Anda di halaman 1dari 9

`Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 1

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Case Report Session

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

Oleh:

Mindy Pasuma Putra 1840312675


Rifky Ramadhan 1840312782
Sebrin Fathia Rahman 1840312677

Preseptor :
dr. Dolly Irfandy, Sp.THT-KL, FICS

BAGIAN ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK


BEDAH KEPALA DAN LEHER
RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


`Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Case Report Session

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS


Mindy Pasuma Putra, Rifky Ramadhan, Sebrin Fathia Rahman

PENDAHULUAN Telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar,


Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah telinga tengah dantelinga dalam. Telinga tengah
peradangan pada mukosa telinga tengah dan ruang berbentuk kubus dan dibatasi oleh organ-organ di
mastoid yang berlangsung lebih dari 3 bulan ditandai dalamnya seperti pada : 8
dengan adanya perforasi pada membran timpani dan 1. lateral dibatasi oleh membran timpani yang
keluarnya cairan secara terus menerus atau hilang membatasi antara telinga luar dan telinga
timbul dari liang telinga.1–3 Penyakit OMSK ini tengah.
merupakan salah satu penyakit terbanyak di dunia 2. Medial dibatasi oleh promontorium koklea.
3. Anterior dibatasi oleh tendon dari otot tensor
terutama di negara berkembang.4,5 Diagnosis dan
timpani di superior dan bukaan dari tuba
penatalaksanaan segera sangat diperlukan pada
eustachius di inferior.
kondisi ini, adanya keterlambatan dapat berakibat
4. Posterior dibatasi oleh aditus ad antrum di
munculnya komplikasi yang dapat meningkatkan
superior yang menghubungakan rongga
angka kematian.2,4,6 Komplikasi yang mungkin telinga tengah dan antrum mastoid.
muncl pada penyakit OMSK komplikasi intrakranial 5. Atap dari ruang telinga tengah yaitu terdiri
dan intratemporal (ekstrakranial).1,6,7Komplikasi ini dari tegmen timpanikum.
terjadi karena adanya infeksi, inflamasi, jaringan 6. Lantainya terdiri dari bagian foramen
granulasi dan pembentukan kolesteatom yang terjadi jugularis.
secara terus menerus.5
TINJAUAN PUSTAKA
A. Otitis Media Supuratif Kronik
1. Anatomi dan Fisiologi
Kelainan pada Otitis media supuratif kronik
diawali pada gangguan fungsi tuba eustachius. Tuba
eustachius adalah saluran yang menghubungakan
rongga telinga tengah dengan nasofaring. Fungsi
Tuba adalah sebagai ventilasi , drenase sekret, dan
menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke
telinga tengah. Ventilasi berguna untuk menjaga agar
tekanan diluar telinga tengah sama dengan tekanan di
telinga tengah. 8

Telinga tengah memiliki 3 tulang pendengaran


yaitu Malleus, inkus, dan stapes. Ketiga tulang
tersebut menyambungkan membrane timpani dengan
oval window dari koklea. 8

2. Definisi
Otitis media supuratif kronik adalah infeksi kronis
di telinga tengah dengan perforasi mebran timpani dan
Tuba eustachius terdiri dari 2/3 tulang rawan ke sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus
arah nasofaring dan 1/3 tulang kearah telinga tengah. atau hilang timbul.9
Pada orang dewasa ukuran tuba 3.75 cm, sedangkan
pada anak-anak 1,75 cm. Tuba normal dalam keadaan 3. Epidemiologi
tertutup namun terbuka jika mengunyah,menelan, dan Otitis media supuratif kronik dianggap sebagai
menguap. Otot tensor palatine membuka apabila salah satu penyebab tuli yang terbanyak, terutama di
tekanan berbeda antara luar dan telinga tengah 20-40 negara-negara berkembang, dengan prevalensi
mmhg.8 antara 1-46%. Di Indonesia antara 2,10-5,20%, Korea
3,33% dan Madras India 2,25%. Prevalensi tertinggi

