Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH PAROKI MATER DEI MADIUN

I. NAMA PAROKI, ALAMAT DAN NOMOR TELEPHON, FOTO GEREJA TAMPAK DEPAN

Sejarah singkat ini bersumber dua buku, Pertama, “Sejarah Berdirinya Gereja Katolik
‘Mater Dei’ Madiun” dari Pembentukan Panitia Pertama 16 Mei 1986 sampai dengan
Pemberkatan Gereja Mater Dei 6 April 1991, ditulis oleh Romo B. Justisianto, Pr. Dengan Kata
Pengantar tanggal 11 September 2001. Kedua, Buku Pembangunan Pastoran “Mater Dei” Madiun,
Tahun 1997 – 1998, disusun Tim: Romo J.Haryono CM, Pasutri Nelly-Pardi, Enggal Budiono, Retno
Lestari, Y. Hary Anggoro, Y. Suhanto.
Gereja Katolik Paroki Mater Dei Madiun ada di Jl. Slamet Riyadi dan Pastoran di Jl. Auri No.
11-12, Madiun, telp. 0351-492424.

Gereja Mater Dei, Jalan Slamet Riyadi, tahun 1992, tampak dari Jl. Setya Budi, Madiun
II. SEJARAH BERDIRINYA PAROKI
A. Berdirinya Gereja Mater Dei Madiun
Sejarah berdirinya Paroki Mater Dei Madiun, dapat dibagi menjadi dua bagian yakni
Sejarah pembangunan gedung gereja dimulai dengan awal pengurusan IMB tahun 1986 - 19 April
1990; Proses pembangunan – Peresmian Penggunaan Gereja 6 April 1991; sejarah pembangunan
Pastoran Mater Dei beserta fasilitasnya tahun 1992 – 1998; Quasi Paroki tahun 1999; dan
Berdirinya Paroki Mater Dei 1 Januari 2000.
Gedung gereja Mater Dei dibangun berdasarkan IMB Pemerintah Kota Madya Madiun, oleh
Walikota Madya Dati II Madiun, Drs. Masdra M. Jasin, tanggal 19 April 1990, nomor:
451.2/865/413.15/1990, di atas tanah 2.250 m2 tanah fasilitas umum perumahan AURI.
Peresmian penggunaan Gereja Mater Dei, Sabtu, 6 April 1991 oleh Walikota Madya
Madiun, Drs. Masdra M.Jasin, dihadiri dan disaksikan oleh Muspida Dati-II Madiun, Komandan
Lanud Iswahyudi, Marsekal Pertama F.X. Soeyitno, Kakansospol, Kesra, Muspika, dan seluruh umat
Katolik Madiun. Prasasti ditandatangani oleh Uskup Surabaya, Mgr. A.J. Dibyokarjono, Pr. dan
Dirjen Bimas Katolik Bapak Brigjen Ignatius Imam Koesenomihardjo.
Misa Perdana Gereja Mater Dei Madiun dengan selebran utama Mgr. A.J. Dibyokarjono,Pr.
Minggu, 7 April 1991. Sejak diresmikan dan diberkati Gereja Mater Dei Madiun sampai dengan
tahun 1998 berstatus sebagai stasi dari Paroki St. Cornelius Madiun.
Sejak resmikan dan diberkati 6 April 1991, umat stasi Gereja Mater Dei dilayani oleh Pastor
dari Paroki St. Cornelius Madiun.
B. Perintisan Gereja Mater Dei Madiun
Gagasan pengembangan Paroki St. Cornelius Madiun, berawal dari gagasan Mgr. A.J.
Dibyokaryono, Pr., saat bertugas sebagai Pastor Kepala tahun 1957 – 1963, dengan pertimbangan
jumlah umat semakin bertambah, sedangkan kapasitas gereja St. Cornelius (yang dibangun 1938)
hanya 600 orang.

