Anda di halaman 1dari 9

MENUMBUHKAN JIWA NASIONALISME TERHADAP GENERASI MUDA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER "

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses globalisasi yang bergulir, diiringi dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) memungkinkan terjadinya perubahan lingkungan strategi yang berdampak luas terhadap
eksistensi dan kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari aspek eksternal, globalisasi
menimbulkan pertemuan antar budaya (culture ecounter) bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia, tidak
terkecuali Indonesia. Dengan kata lain, globalisasi berdampak pada terjadinya perubahan sosial (social
change) besar-besaran yang belum tentu semua perubahan itu kongruen dengan kemajuan sosial (sosial
progress). Dari aspek internal, kondisi objektif bangsa Indonesia yang memang sejak diproklamasikan
pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan negara dengan bangsa yang dibangun di atas keragaman dan
perbedaan, yakni perbedaan suku, agama, ras, etnis, budaya dan lain-lain. Di satu sisi, jika mampu
mengelolanya dengan baik, maka keragaman akan menimbulkan keindahan dan harmoni, sebaliknya jika
tidak mampu mengelolanya keragaman ini akan memiliki potensi yang memunculkan perselisihan dan
sengketa yang mengarah ke perpecahan dan disintegrasi bangsa.

Secara sosiologis dan psikologis, selain masyarakat luas, komunitas yang paling mudah terkena pengaruh
fenomena global itu adalah kalangan generasi muda, khususnya para remaja, yang berada dalam fase
kehidupan pancaroba yang labil dan fase pencarian identitas diri. Fenomena ini sesungguhnya menjadi
tantangan bagi bangsa Indonesia. Apakah globalisasi akan berakibat pada kemerosotan atau sebaliknya.
Di sinilah letak penting dan sentralnya peran dunia pendidikan dalam membawa para remaja khususnya
dan generasi muda pada umumnya untuk menuju ke arah perubahan sosial yang sekaligus bermakna
kemajuan sosial dan kemajuan bangasa. Dalam hal ini, pendidikan menjadi penentu masa depan bangsa
dan negara ke depan.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, batasan masalah yang dapat dirumuskan oleh penulis adalah sebagai
berikut :

1. Apa pengertian Nasionalisme ?

2. Apa pengertian Pendidikan Karakter ?

3. Apa pengaruh globalisasi terhadap nilai-nilai Indonesia ?

4. Bagaimana menumbuhkan jiwa nasionalisme terhadap generasi muda melalui pendidikan


berkarakter ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai pengertian
nasionalisme, pengertian pendidikan karakter, pengaruh globalisasi terhadap nilai-nilai Indonesia serta
bagaimana menumbuhkan jiwa nasionalisme terhadap generasi muda melalui pendidikan berkarakter.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Nasionalisme Indonesia

1. Pengertian Nasionalisme

Nasionalisme Indonesia adalah suatu gerakan kebangsaan yang timbul pada bangsa Indonesia untuk
menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Secara etimologi Nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan “isme” yaitu paham kebangsaan yang
mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air; memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau
memelihara kehormatan bangsa; memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan kekurangberuntungan
saudara setanah air, sebangsa dan senegara; persatuan dan kesatuan

Menurut Ensiklopedi Indonesia Nasionalisme adalah sikap politik dan sosial dari sekelompok bangsa yang
mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan dengan
meletakkan kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsanya.

Nasionalisme dapat juga diartikan sebagai paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan
negara (nation) dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.

Bertolak dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa nasionalisme adalah paham yang
meletakkan kesetiaan tertinggi individu yang harus diberikan kepada negara dan bangsanya, dengan
maksud bahwa individu sebagai warga negara memiliki suatu sikap atau perbuatan untuk mencurahkan
segala tenaga dan pikirannya demi kemajuan, kehormatan dan tegaknya kedaulatan negara dan bangsa.

Nasionalisme adalah sikap atau perilaku yang diwujudkan atau diaktualisasikan dalam bentuk tindakan
untuk memelihara dan melestarikan identitas untuk memajukan bangsa dan negara, dengan mengatasi
setiap masalah yang menghalangi kemajuan sebuah bangsa. Nasionalisme adalah rasa cinta setiap elemen
bangsa kepada tanah air yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Semakin nasionalis, seseorang
akan semakin mengutamakan kepentingan bangsa dibandingkan kepentingan kelompok atau pribadi.

2. Faktor-faktor nasionalisme Indonesia

Nasionalisme Indonesia dipengaruhi oleh dua faktor, diantaranya adalah faktor internal dan faktor
eksternal yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi Nasionalisme Indonesia adalah :

- Kenangan kejayaan masa lampau.

