Anda di halaman 1dari 7

HEAT STROKE

Disusun Oleh :

1. Novi Ida Wulandari (P17220173043)


2. Rosalia Wahyu Juniarty ( P17220174048)
3. Yosi Apriliani (P17220174053)
4. Faitul Romelah (P17220174058)
5. Pamela Agesti (P17220174063)
6. M. Adam Prayogi (P17220174068)
7. Intan Ayu Pratama (P17220174074)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONEIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN LAWANG
2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika tubuh terkena panas yang berlebihan, maka tubuh akan mencoba untuk
menghilangkan panas melalui konveksi, radiasi, atau penguapan. Obat-obatan aktivitas
berat, dan temperatur yang tinggi dapat meningkatkan produksi panas internal. Faktor-
faktor seperti kurangnya aklamasi, membatasi pakaian, dan kelembaban yang tinggi
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur panas yang berlebihan. Ketika suhu
tubuh meningkat, ada rangsangan keringat menguap tanggapan untuk memulai
kehilangan panas. Ini adalah mekanisme utama tubuh
pendinginan.
Namun apabila tubuh terpapar panas dalam waktu yang lama akan berdampak
pada tubuh dan mengakibatkan kram karena panas (heat cramps), kelelahan karena
panas (heat exhaustion) dan heat stroke yang apabila tidak ditangani dapat mengancam
nyawa. Dan pada makalah ini akan dijelaskan tentang penyakit akibat terpapar panas.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gawat darurat
dan agar mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan
terpapar panas.
2. Tujuan khusus
a) Agar mahasiswa mampu mengetahui definisi, penyebab, tanda gejala dan
penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan heat cramps.
b) Agar mahasiswa mampu mengetahui definisi, penyebab, tanda gejala dan
penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan heat exhaustion.
c) Agar mahasiswa mampu mengetahui definisi, penyebab, tanda gejala dan
penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan heat stroke.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. HEAT CRAMPS
1. Definisi
Heat cramps atau kram karena panas adalah kejang otot hebat akibat keringat
berlebihan, yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas.
Biasanya terjadi pada tangan, kaki atau perut. Jika tidak segera diatasi, heat cramps
bisa menyebabkan heat exhaustion.

2. Etiologi
Heat cramps disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dan garam ( termasuk
natrium, kalium dan magnesium ) akibat keringat yang berlebihan, yang sering
terjadi ketika :
a. Melakukan aktivitas fisik yang berat atau lama menyebabkan bertambahnya
panas yang dihasilkan oleh otot
b. Suhu atau kelembaban yang tinggi
c. Dehidrasi
d. Pakaian yang bertumpuk-tumpuk sehingga mengganggu pengeluaran keringat
e. Obat-obatan (diuretik, neuroleptik, fenotiazin dan antikolinergik)
f. Penyakit jantung dan pembuluh darah
g. Kelainan fungsi kelenjar keringat

3. Tanda Gejala
a. Kram yang tiba–tiba mulai timbul di tangan, betis atau kaki.
b. Otot menjadi keras, tegang dan sulit untuk dikendurkan, terasa sangat nyeri.

4. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Longgarkan pakaian korban
b. Nilai tingkat kesadaran
c. Nilai airway
d. Nilai breathing (look, feel, listen)
e. Dengan meminum atau memakan minuman / makanan yang mengandung
garam.
B. HEAT EXHAUSTION
1. Definisi
Heat Exhaustion atau kelelahan karena panas adalah suatu keadaan yang terjadi
akibat terkena/terpapar panas selama berjam - jam, dimana hilangnya banyak cairan
karena berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang
pingsan.

2. Etiologi
Suhu yang sangat panas bisa menyebabkan hilangnya banyak cairan melalui
keringat, terutama saat melakukan kerja fisik atau olahraga berat. Bersamaan
dengan cairan, garam ( elektrolit ) juga hilang sehingga terjadi gangguan sirkulasi
darah dan fungsi otak. Akibatnya terjadi heat exhaustion

3. Tanda Gejala
a. Kelelahan,sakit kepala,pusing,mual.
b. Jika berdiri, penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul di dalam
pembuluh darah tungkai, yang melebar akibat panas.
c. Kulit menjadi dingin, pucat dan lembab.
d. Penderita menjadi linglung/bingung terkadang pingsan.
e. Takikardi dan takipnea
f. Hipotensi,perubahan ortostatik.

4. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Istirahat didaerah yang teduh
b. Berikan minuman yang mengandung elektrolit atau larutan rehidrasi oral jika
klien sadar penuh dan tanda vital stabil.
c. Bila keadaan sudah tidak memungkinkan berikan terapi cairan RL hingga
elektrolit seimbang.

C. HEAT STROKE
1. Definisi
Heat stroke adalah kondisi mengancam jiwa dimana suhu tubuh mencapai lebih
dari 40°C atau lebih. Heat stroke dapat disebabkan karena kenaikan suhu
lingkungan, atau aktivitas yang dapat meningkatkan suhu tubuh.
Heat stroke disebabkan oleh kegagalan mekanisme pengaturan panas tubuh dan
merupakan gabungan dari hiperpireksia dan gejala neurologis. Pasien tidak lagi
mampu menghilangkan panas karena kegagalan mekanisme termoregulasi
sentral.Pasien yang mengalami heat stroke harus dimasukkan ke unit perawatan
intensive

2. Etiologi
a. Kondisi suhu lingkungan yang terlalu tinggi
b. Kegagalan mekanisme pengaturan panas tubuh

3. Tanda Gejala
Pada heat stroke awalnya klien klien menunjukan perilaku yang aneh atau tidak
stabil.Berkembang menjadi bingung,menyerang,mengigau dan koma.
a. Gangguan SSP seperti tremor,kejang
b. Suhu tubuh >40,60C
c. Hipotensi,takikardi,takipnea
d. Kulit tampak kemerahan,panas.Tahap awal heat stroke adalah kulit kering
karena tubuh kehilangan kemampuanya berkeringat.

4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium menunjukan hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) dan hiponatremi
b. EKG dapat menunjukan disritmia tanpa bukti-bukti infark
c. Analisa gas darah menunjukan asidosis metabolic

5. PENGKAJIAN
a. Kulit klien tampak kering kemerahan
b. Kesadaran verbal sampai unresponsible
c. Pengkajian primer
1) Airway
2) Breathing (LLF) :Napas takipnea
3) Circulation :takikardi,hiperpireksia,kulit kering,hipotensi
4) Disability :Status mental berkisar kebingungan-koma
5) Exposure :Tanggalkan pakaian klien
d. Pengkajian sekunder
1) Riwayat penyakit sebelumnya
2) Keluhan,riwayat alergi,pengobatan sebelumnya,proses terjadinya trauma
3) Pengkajian nyeri (PQRST)
4) Pemeriksaan fisik

6. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


a. Hiperpireksi b.d kegagalan mekanisme pengaturan panas tubuh
Tujuan :Suhu tubuh normal
KH :Suhu tubuh menurun,kulit lembab,sadar penuh
Intervensi :
1) Pendinginan tubuh dengan menggunakan selimut hipotermia dan
tanggalkan pakaian klien
2) Pantau dan catat suhu tubuh secara kontinu selama proses pendinginan
3) Jika suhu tidak dapat turun lakukan pendinginan inti :lavage saline pada
lambung,dialysis peritoneal dengan air dingin.Hentikan pendinginan aktif
bila suhu telah mencapai 390C
4) Berikan diazepam jika menggigil hebat
5) Lakukan pemasangan CVP

b. Ketidakefektifan perfusi jaringan (cerebral,kardiopulmonal,ginjal) b.d


gangguan metabolism
Tujuan :Perfusi jaringan adekuat
KH :kulit lembab,TTV normal
Intervensi
1) Berikan oksigen dengan menggunakan rebreathing mask atau intubasi
sesuai indikasi
2) Pemberian cairan IV dengan RL atau normal saline
3) Berikan kalium untuk koreksi hipokalemia dan natrium bikarbonat untuk
koreksi asidosis metabolic
4) Pantau EKG
5) Ukur balance cairan
6) Pantau adanya kejang
7) Berikan diuretik untuk meningkatkan dieresis

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai