1. Otak
Prosenchephalon :
- Cerebrum
- Diencephalon
Mesencephalon
Rhombencephalon :
- Medulla oblongata
- Pons
- Cerebellum
2. medulla spinalis
pars cervicalis
pars thoracica
pars lumbalis
pars sacralis
pars coccygea
Meningens
Merupakan selaput atau membrane yang membungkus SSP.
Ada 3 lapisan yang melapisinya :
1. Duramater Encephali
Terdapat 2 lapisan :
1
Likuor Serebro Spinal
Ciri-cirinya :
Fungsi :
2
Komposisi normal :
Otak
1. Cerebrumi
Merupakan bagian terbesar dari otak yang mempunyai 2 bagian yaitu
hemisperium serebri kiri dan kanan. Setiap hemisperium dipisahkan oleh fisura
longitudinalis cerebri. Lapisan permukaan hemisperium serebri disebut juga kortek
serebri. Korteks serebri yang berlipat-lipat disebut gyri. Setap gyri dipisahkan oleh
sulcu atau fisura.
Fisura dan sulcus yang penting
F. cerebri lateralis sylvii : celah di facies lateralis memisahkan lobus frontalis dengan
temporalis
F. parietooccipitalis : celah di facies medialis
S. centralis Ronaldi : mulai dari facies medialis ke lateralis
S. cinguli : terdapat pada facies medialis menuju titik pertemuan dengan sulcus
centralis
Beberapa lobus di cerebrum :
1. L. frontalis
2. L. Parietalis
3. L. occipitalis
4. L. temporalis
Macam-macam gyrus :
Gyrus presentralis
Gyrus postsentralis
3
Gyrus temporalis superior
Gyrus temporalis inferior
Fungsi dari cerebrum :
1. Persepsi sensorik
2. control gerakan volunteer
3. kemampuan bahasa
4. sifat pribai
5. proses mental canggih misalnya berpikir, mengingat, kreativitas, kesadaran diri
4
5
6
2. Diencephalon
Hamper seluruh bagiannya tertutup dari permukaan otak dan terdiri atas thalamus dan
hypothalamus.
Fungsinya :
thalamus : sebagai statsiun perantara besar untuk jaras sensoris aferen yang menuju
korteks serebri
hypothalamus sebagai mengontrol suhu tubuh, rasa haus, eksresi urin, sekresi hormone
hipofisis, kontraksi uterus, dsb.
3. mesencephalon
Menghubungkan otak depan dengan otak belakang. Terdiri dari pedenculus serebri
pars anterior ( crus serebri) dan pars posterior ( tegementum). Otak tengah terletak di depan
otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis
yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan
lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga
merupakan pusat pendengaran.
7
4. Medulla oblongata
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti
detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan
sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan
berkedip.
5. Pons
Terletak di permukaan anterior cerebellum, inferior dari mesencephalon dan superior dari
medulla oblongata.
8
Fungsi medulla oblongata dan pon memiliki kesinambungan yaitu sebagian besar dari 12
saraf cranial berasal dari batang otak, memodulasi sensasi nyeri dan mengatur refleks otot
yang terlibat dalam keseimbangan
6. Cerebbellum
Terletak pada dasar fossa cranii posterior, beratnya mencapai 140-150 gram pada orang
dewasa. Terbagi menjadi 2 bagian yaitu vermis dan hemisphere.
Berfungsi sebagai : pengatur tonus otot, koordinasi gerakan volunteer, pusat keseimbangan,
control gerakan mata.
