1. Jibril – Malaikat Jibril ini tugasnya adalah menyampaikan wahyu yang diberikan oleh
Allah SWT kepada Nabi dan Rasul. Terdapat ayat yang menjelaskannya di Al-Qur’an
surat Al-Baqarah ayat 97.
2. Mikail – Jika anda pernah mendapat rizki dalam hidup anda berupa apa saja, bisa harta,
kesehatan atau apapun. Ketahuilah bahwa malaikat Mikail lah yang membagikan rizki
tersebut. Ya, malaikat Mikail tugasnya adalah membagikan rizki.
3. Israfil – Dalam rukun iman yang Ke lima kita umat manusia khususnya umat muslim
wajib beriman kepada hari akhir. Ketahuilah bahwa pada hari akhir nanti akan ada
malaikat yang bertugas untuk meniup terompet Sangkakala namanya, pertanda bahwa
berakhir sudah kehidupan di dunia ini. Malaikat yang mendapat tugas tersebut adalah
malaikat Israfil, sang peniup Sangkakala.
4. Izrail – Allah berfirman dalam Al-Qur’an pada surat Ali Imran ayat 185 yang berbunyi
“setiap yang bernyawa pasti akan mengalami mati”. Ketahuilah, bahwa malaikai Izrail
lah yang bertugas untuk mencabut nyawa.
5. Munkar – Ketika kita sudah mati dan berada dalam kubur, ada malaikat yang akan
menanyakan amal perbuatan kita semasa kita hidup dan akan menyiksa kita ketika kita
tidak bisa menjawabnya, yakni malaikat Munkar yang bertugas menanyakan amal
perbuatan manusia di alam kubur.
6. Nakir – Adalah malaikat Nakir yang mempunyai tugas yang sama dengan malaikat
Munkar, malaikat Munkar dan Nakir mempunyai tugas yang sama di alam kubur yaitu
menanyakan amal perbuatan manusia di alam kubur.
7. Raqib – Manusia didunia ini pasti pernah melakukan sesuatu yang baik maupun buruk,
terlepas dia sengaja atau tidak. Ketahuilah bahwa ada malaikat yang bertugas mencatat
semua amal perbuatan kita yang baik semasa kita hidup di dunia ini. Dia adalah malaikat
Raqib, sang pencatat amal baik.
8. Atid – Jika kita tadi membahas malaikat Raqib yang tugasnya mencatat amal baik
manusia pada semasa hidupnya. Lain dengan malaikat Atid, malaikat Atid mempunyai
tugas kebalikan dari malaikat Raqib yaitu mencatat seluruh amal buruk perbuatan
manusia sema hidup di dunia.
9. Malik – Percayalah bahwa kita semua tidak akan mau menyinggahi tempat yang satu ini,
tempat ini diciptakan untuk orang-orang yang kufur kepada Allah SWT, orang-orang
yang tidak berada dijalanNya dan tidak pernah patuh kepada perintahNya, tempat
tersebut adalah neraka. Dan malaikat yang bertugas menjaga pintu neraka adalah
malaikat Malik.
10. Ridwan – Berbeda dengan yang diatas, jika kita orang yang selalu amanah dijalan Allah
SWT, orang yang yang selalu taat pada perintahNya dan layak untuk singgah di surga
nya Allah SWT. Ketahuilah, bahwa disana ada malaikat Ridwan sang penjaga pintu
surga.
3
SURGA DAN NERAKA
1. Syurga Firdaus
2. Syurga 'Adn
3. Syurga Na'iim
4. Syurga Na'wa
5. Syurga Darussalaam
6. Syurga Daarul Muaqaamah
7. Syurga Al-Muqqamul Amin
8. Syurga Khuldi
RUKUN IMAN
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat-malaikat Allah
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah
4. Iman kepada Rasul-rasul Allah
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk
5
NAMA-NAMA SURAH DI DALAM AL-QURAN.
