Anda di halaman 1dari 9

SUMMARY MODUL PELATIHAN MANAGER

INKUBATOR BISNIS AIBI (2)

Modul 3. Perencanaan Inkubator


Perencanaan yang efektif merupakan faktor kunci untuk menjamin keberhasilan di masa
depan dari inisiatif tersebut dan pengembalian investasi bagi pemangku kepentingan utama.
Dalam perencanaan inkubator, tim pengembangan inkubator perlu menerapkan pendekatan
yang sistematik, yaitu:
Perencanaan studi kelayakan

 Studi kelayakan bisnis adalah kegiatan membahas kelayakan suatu usaha. Penentuan
studi kelayakan bisnis penting dilakukan sebelum menulis rencana bisnis. Studi
kelayakan bisnis berfokus mengidentifikasi potensi masalah dalam bisnis, agar usaha
yang akan dijalankan dapat bertahan lama dan jauh dari sebuah kerugian. Penting bagi
kita untuk mengidentifikasi terlebih dahulu bagaimana, di mana, dan kepada siapa kita
ingin menjual produk atau layanan kita. Kemudian kita juga perlu menilai pesaing dan
mencari tahu berapa banyak uang yang kita perlukan untuk memulai bisnis dan yang
lebih penting, berapa banyak yang diperlukan untuk membuatnya tetap berjalan dengan
lancar sampai bisnis itu mapan. Studi kelayakan bisnis juga membahas isu-isu penting
seperti di mana dan bagaimana bisnis akan beroperasi. Jika dilakukan dengan benar,
analisis kelayakan akan memberikan perincian mendalam tentang semua berbagai
komponen bisnis untuk menentukan apakah bisnis tersebut dapat berhasil (Go) atau tidak
dapat berhasil (No Go).

 Menyusun kelompok kerja pemangku kepentingan, kelompok kerja perlu dibentuk dan
mampu mengerjakan projek inkubator. Koordinator dibutuhkan untuk mengelola tim
yang dibentuk. Pemangku kepentingan meliputi, Pemerintah Daerah, Pejabat
Pengembangan Ekonomi Daerah Pemerintah atau Swasta, Universitas atau Lembaga
Penelitian, Sektor Swasta, Sektor Keuangan, Organisasi Pengembangan Wirausaha
Lainnya, dan Sektor Khusus Unggulan Daerah (contohnya: ICT pengolahan pangan).
Dalam menyusun kelompok kerja dibutuhkan skenario. Skenario setiap kelompok terdiri
dari peserta yang berperan sebagai investor, universitas, pemerintah, Kadin, dan
wirausahawan yang berhasil. Ada 5 pilihan dalam memilih sebuah skenario, yaitu:
 Skenario 1: Daerah Pedesaan Terisolasi
Peluang ekonomi terbatas: pertanian, pariwisata
Universitas
Masalah Pengangguran

 Skenario 2: Inkubator Swasta


Perkotaan besar
Pertumbuhan di banyak sektor
Tidak ada dominasi industri

 Skenario 3: Teknologi Bersih


Peluang pertumbuhan dimasa depan dengan memperhatikan masalah global karbon
Dalam menciptakan pasar untuk wirausahawan dibutuhkan perubahan peraturan
(pajak, peraturan energi untuk gedung)

 Skenario 4: Universitas
Universitas terkemuka.
Universitas menginginkan inkubator membantu lulusan menjadi wirausahawan.

 Skenario 5: Pengentasan kemiskinan


LSM terkemuka ingin mendirikan inkubator untuk membantu ilayah pendesaan
yang mempunyai masalah: pendidikan rendah, air tidak cukup, tidak mempunyai
listrik, tidak ada pelayanan kesehatan, transportasi susah, dan produktivitas
pertanian rendah.
Mereka ingin mendirikan inkubator teknologi.

