Anda di halaman 1dari 19

TUGAS 2 BAHAN AJAR

NAMA : ASEP SAEPULLAH, ST


NO PESERTA : 19021252310183
KELAS : TKI B
MAPEL : ADMINISTRASI SISTEM JARINGAN
KOMPETENSI DASAR : 3.3 Mengevaluasi DHCP Server
4.3 Mengkonfigurasi DHCP Server

LPTK : UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)

DHCP SERVER

PERBEDAAN IP STATIC DAN DINAMIS IP DINAMIS Mendapatkan IP Otomatis dari Server IP STATIC
IP Yang di Input/Seting Secara Manual

Materi DHCP…………… merupakan sebuah layanan yang secara otomatis memberikan alamat IP kepada
komputer yang memintanya Administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada
saat konfigurasi TCP/IP

Dalam DHCP Terdapat 2 Pihak Yang Terlibat 1. DHCP Server 2. DHCP Client

MATERI DHCP server : Merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat “menyewakan”
alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya DHCP Client : Merupakan
mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat
berkomunikasi dengan DHCP Server.

Macam-Macam DHCP Server 1.DHCP Scope Alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga
dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server.

Macam – Macam DHCP Server 2. DHCP Lease Batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada
DHCP client oleh DHCP Server. 3. DHCP Options Tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh
DHCP Server ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan
paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan.

Presentation Title My name My position, contact information or project description 1.Memudahkan dalam
transfer data kepada PC client lain atau PC server. DHCP menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan
konfigurasi lain.Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server. DHCP menyediakan
alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain. 2.DHCP memungkinkan suatu client menggunakan
alamat IP yang tidak bisa dipakai oleh client yang lain.DHCP memungkinkan suatu client menggunakan
alamat IP yang tidak bisa dipakai oleh client yang lain. 3.DHCP memungkinkan suatu client menggunakan
satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server.DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu
alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server. 4.Menghemat tenaga dan waktu dalam pemberian
IP.Menghemat tenaga dan waktu dalam pemberian IP. 5.Mencegah terjadinya IP conflict.Mencegah terjadinya
IP conflict. 1.Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server. DHCP menyediakan
alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain.Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain
atau PC server. DHCP menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain. 2.DHCP
memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang tidak bisa dipakai oleh client yang lain.DHCP
memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang tidak bisa dipakai oleh client yang lain. 3.DHCP

1
memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server.DHCP
memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server.
4.Menghemat tenaga dan waktu dalam pemberian IP.Menghemat tenaga dan waktu dalam pemberian IP.
5.Mencegah terjadinya IP conflict.Mencegah terjadinya IP conflict.

A. Mengenal Pemrograman Berorientasi Obyek


a. Tujuan Pembelajaran
Melalui penggalian informasi dan diskusi peserta didik mampu menjelaskan, menentukan,
menguji dan membuat laporan tentang konfigurasi DHCP server dengan baik serta penuh
percaya diri

b. Uraian Materi

DHCP
A. Pengertian DHCP
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis
arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan.
Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada
semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang
tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat
IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default
gateway dan DNS server.

B. Fungsi DHCP
 DHCP memiliki fungsi utama mendistribusikan IP address secara otomatis kepada setiap client
yang terhubung dengan jaringan komputer
 DHCP akan memberikan kemudahan bagi seorang network administrator dalam mengelola
jaringan komputer, karena alokasi IP address dapat ditentukan secara otomatis dan dalam satu
kali kerja
 DHCP server selain bisa memberikan IP address secara dinamik, juga bisa memberikan IP
address secara statis kepada client yang terhubung ke jaringan komputer
 DHCP memberikan kemudahan dalam proses komunikasi data antar computer

C. Cara Kerja Secara Umum


 Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka
dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
 DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat “menyewakan”
alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem
operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003,
atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.

2
 DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang
memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar
sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000
Professional, Windows XP, Windows Vista, atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti
ini.
 DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan
kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat
IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari.
Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada
server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.