1
Gagasan ini ditandaklanjuti oleh Pastor-pastor Kepala berikutnya, yakni Romo Carlo del
Gobbo, CM (1967), Romo Ronaldo Siveri, CM (1972), khususnya Romo Carlo Liberi, CM (1975).
Romo Carlo Liberi bahkan sempat memulai membentuk Panitia, membagi wilayah St. Cornelius
Utara dan St. Cornelius Selatan dengan batas “Tugu”. Upaya ini diawali membentuk semacam
Dewan Paroki, kegiatan Misa Minggu, pelajaran agama, baptisan dll. layaknya paroki, dengan
Kapel SD St. Maria, Jl. Cokroaminoto (SDK St. Maria), Pastoran Jl. Ringin no. II. Namun “paroki”
baru ini berhenti karena Romo Carlo Liberi, CM dipindah ke Blora. Pengembangan Paroki St.
Cornelius ini dimulai lagi ketika Mgr. A.J. Dibyokaryono, Pr. Menjadi Uskup Surabaya tahun
1985.Beliau menegaskan lagi gagasan pembangunan Gereja Kedua Madiun.
Menyikapi gagasan Uskup Surabaya itu Romo Louis Pandu, CM tahun 1985 mengadakan
pertemuan Dewan Paroki beserta tokoh-tokoh umat dengan 3 butir keputusan yakni a) lokasi
gereja di Desa Taman kurang tepat; b) wilayah ke Kota Madiun Timur di Jl. Slamet Riyadi, Desa
Kanigoro, Kec. Kartoharjo telah ada lahan 1.640 m2 yang digunakan sebagai Poliklinik “Panti
Bagiya”; c)Tanah di Desa Taman seluas 2.500 m2 dijual kepada Suster Misionaris Claris (Madre).
Upaya pengalihan pembangunan ke lokasi yang kedua di ini mendapat persetujuan Uskup
Surabaya Mgr. A.J. Dibyokaryono, Pr. pada 6 Maret 1986. Selanjutnya, 16 Mei 1986, Ketua Dewan
Paroki St. Cornelius Madiun, Drs. A. Soemarno, M.Sc. menerbitkan Surat Keputusan Panitia
(Pertama) Panitia Pembangunan Gereja Katolik Wilayah Timur, dengan struktur: Pelindung, Pastor
Paroki, Penasehat Bp Letkol Hengki Kahermaadi, Bp. Y.H. Sutaryo, S.H., Ketua Dokter J. Suwandhy
Wibisono, Wakil Ketua Bp. Drs.Gr. Ramli Prabowo, Sekretaris Drs. A.J. Soemarsono, Bp. Drs. A.J.
Ngadiyono, Bendahara Bp Frans Irawan, Bp. A. Diono, dan Seksi Perizinan, Pembangunan,
Pengawasan, dan Seksi Dana. Adapun Lokasi pembangunan adalah tanah yang berada di Jalan
Slamet Riyadi.
Pembangunan Gereja Mater Dei Madiun ini akan menempati tanah di Jalan Slamet Riyadi
RT. 8 / R W 11 Desa Kanigoro, dalam Sertifikat Hak Milik No. 801 tanah 1.640 m2 atas nama Drs. J.
Wardija (Surat Kuasa tanggal 8 November 1986) lokasi calon gereja yang semula digunakan
Poliklinik “Panti Bagiya” ini. Berkenaan kepentingan pembangunan ini, tanggal 20 September
1986, Agustinus Parmo, karyawan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Madiun yang
menempati rumah / tanah di Jl. Slamet Riyadi Desa Kanigoro, membuat Surat Pernyataan
bersedia meninggalkan rumah / tanah tersebut tanpa syarat apa pun, 3 bulan setelah
pemberitahuan.
C. Perjuangan Pengurusan IMB Pembangunan Gereja
Berpijak Surat Keputusan Dewan Paroki St. Cornelius ini, 1 Februari 1987, Panitia mulai
mengurus IMB dengan mencari Surat Keterangan Pernyataan tidak Berkeberatan dan Melarang
sehubungan dengan Rencana Pembangunan Gereja Katolik di Jalan Slamaet Riyadi RT 8 / RW 11
dari Desa Kanigoro Kodya Madiun, dilampiri tanda tangan persetujuan 11 KK sekitar, Ketua RT 8, J.
Darmosoewito, Ketua RW II, Darmawan B.A., dan Kepala Desa Kanigoro, Triyono PH, untuk
mengurus IMB ke Pemerintah Kodya Madiun.
Berselang 3 hari permohonan IMB dikirim ke Pemerintah Kodya Madiun, 3 Februari 1987,
Majelis Da’wah Islamiyah (MDI) mengirim Surat keberatan atas rencana Pembangunan Gereja.
Berbagai upaya untuk mendapatkan IMB melalui pendekatan: anggota DPRD, Bp Drs. G.Ramli
Prabowo, Ketua Komisi E, Bp. Drs Slamet, Brigjen Imam Koeseno Mihardjo, Dirjen Bimas Katolik,
Pembimas Kanwil Depag Jatim, Bapak C. Ngariharsono belum menghasilkan buah. Padahal Kas