Tugas awal dalam kelompok pemangku kepentingan yaitu:


 Diskusi peluang dan kendala pertumbuhan startup dalam ekosistem inovasi dan
kewirausahaan
 Mencapai konsensus akan konsep dasar dan tujuan inkubator
 Membentuk kerangka waktu dan tugas untuk kerja awal untuk pembentukan
inkubator
 Mempelajari inkubasi bisnis konsep dan penerapannya
 Mengamankan sumber daya dan menerapkan studi kelayakan
 Komponen Studi Kelayakan
Manfaat studi kelayakan yaitu untuk membantu inkubator menjadi efektif dan
mengidentifikasi hambatan serta mengatasinya. Studi kelayakan membutuhkan, analisis
peluang pasar, analisis jumlah calon start up yg akan menjadi klien, pemetaan organisasi
pemberi jasa kepada start up, dan analisis kemudahan akses dan biaya infrastruktur serta
pelayanan dan jangkauannya dalam kewirausahaan.
Pelayanan jasa yang ditawarkan studi kelayakan menunjukkan pelayanan jasa potensian
yang dapat ditawarkan inkubator untuk memenuhi kebutuhan start up yang
teridentifikasi. Pelayanan yang diberikan oleh inkubator bisnis atau mitra organisasi yang
diberikan secara berjenjang kemudian meningkat menjadi lebih luas sehingga dapat
membantu memaksimalkan jumlah startup yang dicapai.

Dalam Studi Kelayakan diperlukan:


Metodologi Penelitian Pasar
Metodologi penelitian pasar terbagi menjadi 2 antara lain:
 Penelitian Pasar Tugas Pokok terdiri dari, identifikasi informasi, profil sumber daya
potensial (SDM), garis besar pendekatan untuk mencari informasi, mengumpulkan
informasi, dan menyusun informasi dalam format yang bermanfaat tentang potensi
pasar.
 Analisis Kebutuhan Tugas Pokok terdiri dari, desain survey, konsultasi, dan fokus grup
dengan klien potensial. Analisis kebutuhan harus memperhatikan isu keterbatasan
pengetahuan dan pengertian, industri dan pasar baru serta mengukur pernyataan minat
untuk inkubasi bisnis, ketidak cukupan permintaan, dan kebutuhan untuk penelitian.

Ulasan Tentang Fasilitas-Pertimbangan Lokasi


Lokasi geografis inkubator merupakan hal yang sangat penting, kriteria utama untuk
pengambilan keputusan harus merupakan hasil survei kewirausahaan yang menentukan
ketepatan lokasi, wilayah disekitar inkubator perlu di evaluasi untuk identifikasi
ketersediaan jasa yang di butuhkan startup klien inkubator seperti ICT, utility, akses
jalan, keuangan, tarnsport, dan lain lain, serta kompleks inkubator perlu diletakkan
dalam lingkungan yang menguntungkan bagi operasinya dan bagi startup klien.
Dalam memilih gedung yang menampung inkubator perlu hati-hati, dilihat dari gedung
baru atau bekas. Kalau gedung harus direnovasi maka investasi yang di butuhkan
inkubator besar sehingga harus memanfaatkan fasilitas diluar renovasi gedung.
Perlunya penampakkan kompleks gedung mewakili citra inkubator dengan biaya yang
harus ditekan seminim mungkin.
Tidak ada satupun inkubator yang dapat menampung tenant startup sehingga
dibutuhkan ukuran yang ditentukan oleh studi kelayakan dilihat dari tipe dan budaya
daerahnya. Ukuran yang tepat untuk inkubator adalah yang dapat menampung masa
kritis tenat dan mendukung keberlanjutan inkubator, ukuran inkubator juga dapat
menampung pengembangan startup yang dapat menyediakan ukuran yang ideal dengan
kisaran 10-100 m2 per tenant.
Sebagai aturan umum konfigurasi gedung perlu fleksibel dan dalam lokasi bisnis serta dapat
memaksimumkan ruang yang dapat di sewakan yang cukup bagi tenant. Contohnya seperti,
ruang bersama, ruang pertemuan, penerima tamu, ruang kegiatan acara, bengkel teknik, parkir,
restoran, dapur, loker,sistem keamanan, akses 24 jam, laboratorium, gudang, tempat fotokopi
dan printing, serta fasilitas khusus untuk orang cacat.

