PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Keluarga Berencana lebih dari dua dasa warsa terakhir ini
sehingga keluarga dapat mengatur waktu, jumlah anak, jarak kelahiran anak
secara ideal sesuai dengan keinginan atau tanpa unsur paksaan dari pihak
memiliki anak yang ideal, kondisi kesehatan seksual dan reproduksi prima dan
langsung adalah terwujudnya keluarga kecil sehat dan sejahtera sehingga pada
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu
merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita.
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya
karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-
(http:/psikis.bkkbn.go.id/gemapria/articles.php).
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
lainnya, antara lain riwayat kesehatan dahulu, riwayat obstetri, budaya dan
2
kepercayaan, kontra-indikasi dari metode, kenyamanan klien terhadap metode
kontrasepsi untuk pria yaitu MOP dan Kondom adalah kontrasepsi yang
paling sedikit digunakan. Hal ini disebabkan kebanyakan pria (bapak) masih
angka kehamilan tak dikehendaki cukup tinggi akibat gagal KB, Perkumpulan
device (IUD). "Kontrasepsi IUD yang dipasang dalam rahim lebih efektif
3
Dibandingkan dengan alat kontrasepsi hormonal seperti pil, suntik,
akseptor KB se-Jawa Tengah, IUD memiliki efek samping yang lebih rendah
dan harga lebih terjangkau. Problem hormonal berkait dengan fisik seperti
kegemukan, bercak hitam pada kulit, dan menstruasi tidak teratur. Sementara
itu kontrasepsi non hormonal IUD dapat meminimalkan efek samping tersebut
bulan Januari sampai Maret 2009 sejumlah 683 akseptor diperoleh data yang
sebanyak 149 orang (21,82%), suntik 3 bulan sebanyak 471 orang (68,96%),
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Budi Rahayu.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
3. Bagi Masyarakat
suntik.
5
4. Bagi Profesi