17
18
2. Pengkajian (Assement).
Pengkajian laporan kasus dilakukan secara langsung dengan
metode wawancara pada tanggal 25 April 2017 di rumah Tn. A. Dalam
pengkajian Tn. A mengatakan beberapa hari ini mengalami keluhan
seperti padangan mata kabur, lemas, kaki kesemutan, kencing pada
malam hari sampai 3 - 4 kali, keluhan ini sudah terjadi sekitar 3 bulan
yang lalu sampai berat badan Tn. A dari 75kg berkurang menjadi 63kg,
tetapi Tn. A baru mengetahui jika ini tanda - tanda penyakit DM baru
sebulan yang lalu lewat Puskesmas Purwokerto Timur, tapi frekuensi
keluhannya sekarang tidak separah 3 bulan yang lalu awal - awal terkena
penyakit DM. Tn. A tidak memiliki riwayat DM dari keluarganya. Tn. A
diberitahu oleh pihak puskesmas bahwa dirinya terkena penyakit DM
ketika di cek Gula Darah Sewaktu nilainya: 244 (mg/dL).
Riwayat dan tahapan keluarga Tn. A sebagai kepala keluarga,
kebutuhan sehari - hari keluarga dipenuhi oleh Tn. A bersama istri dan
anak ke duanya. Penghasilan keluarga kurang lebih Rp.1.500.000,- per
bulan yang diperoleh dari hasil kerja Tn. A sebagai pedagang ronde
keliling, istrinya Ny. H sebagai loper Koran, dan anaknya yang kedua
sebagai pedagang. Menurut pengakuan keluarga, penghasilan yang ada
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Seluruh kebutuhan
rumah tangga ditanggung bersama - sama. Tahapan perkembangan
keluarga saat ini berada pada tahapan VI, yaitu keluarga usia dewasa,
tidak ada tahap perkembangan keluarga yang sampai saat ini belum
terpenuhi namun ada tugas keluarga yang belum dapat dicapai saat ini
yaitu keluarga belum mampu menangani maupun merawat penyakit DM
yang diderita Tn. A. Pada pengkajian lingkungan rumah didapatkan data
rumah Tn. A tipe permanen dengan luas 6,5x14 m2, kepemilikan rumah
pribadi, terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1
dapur, 1 kamar mandi dan wc, 1 sumur yang berada di dalam belakang
rumah. Keadaan lantai terbuat keramik. Penerangan sudah menggunakan
listrik sendiri, dan menggunakan listrik pada malam hari, pada siang hari
19
kotor, lantai ruang tamu yang banyak bekas ban sepeda karena minim
ruang garasi atau tempat. Untuk fungsi pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan, keluarga Tn. A sudah mengetahui keuntungan yang dapat
diperoleh dari fasilitas kesehatan, misalnya setiap ada anggota keluarga
yang sakit setelah minum obat di warung tidak kunjung sembuh lalu di
pergi ke puskesmas untuk mendapatkan obat yang spesifik terhadap
penyakitnya..
Stres dan koping keluarga yang saat ini dirasakan adalah keluhan
yang terjadi seperti kaki kesemutan, dan penglihatan mata yang kabur
karena mengganggu aktivitas sehari - hari. namun respon yang dihasilkan
terhadap stressor tidak membuat panik karena keluhan yang terjadi pada
Tn. A biasa terjadi dan akan menghilang jika dibawa istirahat.
Harapan keluarga dengan datangnya mahasiswa praktek
keperawatan dapat menambah wawasan dan informasi tentang risiko
trauma akibat dari penyakit DM yang dialami Tn. A. Keluarga juga
berharap Tn. A cepat sembuh dari penyakit yang dideritanya dan
terhindar dari trauma.
a. Riwayat Keperawatan.
