KONSTRUKSI
By Samsul Ramli / Agustus 12, 2014
Salah satu penyakit kronis yang sedang menjangkiti pengadaan barang/jasa adalah
hubungan mesra didasari suudzon antar pelakunya. Kalau berbicara kontrak antara
pengguna dan penyedia. Ibarat pernikahan kedua mempelai mengadakan akad nikah
dengan landasan saling curiga. Maka bisa dibayangkan rumah tangga yang akan terjadi :D.
Lha malah bicara nikah hehehe..
Salah satu yang kerap menjadi topik “pertengkaran” adalah dipersyaratkannya SKA dan
SKT dalam pekerjaan konstruksi. SKA adalah Sertifikat Keahlian Kerja, dengan kata kunci
“ahli”. Sedangkan SKT adalah Sertifikat Keterampilan Kerja dengan kata kunci “Terampil”.
Masing-masing pihak baik pengguna dan penyedia suudzon-nya luar biasa.
Penyedia menganggap PPK mempersyaratkan SKA dan SKT sebagai salah satu cara untuk
mengunci paket untuk penyedia tertentu. Apesnya pokja yang terkena getahnya. Dalam
setiap kesempatan diskusi dengan teman-teman penyedia selalu saja pokja yang
dipersalahkan karena mempersyaratkan SKA dan SKT yang cenderung berlebihan. Padahal
ini tanggungjawab PPK.
PPK juga sebagai perwakilan pengguna beralasan bahwa penyedia kebanyakan hanya
pinjam meminjam tenaga yang memiliki SKA/SKT. Sehingga jika mempersyaratkan
personil yang ber-SKA/SKT yang minimal akan berdampak pada pekerjaan.
Meskipun dalam kenyataannya dugaan-dugaan seperti ini benar adanya, namun harus kita
pahami bersama,stigma ini harus kita perangi bersama. Kondisi ini tidak sehat bagi proses
pengadaan barang/jasa kita.
Pokja sebagai pelaksana pemilihan, dimana di dalam dokumen pemilihan salah satu
komponen utamanya adalah spesifikasi personil inti yang ditetapkan PPK, juga wajib
melakukan kaji ulang. Dalam kaji ulang pokja harus mengingatkan PPK agar dalam
menetapkan kuantitas dan kualitas personil sesuai dengan kompleksitas pekerjaan.
Kembali kepada pertanyaan terkait batasan kuantitas dan kualitas personil inti yang
memiliki SKA dan/atau SKT dalam satu paket pekerjaan konstruksi. Pada intinya adalah
disesuaikan dengan kompleksitas pekerjaan.
Untuk paket-paket yang bersifat standar dimana kompleksitas pekerjaan hanya ditentukan
oleh nilai sementara unsur lainnya cateris paribus atau bersifat sama/tetap. Kita dapat
melihat pada konsep yang dipakai Permen PU 8/2011, tentang Pembagian Subklasifikasi
dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi lampiran 3 Kualifikasi Usaha Pelaksana
Konstruksi, dalam menentukan subkualifikasi berdasarkan kompetensi penyedia
pelaksana konstruksi.
0 sampai dengan 1 orang Penanggung Jawab Teknik bersertifikat minimal SKT tingkat 3,
Rp 1 Milyar Khusus Elektrikal memiliki SKA
0 sampai dengan 1 orang Penanggung Jawab Teknik bersertifikat minimal SKT tingkat 2,
Rp 1.75 Milyar Khusus Elektrikal memiliki SKA
0 sampai dengan 1 orang Penanggung Jawab Teknik bersertifikat minimal SKT tingkat 1,
Rp 2.5 Milyar Khusus Elektrikal memiliki SKA
0 sampai dengan 1 orang Penanggung Jawab Teknik bersertifikat minimal SKA tingkat
Rp 10 Milyar muda. Terpisah Dari Penanggungjawab Badan Usaha.
0 sampai dengan 1 orang Penanggung Jawab Teknik bersertifikat minimal SKA tingkat
Rp 50 Milyar madya. Terpisah Dari Penanggungjawab Badan Usaha
0 sampai dengan 1 orang Penanggung Jawab Teknik bersertifikat minimal SKA tingkat
Rp 250 Milyar madya selama 3 tahun. Terpisah Dari Penanggungjawab Badan Usaha
1 orang Penanggung Jawab Teknik bersertifikat minimal SKA tingkat
0 sampai dengan utama atau SKA tingkat Madya selama 6 tahun. Terpisah Dari
tak terbatas Penanggungjawab Badan Usaha
Dari sini dapat dilihat bahwa secara kuantitas dan kualitas SKA/SKT tidak ada
pembatasan. Namun dari sisi batas atas nilai paket dapat disimpulkan bahwa untuk
kualifikasi usaha kecil (K) dengan nilai paket pekerjaan s/d 2,5 Milyar, standar minimalnya
adalah Penanggungjawab Teknik 1 orang yang memiliki SKT. Untuk tingkatan disesuaikan
dengan grade nilai paket. SKA baru disyaratkan apabila ada pekerjaan elektrikal yang
memang memerlukan keahlian.
Sedangkan SKA non elektrikal baru dipersyaratkan untuk paket dengan nilai diatas 2,5
Milyar atau paket usaha non kecil. Dan pemilik SKA harus terpisah dengan Pemilik badan
usaha. Dengan kata lain direktur perusahaan tidak bisa menjadi tenaga ahli sekaligus untuk
paket usaha non kecil.
SKA adalah :
SKT adalah:
Hubungi :
Andrew Pasaribu
Email : setifikatkeahlian.ska.skt@gmail.com
Mobile: 081293105651
Advertise