ٱلر ۡح َٰمنِِ َ
ٱلرحيمِ ِ ب ِّۡسمِِ َِ
ٱّللِ َ
طورِسينينِِِ٢و َٰهذاِ ۡٱلبلدِِ ۡٱۡلمينِِِِ٣لِق ۡدِخل ۡقناِ ۡٱۡل َٰ
نسنِِف ٓيِأ ۡحسنِت ۡقوي ٖمِِ٤ث ُ َِمِرِد ۡد َٰنهُِأ ۡسفلِ ٱلز ۡيتُونِِِِ١و ُ وٱلت ِّينِِوِ َ
ونِِ٦فِماِيُكذِّبُكِبعۡ دُِبِٱلدِّينِِِِ٧أل ۡيسِ َِ
ٱّللُِبأ ۡحكمِ َٰسفلينِِِ٥إ ََّلِٱلَذينِِءامنُواِْوعملُواِْٱل َٰ َِ
صل َٰحتِِفل ُه ۡمِأ ۡجرِِغ ۡي ُرِممۡ ِنُ ٖ
ۡٱل َٰحكمينِِِ ِ٨
يِأنقضِظهِۡركِِِ٣ورفعۡ ناِلكِذ ۡكركِِِ٤فِإ َنِمعِ ۡٱلعُ ۡسرِِ أل ِۡمِن ۡشر ۡحِلكِص ۡدركِِِ١ووضعۡ ناِعنكِو ۡزركِِ٢ٱلَذ ِٓ
بِِِ٧وإل َٰىِرِبِّكِفِ ۡٱرغبِِ٨ نِمعِ ۡٱلعُ ۡسرِِي ُۡس ٗراِِِ٦فإذاِفر ۡغتِفِٱنص ِۡ
ي ُۡس ًراِِ٥إ َِ
َ ُ ٓ
حِ ل ِ ۡٱلمِ َٰلئك ِةُِوِ ُّ
ٱلرو ُِ إنَِا ِٓأنز ۡل َٰنهُِفيِل ۡيلة ِ ۡٱلق ۡدرِ ِِِ ١وما ِٓأ ۡدر َٰىك ِماِل ۡيلةُِ ۡٱلقِ ِۡدرِ ِِِ ٢ل ۡيلةُِ ۡٱلق ۡدرِ ِخ ۡي ٞر ِ ِِّم ۡن ِأ ۡلف ِشهۡ ٖر ِِ ٣تنز ِ
فيهاِبإ ۡذنِربِّهمِ ِّمنِ ُك ِّلِأمۡ ٖرِِِ٤س َٰلمِهيِحت َ َٰىِم ۡطلعِ ۡٱلف ۡجرِِِ ِ٥
ِز ۡرت ُ ُم ِ ۡٱلمقابرِ ِِِ ٢ك ََّل ِس ۡوف ِتعۡ ل ُِمون ِِِ ٣ث ُ َم ِك ََّل ِس ۡوف ِتعۡ ل ُمون ِِِ ٤ك ََّل ِل ۡو ِتعۡ ل ُمون ِع ۡلمِ
أ ۡله َٰى ُك ُِم ِٱلتَكاث ُ ُِر ِِِ ١حت َ َٰى ُ
ۡٱليقينِِِِ٥لتر ُو َنِ ۡٱلجحيمِِِ٦ث ُ َِمِلتر ُونَهاِع ۡينِ ۡٱليقينِِِِ٧ث ُ َِمِلت ُ ۡسِلُ َنِي ۡومئذِِعنِٱلنَعيمِِِ ِ٨
يل ِِِ ٢وأ ۡرسل ِعلِۡيه ۡم ِط ۡي ًراِأبابيل ِِ ٣ت ۡرميهِمِ حب ِ ۡٱلفيلِ ِِِ ١أل ۡم ِي ۡجع ۡل ِك ۡيد ُه ِۡم ِفيِت ۡ
ضل ٖ أل ِۡم ِتر ِك ۡيف ِفعل ِربُّك ِبأصۡ َِٰ
ولِِ ِ٥ ۡ
فِ َمأ ُك ۢيلِِِ٤فجعل ُه ۡمِكعصۡ ٖ بحجار ٖةِ ِّمنِس ِّج ٖ
إنَِا ِٓأ ۡعط ۡي َٰنكِ ۡٱلك ۡوثرِِِِ١فص ِّلِلربِّكِوِ ۡٱنحرِِِِۡ٢إ َنِشانئكِِ ُهوِ ۡٱۡل ۡبت ُِرِِ ِ٣
ِ ِ٤ُِِِولِ ۡمِي ُكنِلَ ِهۥُِ ُكفُ ًواِأح ۢد٣ِِِل ۡمِيل ۡدِول ۡمِيُول ۡد٢ُِصم ِد ِۡ ُق
َِ ِلِ ُهو
َِ ِِ١ِٱّللُِأحد
َ ٱّللُِٱل
ِصدُور ُ ِٱلَذي ِيُو ۡسو٤ِ ِ ِِمنِش ِّر ِ ِۡٱلو ۡسواسِ ِ ۡٱلخنَاس٣ِ ِ ِِإ َٰله ِٱلنَاس٢ِ ِ ِِملك ِٱلنَاس١ِ ِعوذُِبربِّ ِٱلنَاس
ُ ِس ِفِي ِۡ ُق
ُ ل ِأ
ِ ِ٦ِِِمنِِ ۡٱلجِنَةِِوِٱلنَاس٥ِِٱلنَاس
PENYELENGGARAAN JENAZAH
1. Memandikan Jenazah
Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani dan dishalatkan
terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali bagi orang-orang yang mati syahid.
Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur ulama adalah fardhu
kifayah.
2. Mengkafani Jenazah
Mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu yang
dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum mengkafani jenazah muslim
dan bukan mati syahid adalah fardhu kifayah
3. Menshalatkan Jenazah
Menurut ijma ulama hukum penyelenggaraan shalat jenazah adalah fardhu kifayah. Hal
ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi:
10
4. Menguburkan Jenazah
ْ ا َ ْل َح ْم ُد ِهللِ الَّذ
ِى اَحْ يَانَا بَ ْع َد َمآ ا َ َمات َ َنا َواِلَ ْي ِه النش ُْو ُر
Al Hamdu Lillaahil Ladzii Ahyaanaa Ba'da Maa Amaa Tanaa Wa Ilaihin Nusyuur
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah kami mati
(membangunkan dari tidur) dan hanya kepada-Nya kami dikembalikan
Artinya: Ya Allah, aku berlindung dari godaan syetan laki-laki dan syetan perempuan
Artinya: Dengan mengharap ampunanMu, segala puji milik Allah yang telah menghilangkan
kotoran dari badanku dan yang telah menyejahterakan.
ِِالو ْهمِوا ْكر ْمناِبنُ ْور ْالف ْهمِوا ْفت ْحِعليْناِبم ْعرفتكِوس ِّه ْلِلِنآِابْوابِفضْلك
ْ ظلُمات
ُ ِِاخر ْجناِم ْن
ْ الل ُه َم
ِِالراحميْن
َ يِآِا ْرحم
Alloohumma Akhrijnaa Min Dzulumaatilwahmi Wa Akrimnaa Binuuril Fahmi Waftah'alainaa
Bima'rifatika Wasahhil Lanaa Abwaaba Fadl-Lika Ya Arhamar Roohimiina
Artinya : Ya Allah, keluarkanlah kami dari kegelapan prasangka muliakanlah kami dengan
cahaya kepahaman, bukakanlah pengertian ilmu pada kami dan bukakanlah untuk kami pintu-
pintu anugerah-Mu, wahai Dzat yang paling penyayang.
Artinya :
Ya Allah! sesungguhnya aku menitipkan kepada Engkau ilmu-ilmu yang telah Engkau ajarkan
kepadaku, dan kembalikanlah kepadaku sewaktu aku butuh kembali dan janganlah Engkau
lupakan aku kepada ilmu itu wahai Tuhan seru sekalian alam.
ِ َّاب الن
ار َ ار ْك لَنَا فِ ْي َما َرزَ ْقتَنَا َوقِنَا
َ ع َذ ِ َاَلل ُه َّم ب
Alloohumma Baarik Lanaa Fiimaa Razaqtanaa Waqinaa 'Adzaa Bannaar
Artinya :
Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan peliharalah
kami dari siksa api neraka.
Artinya :
13
Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kami dan minuman kami, serta menjadikan
kami sebagai orang-orang islam.
Pertama:
Jika seseorang akan melaksanakan umrah, dianjurkan untuk mempersiapkan diri sebelum
berihram dengan mandi sebagaimana seorang yang mandi junub, memakai wangi-wangian yang
terbaik jika ada dan memakai pakaian ihram.