Riwayat keperawatan Tn. A diawali dengan adanya keluhan
beberapa hari ini seperti kesemutan pada kaki, penglihatan kabur,
lemas, dan sehari sebelum kejadian Tn. A kemarin terjatuh karena
penglihatannya kabur, lingkungan dalam rumah Tn. A banyak benda
yang memang berisiko menciderainya (seperti bangku keropos, jarum
yang tergeletak sembarangan). Pertama kali terasa keluhan tersebut 3
bulan yang lalu Tn A merasakan kaki kesemutan, lemas, penglihatan
kabur, frekuensi kencing yang meningkat. Tn. A tidak memiliki
riwayat DM dari keluarganya. Tn. A baru mengetahuan kadar gula
darah dalam tubuhnya tinggi baru 1 bulan yang lalu di puskesmas
puwokerto timur 1 dengan hasil 244 (mg/dL). Tapi keluhan tersebut
22
b. Pemeriksaan fisik.
Hasil pemeriksaan fisik pada Tn. A yang dilakukan dengan
pemeriksaan head to toe dan tanda - tanda vital diantaranya keadaan
umum baik, kesadaran composmenthis (E4V5M6), tekanan darah
130/90 mmHg, nadi 86 kali/menit, respirasi 22 kali/menit, Suhu
36,6 ‘C, berat badan 63 kg, tinggi badan 160 cm. Saat dilakukan
pengkajian fisik tidak ada bekas luka yg membengkak atau
membusuk.
4. Perencanaan (Plan)
Perencanaan keperawatan untuk diagnosa risiko trauma
berhubungan dengan penyakit DM pada keluarga Tn. A khususnya pada
Tn. A menggunakan lima tugas kesehatan keluarga yang dipadukan
dengan NOC dari diagnosa risiko trauma: perilaku keselamatan: luka
fisik dan NIC yaitu: manajemen keamanan lingkungan, direncanakan
lima kali kunjungan mulai tanggal 25 April 2017 – 30 April 2017,
perencanaan tersebut meliputi :
a. Tujuan Umum (TUM):
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama lima kali kunjungan
diharapkan risiko trauma pada Tn. A dapat berkurang atau hilang.
b. Tujuan Khusus (TUK) :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 x 30 menit setiap
kali kunjungan, diharapkan :
1) Keluarga dan Tn. A mampu mengenal dan mengerti tentang risiko
trauma terhadap penyakit DM.
Untuk kriteria evaluasinya adalah berespon verbal, dengan standar
evaluasi: keluarga dan Tn. A mampu mengenali risiko trauma
karena penyakit DM, mampu menanggulangi terjadinya risiko
trauma, dan mampu terhindar dari trauma yang terjadi karena
penyakitnya maupun pengelolaan risiko trauma, dan melaporkan
bahwa risiko trauma berkurang atau hilang tidak terjadi trauma.
Intervensi :
a) Gali pengetahuan keluarga tentang apa itu risiko trauma.
b) Diskusikan tentang arti serta gejala yang berisiko menjadi
trauma karena penyakit DM.
c) Bimbing keluarga untuk menjelaskan kembali apa yang perlu
diketahui.
d) Bimbing keluarga untuk menjelaskan kembali apa yang telah
dijelaskan oleh petugas.
24
Intervensi :
a) Libatkan keluarga agar lingkungan aman dari bahaya benda
tajam maupun tumpul yang berisiko terhadap gangguan
sensasi yang dimiliki pasien.
b) Motivasi keluarga supaya memberi pegangan membersihkan
lantai kamar mandi agar terhindar dari resiko jatuh.
c) Beri reinforcement positif atas kesediaan keluarga.
5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Untuk kriteria evaluasinya adalah berespon psikomotor, dengan
standar evaluasi: Tn. A dan keluarga mampu menyebutkan tempat
pelayanan kesehatan misalnya puskesmas untuk mengontrol
penyakit DM dan keluarga memilih salah satu tempat pelayanan
kesehatan untuk mengontrol penyakit DM.
Intervensi :
a) Jelaskan tempat - tempat pelayanan kesehatan untuk
mengatasi kesehatan.
b) Bimbing Tn. A dan keluarga dalam memilih tempat pelayanan
kesehatan.
c) Beri reinforcement positif atas pilihan keluarga.
