Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah : Kewirausahaan

Tugas : Pengganti UTS

Aji Prasetio 15.07.1.0006


Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Majalengka
2018

Artikel Inkubasi Bisnis

Indonesia membutuhkan lebih banyak wirausaha. Salah satu metode untuk

penciptaan wirausaha baru adalah inkubator wirausaha atau inkubator bisnis.

Agustina (2011) menyatakan bahwa inkubator bisnis adalah lembaga yang

membantu wirausaha baru dalam memulai bisnisnya untuk meningkatkan prospek

perkembangan dan daya tahan, sehingga kelak dapat bertahan di dalam

lingkungan bisnis yang nyata. Hasbullah, dkk. (2014) menyatakan bahwa model

inkubasi bisnis yang paling efektif adalah model pendampingan partisipatif,

dimana tenant dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan dan terlibat

secara aktif dalam diskusi mengenai permasalahan usaha dan solusi untuk

mengatasinya. Inkubasi tenant dilakukan selama tiga tahun meliputi tahap pra

inkubasi, tahap inkubasi, dan tahap pasca inkubasi. Program inkubasi utama

meliputi pelatihan teknis dan manajemen, pembukuan sederhana, penyusunan

rencana bisnis, fasilitasi akses permodalan, dan pemasaran.

1. Pengertian Inkubator Bisnis

Pengertian Inkubator Bisnis dipengaruhi oleh pemilik program inkubator.

Inkubator Bisnis di Indonesia umumnya dimiliki oleh Perguruan Tinggi, namun

beberapa juga dimiliki oleh non Perguruan Tinggi. Pada dasarnya pengertian
Inkubator Bisnis: adalah suatu lembaga yang berdiri sendiri atau berafiliasi

dengan lembaga lain, atau yang merupakan bagian dari lembaga/organisasi induk

(embedded), yang berfungsi menginkubasi potensi usaha agar menjadi tangguh

dan berdaya saing.

Pengembangan Inkubator Bisnis khusus untuk perguruan tinggi,

dimaksudkansebagai upaya mempersiapkan perguruan tinggi menuju

entrepreneurial universitymelaluipengembangan budayakewirausahaan dengan

cara :

a. Menumbuh kembangkan budaya kewirausahaan di lingkungan perguruan

tinggi.

b. Mewujudkan sinergi potensi perguruan tinggi dengan potensi dunia usaha

sehingga dapat menumbuhkembangkan IPTEK sesuai kebutuhan.

c. Mendorong pemanfaatan potensi bisnis akademik dan nonakademik yang

bernilai komersial.

d. Meningkatkan peluang keberhasilan wirausaha baru melalui kegiatan

pelayanan konsultasi terpadu.

Menumbuh kembangkan kegiatan-kegiatan yang mendorong terwujudnya

unit-unit usaha sebagai sumber pendapatan (income generating unit) di perguruan

tinggi dalam mengantisipasi otonomi perguruan tinggi.

2. Karakteristik Inkubator Bisnis adalah :

a. Lembaga yang berbadan hukum baik swasta maupun milik pemerintah yang

secara khusus mengembangkan dan menjalankan fungsi inkubator bisnis.


b. Berorientasi menginkubasi potensi bisnis dan dunia usaha, dan

mengembangkan bisnis yang berbasiskan pada inovasi teknologi, penerapan

dan pengembangan teknologi serta peluang bisnis yang menjanjikan.

c. Melakukan kegiatan inkubasi melalui pembinaan, bimbingan serta fasilitasi

manajemen, teknologi, permodalan dan pemasaran terhadap potensi bisnis

dunia usaha sehingga menjadi usaha yang mandiri dan tangguh.

3. Kriteria Inkubator Bisnis

Inkubator Bisnis minimal memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Komitmen pengembangan; berupa visi, misi dan tujuan inkubator.

2. Binaan (tenant); dapat berupa outwall ataupun inwall.

3. Kelembagaan yang jelas.

4. Ketersediaan SDM baik pengelola maupun konsultan.

5. Prasarana seperti gedung, perkantoran, laboratorium dan lainnya.

6. Pendanaan; yang digunakan untuk operasional INBIS serta lainnya.

7. Jaringan kerjasama usaha dan kemitraan yang luas.

8. Komitmen terhadap pengembangan dan aplikasi teknologi serta peluang

bisnis.