- Perasaan senasib dan sepenanggunan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa penjajahan.

- Munculnya golongan cendekiawan.

- Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi Nasionalisme Indonesia adalah :

- Kemengan Jepang atas Rusia (1905)

- Perkembangan Nasionalisme diberbagai negara

- Munculnya paham-paham baru

3. Pertumbuhan dan Perkembangan Nasionalisme Indonesia

Tumbuhnya Nasionalisme di Indonesia karena adanya beberapa faktor factor nasionalisme indonesia
maka di Indonesiapun mulai muncul semangat nasionalisme. Semangat nasionalisme ini digunakan
sebagai ideologi/paham bagi organisasi pergerakan nasional yang ada. Ideologi Nasional di Indonesia
diperkenalkan oleh Partai Nasional Indonesia (PNI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno. PNI bertujuan untuk
memperjuangkan kehidupan bangsa Indonesia yang bebas dari penjajahan. Sedangkan cita-citanya adalah
mencapai Indonesia merdeka dan berdaulat, serta mengusir penjajahan pemerintahan Belanda di
Indonesia. Dengan Nasionalisme dijadikan sebagai ideologi maka akan menunjukkan bahwa suatu bangsa
memiliki kesamaan budaya, bahasa, wilayah serta tujuan dan cita-cita. Sehingga akan merasakan adanya
sebuah kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsa tersebut.

Perkembangan Nasionalisme di Indonesia sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia


diawali dengan pembentukan identitas nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia”
untuk menyebut negara kita ini. Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas
nasional, lambang perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu
mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan penjajahan, sehingga
segala bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan Indonesia bukan atas nama daerah lagi.

B. Pendidikan Karakter

Secara harfiah karakter artinya “kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi ”
(Hornby dan Pornwell, 1972: 49). Dalam kamus Psikologi dinyatakan bahwa karakter adalah kepribadian
ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang yang biasanya mempunyai kaitan
dengan sifat-sifat yang relative tetap (Dali Gulo, 1982: 29). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat
istiadat.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua
komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu
isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan
etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.

Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi
pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu
dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian
pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi
dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di
sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara
utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan
peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam
perilaku sehari-hari. Melalui program ini diharapkan setiap lulusan memiliki keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi akademik yang utuh dan
terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada
tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.

Pendidikan karakter di sekolah sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan
yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan
dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain
meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan
tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya.

Dengan demikian manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan
karakter di sekolah. Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya
budaya sekolah. Budaya sekolah yang dimaksud yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-
simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah dan masyarakat sekitar sekolah.

C. Pengaruh Globalisasi terhadap Nilai-nilai Indonesia

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.
Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan
untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi
pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli
dkk.Kewarganegaraan.2005).

Menurut pendapat Krisna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara
Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua
dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan
waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di
semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan
dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi.

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia.
Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di
berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan
mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.

1. Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme

- Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena
pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan
dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa
nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.

- Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja
dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi
bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

- Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi
dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada
akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

2. Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme

- Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa


kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila
ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang

- Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena
banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia.
Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa
nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.

- Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap
sebagai kiblat.
- Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya
persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang
kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

- Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga.


Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan
tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang
atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar
negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi
maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan
dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan
nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

3. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda

Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh
globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak
anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-
gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.

Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke
budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang
seharusnya tidak kelihatan. Padahal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan
kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika
menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan
budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.

Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh
siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan
secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat
kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal
untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu
handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk
dengan menggunakan handphone.

Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek
tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan
sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contohnya adanya geng motor anak muda yang
melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, maka moral generasi bangsa menjadi rusak dan akan timbul
tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena
tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat.

D. Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme Terhadap Generasi Muda melalui Pendidikan Karakter

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.
Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan
untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi
pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli
dkk.Kewarganegaraan.2005).

Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh
globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak
anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-
gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.

Secara sosiologis dan psikologis, selain masyarakat luas, komunitas yang paling mudah terkena pengaruh
fenomena global itu adalah kalangan generasi muda, khususnya para remaja, yang berada dalam fase
kehidupan pancaroba yang labil dan fase pencarian identitas diri. Fenomena ini sesungguhnya menjadi
tantangan bagi bangsa Indonesia. Apakah globalisasi akan berakibat pada kemerosotan atau sebaliknya.
Di sinilah letak penting dan sentralnya peran dunia pendidikan dalam membawa para remaja khususnya
dan generasi muda pada umumnya untuk menuju ke arah perubahan sosial yang sekaligus bermakna
kemajuan sosial dan kemajuan bangsa. Dalam hal ini, pendidikan menjadi penentu masa depan bangsa
dan negara ke depan.