5. Pelaksanaan.
Pelaksanaan keperawatan dalam Asuhan keperawatan keluarga
risiko trauma pada lansia Tn. A dilakukan mulai kunjungan pertama, hari
selasa 25 April 2017 pukul 10.00 WIB dengan memperkenalkan diri,
menerangkan tujuan petugas datang ke tempat Tn. A untuk apa,
menciptakan hubungan saling percaya, melakukan pengkajian terhadap
keluarga Tn. A, melakukan kontrak waktu sekarang dan selanjutnya,
mengecek tekanan darah, dan mengecek gula darah puasa.
Kunjungan kedua, hari kamis, 27 April 2017 pukul 14.00 WIB
dengan menciptakan hubungan saling percaya, melakukan kontrak
waktu, mengecek tekanan darah, menggali pengetahuan Tn. A dan
26
6. Evaluasi.
Setelah melakukan tindakan keperawatan selama lima hari
kunjungan diperoleh data subjektif: Tn. A mengatakan sudah melayang
ditentukan pada keluarga Tn. A khususnya pada Tn. A untuk menilai
hasil serta menentukan rencana tindak lanjut perlu dilakukan tahap
evaluasi. Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan khusus yang hendak
dicapai sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan disetiap
kunjungan dan diakhir sebagai penilaian secara keseluruhan terhadap
pencapaian diagnosis
Tujuan Khusus I : setelah dilakukan intervensi selama 1 kali
pertemuan dengan keluarga dan Tn. A mampu menjawab pengertian
risiko trauma adalah: kondisi ketika individu berisiko mengalami cedera
jaringan yang tak disengaja (misal luka, terbakar, fraktur), keluarga dan
Tn. A mampu menyebutkan penyebab gangguan sensasi yang muncul
disebabkan oleh proses penyakit DM terjadi karena insulin hasil produksi
pankreas tidak cukup atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal
terhadap insulin. Sehingga terjadilah gangguan pengiriman gula ke sel
tubuh. Tn. A dan keluarga paham dan mengerti tentang risiko trauma
yang disebabkan oleh penyakit DM seperti luka yang tidak kunjung
sembuh karena terkena benda tajam, terpeleset, dan jatuh. Tn. A dan
28
B. Pembahasan.
Dalam sub bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan
antara teori dengan praktek selama melakukan asuhan keperawatan yang
dilakukan pada keluarga Tn. A terutama pada lansia Tn. A pada risiko
trauma terhadap penyakit DM, telah penulis laksanakan dari tanggal 25
April 2017 sampai dengan tanggal 30 Mei 2017 di Desa Arcawinangun
RT 02 RW 03 Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.
Tujuan pembahasan adalah untuk menjawab tujuan penulisan
atau bagaimana tujuan penulisan tersebut tercapai, termasuk kesenjangan
- kesenjangan yang ditemukan selama melakukan asuhan keperawatan
pada keluarga Tn. A pada lansia Tn. A dengan risiko trauma terhadap
penyakit diabetes millitus di Desa Arcawinangun RT 03 RW 02
Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas. Pembahasan
difokuskan pada aspek riwayat keperawatan, masalah keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
30
1. Pengkajian
Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 25 April 2017. Pada
pengkajian, penulis tidak mengalami kesulitan karena seluruh anggota
keluarga Tn. A dapat bekerjasama dan memberikan informasi mengenai
masalah kesehatan dalam keluarga dengan jelas. Penulis melakukan
pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi
dan pemeriksaan fisik.