Rem 081 Madiun, Komisi E DPRD Kodya Madiun, Kepala Kecamatan Kartoharjo, Kepala Desa
Kanigoro, Triyono, Ketua DPRD Bp Hadi Soetimbul, dan Walikota Madya, Bp Drs. Marsoedi
menyatakan tidak keberatan lokasi itu dibangun Gereja Katolik.
D. Sinar Terang Pengurusan IMB Pembangunan Gereja
Awal tahun 1989 terjadi pergantian Walikota Madya Madiun dari Bp Drs. Marsoedi ke Bp
Drs. Masdra M. Jasin. Panitia menghadap Walikota yang baru, berkonsultasi menganai perihal
2
pengurusan IMB yang belum ada kejelasannya. Disarankan Bp Drs. Masdra M.Jasin, Panitia, Bp.
Drs. G. Ramli Prabowo, menyakan tanah milik AURI yang ada di Jalan Slamet Riyadi, kepada
Komandan Pangkalan Iswahyudi, Maospati Bp F.X. Soejitno.
Setelah ada sedikit titik terang akan tanah lokasi tempat pembangunan gereja, bahwa Dan
Lanud Iswahyudi menyetujui pertukaran hak milik tanah gereja dengan milik AURI, Panitia
Pembangun mengajukan surat kepada Walikota No. 17/PAN-PEM/GRJ-KAT/MN-89, tgl 24 Agustus
1989. Walaupun melewati jalan “berliku dan terjal”, pada Februari 1990 dicapai kesepakatan
antara Komandan Lanud Iswahyudi Bp. F.X. Soejitno dengan Panitia Pembangunan, bahwa tidak
usah tukar guling tanah, karena lokasi itu akan didirikan perumahan AURI, maka tanah yang
disediakan untuk fasilitas umum diberikan untuk gereja.
Ketika titik terang keberhasilan IMB dan tanah, Romo Sebastiano Fornasari, CM,
mengadakan peremajaan Panitia Pembangunan dengan menerbitkan Surat Keputusan Panitia
Pembangunan Kedua No. 015/Vr.IV/1990, tanggal 12 Februari 1990, dengan personal antara lain:
Pelindung: J. Sutarjo, SH., Ketua Umum, Rm. Sebastiano Fornasasari (Pastor Kepala Paroki St.
Cornelius), Ketua I, Letkol Dokter Suryono, Ketua II, Bp H. Mintardja, dengan tujuan untuk
mempercepat pelaksanaan pembangunan.
Karena ada dua kepanitiaan, untuk menjaga dualisme pemikiran beberapa Panitia
mengundurkan diri. Menyikapi kondisi ini, Pastor Kepala Paroki St. Cornelius Madiun menetapkan
Surat Keputusan (Panitia - Ketiga, tgl 8 Mei 1990, dengan Struktur: Pelindung : Dan Lanud
Iswahyudi, Walikota Madya Kdh. Tk.II Madiun, Dan Dim 0803 Madiun; Penasihat Vikjen Keuskupan
Surabaya; Ketua Romo Sebastiano Fornasasari; Wakil Ketua Letkol dr.Suryono, Sekretaris J. Sinar
Yudho, A.J. Ngadiyono, Bendahara, Ibu F. Sinatin Sutjarjo, dan seksi Usaha, Tim Ahli, dan anggota.
E. Berkat Tuhan Berlimpah Disaat yang dikhendaki-Nya
Tuhan memberikan yang terbaik untuk Gereja-Nya. Perjuangan 4 tahun, Tuhan menguji
kesungguhan, ketabahan, kesabaran, ketekunan, kerja keras dan pengorbanan yang dilandasi
koinonia untuk menerima berkah Tuhan. Gereja Mater Dei Madiun berdiri di tempat yang semula
belum alternatif pilihan. Pada “kebuntuan yang memuncak” Tuhan menganugerahkan lahan yang
strategis, tanah fasilitas umum Perumahan TNI-AU seluas 2000 m2.
F. Sumber Dana Pembangan Gereja Mater Dei Madiun
Untuk mencapai terpenuhinya kebutuhan dana Pembangunan Gereja Mater Dei Madiun
Panitia menempuh tiga langkah: 1) Dana dari Keuskupan Surabaya; 2) Kolektif dari Panitia, dan 3)
dibentuk Yayasan Tabungan Mater Dei Madiun, dengan SK No. 58/Vr/IV/1990, dengan tugas
utama penyandang dana. Yayasan Ini disahkan dengan Notaris Yvonne Ernawati, S.H. No. 38,
tanggal 10 Juli 1990. Kegiatan Yayasan ini menyelenggarakan Tabungan Berkala 30 bulan, 10 Juli
1990-10 Januari 1992. Peserta 300 penabung, per bulan Rp 100.000,-, bunga tabungan untuk
pembangunan, pokok tabungan dikembalikan bulan ke-30. Biaya pembangunan Gereja Mater Dei
Madiun Rp 358.967.875,00 (dari: Dana dari keuskupan Rp 150.000.000,00; Kolektif Panitia Rp
15.000.000,00; Yayasan Tabungan Rp 208.967.875,00.