4. Kelompok Sasaran

Kelompok sasaran Inkubator Bisnis adalah :

1. Usaha baru yang berpotensi.

2. Usaha berjalanyang perlu dikembangkan.

3. Lembaga Keuangan Mikro (LKM).


4. Pengelola unit kerja kegiatan akademik antara lain laboratorium, pusat kajian,

studio, bengkel, dan lain-lain, civitas akademika, karyawan dan alumni,

pengelola sumberdaya nonakademik (khusus INBIS perguruan tinggi).

5. Ukuran Keberhasilan

Tolok ukur keberhasilan pengembangan Inkubator Bisnis adalah :

1. Meningkatnya hasil-hasil riset yang digunakan oleh pelaku bisnis.

2. Komersialisasi hasil-hasil riset.

3. Meningkatnya jumlah tenant yang berhasil diinkubasi.

4. Meningkatnya jumlah survival rate tenant.

5. Meningkatnya jumlah dan nilai jejaring kerja sama dengan pihak sumber

modal, pasar, industri besar, birokrasi pemerintahan.

6. Meningkatnya jumlah dan nilai asset Inkubator Bisnis.

7. Meningkatnya pendapatan tenant.

6. Prinsip Pengembangan Inkubator Bisnis

Prinsip-prinsip pengembangan Inkubator Bisnis meliputi :

1. Penciptaan atmosfir kewirausahaan dalam lingkungan masyarakat.

2. Penyempurnaan dan pemasaran hasil riset (IPTEK) agar marketable.

3. Pengembangan jiwa kewirausahaan yang inovatif dan mandiri.

4. Pelaksanaan secara bertahap dan berkelanjutan.

5. Pelaksanaan mekanisme reward sharing yang transparan.

6. Khusus untuk perguruan tinggi, orientasi kegiatan Inkubator Bisnis terutama

diarahkan pada unit-unit bisnis berbasis IPTEK.


7. Sumberdaya yang Diperlukan

Sumberdaya yang diperlukan dalam Pengelolaan Inkubator Bisnis meliputi :

1. Sumberdaya manusia

a. tenaga ahli yang dimiliki oleh Inkubator Bisnis,

b. pakar lain yang bisa dimanfaatkan baik dari kalangan praktisi maupun

peneliti.

2. Sumberdaya fisik

a. sarana dan prasarana untuk proses inkubasi :laboratorium, bengkel, studio.

b. sarana dan prasarana pendukung : perkantoran.

3. Sumberdaya keuangan

Sumberdaya keuangan INBIS pada tahap awal perlu dukungan dana dari

pemerintah dan lembaga yang bersangkutan. Namun dalam jangka panjang

sumber dana dapatdiperoleh melalui pembiayaandari pihak luar maupun

keuntungan pengelolaan INBIS yang berasal dari :

a. balas jasa dari fasilitas,

b. management fee,

c. bagi hasil dari investasi,

d. balas jasa sebagai penjamin hutang, dan

e. pelatihan dan pendampingan.

5. Modul pelatihan

Modul pelatihan yang diperlukan untuk proses inkubasi meliputi :

a. cara mengevaluasi kelayakan idebisnis dari calon unit bisnis,

b. cara mengevaluasi kelayakan business plan,

c. teknik memfasilitasi investasi bagi calon unit bisnis,


d. pengorganisasian bisnis,

e. manajemen pemasaran,

f. manajemen keuangan,

g. teknik memenangkan persaingan dalam bisnis,

h. rakitan paket teknologi, dan

i. teknik pengendalian, pengawasan dan evaluasi.

8. Fasilitas yang Dibutuhkan

Fasilitas yang dibutuhkan dalam tahap awal perkembangan INBIS adalah :

a. Gedung dan fasilitas,

b. Dana awal,

c. Pembinaan dan pelatihan,

d. Jejaring INBIS.