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


`Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

didapat pada penduduk Aborigin di Australia dan b. Didapat (acquired)


bangsa Indian di Amerika Utara.10 i. Koleastoma didapat primer
Jenis ini berkembang sebagai kelanjutan dari
4. Etiologi perforasi membran timpani pars flasida. Mula-
Terjadinya otitis media disebabkan oleh mula mengisi ruang Prussak, kemudian bisa
banyak faktor antara lain infeksi virus atau bakteri, membesar sehingga memenuhi atik, antrum
gangguan fungsi tuba, alergi, kekebalan tubuh, mastoid dan sebagian telinga tengah.
lingkungan dan sosial ekonomi. Kadang infeksi
berasal dari telinga luar masuk ke telinga tengah ii. Koleastoma didapat sekunder
melalui perforasi membran timpani. Maka terjadilah Berkembang dari suatu kantong retraksi yang
proses inflamasi. Kelainan ini akan mengakibatkan disebabkan peradangan kronis biasanya
terperangkapnya bakteri dalam mukosa telinga bagian posterosuperior dari pars tensa.
tengah, kadang terbentuk jaringan granulasi pada Khasnya perforasi marginal pada bagian
daerah tersebut.10 posterosuperior. Terbentuknya dari epitel
kanal aurikula eksterna yang masuk ke
5. Klasifikasi kavum timpani melalui perforasi membran
OMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu9 timpani atau kantong retraksi membran
a. Tipe benigna = tipe tubotimpani = tipe jinak = tipe timpani pars tensa.
aman = tipe rhinogen.
Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya Jenis - jenis perforasi membran timpani adalah:
perforasi sentral atau pars tensa dan gejala klinik a. Perforasi sentral
yang bervariasi dari luas dan keparahan Lokasi perforasi adalah pada pars tensa, bisa
penyakit. Secara klinis penyakit tubotimpani antero-inferior, postero-inferior dan postero-
terbagi atas: superior, kadang-kadang sub total.9
a. Tipe aktif b. Perforasi marginal
Pada jenis ini terdapat sekret pada telinga Terdapat pada pinggir membran timpani
dan tuli. Biasanya didahului oleh perluasan dengan adanya erosi dari anulus fibrosus.
infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, Perforasi marginal yang sangat besar
atau setelah berenang dimana kuman masuk digambarkan sebagai perforasi total.
melalui liang telinga luar. Sekret bervariasi dari Perforasi pada pinggir postero-superior
mukoid sampai mukopurulen.9 berhubungan dengan kolesteatom.9
c. Perforasi atik
b. Tipe tenang Terjadi pada pars flasida, berhubungan
Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi dengan primary acquired cholesteatoma.9
total yang kering dengan mukosa telinga tengah
yang pucat. Gejala yang dijumpai berupa tuli
konduktif ringan. Gejala lain yang dijumpai
seperti vertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh
dalam telinga.9,11

b. Tipe malignan = tipe atikoantral = tipe ganas =


tipe tidak aman = tipe tulang
Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom
dan berbahaya. Penyakit atikoantral lebih sering
mengenai pars flasida dan khasnya dengan
terbentuknya kantong retraksi yang mana
bertumpuknya keratin sampai menghasilkan
kolesteatom. Kolesteatom dapat dibagi atas 2
tipe yaitu 9

a. Kongenital
Kolesteatoma kongenital adalah kista yang
timbul di dalam salah satu tulang kepala daerah
temporal tanpa kontak dengan telinga luar. Dapat 6. Patofisiologi
tumbuh di tulang temporal bagian dalam atau OMSK merupakan penyakit dengan multifaktorial
skuama. Kongenital kolesteatom lebih sering yang merupakan interaksi antara mikroorganisme
ditemukan pada telinga tengah atau tulang (bakteri), lingkungan, dan faktor tubuh. OMSK secara
temporal, umumnya pada apeks petrosa. Dapat umum berawal dari Otitis media akut yang tidak
menyebabkan fasialis parese, tuli saraf berat terdiagnosa secara tepat dan tidak mendapatkan
unilateral, dan gangguan keseimbangan dan pengobatan yang adekuat. Dapat juga merupakan
perkembangan. komplikasi dari Otitis media efusi kronis. Secara umum

