Anda di halaman 1dari 26

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TEKNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR, PERAWATAN PAYUDARA PADA


IBU NIFAS DAN SADARI

SILOAM HOSPITALS SEMARANG

Disusun oleh:

Pramudani Dwi Mukti (1700003447)

Yessica Dian Ratnasari (1131100100)

SEMARANG

2018
SAP
(Satuan Acara Penyuluhan)

Pokok Bahasan : Teknik menyusui yang baik dan benar, perawatan payudara pada ibu
nifas dan SADARI (Periksa payudara sendiri)

Sasaran : Bidan dan Perawat

Hari/ Tanggal : Kamis, 8 Februari 2018

Waktu Pertemuan : 10.00 – 11.30

Tempat : Ruang HD Siloam Hospitals Semarang

Penyaji : Yessica dan Pramudani

Jumlah Peserta : 25 orang

A. Latar Belakang
Menyusui adalah suatu proses alamiah, walaupun demikian dalam lingkungan
kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah sehingga
perlu pengetahuan dan latihan yang tepat. Fakta menunjukkan terdapat 40% wanita yang
tidak menyusui bayinya karena banyak yang mengalami nyeri dan pembengkakan
payudara. Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia tahun 2013 hanya mencapai
30,2%, masih jauh dari target nasional sebesar 80%. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di negara berkembang menunjukkan bahwa bayi yang tidak diberi Air Susu Ibu
akan memiliki resiko 6-10 kali lebih tinggi meninggal pada beberapa bulan pertama
kehidupan. Hal ini akan berdampak meningkatnya Angka Kematian Bayi (AKB).
Pada masa nifas perawatan payudara merupakan suatu tindakan yang sangat
penting untuk merawat payudara terutama untuk memperlancarkan pengeluaran ASI.
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui. Hal
ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang merupakan makanan
pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin. Dimana tujuan
perawatan payudara setelah melahirkan, salah satunya untuk meningkatkan produksi ASI
dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan. (Saryono dan
Pramitasari, 2008).
Perawatan payudara pada Periksa Payudara Sendiri (SADARI) merupakan
;angkah awal deteksi dini yang sangat penting dilakukan untuk mengetahui secara dini
adanya tumor atau benjolan pada payudara. Amerucan Cancer Society
merekomendasikan cara sederhana untuk mendeteksi dini kanker payudara dengan
melakukan SADARI, mammografi dan Clinical Breast Examination. Bahkan dari ketiga
cara deteksi dini kanker payudara tersebut, SADARI merupakan cara yang paling
mudah, murah, dab dapat dilakukan oleh wanita di rumah masing-masing.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan peserta mengerti tentang cara menyusui yang baik dan
benar, perawatan payudara pada ibu nifas dan sadari
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang:
a. Teknik menyususi yang benar
1) Pengertian teknik menyusui yang benar
2) Posisi dan perlekatan menyusui yang benar
3) Tanda Bayi menyusui dengan benar
4) Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
5) Langkah-langkah menyusui yang benar
6) Cara pengamatan teknik menyusui yang benar
7) Lama dan frekuensi menyusui
8) Tanda bayi mendapatkan ASI dalam jumlah cukup
b. Perawatan payudara pada masa nifas
1) pengertian perawatan payudara
2) Manfaat dan tujuan perawatan payudara
3) Akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara
4) Waktu pel\aksanaan perawatan payudara
5) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan payudara
6) Langkah-langkah perawatan payudara
7) Perawatan payudara
8) Perawatan payudara dengan masalah
c. SADARI
1) Pengertian Kanker Payudara
2) Gejala-gejala Kanker payudara
3) Faktor resiko Kanker Payudara
4) Pengertian SADARI
5) Tujuan SADARI
6) Manfaat SADARI
7) Aturan SADARI
8) Prosedur/Teknik SADARI