9
ANATOMI CRANIAL & VERTEBRAE
a. Cranial
Bagian Anterior
Bagian lateral
10
Bagian posterior
Bagian superior
11
Aspek dalam tengkorak tebagi dua aspek, yaitu :
bagian atas yang disebut calvaria
bagian dasar yang disebut cranium
Calvaria
12
Aspek inferior (dasar) cranium
13
B Vertebrae
Tulang-tulang columna vertebralis teriri atas 33 ruas tulang vertebrae yang terbagi
dalam 5 daerah, yaitu :
7 ruas vertebrae cervicalis
12 ruas vertebrae toracica
5 ruas vertebrae lumbalis
5 ruas vertebrae sacralis melebur menjadi os sacrum
4 ruas vertebrae coccygea melebur menjadi os coccygeus
14
Vertebrae cervicalis Vertebrae toracolumbal
Os sacrum
15
Os cocygeus
Os Sacrum & Os sacrum berbentuk baji, terdiri dari 5 v. Sacralis yang bersatu. Pada
Os Coccygis fac.pelvica dan dorsalis terdapat 4 pasang foramen sacralis guna jalan keluar
nervi sacralis
Vaskularisasi Otak
16
Arteri Otak
Otak disuplai oleh 2 arteri carotis interna dan 2 a. vertebralis. Keempat arteri ini membentuk
circulus Willisi (circulus arteriosus)
Arteria Carotis Interna keluar dari sinus cavernosus sisi medial processus clinoideus anterior
dg menembus duramater. Kemudian membelok ke belakang menuju sulcus cerebri lateralis.
Bercabang menjadi 2 : a. cerebri anterior dan a. cerebri media.
Arteria Vertebralis
Arteri vertebralis, cabang pertama dari a. subclavia berjalan ke atas melalui foramen
proceccus transverses vertebra, masuk ke tengkorak melalui foramen magnum dan berjalan
ke atas, depan dan medial medulla oblongata pinggir bawah a. ini bergabung dgn a lain
membentuk a. basilaris.
Cabang-cabang Cranial
1) Aa. Meningeae
2) A. spinalis anterior dan posterior
3) A. cerebella posteroinferior
4) Aa. Medullares
Arteri Basilaris
17
Dibentuk dari gabungan kedua a. vertebralis, berjalan naik did lm alur permukaan anterior
pons. Pinggir atas pons bercabang menjadi a. cerebri osterior.
Cabang-cabang
Circullus Willisi
Circulus Willisi terletak dalam fossa interpeduncularis pd dasar otak. Dibentuk oleh
anastomosis antara kedua arteri carotis interna dan a vertebralis.
Vena Otak
Vena otak tidak mempunyai jaringan otot di dalam dindingnya yg tipis dan tidak mempunyai
katup. Vena tersebut keluar dr otak dan bermuara ke dalam sinus venosus cranialis. Terdapat
vena cerebri, cerebella, dan batang otak. Vena magna cerebri dibentuk dr gabungan kedua
v. interna cerebri bermuara ke sinus rectus
18
Meningitis
Meningitis adalah infeksi selaput otak tepatnya infeksi cairan serebrispinal (CSS) disertai
radang pada pia dan araknoid, ruang subaraknoid, jaringan superfisial otak dan medula
spinalis. Bakteri maupun virus dengan cepat masuk ke setiap bagian ruang subaraknoid dan
dengan cepat sekali menyebar ke bagian lain, sehingga leptomening medula spinalis terkena.
Etiologi
Meningitis bakterial maupun viral dapat menyebabkan ensefalitis juga. Apabila meningitis
didapati tanda ensefalitis juga maka disebut meningoensefalitis.
Faktor resiko
1) Infeksi sistemik atau fokal (otitis, demam tifoid, tuberkulosis paru, hepatitis, herpes
zoster).
2) Trauma (fraktur basis kranii, pungsi lumbal, tindakan bedah saraf).
3) Pemakaian bahan- bahan yang menghambat pembentukan antibody.
Gambaran klinis
1) Noenatus: panas tinggi, mual, muntah, gangguan pernafasan, kejang, nafsu makan
berkurang, diare, konstipasi, sampai menyebabkan gangguan kesadaran. Meningeal
sign (+)
2) Orang dewasa: panas tinggi, nyeri kepala yang hebat, kelemahan pada otot, nyeri otot,
nyeri punggung, lateragi sampai koma dijumpai, nyeri kepala bila digerakan.
Meningeal sign (+).
