Anda di halaman 1dari 22

PARASE

NERVUS
FASIALIS
(N.VII)

Sebrin Fathia
Rahman
1840312677
……
• Parase nervus fasialis/nervus VII merupakan
kelumpuhan yang terjadi pada otot-otot wajah.

• Pada kondisi ini pasien tidak atau kurang dapat


menggerakkan otot wajah, sehingga wajah pasien
asimetris, dimana terlihat pada kondisi pasien
menggembungkan pipi dan mengerutkan dahi.

• Diperkirakan Paralisis saraf fasialis terjadi pada 70


kasus per 100.000 populasi setiap tahun.

• Paralisis saraf fasialis terbanyak diakbibatkan oleh


Bell’s Palsy. berkisar antara 49- 51%, sedangkan
penyebab kedua terbanyak yaitu trauma akibat
kecelakan dan operasi berkisar 8-22%.
NERVUS FASIALIS (N.VII)
• 3 Komponen N.VII :

• Motoris (Otot Wajah kecuali m.Levator Palpebra


Superior, m.stapedius, dan venter posterior
m.digastrikus)

• Sensoris (2/3 anterior Lidah)

• Parasimpatis (Glandula Lakrimalis, glandula


submandibula dan glandula lingualis)
Cabang
Nervus Otot Fungsi
Facialis
1. Auricula 1. Menarik telinga ke belakang
Auricula posterior 2. menarik kulit kepala ke
Posterior 2. Oksipitofrontal belakang
is
1. Auricula 1. menarik telinga ke depan
anterior 2. mengangkat pinna
2. Auricula 3. menarik kulit kepala ke
superior depan
Temporal 3. oksipitofrontali 4. menarik alis ke medial dan
s bawah
4. Korugator 5. menarik alis bagian tengah
supersilia ke bwah
5. procerus
Temporal Orbicularis okuli Menutup mata dan kontraksi
dan kulit sekitar mata.
zigomatik
Zigomatikus Mengangkat sudut mulut
Zigomatik dan
mayor  
1. Zigomatikus 1. Mengangkat bibir atas
minor 2. Mengangkat bibir atas &
2. Levator labii lipatan nasolabial bagian
superior tengah
3. Levator labii 3. Mengangkat lipatan
sup ala nasi nasolabial bagian medial
4. Risorius dan ala nasi
5. Businator 4. Menarik ke lateral saat
6. Levator anguli senyum
Buccal oris 5. Menarik tepi mulut ke
7. Orbikularis belakang dan
oris mengembungkan pipi
8. Nasalis dilator 6. Menarik tepi mulut ke atas
nares dan garis tengah
9. Nasalis 7. Menutup &
compressor mengembungkan bibir
nares 8. Mengembangkan lubang
  hidung
  9. Mengecilkan lubang hidung
Buccal & Depressor angulus Menarik tepi mulut ke bawah
Mandibula oris
1. Depressor labii 1. Menarik bibir bawah ke bawah
ETIOLOGI
• Berbagai kausa paralisis fasial dapat
diklasifikasikan dalam dua kelompok utama yaitu
traumatik dan non traumatik.
• Traumatik
• Intrakranial : Sayatan dalam prosedur bedah
saraf pada angulus serebelopontin
• Intratemporal : Pembedahan dalam prosedur
operasi pada os temporal, Fraktur os
temporal
• Ekstratemporal : Pembedahan dalam prosedur
operasi kelenjar parotis atau wajah,
Laserasi wajah.
• Non-traumatik
• Non-infeksi : Bell Palsy, Sindrom Melkersson,
Klasifikasi Parese nervus
Fasialis

1. Grade I : normal
2. Grade II: disfungsi ringan
3. Grade III : disfungsi sedang
4. Grade IV : disfungsi sedang - berat
5. Grade V : disfungsi berat
6. Grade VI : total parese
House-Brackmann I
Normal symmetrical function in
I (normal)
all areas
House-Brackmann II
Gross : kelemahan sedikit pada
II inspeksi dekat, sedikit sinkinesis
Mild At rest : simetris dan selaras
dysfunction/ Motion :
barely  Forehead : sedang-baik

