebih tebal dan berubah menjadi Desidua. Sehingga
(ICHS)
LH dapat isolir dari urin laki-laki maupun wanita, ditemukan banyak
terbanyak pada urine wanita hamil, pada masa laktasi dan post
20
anterior hipofise, dan fungsi hormone ini adalah untuk memulai dan
karena ternyata bahwa dari siklus itu stadium sekresi yang tetap
8 hari. Pada wanita dengan siklus 28 hari ovulasi terjadi pada hari
pada hari ke-21. Cara penentuan masa ovulasi ini tidak dapat
maka atau minum dan diambil rectal. Ternyata temperature itu lebih
rendah pada bagian pertama dari siklus. Jadi pada saat ovulasoi, dan
21
dapat terbentuk kapan saja, pada periode masa subur sampai monepouse,
Kista ovarium ini merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang
menstruasi produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium. Kista ovarium
merupakan benjolan yang besar, seperti balon yang berisi cairan yang
tumbuh di indung telur. Kista tersebut juga disebut kista fungsional karena
indung telur), normalnya berukuran kecil yang dapat terbentuk kapan saja
(Setyorini, 2016)
22
Jadi Kista ovarium adalah suatu tumor, baik kecil maupun yang
besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan tumor ovarium
yang di jumpai paling sering adalah kista dermonal, kista coklat atau kista
lutein, tumor yang cukup besar dapat disebabkan kelainan letak janin dalam
(Winjosastro, 2011).
2.2.2 Etiologi
1) Usia
Umumnya, kista ovarium jinak (tidak bersifat kanker) terjadi pada
jarang, akan tetapi wanita yang memasuki masa menopause (usia 50-
tidak aktif dan dapat menghasilkan kista akibat tingkat aktifitas wanita
ovarium folikel.
6) Merokok
Kebiasaan merokok juga merupakan salah satu faktor resiko untuk
ovarium.
Resiko rendah konsumsi alkohol adalah tidak lebih dari 3 kali dalam 1
banyak jenis zat kimia, salah satunya adalah hormon estrogen yang
ovarium ini tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang lama. Gejala
2017).
timbul tanpa gejala. Dapat disertai nyeri, misalnya nyeri saat menstruasi,
nyeri perut bagian bawah, nyeri saat berkemih, dan nyeri saat buang air
26
besar. Bisa juga jumlah darah yang keluar banyak. Beberapa kista
a. Kista folikuler
Berukuran lebih dari 2,5 cm, biasanya sekitar 3-8 cm. Meskipun secara
umumnya tanpa gejala, dapat terjadi siklus menstruasi yang tidak teratur,
Setyorini (2016) yaitu: sering timbul tanpa gejala, siklus menstruasi tidak
lancar, nyeri saat senggama, nyeri saat menstruasi, nyeri perut bagian
bawah, dan saat buang air kecil dan buang air besar, serta nyeri
2.2.4 Patofisiologi
ovarium utuh dan FSH dan LH tetapi tidak terjadi ovulasi ovum. Kadar
dengan perut dan panggul dan sel-sel yang menempatkan diri pada rongga
perut dan panggul. Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intra
peritonial dan limfasik muncul tanda atau gejala spesifik. Gejala tidak pasti
yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada
seperti rasa penuh, mual, tidak enak di perut, cepat kenyang dan
dianggap sebagai varian fisiologik Kelainan yang tidak berbahaya ini berasal
dari folikel de graaf yang tidak ruptur atau pada folikel yang sudah pecah
dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multiple dan
kecil dengan diameter 1 - 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening,
Jika kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel teka, tetapi seiring dengan
2.2.5 Pathway
Degenerasi Ovarium Infeksi ovarium
Luka operasi
Hipolisis→asam
Resiko perdarahan laknat→kelebihan
Diskontinuitas jaringan
Gangguan metabolisme
2.2.6 Klasifikasi
a. Kista Fungsional
jenis kista yang paling banyak ditemukan pada wanita. Kista fungsional
berasal dari sel telur dan korpus luteum yang terjadi bersamaan dengan
siklus menstruasi normal. Kista ini berukuran kurang dari 6 cm, permukaan
rata dan bergerak. Selain itu, kista tumbuh setiap bulan dan pecah pada
masa subur untuk melepaskan sel telur yang siap dibuahi oleh sperma.