Nyeri kepala dapat disebabkan oleh proses radang pembuluh dara meningeal, tetapi
disebabkan juga oleh peningkatan tekanan intrakranial yang disertai fotofobia.
Diagnosis
19
Gejala panas mendadak, lateragi, muntah, kejang. Diagnosis pasti dengan melakukan
pemeriksaan CSS melalui pungsi lumbal.
TIK > 200 mmH2O, CSS tampak kabur, keruh dan purulen. Leukosit PMN 1000 –
10.000, bisa terdapat sedikit eritrosit. Kadar protein meningkat (pada meningitis
bakterial) dan normal (pada meningtis viral). Kadar glukosa rendah (pada meningitis
bakterial) dan normal (pada meningitis viral).
Foto polos tengkorak menentukan apakah ada fraktur penyebab infeksi.
Foto polos thorak menentukan adanya pneumonia, infeksi TBC, abses paru akibat
bakteri, masa tumor yang metastasis.
Pemeriksaan EEG ditemui gelombang lambat yang difus dikedua hemisfer, penurunan
voltase.
CT-Scan & MRI dapat menetukan adanya edema otak, ventrikulitis, hidrosefalus, dan
masa tumor.
Patofisiologi
Infeksi kuman pada organ dalam tubuh dapat menyebar secara hematogen menuju selaput
otak. Di selaput otak agen infeksius tersebut menyebabkan peradangan pada pia dan araknoid
tepatnya. Perdangan tersebut dapat menimbulkan banyak respon diantaranya demam dan
gangguan homeostasis laina pada tubuh. Peradangan tersebut dapat menyababkan
peningkatan tekanan intrakranial yang menyebabkan penderita merasa sakit pada kepalanya.
Kemudian dari peradangan tersebut bila agen infeksius menyebar lebih dalam lagi dapat
menyebabkan ensefalitis yang berupa perdangan pada parenkim otak yang bemanifestasi lain
di tubuh dan lebih membahayakan karena dapat menyebabkan kejang dan menimbulkan
kahilangan kesadaran.
Penatalaksanaan
20
Pensilin G diberikan untuk mengatasi infeksi pneumokok, streptokok, dan
meningokok dengan dosis 1-2 juta unit tiap 2 jam.
Kloramfenikol diberikan untuk hemofilus dengan dosis 4 x 1 gram / 24 jam.
Gentamisin untuk E.coli, proteus dan kuman bakteri gram negatif lainnya. Pada
neonatus 7,5 mg/ kg BB/ hari dalam 3x pemberian. Pada bayi, anak, dewasa 5 mg/ kg
BB/ hari dalam 3 kali pemberian.
3) Pemberian antivirus bila teridentifikasi meningitis viral:
Acyclovir 10 mg / kg BB tiap 8 jam selama 10 hari.
Bergantung pada jenis virus yang ditemukan.
Prognosis
Bergantung pada beberapa keadaan, antara lain jenis kuman, hebatnya penyakit pada
permulaan, umur penderita, lama gejala, antibiotik atau anvirus yang digunakan, kondisi
patologik yang menyertainya.
Meningitis tuberkulosa
Meningitis tuberkulosa adalah radang selaput otak akibat komplikasi tuberkulosis primer
secara histologik meningitis tuberkulosa adalah meningoensefalitis tuberkulosa dimana
terdapat invasi ke jaringan susunan saraf pusat.
Klasifikasi patologik
1) Tuberkulosa miliaris yang menyebar: biasanya dari paru- paru yang menyebar
langsung secara hematogen dan biasanya terjadi pada anak. Selaput otak ditemui
teuberkel- tuberkel yang kemudian pecah sehinggan terjadi peradangan difus dalam
ruang subaraknoid.
2) Bercak pengijuan fokal: bercak yang berupa pengijuan pada sulkus dan terdiri dari
pengijuan yang dikelilingi sel raksasa dan epitel.
3) Peradangan akut meningitis pengijuan: paling sering dijumpai pada 78 % penderita.
Terbentuk tuberkel- tuberkel yang pecah sehingga terjadi penyebaran kuman ke dalam
ruang subaraknoid dan ventrikulus.