 Inkubator dikatakan tepat (Go) atau tidak tepat (No Go) jika:
 Mempunyai pasar inkubator yang mantap yang menjukkan analisis pasar adakah
kemauan pasar sekarang atau di masa depan, adakah masa kritis calon startup klien
sebagai bahan pertimbangan inkubator, berapa ukuran dan klien yang diperlukan
inkubator dan yang diperlukan pasar.
 Basis keuangan yang cukup, apakah biaya startup pemula jangka pendek dan jangka
Panjang inkubator berhasil dihitung, apakah sebuah model bisnis yang berkelanjutan
dan jelas timbul sebagai hasil studi kelayakan, dan apakah ada komitmen pendanaan
yang jelas untuk mendukung biaya operasi awal inkubator (sesuai model bisnis).
 Dukungan masyarakat yang kuat, apakah inkubator cocok dengan prioritas
pengembangan ekonomi masyarakat dan ekosistem masyarakat daerah yang didukung
inovasi, seberapa jauh projek inkubator didukung oleh pemangku kepentingan kunci
dalam masyarakat, serta apakah mereka mau mendukung projek secara politik dan
pendaan.
 Tokoh penghela sejati, siapa yang menjadi tokoh penghela projek, apakah masyarakat
berada dibelakang mereka,dan apakah mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman
untuk mengoperasikan incubator secara berhasil.
Apabila hasilnya dikatakan jelas No Go, peneliti lebih lanjut dibutuhkan untuk
memperoleh respon yang pasti atau inkubator bukan merupakan jawaban yang tepat
bagi masyarakat dan kondisi didaerah tersebut.

Modul 4. Manajemen Pemasaran dan Pemangku Kepentingan Inkubator


Pemasaran Strategi
Pemasaran strategi mempunyai 4 lingkungan bisnis yaitu, lingkungan politik, sosial,
teknologi, dan ekonomi, yang di dalamnya terdapat pelanggan (customer), perusahaan
(inkubator), dan kompetisi. Strategi pemasaran memperoleh di ferensiasi positif semaksimal
mungkin atas pesaing dalam memenuhi kebutuhan tenan.

Komponen 1: Identifikasi, Kajian, dan Jangkauan Customer dan Pemangku Kepentingan

Pelanggan/Customer adalah Individu atau organisasi yang menyediakan arus kas ke incubator
untuk membiayai operasional kegiatan secara berkelanjutan.

Ada 3 fase dalam mengidentifikasi customer, yaitu:


1. Fase Pembentukan (Foundation Phase), aktifitas dalam fase pembentukan inkubator
melakukan studi kelayakan, mendefinisikan cakupan inkubator, menyusun rencana bisnis,
mendapatkan komitmen finansial untuk peluncuran dan fase setelah peluncuran,
membentuk tim pengarah melibatkan pemangku kepentingan yang relevan, dan merekrut
manajer inkubator.
Inkubator umumnya mempunyai satu atau lebih sponsor instusi yang menyediakan modal
awal (Seed Capital) untuk meluncurkan incubator, yaitu badan pengembangan ekonomi
pemerintah local dan nasional atau pusat, organisasi non pemerintah, kamar dagang dan
industri atau organisasi bisnis local, universitas Lembaga litbang, dan bank lokal.

2. Fase Pengembangan (Development Phase), dalam fase ini inkubator perlu secara dramatis
merubah portofolio customer. Ada 2 tahapan dalam fase ini yaitu, menarik kelompok
customer yang sama sekali baru, tenant harus memperoleh jumlah yang cukup untuk
memenuhi ekspektasi sponsor dan berkontribusi terhadap pencapaian misi dan tujuan
inkubator. Memperluas ragam jenis customer, calon tenant potensial yang sedang
mempelajari tentang inkubator dan kemudian mengajukan aplikasi untuk bergabung sampai
tenant yang sudah ada dan dalam proses kelulusan.
3. Fase Inkubasi Dewasa ( Mature Incubation), pada fase ini persepsi komunitas terhadap
inkubator mulai didasarkan pada kinerja incubator. Sifat hubungan incubator dengan
sponsor berubah, sebab tidak ada lagi disubsidi atas basis kemauan politik (goodwill) dari
sponsor, tetapi saat ini juga sudah dapat menyediakan layanan berbasis kontrak. Pada tahap
ini customer dapat mencakup tenat incubator yang menyewa ruang dan membayar jasa,
tenat incubator yang tidak tinggal di incubator yang membayar layanan dan jasa inkubator,
dan organisasi yang mengontrak inkubator untuk melaksanakan program dan layanan
tertentu.

