Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KONFIGURASI DHCP SERVER

Nama : Muhamad Fikri Mauliddin


Kelas : XI TKJ 1
No. : 21
Mapel: ASJ

A. Konsep Dasar

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur
client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan.
Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada
semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua
komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari
server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP,
seperti default gateway dan DNS server.

Cara Kerja

Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka
dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.

 DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat
“menyewakan” alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang
memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server,
Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan
seperti ini.
 DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP
yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server.
Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows
2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau GNU/Linux) memiliki
perangkat lunak seperti ini.

DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan
kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat
IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa
hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta
kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.DHCP Client
akan mencoba untuk mendapatkan “penyewaan” alamat IP dari sebuah DHCP server dalam
proses empat langkah berikut:

1. DHCP DISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk
mencari DHCP Server yang aktif.
2. DHCP OFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server
kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
3. DHCP REQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah
satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
4. DHCP ACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan
paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan
konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya.
Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan
karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.

Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien
yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap
3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang
jelas lebih cepat prosesnya.

Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika
dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah
DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah
jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak
mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.

Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat
menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu
ke waktu.

DHCP Server

DHCP (Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara otomatis memberikan
nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP
disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai
DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP
secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi
kepada DHCP Server.

DHCP Relay

DHCP Relay adalah proxy yang mampu menerima dan mengirim ulang permintaan DHCP ke
DHCP server yang sebenarnya. Pada jaringan besar umumnya terdiri dari banyak segmen
(umumnya VLAN) dan ratusan atau bahkan ribuan komputer. Tentu sulit sekali untuk me-
manage IP untuk sekian banyaknya PC itu

DHCP Client

Pada saat kedua DHCP client dihidupkan , maka komputer tersebut melakukan request ke
DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP menjawab dengan memberikan nomor IP
yang ada di database DHCP. DHCP Server setelah memberikan nomor IP, maka server
meminjamkan (lease) nomor IP yang ada ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut
dari daftar pool. Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Jika
tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapat menginisialisasi TCP/IP,
dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut.

Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP Client tersebut dinyatakan selesai
dan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka nomor IP tersebut dikembalikan
kepada DHCP Server, dan server dapat memberikan nomor IP tersebut kepada Client yang
membutuhkan. Lama periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam, bulan atau selamanya.
Jangka waktu disebut leased period.
B. Alat dan Bahan
1. Perangkat PC /Laptop
2. Virtual Box
3. CD/DVD Debian 9 iso
C. Tujuan Dasar
Siswa dapat mengevaluasi dan juga mengkonfigurasi DHCP Server dalam virtual box
menggunakan Debian.

D. Langkah-Langkah
1. Buka Virtual Box yang sudah di install dengan sistem operasi Linux Debian 9
2. Konfigurasi jaringan pada masing – masing Sistem Operasi
Debian 9 adapter 1 :
-Centang : Enable Network Adapter
-Atached to : Host-Only Adapter
-Klik Advanced, Promiscuous Mode : Allow All
3. Setelah melakukan konfigurasi jaringan pada kedua Sistem Operasi virtual tersebut maka
selanjutnya masuk ke dalam sistem operasi Linux Debian 9 yang akan dilakukan
konfigurasi DHCP SERVER.
4. Login menggunakan super user/root
5. Jika sudah masuk kedalam mode root maka pada tahap ini mulai konfigurasi DHCP
SERVER yang dimana perintah pertama ketikkan perintah :
-apt-cdrom add
-apt-get update
-apt-get install isc-dhcp-server

6. Jika sudah berhasil menginstall package DHCP SERVER, selanjutnya ketikkan perintah :
Nano /etc/network/interfaces. Kemudian edit file tersebut dengan memasukkan alamat
IP yang akan digunakan untuk konfigurasi DHCP SERVER.
7. Selanjutnya Restart jaringan yang telah di konfigurasi IPnya dengan cara :
/etc/init.d/networking restart
8. Setelah restart selesai ketikkan perintah :
nano /etc/dhcp/dhcpd.conf
Cari tulisan “A slightly” hilangkan tanda pagar dibawah baris “A slightly”.Setelah
melakukan tahap tersebut simpan file. Dengan cara CTRL + X ketikkan Y lalu Enter

9. Tahap berikutnya, ketikkan perintah :


nano /etc/default/isc-dhcp-server 
Jika sudah terbuka lakukan scroll kebawah, lalu pada kata INTERFACESv4=”” tambahkan
kata enp0s3. Kemudian simpan file yang telah diubah.
10. Restart DHCP SERVER dengan perintah : /etc/init.d/isc-dhcp-server restart

11. Selanjutnya masuk kedalam sistem operasi Windows


12. Pada Windows pilih start >> Control panel
13. Pilih Network and Internet Connection >> Network connection
14. Klik double click pada NIC yang dihubungkan dengan virtual box, 
Hasil IP yang muncul harus sesuai dengan rentang IP yang sudah diatur pada DHCP
server
15. Lakukan test jaringan pada client menuju ke server, dengan perintah ping 192.168.137.2
(ip debian virtual box yang digunakan).

E. Kesulitan
Kesulitan yang saya alami yaitu pada saat di IP windows tidak sama dengan Debian akan
tetapi itu sudah teratasi masalah yang kedua yaitu pada saat pengecekan di command
prompt yang keluar adalah hanya beberapa yang reply from dan ada pula yang request time
out.

F. Kesimpulan
Dalam pengkonfigurasian DHCP SERVER ini kita dapat belajar dan memahaminya melalui
jobsheet yang diberikan dan juga menambah ilmu.

Anda mungkin juga menyukai