21
4) Meningitis ploriferatif: gangguan pada pembuluh darah selaput otak yang mengalami
peradangan. Peradangan tersebut dapat menyebabkan penyempitan arteri dan dapat
menyebabkan infark otak.
Penyebab
Faktor resiko
Biasanya terdapat pada penduduk dengan keadaan sosio ekonomi rendah, perumahan tidak
memenuhi syarat kesehatan minimal, hidup dan tinggal di daerah yang berdesakan, higenis
yang kurang, tidak mendapat imunisasi ( BCG untuk perlindungan terhadap TBC).
Gambaran klinis
1) Stadium 1: sering tanpa panas/ panas ringan, muntah, nyeri kepala, gangguan tidur,
nyeri punggung.
2) Stadium 2: meningeal sign (+), tanda TIK meningkat: muntah, mual, edema palpebra,
gangguan nervus kranialis 3, 4, 6, 7, 8, hemiparesis, hemiplegia.
3) Stadium 3: suhu sangat tinggi, pernafasan dan nadi tidak teratur, gangguan kesadaran
sampai koma.
Diagnosis
Penatalaksanaan
22
Pengenalan meningitis
Latar belakang
Meningitis adalah peradangan pada leptomeninges dan mendasari subarachnoid cerebrospinal fluid
(CSF). Hal ini dapat berguna untuk membagi gejala awal ke dalam kategori akut, subakut, dan
kronis.Tidak seperti subakut (1-7 d) atau kronis (> 7 d) meningitis, yang memiliki etiologi menular dan
noninfeksius segudang, meningitis akut (<1 d) hampir selalu merupakan infeksi bakteri yang
disebabkan oleh salah satu dari beberapa organisme. Tergantung pada umur dan kondisi umum,
pasien tersebut sakit parah sekarang akut dengan tanda dan gejala inflamasi meningeal dan infeksi
sistemik dari durasi kurang dari 24 jam ', dan biasanya kurang dari 12 jam durasi. Pasien dengan
meningitis bakteri akut bisa decompensate sangat cepat dan begitu mereka memerlukan perawatan
darurat, termasuk terapi antimikroba, idealnya dalam waktu 30 menit dari departemen darurat (ED)
presentasi.
Kebanyakan meningitis bakteri tidak akut. Sekitar 75% dari pasien dengan meningitis bakteri ini
subacutely dengan gejala awal beberapa hari sebelumnya. Pasien-pasien sakit masih memerlukan
diagnosis ED mendesak dan perawatan untuk mencegah dekompensasi lebih lanjut.
Munculnya strain resisten telah mendorong perubahan dalam protokol antibiotik di beberapa negara,
termasuk Amerika Serikat. Selain dari dexamethasone, protectants sel saraf masih memegang janji
masa depan hanya sebagai terapi tambahan.
Tantangan bagi dokter darurat ketika meningitis mengobati adalah (1) identifikasi awal dan
pengobatan pasien dengan meningitis bakteri akut, (2) menilai apakah sistem saraf pusat dapat
diobati (SSP) infeksi hadir pada mereka dengan meningitis subakut atau kronis yang diduga, dan ( 3)
mengidentifikasi organisme penyebab.meningitis bakteri harus dikecualikan.
Patofisiologi
Sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bakteri meningitis akut dan subakut, termasuk
virulensi dari strain, pertahanan tuan rumah, dan interaksi bakteri-host.
penyemaian bakteri biasanya terjadi oleh penyebaran hematogenous. Pada mereka yang tidak dapat
diidentifikasi sumber infeksi, jaringan lokal dan invasi aliran darah oleh bakteri jajahan di nasofaring
dapat menjadi sumber yang sama. Jarang, struktur berdekatan yang terinfeksi menyerang melalui
thrombi septik atau erosi osteomyelitic; penyemaian meningeal juga dapat terjadi dengan menyuntik
bakteri langsung selama trauma, bedah saraf, atau instrumentasi. Meningitis pada bayi baru
lahir ditularkan secara vertikal dari terjajah patogen dalam saluran usus atau kelamin ibu maupun
horizontal dari personil pembibitan atau pengasuh di rumah.