Kedua:
Pakaian ihram bagi laki-laki berupa dua lembar kain ihran yang berfungsi sebagai sarung dan
penutup pundak. Adapun bagi wanita, ia memakai pakaian yang telah disyari’atkan yang
menutupi seluruh tubuhnya. Namun tidak dibenarkan memakai cadar/ niqab (penutup wajahnya)
dan tidak dibolehkan memakai sarung tangan.
Ketiga:
ً ع ْمر ِة
ُ ِلبَيْك
14
“labbaik ‘umroh” (aku memenuhi panggilan-Mu untuk menunaikan ibadah umrah).
Keempat:
Jika khawatir tidak dapat menyelesaikan umrah karena sakit atau adanya penghalang lain, maka
dibolehkan mengucapkan persyaratan setelah mengucapkan kalimat di atas dengan mengatakan,
ُ اللَ ُه َمِمحلِّيِحي
ْثِحبسْتني
“Allahumma mahilli haitsu habastani” (Ya Allah, tempat tahallul di mana saja Engkau
menahanku).
Dengan mengucapkan persyaratan ini—baik dalam umrah maupun ketika haji–, jika seseorang
terhalang untuk menyempurnakan manasiknya, maka dia diperbolehkan bertahallalul dan tidak
wajib membayar dam (menyembelih seekor kambing).
Kelima:
Tidak ada alat khusus untuk berihram, namun jika bertepatan dengan waktu shalat wajib, maka
shalatlah lalu berihram setelah shalat.
Keenam:
Setelah mengucapkan “talbiah umrah” (pada poin ketiga), dilanjutkan dengan membaca dan
memperbanyak talbiah berikut ini, sambil mengeraskan suara bagi laki-laki dan lirih bagi
perempuan hingga tiba di Makkah:
Ketujuh:
Jika memungkinkan, seseorang dianjurkan untuk mandi sebelum masuk kota Makkah.
Kedelapan:
Masuk Masjidil Haram dengan mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa masuk masjid:
Menuju ke Hajar Aswad, lalu menghadapnya sambil membaca “Allahu akbar” atau “Bismillah
Allahu akbar” lalu mengusapnya dengan tangan kanan dan menciumnya. Jika tidak
memungkinkan untuk menciumnya, maka cukup dengan mengusapnya, lalu mencium tangan
yang mengusap hajar Aswad. Jika tidak memungkinkan untuk mengusapnya, maka cukup
dengan memberi isyarat kepadanya dengan tangan, namun tidak mencium tangan yang memberi
isyarat. Ini dilakukan pada setiap putaran thawaf.
Kesepuluh:
Kemudian, memulai thawaf umrah 7 putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar
Aswad pula. Dan disunnahkan berlari-lari kecil pada 3 putaran pertama dan berjalan biasa pada 4
putaran terakhir.
Kesebelas:
Disunnahkan pula mengusap Rukun Yamani pada setiap putaran thawaf. Namun tidak
dianjurkan mencium rukun Yamani. Dan apabila tidak memungkinkan untuk mengusapnya,
maka tidak perlu memberi isyarat dengan tangan.
Keduabelas:
Ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, disunnahkan membaca,
ِيِاْلخرةِحسن ِةًِوقِناِعِذابِالنَار
ْ ربَناِآتناِفيِالدُّ ْنياِحسنةًِوف
“Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” (Ya Rabb
kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah
kami dari siksa neraka). (QS. Al Baqarah: 201)
Ketigabelas:
Tidak ada dzikir atau bacaan tertentu pada waktu thawaf, selain yang disebutkan pada no. 12.
Dan seseorang yang thawaf boleh membaca Al Qur’an atau do’a dan dzikir yang ia suka.
Keempatbelas:
Setelah thawaf, menutup kedua pundaknya, lalu menuju ke makam Ibrahim sambil membaca,
Shalat sunnah thawaf dua raka’at di belakang Maqam Ibrahim, pada rakaat pertama setelah
membaca surat Al Fatihah, membaca surat Al Kaafirun dan pada raka’at kedua setelah membaca
Al Fatihah, membaca surat Al Ikhlas
Keenambelas:
Setelah shalat disunnahkan minum air zam-zam dan menyirami kepada dengannya.
Ketujuhbelas:
Kembali ke Hajar Aswad, bertakbir, lalu mengusap dan menciumnya jika hal itu memungkinkan
atau mengusapnya atau memberi isyarat kepadanya.