Pada Tahap ini peran pemerintah sangat diperlukan untuk mendukung

pengembengan Inkubator Bisnis. Diantaranya pemerintah mengeluarkan

kebijakan tentang inkubator bisnis

Pemerintah Republik Indonesia menetapkan kebijakan standar

penyelenggaraan inkubasi wirausaha oleh inkubator bisnis. Kebijakan khusus

mengenai pengembangan inkubator wirausaha, yaitu Peraturan Presiden Nomor

27 Tahun 2013 tentang Pengembangan Inkubator Wirausaha; dan Peraturan

Menteri Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah Nomor 24 Tahun 2015 tentang

Norma, Standar, prosedur dan Kriteria Penyelenggaraan Inkubator Wirausaha.

Dengan demikian pendirian dan pengembangan inkubator wirausaha di Indonesia

diwajibkan merujuk pada kedua aturan tersebut. Menurut Pasal 1 Peraturan


Persiden Nomor 27 Tahun 2013, Inkubator wirausaha sebagai suatu lembaga

intermediasi yang melakukan proses inkubasi terhadap peserta inkubasi (tenant).

Sementara, inkubasi didefinisikan sebagai suatu proses pembinaan,

pendampingan, dan pengembangan yang diberikan oleh inkubator wirausaha

kepada peserta inkubasi (tenant). Dalam Pasal 5 disebutkan bahwa inkubator

wirausaha dalam penyelenggaraan program Inkubasi, memfasilitasi dan

memberikan pelayanan berupa: a. penyediaan ruang; b. dukungan fasilitas

perkantoran; c. bimbingan dan konsultasi; d. bantuan penelitian dan

pengembangan usaha serta akses penggunaan teknologi; e. Pelatihan dan

pengembangan keterampilan; f. akses pendanaan; g. penciptaan jaringan usaha

dan kerjasama; dan h. manajemen atas Hak Kekayaan Intelektual. Pada Peraturan

Menteri Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah Nomor 24 Tahun 2015, pada

Bagian Kedua mengatur mengenai Standar Penyelenggaraan Inkubator

Wirausaha. Pada Pasal 5 ayat (1) disebutkan bahwa penyelenggaraan inkubator

wirausaha harus memenuhi standar sebagai berikut: a. harus memiliki izin; b.

memiliki sumberdaya manusia yang profesional; c. memiliki sarana dan

prasarana yang memadai; dan d. memiliki sumber pendanaan yang sah.

Pada ayat (2) dijelaskan lebih lanjut bahwa izin sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a dikeluarkan oleh rektor atau direktur bagi perguruan tinggi

oleh; atau bagi dunia menambahkan bahwa diperlukan kepastian sumber dana

penyelenggara inkubator secara berkesinambungan. Tahapan penyelenggaraan

inkubator wirausaha, dipaparkan pada Pasal 8 yaitu terdiri dari prainkubasi,

inkubasi; dan paska inkubasi. Pada prainkubasi, terdiri dari: a. pengumuman


pelaksanaan seleksi tenant; b. pelatihan dasar untuk menjaring calon tenant; c.

rekruitmen calon tenant; dan d. mematangkan gagasan teknologi dan ide yang

akan dikomersialisasikan. Tahap inkubasi, sekurang-kurangnya terdiri dari: a.

pembuatan kontrak tertulis dengan tenant; b. pelatihan dan pengembangan

ketrampilan; c. bimbingan; d. konsultasi dan konsultansi; e. pendampingan; f.

proses produksi; g. uji produksi; h. pemasaran; i. pameran; j. temu bisnis; dan k.

pengadministrasian bisnis. Adapun, tahapan paska inkubasi, sekurang-kurangnya

mencakup: a. penyelesaian kontrak inkubasi paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat

diperpanjang 1 (satu) tahun lagi dengan mempertimbangkan prospek bisnis yang

diinkubasi; b. membangun jejaring dengan tenant alumni; c. memonitor dan

mengevaluasi perkembangan usaha tenant sekurang-kurangnya selama 2 (dua)

tahun; dan d. pemberian konsultansi. Luaran Inkubator wirausaha dipaparkan

Pasal 18. Pada ayat (1) disebutkan bahwa kriteria inkubator wirausaha yang

berhasil adalah inkubator yang mampu menjadi tempat bagi tumbuhnya wirausaha

muda yang tangguh dan mandiri; dapat meningkatkan produktifitas wirausaha

muda; dan dapat merciptakan lapangan kerja baru. Pada ayat (2), dijelaskan

indikator keberhasilan tenant peserta inkubasi, yaitu : a. mampu menghasilkan

produk yang standar; b. mampu mengakses sumber permodalan secara mandiri;

dan c. mampu membangun jaringan pemasaran produk yang dihasilkan.