D. Langkah kerja DHCP dalam jaringan


Terdapat 4 tahapan yang dilakukan dalam proses peminjaman IP address pada DHCP. Berikut adalah
uraiannya:

 Tahap 1: IP Least Request


Tahap pertama ini merupakan tahap dimana client dalam jaringan meminta IP address yang tersedia
pada DHCP server. Awalnya saat pertama client terhubung dalam jaringan, client ini akan mencari
dulu apakah ada DHCP server yang bekerja pada jaringan tersebut. Client akan meminta IP address
pada DHCP server yang ada.

 Tahap 2: IP Least Offer


DHCP server mendengar broadcast dari client yang baru terhubung dalam jaringan tadi. Kemudian
DHCP server memberikan penawaran terhadap client tersebut berupa IP address.

 Tahap 3: IP Lease Selection


Setelah diberi penawaran oleh DHCP server, client yang me-request tadi menyetujui penawaran yang
diberikan oleh DHCP server. Lalu si client memberikan pesan kepada DHCP server yang isinya adalah
meminta agar DHCP server meminjamkan salah satu IP address yang tersedia dalam DHCP-pool yang
dimilikinya (DHCP-pool merupakan range IP address yang bisa digunakan oleh host yang terhubung
dengannya).

 Tahap 4: IP Least Acknowledge


Pada tahap terakhir ini, DHCP server akan merespon pesan dari client dengan mengirimkan paket
acknowledget yang berupa IP address dan informasi lainnya yang dibutuhkan. Setelah memberikan IP
kepada client, DHCP server akan memperbaharui database yang mereka miliki. Sedangkan client akan
melakukan inisialisasi dengan mengikat (binding) nomor IP address yang diberikan tadi dan client
sudah bisa beroperasi pada jaringan tersebut.

Untuk lebih mudah memahaminya, pada saat komputer client dihubungkan ke jaringan, komputer
tersebut akan me-request IP ke DHCP server. DHCP server menjawab dengan memberikan informasi
terkait IP address (termasuk subnetmask, gateway, dns dan lainnya) ke komputer client.

3
Setelah meminjamkan IP, DHCP server akan mencoret IP tersebut dalam daftar pool yang dia miliki.
Dan menandakan bahwa IP tersebut sudah dipinjamkan ke salah satu client.

Namun jika dalam daftar IP pool sudah tidak ada lagi nomor IP yang tersedia, maka si client tidak akan
mendapatkan nomor IP dari DHCP server, dengan demikian si client tidak akan pernah bisa terhubung
ke jaringan tersebut.

Biasanya peminjaman IP address ini memiliki jangka waktu tertentu, sesuai dengan yang disetting oleh
sang Administrator jaringan. Nah, setelah periode waktu tertentu, pemakaian IP address pada client
dinyatakan telah selesai. Dan jika si client tidak melakukan request ulang, maka maka nomor IP address
tersebut akan dikembalikan kepada DHCP server yang meminjamkan. DHCP server dapat
meminjamkan IP tersebut kepada client lain yang membutuhkan.

DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan “penyewaan” alamat IP dari sebuah DHCP server
dalam proses empat langkah berikut:

 DHCP DISCOVER : DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari
DHCP Server yang aktif.
 DHCP OFFER : Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server
kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
 DHCP REQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu
alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
 DHCP ACK : DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan
paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan
konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien
selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah
memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang
sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang
dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.

4
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam
sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak
akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara
dua DHCP servertersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki
alamat yang sama.

Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah
alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.DHCP server harus
memiliki alamat IP yang statis.
 DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat
dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP
server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai
DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang
telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-
alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam
jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam
konfigurasi DHCP Scope.

 DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP
Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan
menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP
Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management
Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagaiReservation.

 DHCP Options
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client.
Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah
alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar
memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang
administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau
kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.

Dalam jaringan berbasis Windows NT, terdapat beberapa DHCP Option yang sering digunakan, yang
dapat disusun dalam tabel berikut.

NOMOR
DHCP NAMA DHCP APA YANG DIKONFIGURASIKANNYA
OPTION OPTION

Mengonfigurasikan default gateway dalam konfigurasi


alamat IP.Default gateway merujuk kepada
003 Router alamat router.