SA’I UMRAH
Kedelapanbelas:
Kemudian, menuju ke Bukit Shafa untuk melaksanakan sa’i umrah dan jika telah mendekati
Shafa, membaca,
Lalu mengucapan,
َ نبْدأُِبماِبدأ
ِِّللاُِبه
Kesembilanbelas:
Menaiki bukit Shafa, lalu menghadap ke arah Ka’bah hingga melihatnya—jika hal itu
memungkinkan—, kemudian membaca:
َ ََّلِإلهِإَّل
ِ ُِّللاُِوحْ دهُِأ ْنجزِوعْدهُِونصرِعبْدهُِوهزمِاۡلِحْ زِابِوحِْد ِه
Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata. Dialah yang telah
melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan
sendirian.”
Keduapuluh:
Bacaan ini diulang tiga kali dan berdoa di antara pengulangan-pengulangan itu dengan do’a apa
saja yang dikehendaki.
Keduapuluhsatu:
Keduapuluhdua:
Disunnahkan berlari-lari kecil dengan cepat dan sungguh-sungguh di antara dua tanda lampu
hijau yang beada di Mas’a (tempat sa’i) bagi laki-laki, lalu berjalan biasa menuju Marwah dan
menaikinya.
Keduapuluhtiga:
Setibanya di Marwah, kerjakanlah apa-apa yang dikerjakan di Shafa, yaitu menghadap kiblat,
bertakbir, membaca dzikir pada no. 19 dan berdo’a dengan do’a apa saja yang dikehendaki,
perjalanan (dari Shafa ke Marwah) dihitung satu putaran.
Keduapuluhempat:
Kemudian turunlah, lalu menuju ke Shafa dengan berjalan di tempat yang ditentukan untuk
berjalan dan berlari bagi laki-laki di tempat yang ditentukan untuk berlari, lalu naik ke Shafa dan
lakukan seperti semula, dengan demikian terhitung dua putaran.
Keduapuluhlima:
Keduapuluhenam:
Ketika sa’i, tidak ada dzikir-dzikir tertentu, maka boleh berdzikir, berdo’a, atau membaca
bacaan-bacaan yang dikehendaki.
Keduapuluhtujuh:
18
Jika membaca do’a ini:
“Allahummaghfirli warham wa antal a’azzul akrom” (Ya Rabbku, ampuni dan rahmatilah aku.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa dan Maha Pemurah), tidaklah mengapa karena
telah diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud dan ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma
bahwasanya mereka membacanya ketika sa’i.
Keduapuluhdelapan:
Setelah sa’i, maka bertahallul dengan memendekkan seluruh rambut kepala atau mencukur
gundul, dan yang mencukur gundul itulah yang lebih afdhal. Adapun bagi wanita, cukup dengan
memotong rambutnya sepanjang satu ruas jari.
Keduapuluhsembilan:
Setelah memotong atau mencukur rambut, maka berakhirlah ibadah umrah dan Anda telah
dibolehkan untuk mengerjakan hal-hal yang tadinya dilarang ketika dalam keadaan ihram.
Haji Tamattu’ adalah melaksanakan Umrah dulu, kemudian baru melaksanakan Haji. Bagi
jamaah Haji Indonesia gelombang pertama menuju ke Madinah dulu untuk melaksanakan ziarah
dan Sholat arba’in. Setelah itu baru ke Makkah untuk melaksanakan Umrah lalu Haji. Adapun
gelombang II, Jamaah langsung menuju Makkah Al – Mukaromah. Baru setelah selesai Haji
dan Umrah kemudian, melaksanakan ziarah dan Shalat Arba’in di Madinah.
I. Kegiatan di Miqat
1. Ihram Umrah
Naik bis bersama rombongan masing – masing, berangkat menuju Makkah dengan
memperbanyak bacaan talbiyah, yang setiap 3 kali ditambah dengan Sholawat dan do’a.
1. Sampai di Makkah
2. Thawaf Umrah
1. Memulai Thawaf di garis coklat sambil melambaikan tangan ke arah Hajar Aswad dan
kemudian mengecup telapak tangan (dilakukan setiap awal putaran) dengan membaca
do’a.
2. Melakukan Thawaf sebanyak 7 kali putaran, diawali dan diakhiri di garis coklat, langkah
awal selalu kaki kanan.
