Studi kelayakan bisnis adalah kegiatan membahas kelayakan suatu usaha. Penentuan
studi kelayakan bisnis penting dilakukan sebelum menulis rencana bisnis. Studi
kelayakan bisnis berfokus mengidentifikasi potensi masalah dalam bisnis, agar usaha
yang akan dijalankan dapat bertahan lama dan jauh dari sebuah kerugian. Penting bagi
kita untuk mengidentifikasi terlebih dahulu bagaimana, di mana, dan kepada siapa kita
ingin menjual produk atau layanan kita. Kemudian kita juga perlu menilai pesaing dan
mencari tahu berapa banyak uang yang kita perlukan untuk memulai bisnis dan yang
lebih penting, berapa banyak yang diperlukan untuk membuatnya tetap berjalan dengan
lancar sampai bisnis itu mapan. Studi kelayakan bisnis juga membahas isu-isu penting
seperti di mana dan bagaimana bisnis akan beroperasi. Jika dilakukan dengan benar,
analisis kelayakan akan memberikan perincian mendalam tentang semua berbagai
komponen bisnis untuk menentukan apakah bisnis tersebut dapat berhasil (Go) atau tidak
dapat berhasil (No Go).
Menyusun kelompok kerja pemangku kepentingan, kelompok kerja perlu dibentuk dan
mampu mengerjakan projek inkubator. Koordinator dibutuhkan untuk mengelola tim
yang dibentuk. Pemangku kepentingan meliputi, Pemerintah Daerah, Pejabat
Pengembangan Ekonomi Daerah Pemerintah atau Swasta, Universitas atau Lembaga
Penelitian, Sektor Swasta, Sektor Keuangan, Organisasi Pengembangan Wirausaha
Lainnya, dan Sektor Khusus Unggulan Daerah (contohnya: ICT pengolahan pangan).
Dalam menyusun kelompok kerja dibutuhkan skenario. Skenario setiap kelompok terdiri
dari peserta yang berperan sebagai investor, universitas, pemerintah, Kadin, dan
wirausahawan yang berhasil. Ada 5 pilihan dalam memilih sebuah skenario, yaitu:
Skenario 1: Daerah Pedesaan Terisolasi
Peluang ekonomi terbatas: pertanian, pariwisata
Universitas
Masalah Pengangguran
Skenario 4: Universitas
Universitas terkemuka.
Universitas menginginkan inkubator membantu lulusan menjadi wirausahawan.
Inkubator dikatakan tepat (Go) atau tidak tepat (No Go) jika:
Mempunyai pasar inkubator yang mantap yang menjukkan analisis pasar adakah
kemauan pasar sekarang atau di masa depan, adakah masa kritis calon startup klien
sebagai bahan pertimbangan inkubator, berapa ukuran dan klien yang diperlukan
inkubator dan yang diperlukan pasar.
Basis keuangan yang cukup, apakah biaya startup pemula jangka pendek dan jangka
Panjang inkubator berhasil dihitung, apakah sebuah model bisnis yang berkelanjutan
dan jelas timbul sebagai hasil studi kelayakan, dan apakah ada komitmen pendanaan
yang jelas untuk mendukung biaya operasi awal inkubator (sesuai model bisnis).
Dukungan masyarakat yang kuat, apakah inkubator cocok dengan prioritas
pengembangan ekonomi masyarakat dan ekosistem masyarakat daerah yang didukung
inovasi, seberapa jauh projek inkubator didukung oleh pemangku kepentingan kunci
dalam masyarakat, serta apakah mereka mau mendukung projek secara politik dan
pendaan.
Tokoh penghela sejati, siapa yang menjadi tokoh penghela projek, apakah masyarakat
berada dibelakang mereka,dan apakah mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman
untuk mengoperasikan incubator secara berhasil.
Apabila hasilnya dikatakan jelas No Go, peneliti lebih lanjut dibutuhkan untuk
memperoleh respon yang pasti atau inkubator bukan merupakan jawaban yang tepat
bagi masyarakat dan kondisi didaerah tersebut.