5
006 DNS Servers Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server

DNS Domain Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server yang


015 Name menjadi “induk” dari DNS Server yang bersangkutan.

NetBIOS over
TCP/IP Name
044 Server Mengonfigurasikan alamat IP dari WINS Server

NetBIOS over
TCP/IP Node Mengonfigurasikan cara yang digunakan oleh klien
046 Type untuk melakukan resolusi nama NetBIOS.

Membatasi klien-klien NetBIOS agar hanya dapat


NetBIOS over berkomunikasi dengan klien lainnya yang memiliki
047 TCP/IP Scope alamat DHCP Scope yang sama.

A. Kelebihan Dan Kekurangan DHCP


Kelebihan
1. Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server. DHCP menyediakan
alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain.
2. DHCP memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang tidal bisa dipakai oleh client
yang lain.
3. DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu
dari server.
4. Menghemat tenaga dan waktu dalam pemberian IP.
5. Mencegah terjadinya IP conflict.
Kekurangan
1. Semua pemberian IP bergantung pada server, maka dari hal itu jika server mati maka semua
komputer akan disconnect dan saling tidak terhubung.

B. Metode dalam konfigurasi DHCP


1. Konfigurasi dengan range secara random otomatis IP.Pemberian IP address. kepada client secara
random dan dapat berubah-ubah namun masih dalam range IP address yang ditentukan.
2. Konfigurasi dengan Fixed alamat IP address.Pemberian IP address yang sifatnya tetap value
pada client yang memerlukan data MAC address

DHCP Server
1. Pengertian DHCP Server

6
DHCP (Dynamic Host Control Protocol) adalah protokol pengalamatan host secara dinamis. Dalam sebuah
jaringan yang besar, akan ada bagian yang pengalamatan IP address tidak begitu kritikal. Di bagian ini pengalamatan
IP bisa dilakukan secara dinamis dan otomatis.
Apabila dalam sebuah jaringan diwajibkan memberi IP satu per satu dengan manual, maka akan memakan
waktu yang sangat lama. Misalkan ada jaringan dengan pengguna 1500 orang, maka akan membutuhkan pengaturan
alamat IP secara manual di tiap komputer sebanyak 1500 kali.
Karena itulah DHCP ada, sehingga komputer host tetap bisa terhubung dengan jaringan secara otomatis
meskipun tidak mendapatkan IP address sesuai yang diminta, tapi sudah pasti akan mendapatkanya apabila IP masih
tersedia dan DHCP server berjalan normal.
Pendapatan IP mempunyai waktu yang terbatas, DHCP mengatur agar IP bisa digunakan berulang-ulang. Ada
batas penyewaan waktu yang harus disetujui oleh host. Jadi ketika waktu penyewaan habis, maka host bisa menentukan
apakah dia ingin menyewa IP lagi atau berhenti supaya DHCP server bisa memberikan IP tersebut ke host lainya.
Beberapa IP juga bisa diberikan secara statis untuk MAC address tertentu. Sehingga IP tersebut bisa diserahkan
secara ekslusif untuk beberapa mesin yang memang krusial dengan IP tersebut, misalnya membuat DNS server atau
HTTP server local di daerah yang diatur IP nya oleh DHCP. Jadi DHCP tidak terbatas hanya bisa memberikan IP
secara dinamis dan tidak teratur. Beberapa bisa teratur sehingga membuat DHCP lebih fleksible dalam berbagai
keadaan.
2. Cara Kerja DHCP Server
DHCP server bekerja dengan cara menawarkan diri sebagai DHCP server dan menawarkan IP kepada host
yang terhubung. Host akan meminta alamat IP kepada DHCP, lalu DHCP server akan memeriksa apakah masih ada
alamat yang tersedia, dan alamat apa saja yang tersedia itu.
Setelah diketahui adanya alamat yang tersedia. Maka DHCP server akan memberikan kepada host tersebut
alamat tersebut, DHCP juga menyimpan informasi tambahan seperti DNS server yang harus digunakan, beserta default
gatewaynya.
Alamat IP diberikan lengkap dengan informasi kapan dia kadaluarsa sehingga host bisa meminta lagi dan
DHCP server bisa menyatakan alamat tersebut sudah bebas dan bisa digunakan kembali baik oleh host yang
sama atau berbeda

7
DHCP server mempunyai batas dari IP mana sampai mana dia bisa memberikan alamat tersebut kepada host.
Dengan batas ini jumlah host bisa dibatasi sesuai dengan keperluan. Digunakan sebagai alternatif untuk menjaga server
dari koneksi host yang tidak diinginkan.