9. Prinsip Kerja

Prinsip kerja INBIS meliputi :

a. In Wall dan Out Wall; INBIS membina tenant baik di lokasi Inbis (In Wall)

maupun di luar lokasi Inbis(Out Wall).


b. Langsung; Calon tenantmemperoleh layanan langsung berupa pembinaan

dan bimbingan melalui dukungan manajemen, permodalan, pemasaran, dan

teknologi, serta akses jaringan agar calon tenant dapat mengembangkan

bisnisnya secara mandiri.

c. Fleksibel; Calon tenantdapat memilih jenis bisnis yang sesuai dengan

kebutuhan pasar dan kemampuan INBIS.

d. Berkelanjutan; Pelayanan diberikan sampai tenantmampu mandiri.

e. Profesional; Pelayanan diberikan oleh tenaga yang kompetendan

berpengalaman.

f. Imbal jasa; Memungut biaya atas jasa yang diberikan.

10. Layanan yang diberikan INBIS

1. Evaluasi kelayakan ide bisnis.

2. Penyusunan kelayakan business plan.

3. Memfasilitasi kebutuhan investasi.

4. Pelatihan dan pembinaan sehingga dapat mengembangkan bisnisnya secara

mandiri.

5. Meningkatkan jejaring bisnis.

6. Melakukan monitoring dan evaluasi.

7. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung bisnis.

8. Mengembangkan budaya kewirausahaan mahasiswa, alumni, dosen, dan

karyawan (khusus Perguruan Tinggi).


11. Tahapan Inkubasi

Inkubasi bisnis yang akan dilakukan oleh INBISmelalui tahapan 3 tahapan

yaitu Pra-Inkubasi, Inkubasi dan Pasca Inkubasi. Setiap tahapan akan dilakukan

evaluasi kelayakan, dimana hasil evaluasi akan menentukan tindak lanjutproses

inkubasi.Jika dalam suatu tahapan hasil evaluasi menunjukkan hasil yang tidak

layakuntuk proses inkubasi selanjutnya, maka akan dijadikan feedbackuntuk

kegiatan di masa datang. Secara rinci tahapan inkubasi secara utuh.

1. Inkubasi.

Proses inkubasi adalah proses dimana tenant yang telah lolos seleksi

menerima atau memperoleh perlakuan khusus dalam rangka capacity building

seperti pelatihan, tutorial, pendampingan, monitoring dan evaluasi, akses

permodalan danpemasaran yang dilakukan selama jangka waktu tertentu hingga

mencapai kemandirian bisnis. Ruang lingkup inkubasi antara lain meliputi

beberapa aspek :

a. Pengembangan rencana bisnis

b. Manajerial

c. Desain dan teknologi

d. Manajemen keuangan

e. Pemasaran.

Selama proses inkubasi perlu diperhatikan perkembangan dan kemajuan

setiap tahapan inkubasi, dengan instrumen evaluasi yang memadai. Adapun

tahapan inkubasi yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Tahap persiapan bisnis

b. Tahap implementasi bisnis


c. Tahap penumbuhan (inkubasi ketat)

d. Tahap pengembangan (inkubasi longgar)

e. Tahap kemandirian (pelepasan inkubasi).

Lamanya proses inkubasi bervariasi, tergantung pada jenis dan fokus

inkubasi. Inkubasi yang berbasiskan inovasi teknologi biasanya memerlukan

waktu yang lebih lama. Namun demikian lama tahapan tersebut dapat

disesuaikan dengan kesepakatan.Tahapan dan waktu minimal yang diperlukan

disajikan pada tabel berikut:

2. Pasca Inkubasi

Pasca inkubasi adalah tahapan dimana tenant telah selesai diinkubasi akan

tetapi masih memerlukan jasaInkubator. Adapun kegiatan yang masih dilakukan

pada masa pasca inkubasi adalah sebagai berikut :

a. Monitoring dan Evaluasi

b. Konsultasi bisnis

c. Layanan promosidan informasi

d. Akses Pasar.

Anda mungkin juga menyukai