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


`Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

OMSK dicetuskan oleh gangguan mekanisme ventilasi kerusakan pada tulang pendengaran maupun struktur
dan inflamasi pada mukosa telinga tengah. Gangguan lain disekitarnya hingga infeksi intra-kranial.8
ventilasi hampir selalu disebabkan oleh adanya P aeruginosa merupakan organisme yang sering
gangguan fungsi tuba eustachius. Gangguan ventilasi ditemukan pada kultur sekret yang keluar dari telinga
akan menyebabkan terbentuknya tekanan negatif tengah oleh karena perforasi. P.aeurinosa
yang akan menyebabkan terjadinya transudasi cairan menggunakan vili sebagai mediator untuk memulai
dan edema pada mukosa telinga tengah. Beberapa proses nekrosis dan gangguan epitel. Sekali
hal yang memicu hal tersebut adalah :8 menempel pada vili, organisme ini memproduksi
a. Stenosis dari lumen tuba karena inflamasi protease , lipopolisakarida dan enzim lainnya untuk
(misal karena ISPA). Udara pada telinga mencegah sel-sel kekebalan tubuh menyerang. Oleh
tengah akan terabsorbsi dan menciptakan sebab itu, terjadi proses perusakan oleh bakteri
tekanan negatif yang akan menganggu fungsi maupun enzimnya menimbulkan kerusakan berlanjut,
tuba nekrosis, bahkan hingga erosi dari tulang yang
b. Tekanan negatif yang dicetus oleh perbedaan menimbulkan komplikasi pada OMSK. Pada orang
tekanan udara mendadak seperti saat take yang imunokompeten akan jarang menimbulkan
off atau landing pesawat. komplikasi pada OMSK. S aureus merupakan kedua
c. Obstruksi secara langsung misal karena tersering organisme yang terisolasi pada kasus OMSK
tumor dan biasanya lebih sering didapati kolesteatoma pada
infeksi dengan hasil kultur S aureus dibandingkan
Infeksi dan inflamasi memegang peranan penting dengan P aeruginosa.8
dalam memicu terjadinya OMSK. Inflamasi dapat
disebabkan oleh faktor infeksi maupun non infeksi. 7. Gejala Klinis
Beberapa penyebab inflamasi adalah :8  Telinga berair
a. Adenoiditis : Adenoid (tonsil pharyngeal) Sekret bersifat purulen (kental, putih) atau mukoid
memiliki peranan penting, bukan karena (seperti air dan encer) tergantung stadium
jarang menyebabkan obstruksi mekanik pada peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh
tuba namun yang menjadi masalah adalah aktivitas kelenjar sekretorik telinga tengah dan
apabila terjadi adenoiditis kronik karena dapat mastoid. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul.
menjadi sumber patogen yang dapat Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan infeksi
menyebar ke telinga tengah serta saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga
menyebabkan hiperplasia adenoid yang luar setelah mandi atau berenang. Sekret yang sangat
menganggu pernapasan dan fugnsi tuba bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan
b. Infeksi Mukosa telinga tengah : ISPA kolesteatoma dan produk degenerasinya. Dapat
terutama pada anak dapat dengan mudah terlihat keping-keping kecil, berwarna putih,
menyebar ke telinga tengah melalui tuba mengkilap. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan
(tubogenic infection), dan apabila membran sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena
tympani perforasi maka bakteri gram negatif rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang
yang terdapat di liang telinga luar dapat bercampur darah berhubungan dengan adanya
masuk ke telinga tengah, menyebabkan jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan
infeksi akut ataupun memperparah inflamasi tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya.12
kronis yang sudah ada.
c. Inflamasi non infeksi : Allergi atau inflamasi  Gangguan pendengaran
karena toxic atau refluk asam lambung dapat Ini tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang
menyebabkan adenoiditis yang akan pendengaran. Biasanya di jumpai tuli konduktif namun
menyebabkan obstruksi hidung. dapat pula bersifat campuran. Gangguan
Otitis media supuratif kronik pada tahap awalnya pendengaran mungkin ringan sekalipun proses
yaitu infeksi akut yang berulang pada telinga tengah. patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit
Berawal pada iritasi dan radang pada mukosa telinga ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi
tengah. Respon peradangan membentuk suatu edema dengan efektif ke fenestra ovalis. Bila tidak dijumpai
pada mukosa. Peradangan yang berulang atau kolesteatom, tuli konduktif kurang dari 20 db ini
berlanjut akan menimbulkan efek ulserasi pada ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik.
mukosa ataupun hancurnya lapisan-lapisan epitel Kerusakan dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran
setempat. Respon tubuh terhadap proses peradangan menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari 30
tersebut berupa jaringan granulasi untuk menahan db. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak
proses infeksi. Jaringan granulasi tersebut yang dapat perforasi membran timpani serta keutuhan dan
membentuk suatu polip di telinga tengah. Proses mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.
peradangan yang terjadi membentuk suatu siklus Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli
seperti gambar dibawah ini, dimana proses yang konduktif berat karena putusnya rantai tulang
terus-menerus akan mengakibatkan komplikasi seperti pendengaran, tetapi sering kali juga kolesteatom
bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


`Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

pendengaran yang didapat harus diinterpretasikan telinga, berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari.
secara hati-hati.12 Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan
dengan memberikan obat tetes telinga yang
 Otalgia (nyeri telinga) mengandung antibiotik dan kortikosteroid. Antibiotik
Nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita OMSK, dan oral yang diberikan dari golongan ampisilin atau
bila ada merupakan suatu tanda yang serius. Pada eritromisin jika pasien alergi terhadap penisilin,
OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya sebelum hasil tes resistensi diterima.9
drainase pus. Nyeri dapat berarti adanya ancaman Prinsip tatalaksana OMSK tipe bahaya ialah
komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, pembedahan, yaitu mastoidektomi. Jadi bila terdapat
terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, OMSK tipe bahaya, maka terapi yang tepat ialah
atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri telinga dengan melakukan mastoidektomi dengan atau tanpa
mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis timpanoplasti. Terapi konservatif dengan
eksterna sekunder. Nyeri merupakan tanda medikamentosa hanyalah terapi sementara sebelum
berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses
subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.12 subperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses
sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum
 Vertigo mastoidektomi.9
Vertigo pada penderita OMSK merupakan gejala
yang serius lainnya. Keluhan vertigo seringkali 10. Komplikasi
merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat Otitis media supuratif baik yang akut maupun
erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang kronis memiliki potensi unutk menimbulkan komplikasi.
timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang Umumnya komplikas ini ditemukan pada pasien yang
mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan didiagnosis dengan OMSK tipe bahaya. Komplikasi
vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar otitis media terjadi apabila barrier pertahan telinga
membran timpani yang akan menyebabkan labirin tengah terlewati sehingga memungkinkan infeksi
lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. menjalar ke struktur disekitarnya.9
Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan Shambough (2003) membagi komplikasi otitis
meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi media menjadi komplikasi intratemporal,
akibat komplikasi serebelum.12 ekstratemporal maupun intrakarnial. Komplikasi
intratemporal meliputi perforasi membrane timpani
8. Diagnosis mastoiditis, petrositis, labirintitis, dan paresis nervus
Diagnosis OMSK ditegakkan berdasarkan fasialis. Komplikasi ekstratemporal meliputi abses
riwayat dan temuan pada pemeriksaan otoskopi. periosteal sedangkan komplikasi intrakranial meliputi
Umumnya keluhan utama yang membuat pasienk abses atau jaringan granulasi ekstradural,
berobat adalah otorea yang berbau busuk. Perforasi tromboflebitis sinus sigmoid, abses otak, hidrosefalus
pada penyakit ini biasanya mudah terlihat terutama otikus, meningitis dan abses subdural.9
pada telinga yang kering. 9,13 Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada
Pemeriksaan penala dapat juga digunakan untuk pasien OMSK yang dicurigai mengalami komplikasi.
mengevaluasi adanya gangguan pendengaran, Diantaranya pemeriksaan laboratorium darah dan
sedangkan untuk menilai jenis dan derajat gangguan tomografi komputer. Tomografi komputer dapat
pendengaran yang ada digunakan pemeriksaan dilakukan dengan cepat dan sangat terpercaya dalam
audiometri murni dan pemeriksaan BERA (brainsteam menilai telinga tengah, pneumatisasi air sel mastoid
evoked response audiometry) pada pasien yang tidak dan adanya komplikasi ke intrakranial. Pemeriksaan
kooperatif.9 penunjang lain yang biasa dilakukan adalah pungsi
Pemeriksaan lain yang dapat digunkan adalah lumbal, untuk menilai adanya meningitis. Pungsi
rontgen mastoid serta kultur dan uji resistensi kuman lumbal biasanya dilakukan setelah pemeriksaan
dari sekret telinga.9 laboratorium darah dan tomografi komputer yang
menggambarkan adanya komplikasi ke intrakranial.
9. Tatalaksana Pungsi lumbal ini menjadi kontraindikasi pada pasien
Tatalaksana pada pasien OMSK biasanya dengan abses otak dan empiema subdural.14,15
berulang. Sekret yang keluar biasanya susah kering
dan dapat kambuh lagi. Hal ini dikarenakan oleh LAPORAN KASUS
beberapa keadaan yaitu (1) adanya perforasi Identitas Pasien
membran timpani yang permanen, (2) adanya infeksi Nama : Tn. SP
di faring, nasofaring, hidung dan sinus paranasal, (3) Jenis Kelamin : Laki-Laki
Terbentuk jaringan patologik di rongga mastoid yang Usia : 27 tahun
reversible, (4) Gizi dan higine yang buruk.9 Alamat : Punto Ruyung Batu
Prinsip tatalaksana OMSK tipe aman ialah Kalang Padang Sago
konservatif dan medikamentosa. Bila sekret yang Padang-Pariaman
keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci Suku Bangsa : Minangkabau