II.Pembangunan Pastoran Mater Dei Madiun


Sejak diresmikan pada 6 April 1991, Gereja Mater Dei belum memiliki pastoran. Perayaan
Misa pada hari Minggu, dilayani dari Paroki St. Cornelius Madiun. Suasana sekitar Gereja sangat
alami, di pinggir sawah.
Menyikapi belum tersedianya fasilitas pendukung gereja, Romo J. Haryono,CM,
menerbitkan Surat Keputusan No. 01/I/1997, tgl 1 Januari 1997 tentang Pembentukan Panitia
Pembangunan, dengan struktur: Pelindung Uskup Surabaya, Penasehat Pastor Kepala Paroki,
Ketua I, Bp Ign. Supardi, Ketua II, Bp. Matheus Marinus Ezerman, Sekretaris: Yos Suyanto,
3
Yuvensius Suhanto, Bendahara I, J. Hary Anggoro, Ibu Dra. F.L. Srinatin, Sie Usaha: Thomas Aquino
Soetikno, A. Andy Susanto, Anton Triharto, Yoh. Sali; dan Konsultan: Ir. St. Enggal Budiono, Ir.
Ag.Yoh. Djuaedi Santoso, Ir. Dionisius Bambang Susilo.
A. Pengadaan Tanah Pastoran
Proses pengurusan tanah Pastoran diawali dengan Surat Pastor Kepala St. Cornelius, No.
07/Cor/III/94, tgl 24 Maret 1994, ditujukan kepada Kepala Staf TNI-AU di Jakarta, dengan isi surat:
permohonan untuk menggunakan tanah perumahan TNI-AU Klegen, di belakang Gereja Mater Dei
Madiun, seluas 2000 m2, untuk pembangunan Pastoran, ruang pelajaran agama, dana ruang
pembinaan anak dan remaja, dengan tembusan Komandan Lanud Iswahyudi. Usaha ini belum
berhasil, sebab tanah terbagi menjadi 427 kapling, sedangkan pemohon 560.
`Tuhan melimpahkan berkat bagi mereka yang berusaha dan berdoa. Usaha Romo J.
Haryono, CM dan Bp Ign. Supardi, melalui PT Karya Makmur di Jakarta yang diberi wewenang
mengelola tanah kapling Mabes TNI-AU. Surat Permohonan berikutnya No. 30/MD/X/95, 10 Nov.
1995, isi permohonan tanah perumahan TNI-AU Klegen, 1.000 m2. Setelah pertemuan di Lanud
Iswahyudi, 14 Nov. 1995, antara: a) Deputi KSAU Bidang Personil Marsekal Muda TNI-AU FX.
Soejitno;b) Komandan Lanud Iswahyudi, Marsekal Pertama TNI-AU Hanafie Asnan; c)Kepala Dinas
Personil Lanud Iswahyudi, Kolonel Abdullah Basuki; d) Wakil Developer PT Karya Makmur, Bp
Wiantono, e) Gereja Mater Dei Bp Ign. Supardi, permohonan disetujui dengan ganti rugi Rp
75.000.000,00 untuk lahan 1.000 m2.
B. Pengadaan untuk Tanah Parkir Roda Empat
Kebutuhan prasarana pendukung Gereja dibutuhkan sekurangnya 2.000 m2, baru
mendapatkan 1.000 m2. Di seberang jalan depan Gereja Mater Dei, di jalan Slamet Riyadi dr.
Soeryono memiliki 2 kapling tanah hak milik No. 1442, seluas 478 m2 dan No. 1447, seluas 275
m2, total 1.167 m2 diserahkan ke Gereja, dengan harga Rp. 55.000.000,00. Akta Jual-Beli
ditandatangani di depan Notaris Liliana Handojo, pada tanggal 14 Februari 1997.
C. Pembelian 2 Rumah Tipe 70 D, Blok A-11 dan A-12 untuk Bangunan Pendukung
Pemanfaatan tanah fasilitas pendukung Pastoran: public toilet umat, sekretariat, ruang
pertemuan, tanah 1.000 m2 di belakang gereja, dirancang Ir. Retno Lestari, arsitek dari Rhesa
Buikding Design System, kurang luas. Maka diputuskan membeli 2 unit rumah tipe 70 D, Blok A-11
dan Blok A-12, luas 325 m2, dengan harga Rp 71.178.050,00. Surat Pernyataan Pembelian tersebut