C. Garis Besar Materi


1. Teknik menyususi yang benar
a. Pengertian teknik menyusui yang benar
b. Posisi dan perlekatan menyusui yang benar
c. Tanda Bayi menyusu dengan benar
d. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
e. Langkah-langkah menyusui yang benar
f. Cara pengamatan teknik menyusui yang benar
g. Lama dan frekuensi menyusui
h. Tanda bayi mendapatkan ASI dalam jumlah cukup
2. Perawatan payudara pada masa nifas
a. pengertian perawatan payudara
b. Manfaat dan tujuan perawatan payudara
c. Akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara
d. Waktu pelaksanaan perawatan payudara
e. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan payudara
f. Langkah-langkah perawatan payudara
g. Perawatan payudara
h. Perawatan payudara dengan masalah
3. SADARI
a. Pengertian Kanker Payudara
b. Gejala-gejala Kanker payudara
c. Faktor resiko Kanker Payudara
d. Pengertian SADARI
e. Tujuan SADARI
f. Manfaat SADARI
g. Aturan SADARI
h. Prosedur/Teknik SADARI

D. Metode
Presentasi dan Tanya jawab

E. Media
LCD Proyektor

F. Proses Kegiatan
No Tahap / waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
1. Pembukaan: 3 a. Memberi salam pembuka a. Menjawab salam
menit b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Menjelaskan pokok c. Memperhatikan
bahasan dam
tujuan penyuluhan
2. Pre Test Menjawab soal pre test yang Memperhatikan dan
sudah disediakan menjawab soal
3. Pelaksanaan : a. Teknik menyusui yang benar: a. Memperhatikan
45 menit 1) Menjelaskan pengertian
teknik menyusui yang benar
2) Menjelaskan posisi dan
perlekatan menyusui yang
benar
3) Menjelaskan persiapan
memperlancar pengeluaran
ASI
4) Menjelaskan langkah-
langkah menyusui yang
benar
5) Menjelaskan cara
pengamatan teknik
menyusui yang benar.
6) Menjelaskan lama dan
frekuensi menyusui
7) Menjelaskan Upaya
memperbanyak ASI
8) Menjelaskan tanda bayu
mendapatkan ASI dalam
jumlah cukup
b. Perawatan Payudara pada b. Memperhatikan
Masa Nifas :
1) Menjelaskan pengertian
perawatan payudara
2) Menjelaskan Manfaat dan
tujuan perawatan payudara
3) Menjelaskan Akibat jika
tidak dilakukan perawatan
payudara
4) Menjelaskan Waktu
pelaksanaan perawatan
payudara
5) Menjelaskan Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam
melakukan perawatan
payudara
6) Menjelaskan Langkah-
langkah perawatan payudara
7) Menjelaskan Perawatan
payudara
8) Menjelaskan Perawatan
payudara dengan masalah
c. SADARI c. Memperhatikan
1) Menjelaskan Pengertian
Kanker Payudara
2) Menjelaskan Gejala-gejala
Kanker payudara
3) Menjelaskan Faktor resiko
Kanker Payudara
4) Menjelaskan Pengertian
SADARI
5) Menjelaskan Tujuan
SADARI
6) Menjelaskan Manfaat
SADARI
7) Menjelaskan SADARI
8) Menjelaskan
Prosedur/Teknik SADARI
4. Evaluasi : Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan
5 menit tentang materi yang telah
diberikan.
5. Post Test Menjawab soal post test yang Memperhatikan dan
sudah disediakan menjawab soal
4. Terminasi : a. Mengucapkan terimakasih a. Mendengarkan
2 menit atas peran serta dan peserta
b. Mengucapkan salam penutup b. Menjawab salam