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


`Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Keluhan Utama : Pernapasan : 18 x /menit


Sakit kepala yang semakin memberat sejak 3 Sianosis : tidak ada
hari sebelum masuk rumah sakit. Edema : tidak ada
Anemis : tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang : Ikterus : tidak ada
 Sakit kepala yang semakin memberat
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pemeriksaan Sistemik
 Awalnya pasien sudah mengeluhkan Kepala : Normocephal
sakit kepala sejak 1 minggu yang lalu, Mata
pasien juga mengeluhkan keluar cairan  Konjungtiva : Tidak anemis
dari telinga kanan, terus menerus,  Sklera : Tidak ikterik
berwarna kekuningan dan berbau sejak Thoraks :
2 minggu yang lalu. Kemudian pasien  Jantung : Tidak ada kelainan
berobat ke RS Khusus THT Sitawa  Paru : Tidak ada kelainan
Sidingin dan diberi obat tetes telinga Abdomen : Tidak ada kelainan
otopain dan H202 3%. Ekstremitas : akral hangat, udem (-)
 Tiga hari yang lalu keluhan sakit kepala
semakin berat, pasien kembali berobat Status Lokalis THT-KL
ke RS Khusus THT Sitawa Sidingin lalu Telinga
pasien dirujuk ke RSUP M Djamil Pemerik Kelainan Dextra Sinistra
dengan “OMSK AD + Sups. Meningitis”. saan
 Riwayat keluar cairan dari telinga kanan
sejak usia 2 tahun, hilang timbul Daun Kelainan - -
terutama saat pasien demam, batuk dan Telinga Kongenital
pilek. Trauma - -
 Penurunan pendengaran ada sejak 6 Radang - -
bulan yang lalu. Kelainan - -
 Muntah menyemprot tidak ada Metabolik
 Riwayat kejang tidak ada Nyeri Tarik - -
Nyeri Tekan - -
 Riwayat Penurunan kesadaran tidak ada
Tragus
 Keluar darah dari telinga tidak ada
Liang Cukup Lapang - Lapang
Riwayat trauma pada bagian telinga dan
dan Sempit Iya -
kepala tidak ada
Dinding Hiperemis - -
 Pusing berputar tidak ada
Telinga Edema - -
 Kelemahan pada satu sisi wajah tidak
Massa Tampak ada -
ada
jaringan
 Demam batuk, pilek tidak ada
granulasi
 Riwayat penurunan kesadaran tidak ada
Sekret/ Bau Bau Busuk -
Serumen Warna Kekuningan
Riwayat Penyakit Dahulu :
Jumlah Banyak -
 Riwayat bersin bersin >5x saat terpapar Jenis Muko -
debu tidak ada purulen -
 Riwayat operasi labiopalatoschsis umur
17 bulan
 Riwayat operasi palatoschisis saat Membran Timpani
berumur 3.5 tahun
Utuh Warna
Putih
Riwayat Penyakit Keluarga :
Mutiara
 Tidak ada yang berhubungan Refleks
Tidak bisa +
Cahaya
dinilai -
Riwayat Kebiasaan, Sosial, Ekonomi: Bulging
-
 Pasien seorang tukang bengkel Retraksi
-
Atrofi
Pemeriksaan Fisik Perforasi Jumlah -
Status Generalisata perforasi -
Tidak bisa
Keadaan Umum : Sakit Sedang Jenis -
dinilai
Kesadaran : Composmentis Kooperatif Kuadran -
Tekanan darah : 119/71 mmHg Pinggir
Frekuensi nadi : 71 x /menit
Suhu : 36,4 0C

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


`Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Mastoid Tanda Radang - - Massa Lokasi - -