ditandatangani tanggal 24 Mei 1997. Desain bangunan sesuai pengembang perumahan TNI-AU.
D. Usaha Penggalian Dana
Kebutuhan dana untuk pengadaan sarana dan prasarana Paroki Mater Dei Madiun
menginspirasi Romo J. Haryono, CM menempuh 6 langkah: 1) Sertifikat Partisipasi, 2) Kartu
Partisipasi, 3) Mendirikan Yayasan Dharma Ibu, 4) Donatur, 5) Pengalihan Aset, 6) Kolekte Paroki.
Sertifikat Partisipasi (Paroki St. Cornelius go plublik) merupakan program agar umat / KK
diberi kesempatan untuk membeli tanah per meter persegi Rp 75.000,- dihargai dengan Sertifikat
Partisipasi yang ditandatangani Uskup Surabaya, Mgr.J. Hadiwikarta,Pr dan Romo J. Haryono, CM
dengan target 1000 m2, untuk pembayaran Rp 75.000.000,00. Peserta membayar bulanan melalui
Kartu Partisipasi yang ditangani oleh Romo Setiadjid, CM. Jika uang sudah berjumlah Rp 75.000,00
mendapatkan Sertifikat Partisipasi, selama Januari 1997 – September 1998, 21 bulan.
Yayasan Dharma Ibu Paroki St. Cornelius beroperasi 30 bulan atas dasar pasal 4 Akte
Notaris No.XII tanggal 4 April 1998, diketuai Ibu Wariyanti Probo Koesoemo, untuk pemelirahaan
dan pengadaan sarana dan prasarana gereja katolik Madiun.
Selain itu penggalian dana melalui donatur, kolekte khusus untuk calon Paroki Mater Dei
setiap Misa Mingguan. Atas persetujuan Uskup Surabaya, Aset Bangunan Youth Centre dialihkan
menjadi asset Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan Madiun, sekarang Aula SMK St. Bonaventura I.
4
Dari penggalangan dana dan modal awal pembangunan Rp 5.608.208,00, bunga bank
terkumpul dana Rp 728.392.935,00. Pengeluaran sebesar Rp 709.898.356,00.
E. Perencanaan Bangunan dan Proses Pelaksanaan Pembangunan
Bangunan Pastoran Mater Dei dirancang berwawasan masa depan, karena Keuskupan
Surabaya ke depan dalam karya pastoralnya Imam tidak sendirian. Maka Pastoran perlu, berwasan
lingkungan, tidak mengisolasi diri, tetapi memperhatikan lingkungan (masyarakat) sekitarnya,
serta wawasan hunian dengan keunikannya, agar memungkinkan aktifitas pribadi maupun
kehidupan bersama dalam komunitas dapat bergerak bebas.
Gaya arsitektur bangunan mengacu pada bentuk dasar tipe rumah tinggal, disesuaikan
dengan kebutuhan program ruang guna menunjang kegiatan pastoran/gereja. Kebutuhan program
ruang adalah: ruang pertemuan, gudang, KM/WC, ruang pembantu/penjaga, ruang duduk, dapur
garasi, teras, dan tempat parkir sepeda motor dll.
Bentuk bangunan keseluruhan, bentuk atap perisai dengan paduan atap bentuk member
pelana di bagian depan sebagai estetika. Pilar-pilar bulat memberi kesan kokoh, dinamis,
gambaran iman kita. Atap dasar melebar ke samping kiri dan kanan canopy bagai sayap
mengembang, ditopang pilar kokoh, gambaran tugas kita, yaitu dengan iman yang kuat menyebar
ajaran Kristus ke segala penjuru.
F. Pemberkatan dan Peresmian Pastoran
Pastoran Paroki Mater Dei Madiun diberkati oleh Uskup Surabaya Mgr. J. Hadiwikarto, Pr.
pada tanggal 26 September 1998, diresmikan oleh Kepala staf TNI Angkatan Udara Bapak Marsekal
Madya TNI, Hanafie Asnan, pada tanggal 29 September 1998.