G. Setting Tempat dan Fasilitator


1. Setting Tempat :
LCD

PESERTA

PESERTA

PESERTA

PESERTA

2. Fasilitator
Tim training Siloam Hspitals Semarang
H. Evaluasi
3. Pelaksanaan
a. Tanggal : 8 Maret 2018
b. Waktu : 09.00
c. Durasi : 60 menit
d. Tempat : Ruang HD Siloam Semarang
e. Jumlah peserta: 24 orang
f. Respon terhadap penyuluhan
1) Jumlah peserta yang aktif : 24
2) Jumlah pertanyaan yang diajukan : 7
3) Macam-macam pertanyaan yang diakukan :
a. Berapa lama waktu Penyimpanan ASI ?
1) Dalam ruangan : 8 jam
2) Kulkas : 4 jam
3) Freezer pada lemari es 1 pintu : 2 minggu
4) Freezer pada lemas es 2 pintu : 4 bulan
b. Bagaimana penatalaksaan jika ASI tidak bisa keluar ?
Anjurkan ib untuk terus menyusui, semakin bayi menyusu maka akan
semakin banyak hormone oksitosin dan hormone prolakatin
c. Jika salah satu payudara bermasalah apakah bisa menyusu bayi pada
payudara sebelahnya ?
Bisa , selagi payudara yang sebelahnya masih mengeluarkan ASI yang
normal / tidak mengeluarkan cairan nanah
d. Apakah hormon yang berperan dalam menyusui, sehingga bisa dijadikan
KB Alami ?
Karena dengan memberikan ASI secara eklusif dapat menurunkan horman
estrogen dikarenakan ada peninkatan hormone oksitosin dan hormone
prolaktin sehingga dapat menekan masa ovulasi.
e. Perbedaan creedle hold dengan cross creedle hold ?
Creedle hold kepala bayi berada paa siku iu dan cross creedle hold kepala
bayi dipegang dengan telapak tangan ibu, sehingga lebih mudah
mengarahkan bayi untuk menyusu
f. Bagaimana breast care untuk payudara yan terdapat implant ?
Sama denan breast care yang pada umumnya
MATERI PENYULUHAN

Teknik Menyusui yang Baik dan Benar

A. Pengertian Teknik Menyusui yang benar


Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hegar, 2010)
Teknik menyusui yang benar adalah kegiatan yang menyenangkan bagi ibu
sekaligus memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak dengan cara yang benar
(Yuliarti, 2010).
Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi ibu senyaman
mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali.
Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam
sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar
bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari
(Saryono, 2009)
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu dan memperkuat
refleks menghisap bayi. Jadi, Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI
kepada bayi dengan posisi ibu yang benar, sehingga memudahkan bayi untuk menyusu.

B. Posisi Menyusui
Menurut Saryono dan Pramitasari (2008) posisi menyusui terdiri dari :
1. Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini membolehkan
perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu.
Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta
lengan bayi perlu berada di bagian sisinya (Saryono ,2008;).
2. Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara yang
besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui anak
kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan
bantal untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008; h; 35).
3. Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar ini
mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong
kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h. 35).

C. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI


Menurut Dewi dan Tri (2011) persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan
dengan jalan :
1. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak , sehingga epital yang lepas tidak
menumpuk.
2. Putting susu di tarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan
bayi.
3. Bila putting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.
D. Langkah-langkah menyusui yang benar
Menurut Dewi dan Tri (2011). Langkah-langkah menyusui yang benar adalah sebagai
berikut:
1. Cuci tangan sebelum menyusui
2. Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang
rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran
kursi).
3. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan sekitar
areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga
kelembaban puting susu).
4. Meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi berada pada lengan bawah ibu
5. Menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi di belakang
badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi menghadap payudara
6. Memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
7. Memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah serta
jangan menekan puting susu dan areolanya

8. Rangsang untuk membuka mulut bayi dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu
atau menyentuh sudut mulut bayi
Cara yang benar

Cara yang salah


9. Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat kepala bayi
ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian besar areola ke mulut
bayi)
10. Setelah bayi mulai menghisap, tangan tidak memegang atau menyangga payudara lagi
11. Perhatikan bayi selama menyusui
12. Cara melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui
sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.
13. Setelah selesai menyusui, oleskan sedikit ASI pada puting susu dan areola. Biarkan
kering dengan sendirinya

cara menyusui yang benar


14. Sendawakan bayi dengan cara :
Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk
perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15
menit) ATAU Bayi ditengkurapkan dipangkuan
Cara menyendawakan bayi

E. Lama dan Frekuensi Menyusui


Tindakan menyusui bayi dilakukan disetiap bayi membutuhkan karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan
karena penyebab lain (BAK, kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu
sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada
awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal dan
sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja
dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam
hari akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan ukuran kedua payudara, maka sebaiknya setiap kali
menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui
sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui,
dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu
menggunakan kutang (bra) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat. (Dewi
dan Tri, 2011).