3. Membaca do’a – do’a ma’tsur pada tempat – tempat tertentu antara lain :
1. Ketika di depan pintu Ka’bah.
2. Ketika melintas Maqom Ibrahim
3. Ketika lari – lari kecil pada 3 putaran pertama.
4. Ketika melintasi Rukun Iroqi, talang emas (mizab) dan Rukun Syami.
5. Ketika melintas sudut / rukun yang yamani, isyarat dengan melambaikan tangan
tanpa dikecup.
6. Ketika melintas antara sudut / rukun Yamani sampai Hajar Aswad.
7. Membaca do’a apa saja yang di kehendaki atau membaca Tasbih.
8. Setelah selesai Thawaf 7 kali putaran, menuju ke Multazam ( kalau bisa ) untuk
berdo’a, dengan do’a apa saja, untuk kebaikan di dunia dan Akhirat, bagi diri
sendiri, keluarga serta orang lain.
9. Shalat sunnah Thawaf 2 rokaat di belakang Maqam Ibrahim, kemudian berdo’a
dengan do’a – do’a yang dikehendaki.
10. Kemudian Shalat di dalam HIJR ISMAIL ( kalau bisa ), shalat sunnah mutlak
dan berdo’a.
20
11. Menuju sumur Zam – zam, meminum air Zam – zam dengan menghadap kiblat
sambil berdo’a.
Setelah semua rangkaian kegiatan Thawaf tersebut dilaksanakan, kemudian menuju mas’a
(tempat Sa’i) untuk melakukan Sa’i.
– Perjalanan dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali perjalanan dan dari Marwah keShafa juga
dihitung satu kali.
Menuju BukitShafa.
Di bukitShafa menghadap Ka’bah sambil berdo’a untuk memulai sa’i.
Kemudian turun menuju Marwah sambil berdo’a yang dikehendaki
Ketika melintas antara pilar hijau, baik ketika menuju Marwah ataupunShafa
disunnahkan berlari – lari kecil bagi laki – laki sambil berdo’a.
Setelah mendekati Marwah ataupunShafa membaca do’a
Setelah selesai Sa’i 7 perjalanan dan masih berada di atas bukit Marwah, membaca do’a
yang dikehendaki dengan menghadap Ka’bah.
4. Tahallul
Setelah selesai membaca do’a-do’a Sa’i kemudian melakukan Tahallul dengan memotong
minimal tiga ( 3 ) helai rambut. Dengan Tahallul ini maka rangkaian Ibadah Umrah sudah
selesai.
Perlu diketahui bahwa Umrah wajib atau Umrah sunnah kegiatan dan urutannya sama, namun
Jamaah Haji Indonesia yang sedang berada di Tanah suci Makkah ketika akan melaksanakan
Ihram Umrah Miqatnya ada beberapa tempat yaitu: Ji’ronah, Tan’im dan Hudaibiyah.
Sambil menunggu mulainya pelaksanaan Haji tanggal 9 Dzul Hijjah (Wuquf di Arafah), maka
waktu tersebut dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan Ibadah – ibadah sunnah terutama ibadah
yang tidak bisa dilakukan di Indonesia, antara lain :
1. Umrah Sunnah
2. Thawaf Sunnah
3. Jamaah Shalat Maktubah (Shalat Wajib) di Masjidil Haram
4. I’tikaf, Shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, berdzikir dan berdo’a di Masjidil Haram
21
5. Menjaga diri dari perkara yang melanggar agama dan etika.
6. Di samping hal – hal tersebut diatas jangan lupa menjaga kesehatan badan.
1. Mempersipakan diri dan bawaan (pakaian & alat ibadah) yang akan diperlukan selama
berada di Arafah, Muzdalifah dan Mina yaitu pada tanggal 9,10,11,12 dan atau 13 Dzul
Hijjah.
2. Selanjutnya:
1. Bersuci (mandi dan wudlu)
2. Berpakaian Ihram
3. Shalat sunnah Ihram 2 rakaat yang setelah bacaan surat Al-fatihah reka’at pertama
membaca Surat Al – Kafirun dan reka’at kedua, setelah membaca Surat Al –
Fatihah membaca surat Al – Ikhlas.