Pelanggan/Customer adalah Individu atau organisasi yang menyediakan arus kas ke incubator
untuk membiayai operasional kegiatan secara berkelanjutan.
2. Fase Pengembangan (Development Phase), dalam fase ini inkubator perlu secara dramatis
merubah portofolio customer. Ada 2 tahapan dalam fase ini yaitu, menarik kelompok
customer yang sama sekali baru, tenant harus memperoleh jumlah yang cukup untuk
memenuhi ekspektasi sponsor dan berkontribusi terhadap pencapaian misi dan tujuan
inkubator. Memperluas ragam jenis customer, calon tenant potensial yang sedang
mempelajari tentang inkubator dan kemudian mengajukan aplikasi untuk bergabung sampai
tenant yang sudah ada dan dalam proses kelulusan.
3. Fase Inkubasi Dewasa ( Mature Incubation), pada fase ini persepsi komunitas terhadap
inkubator mulai didasarkan pada kinerja incubator. Sifat hubungan incubator dengan
sponsor berubah, sebab tidak ada lagi disubsidi atas basis kemauan politik (goodwill) dari
sponsor, tetapi saat ini juga sudah dapat menyediakan layanan berbasis kontrak. Pada tahap
ini customer dapat mencakup tenat incubator yang menyewa ruang dan membayar jasa,
tenat incubator yang tidak tinggal di incubator yang membayar layanan dan jasa inkubator,
dan organisasi yang mengontrak inkubator untuk melaksanakan program dan layanan
tertentu.
Pemangku kepentingan adalah customer dan pelanggan yang memberikan kontribusi non-
finansial dan membantu pencapaian misi inkubator. Suatu incubator perlu mengidentifikasi
pemangku kepentingan yang mung kin tidak berkontribusi secara finansial, tetapi mungkin
dapat menyediakan nilai non-tunai yang kritikal terhadap kesuksesan inkubator. Pemangku
kepentingan akan menjadi bagian dari jaringan yang diperluas inkubator, akan membantu
incubator beroperasi dengan berhasil menjadi suatu bisnis, dan akan membantu tenat dalam
tahap pemula,bertahan, serta bertumbuh. Pemangku kepentingan juga dapat mendukung
incubator dalam menjalankan fungsinya yaitu, berpartisipasi dalam dewan komisaris
inkubator, menyediakan dukungan staf sukarelawan, mengkomunikasikan dan melaksanakan
kegiatan promosi, serta menyediakan jasa pengetahuan, pelatihan, mentor, dan konseling
kepada inkubator atau tenant.
Tenant: Umumnya mempunyai sejumlah kebutuhan yang lebih kompleks, refleksi semua
komponen rencana bisnis yang harus diatasi jika incubator akan berhasil, mencakup mentoring,
pelatihan, jejaring, akses ke fasilitas, sumber permodalan, komunitas pengusaha, dan peluang
bisnis. Tenant yang berasosiasi dengan incubator perlu disepadankan dengan kunci kinerja
keberhasilan inkubator dalam merefleksikan misinya.
Sponsor: Kebutuhan pokok sponsor adalah outcome yang terukur. Sifat dari outcome akan
tergantung pada jenis sponsor.
Manfaat bagi Inkubator: Menarik tenant yang baik di masa depan, tenat yang berhasil jadi
role mode, dan incubator berkelanjutan. Segmentasi pasar akan membantu jika inkubator
berkeinginan membangun keberlanjutan finansial jangka Panjang.
Terdapat 2 cara manajer inkubator dalam menarik tenant potensial,yaitu:
1. Respon terhadap pertanyaan dari tenant.
2. Mencari calon tenant potensial secara proaktif melalui jejaring sponsor dan organisasi non
sponsor contohnya seperti perguruan tinggi, pemerintah, koperasi sekolah bisnis, pusat
kewirausahaan, dan organisasi bisnis yang mempunyai startup sebagai anggotanya.