Anda di halaman 1dari 7

Percobaan : DHCP Server Menggunakan Packet Tracer

1. Buat jaringan seperti gambar berikut pada Cisco Packet Tracer.

2. Klik pada Server0, pada menu Desktop -> IP Configuration isikan seperti berikut :

3. Pilih menu DHCP, isikan seperti berikut kemudian save.

Untuk Gateway bisa disesuaikan dengan konfigurasi sebelumnya


Untuk DNS Server, isikan IP Server
Start IP address merupakan IP awal yang ddigunakan pada Client
Maximum number of users merupakan maksimal Client sejumlah 512.
4. Pada IP Configuration di PC0, ubah dari static menjadi DHCP

Jika bertuliskan “DHCP request successful” maka konfigurasi sudah benar.


5. Jika semua titik sudah hijau dan IP sudah dipasang dengan benar maka akan muncul
tampilan seperti berikut

Latihan:
1. Diberikan IP Address DHCP Server 192.168.12.0/24 dengan default gateway
192.168.12.1
2. Buatlah desain jaringan pada paket tracer seperti gambar berikut:

3. Buatlah konfigurasi agar proses DHCP berhasil sesuai gambar jaringan di atas.
4. Buatlah laporan hasil kerja latihan.
5. Sertai gambar dan keterangan.
6. Berilah kesimpulan dari hasil praktikum yang sudah dilakukan (untuk soal latihan)
Mari membaca

Kegiatan Belajar:
I. Konsep DHCP Server
A. Pengertian DHCP Server
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis
arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP
dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus
memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di
jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan
alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter
jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.

B. Fungsi DHCP Server


 DHCP memiliki fungsi utama mendistribusikan IP address secara otomatis
kepada setiap client yang terhubung dengan jaringan komputer
 DHCP akan memberikan kemudahan bagi seorang network administrator dalam
mengelola jaringan komputer, karena alokasi IP address dapat ditentukan secara
otomatis dan dalam satu kali kerja
 DHCP server selain bisa memberikan IP address secara dinamik, juga bisa
memberikan IP address secara statis kepada client yang terhubung ke jaringan
komputer
 DHCP memberikan kemudahan dalam proses komunikasi data antar computer

C. Cara Kerja DHCP Secara umum


 Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan
arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat,
yakni DHCP Server dan DHCP Client.
 DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat
“menyewakan” alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang
memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT
Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki
layanan seperti ini.
 DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien
DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP
Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT
Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau
GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.
 DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk
didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien
kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang
ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu
penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server
untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.

D. Langkah Kerja DHCP Dalam Jaringan


Terdapat 4 tahapan yang dilakukan dalam proses peminjaman IP address pada DHCP.
Berikut adalah uraiannya:
 Tahap 1: IP Least Request
Tahap pertama ini merupakan tahap dimana client dalam jaringan meminta IP
address yang tersedia pada DHCP server. Awalnya saat pertama client terhubung
dalam jaringan, client ini akan mencari dulu apakah ada DHCP server yang bekerja
pada jaringan tersebut. Client akan meminta IP address pada DHCP server yang
ada.
 Tahap 2: IP Least Offer
DHCP server mendengar broadcast dari client yang baru terhubung dalam jaringan
tadi. Kemudian DHCP server memberikan penawaran terhadap client tersebut
berupa IP address.
 Tahap 3: IP Lease Selection
Setelah diberi penawaran oleh DHCP server, client yang me-request tadi
menyetujui penawaran yang diberikan oleh DHCP server. Lalu si client
memberikan pesan kepada DHCP server yang isinya adalah meminta agar DHCP
server meminjamkan salah satu IP address yang tersedia dalam DHCP-pool yang
dimilikinya (DHCP-pool merupakan range IP address yang bisa digunakan oleh
host yang terhubung dengannya).

 Tahap 4: IP Least Acknowledge


Pada tahap terakhir ini, DHCP server akan merespon pesan dari client dengan
mengirimkan paket acknowledget yang berupa IP address dan informasi lainnya
yang dibutuhkan. Setelah memberikan IP kepada client, DHCP server akan
memperbaharui database yang mereka miliki. Sedangkan client akan melakukan
inisialisasi dengan mengikat (binding) nomor IP address yang diberikan tadi dan
client sudah bisa beroperasi pada jaringan tersebut.
Untuk lebih mudah memahaminya, pada saat komputer client dihubungkan ke
jaringan, komputer tersebut akan me-request IP ke DHCP server. DHCP server
menjawab dengan memberikan informasi terkait IP address (termasuk subnetmask,
gateway, dns dan lainnya) ke komputer client.
Setelah meminjamkan IP, DHCP server akan mencoret IP tersebut dalam
daftar pool yang dia miliki. Dan menandakan bahwa IP tersebut sudah dipinjamkan
ke salah satu client.
Namun jika dalam daftar IP pool sudah tidak ada lagi nomor IP yang tersedia,
maka si client tidak akan mendapatkan nomor IP dari DHCP server, dengan
demikian si client tidak akan pernah bisa terhubung ke jaringan tersebut.
Biasanya peminjaman IP address ini memiliki jangka waktu tertentu, sesuai
dengan yang disetting oleh sang Administrator jaringan. Nah, setelah periode
waktu tertentu, pemakaian IP address pada client dinyatakan telah selesai. Dan jika
si client tidak melakukan request ulang, maka maka nomor IP address tersebut
akan dikembalikan kepada DHCP server yang meminjamkan. DHCP server dapat
meminjamkan IP tersebut kepada client lain yang membutuhkan.

DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan “penyewaan” alamat IP dari


sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:
 DHCP DISCOVER : DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast
untuk mencari DHCP Server yang aktif.
 DHCP OFFER : Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP
Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP
client.
 DHCP REQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat
IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server
yang bersangkutan.
 DHCP ACK : DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan
mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan
menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan
memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai
proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki
alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk
klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama,
hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address
renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone,
sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data
alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP
server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP
servertersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan
dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat
menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap
dari waktu ke waktu.DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.

E. DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini
juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan
peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam
jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga
hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian
disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang
dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam
jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah
kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.

F. DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP
client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa
oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi
(dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam
Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management
Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagaiReservation.

G. DHCP Options
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke
DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan
memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server
juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi
kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP
Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau
kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.

H. Kelebihan dan Kekurangan DHCP Server


Kelebihan
 Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server. DHCP
menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain.
 DHCP memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang tidal bisa dipakai
oleh client yang lain.
 DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka
waktu tertentu dari server.
 Menghemat tenaga dan waktu dalam pemberian IP.
 Mencegah terjadinya IP conflict.

Kekurangan
 Semua pemberian IP bergantung pada server, maka dari hal itu jika server mati
maka semua komputer akan disconnect dan saling tidak terhubung.

I. Metode dan Konfigurasi DHCP Server


1. Konfigurasi dengan range secara random otomatis IP.Pemberian IP address.
kepada client secara random dan dapat berubah-ubah namun masih dalam range IP
address yang ditentukan.
2. Konfigurasi dengan Fixed alamat IP address.Pemberian IP address yang sifatnya
tetap value pada client yang memerlukan data MAC address

Anda mungkin juga menyukai