Pemangku kepentingan adalah customer dan pelanggan yang memberikan kontribusi non-
finansial dan membantu pencapaian misi inkubator. Suatu incubator perlu mengidentifikasi
pemangku kepentingan yang mung kin tidak berkontribusi secara finansial, tetapi mungkin
dapat menyediakan nilai non-tunai yang kritikal terhadap kesuksesan inkubator. Pemangku
kepentingan akan menjadi bagian dari jaringan yang diperluas inkubator, akan membantu
incubator beroperasi dengan berhasil menjadi suatu bisnis, dan akan membantu tenat dalam
tahap pemula,bertahan, serta bertumbuh. Pemangku kepentingan juga dapat mendukung
incubator dalam menjalankan fungsinya yaitu, berpartisipasi dalam dewan komisaris
inkubator, menyediakan dukungan staf sukarelawan, mengkomunikasikan dan melaksanakan
kegiatan promosi, serta menyediakan jasa pengetahuan, pelatihan, mentor, dan konseling
kepada inkubator atau tenant.

Mengevaluasi Kebutuhan Customer dan Pemangku Kepentingan Lainnya

Tenant: Umumnya mempunyai sejumlah kebutuhan yang lebih kompleks, refleksi semua
komponen rencana bisnis yang harus diatasi jika incubator akan berhasil, mencakup mentoring,
pelatihan, jejaring, akses ke fasilitas, sumber permodalan, komunitas pengusaha, dan peluang
bisnis. Tenant yang berasosiasi dengan incubator perlu disepadankan dengan kunci kinerja
keberhasilan inkubator dalam merefleksikan misinya.

Sponsor: Kebutuhan pokok sponsor adalah outcome yang terukur. Sifat dari outcome akan
tergantung pada jenis sponsor.

Manfaat bagi Inkubator: Menarik tenant yang baik di masa depan, tenat yang berhasil jadi
role mode, dan incubator berkelanjutan. Segmentasi pasar akan membantu jika inkubator
berkeinginan membangun keberlanjutan finansial jangka Panjang.
Terdapat 2 cara manajer inkubator dalam menarik tenant potensial,yaitu:
1. Respon terhadap pertanyaan dari tenant.
2. Mencari calon tenant potensial secara proaktif melalui jejaring sponsor dan organisasi non
sponsor contohnya seperti perguruan tinggi, pemerintah, koperasi sekolah bisnis, pusat
kewirausahaan, dan organisasi bisnis yang mempunyai startup sebagai anggotanya.

Pertimbangan Finansial Sponsorship ada 4 Opsi:


1. Sponsor dapat menyediakan investasi awal yang cukup untuk membiayai peluncuran dan
operasional awal inkubator.
2. Sponsor dapat menyiapkan diri untuk mensubsidi incubator terus menerus. Ini jarang terjadi,
tetapi untuk menguji komitmen ini harus memperoleh dana awal sebagai dana abadi.
3. Sponsor dapat menyediakan fasilitas tanpa biaya dan memungkinkan inkubator
menggunakan ruang tanpa sewa tapi memungut fee sebagai sumber arus kas secara terus
menerus.
4. Sponsor mungkin mau menkonversi dari penyedia subsidi ke kontraktor jasa dengan basis
layanan untuk feenya.