noticeable)  Eye : menutup mata dengan usaha


minimal
 Mouth : asimetris
House-Brackmann III
Gross : terlihat tapi tidak tampak
III perbedaan antara kedua sisi,
Moderate adanya sinkinesis, dapat ditemukan
dysfunction/ spasme atau kontraktur hemifasial
obvious At rest : simetris dan selaras
difference Motion :
 Forehead : ringan-sedang
 Eye : dengan usaha
 Mouth : sedikit lemah dengan
pergerakan maksimum
House-Brackmann IV
Gross : tampak kelemahan bagian
IV wajah yang jelas dan asimetri
Moderately Motion :
 Forehead : tidak ada
severe
 Eye : tidak dapat menutup mata dengan
dysfunctio
sempurna
n
 Mouth : tampak asimetris dan sulit
digerakkan
House-Brackmann V
Gross : wajah tampak asimetris,
pergerakan wajah tidak ada dan sulit
V
dinilai,
Severe
Motion :
dysfuncti
 Forehead : tidak dapat digerakkan
on
 Eye : tidak dapat menutup mata
 Mouth : tidak simetris dan sulit digerakkan
House-Brackmann VI
VI
Total Tidak ada pergerakkan
paralysis
PEMERIKSAAN FUNGSI SARAF
FASIALIS
• Tujuan pemeriksaan saraf fasialis untuk menentukan letak
lesi dan menentukan derajat kelumpuhan.
• Derajat kelumpuhan ditetapkan berdasarkan hasil
pemeriksaan fungsi motorik yang dihitung dalam persen
(%).

A. Pemeriksaan fungsi saraf motorik


Terdapat 10 otot-otot utama wajah yang bertanggung
jawab untuk terciptanya mimic dan ekspresi wajah
seseorang. Adapun urutan ke sepuluh otot-otot tersebut
secara berurutan dari sisi superior adalah sebagai berikut :
• M. frontalis : diperiksa dengan cara mengangkat alis keatas
• M. sourcilier : diperiksa dengan cara mengerutkan alis
• M. piramidalis : diperiksa dengan cara
mengangkat dan mengerutkan hidung hidung
keatasM. orbicularis oculi : diperiksa dengan cara
dipejamkan kedua mata kuat-kuat

• M. zygomaticus : diperiksa dengan cara tertawa


lebar sambil memperhatikan gigi

• M. relever komunis : diperiksa dengan cara


memoncongkan mulut kedepan sambil
memperlihatkan gigi

• M. bucinator : diperiksa dengan cara


mengemungkan kedua pipi

• M. orbicularis oris : diperiksa dengan cara


• M. triangularis : diperiksa dengan cara
menarik kedua sudut bibir kebawah
• M. mentalis : diperiksa dengan cara
memoncongkan mulut yang tertutup rapat
kedepan

Skoring :
• 3 = Untuk gerakan yang normal dan
simetris
• 2 = Diantara
• 1 = Sedikit ada gerakan
• 0 = Tidak ada gerakan sama sekali
B. Pemeriksaan tonus
• Tonus otot menentukan kesempurnaan terhadap
mimik wajah
C. Sinkinesis
D. Hemispasme
• Komplikasi pada penyembuhan parase fasialis
yang berat
E. Gustatometri
• Pemeriksaan fungsi pengecapan pada 1/3
anterior lidah
F. Schimer test atau Nasolakrimal refleks
• Pemeriksaan fungsi serabut, serabut sensoris
pada nervus fasial
G. Pemeriksaan refleks stapedius
• Pemeriksaan dengan menggunakan alat elektro
akustik impedans meter
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektromiografi (EMG)
• Menentukan perjalanan respons reinervasi pasien. Pola EMG
dapat diklasifikasikan sebagai respon normal, pola denervasi,
pola fibrilasi, atau suatu pola yang kacau yang mengesankan
suatu miopati atau neuropati.

Elektroneuronografi (ENOG)
• ENOG memberi informasi lebih awal dibandingkan dengan EMG.
ENOG melakukan stimulasi pada satu titik dan pengukuran EMG
pada satu titik yang lebih distal dari saraf.

Uji Stimulasi Maksimal


• Uji stimulasi merupakan suatu uji dengan meletakkan sonde
ditekankan pada wajah di daerah saraf fasialis.
PENATALAKSANAAN
1. Pada kasus dengan gangguan hantaran
ringan dan f. motor baik > Menghilangkan
edema saraf (Obat anti edem,
vasodilatansia, neurotonika)

2. Pada kasus dengan gangguan hantaran


berat/ dengan denervasi total > Operatif
(teknik dekompresu N.VII transmastoid)
PENATALAKSANAAN
1. Fisioterapi

2. Farmakologi
Asam nikotinik, vasokonstriktor,
antimikroba, steroid, sodium kromoglikat ,
antivirus

3. Pengobatan Psikofisikal
KOMPLIKASI
1. Kontraktur atau sinkinesis (Gerakan yang
berhubungan) dalam otot-otot mimik
wajah

2. Sindrom air mata buaya (refleks


gastrolakrimalis paradoksikal)
TERIMAKASIH..

Anda mungkin juga menyukai