F. Upaya memperbanyak ASI


1. Untuk Bayi
a. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama menyusui antra 10-15
menit disetiap payudara
b. Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah
c. Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan mendengarkan suara
menelan yang aktif.
d. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali menyusui.
2. Untuk Ibu
a. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
b. Makan makanan yang bergizi
c. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi
setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
d. Susukan bayinya sesering mungkin (Anggraini, 2010)

G. Tanda bayi mendapatkan ASI dalam jumlah cukup


1. Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
2. Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-200 gr setiap
minggu).
3. Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
4. Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan buang air
besar berwarna kuning 2 kali sehari
5. Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan dan
dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya.(Dewi dan Tri, 2011).
Perawatan Payudara (Breast Care) Pada Masa Nifas

A. Pengertian
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang dilakukan pada
ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya
saluran payudara sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara
dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari.
(Saleha, 2009)
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk
memeliharan kesehatan payudara waktu hamil dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada
waktu post partum (Saryono, 2009).
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada payudara ibu setelah
melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan saat merawat payudara
agar ASI keluar dengan lancar (Suririnah,2007).
Jadi perawatan payudara masa nifas adalah kegiatan yang dilakukan oleh ibu pasca
melahirkan sebagai upaya untuk memelihara kesehatan payudara dan membantu memperlancar
produksi ASI.

B. Manfaat dan tujuan perawatan payudara


Perawatan payudara hendaknya dilakukan sedini mungkin selama kehamilan dalam upaya
mempersiapkan bentuk dan fungsi payudara sebelum terjadi laktasi.Jika persiapan kurang dapat
terjadi gangguan penghisapan pada bayi akibat ukuran puting yang kecil atau mendelep. Akibat
lain bisa terjadi produksi Asi akan terlambat serta kondisi kebersihan payudara ibu tidak terjamin
sehingga dapat membahayakan kesehatan bayi. Dipihak ibu, akibat perawatan yang kurang pada
saat persalinan ibu belum siap menyusui sehingga jika bayi disusukan ibu akan merasakan geli
atau perih pada payudaranya.
Tujuan perawatan payudara adalah
1. Memelihara kebersihan payudara
2. Melenturkan dan menguatkan puting susu
3. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan bayi
4. Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan
cepat berubah sehingga kurang menarik.
5. Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet sewaktu dihisap oleh
bayi.
6. Melancarkan aliran ASI
7. Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan sehingga siap untuk
disusukan kepada bayinya (Saryono, 2009).

C. Akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara


Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan perawatan payudara sedini
mungkin. Dampak tersebut meliputi :
1. Puting susu mendelep
2. Anak susah menyusui
3. ASI lama keluar
4. Produksi ASI terbatas
5. Pembengkakan pada payudara
6. Payudara meradang
7. Payudara kotor
8. Ibu belum siap menyusui
9. Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet. (Saleha, 2009)

D. Waktu Pelaksanaan
1. Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah melahirkan
2. Dilakukan minimal 2x dalam sehari (Saleha, 2009)

E. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Perawatan Payudara


1. Potong kuku tangan sependek mungkin,serta kikir agar halus dan tidak melukai payudara.
2. Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan.
3. Lakukan pada suasana santai,misalnya pada waktu mandi sore atau sebelum berangkat tidur.
(Saryono, 2009).
F. Langkah-langkah perawatan payudara
1. Persiapan alat untuk perawatan payudara
a. Handuk 2 buah
b. Washlap 2 buah
c. Waskom berisi air dingin 1 buah
d. Waskom berisi air hangat 1 buah
e. Minyak kelapa/baby oil
f. Waskom kecil 1 buah berisi kapas/kasa secukupnya
g. Baki, alas dan penutup
2. Pelaksanaan
a. Memberikan prosedur yang akan dilaksanakan
b. Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman
c. Mengatur posisi klien dan alat-alat peraga supaya mudah dijangkau
d. Cuci tangan sebelum dilaksanakan perawatan payudara
e. Pasang handuk di pinggang klien satu dan yang satu dipundak(Saryono, 2009).

