Abstract
The objective of this research was PT.Garuda Food warehouse in the Solok city
precisely on Jl. St. Sunan Pamuncak Solok or near Terminal Bareh Solok. This Research
aimed to examine whether using transport models can save transportation costs and can
determine the shortest route or optimal and whether there is any difference between the cost
of transportation before use after transport model by using the model of transport.
Tests carried out using transport models Stepping Stone (Stepping Stone Method).
Where the program used is WinQSB. Results from this study showed that using a model of
transportation, saving transportation cost and can determine the shortest or optimal route that
can be passed or taken by transport warehouse PT.Garuda Food in distributing products. And
there is a difference between the cost of transportation before using transport models with
after using transport models. The difference in transportation costs in the amount of Rp
2.271.550,-. Where before using the model of transport, warehouse transportation costs
PT.Garuda Food / day Rp 3.500.000,- / day and after using transport models, the cost of
transportation to Rp 1.228.450,- / day.
Keywords: transportation costs, the shortest / optimal route and Stepping Stone (Stepping
Stone Method).
2. Apakah penerapan model transportasi transport pada suatu rute tertentu proporsional
Tabel 5.1
Iterasi 1 Tahap Awal, Pedoman Sudut Barat Laut
KE KAPASITAS
DM ALPA SJG SWL MLB PSR SLK KAB SLK
DARI GUDANG
7000 3500 4300 3500 10000 2000 3500
GUDANG 1 133
45 30 25 33
6700 3300 4200 3300 9750 1800 3250
GUDANG 2 120
45 35 35 5
KEBUTUHAN
45 45 35 30 35 25 38 253
DISTRIBUSI
Sumber : Data Lapangan Tahun 2015
Berdasarkan tabel 5.1 diatas, dapat Stone dimana, tabel diisi dengan cara
dilihat bahwa tabel diatas merupakan tahap pedoman sudut barat laut yang mana, tabel
awal iterasi 1 dari proses model Stepping tersebut diisi mulai dari sudut kiri atas
tabel. Produk PT.Garuda Food pertama g. Gudang 2 – Muara Labuh 35 x 9.750
kali diantarkan atau didistribusikan ke = Rp 341.250
daerah Dharmasraya selanjutnya ke Alahan h. Gudang 2 –Kabupaten Solok 5 x 3.250
Panjang, kemudian Sijunjung, Sawah = Rp 16.250
Lunto, Muara Labuh, Pasar Solok dan Jadi, Biaya Transportasinya adalah
terakhir ke Kabupaten Solok. Setelah tabel sebesar Rp1.238.500.
diatas diisi dengan batu-batu maka Jadi, dari tahap 1, iterasi 1
perhitungan untuk mendapatkan berapa didapatkan rute dan biaya sebagai berikut :
besar biaya transportasi distribusi serta rute 1. Gudang 1 – Dharmasraya
terpendek yang dapat dilalui perusahaan 2. Gudang 1 – Sawah Lunto
PT. Garuda Food dapat dijabarkan sebagai 3. Gudang 1 – Pasar Solok
berikut : 4. Gudang 1 – Kabupaten Solok
a. Gudang 1 – Dharmasraya 45 x 7.000 5. Gudang 2 – Alahan Panjang
= Rp 315.000 6. Gudang 2 – Sijunjung
b. Gudang 1 – Sawah Lunto 30 x 3.50 7. Gudang 2 – Muara Labuh
= Rp 105.000 8. Gudang 2 – Kabupaten Solok
c. Gudang 1 – Pasar Solok 25 x 2000 Dengan biaya transportasi nya yaitu
= Rp 50.000 sebesar Rp 1.238.500,- (satu juta dua ratus
d. Gudang 1–Kabupaten Solok 33x 3.500 tiga puluh delapan ribu lima ratus rupiah).