3. Mesin DHCP Server


Biasanya, dalam suatu jaringan yang diatur oleh router sudah memiliki DHCP server sendiri di routernya.
Namun, apabila harus menggunakan server seperti Linux Debian, maka kita harus memasang aplikasi yang bisa
menjadikan server kita sebagai DHCP server. Di Linux Debian, aplikasi yang bisa digunakan sebaai DHCP server
adalah dhcp3-server.

8
KONFIGURASI DHCP SERVER
dan DHCP CLIENT
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) merupakan service yang memungkinkan perangkat dapat
mendistribusikan/assign IP Address secara otomatis pada host dalam sebuah jaringan. Cara kerjanya, DHCP Server
akan memberikan response terhadap request yang dikirimkan oleh DHCP Client.

Selain IP Address, DHCP juga mampu mendistribusikan informasi netmask, Default gateway, Konfigurasi DNS dan
NTP Server serta masih banyak lagi custom option (tergantung apakah DHCP client bisa support).

Mikrotik dapat digunakan sebagai DHCP Server maupun DHCP Client atau keduanya secara bersamaan. Sebagai
contoh, misalnya kita berlangganan internet dari ISP A. ISP A tidak memberikan informasi IP statik yang harus
dipasang pada perangkat kita, melainkan akan memberikan IP secara otomatis melalui proses DHCP.

Mikrotik sebagai DHCP Client

Dalam kasus ini, untuk dapat memperoleh alokasi IP Address dari ISP, yang nantinya dapat digunakan untuk
terkoneksi ke internet, kita bisa menggunakan fitur DHCP Client. Langkah-langkah pembuatan DHCP Client dapat
dilakukan pada menu IP -> DHCP Client -> Add.

9
Untuk pengaktifkan DHCP Client, definisikan parameter interface dengan interface yang terhubung ke DHCP
Server, atau dalam kasus ini adalah interface yang terhubung ke ISP.

Karena kita ingin semua traffic ke internet menggunakan jalur koneksi dari ISP, maka Use-Peer-DNS=yes dan Add-
Default-Route=yes.

Terdapat beberapa parameter yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan jaringan;


 Interface : Pilihlah interface yang sesuai yang terkoneksi ke DHCP Server
 Use-Peer-DNS : Bila kita hendak menggunakan DNS server sesuai dengan informasi DHCP
 Use-Peer-NTP : Bila kita hendak menggunakan informasi pengaturan waktu di router (NTP) sesuai dengan
informasi dari DHCP
 Add-Default-Route : Bila kita menginginkan default route kita mengarah sesuai dengan informasi DHCP
 Default-Route-Distance : Menentukan nilai Distance pada rule routing yang dibuat secara otomatis. Akan
aktif jika add-default-route=yes
Sampai langkah ini, seharunya Router sudah bisa akses ke internet. Selanjutnya lakukan setting DHCP Server untuk
distribusi IP Address ke arah jaringan lokal /LAN.

Mikrotik sebagai DHCP Server

DHCP Server akan sangat tepat diterapkan jika pada jaringan memiliki user yang sifatnya dinamis. Dengan jumlah
dan personil yang tidak tetap dan selalu berubah. Jika pada kasus ini sifat user seperti itu dapat kita temui pada tamu
yang berkunjung.

Konfigurasi DHCP Server dapat dilakukan pada menu IP -> DHCP Server -> Klik DHCP Setup

10
Dengan menekan tombol DHCP Setup, wizard DHCP akan menuntun kita untuk melakukan setting dengan
menampilkan kotak-kotak dialog pada setiap langkah nya.

Langkah pertam, kita diminta untuk menentukan di interface mana DHCP Server akan aktif. Pada kasus ini DHCP
Server diaktifkan pada ether3. Selanjutnya Klik Next

Sebelumnya pada ether3 sudah dipasang IP Address 192.168.4.0/24. Maka pada langkah kedua, penentuan DHCP
Address Space akan otomatis mengambil segment IP yang sama. Jika interface sebelumnya belum terdapat IP, bisa
ditentukan manual pada langkah ini.