I. Teknik Perawatan Payudara


1. Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil selama ± 5 menit,
kemudian puting susu dibersihkan
2. Tempelkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara.
a. Pengurutan dimulai kearah atas, kesamping, lalu kearah bawah.Dalam pengurutan posisi
tangan kiri kearah sisi kiri, telapak tangan kanan kearah sisi kanan.
b. Pengurutan diteruskan kebawah,kesamping selanjutnya melintang, lalu telapak tangan
mengurut kedepan kemudian kedua tangan dilepaskan dari payudara,ulangi gerakan 20-
30 kali
c. Gerakan-gerakan pada perawatan payudara
1) Gerakan Pertama
Kedua tangan disimpan di bagian tengah atau antara payudara, gerakan tangan ke
arah atas pusat ke samping, ke bawah kemudian payudara diangkat sedikit dan
dilepaskan, lakukan 20-30 kali.
2) Gerakan Kedua
Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang lain mengurut payudara
dengan pinggir tangan dari arah pangkal ke puting susu, dilakukan 20-30 kali
dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
3) Gerakan Ketiga
Satu tangan menahan payudara di bagian bawah, tangan yang lain mengurut dengan
bahu, jari tangan mengepal, lakukan pengurutan dari arah pangkal ke puting susu, 20-
30 kali dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
d. Selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin bergantian selama
±5 menit, keringkan payudara dengan handuk bersih kemudian gunakan BH yang bersih
dan menopang.
e. Bersihkan payudara terutama bekas minyak
f. Pakailah BH yang terbuka bagian depannya (untuk Ibu menyusui) dan yang menyangga
buah dada atau langsung susui bayi (Bobak, 20008)

H. Perawatan Payudara Dengan Masalah


1. Cara Mengatasi Bila Putting Tenggelam
Lakukan gerakan menggunakan kedua ibu jari dengan menekan kedua sisi puting dan setelah
puting tampak menonjol keluar lakukan tarikan pada puting menggunakan ibu jari dan
telunjuk lalu lanjutkan dengan gerakan memutar puting ke satu arah.Ulangi sampai beberapa
kali dan dilakukan secara rutin.
2. Jika Asi Belum Keluar
Walaupun asi belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah segera menyusui sejak bayi
baru lahir, yakni dengan inisiasi menyusui dini, Dengan teratur menyusui bayi maka hisapan
bayi pada saat menyusu ke ibu akan merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin
yang akan membantu kelancaran ASI. Jadi biarkan bayi terus menghisap maka akan keluar
ASI. Jangan berpikir sebaliknya yakni menunggu ASI keluar baru menyusui.
3. Penanganan puting susu lecet
Bagi ibu yang mengalami lecet pada puting susu, ibu bisa mengistirahatkan 24 jam pada
payudara yang lecet dan memerah ASI secara manual dan di tampung pada botol steril lalu di
suapkan menggunakan sendok kecil .Olesi dengan krim untuk payudara yang lecet. Bila ada
madu, cukup di olesi madu pada puting yang lecet.
4. Penanganan pada payudara yang terasa keras sekali dan nyeri, asi menetes pelan dan badan
terasa demam
Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan keras, juga sedikit
nyeri.Justru ini pertanda baik. Berarti kelenjar air susu ibu mulai berproduksi. Tak jarang
diikuti pembesaran kelenjar di ketiak, jangan cemas ini bukan penyakit dan masih dalam
batas wajar.Dengan adanya reaksi alamiah tubuh seorang ibu dalam masa menyusui untuk
meningkatkan produksi ASI, maka tubuh memerlukan cairan lebih banyak.Inilah pentingnya
minum air putih 8 sampai dengan 10 gelas sehari. (Mellyna, 2009)
“SADARI”
PEMERIKSA PAYUDARA SENDIRI
CEGAH KANKER PAYUDARA SECARA DINI SELAMATKAN JIWA

A. Pengertian Kanker Payudara


Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan
jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara.
Di Indonesia problem kanker payudara menjadi lebih besar lagi karena lebih dari 70%
penderita datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut, maka dari itu permasalahan
mengenai kanker payudara memang membutuhkan perhatian khusus (Nugroho, 2010)

B. Gejala-gejala Kanker payudara


Menurut Saryono (2009) gejala-gejala kanker payudara adalah sebagai berikut:
1. Payudara asimetris
2. Perubahan bentuk dan besarnya payudara
3. Adanya benjolan di payudara
4. Nyeri pada payudara
5. Kulit pada payudara menebal
6. Kulit puting susu dan aerolla melekuk ke dalam atau berkerut
7. Adanya luka atau borok yang tidak sembuh
8. Keluar cairan yang tidak normal dari putting susu, cairan dapat berupa nanah, darah, cairan
encer atau keluar air susu pada wanita yang tidak hamil dan menyusui