Setelah di CSF, kekurangan antibodi, komplemen komponen, dan sel-sel darah putih (WBCs)
memungkinkan infeksi bakteri untuk berkembang. komponen dinding sel bakteri memulai kaskade
komplemen-dan acara-dimediasi sitokin yang menyebabkan peningkatan permeabilitas sawar darah-
otak, edema otak, dan kehadiran mediator toksik dalam CSF. Replikasi bakteri, meningkatkan jumlah
sel-sel inflamasi, sitokin yang disebabkan gangguan dalam transportasi membran, dan meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah dan membran mengabadikan proses menular dan account untuk
perubahan karakteristik dalam jumlah sel CSF, pH, laktat, protein, dan glukosa. Eksudat
memperpanjang seluruh CSF, khususnya ke waduk basal, merusak saraf kranial (misalnya, saraf
kranial VIII, dengan kehilangan pendengaran yang dihasilkan), menghapuskan jalur CSF
(menyebabkan hidrosefalus obstruktif), dan vaskulitis inducing dan thrombophlebitis (menyebabkan
iskemia otak lokal).
23
Sebagai tekanan intrakranial (ICP) terus meningkat dan edema otak berlangsung, CNS proses
autoregulatory mulai gagal. Peristiwa penting dapat terjadi saat kenaikan tunak dalam aliran darah
serebral (CBF) membalikkan dan mulai menurun. pengurangan CBF berkorelasi dengan
kewaspadaan pasien menurun dan perubahan status mental.
Tanpa intervensi medis, siklus penurunan CBF, memburuk edema serebral, dan meningkatkan ICP
hasil dicentang. Berkelanjutan cedera endotel dapat menyebabkan vasospasm dan trombosis, lebih
lanjut kompromi CBF, dan bisa mengakibatkan stenosis kapal besar dan kecil. hipotensi sistemik
( syok septik ) juga dapat mengganggu CBF, dan pasien segera meninggal dari komplikasi sistemik
atau dari SSP baur cedera iskemik.
Darurat dokter harus menyadari bahwa terapi masa depan akan didasarkan pada pemahaman yang
lebih baik dari patogenesis meningitis bakteri akut dan mungkin termasuk caspase inhibitor,
antioksidan, poli (ADP-ribosa) inhibitor polimerase, inhibitor dari peroksidasi lipid, dan inhibitor
metaloproteinase, di samping antibiotik dan steroid.
The pathophysiologies patogen nonbacterial kurang dipahami dengan baik. Jamur meningitis diduga
terungkap dengan cara yang mirip dengan tetapi kurang akut dari meningitis bakteri.
Frekuensi
Amerika Serikat
Kejadian meningitis bakteri menurun 1,9-1,5 kasus per 100.000 dari 1998 sampai 2003, di bagian,
karena pengenalan dari Haemophilus influenzae tipe b conjugate dan vaksin pneumococcal
conjugate. Ada terus menjadi peningkatan kejadian meningitis bakteri antara orang-orang berusia 60
tahun dan lebih tua, faktor lain yang independen. 1
Internasional
Mortalitas / Morbiditas
Morbiditas dan kematian tergantung pada patogen, yang usia dan kondisi pasien, dan tingkat
keparahan penyakit akut. 3
Ras
Secara statistik, orang kulit hitam memiliki resiko lebih besar dari ras lain, meskipun mungkin tidak ras
merupakan faktor risiko yang independen.
Seks
24
Pada neonatus, rasio pria-wanita adalah 3:1. Tidak ada preferensi seks antara orang dewasa.
Usia
Menurut Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan (CDC), 4 usia rata-rata adalah 39
tahun. Pada tahun 1986, itu 15 bulan.
Tidak termasuk meningitis meningokokus, pasien yang lebih muda dari 5 tahun dan lebih tua
dari 60 tahun akan meningkatkan risiko.