Fistel - - Bentuk - -
Sikatrik - - Ukuran - -
Nyeri Tekan - - Permukaan - -
Nyeri Ketok - - Warna - -
Tes Rinne - + Konsistensi - -
Garpu Weber Laterali Mudah - -
Tala sasi ke kanan Digoyang
Lateralisasi ke kanan Pengaruh - -
Vasokonstriksi
Schwabach Memanjang Sama
dengan Rinoskopi Posterior
pemerik Koana Cukup Cukup Cukup
sa Lapang/Normal Lapang Lapang
Kesimpulan Gangguan pendengaran Sempit - -
konduktif Massa - -
Audiome Tidak dilakukan Mukosa Warna Merah Merah muda
tri muda -
Timpano Tidak dilakukan Edema - -
metri Jaringan -
Granulasi
Hidung
Pemeriksa Kelainan Dextra Sinistra Konka Ukuran
Eutrofi Eutrofi
an Inferior Warna
Merah Merah
Hidung Deformitas + + muda muda
Luar Kelainan - -
Kongenital Permukaan
Licin Licin
Trauma - - - -
Radang/Massa - - Edema
Sinus Deformitas - - Adenoid Ada/tidak - -
Paranasal Nyeri Tekan - - Muara Tertutup Sekret Terbuka Terbuka
Nyeri Ketok - - Tuba Edema - -
Rinoskopi Anterior Eustachius Mukosa - -
Vestibulum Vibrise + + - -
Radang - - Massa Lokasi - -
Kavum Normal/Cukup - - Ukuran - -
Nasi Lapang - - Bentuk - -
Sempit Sempit Sempit Permukaan
Post Nasal Ada/Tidak - -
Sekret Lokasi - -
Drip Jenis - -
Jenis - -
Jumlah - -
Oral Cavity dan Orofaring
Bau - -
Pemeriksaan Kelainan Dextra Sinistra
Konka Ukuran Eutrofi Eutrofi
Trismus - -
Inferior Warna - -
Uvula - Ditengah Ditengah
Permukaan - -
Edema - - Palatum Mole Simetris/ tidak Simetris Simetris
Konka Ukuran Eutrofi Sulit + Arkus Faring Warna Tenang Tenang
Media Dinilai Edema - -
Warna - - Bercak/ - -
Permukaan - - eksudat - -
Edema - - Dinding Faring Warna Tenang Tenang
Septum Cukup Deviasi Deviasi Permukaan
Lurus/Deviasi Tonsil Ukuran T1 T1
Permukaan - - Warna Merah Merah
Warna - - muda muda
Spina - - Permukaan Licin Licin
Krista - - Muara kripti Tidak Tidak
Abses - - Melebar Melebar
Perforasi - - Detritus - -

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


`Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Eksudat - -
Peritonsil Warna Tenang Tenang Palpasi
Edema - - 1) Bentuk : Tidak ada
Abses - - pembesaran KGB
Perlengketan - - 2) Ukuran : Tidak ada
pembesaran KGB
Tumor Lokasi 3) Konsistensi : Tidak ada
Bentuk pembesaran KGB
Tidak ada 4) Mobilitas : Tidak ada
Ukuran
Permukaan pembesaran KGB
Konsistensi
Gigi Karies/radiks + + Pemeriksaan 10 Otot Wajah

Kesan Normal Normal


Lidah Warna Merah Merah
muda muda
Bentuk Tidak Tidak
ada ada
kelainan kelainan
Deviasi -
Massa - -
-

Laringoskopi Indirek RESUME


Pemeriksaan Kelainan Dextra Sinistra Status lokalis THT :
Epiglotis Bentuk Normal normal  Telinga :
Warna merah merah  RAD : Fsitula (-), sikatrik (-),hiperemis (-)
muda muda LT tampak jaringan granulasi memenuhi
Edema - - LT, MT tidak dapat dinilai, sekret (+),
Pinggir Pinggir Pinggir mukopurulen, berbau busuk tidak
Rata/Tidak rata rata bercampur darah
Massa - -  RAS : Fistula (-), sikatrik (-), pus (-),
Aritenoid Warna Merah Merah hiperemis (-)
muda muda LT lapang, MT utuh, RC (+)
Edema - -  Hidung : KNDS : KN sempit/sempit, KI
Massa - - eut/eut, KM eut/sdn, sekret -/-, septum deviasi
Gerakan simetris simetris +/+
Plika Vokalis Warna Merah Merah  Tenggorok : arkus faring simetris, uvula di
muda muda tengah, tonsil T1-T1 tenang, dinding posterior
Gerakan simetris simetris faring tenang
Pinggir Medial rata rata  Oral cavity : orah higiene buruk, palatoskizis
Massa (-)
- -  Bibir : tampak sikatrik pada bibir atas sebelah
Sinus Massa - - kiri
Piriformis Sekret - -
Diagnosis Utama :
Valekulae Massa - - OMSK AD susp. Tipe kolesteatom dengan susp.
Sekret/ Komplikasi intracranial
Jenisnya
Diagnosis Tambahan :-

Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher Diferensial Diagnosis :


Inspeksi OMSK AD susp. Tipe kolesteatom
1) Lokasi : Tidak ada
pembesaran KGB Pemeriksaan Anjuran :
2) Bentuk : Tidak ada  Cek Darah Lengkap
pembesaran KGB  Audiometri
3) Soliter / Multiple : Tidak ada  Konsul ke bagian neurologi
pembesaran KGB  Rontgen Mastoid Posisi Schuller
 CT Scan Mastoid

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


`Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

 Pemeriksaan Patologi Anatomi 13. Rudolph AM Hoffman JIE, Rudolph CD. 2007.
Buku Ajar Pediatri Rudolph. dr.Natalia Susi dkk
Terapi : (editor). Vol.2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
 IVFD RL 8 jam/ kulit EGC.
 Injeksi ceftriaxson 2x2 gr (IV) 14. Harker L. Cranial and Intracranial Complications
 Injeksi dexametason 3x5 mg (IV) of Acute and Chronic Otitis Media. In: Snow JB,
 Injeksi ranitidin 2x50 mg (IV) Ballenger JJ, editors. Ballenger’s
 Paracetamol 3x100 mg (P.O) Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery.
sixteenth. Ontario: BC Decker Inc; 2013. p. 294–
Prognosis : 316.
- Quo ad vitam : Bonam 15. Arts A, Adam M. Intratemporal and intracranial
- Quo ad sanam : Dubia ad Bonam complication of otitis media. In: Jonas J, Rosen C,
editors. Bailey’s Head & Neck Surgery
DISKUSI Otolaryngology. fifth. Lippincott

DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmed Z, Khan TZ, Rahim DU. Otogenic
complications of otitis media : experience at
tertiary care hospital. Pak J Surg. 2016;32(1):49–
53.
2. Baysal E, Erkutlu I, Mete A, Alptekin M, Oz
A.Complications and Treatment of Chronic
OtitisMedia. J Craniofac Surg. 2013;24(2):464–7.
3. Khan A, Khan MI, Khan DI. Intracranial
Complication of Chronic Suppurative Otitis
Media : Clinical Presentation and Outcome of
Surgical Procedure. Gomal J Med
Sci.2012;10(2):2–5.
4. Sun J, Sun J. Intracranial complications of
chronic otitis media. Eur Arch
Otorhinolaryngol.2013;271(11):2923–6.
5. Tyagi S, Srivastava M, Singh V, Kumar
L.Chronic Suppurative Otitis Media : Clinical
Presentation of Intracranial Complication in a
Rural Area. J Evidance Based Med
Healthc.2015;2(40):6639–44.
6. Sharma N, Ashok A. Complications of Chronic
Suppurative Otitis Media and Their
Management : A Single Institution 12 Years
Experience. Indian J Otolaryngol Head Neck
Surg. 2015;67(4):353–60.
7. Yorgancular E, Yildirim M, Gun R, Bakir S, Tekin
R. Complications of chronic suppurative
otitis media : a retrospective review. Eur Arch
Otorhinolaryngol. 2013;(270):69–76.
8. Probst R, Grevers G, Iro H. Basic Otolaryngology
: A Step-By-Step Learning Guide. 1st Ed. Appl
Wemding : Germany ; 2000
9. Djaafar ZA, Helmi, Ratna D, Restuti. 2016.
“Kelainan telinga Tengah”. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala
& Leher, Edisi Ketujuh. Jakarta : FKUI
10. Yan Edward
11. Paparella MM, Adams GL, Levine SC. Penyakit
telinga tengah dan mastoid. Dalam: Effendi H,
Santoso K, Ed. BOIES buku ajar penyakit THT.
Edisi 6. Jakarta: EGC, 1997: 88-118
12. Adams GL, Boies L, Highler P. Buku Ajar Ilmu
THT Boies. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 1997.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019

Anda mungkin juga menyukai