Seperti yang dikemukakan oleh Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Yodhoyono bahwa ada lima isu penting
dalam dunia pendidikan. Salah satunya isu mengenai hubungan pendidikan dengan pembentukan watak
atau dikenal dengan pembangunan karakter (character building). Presiden menyatakan bahwa kemajuan
pendidikan tidak boleh melupakan pembangunan karakter. Oleh karena itu, Presiden melalui Kementrian
Pendidikan Nasional (Kemendiknas) meluncurkan Program Pendidikan Karakter.

Penanaman jiwa nasionalisme perlu dilakukan disekolah, hal ini dikarenakan bahwa sekolah merupakan
tempat pendidikan dan pembentukan jiwa serta semangat bagi generasi muda yang akan menentukan
masa depan bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

Selain itu, sejumlah besar generasi muda penerus bangsa Indonesia masih berstatus sebagai pelajar di
sekolah sehingga apabila sekolah mampu memberikan pendidikan nasionalisme penguatan karakter
bangsa Indonesia maka akan selamatlah di masa yang akan datang.

Penanaman jiwa nasionalisme serta penguatan karakter bangsa bagi seluruh pelajar dan mahasiswa di
Indonesia akan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka mewujudkan NKRI yang kuat
dan kokoh serta berkepribadian.
Dalam rangka membentuk dan menumbuhkan rasa nasionalisme serta karakter bangsa bagi pelajar dan
mahasiswa diperlukan suatu sarana yang dapat melengkapi penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Sajian informasi berupa materi yang menarik dan relevan dengan semangat kemudahan pelajar dan
mahasiswa, perlu dikembangkan dengan tepat.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menjelaskan bahwa pendidikan
nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Yuhan Yang Maha Esa, berkhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Tujuan tersebut merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan
oleh setiap satuan pendidikan. Rumusan tujuan pendidikan nasional inilah yang menjadi landasan
pengembangan karakter bangsa. Dimana, pendidikan karakter bersifat terus menerus dan berkelanjutan
(continuous) dimulai dari pendidikan usia dini agar terinternalisasi dengan baik dalam diri anak didik.

Program konkret Kemendiknas dalam membangun karakter bangsa yakni dengan menggalakkan program
dan kegiatan pendidikan karakter pada seluruh satuan dan kewarganegaraan, baik kurikuler maupun
ekstra, merevitalisasi kembali kelompok mata pelajaran kepribadian agar menjadi sumber progresif,
dengan memberi dan memperkuat value of character & value of orientation for the future,
mengembangkan program pendidikan karakter dan aneka ragam pelatihan yang tepat dan efektif.

Landasan dasar pendidikan karakter adalah nasionalisme dengan memberikan orientasi nilai (value of
orientation) bagi kemajuan peradaban bangsa dan negara ke depan dengan mengintegrasikan semangat
nasionalisme dengan kebutuhan kemajuan bangsa di masa depan.

Sehingga dengan pendidikan karakter inilah terciptanya satu perubahan dari sekadar good menjadi great
yang dibutuhkan bagi kesuksesan membangun peradaban bangsa di masa depan. Great character, great
personality, and great achievement for the future dapat dijabarkan secara konkrit. Sejatinya kepribadian
dan citra diri bangsa menjadi kekuatan etos, semangat etik dan moral yang diharapkan bagi kemajuan
bangsa ini di masa depan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Landasan dasar pendidikan karakter adalah nasionalisme dengan memberikan orientasi nilai (value of
orientation) bagi kemajuan peradaban bangsa dan negara ke depan dengan mengintegrasikan semangat
nasionalisme dengan kebutuhan kemajuan bangsa di masa depan. Sehingga dengan pendidikan karakter
inilah terciptanya satu perubahan dari sekadar good menjadi great yang dibutuhkan bagi kesuksesan
membangun peradaban bangsa di masa depan. Great character, great personality, and great achievement
for the future dapat dijabarkan secara konkrit. Sejatinya kepribadian dan citra diri bangsa menjadi
kekuatan etos, semangat etik dan moral yang diharapkan bagi kemajuan bangsa ini di masa depan.

B. Saran

Sebagai bangsa yang demokratis, seharusnya kita dapat menerapkan pendidikan karakter secara efektif
dan efisien, untuk menumbuhkan dan membangkitkan kembali jiwa nasionalisme yang sudah mulai
memudar akibat pengaruh globalisasi

Anda mungkin juga menyukai