Pada tahap pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn. A
dengan teknik wawancara langsung dengan Tn. A beberapa hari ini
mengalami keluhan seperti padangan mata kabur, lemas, kaki kesemutan,
keluhan ini sudah terjadi sekitar 3 bulan yang lalu sampai berat badan
Tn. A dari 75 kg berkurang menjadi 63 kg, tetapi Tn. A baru mengetahui
jika ini tanda - tanda penyakit DM baru sebulan yang lalu lewat
Puskesmas Purwokerto Timur, tapi frekuensi keluhannya sekarang tidak
separah 3 bulan yang lalu awal - awal terkena penyakit DM. Tn. A tidak
memiliki riwayat DM dari keluarganya. Tn. A diberitahu oleh pihak
puskesmas bahwa dirinya terkena penyakit DM ketika di cek Gula Darah
Sewaktu nilainya: 244 (mg/dL), saat dicek lagi oleh saya nilai Gula
Darah Puasanya 128 (mg/dL) hal ini sudah sesuai dengan teori menurut
(Williams & Wilkins, 2012, dalam Rakhmawati, 2016) yaitu
pemeriksaan penunjang ditemukannya gula darah puasa diatas 126
(mg/dL). Tn. A mengatakan tidak pikun atau sering lupa ingatan. Tn. A
mengatakan sebelum terkena penyakit DM dirinya mengatakan
makannya sembarangan yang mengandung gula tinggi. Lingkungan
rumah Tn. A masih banyak benda yang membahayakan kesehatannya
contoh kursi, lemari keropos, benda tajam seperti jarum yang tergeletak
disembarang tempat, lantai WC yang kotor dan licin. Hal tersebut sesuai
dengan teori menurut (Herdman & Kamitsuru, 2015, p. 433). yaitu
pengkajian risiko trauma dapat dilihat dari faktor internal maupun
eksternal, meliputi: Penglihatan, keseimbangan, suhu atau sensasi taktil,
kordinasi otot kecil dan besar, kordinasi tangan-mata, kurang
31
2. Perumusan masalah.
Berdasarkan data - data yang diperoleh dari pengkajian kemudian
dilakukan analisa data, masalah keperawatan yang muncul pada keluarga
Tn. A terutama pada lansia Tn. A adalah risiko trauma. Masalah
keperawatan risiko trauma diartikan kondisi ketika individu berisiko
mengalami cedera jaringan yang tak disengaja (misal luka, terbakar,
fraktur) (Herdman & Kamitsuru, 2015, p. 433).
32
4. Pelaksanaan.
Pelaksanaan tindakan keperawatan dalam Asuhan Keperawatan
Keluarga Tn. A pada lansia Tn. A dengan Risiko Trauma terhadap
penyakit Diabetes Millitus di Kelurahan Arcawinangun RT 02 RW 03
Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas selama lima kali
kunjungan mulai tanggal 25 April 2017 – 30 April 2017. Tindakan
keperawatan ini sesuai dengan rencana tindakan berdasarkan NOC:
safety behaviour (perilaku keselamatan): physical injury (cedera fisik)
dan NIC yaitu: Environmental management safety (management
keamanan lingkungan), yang didasarkan pada lima tugas perawatan
keluarga.
Untuk diagnosa Risiko Trauma implementasi yang sudah
dilakukan penulis antara lain: mendiskusikan tentang Risiko Trauma
35
5. Evaluasi.
Pada asuhan keperawatan, evaluasi didasarkan pada kriteria hasil
yang ingin dicapai. Keberhasilan implementasi dapat dilihat dari evaluasi
sebelum tindakan dan sesudah tindakan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama lima kali
kunjungan dengan data subjektif: Tn. A dan keluarga sudah mengerti
cara pengelolaan keamanan lingkungan risiko trauma terhadap penyakit
DM, Tn. A mengatakan sudah mengetahui lingkungan yang seperti apa
yang bisa menyebabkan cedera yang tidak disengaja. Objektif: Tn. A dan
keluarga mengaplikasikan pengelolaan keamanan lingkungan terhadap
risiko trauma terhadap penyakit DM yang telah diajarkan, lingkungan
terlihat tertata dilihat dari penataan benda-benda yang rapuh dan tajam
tidak berserakan, terlihat lantai WC bersih dan tidak licin. Penerangan
lampu sudah digunakan dengan baik, Hal tersebut sesuai dengan teori
(Moorhead, dkk. 2016, p. 111). Analisis: masalah keperawatan risiko
trauma pada Tn. A teratasi. Planning: dipertahankannya tindakan -
tindakan yang telah diajarkan secara rutin, memotivasi untuk selalu
menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan untuk kenyaman pasien,
dan mau memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan kontrol ke
pelayanan kesehatan terdekat bila keluhan kambuh, serta untuk tujuan
umum sudah tercapai karena waktu evaluasi akhir Tn. A tidak mengalami
trauma karena penyakit DM.