Anda di halaman 1dari 18

PENANGANAN GADAR TRAUMA

INTOKSIKASI MAKANAN DAN OBAT


Novi Ida Wulandari (P17220173043) Faitul Romelah (P17220174058)
Pamela Agesti (P17220174063)
Rosalia Wahyu Juniarty ( P17220174048) M. Adam Prayogi (P17220174068)
Yosi Apriliani (P17220174053) Intan Ayu Pratama ( P17220174074)
DEFINISI
Trauma Intoksikasi
(Keracunan) menurut WHO adalah Jadi trauma intoksikasi makanan

kondisi yang mengikuti masuknya dan obat merupakan kodisi tubuh

suatu zat psikoaktif yang yang mengalami keracunan yang

menyebabkan gangguan kesadaran, diakibatkan karena mengkonsumsi

kognisi, persepsi, afek, perlaku, makan atau obat. (Purnawangsa,

fungsi, dan repon psikofisiologis. 2019)


PATOFISIOLOGI
• Keracunan dapat di sebabkan oleh beberapa hal di antaranya yaitu
faktor bahan kimia, mikroba, toksin dll. Dari penyebab tersebut
dapat mempengaruhi
vaskuler sistemik shingga terjadi penurunan fungsi organ-organ dalam
tubuh. biasanya akibat dari keracunan menimbulkan mual, muntah,
diare, perut kembung, gangguan pernafasan, gangguan sirkulasi darah
dan kerusakan hati (sebagai akibat keracunan obat dari bahan kimia)
• Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat
menghambat inktivasi enzim asrtikolinesterase tubuh (KhE). Dalam
keadaan normal
enzim kHe bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH) dengan jalan
mengikat AkH - KhE yang bersifat inakttif. Bila konsentrasi racun lebih
tingggi dengan ikatan IFO - KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya akan
terjadi penumpukan Akh di tempat-tempat tertentu, sehingga timbul gejala-
TANDA DAN GEJALA
1. Manifestasi Intoksitasi Makanan
Menimbulkan gejala pada sistem syaraf dan saluran cerna. Adapun tanda gejala biasa terjadi antara lain:

Sakit Perut, Mual


Rasa Lemah dan Muntah
Kesemutan Kelumpuhan Otot
Pernafasan
TANDA DAN GEJALA
2. Manifestasi Intoksikasi obat
Beberapa gejala umum yang dapat muncul pada seseorang yang mengalami keracunan obat adalah sebagai berikut:

Gangguan Pusing atau sakit Halusinansi


Nyeri dada. Detak jantung lebih cepat kepala.
Pencernaan (Mual,
Muntah, Diare)
TANDA DAN GEJALA
3. Manifestasi Intoksikasi Gigitan Binatang

Demam Mual dan Muntah Jantung berdebar Sulit Menelan dan Bicara Pusing bahkan
Pingsan
PRINSIP UTAMA PENOLONGAN KORBAN
1. Penanganan pertama pada keracunan

a. Kurangi kadar racun yang masih ada didalam lambung dengan memberi korban minum air putih
atau susu sesegera mungkin.
b. Usahakan untuk mengeluarkan racun dengan merangsang korban untuk muntah.
c. Usahakan korban untuk muntah dengan wajah menghadap ke bawah dengan kepala menunduk
lebih rendah dari badannya agar tidak tersedak.
d. Bawa segera ke ruang gawat darurat rumah sakit terdekat.
e. Beri minuman atau berusaha memuntahkan isi perut korban bila ia dalam keadaan pingsan.
Jangan berusaha memuntahkannya jika tidak tahu racun yang di telan.
f. Jangan berusaha memuntahkan korban bila menelan bahan-bahan seperti anti karat, cairan
pemutih, sabun cuci, bensin, minyak tanah, tiner, serta pembersih toilet.
PRINSIP UTAMA PENOLONGAN KORBAN
2. Penanganan di Rumah Sakit (Tindakan Emergency)

Breathing Circulasi
Airway Berikan nafas buatan, Pasang infus bila
Bebaskan jalan nafas, bila penderita tidak keaadaan penderita
kalau perlu di lakukan bernafas spontan atau gawat darurat dan
inkubasi pernafasan tidak perbaiki perfusi
adekuat jaringan
PRINSIP UTAMA PENOLONGAN KORBAN
2. Penanganan di rumah sakit

b. Resusitasi.

Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan,periksa pernafasan dan nadi.Infus dextrose 5 %
kec. 15- 20 tts/menit,nafas buatan,oksigen,hisap lendir dalam saluran pernafasan,hindari obat-obatan
depresan saluran nafas, Jika perlu respirator pada kegagalan nafas berat.Hindari pernafasan buatan dari
mulut kemulut, sebab racun organo fhosfat akan meracuni lewat mulut penolong. Pernafasan buatan hanya
dilakukan dengan meniup face mask atau menggunakan alat bag – valve – mask.
PRINSIP UTAMA PENOLONGAN KORBAN
4. Eliminasi

Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang


sadar atau dengan pemberian sirup ipecac 15 - 30 ml. Dapat diulang setelah
20 menit bila tidak berhasil. Katarsis (Intestinal lavage ), dengan pemberian
laksan bila diduga racun telah sampai diusus halus dan besar. Kumbah
lambung atau gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya
menurun,atau pada penderita yang tidak kooperatif. Hasil paling efektif bila
kumbah lambung dikerjakan dalam 4 jam setelah keracunan.
PRINSIP UTAMA PENOLONGAN KORBAN
5. Antidotum (Penawar Racun)

Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akhir pada tempat penumpukan.
a. Mula-mula diberikan bolus IV 1 - 2,5 mg
b. Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5 - 10 - 15 menitsampai timbulgejala-gejala atropinisasi (muka
merah, mulut kering,takikardi, midriasis, febris dan psikosis).
c. Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 - 60 menit selanjutnya setiap 2 – 4 –6 – 8 dan 12 jam.
d. Pemberian SA dihentikan minimal setelah 2 x 24 jam. Penghentian yang mendadak dapat menimbulkan
rebound effect berupa edema paru dan kegagalan pernafasan akut yang sering fatal.
PRINSIP UTAMA PENOLONGAN KORBAN
Discharge Planning Keracunan (Tata cara mencegah atau menghentikan penyerapan racun)

1) Encerkan racun yang ada di lambung dengan : air, susu, telor mentah atau norit

2) Kosongkan lambung (efektif bila racun tertelan sebelum 4 jam) dengan cara:

a) Dimuntahkan: b) Bilas lambung:


Bisa dilakukan dengan cara mekanik (menekan 1. Pasien telungkup, kepala dan bahu lebih rendah.
reflek muntah di tenggorokan), atau pemberian air 2. Pasang NGT dan bilas dengan : air, larutan norit,
garam atau sirup ipekak. Natrium bicarbonat 5 %, atau asam asetat 5 %.
3. Pembilasan sampai 20 X, rata-rata volume 250 cc.
Kontraindikasi: Kontraindikasi : keracunan zat korosif & kejang.
Cara ini tidak boleh dilakukan pada keracunan zat 4. Bilas Usus Besar: bilas dengan pencahar, klisma (air sabun
korosif (asam/basa kuat, minyak tanah, bensin), atau gliserin).
kesadaran menurun dan penderita kejang.
PRINSIP UTAMA PENOLONGAN KORBAN
c. Racun melalui melalui d. Racun melalui e. Racun melalui suntikan f. Mengeluarkan racun
kulit atau mata inhalasi yang telah diserap
1) Pasang torniquet proximal
1) Pakaian yang terkena 1) Pindahkan penderita ke tempat suntikan, jaga agar Dilakukan dengan cara:
racun dilepas tempat aman dengan udara denyut arteri bagian distal 1)Diuretic: lasix, manitol
2) Cuci / bilas bagian yang yang segar. masih teraba dan lepas tiap 2) Dialisa
terkena dengan air dan 2)Pernafasan buatan penting 15 menit selama 1 menit 3) Transfusi exchange
sabun atau zat penetralisir untuk mengeluarkan udara 2) Beri epinefrin 1/1000
(asam cuka / bicnat encer). beracun yang terhisap, dosis: 0,3-0,4 mg
3) Hati-hati: penolong jangan menggunakan subkutan/im.
jangan sampai metode mouth to mouth. 3) Beri kompres dingin di
terkontaminasi. tempat suntikan
SISTEM PELAYANAN GADAR

Pertolongan Pertama Tujuan Pertolongan Pertama


Pemberian pertolongan segera kepada a. Menyelamatkan jiwa penderita
penderita sakit atau korban kecelakaan yang b. Mencegah cacat
memerlukan penanganan medis dasar untuk c. Memberikan rasa nyaman dan
mencegah cacat atau maut.
menunjang proses penyembuhan
SISTEM PELAYANAN GADAR
Komponen Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu:

1. Akses dan Komunikasi


Masyarakat harus mengetahui kemana mereka harus meminta bantuan, baik yang umum maupun yang khusus.

2. Pelayanan Pra Rumah Sakit


Secara umum semua orang boleh memberikan pertolongan.
Klasifikasi Penolong:
a. Orang Awam : Tidak terlatih atau memiliki sedikit pengetahuan pertolongan pertama
b. Penolong pertama : Kualifikasi ini yang dicapai oleh KSR PMI
c. Tenaga Khusus/Terlatih : Tenaga yang dilatih secara khusus untuk menanggulangi kedaruratan di Lapangan

3. Tansportasi
Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi
SISTEM PELAYANAN GADAR
Persetujuan Pertolongan
Saat memberikan pertolongan sangat penting untuk meminta izin
kepada korban terlebih dahulu atau kepada keluarga, orang disekitar bila
korban tidak sadar. Ada 2 macam izin yang dikenal dalam pertolongan
pertama :
1. Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat (Implied Consent)
Persetujuan yang diberikan pendarita sadar dengan cara
memberikan isyarat, atau penderita tidak sadar, atau pada anak kecil yang
tidak mampu atau dianggap tidak mampu memberikan persetujuan
2. Pesetujuan yang dinyatakan (Expressed Consent)
Persetujuan yang dinyatakan secara lisan maupun tulisan oleh
penderita.
SISTEM PELAYANAN GADAR
Alat Perlindungan Diri

Sarung tangan lateks Semua Carian Tubuh Dianggap Menular


Untuk mencegah penularan penyakit melalui cairan
Kaca mata pelindung tubuh:
1. Mencuci Tangan
2. Membersihkan peralatan
Baju pelindung
a. Mencuci : Membersihkan perlatan dengan
sabun dan air
Masker penolong b. Desinfeksi : Menggunakan bahan kimia seperti
alkohol untuk membunuh bakteri patogen
Masker Resusitasi Jantung Paru

Anda mungkin juga menyukai