Bayinya resiko tertinggi untuk meningitis bakteri akut . Setelah bulan pertama kehidupan,
insiden puncak adalah pada bayi usia 3-8 bulan.
Klinis
Sejarah
Membedakan akut, subakut, dan kronis meningitis membantu mengidentifikasi patogen. Sekitar 25%
dari pasien dengan meningitis bakteri ini benar-benar, baik dalam waktu 24 jam onset gejala. Lain
pasien dengan meningitis bakteri subakut dan kebanyakan pasien dengan meningitis viral gejala
hadir dengan neurologis berkembang selama 1-7 hari. gejala kronis berlangsung lebih lama dari 1
minggu menyarankan meningitis disebabkan oleh beberapa virus serta tuberkulosis, sifilis, jamur
(terutama cryptococci), dan meningitis carcinomatous.
gejala Classic (tidak terlihat pada bayi atau terlihat sering pada orang tua) adalah sebagai
berikut:
o Sakit kepala
o Nuchae kekakuan (umumnya tidak hadir pada anak <1 y atau pada pasien dengan
status mental berubah)
o Demam dan menggigil
o Ketakutan dipotret
o Muntah
o Infeksi pernafasan prodromal atas (URI) gejala (virus dan bakteri)
o Kejang (30-40% pada anak-anak, 20-30% pada orang dewasa)
o Focal gejala neurologis (termasuk kejang fokus)
o Diubah sensorium (mungkin kebingungan tunggal penyajian keluhan, terutama pada
lansia)
Gejala pada bayi
o Demam
o Kelesuan dan / atau perubahan tingkat kewaspadaan
o Miskin makan dan / atau muntah
o Distress pernafasan, apnea, sianosis
Sebagian dirawat meningitis: Sebanyak 40% dari pasien dengan meningitis bakteri akut atau
subakut diobati dengan antibiotik oral sebelumnya (mungkin karena mendiagnosis pada saat
presentasi awal).Dalam sebagian diperlakukan meningitis, kejang mungkin gejala tunggal,
demam dan perubahan tingkat kewaspadaan atau status mental terjadi kurang umum
daripada yang tidak diobati meningitis.
ventriculitis kelas rendah terkait dengan shunt ventriculoperitoneal: Pasien mungkin memiliki
presentasi kurang dramatis dibandingkan dengan meningitis bakteri akut, dengan sakit
kepala, mual, demam minimal, dan malaise.
Jamur meningitis: Sakit kepala, demam ringan, dan kelesuan adalah gejala utama; kursus
dapat berfluktuasi ringan dengan gejala, terutama pada pasien immunocompromised.
25
TB meningitis: Demam, penurunan berat badan, berkeringat di malam hari, dan malaise,
dengan atau tanpa sakit kepala dan meningismus adalah gejala umum; infeksi ini dapat
mengikuti kursus berlarut-larut dengan samar-samar, presentasi spesifik.
Fisik
Jika tidak sehat pasien dalam ekstrem zaman sekarang dengan jelas klinis meningitis bakteri
akut. Sebaliknya, kebanyakan pasien dengan meningitis bakteri subakut merupakan tantangan
diagnostik. pemeriksaan sistemik kadang-kadang menunjukkan media paru atau otitis co-infeksi.
Penyebab
Meningitis disebabkan oleh patogen berikut di setiap kelompok umur:
26
o Usia 5 tahun atau lebih muda, terutama anak-anak dengan diabetes mellitus , atau
adrenal insufisiensi ginjal, hypoparathyroidism , atau cystic fibrosis
o pasien imunosupresi akan meningkatkan risiko infeksi oportunistik dan meningitis
bakteri akut.pasien imunosupresif mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda dramatis
demam atau peradangan meningeal.
o infeksi HIV, khususnya, predisposes meningitis bakteri disebabkan oleh organisme
encapsulated, terutama S pneumoniae.
o Berkerumun (misalnya, merekrut militer dan warga asrama perguruan tinggi)
meningkatkan risiko wabah meningitis meningokokus .
o Splenektomi dan penyakit sel sabit meningkatkan risiko meningitis sekunder untuk
organisme encapsulated.
o Alkohol dan sirosis: Beberapa etiologi demam dan kejang pada pasien ini membuat
menantang untuk mendiagnosis meningitis.
o Diabetes
o Recent paparan kepada orang lain dengan meningitis, dengan atau tanpa profilaksis
o Contiguous infeksi (misalnya, sinusitis)
o Dural cacat (misalnya, trauma, bedah, bawaan)
o Talasemia mayor
o Intravena (IV) penyalahgunaan obat
o Bakteri endokarditis
o Ventriculoperitoneal shunt
o Keganasan (peningkatan risiko infeksi Listeria spesies)
o Beberapa kelainan bawaan tengkorak
Penyakit Meningitis
27
Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya :
1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
Bakteri ini yang paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun
anak-anak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi
pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus).
Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit
diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak
aktif), gemetaran, muntah dan enggan menyusui.
28
yang intensif. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi
test darah (elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan
pemeriksaan X-ray (rontgen) paru akan membantu tim dokter dalam
mendiagnosa penyakit. Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting
apabila penderita telah diduga meningitis adalah pemeriksaan Lumbar
puncture (pemeriksaan cairan selaput otak).
29
Ensefalitis
Ensefalitis berasal dari kata ensephalon yang berarti otak, berarti ensefalitis adalah
reaksi radang atau inflamasi yang terjadi di otak. Reaksi peradangan ini menyerang jaringan
parenkim yang ada pada otak dan biasanya disebabkan oleh mikroorganisme.
Prevalensi dari penyakit ini lebih banyak disebabkan oleh mikroorganisme virus
daripada jenis lainya seperti bakteri ataupun jamur dan yang paling sering adalah kelompok
herpes simplek virus karena mungkin tempat penyebaranya yang dermatomal atau sesuai
jalur saraf. Dan insidens dari ensefalitis lebih banyak terjadi pada anak-anak (lebih dari 50
%).
Klasifikasi
Ensefalitis dibagi berdasarkan etiologinya, yaitu :
Gejala klinis
Biasanya ada tnda khusus trias kelainan ensefalitis, yaitu : demam, kejang dan penurunan
kesadaran.
Diawali demam
Nyeri kepala, leher sampai ke punggung
30
Gangguan gastrointestinal, mual dan muntah
Photofobia
Kejang fokal maupun general
Lemah otot
Gangguan mental
Kesadaran menurun bahkan bisa sampai koma
Diagnosa
Diagnosa banding
Meningitis bakterial
Tumor otak
Abses subdural
Infiltrasi neoplasma
Ensefalopati
Komplikasi
Kecerdasan menurun
Kemampuan motoris menurun
Kemampuan neurologis menurun sampai gangguan mental
Pada neonatus dapat terjadihidrosefalus, retardasi mental dan kelainan neurologis lainnya
31
Maupun cara lainnya)
Replikasi lokal
(di sistem limfatik)
Hematogen (viremia)
tekanan intrakranial
otak meningkat
membahayakan hidup
pasien
Penatalaksanaan
Antiviral : acyclovir intravena 10-30 mg/kg BB selama 10 hari
Untuk mengatasi kejang : fenobarbital 5-8 mg /kg BB
Diazepam 0,1-0,2 mg/kg BB
Mengatasi inflamasi yang terjadi : deksametason intravena 0,15-1,0 mg/kg BB dalam 3
dosis
32
Menurunkan tekanan intrakranial : manitol intravena 1,5-2,0 g/kg BB selama 30-80 menit,
diulang 8-12 jam
Prognosis
Prognosis bergantung pada kecepatan dan ketepatan pemeriksa dalam mendiagnosa
penyakit ini, bisa segera tertolong jika pemeriksa cermat. Dan perlu diperhatikan adanya
edema otak dapat membahayakan kehidupan karena bisa menyebabkan infark pada jarngan
otak.
33
Daftar Pustaka
www.medicastore.com
34