= Rp 115.500
e. Gudang 2–Alahan Panjang 45 x 3.300 - Tahap 2
= Rp 148.500 Perbaikan pertama dengan trial and
f. Gudang 2 – Sijunjung 35 x 4.200 error (segi empat berjauhan). Cara dan
= Rp 147.000 perhitungannya akan dijabarkan sebagai
berikut:
Tabel 5.2
Iterasi 2, Trial And Error (Segi Empat Berjauhan)
KE KAPASITAS
DM ALPA SJG SWL MLB PSR SLK KAB SLK
DARI GUDANG
7000 3500 4300 3500 10000 2000 3500
GUDANG 1 133
45 + 30 25 33 -
KEBUTUHAN
45 45 35 30 35 25 38 253
DSTRIBUSI
Sumber: Data Lapangan Tahun 2015
Tabel 5.3 merupakan hasil dari transportasi untuk pendistribusian produk
perbaikan menggunakan trial and error PT.Garuda Food dapat dijabarkan sebagai
(segi empat berjauhan). Dimana alur dari berikut :
perbaikan tersebut dapat dilihat dalam a. Gudang 1 – Dharmasraya 45 x 7.000
tabel 5.3. Sehingga perhitungan biaya = Rp 315.000
transportasi distribusi dan penentuan rute b. Gudang 1 – Sijunjung 33 x 4.300
terpendek yang dapat ditempuh oleh = Rp 141.900
c. Gudang 1 – Sawah Lunto 30 x 3.500 2. Gudang 1 – Sijunjung
= Rp 105.000 3. Gudang 1 – Sawah Lunto
d. Gudang 1 – Pasar Solok 25 x 2.000 4. Gudang 1 – Pasar Solok
= Rp 50.000 5. Gudang 2 – Alahan Panjang
e. Gudang 2 –Alahan Panjang 45 x 3.300 6. Gudang 2 – Sijunjung
= Rp 148.500 7. Gudang 2 – Muara Labuh
f. Gudang 2 – Sijunjung 2 x 4.200 8. Gudang 2 – Kabupaten Solok
= Rp 8.400 Dengan biaya trasnportasinya yaitu
g. Gudang 2 – Muara Labuh 35 x 9.750 sebesar Rp 1.233.550,- (satu juta dua ratus
= Rp 341.250 tiga puluh tiga ribu lima ratus lima puluh
h. Gudang 2–Kabupaten Solok 38 x3.250 rupiah).
= Rp 123.500 - Tahap 3
Jadi, Biaya Transportasinya adalah Perbaikan kedua dengan trial and
sebesar Rp1.233.550 error berdekatan (segi empat berdekatan).
Jadi, rute transportasi yang Cara dan perhitungannya akan dijabarkan
didapatkan dari tahap kedua yaitu : sebagai berikut:
1. Gudang 1 – Dharmasraya
Tabel 5.4
Iterasi 3, Trial And Error Berdekatan (Segi Empat Berdekatan).
KE
KAPASITAS
DM ALPA SJG SWL MLB PSR SLK KAB SLK
DARI GUDANG
7000 3500 4300 3500 10000 2000 3500
GUDANG 1 133
+ 33 - 30 25
45
6700 3300 4200 3300 9750 1800 3250
GUDANG 2 120
- 45 + 2 35 38
KEBUTUHAN
45 45 35 30 35 25 38 253
DISTRIBUSI
Sumber: Data Lapangan Tahun 2015
KEBUTUHAN
45 45 35 30 35 25 38 253
DISTRIBUI
Sumber: Data Lapangan Tahun 2015
Tabel 5.5 merupakan hasil dari d. Gudang 1 – Pasar Solok 25 x 2.000
perbaikan menggunakan trial and error = Rp 50.000
(segi empat berdekatan). Perbaikan e. Gudang 2–Alahan Panjang 12 x 3.300
menggunakan segi empat berdekatan ini = Rp 39.600
merupakan langkah terakhir dan hasil akhir f. Gudang 2 – Sijunjung 35 x 4.200
yang dapat diambil karena dalam tahap ini = Rp 138.600
didapatkan biaya transportasi distribusi g. Gudang 2 – Muara Labuh 35 x 9.750
yang paling kecil dan optimal diantara = Rp 341.250
tahap-tahap sebelumnya. Sehingga h. Gudang 2–Kabupaten Solok 38 x3.250
perhitungan biaya transportasi distribusi = Rp 123.500
dan penentuan rute terpendek yang dapat Jadi, Biaya Transportasinya adalah
ditempuh oleh transportasi untuk sebesar Rp 1.228.450.