Setelah pecah, kista normal akan menjadi kista folikuler dan saat menstruasi
akan menghilang dengan sendirinya. Kista normal terdiri dari kista folikel
gejala dan dapat menghilang dengan sendirinya dalam waktu 6-8 minggu
(Setyorini, 2016).
1. Kista folikel
Kista folikel ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai
berevolusi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel atau dari beberapa
31
Kista ini biasanya asimptomatik kecuali jika robek. Di mana masalah ini
terdapat nyeri pada panggul. Jika kista tidak robek, biasanya menyusut
karena darah tua. Dinding kista terdiri dari lapisan berwarna kuning dan
menstruasi dan siklus menstruasi yang tidak teratur atau terlalu panjang.
Adanya kista dapat juga menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah
korpus luteum hematoma. Kista ini biasanya bilateral, kecil dan lebih
jarang disbanding kista folikel atau kista korpus luteum. Kisa theka
cairan yang jernih atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama
kista teka lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan
b. Kista Abnormal
Maksud dari kista abnormal di sini tidak normal, tidak umum
atau tidak biasanya (ada, timbul, muncul, atau terjadi). Semua tipe atau
abnormal, misalnya:
1. Kistadenoma
Berasal dari pembungkus ovarium yang tumbuh menjadi kista
mudah menjadi ganas Pada usia di atas 45 tahun atau kurang dari 20
rahim tetapi melekat pada dinding luar ovarium. Akibatnya setiap kali
akan tertimbun di dalam ovarium. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit
3. Kista dermoid
33
konsistensi lebih kistik kenyal dan sebagian lagi padat. Dapat terjadi
2017).
4. Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium di
5. Kista Hemorrhage
menyebabkan nyeri pada salah satu perut bagian hawah (Aspiani, 2017).
6. Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein
yang biasa terjadi setiap bulannya. Jika kista ini menumpuk, maka
ovarium akan membesar, pada kista polikistik ovarium yang kista agar
2017).
1. Laparoskopi
Laparoskopi dilakukan dengan melihat tumor, perdarahan,
mengenali lokasinya dan menentukan isi kista cairan atau padat. Selain
itu, dapat ditemukan letak batas tumor apakah berasal dari rahim,
ovarium, atau kandung kemih, apakah kistik atau padat, dan dapat
dibedakan antara cairan antara rongga perut yang bebas dan yang tidak
(Prawirohardjo, 2011).
2.2.8 Komplikasi
pada ovarium. Jika kista yang besar menekan kandung kemih akan
2017).
35
menyebar sampai turun ke kaki. Pada kondisi seperti ini pasien harus
diłakukan. Jika torsio lebih dari 6 jam dan tuba fallopi sudah nekrosis,
komplikasi nyeri perut yang lokalisasi disalah satu sisi perut (pada
beberapa kasus tidak ditemukan Gejala. Tanda pertama yang bisa terjadi
adalah terasa sakit di perut bagian bawah, mual, muntah dan demam
(Aspiani, 2017).
3. Infeksi
Infeksi bila mengikuti komplikasi dari kista avarium. Kitsa
2.2.9 Pencegahan
ada, tidak ada ovulasi maka tidak akan ada sel telur yang dilepaskan,
2.2.10 Penatalaksanaan
1. Observasi
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (di
pantau) selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan hilang dengan
sendirinya setelah satu atau dua siklus menstnuasi. Tindakan ini diambil
pada hari ke-3 atau ke-4 sedangkan untuk laparotomi pasien akan
dipulangkan pada hari ke-8 atau hari ke-9. Tindakan operasi pada tumor
37
tumor. Akan tetapi jika tumormya besar atau ada komplikasi, perlu
asupan dan keluhan rasa sakit dan insisi. Terapi intravena, antibiotik dan
rumah, tetapi tidak boleh mengendarai atau menyetir untuk 3-4 minggu,
sebaiknya dalam 4-6 minggu setelah operasi, dan kontrol untuk evaluasi
laparotomi
38
operatif
d. Kista 5-10 cm, diperlukan observasi jika diselesaikan atau
penanganan selanjutnya.
Varney
1. Langkah 1: Pengkajian
A. Data Subjektif
1. Identitas pasien
a. Nama pasien :
b. Umur
c. Agama
dkk, 2010)
d. Pendidikan
reproduksi.
e. Suku/Bangsa
40
(Anggraini, 2010).
f. Pekerjaan
g. Alamat
2. Alasan Kunjungan
3. Keluhan Utama
2017).
