PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesehatan lanjut usia
2. Tujuan Khusus
-Tersedianya pedoman pelayanan kelompok Lanjut Usia dibidang kesehatan sebagai
acuan bagi petugas kesehatan
- Meningkatnya kemudahan bagi lanjut usia dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan lanjut usia, khususnya aspek penigkatan dan pencegahan tnpa
mengabaikan aspek pengobatan dan pemulihan
C .Sasaran Pedoman
Sasaran pelaksanaan pembinaan kelompok usia lanjut,terbagi dua yaitu :
1. Sasaran langsung :
a. Pra usia lanjut (virilitas / pra senilis) 45-59 tahun
b. Usia lanjut 60-69
c. Usia lanjut risiko tinggi, yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur 60
tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
2. Sasaran tidak langsung :
a. Keluarga di mana usia lanjut berada.
b. Masyarakat di lingkungan usia lanjut.
c. Organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan usia lanjut.
d. Petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjut.
e. Petugas lain yang menangani kelompok usia lanjut.
f. Masyarakat luas.
2. Pelayanan Usila adalah pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut yang dilakukan di
luar puskesmas.
3. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi / pemeriksaan kesehatan yang
terdiri dari usia lanjut.
B. Disitribusi Ketenagaan
Penanggung jawab program Upaya KesehatanUsia Lanjut dan latar belakang
profesinya adalah sebagai berikut:
Kegiatan Petugas Profesi
Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Puskesmas Rijal Mulyadinata Perawat
Amd.Kep
Upaya Kesehatan Usia Lanjut di desa Kalibagor Rini H Amd.Keb Bidan
Sumini Amd.Keb
Upaya Kesehatan Usia Lanjut di desa Kaliori Titi Suwarti Amd.Keb Bidan
Dwi Rahmawati
Amd.Keb
Upaya Kesehatan Usia Lanjut di desa Umami B Amd.Keb Bidan
Karangdadap
Upaya Kesehatan Usia Lanjut di desa Pajerukan Irin S Amd.Keb Bidan
Kusmiyati Amd.Keb
Upaya Kesehatan Usia Lanjut di desa Petir Agustina Amd.Keb Bidan
Upaya Kesehatan Usia Lanjut di desa Kalicupak Sofinatun Amd.Keb Bidan
Lor
Upaya Kesehatan Usia Lanjut di desa Kalicupak Sito Setiasih Amd.Keb Bidan
Kidul
Upaya Kesehatan Usia Lanjut di desa Kalisogra Alifatul Fajaria Amd.Keb Bidan
Upaya Kesehatan Usia Lanjut di desa Suro Asteria riswanti Amd.Keb Bidan
C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para pemegang
program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri bulanan/ lintas sektor
dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di break
down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan sebelum
pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan rencana kegiatan upaya kesehatan dikoordinasikan
oleh Kepala Puskesmas Kalibagor.
A. Denah Ruangan
Pelayanan Usia Lanjut dilakukan di semua desa di wilayah puskesmas
Kalibagor. Bahkan ada yang lebih dari satu tempat di sebuah desa.
B. Standar Fasilitas
Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya kesehatan usia lanjut
Puskesmas Kalibagor memiliki fasilitas penunjang sebagai berikut:
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Sarana- prasarana
Usia lanjut
- Meja, kursi
- Alat tulils
- Buku Register dan Buku Pencatatan kegiatan
- Timbangan
Posyandu Lansia - Microcoice/pengukur tinggi badan
- Stetoskop
- Tensimeter
- KMS lansia
- Leaflet
Penyuluhan - Poster
- Alat peraga penyuluhan
A. Lingkup Kegiatan
1. Menyelenggarakan paket pembinaan bagi kelompok usia lanjut umur 45 – 59 tahun
yang meliputi penyuluhan ( KIE ) dan pelayanan kesehatan ,gizi maupun psiko sosial
agar dapat mempersiapkan diri menghadapi masa tua.Umur 60 – 69 tahun agar dapat
mempertahankan kesehatannya agar tetap produktif . Umur 69 tahun keatas atau Usila
dengan resiko tinggi agar dapat selama mungkin mempertahankan kemandiriannya
2 Menyelenggarakan pembinaan melalui upaya penyuluhan ( KIE ) dalam rangka
meningkatkan pengetahuan ,kemampuan, dan ketrampilan pada keluarga,masyarakat,
termasuk organisasi masyarakat dalam menangani masalah kesehatan Usila.
3. Pembinaan ketenagaan ,berupa peningkatan kemampuan teknis dan managemen bagi
pengelola dan pelaksana termasuk kader kesehatan, kelompok di masyarakat,dan
pelayanan professional lainnya dengan pemenuhan standart pelayanan , menerapkan
kendali mutu,serta prosedur tetap pelayanan,pembinaan dukungan pendanaan program
,pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan melalui pengembangan ilmu,teknologi tepat guna dan penelitian.
4. Peningkatan dukungan politis bagi upaya pembinaan kesehatan usia lanjut dengan
mendayakan peraturan perundang undangan yang mendukung dan menyebarluaskan
informasi ,arahan, dan kerjasama lintas program , lintas sektor,dalam upaya
pembinaan kesehatan usia lanjut.
B. Metode
Pembinaan kesehatan usia lanjut dilaksanakan sebagai berikut dengan :
1. Menyesuaikan perencanaan pembinaan kesehatan usia lanjut dalam perencanaan
puskesmas.
2. Menyesuaikan dengan kegiatan pokok lainnya dalam lokakarya mini puskesmas.
3. Menyesuaikan kondisi dan kebutuhan setempat.
4. Mendorong terwujudnya peranserta masyarakat melalui lembaga swadaya masyarakat
, PKK, organisasi sosial atau potensi lain yang ada.
2. Pelaksanaan ( P2)
a. Kegiatan Promotif.
Bertujuan meningkatkan gairah hidup usia lanjut agar merasa tetap dihargai dan
berguna.misal penyuluhan dan senam .
b. Kegiatan Preventif.
Bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyakit dan komplikasi
yang diakibatkan oleh proses degenerative ( lewat KMS dan Buku Pemantauan
Kesehatan Pribadi Lanjut Usia ).
c. Kegiatan kuratif.
Upaya yang dilakukan adalah pengobatan dan perawatan .
d. Kegiatan Rehabilitatif.
Upaya yang dilakukan bersifat medic, psikososial, edukatif, dan pengembangan
ketrampilan .
e. Kegiatan Rujukan.
Upaya yang dilakukan untuk mendapat pelayanan kuratif dan rehabilitative yang
memadai dan tepat waktu sesuai kebutuhan ke fasilitas yang lebih lengkap.
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi
pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan
karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi
sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola
keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat
perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk
tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau dampak yang
mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko
yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini
perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau
dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan.
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan
aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga
agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.