pendistribusian produk PT.Garuda Food Jadi, rute transportasi yang didapat dari
dapat dijabarkan sebagai berikut : tahap terakhir ini yaitu :
a. Gudang 1 – Dharmasraya 45 x 7.000 1. Gudang 1 – Dharmasraya
= Rp 315.000 2. Gudang 1 – Alahan Panjang
b. Gudang 1–Alahan Panjang 33 x 3.500 3. Gudang 1 – Sawah Lunto
= Rp 115.500 4. Gudang 1 – Pasar Solok
c. Gudang 1 – Sawah Lunto 30 x 3.500 5. Gudang 2 – Alahan Panjang
= Rp 105.000 6. Gudang 2 – Sijunjung
7. Gudang 2 – Muara Labuh
8. Gudang 2 – Kabupaten Solok Food. Dimana, sebelum menerapkan
Oleh karena itu, gudang PT. model transportasi distribusi biaya
Garuda Food dapat menghemat biaya transportasi/harinya yaitu sebesar
transportasi sebesar Rp 2.271.550/hari. Rp 3.500.000,- dan setelah
Dimana biaya transportasi mula-mula menerapkan model transportasi
sebelum menggunakan model transportasi distribusi biaya transportasi/harinya
yaitu sebesar Rp 3.500.000/harinya dan yaitu sebesar Rp 1.228.450,-. Dengan
setelah menggunakan model transportasi demikian, PT.Garuda Food dapat
menjadi Rp 1.228.450,-. menghemat biaya transportasinya
KESIMPULAN sebesar Rp 2.271.550,-/hari.
Berdasarkan analisis dan hasil
perhitungan yang telah didapat dan DAFTAR PUSTAKA
diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan
Ardiansyah, M. A. (2014). Penerapan
terhadap pelaksanaan model transportasi Model Transportasi Dan Distribusi
Vogel's Approximation Method
pada gudang PT. Garuda Food. Simpulan
(VAM) Dan Modified Distribution
yang diperoleh yaitu : (MODI) Pada UD.Tani Berdikari.
Universitas Hasanuddin, Makassar.
1. Penerapan model transportasi
distribusi dengan menggunakan Derisma, A. H. (2013). Model Optimasi
Pengiriman Produk Coca-Cola Ke
pendekatan model Quantitative
Sales Center (Studi Kasus : Pt.
System Business dapat menghemat Coca-Cola Bottling Indonesia
Sumatera Bagian Tengah). Teknik
biaya transportasi distribusi pada
Industri Universitas Bung Hatta,
PT.Garuda Food. Vol. 2 No. 1.
2. Penerapan model transportasi
Eka. Penentuan Rute Distribusi Produk
distribusi dengan menggunakan Minuman Ringan Pt.Coca Cola
Distribution Indonesia Dc
pendekatan model Quantitative
(Distribution Center) Pontianak
System Business dapat menentukan Menggunakan Metode Travelling
Salesman Problem. Fakultas
rute terpendek transportasi distribusi
Teknik, Universitas Tanjungpura.
pada PT.Garuda Food.
Gusnitowati, Fera Marlinda, R.,
3. Terdapat selisih biaya transportasi
Supriyono. (2014). Penerapan
sebelum penerapan model transportasi Algoritma Branch And Bound
Untuk Menentukan Rute Objek
distribusi dan setelah penerapan model
Wisata Di Kota Semarang. UNNES
transportasi distribusi dengan Journal of Mathematics.
pendekatan model Quantitative
Haningsih. (2013). Pengertian Model
System Business pada PT. Garuda Transportasi dan Aplikasinya.
Subardi, A. (1992). Metode Modified
Heizer, Jay, B. R. (2007). Manajemen Distribution Dalam Operations
Operasi. Jakarta: Salemba Empat. Research. prosiding manajemen
dan usahawan, Vol. 21 No. 05.
Hidayat, Arinten Dewi, B. Y., Dian
Septiana. Analisis Pemecahan Taha HA. (1996). Riset Operasi. Jakarta:
Masalah Rute Terpendek Antara Binarupa Aksara.
Kota Jakarta dengan Kota
Bandung. Winarno, W.W.. (2008). analisis
manajemen kuantitatif dengan
Huda, N. (2007). Teknik Perencanaan winQSB. Yogyakarta: UPP STIM
Pembangunan. Padang: Bung Hatta YKPN.
University Press.
www.kamubisa-
http://ekokusnur.com/pengertian- io.com/2015/02/Pengertian-
distribusi-dan-fungsi- Distribusi-Tujuan-Fungsi-
distribusi.html (diakses pada Kegiatan-Ekonomi-Distribusi.html
21/09/2015) (diakses pada 21/09/2015)