4. Riwayat Kesehatan
saat buang air besar dan buang air kecil, nyeri saat
5. Riwayat Kebidanan
a) Riwayat Haid
42
b) Menarche
masa menopause.
c) Dismenore
d) Siklus
e) Banyaknya
1) Kehamilan Dahulu
2) Persalinan Dahulu
3) Nifas Dahulu
4) Riwayat KB
kontrasepsi terakhir.
44
pernah digunakan.
berapa lama.
a) Pola Nutrisi
b) Pola Eliminasi
c) Pola Istirahat
45
(Aspiani, 2017).
d) Personal Hygiene
e) Pola Aktivitas
f) Pola Seksual
46
a) Keadaan Psikologi
mengalami perdarahan.
b) Keadaan Sosial
c) Keadaan Spiritual
a) Riwayat Sosial
b) Riwayat budaya
klien.
c) kebiasaan lain
B. Data Objektif
Data Objektif adalah data yang dapat diobservasi dan dilihat tenaga
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
(Aspiani, 2017).
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda Vital
a) Tekanan darah
b) Nadi
c) Pernapasan
d) Suhu tubuh
e) Berat Badan
(Arif, 2016).
2. Pemeriksaan Khusus
kaki.
1) Inspeksi
putih.
tidak.
tidak.
2017).
atau tidak.
l. Ekstremitas atas
m. Ekstremitas Bawah
2) Palpasi
tidak.
3) Auskultasi
52
4) Perkusi
3. Pemeriksaan Penunjang
cairan atau padat, selain itu dapat ditemukan letak batas tumor
(Aspiani, 2017).
Ds :
53
bawah.
Do :
siklus menstruasi.
54
yang akan timbul dari kondidi yang ada (Walyani, 2015). Kista
2017).
atau dokter dan atau untuk dikonsulkan atau ditangani bersama dengan
5. Langkah V : Intervensi
yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang
1. Diagnosa kebidanan
55
a. Jangka pendek :
anjuran bidan.
Kriteria hasil :
keluhan
Intervensi :
- Nutrisi
tinggi.
56
hidup sehat
- Istirahat
dirasakan pasien.
b. Jangka Panjang :
Kriteria hasil :
Keluhan berkurang
Kesadaran : Composmentis
dini komplikasi.
Hb, dan Ht
6. Langkah VI : Implementasi
oleh kedua belah pihak yaitu bidan dan pasien, agar dapat dilaksanakan
awal hingga akhir kepada pasien apakah sudah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan pasien atau belum. Pada langkah ini bidan harus tau sejauh
(Sulistyawati, 2013).
Evaluasi mencakup :
a. S (data subjektif)
b. O (data objektif)
penunjang
c. A (assesment)
59
d. P (Planning)
: Tidak diteliti
Blambangan
61
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, H.P. 2012. Buku ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta;
Rohima Press.
Ahmad, Abu dan Rohani, Akhmad. 2011. Asuhan Pada Masa Persalinan.Jakarta :
Salemba Medika.
Aspiani, Reny Yuli. 2017. Asuhan Keperawatan Maternas Aplikasi Nanda, Nic
dan Noc. Jakarta : Trans Info Medika
Anurogo, Dito. 2016. The Art Of Medicine : Seni Mendeteksi, Mengobati dan
Menyembuhkan 88 Penyakit Dan Gangguan Kesehatan. Jakarta :Gramedia
Pustaka Utama
Marni, 2012. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta : Pustaka
Belajar
Maritalia, D. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Editor Sujono Riyadi.
Yogyakarta : Pustaka Belajar
Safitri, Rida. 2016. Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Ibu Dengan
Setyaningrum, E. 2015. Pelayanan Kesehatan Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Trans Info Media
STIKes Banyuwangi, akan melakukan studi kasus sebagai laporan tugas akhir
Banyuwangi”.
informasi tentang studi kasus ini dan bersedia menjadi responden secara berkala
Hormat Saya
NIM. 2016.03.023
65
Kepada Yth.
Di-
Tempat
Nama Saya Eppy Sasmita Mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan STIKes
Banyuwangi, akan melakukan studi kasus sebagai laporan tugas akhir pendidikan
dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Berat Bayi
responden ataupun data yang saya peroleh. Informasi yang saya berikan akan
Sebagai bukti ketersediannya menjadi responden dala studi kasus ini, saya
dalam pengisian formulir ini sangat saya hargai dan atas perhatian serta
Tanggal : .....................................