11
Selanjutnya, kita diminta menentukan IP Address yang akan digunakan sebagai default-gateway oleh DHCP Client
nantinya. Secara otomatis wizard akan menggunakan IP Address yang terpasang pada interface ether3.

Tentukan IP Address yang akan di-distribusikan ke Client. Secara otomatis wizard akan mengisikan host ip pada
segment yang telah digunakan. Pada contoh ini, IP 192.168.4.1 tidak masuk dalam Addresses To Give Out, sebab IP
tersebut sudah digunakan sebagai gateway dan tidak akan di-distribusikan ke Client.

Kita harus menentukan juga, nantinya DHCP Client akan melakukan rquest DNS ke server mana. Secara otomatis
wizard akan mengambil informasi setting DNS yang telah dilakukan pada menu /ip dns . Tetapi bisa juga jika kita
ingin menentukan request DNS Client ke server tertentu.

12
Langkah terakhir kita diminta untuk menentukan Lease-Time, yaitu berapa lama waktu sebuah IP Address akan
dipinjamkan ke Client. Untuk menghindari penuh / kehabisan IP, setting Lease-Time jangan terlalu lama, misalkan 1
hari saja.

Sampai langkah ini, jika di klik Next akan tertampil pesan yang menyatakan bahwa setting DHCP telah selesai.

Untuk melakukan percobaan, hubungkan PC ke ether3 kemudian ubah pengaturan IP PC pada posisi "obtain an IP
address automatically" .

Seharusnya Laptop akan mendapatkan assign IP otomatis dari Router. Perhatikan expired time, seharusnya sama
dengan parameter Lease-Time yang sudah ditentukan pada DHCP Server.

DHCP Leases

Daftar perangkat yang sudah diberikan IP secara otomatis akan ada pada /ip dhcp-server leases.

Secara default, ip address yang akan diberikan ke client diurutkan dari belakang (192.168.4.254). Akan tetapi, kita
juga bisa melakukan pengaturan agar sebuah IP hanya akan dipinjamkan ke Client tertentu. Misalnya, jika Client-A
melakukan request DHCP, maka Server akan selalu memberikan IP 192.168.4.254.

13
Konsep tersebut dapat diterapkan dengan menggunakan Static Leases. Ide dasarnya adalah melakukan reservasi
sebuah IP Address untuk sebuah MAC Address tertentu. Ada 2 cara konfigurasi yang bisa dilakukan.

Pertama, dengan melihat dari daftar perangkat yang ada pada tab Leases. Jika dilakukan dengan cara ini client harus
sudah mendapat IP Address dahulu.

Cara kedua dengan menambahkan secara manual pada tab Leases.

14
Selain dapat digunakan untuk reservasi IP Address, Static Leases juga bisa digunakan untuk menentukan :
 Lease-Time yang berbeda untuk tiap MAC Address (Client)
 Limitasi bandwidth (rate-limit) , jika ditentukan maka rule simpe queue akan secara otomatis muncul ketika
client mendapat assign IP dari server.
 Melakukan blocking MAC Address tertentu agar tidak bisa mendapat pinjaman IP, dengan opsi "Block-
Access=yes".

Jadi, selain dapat mendistribusikan IP secara otomatis, dengan DHCP Server juga dapat melakukan manajemen
terhadap DHCP Client dengan menggunakan Static Leases.

15
4. DHCP Server Debian
DHCP server bisa diinstall dengan menggunakan perintah apt-get install <nama_paket>. Dalam kasus ini paket
yang kita install bernama dhcp3-server.

Biarkan beberapa saat, apabila ada pertanyaan Y/n, tekan enter untuk mengijinkan installasi DHCP server.
Ketika installasi bila ada tulisan failed, biarkan saja, karena kita memang belum melakukan konfigurasi

Apabila tidak ada tulisan failed juga tidak mengapa. Setelah selesai installasi, coba lihat apakah ada
direktori /etc/dhcp. Lakukan cd terhadap direktori tersebut dan lakukan ls untuk melihat isinya.