C. Faktor resiko Kanker Payudara


1. Faktor dari dalam:
a. Wanita usia di atas 30 tahun
b. Wanita yang tidak menikah
c. Wanita yang menikah tapi tidak mempunyai anak
d. Tidak pernah menyusui anak
e. Mengalami trauma yang berulang kali pada payudara
f. Mempunyai riwayat keluarga yang menderita penyakit kanker
g. Menstruasi pada usia yang sangat muda
h. Menopause terlambat
2. Faktor dari luar:
a. Pola makan tidak baik dimana terlalu banyak mengkonsumsi lemak
b. Paparan sinar radio aktif
c. Terpapar polusi
d. Mengkonsumsi alcohol
e. Merokok (Nugroho, 2010)
.
D. Pengertian SADARI
Menurut Nugroho (2010) Periksa payudara sendiri atau yang biasa disingkat SADARI,
adalah usaha atau cara pemeriksaan payudara yang secara teratur dan sistematik dilakukan oleh
wanita itu sendiri yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari program screening atau deteksi
dini.

E. Tujuan SADARI
Dapat mendeteksi ketidaknormalan atau perubahan yang terjadi pada payudara.

F. Manfaat SADARI
Manfaat yang bisa diambil setelah melakukan SADARI wanita semakin waspada dan
mampu mendeteksi secara dini adanya kelainan pada payudaranya. Sehingga ketika didapatkan
kelainan pada payudaranya, pemeriksaan bisa segera dilakukan, pengobatan yang dibutuhkan
bisa segera diberikan, dan tingkat kesembuhan bisa lebih cepat dicapai (Romauli, 2011)

G. Aturan SADARI
Menurut Nugroho (2010) Semua wanita di atas usia 20 tahun sebaiknya melakukan sadari
setiap bulan dan segera periksakan diri ke dokter bila ditemukan benjolan. Pemeriksaan sadari
sangat penting dianjurkan kepada masyarakat karena hampir 86% benjolan di payudara
ditemukan oleh penderita sendiri.
1. SADARI dilakukan setiap bulan secara teratur pada hari pertama setelah haid, saat payudara
mengendor, sehingga jika ada benjolan-benjolan dapat diraba dengan mudah.
2. Jika wanita sudah tidak lagi mendapat haid, sebaiknya menentukan satu hari tertentu untuk
pemeriksaan, misalnya setiap tanggal satu setiap bulan.
3. SADARI juga harus dilakukan pada wanita hamil dan wanita yang telah mengalami
rekonstruksi payudara.
4. Ketika melakukan SADARI, fokus perhatian adalah ukuran, bentuk, kontur, warna payudara
dan putting, serta deteksi adanya benjolan, retraksi kulit, warna, dan cairan abnormal pada
payudara.