Pastoran Mater Dei, Jalan AURI No. 11-12 A, Madiun, dan tampak belakang Jl. Albatros .

III. Data Paroki


1. Tempat Lokasi/Cakupan Wilayah: Kota Madiun-Bagian Timur berbatas route Bus Madiun-
Ponorogo; Kab. Madiun: Kecamatan: Wungu, Kaibon, Dagangan, Kebon Sari, Dolopo
Pengembangan dari Paroki: Santo Cornelius Madiun
2. Riwayat Pemilih Nama Paroki, Tanggal Pesta Peringatan: 01 Januari, Pesta “Santa Maria
Bunda Allah”.
3. Bangunan Gereja: Siapa Arsiteknya, Luas Bangunan, Jumlah Daya Tampung:
4. Pelaksana pembangunan Gereja Mater Dei Madiun diserahkan kepada PT Shanti Wira
Perkasa Surabaya. Luas bangunan 1.100 m2, kapasitas 800 orang. Peletakan batu pertama
pembangunan Gereja Mater Dei, dilaksanakan tanggal 30 Mei 1990, oleh Walikota Madya
Madiun Drs. Masdra M. Jasin, bersama Uskup Surabaya Mgr. A.J. Dibyokarjono,Pr.,
Komandan Lanud Iswahyudi, Marsekal Pertama F.X. Soeyitno, disaksikan Muspida Kodya
Madiun, Pastor Kapala Paroki Romo Sebastiano Fornasari, CM. berserta umat Katolik
Madiun.