Pertimbangan Finansial Tenans ada 4, yaitu:


1. Inkubator harus beroperasi seefesien mungkin untuk meminimalkan biaya.
2. Dalam penentuan harga mengenakan harga pasar seperti yang ditentukan oleh penyedia jasa
yang sama atau berdekatan.
3. Penentuan harga umum mengenakan tarif di bawah harga pasar pada awalnya,
meningkatnya setiap tahun sehingga ketika tenant sudah mapan maka tarif harga inkubator
telah melebihi harga pasar.
4. Inkubator dapa mengenakan tarif atas basis fee untuk keanggotaan dalam incubator, hal ini
dapat mencakup harga tetap untuk layanan dasar dan biaya variabel jika ruang disewakan.

7 Bauran Pemasaran ( Marketing Mix)


1. Menawarkan produk dan service yang tepat
2. Harga yang tepat
3. Tempat yang tepat
4. Menginformasikan orang yang tepat melalui promosi yang kredibel
5. Melibatkan orang yang tepat dalam penyampaiannya
6. Proses yang tepat
7. Mempunyai semua elemen bukti fisik mendukung merek inkubator.
Contoh kebutuhan customer yang berbeda dan pertimbangan bauran pemasaran taktis

Unsur Pemasaran Product


Kepada Tenant: Infrastruktur baik, mentor berkeahlian tinggi memberikan saran yang efektif.
Kepada Penyandang Dana/Pemerintah: Penciptaan pekerjaan, pertumbuhan perusahaan
untuk pajak, dan simpul bagi pengembangan startup.

Unsur Pemasaran Price


Kepada Tenant: Nilai atas uang dan penurunan biaya startup.
Kepada Penyandang Dana/Pemerintah: Ivestasi dalam pertumbuhan ekonomi dan
pengembangan wirausaha.

Unsur Pemasaran Promotion


Kepada Tenant: Jejaring dan iklan serta publistas.
Kepada Penyandang Dana/Pemerintah: Keterlibatan komunitas dan kisah keberhasilan.

Unsur Pemasaran Place


Kepada Tenant: Bangunan dengan lokasi/kompleks yang nyaman dan lengkap.
Kepada Penyandang Dana/Pemerintah: Area yang belum berkembang dan bangunan
kompleks berbiaya rendah.

Unsur Pemasaran People


Kepada Tenant: Staff yang luwes dan ahli.
Kepada Penyandang Dana/Pemerintah: Keahlian ganda atau pengembangan keahlian.

Unsur Pemasaran Processes


Kepada Tenant: Cepat dan efesien
Kepada Penyandang Dana/Pemerintah: Biaya efektif

Unsur Pemasaran Physical Evidence


Kepada Tenant: Inkubator terkelola dengan baik.
Kepada Penyandang Dana/Pemerintah: Startup yang tumbuh dengan baik.
Komponen 2: Identifikasi dan Kajian Pesaing Potensial dan Pendukung (Komplementer)

Inkubator dapat mengamati organisasi seperti kompetitor atau komplementer/pendukung.

Cara mengidentifikasi dan membuat kontak dengan komplementer yaitu:


1. Konsultasi dengan sponsor dan direktur inkubator
2. Review media lokal dan internet yang berkaitan dengan program dukungan dan
pengembangan kewirausahaan.
3. Tanya calon tenant potensial tentang layanan yang mereka terima dari organisasi lain.
4. Temui pimpinan dari organisasi bisnis yang menonjol.
5. Wawancarai penyedia jasa bisnis.

Langkah-langkah kunci untuk mengembangkan dan mengimplementasikan suatu


rencana merubah kompetitor potensial menjadi pendukung yang konstruktif:
1. Identifikasi kebutuhan prioritas paling tinggi dari tenant.
2. Kaji semua organisasi yang menyediakan jasa ke segmen ini serta tentukan kritteria dari
organisasi yang memenuhi kebutuhan tenant.
3. Konfirmasi bahwa organisasi pendukung bersedia membantu tenant. Jika ya, secara proaktif
rujuk tenant kepada organisasi pendukung yang sesuai.
4. Bekerja sama dengan organisasi pendukung dalam menawarkan jasa kepada tenant.
5. Bantu organisasi pendukung dalam pelaksanaan layanan mereka kepada tenant.

Anda mungkin juga menyukai