H. Prosedur/Teknik SADARI
1. Posisi Berdiri
a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dengan metode tujuh langkah
b. Tanggalkan seluruh pakaian bagian atas
c. Atur posisi dan berdiri di depan cermin dengan dada terbuka bahu tegak dengan kedua
tangan tergantung lepas. Perhatikan dengan teliti kedua payudara bagian kanan dan kiri
simetris, apakah bentuknya membesar atau mengeras, apakah arah putingnya lurus ke
depan atau berubah arah, apakah putingnya tertarik ke dalam, apakah kulit putingnya ada
yang lecet, apakah kulitnya nampak kemerahan/kebiruan/kehitaman, apakah permukaan
kulitnya tampak adanya kerutan atau cekungan, apakah kulitnya menebal seperti kulit
jeruk. Jika ditemukan hal-hal di atas, berarti itu tanda abnormal.
d. Angkat kedua lengan lurus ke atas, dan perhatikan apakah ada tarikan pada kulit atau
tidak Lihat payudara dari berbagai sudut.
e. Setelah selesai, ulangi pengamatan dengan meletakkan kedua tangan di depan perut.
f. Perhatikan ada tidaknya perubahan seperti benjolan yang lebih jelas pada payudara.
g. Kemudian letakkan tangan di pinggang, dada dibusungkan, kedua siku ditarik ke
belakang, lakukan pengamatan ulang.
h. Pijat daerah payudara dengan perlahan dimulai dari sisi di dekat ketiak menuju
puting.Perhatikan apakah ada benjolan abnormal atau tidak.
i. Dengan menggunakan kedua tangan (jari telunjuk dan ibu jari), secara lembut pijat
payudara dari tepi hingga ke puting untuk mengetahui apakah ada cairan yang keluar dari
putting susu (seharusnya tidak ada kecuali pada ibu menyusui), jika ada cairan yang
keluar seperti cairan kuning atau darah, berarti abnormal.
2. Posisi Berbaring
a. Berbaring di tempat tidur untuk memeriksa payudara satu demi satu. Untuk memeriksa
payudara kiri, letakkan sebuah bantal tipis di bawah bahu kiri sedang lengan kiri
direntangkan ke atas di samping kepala atau diletakkan di bawah kepala. Periksa
payudara kiri dengan menggunakan tangan kanan dan kemudian payudara kanan dengan
menggunakan tangan kiri.
b. Periksa dengan menggunakan beberapa jari tangan yang dirapatkan, datar dan bersamaan
dengan sentuhan halus
Gunakan keempat jari tangan kanan yang saling dirapatkan untuk meraba payudara.
1) Rabaan dilakukan dengan gerakna memutar (seperti membuat lingkaran kecil-kecil),
mulai dari tepi payudara hingga ke puting susu.
2) Sesudah itu geser posisi jari sedikit ke sebelahnya dan lakukan lagi gerakan memutar
dari tepi payudara sampai puting susu. Lakukan terus secara berurutan sampai seluruh
bagian payudara diperiksa. Untuk memudahkan gerakan, boleh menggunakan lotion
atau sabun sebagai pelicin.
3) Setelah itu lakukan gerakan memutar dari puting susu, melingkar semakin lebar ke
arah tepi payudara atau secara vertikal ke bawah dan ke atas mulai dari tepi paling
kiri hingga ke tepi paling kanan. Yang penting seluruh area payudara harus tuntas
teraba, tak ada yang terlewatkan
Perlu diperhatikan bahwa masing-masing gerakan memutar harus dilakukan dengan
kekuatan tekanan yang berbeda-beda. Setidaknya dengan tiga macam tekanan.
Pertama-tama dilakukan dengan tekanan ringan untuk meraba adanya benjolan di
dekat permukaan kulit, yang kedua dengan tekanan sedang untuk meraba adanya
benjolan di tengah-tengah jaringan payudara, yang ketiga dengan tekanan yang cukup
kuat untuk merasakan adanya benjolan di dasar payudara, dekat dengan tulang
dada/iga.
c. Setelah selesai dengan payudara kiri, pindahkan posisi bantal dan lengan, lakukan
pemeriksaan pada payudara kanan dengan menggunakan keempat jari tangan kiri.
d. Raba seperempat payudara sebelah luar, letakkan tangan kanan lurus ke bawah dan raba
payudara dengan tangan kiri, lakukan bergantian dan perhatikan dengan teliti ada
tidaknya benjolan.
e. Setelah itu raba ketiak dan area di sekitar payudara untuk mengetahui adanya benjolan
yang diduga suatu anak sebar kanker, setelah selesai, berdiri.
f. Kenakan pakaian kembali
g. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dengan metode tujuh langkah. (Nugroho,
2010)
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini Y, 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihama.


Bobak, dkk. 2008. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC
Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Salemba Medika: Jakarta
Mellyna, H. 2009. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa Swara.
Nugroho, Taufan. 2010. Buku Ajar Ginekologi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nurheti Yuliarti. 2010.Keajaiban ASI – Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan, dan
Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: CV. ANDI.
Romauli, Suryati dan Anna Vida Vindari. 2011. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Saleha, sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Saryono dan pramitasari poischa. 2009. Perawatan Payudara Dilengkapi dengan Deteksi
Dini terhadap Penyakit Payudara. Jogjakarta: mitra cendikia.
Suradi, R dan Hegar. 2010. Indonesia Menyusui. Jakarta: IDAI

Anda mungkin juga menyukai