4. Membaca do’a Ihram
5. Melafadzkan niat Haji dengan lisan
6. Membaca Talbiyah, Sholawat dan Do’a
7. Berangkat ke Arafah dengan selalu membaca Talbiyah, dan setiap 3 kali ditambah
Sholawat dan do’a
Pada malam tanggal 9 Dzul Hijjah sampai tiba waktu Wukuf, dapat dipergunakan untuk
melakukan ibadah – ibadah sunnah, antara lain :
Pelaksanaan Wukuf.
Setelah matahari condong ke arah barat maka waktu wukuf telah tiba, kemudian bersama – sama
masuk tenda besar untuk melaksanakan Shalat dhuhur secara berjamaah.
1. Mendengarkan Khutbah.
2. Mengikuti Dzikir secara bersama – sama (bila diadakan) seperti dalam buku panduan
3. Membaca Al-Qur’an seperti surat Al-Ikhlas sebanyak banyaknya dan sebagainya.
4. Memperbanyak berdo’a untuk diri sendiri, kedua orang tua, anak cucu, Guru – guru serta
untuk kaum muslimin dan muslimat.
22
5. Wukuf dilakukan hingga matahari terbenam
V. Tahallul
1. Thawaf Ifadah ini dapat dilaksanakan segera pada tanggal 10 Dzul Hijjah atau dalam hari
– hari tasyrik (11,12,13 Dzul Hijjah ) atau sesudah tanggal tersebut
2. Setelah melaksanakan Thawaf Ifadloh dan Sa’i maka berarti sudah berTahallul Tsani,
maka larangan nikah menikahkan dan menggauli isteri sudah tidak ada.
1. Bagi yang Nafar awal wajib Mabit di Mina pada malam tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah
2. Bagi yang Nafar tsani wajib Mabit di Mina pada malam 11, 12, dan 13 Dzul Hijjah
23
3. Jamaah Haji yang pada waktu Maghrib tanggal 13 Dzul Hijjah masih berada di kawasan
Mina, harus Nafar Tsani yaitu (harus Mabit pada malam itu dan melempar tiga Jumrah
pada esok harinya )
4. Bagi Jamaah Haji yang masih belum akan segera pulang ke tanah air sebaiknya
melakukan Nafar Tsani
Catatan : Harotul Lisan, tempat perkemahan jamaah Haji Indonesia masih khilaf hukumnya
(sebagai Mina Jadid atau Bukan). Oleh sebab itu agar terhindar dari bayar dam bisa dilakukan
antara lain :
1. Setiap malam keluar menuju kawasan Mina yang Asli untuk melaksanakan Mabit
2. Mengikuti salah satu pendapat ( qoul ) Syafiiyah yang mengatakan bahwa Mabit di Mina
hukumnya sunnah
3. Atau pindah Madzhab Hanafi yang mengatakan bahwa mabit di Mina hukumnya sunnah
6. Setelah melempar Jumrah Ula dan Wustho disunnahkan membaca do’a. Kemudian do’a
tersebut juga dibaca setelah sampai di rumah / kemah
7. Bagi yang ingin Nafar Awal harus segera meninggalkan kawasan Mina sebelum matahari
terbenam. Sedang yang menginginkan Nafar Tsani melempar 3 jumrah sampai dengan
tanggal 13 Dzul Hijjah
Thawaf Ifadloh
Bagi jamaah Haji yang belum melaksanakan thawaf Ifadloh pada tanggal 10 Dzulhijjah,
sesampainya di Makkah segera melaksanakan Thawaf Ifadloh. Cara Thawaf Ifadloh sama seperti
Thawaf Umrah atau seperti Thawaf yang lain.
Thawaf Wada’
24
Bagi Jamaah Haji baik gelombang I ataupun gelombang II yang akan meninggalkan Makkah,
baik untuk pulang ke Indonesia atau untuk Ziarah ke Madinah, wajib melaksanakan Thawaf
Wada’ (Thawaf pamitan). Caranya juga sama seperti thawaf Ifadloh ataupun Thawaf Umrah.
Setelah selesai berdo’a dan akan keluar dari Masjidil Haram, maka ketika sampai di pintu keluar
sebaiknya berpaling menghadap ke ka’bah lalu membaca do’a.
Sedangkan bagi Jamaah Haji perempuan yang sedang Udzur ( haid, dsb.) cukup berdiri di depan
pintu lalu membaca Do’a tersebut.
Dengan berakhirnya Thawaf Wada’ tersebut maka selesailah sudah rangkaian ibadah Haji
Tamattu’.