Apabila kita ingin melakukan konfigurasi server DHCP, gunakan file yang bernama dhcpd.conf.
Gunakan nano untuk merubah isi dari dhcp.conf.

16
Di atas ini isi dari file dhcp.conf. Ada beberapa pengaturan seputar konfigurasi DHCP. Yang perlu diperhatikan
adalah bagian ini,

Di bagian ini kita akan merubah konfigurasi yang semula dimatikan, supaya aktif. Rubah hingga berbentuk
seperti ini.

17
Kita membuat aturan dhcp untuk subnet 192.168.1.10, dengan netmask 255.255.255.0 atau 192.168.1.10/24.
Lalu kita menentukan, bahwa IP yang bisa digunakan atau disewa oleh host adalah antara 192.168.1.2 – 192.168.1.254.
Lalu kita setting alamat DNS server, yaitu mesin server sendiri 192.168.1.1, dengan domain name server. Lalu setting
bahwa alamat broadcastnya adalah 192.168.1.255, dengan waktu sewa default 3600 dan waktu sewa maksimal 7200
detik.
Setelah selesai mengatur konfigurasi DHCP server, kita perlu menentukan di bagian mana DHCP server kita
ini akan berjalan. Ketikkan,

Apabila di server anda tidak ada interface ethernet 1, silahkan ganti menjadi interface ethernet yang ada di
sistem anda. Ethernet 0 atau eth0 biasanya sudah ada dan siap digunakan.
Di sini berarti DHCP server kita berjalan di atas eth1, jadi apabila ada host yang terkoneksi dengan eth1, maka
host tersebut bisa meminta IP dari server kita.
Sambungkan PC dengan interface eth1 di server, apabila menggunakan sistem oeprasi windows, maka buka
command prompt dan gunakan ipconfig untuk melihat apakah sudah mendapatkan IP dari server kita. Untuk sistem
Linux, gunakan ifconfig.
5. Pengujian DHCP Server

18
Untuk konfigurasi DHCP dapat dilakukan dengan menggunakan perintah : sudo apt-get install dhcp3-server
Lakukan pekonfigurasi pada file "dhcpd.conf" agar berfungsi sebagai server dhcp, dengan perintah :
# cd /etc/dhcp3
# gedit dhcpd.conf
Edit lah sesuai dengan kebutuhan jaringan yang dibangun.
[...]
# A slightly different configuration for an internal subnet.
subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 { range 192.168.1.2 192.168.1.254; option domain-name-servers
8.8.8.8,4.4.4.4; option domain-name "smk.com"; option routers 192.168.1.1; option broadcast-address
192.168.1.255; default-lease-time 600; max-lease-time 7200;
}
[...]
Selanjutnya menentukan interface yang digunakan untuk dhcp-server,dengan perintah :
# gedit /etc/default/dhcp3-server Tambahkan interfaces="eth1", lalu simpan.
Restart sevice dhcp-server, dengan perintah :
# /etc/init.d/dhcp3-server restart
Untuk pengujian dari client dapat di setting automatic agar ip address yang didapat sesuai dengan yang di berikan
dhcp-server.

c. Rangkuman
1. DHCP server, membantu para administrator jaringan untuk memberikan IP address
secara dinamis kepada komputer-komputer client yang terhubung. Dengan catatan,
komputer server tidak boleh down.
2. Pada konfigurasi DHCP server dapat dilakukan pengaturan sekaligus mengenai range IP
yang dapat diberikan kepada komputer client, default gateway serta subnet masknya.
Pengaturan ini dapat dilakukan di folder: /etc/dhcp/dhcpd.conf
3. Karena range IP yang dimiliki DHCP server terbatas, maka terdapat periode waktu yang
disebut leased period. Client dapat memperbarui permintaannya jika masih membutuhkan
IP address. Jika client tidak memperbarui permintaanya, maka IP address dikembalikan
kepada DHCP server dan diberikan kepada komputer IP yang membutuhkan.
4. Server dapat mengetahui client yang terkoneksi pada file /var/lib/dhcp/dhcpd/leases

19

Anda mungkin juga menyukai