5
Bangunan Pastoral
Nama Ruangan Jumlah Keadaan Nama Ruangan Jumlah Keadaan
PASTORAN 1 Baik R. PERTEMUAN 1 Baik
SEKRETARIAT 1 Baik R.DEVOSI MARIA 1 Baik
R. TAMU 1 Baik R.GARASI 1 Baik
R. Konsultasi 1 Baik R. Adorasi -
VISI PAROKI:
Gereja Paroki Mater Dei adalah persekutuan murid-murid Yesus Kristus yang hidupnya berpusat
pada Sabda Allah dan yang tekun beribadat serta membangun persaudaraan sejati (Kerajaan
Allah) bersama dengan saudara-saudari berkeyakinan lain.
MISI PAROKI
1. Mengembangkan Komunitas Umat Beriman yang guyub dan terkuba (inklusif) serta
bersedia berdialog dengan saudara-saudari mom-katolik untuk mengembangkan
persaudaraan sejati.
2. Mengembangkan Komunitas Umat Beriman yang hidupnya berpusat pad Kristus Sang Sabda
dan yang tekun merayakan sakramen-sakran.
3. Mengembangkan Komunitas Umat Beriman yang proaktif membela kehidupan dan
martabat manusia serta yang solider dengan kaum lemah dan menderita.
4. Mengembangkan Komunitas Umat Beriman yang berpola konsentris-parsitipatif.
5. Mendampingi dan membina anak-anak dan kaum muda agar bertumbuh menjadi orang-
orang yang militant, tangguh, kredibel, setia, dedikasi, dan missioner.
6. Mendampingi dan membina keluarga-keluarga katolik menjadi Gereja Kecil sebagai
fondamen bagi Kominitas Basis Gereja.
Pastor Yang Pernah Bertugas di Mater Dei
NAMA Masa Tugas Jabatan NAMA MASA TUGAS JABATAN
Rm.S. Fornasari,CM 1986 – 1990 St.Cornelius Rm. Alex Ate, Pr 2006 Ka-Mater Dei II
Rm. A.Andri Noertjahja,Pr St.Cornelius RD. DB. Karnan Ardiyanto 2006-2017 Pastor Paroki III
Rm Setiadjid, CM St.Cornelius RD. Hardi Aswinarno 2006-2008 Pastor Rekan
Rm Budi Hermanto St.Cornelius RD. C. Triwidya Tjahja U. 2008-20118 Pastor Paroki IV
Rm Santoso Budoyo, CM 1991 -1993 St. Cornelius RD. Agustinus Supriyadi 2008-2017 Pastor Rekan
Rm. Basuki .... , CM 1993 - 1996 St. Cornelius RD. Robertus Joko Sulistiyo 2018- Skr. Pastor Paroki V
Rm Haryono, CM 1996 - 1998 St. Cornelius RD. Al. Aratia Wardhana 2018-skr Pastor Rekan
Rm B. Justisianto, Pr. 1999-2006 Pastor Paroki I

JADWAL MISA
Misa Mingguan Sabtu 17.30 Minggu 06.30
Misa Harian Senin 05.15 Rabu 18.00 Jumat 18.00
Selasa 05.15 Kamis 05.15 Sabtu -

Perkembangan Lingkungan, Wilayah, Umat


Tahun 2000 15 Lingkungan, 4 Wilayah, 1 Stasi 1.321 orang
Tahun 2018 21 Lingkungan, 5 Wilayah, 1 Stasi 1.700 orang

PENAMBAHAN JUMLAH FASILITAS PELAYANAN:


1. Pembelian Rumah; pembangunan Pos Keamanan, dan Rumah Devosi Maria.
2. Renovasi: Ganti atap gereja; Panti Imam, Mengganti Sound system gereja, pasang AC.

Semoga sejarah singkat ini memberikan sedikit gambaran, terutama bukan soal fisik tetapi
mengenai perkembangan umat sebagai manifestasi iman gereja.
Madiun, 27 April 2018
Karya Misioner
6

Anda mungkin juga menyukai